RINGKASAN MASALAH KEIMANAN DARI POKOK-POKOK AQIDAH SALAFIYYAH

Pokok Aqidah Salafiyah Ringkas Dari Markaz Albani

RINGKASAN MASALAH KEIMANAN DARI POKOK-POKOK AQIDAH SALAFIYYAH

  

Penyusun :

Syaikh Husain bin Audah al-Awaisyah

Syaikh Muhammad bin Musa Alu Nashr

Syaikh Salim bin Ied al-Hilaaly

  

Syaikh Ali bin Hasan al-Halaby al-Atsary

Syaikh Masyhur bin Hasan Alu Salman

Diperiksa dan Disepakati oleh :

Sej umlah Ulama dan Penuntut Ilmu

  

Diterbitkan oleh :

Markaz Imam Albany

Divisi Pengaj aran Manhaj dan Riset Ilmiah

Amman - Yordania

  

1421 H. / 2000 M.

Dialihbahasakan oleh :

Abu Salma bin Burhan al-Atsary

  

Dikoreksi oleh :

Ust. Abu ‘ Athiyyah, Lc. , M. Ag.

  PENDAHULUAN Dengan Nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Segala Puj i hanyalah milik Allah pemelihara semest a al am, Sholawat sert a Salam semoga senant iasa t ercurahkan kepada ut usan t ermulia, kel uarga beliau dan para sahabat sel uruhnya.

  Berikut ini adalah risalah yang ringkas, ilmiah dan cakupannya l uas, yang menghimpun pokok-pokok Aqidah t ent ang perkara keimanan dan yang berkait an dengannya, dimana banyak sekali perbincangan dan perdebat an di dalamnya, yang mana hal ini t erkadang menyebabkan munculnya sikap saling menf it nah, menghuj at , mencela dan menghancurkan. . . Kami selaku penunt ut ilmu, memandang perlu menulis pokok-pokok ilmiah yang sederhana berkait an dengan perkara ini, menurut kaidah Ahl us Sunnah wal Jama'ah dan menurut pokok manhaj Salaf Ahlu Hadit s dan Ahl u At sar, dengan keinginan yang kuat unt uk mempersat ukan kalimat , sebagai masl ahat t erhadap j ama'ah, dalam rangka menerangkan al-Haq dan menj elaskan kebenaran, sebagai pet unj uk bagi pencari kebenaran dan menumpas para pendust a. Kami t elah menyodorkan risalah ini unt uk diperiksa ol eh sej umlah ulama, para penunt ut il mu dan para du'at t erbaik di sel uruh dunia, dengan mengharapkan krit ikan-krit ikan dan masukan-masukan yang membangun. Merekapun sudi membaca dan mengoreksinya, dengan Fadhilah (Karunia) dan Tauf iq Allah, kami memet ik manf aat dari pengarahan mereka. Diant ara mereka t ersebut adalah :

  • Fadhil at us Syaikh Sa'ad al-Hushain
  • Fadhil at ul Ust adz Prof . DR. Syaikh Rabi' bin Hadi al -Madkholy
  • Fadhil at us Syaikh Ali bin Hamd al-Khasyaan
  • Fadhil at us Syaikh DR. Husain Al u Syaikh - Fadhil at us Syaikh Ahmad bin Yahya an-Naj my
  • Fadhil at us Syaikh DR. Muhammad al-Maghrawy
  • Fadhil at us Syaikh DR. Wasiyullah Abbad - Fadhil at us Syaikh Muhammad bin Umar Bazmul - Fadhil at us Syaikh DR. Khalid al-Anbary
  • Fadhil at us Syaikh Usamah bin Abdul Lat hif al-Qushy
  • Fadhil at us Syaikh Abul Hasan al -Ma'riby
  • Fadhil at us Syaikh Muhammad bin Hadi al -Madkholy
  • Fadhil at us Syaikh 'Abdus Salam bin Barj as Alu Abdil Karim (Rahimahullahu, Pent . )
  • Fadhil at us Syaikh Husain 'Asyasy
  • Fadhil at us Syaikh Mahmud 'At hiyyah Semoga All ah mereka semua membalas dengan kebaikan. Karena it u pula, kami j uga memut uskan unt uk menyodorkan risalah ini kepada Samahat us Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah Al u Syaikh -Naf a'allahu bihi-, beliau adalah seorang Muf t i Umum, Ket ua Lembaga Ulama Besar (Hai` ah Kibaril Ulama') dan Komit e Tet ap Bidang Fat wa (Laj nah Da` imah lil If t aa') sert a Ket ua Umum Bidang Penelit ian Ilmiah dan Fat wa (Idarah al-Buhut s al -Ilmiyyah wal If t a'). Risalah ini t elah dikirim via surat pos resmi melalui perant ara Fadhilat us Syaikh Sa'ad al-Hushain -Haf idhahullahu-, beliau adalah seorang Penasehat Agama Arab Saudi di Yordania. Kami t elah menunggu hingga hampir 2 bul an dengan harapan beliau membalas surat yang kami kirimkan. . . Saat kunj ungan t erakhir al-Akh Ali bin Hasan bin Abdil Hamid al-Halaby al-

