Kata kunci: globalisasi dan pembangunan wilayah PENDAHULUAN - GLOBALISASI DAN PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA

  Jurnal Ekonom, Vol 15, No 4, Oktober 2012

GLOBALISASI DAN PEREKONOMIAN SUMATERA UTARA

  Dosen PNS Kopertis UMSU bahri.syaiful80@yahoo.com

  inter industry trade

  Sejalan dengan perubahan- perubahan teknologi yang cepat pada bidang Transportasi dan telekomunikasi di atas, tampak pula perubahan teknologi di bidang Travel /Tourism, dimana termasuk

  barang maupun jasa ; selanjutnya pada kegiatan alokasi serta distribusinya.

  outcome , baik pada kegiatan produksi

  . Inilah yang dewasa ini mulai menimbulkan perubahan-perubahan cepat pada segi input, process, output and

  invention

  maupun

  innovation

  terjadi revolusi teknologi yang luar biasa, yaitu pemanfaatan teknologi digital di dalam kombinasi dengan komputer dan software yang semakin canggih, dan teknologi satelit yang semakin praktis. Hasilnya adalah cyberspace yang memungkinkan multimedia communication bahkan beberapa kota dunia telah menobatkan dirinya sebagai ciber city seperti apa yang di claim oleh Malaysia yang membangun kota baru Putra Jaya sebagai pusat pemerintahannya..Sistem komunikasi yang cepat tersebut telah memungkinkan diubahnya dengan cepat data serta informasi menjadi knowledge, yang merupakan pada gilirannya sumber dari pada baik

  Information

  Di bidang Telecomunicationand

  , dan berarti pula peran pemerintah semakin minim dan bahkan dituntut peran swasta yang semakin menunjukkan gejala efisiensi dan skala ekonomi. Hal ini menunjukkan betapa kompetensi (knowledge, skill dan ethics) menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan dunia masa lalu, masa kini dan masa depan.

  komprehensif ini di dukung oleh prasarana laut, darat dan udara yang makin canggih, dan yang dikelola semakin lama mengikuti prosedur computerize andjust in time . Sistem ini semakin mendukung munculnya praktek global subcontracting diantara perusahaan dan industry di belahan dunia, sedemikian sehingga menimbulkan apa yang disebut sebagai gejala inter firm and

  

Abstract: The process of Globalization was already in front of us and can not be

negotiable. In this era we are challenged to openly competition accordance with

the principles of the market mechanism without significant government influence.

  

Syaiful Bahri

  jarak jauh yang berskala mega, yang menyatukan hampir semua sistem angkutan, sehingga menimbulkan apa yang saat ini disebut global door to door inter

  (container)

  Di aspek transportasi udara , laut dan darat kita melihat dan merasakan sarana yang semakin berskala besar, berkecepatan tinggi, dan bersifat antar-moda. Jelas sekali ini tampak pada angkutan peti kemas

  Proses Globalisasi yang berarti dunia tanpa batas bersumber pada perubahan teknologi yang sangat pesat dan bersifat universal berpengaruh besar dewasa ini terhadap aspektransportation, telecomunication dan travel/tourism.

  Kata kunci: globalisasi dan pembangunan wilayah PENDAHULUAN

  Ekonomimakro (Macroeconomic development) selama ini menjadi panutan kemudian perlahan bergeser menjadi pembangunan spatial (spatial development) yang patut untuk dicermati bersama.

  

mechanism) tanpa pengaruh pemerintah secara berarti.Pembangunan

  tidak bisa ditawar-tawar lagi. Di dalam era seperti ini kita ditantang untuk bekompetisisi secara terbuka sesuai dengan prinsip mekanisme pasar (market

  

Abstrak: : Globalisasi atau proses penduniaan sudah berada di hadapan kita dan

  

Macroeconomic development has been the role model then slowly shifted to the

development of spatial that ought to be observed together.

  modal through freight system . Sistem yang

  Syaiful Bahri: Globalisasi dan Perekonomian

  pula kegiatan pariwisata. Revolusi di bidang ini perkembangannya dalam kapal terbang jumbo jet dengan pelayanan dan biaya rendah (low cost carrier transport), yang mampu terbang jarak jauh dan biaya terjangkau antar benua dalam kondisi nyaman serta keamanan yang berkualitas tinggi. Sebagai akibat dari perkembangan teknologi tersebut munculah gejala

  travelling jarak jauh dan mendunia, yang

  pada gilirannya telah menjadikan pariwisata sebagai industri yang berkembang cepat. Di darat hal ini mulai ditandingi dengan kereta api super cepat ; di laut dengan kapal mewah cepat berukuran besar. Kesemua perkembangan sistem angkut penumpang di atas telah menyebabkan mobilitas penduduk dunia melonjak cepat.

