PARANITA ASNUR || RATIH KURNIASIH

  DASAR

ILMU TANAH MODUL PRAKTIKUM

  AGROTEKNOLOGI | UNIVERSITAS GUNADARMA

  

DAFTAR ISI

  

  

DAFTAR TABEL

  

DAFTAR GAMBAR

TATA TERTIB PRAKTIKUM 1.

  Praktikan diperbolehkan masuk laboratorium dengan mengenakan jas laboratorium.

  2. Pada saat praktikum berlangsung, praktikan diharuskan: a.

  Tertib, tidak bersenda gurau, tidak makan dan minum.

  b.

  Tidak memalsu angka atau data yang diperoleh.

  c.

  Menjaga kebersihan laboratorium atau alat-alat yang digunakan.

  d.

  Tidak mengganggu alat dan bahan yang tidak digunakan.

  3. Praktikan ditunda (dibatalkan) praktikumnya apabila: a.

  Tidak hadir tanpa memberikan keterangan yang sah.

  b.

  Tidak melaksanakan praktikum dengan tertib.

  c.

  Tidak mengganti peralatan yang dipecahkan.

  d.

  Tidak menyerahkan laporan praktikum sampai batas waktu yang ditentukan.

  4. Penilaian praktikum meliputi: a.

  Kuis (15%) b.

  Keaktifan (10%) c. Kehadiran (10%) d.

  Laporan (40%) e. Responsi (25%) 5. Laporan sementara (ditulis tangan) diserahkan satu minggu setelah praktikum selesai dilakukan dan diserahkan sebelum memulai praktikum selanjutnya.

  6. Laporan resmi (diketik) diserahkan setelah laporan sementara disetujui oleh asisten.

  

7. Responsi dilakukan satu minggu setelah selesai melakukan

praktikum (jadwal menyesuaikan).

  

PERCOBAAN I

PENGAMBILAN CONTOH TANAH

A. LATAR BELAKANG

  Lokasi pengambilan contoh tanah harus dipilih sedemikian rupa sehingga dapat mewakili areal yang diambil contoh tanahnya.

  Berdasarkan cara pemilihan lokasi pengambilan contoh tanah, dihasilkan beberapa macam contoh tanah, antara lain:

  a. Contoh terduga (Judgement Sample)

  Satu atau lebih contoh tanah yang diambil dipilih berdasarkan satuan pemetaan yang ditemui pada areal survei. Lokasi pengambilan contoh tanah ditentukan secara subyektif sehingga agak bias (Gambar 1a). Tingkat kepercayaan data yang diperoleh bisa tinggi bisa rendah tergantung dari tingkat pengalaman (keahlian) si pengambil contoh.

  b. Contoh acak (Random Sample)

  Contoh tanah diambil sedemikian rupa sehingga setiap tanah di dalam daerah survei mempunyai kesempatan yang sama. Pemilihan lokasi dilakukan dengan menggunakan tabel bilangan random (gambar 1b). Satu pasangan angka random yang diperlukan untuk pemilihan lokasi contoh berdasarkan atas sistem koordinat.

  c.

  

Contoh acak bertingkat (Stratified Random Sample)

  Pengelompokkan populasi dari yang heterogen ke strata homogen adalah suatu cara yang paling efektif untuk dapat meningkatkan akurasi pengambilan contoh. Hal ini berarti dapat meningkatkan akurasi atau mengurangi jumlah contoh tanah yang diperlukan apabila kita dapat mengelompokkan areal survei ke dalam areal yang seragam. Pemilihan lokasi pada masing- masing satuan pemetaan ditentukan dengan bilangan random

d. Contoh sistematik (Sistematic Sample)

  Tabel 1. Hubungan Skala Peta dengan Jumlah Pengamatan dalam Survei Tanah

  0.1

  0.8

  6.0

  40.0

  Pengamatan 1 : 5.000 0.125 ha 600.0

  Ukuran satuan per 100 ha Jumlah

  Skala Peta Terkecil

  Jumlah contoh tanah setiap hektar berbeda-beda sesuai dengan tingkat ketelitian data yang dikehendaki atau skala pemetaan yang dilaksanakan. Berdasarkan atas skalanya jumlah contoh tiap hektar disajikan dalam dibawah ini.

  (Gambar 1c).

  penetapan kandungan air, tekstur angka Atterberg, dan sifat- sifat kimia.

  c. Contoh Tanah Biasa (Disturbed Soil Sample), untuk

  b. Contoh Tanah Agregat Utuh (Undisturbed Soil Agregat) untuk penetapan stabilitas agregat.

  penetapan bobot isi (bulk density), susunan pori tanah, pF, dan permeabilitas tanah.

  a. Contoh Tanah Utuh (Undisturbed Soil Sample) untuk

  Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium memerlukan tiga macam contoh tanah yaitu :

  Lokasi pengambilan contoh tanah dengan cara ini ditentukan dengan sistem Grid yaitu berjarak sama pada kedua arah (Gambar 1d). Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan praktis terutama bagi tenaga yang kurang terampil.

  • – 900.0 1 : 10.000 0.5 ha 140.0
  • – 180.0 1 : 20.000 2.0 ha
  • – 50.0 1 : 50.000 12,5 ha
  • – 8.0 1 : 100.000 50.0 ha
  • – 1.2 1 : 250.000 312.5 ha
  • – 0.3

  

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Contoh Di Suatu Wilayah pada 3

Macam Tipe Tanah yang Berbeda.

B. TUJUAN 1.

  Memperoleh beberapa sampel tanah yang berbeda sesuai dengan fungsinya dalam penetapan tanah.

2. Membandingkan beberapa cara pengambilan sampel tanah.

C. METODOLOGI KERJA a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

  Kampus F6, Universitas Gunadarma D.

   Pengambilan Contoh Tanah Utuh a. Alat dan Bahan 1.