  At sary ke negeri haramain, beliau sempat bert emu dengan Samahat us Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah Alu Syaikh -naf a'allahu bihi- dan menanyakan kembali t ent ang kit ab (risalah yang t elah kami kirim), dan beliau memberit ahukan bahwa beliau belum menerimanya. Maka, oleh karena it ulah, kami berkewaj iban menyebarkan risalah yang sederhana ini, unt uk menerangkan kepada mereka baik yang j auh maupun dekat , bahwa kami berada di at as Aqidah Sunniyah Shahihah dan Manhaj Salaf i yang Sharih (t erang) semenj ak kurang lebih 3 dekade ini, yang kami pelaj ari dari para masyaikh yang mulia dan t ercint a, Abu Abdurrahman Muhammad rahimahull ahu-, dan Abu Abdillah Muhammad bin Sholih al-'Ut saimin - haf idhahull ahu wa 'aaf ahullahu- (rahimahull ahu, pent . ) Syarh (Penj elasan) dari perkara-perkara yang kami sebut kan ini secara t erperinci besert a menyebut kan dalil-dalil nya dan mengkait kannya dengan ucapan para Imam Sal af us Shalih, memerlukan pemaparan dan penj elasan, namun bukan t empat nya di sini sekarang, semoga akan dapat dilakukan di masa mendat ang. Kami memohon kepada Allah unt uk menerima amal kami yang sedikit ini. Wallahu waliyyut t auf iq.

  • LAMPIRAN Surat kepada Samahat us Syaikh Abdul Aziz Alu Syaikh Segala puj i hanya milik Allah, Shal awat sert a Salam semoga senant iasa t ercurahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabat -sahabat nya dan siapa saj a yang mencint ainya. Kepada Samahat u al -Allamah al-Jalil asy-Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah Alu Syaikh -naf a'allahu bihi- Assalamu'alaikum warahmat ullahi wabarokat uh Amma Ba'du :

  Sesungguhnya kami mengirimkan kepada yang mulia -ayyadakumullahu (Semoga Allah memperkokoh Anda)- risalah yang sederhana ini, berisi perkara keimanan yang mengandung kaidah-kaidah Aqidah Sal af us Shalih yang t erang dan j elas, dengan keinginan kuat unt uk senant iasa memegang kebenaran dan t ermasuk ahli kebenaran. Sembari mengharapkan pet unj uk dari pendapat dan f aidah dari Anda sert a menunggu krit ikan dan pengarahan Anda. Kami memohon kepada Allah Ta'ala t auf iq, kelurusan, huda dan pet unj uk bagi kami dan Anda.

  Semoga Shawalat senant iasa t ercurahkan kepada Nabi kit a Muhammad, keluarga dan seluruh sahabat nya. Penulis : Husain bin Audah al -Awaisyah, Muhammad bin Musa Alu Nashr, Salim bin Ied al -Hilaly, Ali bin Hasan al-Hal aby al-At sary dan Masyhur bin Hasan Alu Salman.