  Revolusi teknologi tersebut telah menyebabkan biaya angkut barang dan penumpang, serta biaya komunikasi dan informasi, yang semakin murah. Keterjangkauan global yang diakibatkannya telah menimbulkan apa yang disebut sebagai borderless world, dimana arus lintas batas dari : (i) barang , (ii) jasa, (iii) penduduk, khususnya tenaga kerja dari berbagai jenjang keterampilan serta keahlian, (iv) uang dan modal dan (v) informasi serta pengetahuan. Situasi

  borderless world inilah yang menggerakkan

  proses globalisasi

  • – proses penduniaan, yang sangat memperketat persaingan global pada berbagai barang dan jasa, sektor serta perekonomian tidak hanya pada skala dunia tapi juga skala regional atau nasional bahkan lokal. Kondisi ini akan memberikan tantangan, ancaman bahkan bahaya ; tapi juga membuka semakin banyak kesempatan.

  HASIL DAN PEMBAHASAN Makroekonomi Wilayah Sumatera Utara

  Pembangunan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional, pada hakekatnya adalah upaya terencana untuk meningkatkan kapasitas daerah dalam mewujudkan masa depan yang lebih baik bagi daerah tersebut khususnya bagi masyarakat dalam semua lapisan dan bagian wilayah. Dewasa ini banyak ahli ekonomi kembali melakukan kajian terhadap faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi. Keadaan ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena dan perkembangan teori yang memasukkan faktor eksternalitas berupa inovasi (inovation) , teknologi

  (technology) , kreativitas (creativity) ,

  jejaring (networking) dan Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai mesin penggerak pertumbuhan ekonomi.

  Pada tahun 2009, pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara mengalami perlambatan sebesar 0,65 persen dibanding tahun 2008, menjadi 5,07 persen. Trend pertumbuhan ekonomi di Sumatera Utara searah dengan perkembangan di tingkat nasional. Pencapaian pertumbuhan ekonomi ini didukung oleh sektor pertanian yang memberi sumbangan sebesar 1,15 persen, disusul oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar 1,00 persen, sektor pengangkutan dan komunikasi 0,70 persen, sektor jasa-jasa 0,66 persen, sektor industri pengolahan 0,63 persen, dan sisanya oleh keempat sektor lainnya. Sedangkan perlambatan pertumbuhan ekonomi ini terjadi pada sektor pertambangan dan sector bangunan dan konstruksi. Angka pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara kemudian meningkat lagi di tahun 2010 sebesar 6.42 persen dan pada tahun 2011 angka pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara meingkat menjadi 6,63persen dan hal ini melebihi pertumbuhan di tingkat nasional 6,5 persen, walaupun demikian lebih rendah di tahun 2012 sebesar 6.22 persen dibanding nasional sebesar 6.3 persen.

  PDRB Sumatera Utara dari sudut penggunaannya dapat dilihat bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara adalah kontribusi dari konsumsi masyarakat adalah merupakan komponen yang terbesar yang kemudian diikuti oleh ekspor, impor dan pembentukan modal. Peningkatan konsumsi masyarakat terjadi pada pengeluaran untuk bahan makanan yang mencapai lebh dari 60 persen sedangkan untuk non makanan sekitar 40 persen. Pertumbuhan ekonomi Sumut Pertumbuhan ekonomi Nasional Pertumbuhan ekonomi regional

  Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013

Gambar 1. : Pertumbuhan ekonomi

  Sumatera Utara dalam RPJMD Tahun 2009-2013 untuk tahun 2011 ditargetkan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara adalah 6,50% dan telah dapat dicapai diatas target sebesar 6,58%, 2012 sebesar 6,74% dan 2013 sebesar 6,98%, tentunya target ini jauh lebih optimis dari sasaran yang ingin dicapai nasional, hal ini akan dapat tercapai terlebih lagi dengan semakin giatnya Pemerintah Provinsi Sumatera Utara memperbaiki fasilitas infrastruktur seperti Bandara Kuala Namu telah selesai pembangunannya.