  Tabung contoh (ring sampel), yaitu suatu alat yang dibuat dari logam anti karat berbentuk tabung silinder. Tabung contoh tanah di jurusan tanah mempunyai ukuran sebagai berikut : Tinggi 4 cm, diameter luar 7,93 cm dan diameter dalam 7,63 cm. Tebal tabung harus memenuhi syarat nisbah luas kurang dari 0,1 untuk mencegah terjadinya tekanan mendatar.

  Nisbah Luas ialah : Dimana : D : diameter luar dan

1 Dd : diameter dalam.

  Tabung dilengkapi dengan tutup plastik. Tempat menyimpan tabung berupa peti khusus dengan ukuran disesuaikan dengan ukuran dan banyaknya tabung.

  2. Ring master 3.

  Sekop 4. Pisau tajam dan tipis 5. Kantong plastik 6. Karet tali 7. Spidol permanen b.

   Pelaksanaan Praktikum

  

1. Rata dan bersihkan lapisan permukaan tanah yang akan

  diambil contohnya, kemudian letakkan ring master tegak lurus pada lapisan tersebut.

  2. Gali tanah di sekeliling tabung dengan sekop (gambar 2a).

  

3. Kerat tanah di sekeliling dengan pisau sampai mendekati

permukaan tanah (gambar 2b).

  4. Masukkan tabung sampel ke dalam ring master.

  

5. Tekan tabung dengan hati-hati sampai masuk ke dalam

tanah.

  

6. Letakkan tabung lain tepat diatas tabung pertama,

kemudian tekan lagi sampai rata (gambar 2c).

  

7. Tabung beserta tanah didalamnya digali dengan sekop

(gambar 2d).

  

8. Pisahkan tabung pertama dan kedua dengan hati-hati

  (gambar 2d), kemudian potonglah tanah kelebihan yang terdapat pada bagian atas dan bagian bawah tabung sampai rata (gambar 2e).

  9. Tutuplah tabung beserta tanahnya dengan plastik untuk

  mencegah penguapan dan gangguan selama dalam perjalanan.

  10. Pada bagian luar tabung ditulisi keterangan yang bersisi nomor contoh tanah dan kedalaman tanah.

  11. Masukkan tabung tersebut dalam kotak yang telah tersedia

  (gambar 2f) Catatan : Pengambilan contoh tanah utuh yang baik adalah waktu

  tanah dalam kondisi kapasitas lapang. Kalau tanah terlalu kering dianjurkan agar disiram terlebih dahulu sehari sebelum pengambilan contoh.

  Gambar 2. Langkah

  • –langkah Pengambilan Contoh Tanah Utuh E.

   Pengambilan Contoh Tanah Agregat Utuh

  Untuk penetapan stabilitas agregat contoh tanah sebaiknya diambil dengan menggunakan kotak-kotak dengan kapasitas 2 kg supaya agregat tanah tidak rusak atau tertindih barang lain selama pengangkutan.

a. Alat dan Bahan

  1. Cangkul

  2. Kotak dengan kapasitas 2 kg 3.

  Kertas label b.

   Pelaksanaan Praktikum 1. Gali tanah sampai kedalaman yang diinginkan.

  2. Ambil gumpalan tanah yang dibatasi oleh bidang belahan

  bumi (agregat utuh), masukkan ke dalam kotak (apabila tidak tersedia kotak, bisa dipakai tempat lain asal agregat tanah tersebut tidak mengalami kerusakan selama dalam pengangkutan).

F. Pengambilan Contoh Tanah Biasa a. Alat dan Bahan

  1. Sekop, cangkul atau bor

  2. Kantong plastik

  3. Karet tali

  4. Kertas label b.

   Pelaksanaan Praktikum

  1. Gali tanah dengan cangkul atau sekop dibor sampai pada kedalaman yang dikehendaki.

  2. Ambil sebagian tanah hasil galian atau pemboran dan masukkan ke dalam kantong plastik (rangkap dua).

  3. Tuliskan keterangan yang berisi nomor kedalaman, tanggal

  pengambilan dan pengambilan contoh tanah pada kertas label.

  4. Masukkan label tersebut diantara dua lembar kantong plastik kemudian tali dengan karet.

5. Untuk keperluan analisis tanah di laboratorium, contoh

  tanah tersebut masih harus mengalami proses lebih lanjut seperti pengeringan (kering), penumbukan, pengayakan dan penyimpanan. Catatan : Dalam hal tertentu kadangkala diperlukan contoh tanah

  untuk penetapan kandungan air tanah yang sesuai dengan kondisi pada saat pengambilan contoh tanah. Untuk contoh tanah ini diperlukan tempat yang dapat tertutup rapat, seperti botol plastik, tempat obat , dll.

  

PERCOBAAN II

PENYIAPAN CONTOH TANAH

A. LATAR BELAKANG

  Pengambilan contoh tanah sangat berpengaruh terhadap tingkat kebenaran hasil analisis sifat fisik maupun sifat kimia tanah. Penetapan sifat fisik dan kimia tanah di laboratorium memerlukan tiga macam yaitu:

  1. Contoh tanah utuh (undisturbed soil sample): digunakan untuk penetapan berat jenis isi (bulk density), berat jenis partikel (particle density), porositas tanah, kurva pF dan permeabilitas tanah.

  2. Contoh tanah tidak utuh/terganggu (disturbed soil sample): digunakan untuk penetapan kadar air tanah, tekstur tanah, konsistensial, warna tanah dan analisis kimia tanah.

3. Contoh tanah dengan agregat utuh (undisturbed soil

  agregat): digunakan untuk penetapan kemantapan agregat,

  potensi mengembang dan mengkerut yang dinyatakan dengan nilai COLE (Coefficient of Linier Extensibilty).

  B. TUJUAN

  Mengetahui cara untuk menyiapkan contoh tanah sesuai dengan diameter tanah yang dibutuhkan untuk keperluan analisis selanjutnya.