  28 Jumadil Ula 1421 H.

  • PERKARA-PERKARA KEIMANAN YANG GLOBAL DARI POKOK-POKOK AQIDAH SALAFIYYAH

  1. Keimanan

  2. Kekuf uran

  3. Sholat

  4. Berhukum dengan hukum Allah

  5. Wala' (Loyalit as) dan Baro' (Berlepas Diri)

  6. Murj i'ah

  8. Jihad f i Sabilillah

  • Pasal 1 : Keimanan

  1. Iman adalah keyakinan dalam hat i, ucapan dengan lisan dan perbuat an dengan anggot a t ubuh

  2. Amal perbuat an dengan segal a macamnya, baik amalan hat i maupun amalan anggot a t ubuh t ermasuk hakikat keimanan. Kami t idak mengeluarkan perbuat an, baik besar maupun kecil, dari yang namanya keimanan.

  3. Bukanlah t ermasuk ucapan Ahlus Sunnah yang menyat akan bahwa Iman adalah pembenaran hat i saj a, at au pembenaran dengan ucapan lisan saj a, t anpa perbuat an anggot a badan. Barangsiapa yang berkat a demikian maka ia t elah sesat ! Dan inilah dia madzhabnya Murj i'ah yang buruk! ! !

  4. Iman it u bercabang-cabang dan bert ingkat -t ingkat . Diant aranya j ika dit inggalkan dapat menj adikan kaf ir, ada pula yang menyebabkannya berdosa, baik dosa besar maupun kecil, dan ada pul a yang j ika dit inggalkan akan kehilangan ganj aran dan pahala yang berlipat .

  5. Iman it u akan bert ambah dengan ket aat an hingga dapat mencapai kesempurnaannya dan akan berkurang dengan kemaksiat an hingga bisa hilang sama sekali, t ak t ersisa sedikit pun.

  6. Yang benar dalam perkara iman dan amal perbuat an sert a hubungannya dengan lainnya, dit inj au dari sisi ket et apannya, berkurang maupun bert ambahnya, keberadaan maupun ket i adaannya, t ercakup dal am ucapan Syaikhul Islam -rahimahullahu- yang menyat akan, "Pokok keimanan it u di dal am hat i, dan Iman it u adalah ucapan hat i dan amalannya yang dit et apkan dengan pembenaran, kecint aan dan ket undukan. Keimanan yang bersemayam di dalam hat i harus menampakkan konsekuensi dan kebut uhannya t erhadap anggot a t ubuh. Jika t idak melaksanakan konsekuensi dan kebut uhannya, menunj ukkan ket iadaan at au kelemahan iman. Oleh karena it u, amalan lahir merupakan konsekuensi dan kebut uhan iman yang menunj ukkan pembenaran t erhadap apa yang ada di dalam hat i, sebagai dalil (pet unj uk) dan syahid (saksi) at asnya. Amalan lahir j uga merupakan cabang dari kumpulan keimanan yang mut lak sert a merupakan bagian darinya. Akan t et api yang bersemayam di dalam hat ilah yang merupakan pokok dari amal perbuat an anggot a t ubuh. " Kami mengat akan : Ket iadaan iman yang mut lak, yait u kesempurnaan iman, t idaklah mengharuskan penaf ian kemut lakan iman, yait u pokok keimanan. Sebagaimana t elah dit et apkan oleh Syaikhul Islam dal am beberapa t empat (dari karangan-karangan beliau, pent . ).

  7. Perbuat an anggot a t ubuh, selain sholat -yang insya Allah akan dat ang perinciannya nant i- bisa j adi t ermasuk kesempurnaan iman yang waj ib dan bisa j adi must ahab, menurut kadarnya, sebagaimana yang t elah dij el askan oleh Syaikhul Islam. Maka waj ibnya (amalan lahir) adalah waj ib dan must ahabnya adalah must ahab.

  8. Adapun ist ilah Syart h Kamal al -Iman (syarat kesempurnaan iman) yang sering dari al-Qur'an dan as-Sunnah, t idak pula dari ucapan Salaf us Shalih dari t iga kurun pert ama yang t erbaik. Oleh karena it u, sesungguhnya penggunaan ist ilah ini sesuai dengan ket erangan sebelumnya yang t erperinci, merupakan suat u hal yang t idak dapat diperdebat kan lagi, besert a peringat an bahwa penyebut an kat a syarat di dal amnya, menurut def inisi bahasa bermakna t ingkat an kewaj iban t ert inggi, bukan menurut def ini si ist ilah yang berkonsekuensi keluar dari hakikat sebenarnya. Adapun pemahaman ist ilah ini dengan pengert ian 'kesempurnaan must ahab' at au 'mengeluarkan amalan dari yang namanya keimanan' at au 'orang yang bermaksiat memiliki keimanan yang sempurna' sebagaimana pemahaman murj i'ah at au orang-orang yang t erpengaruh dengannya, maka semua pengert ian ini adalah sesat dan bat hil .

