KEDUDUKAN SERTIFIKAT SEMENTARA HAK MILIK ATAS TANAH DAN PERMASALAHANNYA

  SKRIPSI

  

EKA KUSWITNANINGATI

KEDUDUKAN SERTIFIKAT SEMENTARA

HAK MILIK ATAS TANAH DAN

PERMASALAHANNYA

  FAKULTAS HUKL’M UNIVERSITAS AIRI^ANGGA

  

1 9 8 6 KJSDUDUKAN SK M im A T SBMiMAKA HAK MlLXK ATAS tl'ANAH XJAU ITSliMAaAIiAlIAilNYA

  U K K U H OL13U:

  EKA KUiiWI'iJHANINGAn

  imm

  m u m s urn m a m s aik iau u g a S O H A B A H

  1986 H/fc

  i K E D U D U K A N S E R T I P I K A T S E M Ji H S A H A H A K M I L I K

A ' JJA S T A N A i l U A H P E R M A S A L A H A H N Y A

  A w / M

  / W

  

sm i e a x

  I U I A JU K . A N U t t l ' O K M E L E M G K A M T U G A S

0 ) A N M E M E M O H I S Y A H A T - S Y A H A I U N T U K

K 1 S N C A F A I G B L A H S A 1 U A M H U K.U M

  1 * OLBH

  

E K A K U S W I T W A N I N G A I T

  038010862 Wisan^ Jl; v , c 1J R

  P E H C U J I W I SW U S U S A N T O , S . H . m U M A S U U K U H U N I V l i H S I l ' A S A I R L A N G G A s d u b a y a

  1986

  KATA l'iMANNAK

  Dengan niemanjatkan puji ayukur kepada Suhan Tfang Ma- haeea karena limpahan rahmat-fcya, maka seleseilah audah ekripoi ini gufaa raelengkapi tugas-tugaa akadeinis, yang meru- pakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum dl tfakultaa Hukum Univeraitua iirlangga Surabaya,

  Dengan dewikian, lewatlah audah langkah perdana atu- di ilmu hukum di iakultaa Hukum Univeraitaa Airlangga Sura­ baya dengan uegala suka dukanya.

  Pada kesempatan ini, tak lupa aaya ucapltan rasa teri- ma kaaih yang sebesar-besarnya kepada bapalc Soedalhar, S.H. ynng telah beraedia niemberikan bimbingan, petunjuk, serta aaran dalam pembuatan akripai init dan soya ucapkan tnrima kaaih kepada bapak Wisnu Susanto, S.H. dan bapak Eman Raiae- lanf £>.11. sebagai tim penguji.

  Ucapnn terima kaaih yang aebesar-beoaxnya, juga oaya eampaikan kepada eeluruh staf pengajar di Iakultaa Hukum Uni- versitae Airlangga Surabaya yang telah inewberikan bekal il- pengetahuan kepada saya, juga kepada orang tua aaya yang telah mengasuh, membeaarkan saya, serta mercberikan pentiidikan ynng cukup guna kehidupan yang lebih baik di inasa depan.

  Kepada rekan-rekan mahasiewa, serta semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah niemberikan

  iii bnntuannya dalam penyusunan skripsi ini, tak lupa pula soya ucapkan terima knsih.

  Akhir kata, saya meiiyadari buhwa akripsi ini maaih jauh dari ukuran sempurna, namun demikian, mudah-mudahan akripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepen- tinfinn.

  KKA KU SW im m t t A l'I 658010865

  

iv

  D a m n iai J'lalai.iun

  KATA PENGAN'i'Afl .................. .. iii

  M m n I S I . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ...... v

  BAB I PENDAHUIUAM .................. .. 1

  1. Permaaalahan: Latnr Belokaiift dan ru- musanriy a .................. ... 1

  2. Penjelaoan Judul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

  2

  5. Alaaaii Pemilihan Jud u l .......... .. 4

  4. Tujunn Penulisan .................. 5 5* Metodologi .... *.............. .. 6 6* Pertanggungjawaban Sistematika ....

  6 BAB II 1'AiUH MIXillC ................... .. «

  1. Kedudukan Jlukuni 'I'miah Milik Setelah Berlakunya U U P A ................ .. 8

  2. Jual Beli Sebaf.ai Cara Memperoleh link Milik Atas Tanah............ .. !*> BAB III SEfWCItfmfE ................... .. 18

  1. Pengertian Sertifikat .......... .. 18

  2. Pungsi Sertifikat .............. .. 2«r 3. Proaes Penerbitan Sertifikat .... ..

  25 !

  BAB IV JOSKUAXAN HUKUM SERXItflXAT SKKHNl'AKA ( m U H ) KTT j

  IK ................... ... 29

  1. Daonr Hukum .................. ... 2J

  2. Sertifikat Seinentara (lanah) Milik Ditinjau Bari ftudut llukuin Pombukti- an ................... ... 30

  v

  3. Sertifikat Sementara (Tanah) Milik DI- tinjau Dari Sudut Iiukuw 4#raria ....... .

  34 BiB V PEHU1CUJP ............................ .36

  1. Keaimpulan .......................... .36

  2. Saran ............................36

  1MMAR BAC’AAW

  