  Perkembangan Sumatera Utara di wilayah barat, merupakan salah satu propinsi di Sumatera yang dewasa ini sedang mengalami proses industrialisasi yang cukup menonjol. Dapat diperkirakan pada masa depan proses transformasi ekonomi akan diikuti proses perubahan spatial akan semakin meluas dan menjangkau banyak wilayah. Merebaknya kerjasama pembangunan spatial lintas batas di beberapa wilayah akan semakin memacu proses perubahan tersebut. Di bawah kerjasama ekonomi ASEAN Indonesia telah melihat munculnya cross border

  spatial cooperation

  , yaitu IMT

  Ekspor Sumatera Utara

  Kinerja ekspor Sumatera Utara pada tahun 2011 relatif cukup menggembirakan. Ekspor Sumatera Utara dengan nilai ekspor 11,88 ribu US dolar meningkat dari 9,15 ribu dolar pada tahun 2010 dan mengalami penurunan di tahun 2012 menjadi 10,38 ribu US dolar. Dengan kinerja seperti ini telah mampu mendongkrak surplus perdagangan luar negeri Sumatera Utara. Kondisi eksor Sumatera Utara terutama pertumbuhannya sejalan apa yang terjadi di tingkat nasional ahun 2009 mengalami pertumbuhan negatip kemudian di tahun 2010 dan 2012 mengalami pertumbuhan positip dan kemudian pertumbuhan negatip di tahun 2012.

  1

  2

  3

  4

  5

  6

  7 2009 2010 2011 2012

  Persen tase Tahun

  • – GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Area). Karena perkembangan semakin meluas, maka kerjasama tersebut melibatkan semua pihak terutama kerjasama sektor swasta di ASEAN yang semakin meningkat baik secara kuantitas maupun kualitas. Di masa mendatang Sumatera utara akan lebih berkembang sebagai growth centeryang lebih kuat di bandingkan dengan wilayah lainnya karena manfaat dari mesin ekonominya dan growth triangel hasil IMT-GT.

  Syaiful Bahri: Globalisasi dan Perekonomian

  

Gambar 2. : Volume ekspor

  Bila dilihat menurut jenis komoditas yang diekspor, struktur ekspor Sumatera Utara periode 2012 dan 2011 tidak jauh berbeda dengan periode yang sama tahun 2010. Ekspor Sumatera Utara sampai saat ini masih didominir oleh sektor industri yang kontribusinya sebesar 73,76 persen dari total ekspor Sumut. Komoditi utama yang diekspor adalah lemak dan minyak hewan/nabati, karet dan barang dari karet, kopi, teh dan rempah-rempah, berbagai produk kimia, tembakau, kakao/coklat, ikan dan udang, kayu, barang dari kayu, sabun dan preparat, pembersih dan alumunium. Tanaman Palawija juga menjadi salah satu andalan ekspor. Terdapat 2 (dua) unggulan di provinsi ini untuk sektor pertanian yaitu sub sektor perkebunan dan perikanan. Untuk sub sektor perkebunan terdapat 5 (lima) komoditi unggulan, antara lain kakao, karet, kelapa sawit, kopi dan tebu. Sedangkan dari sub sektor perikanan. Akan tetapi dikarenakan kelesuan ekonomi dunia dan ditambah lagi oleh krisis keuangan di Amerika Serikat berdampak terhadap perekonomian nasional, maka terjadi penurunan terhadap permintaan ekspor barang-barang di Sumatera Utara. Provinsi Sumatera Utara mempunyai unggulan untuk perikanan laut dan budidaya. Sebagai pendukung kegiatan perekonomian, provinsi ini memiliki 4 (empat) kawasan industri yaitu Kawasan Industri Medan, Medan Star Industrial estate, Binjai dan Pulahan Seruai Industrial Estate dengan dukungn sarana perhubungan yang memadai berupa pelabuhan laut sebanyak 22 (dua puluh dua) pelabuhan dan 7 (tujuh) Bandar Udara baik nasional maupun perintis yaitu Bandara Sibisa, Binaka, Silangit, Pulau Batu, Aek Gondang, Pinang Sori, dan BandaraKuala Namu sebagai bandar udara utama.