  • Pasal 2 : Kekuf uran

  1. Takf ir (Pengkaf iran) adalah hukum syar'i yang harus dikembalikan kepada Allah Ta'ala dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

  2. Barangsiapa yang keislamannya t elah t et ap dengan past i, maka keislamannya t akkan hilang darinya melainkan dengan kepast ian pul a.

  3. Tidak set iap ucapan maupun perbuat an yang disif at kan oleh nash sebagai kekuf uran sert a mert a menunj ukkan kekuf uran besar yang mengeluarkan dari agama, karena kekuf uran it u ada dua, yait u kuf ur kecil dan kuf ur besar. Maka, hukum t erhadap ucapan dan perbuat an (yang disif at kan sebagai kekaf iran ini) sesungguhnya hanyalah menurut koridor met ode para ulama Ahlus Sunnah dan keput usan mereka.

  4. Tidak boleh menj at uhkan hukum kaf ir t erhadap set iap muslim kecuali yang kekuf urannya dit unj ukkan oleh al -Qur'an dan as-Sunnah dengan dalil yang t erang, nyat a dan j el as. Tidak cukup hanya dengan kesamaran (syubuhat ) dan dugaan semat a.

  5. Terkadang t erdapat di dalam al-Qur'an dan as-Sunnah t ent ang ucapan, perbuat an at au keyakinan yang dif ahami sebagai kekuf uran, namun t idak boleh seseorang dikaf irkan secara spesif ik (mu'ayan) kecuali j ika t elah dit egakkan huj j ah at asnya dengan memenuhi syarat -syarat : ilmu, maksud dan pilihan, sert a menghilangkan penghalang-penghalangnya, yait u lawan dan kebalikan dari hal ini.

  6. Kekuf uran it u bermacam-macam : ada kuf ur j uhud (pengingkaran), t akdzib (pendust aan), iba' (penolakan), syak (keraguan), nif aq (kemunaf ikan), i'radh (berpaling), ist ihzaa' (penghinaan) dan ist ihlal (penghalalan), sebagaimana disebut kan oleh para Imam Ahli Ilmu, Syaikhul Islam dan muridnya Ibnul Qoyyim al-Jauziyah dan selainnya dari para Imam Sunnah -rahimahumullahu-

  7. Termasuk kuf ur amalan dan ucapan yang mengeluarkan dari agama secara dzat nya, yang t idak disyarat kan di dalamnya penghalalan hat i, adalah perkara- perkara yang menunj ukkan lawan dari keimanan dit inj au dari segala sisi, sepert i mencela Allah Ta'ala, menghina Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, suj ud kepada berhala, melet akkan mushaf di t empat -t empat naj is, dan amalan-

  Menj at uhkan hukum kaf ir ini kepada perseorangan secara spesif ik adalah sebagaimana (menj at uhkan hukum kaf ir) pada amalan kaf ir lainnya, yait u t idaklah sert a mert a dikaf irkan kecuali syarat -syarat nya dipenuhi.

  8. Kami berpendapat sebagaimana pendapat nya Ahlus Sunnah, bahwa amalan kuf ur it u mengkaf irkan pelakunya dikarenakan keadaannya yang menunj ukkan kekuf uran bat hinnya. Kami t idak berpendapat sebagaimana ahlul bid'ah yang mengat akan bahwa amal kuf ur it u t idak mengkaf irkan, melainkan sebagai pet unj uk kekaf iran. Perbedaan keduanya cukup j elas.

  9. Sebagaimana ket aat an merupakan cabang keimanan, maka sesungguhnya kemaksiat an it u merupakan cabang kekuf uran. Semuanya menurut t ingkat annya.

  10. Ahlus Sunnah t idaklah mengkaf irkan seorangpun dari ahli kiblat dikarenakan dosa besarnya, namun mereka mengkhawat irkan akan t erealisasinya ayat -ayat ancaman bagi mereka (pelaku dosa besar) t anpa beranggapan mereka kekal di dalam neraka. Bahkan Ahlus Sunnah berpendapat mereka akan kel uar dengan syaf aat para pemberi syaf aat dan dengan Rahmat Allah Rabb semest a alam, selama mereka masih bert auhid. Pengkaf iran t erhadap para pelaku dosa besar adalah madzhabnya khowarij yang buruk.