  C. METODOLOGI KERJA a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

  Kampus F6, Universitas Gunadarma b.

   Alat dan Bahan Alat

1. Mortar dan alu 2.

  Saringan/ayakan (2 mm, 1 mm, 0,5 mm) 3. Kantong plastik 4. Spidol

  Bahan 1.

  Contoh tanah terganggu yang telah diambil dari lapangan dan sudah dikeringanginkan selama kurang lebih satu minggu.

c. Pelaksanaan Praktikum 1.

  Contoh tanah yang sudah dikeringanginkan ditumbuk dalam mortar secara hati-hati, kemudian diayak dengan saringan/ayakan berturut-turut dari yang berdiamater 2 mm, 1 mm dan 0,5 mm. Contoh tanah yang tertampung di atas saringan/ayakan 1 mm adalah contoh tanah yang berdiameter 2 mm, sedangkan yang lolos saringan/ayakan 0,5 mm adalah contoh tanah halus (<0,5 mm).

2. Contoh tanah yang diperoleh dimasukkan ke dalam kantong plastik dan diberi label seperlunya.

  

PERCOBAAN III

KADAR LENGAS TANAH

A. LATAR BELAKANG

  Kadar lengas tanah sering disebutkan sebagai kandungan uap air (moisture) yang terdapat dalam pori tanah. Satuan untuk menyatakan kadar lengas dapat berupa prosen volume atau prosen berat. Berkaitan dengan istilah air dalam tanah, secara umum dikenal 3 jenis yaitu lengas tanah (soil moisture), air tanah (soil water) yaitu air yang berada dalam tanah baik yang berada di permukaan tanah sampai yang berada di pori dan lapisan kedap air, dan air tanah dalam (ground water) yaitu lapisan air kontinyu yang berada di tanah bagian dalam. Namun dalam praktek keseharian antara pengertian lengas tanah dan air tanah tak dapat dipisahkan.

  Pemahaman mengenai kadar lengas sangatlah penting dalam bidang pertanian, sebab lewat proses pengaturan lengas ini akan dikontrol pula serapan hara dan pernapasan akar-akar tanaman yang selanjutnya akan berpengaruh pada pertumbuhan dan produksi tanaman. Kandungan lengas dalam tanah tidaklah seragam antara tanah satu dengan lainnya.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan lengas dalam tanah antara lain anasir iklim, kandungan bahan organik dan lempung tanah, relief, dan adanya bahan penutup tanah (baik organik maupun anorganik). Anasir iklim yang berpengaruh besar pada lengas tanah yaitu selisih antara curah hujan (water input) dan besarnya penguapan/evaporasi (water output), sebab dari kedua anasir ini akan menentukan suatu tanah akan mengalami surplus ataupun defisit.

  Faktor bahan organik dan lempung mempunyai peran yang mirip dalam mengatur kandungan lengas tanah, yaitu sebagai penyimpan/penyekap air. Hal ini disebabkan oleh ukuran keduanya yang berupa koloid sehingga mempunyai luas permukaan jenis besar, yang berakibat pada kemampuannya menyimpan air yang relatif besar. Faktor relief berpengaruh pada kandungan lengas tanah yaitu dalam hal peranannya dalam mempercepat kehilangan lengas atau sebaliknya mengawetkannya. Relief yang datar sampai cekungan memberikan fasilitas terhambatnya air, sedangkan relief curam memacu terjadinya proses kehilangan air.

  Adapun peran faktor penutup tanah (baik organik-misalnya seresah, kanopi daun, mulsa organik, dan cover crop maupun anorganik-misalnya plastik, kain, kertas) yang terbesar yaitu mengurangi proses evaporasi sehingga kandungan lengas lebih awet.

  Atas dasar ukuran unit partikel, dikenal beberapa macam kadar lengas yaitu kadar lengas tanah halus (diameter 2 mm), kadar lengas tanah (diameter 0,5 mm), dan kadar lengas tanah gumpalan/bongkahan. Masing-masing kadar lengas mempunyai fungsi sebagai dasar perhitungan sesuai dengan diameter tanah yang digunakan. Sedangkan berdasarkan letak, kandungan, dan kegunaannya dikenal 3 macam lengas/air tanah yaitu (a) air kristal (air yang terdapat dalam suatu struktur kristal batuan, air ini tidak dapat digunakan oleh tanaman), (b) air/lengas tersedia bagi tanaman yaitu lengas yang terletak antara titik layu permanen dan kapasitas lapangan, dan (c) air limpasan yaitu air yang melebihi kapasitas lapangan (disebut air jenuh), air ini juga tidak dimanfaatkan oleh tanaman.

  Kemampuan maksimum suatu tanah dalam menyerap/menyimpan air disebut Kapasitas Lengas Maksimum (KAM). Sifat KAM masing-masing jenis tanah tidaklah sama. Hal- hal yang mempengaruhi KAM tanah yaitu fraksi penyusun tanah, tipe mineral lempung, dan kandungan bahan organik. Manfaat pemahaman KAM antara lain menduga kebutuhan air untuk persawahan, menduga kehilangan air selama kegiatan pengairan, dan mengetahui daya simpan lengas/air.

B. TUJUAN 1.

  Mengukur kadar lengas tanah pada beberapa jenis tanah yang berbeda.

  2. Membandingkan kadar lengas tanah pada beberapa jenis tanah yang berbeda.

  3. Menghitung kadar lengas tanah pada beberapa jenis tanah yang berbeda.

C. METODOLOGI KERJA a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

  Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma D.

   Kadar Lengas Tanah Kering Angin (Udara) a. Alat dan Bahan Alat 1.

  6 buah botol timbang + tutup botol timbang 2. Timbangan analitik 3. Kertas label 4. Desikator 5. Oven

  Bahan 1.

  Tanah 2,0 mm (tanah halus) 2. Tanah 0,5 mm 3. Tanah gumpalan

b. Pelaksanaan Praktikum 1.