  Nilai ekspor dan PDRB Sumatera Utara mengalami penurunan pada tahun 2009.Hal ini merupakan dampak krisis global yang terjadi pada tahun 2008. Meski nilai ekspor turun cukup besar tapi masih menggembirakan karena neraca perdagangan Sumatera Utara tetap surplus dimana impor hanya US $ 2,67 miliar dan persentase ekspor terhadap PDRB mengalami peningkatan dari tahun 2008 menjadi sebesar 30,31persen. Komoditas yang mengalami penurunan ekspor adalah karet dan barang dari karet, anjlok 38,42 persen dibanding tahun 2008 sebesar 1,921 miliar US $. Walaupun terjadi penurunan baik volume maupun nilai ekspor Sumatera Utara, namun kontribusi ekspor terhadap PDRB Sumatera Utara terus mengalami kenaikan dari Tahun 2008 dari 29,83 persen menjadi 30,31 persen pada Tahun 2009 dan 31,85 persen pada tahun 2010.

  

Gambar 3. : Nilai ekspor

  6,000,000 8,000,000

  10,000,000 2009 2010 2011 2012

  Ton Tahun

  Volume ekspor 10,000,000 20,000,000 2009 2010 2011 2012

  Ribu US$ Tahun

  Nilai ekspor

  Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013

  semakin berubah cepat di masa yang akan datang. Hal ini akan menciptakan lingkungan usaha yang bersifat bergejolak, yang disertai peningkatan jumlah, jenis serta kualitas persaingan dan dihadapi oleh perusahaan-perusahaan, kelompok industri, sektor-sektor, wilayah-wilayah dan perekonomian nasional secara keseluruhan.

  , baik di kota maupun di pedesaan. Hal ini terlihat pada peningkatan pada permintaan bagi sandang , pangan perumahan, pendidikan, kesehatan, liburan, bahkan kehidupan kerohanian.

  consumer boom

  ) semakin naik baik pria maupun wanita. Kejadian ini pula menunjukkan adanya kenaikan pada pendatan per kapita yang dibarengi oleh semakin berkurangnya jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan absolut. Pada akhirnya proses transformasi demografi tersebut telah menimbulkan gejala

  Expectancy

  Berdasarkan beberapa indikator sosial menunjukkan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) semakin meningkat, bersamaan dengan ukuran keluarga yang semakin kecil. Tingkat Melek Huruf Kelompok Usia Dewasa (Adult Literacy Rate) telah pula meningkat cepat dan Harapan Hidup Waktu Lahir (Life

  Transformasi Demografis

  Hal ini akan berlaku baik bagi dimensi barang maupun jasa pada setiap perekonomian. Perubahan konfigurasi SWOT ini akan menimbulkan keharusan pada setiap lembaga termasuk yang bergerak di bidang ekonomi untuk melakukan langkah-langkah penyesuaian ; yang sebagiannya akan menjurus kepada perubahan mendasar. Bersamaan dengan pengurangan tingginya tembok tarif dan non tarif di bidang perdagangan, ketentuan ini akan mengakibatkan munculnya persaingan yang semakin tajam diantara perusahaan-perusahaan asing dan domestik sampai pada tingkatan terndah.

  Weakness, Opportunities, Threats ) yang

  Dari sisi eksternal, ekspor diperkirakan tumbuh kuat memenuhi permintaan di negara-negara partner dagang, khususnya untuk komoditi unggulan Sumatera Utara seperti kelapa sawit dan karet dimana direncanakan akan dilakukan peningkatan nilai tambah dengan telah terbentuknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Sei Mangkei sebagaimana amanat Peraturan pemerintah No. 29 tahun 2012.

  menciptakan konfigurasi SWOT (Strength,

  development secara bersama-sama akan

  Ke depan : di bawah pelaksanaan dan pemunculan AFTA sejak tahun 2003, APEC 2010/2020 dan WTO/GATT, bahwa proses industrialisasi, komersialisasi perekonomian yang disertai proses spatial