  • Pasal 3 : Sholat 1. Sholat merupakan Rukun Islam berupa amalan yang paling pent ing dan besar. Bahkan sholat merupakan pilarnya dan simbol keimanan sert a perilaku badan/ f isik yang paling agung.

  2. Meninggalkan sholat karena j uhud (mengingkari kewaj ibannya) adalah kaf ir mengeluarkan dari agama. Kami t idak menget ahui adanya perselisihan t ent ang hal ini di kalangan ul ama Ahlus Sunnah. Dan yang serupa dengan perkara ini -yait u murt ad dan kaf ir- adalah orang yang hendak dipenggal kepalanya dengan pedang (dieksekusi), ia lebih memilih mat i ket imbang sholat .

  3. Perselisihan yang t erj adi di t engah Ahl i Sunnah -pengikut manhaj salaf - berkenaan t ent ang orang yang meninggalkan sholat karena malas t anpa penyangkal an dan pengingkaran (kewaj ibannya). Sebagaimana dinukil lebih dari seorang ulama semacam Imam Malik, Imam Syaf i'i dan menurut riwayat yang masyhur dari Imam Ahmad.

  4. Barang siapa yang mengkaf irkan orang yang meninggalkan sholat secara mut lak, t idak boleh baginya menuduh orang yang berbeda dengannya sebagai murj i'ah. Dan barang siapa yang t idak mengkaf irkan orang yang meninggalkan sholat karena malas, t idak sepat ut nya melempar t uduhan kepada orang yang berbeda dengannya sebagai khowarij .

  5. Meninggalkan sholat -bagi f ihak yang mengkaf irkannya di dunia- t ermasuk kuf ur besar yang menyeret pelakunya sebagai kaf ir pul a di akhirat . Adapun pengkaf iran orang yang meninggalkan sholat sebagai kuf ur akbar di dunia dan menj adikan orang yang meninggalkan sholat pada wakt u yang bersamaan 'di bawah kekuasaan Allah di akhirat ', j ika orang yang meninggalkan sholat it u ikhlas dengan ucapannya 'Laa ilaaha illallah' di dunia, maka pendapat ini adal ah pendapat yang mengada-ada (bid'ah), t idaklah t ermasuk dari pendapat nya Ahlus Sunnah sedikit pun. Karena para ulama yang meraj ihkan (menguat kan) pengkaf iran bagi orang yang meninggalkan sholat , mereka meyakini bahwa orang yang meninggal kan sholat di akhirat nant i kekal di dal am neraka j ahannam. Mereka berargument asi bahwa 'orang yang t idak sholat t idak memiliki iman sedikit pun di dal am hat inya' dan argument asi 'seandainya dia j uj ur dengan ucapan laa ilaaha illallah dan ikhlas, niscaya ia t akkan meninggalkan sholat '.

  6. Oleh karena it u, perselisihan t ent ang menghukumi orang yang meninggal kan sholat menurut sisi kebenarannya adalah perselisihan yang mu't abar (dikenal) di t engah-t engah Ahlus Sunnah yang t idak merusak ukhuwah imaniyah. sebagaimana hal ini t erj adi di zaman salaf yang pert ama dari para imam yang ummat bersepakat menerima mereka dan mempersaksikan keut amaan mereka, sepert i Imam Malik, Imam Syaf i'i dan selainnya. Perselisihan Ilmiyah Sunniyah ini t erus berlangsung hingga saat ini, sebagaiman t erj adi pada dua Imam yang mulia, yait u Imam Albany dan Imam Ibnu Baz -rahimahumallahu- dan selain mereka.

  7. Tidak ada halangan syar'i unt uk t arj ih Ilmiah (menelit i yang lebih kuat ) dan penelit ian Fiqhiyyah, unt uk mendukung dan menyokong salah sat u dari pendapat ini t anpa mendukung pendapat l ainnya, dal am lingkaran Ahlus Sunnah walau dengan perbedaan t arj ih dan hakikat ucapan yang beragam, dengan t et ap memelihara manhaj dalam menelit i dan et ika dalam berselisih.