  Beri label botol timbang kosong. Timbang ke-6 botol kosong tertutup (misal a gram).

  2. Isilah sepertiga volume botol dengan contoh tanah 2 mm, 0,5 mm dan contoh tanah bongkah. Buat masing-masing 2 ulangan (duplo).

  3. Timbang botol timbang + tanah (dengan tutupnya) (misal b gram). Oven botol tersebut dengan tutup sedikit dibuka pada suhu 105 ˚ – 110˚C selama minimum 4 jam.

  4. Keluarkan botol dari oven, tutup serapat mungkin dan biarkan dingin di dalam desikator (15 menit).

  5. Timbang botol dalam keadaan tertutup rapat (misal c gram).

  6. Bersihkan botol timbang.

c. Perhitungan

  Keterangan : b

  : berat lengas tanah c

  • – c

  : berat tanah kering mutlak

  • – a

  

PERCOBAAN IV

STRUKTUR TANAH

A. LATAR BELAKANG

  Struktur merupakan unit-unit yang terdiri atas zarah (partikel-partikel) primer. Gaya yang bekerja di unit struktur lebih didominasi oleh gaya kohesi dibanding gaya adhesi. Oleh kedua gaya tersebut unit-unit partikel tanah mempunyai bentuk, ukuran, dan derajat. Dengan kata laun struktur merupakan susunan zarah-zarah tanah yang saling berikatan membentuk agregat dengan bantuan bahan sementasi/perekat (misalnya humus, kapur, oksida besi/aluminium, dan sekresi-sekresi tumbuhan dan jasad renik).

  Baik bentuk maupun derajat mempunyai hubungan yang erat dengan tipe/klas tekstur tanah, bahkan dengan sifat konsistensi yang dapat digambarkan sebagai berikut :

  Tekstur

  

SOIL

  Struktur Konsistensi

  

Gambar 3. Hubungan Sifat Fisik Tanah

  Contoh hubungan 3 sifat fisik tanah tersebut adalah suatu tanah dengan tekstur pasir maka akan mempunyai struktur butir tunggal dan sifat konsistensi lepas-lepas. Sebaliknya tanah yang bertekstur lempung akan mempunyai struktur gumpal, pejal atau baji dan mempunyai konsistensi agak teguh-teguh (kering) dan plastis bila basah.

  Secara awam istilah struktur tanah digunakan untuk menggambarkan tingkat kesarangan/kelonggaran antar partikel tanah. Bila suatu tanah mempunyai ikatan partikel yang sarang, maka orang biasa menyebut struktur ringan/sarang (fase gas yaitu udara cukup banyak), dan sebaliknya bila merupakan tanah yang dapat/mampat maka disebut struktur berat/mampat (udara dalam pori sedikit). Kualitas struktur dapat dinyatakan melalui porositas, agregasi, kohesivitas, dan permeabilitas. Keempat parameter tersebut dapat diamati langsung maupun diukur secara kuantitatif.

B. TUJUAN 1.

  Menetapkan kerapatan massa tanah (berat volume = BV).

  2. Menetapkan kerapatan butir tanah (berat jenis = BJ).

  3. Menetapkan porositas total tanah (n).

C. METODOLOGI KERJA a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

  Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma D.

   Kerapatan Massa Tanah (Berat Volume/BV)

  Berat volume tanah disebut juga kerapatan bongkah/volume tanah yang dalam istilah asing disebut bulk density. Kerapatan bongkah adalah berat bongkah tiap satuan volume total bongkah

  3

  tanah dan dinyatakan dalam g/cm . Dengan kata lain kerapatan bongkah merupakan perbandingan relatif antara berat bongkah dengan volume bongkah (volume padatan + volume pori tanah), bila dibuat formulanya sebagai berikut :

  Besarnya nilai BV bervariasi tergantung dari komposisi dan proporsi fraksi penyusun tanah. Semakin tinggi nilai BV maka semakin mampat suatu tanah, dan sebaliknya semakin rendah struktur tanah semakin longgar. Untuk tanah mineral nilai BV

  3

  berkisar antara 1,0-1,3 g/cm (tanah bertekstur kasar), antara

  3

  1,3-1,8 g/cm (tanah bertekstur halus). Tanah yang sangat padat

  3

  nilai BV dapat mencapai >2,0 g/cm . Sedangkan untuk tanah

  3

  organik nilai BV-nya rendah (umumnya < 0,5 g/cm ). Tanah bertekstur halus yang mempunyai nilai BV tinggi (mampat) dapat diturunkan dengan cara menambahkan bahan organik, karena bahan organik dapat memperbaiki agregasi tanah (struktur) sehingga dapat meningkatkan pori tanah. Bila nilai BV tidak tinggi maka proses aerasi, infiltrasi berjalan baik sehingga mendukung pertumbuhan akar tanaman.

a. Alat dan Bahan Alat 1.

  Cawan pemanas lilin 2. Lampu spiritus 3. Penumpu kaki tiga 4. Tabung ukur 5. Pipet ukur 10 ml 6. Termometer

  Bahan 1.

  Contoh tanah gumpalan (bongkah) kering udara 2. Air aquadest 3. Lilin

b. Pelaksanaan Praktikum 1.

  Ambil sebongkah contoh tanah lalu dibuat membulat (bola) dengan kuku jari tangan, sedemikian sehingga dapat masuk ke dalam tabung ukur dengan longgar (± 1-1,5 cm). Bersihkan permukaannya dari butir-butir tanah yang menempel secara hati-hati dengan kuas. Ikat dengan benang sehingga dapat digantung, timbang bongkah tanah ini (misal a gram).