  Perubahan Kelembagaan

  Perubahan yang sangat cepat di bidang teknologi di atas makin menimbulkan keharusan bagi tiap ekonomi, sektor dan perusahaan untuk meningkatkan proses industrialisasi. Kegiatan ekonomi dengan proses industrilisasi mampu mempercepat diversifikasi barang dan jasa dalam kuantitas yang besar dan ketersediaannya. Proses industrialisasi dapat menggerakkan kegiatan di berbagai sektor ekonomi termasuk jasa dan pada akhirnya menuntut ketersediaan prasarana dan sarana yang semakin meningkat kualitas serta sklalanya.

  wilayah dimana proyek tersebut dijalankan akan tetapi juga berdampak terhadap makro ekonomi wilayah Sumatera Utara bahkan terhadap ekonomi Indonesia secara utuh dan menyeluruh.

  impact ) tidak hanya terhadap ekonomi

  Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei merupakan suatu bentuk pemusatan aktivitas ekonomi yang cenerung berlokasi pada suatu lokasi yang akan memberikan dampak ekonomi yang besar dan sekaligus memberikan dampak kepada wilayah sekitar (hinterland). KEK Sei Mangkei yang merupakan implementasi dari proyek MP3EI sebagai program percepatan pembangunan ekonomi Indonesia, maka aktivitas ini akan memberikan dampak ganda (regional

  Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia di Sumatera Utara dari tahun 2009 hingga 2013 mengalami fluktuasi selama periode tersebut dan status pembangunan manusia tentu saja meningkat dari tahun sebelumnya yaitu dari status menengah bawah menjadi menengah atas. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kondisi kesejahteraan masyarakat pada tahun tersebut bisa dikatakan cukup baik.

  Syaiful Bahri: Globalisasi dan Perekonomian

  4. Rata-rata lama sekolah 8.85 8,70 9,02

  IMT-GT dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan arus perdagangan dan investasi dari kawasan pertumbuhan tersebut.  Ketersediaan lahan dan infrastruktur memungkinkan Singapura dan Malaysia memanfaatkan Sumatera Utara sebagai daerah industry relocation 4.

   Kerjasama

   Terbatasnya komoditi unggulan yang benar-benar diunggulkan untuk pasar dalam maupun luar negeri  Iklim usaha yang kondusif masih sangat diperlukan untuk mendorong kegiatan investasi 3. Peluang

  oriented

   Biaya ekonomi tinggi menyebabkan inefisiensi dalam perekonomian  Terbatasnya pengusaha yang sudah memperoleh sertifikat ISO  Investasi yang berkembang cenderung untuk tidak export

  2. Kelemahan  Pendidikan yang masih relatif rendah dibandingkan dengan kebutuhan tenaga kerja di sektor moderen  Infrastruktur yang belum merata, sehingga pusat-pusat industri terkonsentrasi pada beberapa wilayah saja.

   Pusat perdagangan nasional dan internasional Indonesia bagian barat  Daerah yang menjadi sentra bagi ekspor non migas di Indonesia bagian barat  Memiliki pelabuhan udara dan laut yang bertaraf internasional  Letak geografinya berdekatan dengan sentra industri dan perdagangan internasional  Pemerintah daerah telah melakukan kerjasama dengan beberapa negara terutama ASEAN, IMT GT dan kota kembar  Tersedianya kawasan industri.

  1. Kekuatan  Sektor industri merupakan salah satu leading sectors di daerah ini

  Atas dasar analisis SWOT terhadap kondisi dan aktivitas wilayah tersebut di atas, maka Sumatera Utara dapat di simpulkan sebagai berikut :

  110 104 na Sumber : BPS KESIMPULAN

  6. Tingkat Penyerapan Tenaga Kerja

  69.20 72,20 72,46

  5. Angka harapan hidup

  23.15

  Tabel 1 : Perkembangan IPM Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008 2013 No Tahun

  2. Pendapatan per kapita 21,23 22,43

  79.5

  1. IPM 74,19 79,5

  II)

  Tabel 2 : Indikator Kesejahteraan Masyarakat Sumatera Utara No. Indikator 2010 2011 Progres 2012 (Triwulan