  • Pasal 4 : Berhukum dengan hukum Allah

  1. Berhukum dengan hukum Allah adalah waj ib 'ain bagi set iap muslim, baik secara individu maupun masyarakat , sebagai pemimpin maupun rakyat , t iap- t iap mereka adalah pemimpin dan t iap-t iap mereka bert anggung j awab t erhadap yang dipimpinnya.

  2. Berhukum dengan hukum Allah adalah sempurna, komprehensif dan lengkap. Dimana hukum Allah mencakup seluruh urusan ummat baik aqidah, dakwah, pendidikan, moralit as, ekonomi, polit ik, sosial, budaya dan lain-l ain.

  3. Meninggalkan berhukum dengan hukum Allah t ermasuk sebab-sebab bencana, perpecahan, kehinaan dan kemunduran yang saat ini t engah menyelimut i ummat Islam baik secara kemasyarakat an Individu.

  4. Hukum it u ada t iga macam, yait u :

  • Hukum Munazzal (yang dit urunkan), yait u syariat Allah di dalam kit ab-Nya dan sunnah nabi-Nya. Semuanya adal ah kebenaran yang past i.
  • Hukum Mu'awwal (yang dit akwil), yait u ij t ihad para Imam Muj t ahid yang bisa benar dan salah. Akan mendapat kan sat u ganj aran (j ika salah) dan dua

  • Hukum Mubaddal (yang digant i), yait u hukum dengan selain hukum Allah, dimana pel akunya bisa j adi kaf ir, dhal im at au f asiq. Sebagaimana dinyat akan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan muridnya Imam Ibnul Qoyim al-Jauziyah.

  5. Orang yang berhukum dengan selain hukum Allah dilihat keadaannya: Jika ia meninggalkan hukum Allah dengan meyakini kehalalannya at au menganggapnya pilihan (yang bol eh dit erima boleh t idak, pent . ) at au beranggapan hukum Allah t idak relevan unt uk mengat ur urusan manusia at au berpendapat hukum selain hukum Allah lebih layak unt uk manusia, maka dia t elah kaf ir keluar dari agama set elah t erpenuhinya syarat dan hilangnya penghalang, menurut f at wa para ulama yang mendal am pemahaman agamanya.

  Jika ia meninggalkan berhukum dengan hukum Allah karena mengikut i hawa naf su at au demi kepent ingan (duniawinya), at au karena t akut at au t akwil, dengan t et ap berikrar dan meyakini kesalahan dan penyelewengannya, maka ia j at uh ke dalam kuf ur kecil yang dosanya j auh lebih besar dari minum khamr. Akan t et api, kekuf urannya t idak sampai mengkaf irkannya (kuf run duna kuf rin) sebagaimana t elah dit et apkan oleh para Imam dan Ulama salaf .

  6. Berusaha unt uk menegakkan syariat Allah di negeri yang t idak berhukum dengan hukum Allah, beramal unt uk melanggengkan kehidupan Isl am di at as manhaj kenabian yang akan menghimpun kaum muslimin dan mempersat ukan kalimat mereka, adalah kewaj iban syar'i yang t erkandung di dalam manhaj Robbani dalam mengadakan perubahan, "Sesungguhnya Allah t idak akan mengubah keadaan suat u kaum hingga kaum it u sendiri yang mengubah keadaan mereka. ", t anpa berpart ai-part ai (t ahazub) dan f anat isme yang j elek, dengan t et ap berpegang pada Kit abullah dan Sunnah Rasulullah berdasarkan pemahaman Salaf ul Ummah dari generasi Sahabat dan Tabi'in, dengan saling t olong menolong dalam kebaj ikan dan ket akwaan, saling menasehat i dalam kebenaran dan kesabaran, dan memurnikan (t ashf iyah) segala kerusakan yang menimpa aqidah kaum muslimin sert a mendidik (t arbiyah) mereka di at as manhaj yang benar dan t erang.

  • Pasal 5 : Wala' (Loyalit as) dan Baro' (Berlepas Diri)

  1. Kami memandang bahwa wala' di t engah-t engah kaum muslimin -dan wal a' t erhadap mereka- mengandung ket aat an kepada Allah dan Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan t ermasuk manhaj sal af yang dipercaya sert a j alannya para ulama Robbaniyun. Kami j uga memandang bahwa baro' dari set iap orang yang menyelisihi syariat berdasarkan t ingkat penyelewengannya baik besar maupun kecil, baik dalam masalah aqidah mapun hukum, dan sunnah at au bid'ah.