  2. Cairkan lilin dalam cawan pemanas, ukur suhunya dengan termometer.

  3. Pada suhu 60-70°C, celupkan bongkah tanah ke dalam lilin beberapa detik (± 5 detik), (suhu terlalu panas dapat meresap masuk ke dalam pori-pori tanah dan jika terlalu lama pelapisan terlalu tebal). Pastikan lilin betul-betul menutupi permukaan bongkah. Setelah dingin, timbanglah bongkah tanah berlilin tersebut (misal b gram).

  4. Isi tabung ukur dengan air aquadest sampai volume tertentu (misal p ml) dan masukkan bongkah tanah berlilin perlahan- lahan (volume air aquadest akan naik). Catat volumenya.

  Jika volume air tidak jelas, tambahkan air melalui pipet ukur sampai tepat di garis volume (misal q ml). Catat berapa ml air aquadest yang telah ditambahkan dari pipet ukur (misal r ml).

  5. Angkat bongkah tanah dan bersihkan tabung ukur.

c. Perhitungan E. Kerapatan Butir Tanah (Berat Jenis/BJ)

  Berat jenis tanah disebut juga kerapatan butir tanah (particle density). Berat jenis merupakan perbandingan relatif

  • – 2,75 g/cm

  sehingga tanah mineral yang semakin tinggi kandungan bahan organiknya, maka nilai BJ semakin rendah (dapat mencapai < 2,45 g/cm

  Diamkan selama 1 jam. Ukur suhu suspense (misal T 1˚C). Baca BJ suspense pada tabel BJ (misal BJ1). Aduk-aduk

  Timbang piknometer kosong, bersumbat (misal a gram) 2. Isilah dengan tanah ± ½ volume, sumbat dan timbang (misal b gram)

   Pelaksanaan Praktikum 1.

  Contoh tanah kering udara 2 mm 2. Air aquadest b.

  Bahan 1.

  Piknometer 2. Kawat pengaduk halus 3. Termometer 4. Botol pancar/botol semprot

  3 ).

  3

  . Sedangkan untuk tanah organik nilai BJ berkisar antara 1,2

  3

  (hal ini disebabkan mineral yang merajai tanah yaitu kuarsa, feldspar, dan silikat mempunyai nilai BJ pada kisaran tersebut). Jika tanah mengandung banyak mineral berat (magnetit, garnet, zircon, tourmaline, hornblende) maka BJ tanah dapat mencapai >2,75 g/cm

  3

  Yang mempengaruhi besarnya nilai BJ adalah jenis mineral tanah. Pada umumnya nilai BJ berkisar antara 2,6

  3 .

  atau kg/m

  3

  antara berat padatan tanah dengan volume padatan (tanpa volume pori tanah) yang dinyatakan dalam g/cm

  • – 1,5 g/cm

a. Alat dan Bahan Alat 1.

3. Tambah air aquadest sampai 2/3 volume, aduk dengan pengaduk kawat untuk menghilangkan udara yang tersekap.

  lagi, cuci kawat pengaduk dengan botol pancar; tambah air secara perlahan-lahan sampai 2/3 leher piknometer (jangan sampai mengaduk tanah). Sumbat hingga air aquadest dapat mengisi pipa kapiler sampai penuh. Keringkan dinding piknometer dengan kertas tissue dari air yang menempel dan timbang (misal c gram).

  4. Buang isi piknometer dan bersihkan. Isi piknometer dengan aquadest sampai penuh dan sumbat. Amati air harus mengisi pipa kapiler sumbat. Keringkan permukaan luar pikno dengan tissue dan timbang pikno berisi air (misal d gram), ukur suhunya (misal T2

  ˚C), dan lihat BJ air aquadest (BJ2) pada suhu tersebut di dalam tabel BJ (lihat lampiran).

5. Bersihkan dan keringkan piknometer.

c. Perhitungan F. Porositas Total Tanah (n)

  Porositas total tanah merupakan persentase volume pori- pori total yang ada di dalam tanah terhadap volume total bongkah tanah. Pori-pori tanah merupakan bagian tanah yang ditempati oleh air dan udara, oleh karena itu bergantung kepada tipe struktur tanah. Tanah yang mempunyai struktur mampat akan mempunyai porositas total yang rendah, sebaliknya struktur yang remah akan mempunyai nilai porositas yang tinggi. Adapun porositas total tanah dapat diperoleh dari nilai BV dan BJ tanah.

  

PERCOBAAN V

TEKSTUR TANAH KUALITATIF

A. LATAR BELAKANG

  Dalam ilmu tanah, tekstur berarti proporsi (perbandingan relatif) dan komposisi fraksi-fraksi penyusun tanah. Adapun fraksi pokok penyusun tanah yaitu pasir (sand), debu (silt), dan lempung (clay). Dikenal 2 sistem penggolongan fraksi tanah yaitu Sistem Internasional (SI) dan Sistem USDA (United States Department of

  

Agriculture), namun penggunaan sistem USDA lebih umum

  digunakan daripada SI. Penggolongan dua sistem tersebut baik kelas maupun ukurannya disajikan pada tabel berikut.

  

Tabel 2. Penggolongan fraksi tanah menurut sistem USDA dan

Internasional

  Sistem USDA Sistem Internasional Klas fraksi Ukuran Klas fraksi Ukuran (mm)

  (mm) Pasir sangat kasar 2,0

  • – 1,00 Pasir kasar 1,0 Pasir kasar 2,0
  • – 0,50 – 0,20 Pasir sedang 0,5
  • – 0,25 Pasir sangat halus 0,10
  • – 0,05 Pasir halus – 0,02
  • – Debu 0,05 Debu 0,02
  • – 0,002 0,002

  Lempung < 0,002 Lempung < 0,002 Ketiga fraksi tersebut proporsi dan komposisinya antara jenis tanah satu dengan yang lain berbeda-beda. Dengan kata lain fraksi yang dominan pada suatu tanah tertentu akan merupakan ciri dari jenis tanah yang bersangkutan. Berdasar atas komposisi dan proporsi fraksi dalam tanah maka disusun klas tekstur tanah. Terdapat 12 klas tekstur tanah (Soil Survey Division Staff, 1983), yaitu klas lempung (clay), lempung debuan (silty clay), geluh lempungan (clay loam), geluh lempung debuan (silty clay loam), lempung pasiran (sandy clay), geluh lempung pasiran (sandy clay