  Indeks Pembangunan Manusia (IPM)adalah gambaran integral tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu daerah sebagai dampak dari kegiatan pembangunan yang dilakukan.Perkembangan IPM memberikan indikasi peningkatan atau penurunan kinerja pembangunan manusia daerah.Peningkatan IPM Sumatera Utara mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat Sumatera Utara cenderung semakin membaik sejalan dengan peningkatan kinerja penyelenggaraan pemerintahan Sumatera Utara. Perkembangan ini ditandai dengan bertambahnya usia harapan hidup, rata-rata lama sekolah dan meningkatnya konsumsi (daya beli) per kapita masyarakat Sumatera Utara selama periode tersebut.

  Tahun 2013

  75.13 Sumber : BPS Propinsi Sumatera Utara,

  74.19

  2012 2013

  3.

  1. 2009 73,80 2.

  IPM

  Ancaman  Meningkatnya impor dan menurunnya pangsa pasar di negara mitra dagang utama

  Jurnal Ekonom, Vol 16, No 4, Oktober 2013

  Departemen Perindustrian dan daerah yang  Merupakan Perdagangan, Dirjen Perdagangan memungkinkan menjadi serbuan

  Internasional, 1996/2003, barang konsumsi dari luar

  Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik APEC SARAN

  Bendavid-Val, Avrom, 1991, Regional and Agar strategi pembangunan wilayah dapat berjalan secara dinamis dan Local Economic Analysis for

  th

  berkelanjutan (sustainable), maka harus Practitioners , 4 Edition, Praeger Publisher, New York. diperhatikan lingkungan daerah baik

  Blair, John P., 1995, Local Economic internal maupun eksternal. Aspek internal meliputi potensi wilayah, keuangan Development: Analysis and , Sage Publication. USA. wilayah, komoditas unggulan, aglomerasi Practice

  Faludi, Andreas, 1978, A Reader in industri, pusat pertumbuhan sedangkan , Pergamon aspek eksternal meliputi pengaruh wilayah Planning Theory

  Press, Oxford, New York, batas (regional spillover) , kerjasama Toronto, Paris, Frankfurt. interregional, perdagangan interregional,

  Fujita, Masahita, 2002, Economics of pendapatan perkapita luar daerah dan lain- lain. Perubahan global yang penting untuk Agglomeration: Cities, Industrial

  Location and Regional Growth ,

  dicermati adalah perubahan teknologi, Cambridge University Press, inovasi, jejaring, dinamika ekonomi, United Kingdom. perkembangan politik, regulasi, pergesaran sosial budaya dan perubahan pasar serta Gore, Charles, 1984, Region in Question : membangun regional branded dan icon- Space, Development Theory and

  Regional Policy, Published in USA icon baru untuk memasarkan daerah

  sekaligus sebagai daya tarik wilayah bagi by Methuen& Co, Ltd 11 New Fetter Lane, London. para investor.

  Higgins, Benjamin and Donald J, Savoie, 1995, Regional Development :

DAFTAR RUJUKAN

  , Departemen Perindustrian dan Theories and Their Application

  New Brunswick, N.J, Transaction Perdagangan, Dirjen Perdagangan Internasional, 1996/2003, World Publischers, USA

  Isard, Walter, 1960, Methods of Regional

  Trade Organization Sebagai Analysis , MIT Press, United State Lembaga Pelaksana dalam of Amerika. Mewujudkan Liberalisasi

  Nurgoho, Iwan dan Dahuri Rokhmin, 2004, Perdagangan.

  Pembangunan Wilayah :

  Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Dirjen Perdagangan Perspektif Ekonomi, Sosial dan , LP3ES, Jakarta. Internasional, 1996/2003, Lingkungan

  Perkembangan Program CEPT

  • Sirojuzilam, 2005, Beberapa Aspek

  ,

  ISEI

  Pembangunan Regional AFTA.

  Bandung, Jawa Barat Departemen Perindustrian dan

  Perdagangan, Dirjen Perdagangan __________, 2006, Teori Lokasi,USU Press, Medan

  Internasional, 1996/2003,

  Dinamika Hubungan Perdagangan Bilateral