  2. Tidak boleh khuruj / keluar dari ket aat an (memberont ak) dari penguasa kaum muslimin, t idak boleh pula menent ang dan melakukan revolusi t erhadap mereka, kecuali hingga kit a melihat nya mel akukan kekuf uran yang nyat a dan kit a memiliki bukt i yang nyat a dari Allah at as kekuf urannya. Jika hal demikian benar-benar t erj adi -yakni penguasa melakukan kekuf uran kepada orang yang mendalam ilmunya dari para ulama kit a yang t erpercaya kekokohan agamanya, dimana mereka lebih bisa melihat t arj ih ant ara masalahat dan madharat nya, yang akan menghilangkan kemunkaran t idak malah menambahnya, t anpa dibakar semangat yang menggelora.

  • Pasal 6 : Murj i'ah

  1. Murj i'ah ada kelompok yang sesat , madzhabnya j el ek dan bat hil -t idak berada di at as manhaj Sunnah dan Ahlus Sunnah-. Akan t et api kami t idak mengeluarkan mereka dari agama sebagaimana dinyat akan oleh Imam Ahmad dan dinukil Syaikhul Islam dari beliau sebagai ket et apan beliau di sej umlah t empat .

  2. Murj i'ah ada t iga j enis :

  a. Jahmiyah Murj i'ah yang berpendapat bahwa Iman sebat as penget ahuan (ma'rif at ) belaka. Sebagian Imam Salaf mengkaf irkan mereka.

  b. Karramiyyah yang membat asi keimanan hanya dengan ucapan lisan saj a t anpa perl u diyakini dalam hat i.

  c. Murj i'ah Fuqoha' yang berpendapat bahwa iman it u keyakinan dengan hat i dan ucapan dengan lisan, namun mereka mengeluarkan amalan dari yang namanya keimanan. Mereka semua di at as kesesat an walaupun t ingkat kesesat annya berbeda-beda, sebagaimana yang t el ah diperinci oleh Syaikhul Islam -rahimahullahu-.

  3. Termasuk pendapat j elek mereka yang t erbent uk dari sebelumnya dan dari beragamnya kelompok-kelompok mereka, bahwasanya iman it u t idak bert ambah t idak pula berkurang. Barang siapa yang mengat akan 'sesungguhnya iman it u bert ambah dan berkurang, bert ambah dengan ket aat an dan berkurang dengan kemaksiat an. Iman it u berupa ucapan, amalan dan keyakinan', maka dia t elah berlepas diri dari pemikiran murj i'ah seluruhnya, dari awal sampai akhir, sebagaimana ucapan Imam Ahmad bin Hanbal; dan Imam Barbahari sert a selain mereka.

  4. Pelaku kemaksiat an baik kecil maupun besar masih t ermasuk ummat Islam (Ahlu Millah), dan mereka berada di bawah kehendak Allah hukuman dan siksanya, sebagaimana f irman Al lah Ta'ala, "Sesungguhnya Allah t idak mengampuni kesyirikan namun ia mengampuni selain kesyirikan siapa saj a yang dikehendaki-Nya. "

  • Pasal 7 : Khowarij 1. Khowarij adalah kelompok yang sesat dan madzhabnya j elek l agi bat hil. Mereka keluar dari manhaj Ahlus Sunnah wal Jama'ah walaupun kami t idak beranggapan akan kekaf iran mereka. Telah diriwayat kan sebagian ulama salaf bahwa ada yang mengkaf irkan mereka.

  2. Mereka adalah kebalikan Murj i'ah dari sisi hukum. Namun keduanya bercabang-cabang. Dari pokok yang sat u inil ah mereka menyimpang dan berpecah belah, oleh karena it u : Menurut khowarij , sesungguhnya berkurangnya iman adalah kekuf uran, dimana kemaksiat an akan menghilangkan dan membat alkan keimanan seluruhnya. Lain halnya dengan murj i'ah, yang menj adikan keberadaan set iap maksiat t idak mempengaruhi berkurangnya keimanan, sepert i set iap ket aat an t idak mempengaruhi pert ambahan iman. Dari sinilah mereka mengat akan bahwa 'kemaksiat an t idaklah membahayakan keimanan'.