  

loam), geluh (loam), geluh debuan (silty loam), geluh pasiran

  (sandy loam), debu (silt), pasir geluhan (loamy sand), dan pasir (sand). Yang dimaksud tekstur geluh (loam) adalah suatu tanah yang mempunyai komposisi pasir, debu, dan lempung (clay) proporsional (7

  • – 27% lempung/clay, 28-50% debu, dan < 52% pasir), sedangkan bila salah satu atau dua fraksi lebih dominan maka penamaan klas tekstur diikuti oleh fraksi yang bersangkutan misalnya geluh pasiran (sandy loam) artinya tekstur geluh dengan fraksi pasirnya lebih menonjol.

  Kelas tekstur tanah dapat diketahui dengan menggunakan bantuan gambar segitiga tekstur (Gambar ) setelah mengetahui prosentase masing-masing fraksi partikel.

  

Gambar 4. Segitiga Tekstur (USDA) untuk Penetapan Kelas Tekstur

  Oleh karena tekstur tanah merupakan komposisi fraksi- fraksi yang berlainan sifatnya maka dapat pula mempengaruhi sifat fisik suatu tanah. Sifat fisik yang dipengaruhi tekstur antara lain daya dukung tanah, daya serap/simpan air, permeabilitas, erodibilitas (kemudahan tanah tererosi), kemudahan penetrasi akar tanaman, drainase, kemudahan terolah, plastisitas, dan kelekatan. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang tidak mudah berubah. Tekstur tanah hanya dapat berubah oleh pencampuran dengan tanah lain yang bertekstur berbeda. Oleh karena tidak mudah berubah, maka tekstur tanah sering digunakan untuk menduga asal bahan induk tanah dan proses- proses yang berlangsung pada suatu bentang lahan. Proses erosi dapat menyebabkan berubahnya tekstur karena terkikisnya tanah lapisan atas dan diendapkan bahan tersebut di lahan yang lebih rendah.

B. TUJUAN 1.

  Menetapkan tekstur tanah secara kualitatif keadaan basah C.

   METODOLOGI KERJA a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

  Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma b.

   Alat dan Bahan Contoh tanah kering udara ukuran 2 mm.

c. Pelaksanaan Praktikum 1.

  Ambil segenggam tanah dan kerjakan menurut bagian alir yang tercantum di bawah ini.

2. Dengan cara ini tekstur terpilahkan menurut kedua belas kelas tekstur USDA.

  3. Setelah kelas tekstur masing-masing tersidik, pencirian tanah selanjutnya yang memerlukan angka kadar lempung menggunakan harga tengah kadar lempung kelas tekstur bersangkutan menurut diagram segitiga tekstur USDA.

  Tabel 3. Kadar Lempung Menurut Segitiga USDA

  Kelas Tekstur Kadar Lempung Lempung 70% (dapat dipilahkan; lempung lumrah 50% dan lempung berat 80%) Lempung pasiran, 45% lempung debuan Geluh lempungan, geluh 35% lempung debuan Geluh lempung pasiran 25% Geluh 20% Geluh debuan 15% Geluh pasiran 10% Pasir geluhan, pasir, debu 5%

  (1) (2) (3)

  (4)

  • – 5 cm > 5 cm

  Gambar 5. Penentuan Tekstur Tanah secara Kualitatif Segenggam tanah diremas-remas untuk melepaskan semua agregatnya, dibasahi sehingga akhirnya tanah menjadi pasta clay. Jika kurang basah, dibasahi sedikit demi sedikit sambil diremas-remas.

  Tanah dicoba bola secara dikepal-kepal d Tanah dicoba pita secara ditekan dan didorong hati-hati dengan ibu jari dengan alas jari telunjuk sampai ujung pita tanah melampaui ujung jari telunjuk.

  PASIR PASIR GELUH AN tidak dapat

  < 2,5 cm 2,5

  Tanah dibuat bubur, lalu digosok-gosokkan dengan jari pada telapak tangan, dan terasa

  Kelompok geluhan Kelompok geluh lempungan

  Kelompok lempungan GELUH PASIRAN GELUH DEBUAN LEMPUNG PASIRAN GELUH LEMPUNG PASIRAN GELUH LEMPUNG DEBUAN GELUH LEMPUNG DEBUAN LEMPUNG GELUH LEMPUNG AN

  DEBU Kasar merajai

  Halus licin merajai Samarasa ya ya ya tidak dapat

dapat

dapat, lalu patah karena ujungnya melampaui ujung beratnya sendiri setelah jari telunjuk

sejauh

  

PERCOBAAN VI

KONSISTENSI TANAH KUALITATIF

A. LATAR BELAKANG

  Konsistensi merupakan sifat fisik tanah yang menunjukkan derajat adhesi dan kohesi zarah-zarah pada berbagai tingkat kelengasan. Sifat fisik yang ditunjukkan oleh konsistensi berupa keteguhan (friability), keliatan (plasticity), dan kelekatan (stickness). Penentuan nilai konsistensi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu kualitatif (di lapangan) dan kuantitatif (di laboratorium) dengan pendekatan angka Atterberg yaitu batas cair (BC), batas gulung (BG), batas lekat (BL), dan batas berubah warna (BBW).

  Angka-angka Atterberg ini mempunyai hubungan antara kadar lengas (%) dengan konsistensi tanah. BC merupakan kadar lengas pada saat tanah mulai mengalir bebas tanpa tekanan. BL merupakan kadar lengas pada saat tanah basah tidak mengalir pada alat logam, BG merupakan kadar lengas tanah pada saat mulai dapat dibentuk, dan BBW merupakan kadar lengas pada saat tanah mulai mongering dan tidak dapat menyediakan lengas untuk tanaman (Ilacob, 1981). Dari selisih angka Atterberg dapat ditentukan: Jangka Olah (JO), Indeks Plastisitas (IP), Persediaan Air Maksimum (PAM), dan Surplus (S).

