Analisis energi untuk gerak langkah manu (1)

Analisis energi untuk gerak langkah manusia berjalan
Gerak manusia berjalan atau berlari ditandai dengan lintasan gerak translasi pusat massa orang tersebut.
Namun karena tungkai yang bergerak melangkah tidak dapat dianggap sebagi partikel, maka tinjauan
geraknya harus memperhitungkan ketegaran tungkai, karenanya model yang lebih tepat digunakan adalah
model gerak rotasi tungkai, dengan pinggul yang merupakan tempat beradanya pusat massa tubuh
menjadi sumbu rotasi geraknya. Dalam gerak semacam ini, peran tendon sangat penting sebagai
komponen penyimpanan energi elastik dan pelepasannya saat diperlukan.
Pada gerak rotasi tungkai saat melangkah terdapat tiga fasa berturutan, Pertama, saat posisi pusat massa
tubuh bergerak naik. Kedua, saat tungkai berayun dengan amplitudo sudut θ. Ketiga, saat posisi pusat
massa tubuh kembali bergerak turun. Untuk gerak berjalan, pada saat melangkah, selalu ada satu kaki
yang bersentuhan dengan tanah, jadi tidak ada saat kaki kedua-duanya melayang ( tidak bersentuhan
dengan tanah ); inilah yang membedakan gerak berjalan dan berlari.
Pada saat terjadi gerak satu langkah sempurna, titik pusat massa tubuh akan berpindah arah mendatar,
sejauh x, dengan x = 2L sin (θ/2) , dengan L adalah panjang tungkai, dan θ adalah sudut terbesar antara
tungkai depan dengan tungkai belakang ( lihat gambar 2 )

Perhatikan gambar berikut ini

Gambar 1 : Gerak satu langkah sempurna

Gambar 2


: Satu Langkah Sempurna

Jika β adalah sudut yang dibentuk tungkai ayun terhadap arah vertikal, maka torsi yang
dilakukan otot tungkai tersebut M, dan memenuhi persamaan:
2

M=I

d β μ.g. L
+
sin β
2
dt 2
..........................................................................................(1)

dan untuk β yang cukup kecil ( sin β

¿


β), diperoleh

2

d β μ. g.L
M
+
β=
2
2I
I ..................................................................................................(2)
dt
Dengan μ menyatakan massa tungkai , g menyatakan percepatan gravitasi , L panjang tungkai
dan I menyatakan momen inersia tungkai.
Bila terdapat gangguan dari luar ( misal gaya gesekan/hambatan, dan sebagainya), maka
persamaan (1) harus ditulis dalam bentuk :

d2 β μ . g . L
M =I 2 +
β+

2
dt
M luar................................................................................(3)
Dengan M luar menyatakan torsi karena adanya pengaruh luar tersebut .
Sementara, dianggap pengaruh luar belum ada ( M luar = 0 ), maka dari keadaan awal :

θ
β ( 0 ) = - 2 , dan


=ω0
dt

serta dari definisi bahwa

diselesaikan menjadi :

( θ2 + IωM2 ) cos ωt + ωω sin ωt + IωM

β (t )=


o

2

ω=



μ .g . L
2I
, persamaan (2) dapat

.............................................................(4)

Dari solusi ini terlihat adanya kesesuaian antara gerak tungkai ( osilasi ) dengan apa yang sudah
dibahas melalui analisis kinematika terdahulu.

Untuk satu langkah sempurna, tungkai berayun


θ
θ
dari posisi β(0) = - 2 hingga ke posisi β (T )= + 2 , dengan perpindahan pusat massa tubuh
θ
sejauh x = 2 L sin ( 2 ) dan waktu yang diperlukan untuk kondisi tersebut adalah T.
2 L sin
T=

( θ2 )

V

Jadi
mendatar.

, dengan V menyatakan kecepatan rerata gerak pusat massa pada arah

Jika persamaan (2) diselesaikan untuk menentukan nilai torsi M, dengan memasukkan

θ

nilai β ( T ) = 2 , maka didapat:
M=

][

ω sin( ωT )
Iω 2 θ 1+ cos( ωT )
− o
2 1−cos ( ωT )
ω ( 1−cos( ωT ) )

[

]

…………………………………………(5)

Selama satu perioda gerak langkah sempurna, dapat didefinisikan daya rerata sebagai

W ∫ Md β

PR = =
T
T

θ
θ
dengan batas β dari - 2 hingga + 2

Dengan demikian diperoleh :

MθV
θ

2 L sin
2
PR = T =

()

…………………………………………………………………..(6)


Selain daya untuk berayunnya tungkai selama gerak ini, dikeluarkan juga daya yang terkait
dengan perubahan vertikal posisi pusat massa tubuh, yang untuk tiap langkah besarnya

(

m. g . V 1−cos.

PPM =

mg Δy
=
1
θ
T sin
2
2

()


( θ2 ))
…………………………………………………….(7)

m adalah massa tubuh.
Sehingga daya total tiap langkah adalah :
P = PR + PPM …………………………………………………………………………..(8)
Dari besaran daya ini dapat ditentukan konsumsi energi yang dikeluarkan tiap kilogram massa
tubuh untuk setiap kilometer jarak yang ditempuh sebagai:

atau

kJ
kgkm …………………………………( 9.a )

P
KE = mV

dalam satuan

0,24 P

mV
KE =

kkal
dalam satuan kgkm …………………………………..(9.b)

dengan P dihitung dari persamaan (7) serta persamaan-persamaan pendukung lainnya
Hasil pengujian terhadap konsumsi energi yang dihitung dari persamaan di atas, akan dicocokkan
dengan pernyataan Hukum Margaria5) yang menyatakan bahwa konsumsi energi ini mendekati
angka 1 kkal/kg km.

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

IbM Pemanfaatan Biopestisida untuk Mengendalikan Hama Uret (Lepidiota stigma) Pada Tanaman Tebu

8 129 1