  3. Perincian ilmiah t ent ang perkara 'berhukum dengan hukum All ah' yang t elah lewat pembahasannya merupakan met odenya para salaf yang benar dan j alannya Ahlus Sunnah yang haq. Barangsiapa yang menambah-nambahi darinya maka ia t el ah berlaku ghuluw (ekst rim) dan if rat h (berlebih-lebihan) yang selaras dengan khowarij . Barangsiapa yang mengurangi darinya maka ia berl aku t aqshir (mengurangi) dan t af rit h (meremehkan) yang selaras dengan murj i'ah.

  • Pasal 8 : Jihad f i Sabilillah 1. JIhad t ermasuk syiar Allah yang t erpent ing dan puncak t ert inggi.

  2. Kedudukan j ihad di dalam agama t et ap t erpelihara dan dikenal kedudukan dan posisinya, yang t idak didahulukan dari perkara-perkara yang lebih pent ing darinya dan t idak diakhirkan dari perkara-perkara yang lebih rendah darinya. Jihad akan senant iasa berlangsung hingga hari kiamat .

  3. Jihad t erbagi menj adi 2 macam : Pert ama : Jihad Fat h wa Tholab (ekspansi dan of ensif ), yang harus memenuhi persyarat an syar'i sebagai berikut : a. Imam

  b. Negara (daulah)

  c. Bendera (royah) Kedua, Jihad Daf 'u (def ensif ), hukumnya waj ib 'ain bagi seluruh penghuni negeri yang diserang oleh musuh. Jika mereka t idak sanggup, maka penduduk di wilayah sekit arnya dari ahli t sughur (penj aga perbat asan) harus menolong mereka, demikian set erusnya.

  4. Jihad syar'i memiliki persiapan ('idad) syar'i yang harus dipenuhi. Ada dua macam persiapan, yait u : Pert ama : Persiapan dengan pembinaan keimanan ummat , dengan cara menegakkan hakikat peribadat an hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala semat a, membina j iwa mereka dengan kit abullah, mensucikan mereka dengan sunnah nabinya dan menolong agama Allah dan syariat -syariat -Nya. 'Allah benar-benar akan menolong hamba-Nya yang menol ong agama-Nya. ' Kedua : Persiapan f isik, yait u mempersiapkan sej umlah perlengkapan dan alat - alat perang unt uk mel awan dan memerangi musuh-musuh Allah. 'Dan persiapkanlah bagi mereka apa-apa yang kamu sanggupi, dari kekuat an dan kuda yang dit ambat yang akan menggent arkan musuh Allah dan musuh-musuh kalian. '

  • Penut up
    • Semoga Al lah menganugerahkan kebaikan dan t ambahannya- Inilah penut up dari apa yang t elah Allah Jall a wa 'Ala t et apkan pada kami dalam penulisan perkara aqidah ini, yang mengkait kan dan menyelaraskannya dengan t imbangan manhaj salaf dan met ode Ahlus Sunnah dengan f ormat yang ringkas dan sederhana. Sembari memohon kepada Allah Tabaroka wa Ta'ala Tauf iq-Nya kepada kami dan kepada seluruh saudara-saudara kami, dengan mengharap agar Ia t et ap mengat ur urusan kami supaya t et ap l urus, agar Ia memperkuat penol ong- penolong agama-Nya dan menghinakan musuh-musuh-Nya, agar Ia menumpas ahlu ahwa' dan bi'dah, agar meluruskan dari apa-apa yang t elah kami t ulis, dan agar supaya Ia menganugerahkan keikhlasan dalam beramal dan berucap. "Sesungguhnya aku hanya menghendaki perbaikan semampu aku bisa, dan t idak ada t auf iq melainkan dari Allah, kepada-Nya aku bert awakal dan kepadanya aku kembali. " Semoga Sholawat , Salam dan Barokah senant iasa t ercurahkan kepada nabi kit a Muhammad, t erhadap keluarga beliau dan seluruh sahabat -sahabat beliau. Penut up do'a kami adalah, Segala puj i hanyalah milik Al lah Rabb semest a alam.