  Tabel 4. Aplikasi dari Angka-angka Atterberg

  Aspek Rumus Keterangan Praktis

  JO BL

  • – BG Kandungan lengas pada saat tanah mudah diolah

  IP BC

  • – B Kandungan lengas tidak melekat
  • – PAM BC Kandungan lengas tersedia bagi tanaman

  BBW S BC

  • – BG Bila (+) mudah merembeskan air, bila (-) sukar merembes B.

   TUJUAN 1.

  Menetapkan konsistensi tanah dalam keadaan kering 2. Menetapkan konsistensi tanah keadaan basah C.

   METODOLOGI KERJA a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

  Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma D.

   Konsistensi Kering b. Alat dan Bahan 1.

  Contoh tanah agregat tidak terusik (gumpalan/bongkah) c.

   Pelaksanaan Praktikum 1.

  Ambil agregat tanah (bongkah) 1 cm, kemudian tekan diantara ibu jari dan telunjuk.

2. Ikuti kelas konsistensi pada tabel berikut

  Tabel 5. Penentuan Konsistensi Kering secara Kualitatif Ditekan antara Hancur Konsistensi

  Ibu jari-telunjuk Tanpa ditekan Lepas-lepas Sedikit tekan Lunak Tekan kuat Agak keras

  Telapak tangan-ibu jari Tekan kuat Keras Tidak hancur Sangat keras E.

   Konsistensi Basah a. Alat dan Bahan 1.

  Contoh tanah kering udara ukuran 2 mm.

b. Pelaksanaan Praktikum 1.

  Ambil contoh tanah kering udara ukuran 2 mm secukupnya.

2. Basahi masing-masing contoh tanah dengan air aquadest secukupnya dan campurkan hingga homogen.

  3. Bedakan kelekatan dan plastisitas masing-masing jenis tanah dengan menggosok-gosokkan tanah antara jari telunjuk dan ibu jari. Konsistensi basah diamati sifat kelekatan dan plastisitasnya, pembagiannya sebagai berikut:

  1. Sifat Kelekatan s0 : Tak lekat (non sticky), tak ada yang melekat pada jari ss : Tidak lekat (sticky), sedikit melekat pada suatu jari dan mudah lepas s : Lekat (sticky), melekat pada dua jari, kalau ditarik masa tanah tersebut elastis antara jari dan masa tanah vs : Sangat lekat (very sticky), sangat melekat pada kedua jari dan sukar dilepaskan

  2. Sifat Plastistitas p0 : Tidak plastis (non plastic), tidak dapat dibuat pita tanah ps : Agak plastis (sligtly plastic), dapat membentuk gulungan kecil yang mudah diubah bentuknya jika ditekan p : Plastis (plastic), dapat membentuk gulungan kecil dan elastis, berubah bentuknya jika ditekan vp : Sangat plastis (very plastic), membentuk gulungan kecil, hanya dapat diubah bentuknya dengan pijatan kuat

  

PERCOBAAN VII

WARNA TANAH

A. LATAR BELAKANG

  Warna tanah merupakan ciri tanah yang paling jelas dan mudah ditentukan di lapang. Warna tanah mencerminkan beberapa sifat tanah. Kandungan bahan organik yang tinggi pada tanah akan menimbulkan warna lebih gelap. Tanah dengan drainase yang jelek atau sering jenuh air berwarna kelabu. Tanah yang mengalami dehidrasi senyawa besi akan berwarna merah.

  Secara umum dapat dikatakan bahwa pengaruh warna akan berpengaruh pada keseimbangan panas dan kelembapan tanah. Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman, aktivitas mikroorganisme dan struktur tanah. Selain itu warna tanah dapat untuk menaksir : 1.

  Tingkat pelapukan atau proses pembentukan tanah, semakin merah berarti semakin lanjut pelapukannya.

2. Kandungan bahan organik tanah.

  3. Drainase tanah: warna merah atau kecoklatan berdrainase baik, sedang warna kelabu menunjukkan drainase yang jelek.

  4. Horison pencucian/pengendapan. Warna putih menunjukkan horison pencucian, sedang warna merah gelap menunjukkan horison pengendapan.

  5. Jenis mineral: warna pucat banyak mengandung kuarsa, kapur; merah banyak mengandung besi;, warna gelap kemungkinan banyak senyawa boron atau mangan. Warna tanah dibedakan atas (a) warna dasar tanah (matriks) dan warna karatan sebagai proses oksidasi dan reduksi dalam tanah.

  Penetapan warna tanah digunakan SOIL MUNSELL COLOR

  

CHART, dimana dalam penetapan warna harus dicatat HUE,

VALUE, dan CHROMA.

1. Hue : warna dominan sesuai dengan panjang gelombangnya.

  Dimulai dengan warna merah (5R) dan warna paling kuning (5Y), untuk tanah tereduksi (gley) yaitu 5G, 5GY, 5BG, dan N (netral).

  2. Value : merupakan kartu warna merah kea rah vertical yang menunjukkan warna tuamuda atau hitam-putih, ditulis di belakang nilai HUE.

  3. Chroma : merupakan kartu warna yang disusun horisontal yang menunjukkan intensitas cahaya. Ditulis di belakang Value yang dipisahkan oleh garis miring. Jadi yang perlu dicatat dalam penetapan warna tanah adalah NOTASI

  WARNA dan NAMA WARNA.

  Con toh : Notasi warna : 10 YR 3 ⁄4. Notasi warna : reddish brown.

  B. TUJUAN

  Menetapkan warna dasar beberapa jenis tanah dengan menggunakan buku Munsell Soil Color Chart.

  C. METODOLOGI KERJA a. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

  Laboratorium Dasar, Kampus G, Universitas Gunadarma b.

   Alat dan Bahan Alat

  Buku Munsell Soil Color Chart

  Bahan

  Tanah gumpal yang lembab

c. Pelaksanaan Praktikum 1.

  Ambil sedikit tanah gumpal yang lembab secukupnya (permukaannya tidak mengkilap).

  2. Letakkan di bawah lubang kertas buku Munsell Soil Color Chart.

  3. Catat notasi warna (Hue, Value, Chroma) dan nama warna. Catatan: Pengamatan warna tanah tidak boleh terkena cahaya matahari langsung.

  

PERCOBAAN VIII

REAKSI TANAH (pH TANAH)

A. LATAR BELAKANG

  Reaksi tanah merupakan sifat kimia tanah yang penting untuk diamati karena berpengaruh terhadap serangkaian proses- proses kimiawi dalam tanah, antara lain (1) proses pembentukan mineral lempung, (2) reaksi kimia dan biokimia tanah, dan (3) status hara dalam tanah. Reaksi tanah menunjukkan perimbangan konsentrasi asam-basa dalam tanah. Walaupun menurut teori dasar keasaman Arrhenius dan Bronsted menyebutkan tingkat reaksi tanah harus merupakan perimbangan konsentrasi ion H dan OH, namun dalam perkembangan selanjutnya disebut bahwa reaksi tanah umumnya cukup

  • dinyatakan sebagai logaritma negative konsentrasi ion H (pH = - log (H
  • ).

  Menurut ilmu kimia murni disebutkan bahwa suatu pH dikatakan netral bila nilainya 7 (konsentrasi H dan OH seimbang). Sedangkan menurut ilmu kimia tanah, pH netral yaitu pH yang menciptakan kondisi optimum ketersediaan hara tanaman (yaitu pH 6,5). Nilai pH tanah sangat beragam. Faktor-faktor yang mempengaruhi keragaman pH tanah yaitu bahan induk, iklim, bahan organik, dan perlakuan manusia. Bahan induk masam umumnya mendorong terbentuknya tanah bereaksi masam, dan sebaliknya bahan induk basis akan membentuk tanah basis. Pengaruh iklim basah umumnya akan mendorong berkembangnya tanah masam, sedangkan di daerah iklim kering banyak dijumpai tanah bereaksi basis.

  Tanah organik mempunyai nilai pH yang rendah oleh akibat banyaknya asam-asam organik hasil proses humifikasi. Sedangkan pengaruh manusia memang dapat mendorong perubahan pH tanah, namun pengaruhnya tidak setajam ketiga factor tersebut. Pengaruh nyata akibat perlakuan manusia umumnya berupa penggunaan pupuk ataupun bahan ameliorant lainnya. Bila pupuk yang digunakan dalam kurun waktu yang lama mempunyai sifat fisiologis masam maka akan cenderung menurunkan pH tanah, dan sebaliknya bila sering menggunakan bahan ameliorant yang bersifat basis (kapur) maka akan terjadi proses peningkatan pH tanah.

  Berdasarkan banyaknya ion H

  • yang terdapat dalam larutan tanah dikenal 2 macam pH yaitu pH aktual dan pH potensial.
  • Kemasaman yang terukur dari pH aktual adalah ion H yang terdapat di dalam larutan tanah, sedangkan pada pH potensial ion
  • H

  yang terukur selain di dalam larutan tanah juga di komplek jerapan tanah. Pada pengukuran pH aktual bahan pendesaknya adalah H O sedangka pada pH potensial bahan pendesaknya

  2

  adalah KCl. Oleh karena ion H yang terukur lebih banyak pada

  • penentuan pH potensial maka nilai pH tanah umumnya lebih rendah dibanding pH aktual.

  Untuk mengetahui nilai pH dapat dilakukan 2 cara yaitu kolorimetri dan elektrometri. Kolorimetri merupakan metode penetapan pH dengan menggunakan indikator warna, kertas pH, pH stick, dan pH universal. Prinsip penentuan secara kolorimetri adalah mengukur warna larutan tanah dibandingkan dengan warna standart yang telah diketahui nilai pH-nya. Sedangkan pengukuran secara elektrometri yaitu dengan menggunakan pH meter (glass electrode).

B. TUJUAN 1.

2 O tanah

  Menetapkan pH H 2. Menetapkan pH KCl tanah

C. METODOLOGI KERJA a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

  Laboratorium b.

   Alat dan Bahan Alat 1.

  pH meter 2. 2 buah cepuk pH

  Bahan 1.

  Contoh tanah kering udara halus ( 2 mm) 2. Aquadest 3. Larutan KCl c.

   Pelaksanaan Praktikum 1.

  Timbang contoh anak sebanyak 5 gram (buat 2 ulangan) dan masukkan ke dalam cepuk pH, kemudian tambahkan air aquadest sebanyak 12,5 ml.

  2. Aduk secara merata dan diamkan selama 30 menit, kemudian ukur pH dengan pH meter.

  3. Ulangi langkah tersebut dengan menggunakan KCl.

  

PERCOBAAN IX

MUATAN TANAH (KPK DAN KPA TANAH KUALITATIF)

A. LATAR BELAKANG

  Kapasitas pertukaran kation (KPK) merupakan kemampuan tanah untuk menjerap dan menukar kembali kation dari dan ke dalam larutan tana). Hal ini terjadi karena koloid lempung tanah pada umumnya bermuatan negative sehingga kation dapat terjerap atau tertukar oleh partikel lempung tersebut. Kation- kation ini dijerap pada permukaan koloid mineral dan organik oleh ikatan elektrostatik secara lemah, sehingga dapat dilepaskan atau dipertukarkan kembali. Satuan KPK dinyatakan dalam cmol/kg atau me/100g.