vi

  BAB I PEND1HULUAN 1, Permaaalahant Latar Belakang dan rumuaannya

  Masalah tanah, sering menjadi bahan perabicaraan yang aktual, balk dalara pernulaan timbulnya permasalahan, uampai cara-cara penanganannya/ penyeleaaiannya oleh aparatur peme- rintahan, sebab masalah tanah tldak hanya menyangkut aapek ekonomi, aosial, politik, HANKAMNAS, dan yurldia aaja, me- lainkan juga berrdlai magis religius yang Bering berpenga- ruh beaar dalam menentukan corak dan cara hidup aerta peng- hidupan rakyat, karena ma3alah ini menyangkut masalah dasar yang aangat penting bagi raanuaia yang hidup dari tanah se- bagai aumber penghidupannya* Tanah yang di satu pihak begi- tu penting bagi kehidupan negara, bangaa, dan rakyat Indo- neaia, di lain pihak kita dapatkan kenyataan bahwa: a. tanah itu terbatas, baik dalam kuantitas maupun kua- litaa dibandingkan dengan kebutuhan yang harus dipe- nuhi;

  b. ada pergeaeran pola hubungan antara rakyat dan ta­ nah aebagai akibat perubahan-perubahan yang ditira-

  • bulkan dalam proaea pembangunan dan perubahan-peru­ bahan aoaial pada unmmnya;

  c. tanah di aatu pihak kini telah merupakan benda eko- noroi yang sangat penting, pada lain pihak telah pu-

  1 la merupakan barang perniagaan dan obyek apekulaai;

  d. tanah di satu pihak harua dipergunakan dan dimanfaat- kan untuk aebeaar-beaarnya keaejahteraan rakyat lahir batin, adil, dan merata, di lain pihak harus dijaga keleetariannya.^ Dalam kaitannya dengan banyaknya permasalahan tanah, maka pemerintah memandang perlu untuk melakukan penertiban khusuanya terhadap aurat tanda bukti (pemilikan) hak-hak atas tanah, yaitu dengan mempercepat pelaksanaan pendaftaran ta­ nah, Hal yang demikian ini dipandang perlu karena dengan metnJLliici surat tanda bukti hak yang kuat, aeseorang dapat mempcrtahankan haknya terhadap gangguan pihak lain* Dengan adanya kepaatian hak dan kepaBtian hukum terhadap pemilikan tanah, maka diharapkan peraengketaan maaalah tanah yang ter-

  Jadi dapat ditekan sekecil mungkin. Surat tanda bukti hak yang dimaksud tidak lain adalah aertifikat tanah* Sertifl- kat diberikan kepada mereka yang berhak dan merupakan tan­ da bukti hak ataB pendaftaran tanah,

  Di aamping adanya aertifikat, dikenal pula adanya "aertifikat sementara'r. Sertifikat Sementara yaitu sertifi- kat yang belum dilengkapi dengan tanda bukti surat ukur da- ri pegawai agraria. Sebagaimana yang ditentukan dalam pa-

  Badan Pembinaan Hukum Naaional Departemen JCehaklraan, Hasil-haafcl Pertemuan Ilmlah (Simposlunu Seminar, Lokakar- ya). Badan Pembinaan Hukum Naaional 1979 ~l98?3»n. 217.

  3

  sal 17 ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961, bahwa "sertifikat sementara*' mempunyai fungsi dan kekuatan hukum yang soma dengan "sertifikat41, Namun demikian, kesu- litan yang tampak dengan adanya •'sertifikat sementara" ini yaitu Jika pemilik akan mempergunakan tanahnyn sebagal ba~ rang tanggungan untuk memperoleh kredit uong darl sebuoh bank (kreditur). Ketiadaon surat ukur yang menerangkan se- cara terperinci mengenai tanah, otomatis meragulcan pihak

  4 kreditur, kendatipun keteatuan paaal 17 Peraturan Percerin- tah Nomor 10 Tahun 1961 mengatakan bahwa kekuatan hukum dan fungsi sertifikat sementara saica dengan sertifikat penuh. lterdaaarkan ur&ian di atas, maka pokok-pokok perma- salahrm yang perlu dikemukakan di sini yaituj

  1. sampai sejauh mana validitas "sertifikat sementara* terse but?; 2. bagaimana sertifikat sementara itu berfungoi oebagni sarana yang efektif dalam membuktikan status pemi- likan tanah?;

  3* bagaimana ekaistensi "sertifikat seinentara" dalam kenyataan sosial ?

  2. Penr 1elasan Judul Sebagaimana disebutkan dalam paoal 19 Undang-undang

  Pokok Agraria (UUPA), bahwa pendaftaran tanah antara lain meliputi pemberian surat-aurat tonda bukti hak yang berla- ku sebagai alat pembuktian yang kuat. Sebagai konsekuensl* nya, jika yang diterbitkan berupa aertifikat sebagai tanda bukti hak, maka hendaknya diartikan bahwa hak yang dipero- leh itu bukan merupakan hak yang mutlak yang dijamin kepaa- tian hukunmya, dalam arti maaih dapat digugat oleh siapa yang mengakui sebagai pemilik.

  3)i samping adanya aertifikat, dikenal pula adanya “aertifikat 8ementara,, yang ekaiatensinya diakui dalam pa- i sal 17 ayat 1 dan

  yang fungsi dan kekuatan hukumnya aaiua dengan "aertifikat", Oleh karena itu, audah aeyogianyalah kalau "aertifikat se- mentara” mempunyai kedudukan yang sarna dengan "aertifikat*1.

  3. ilaaan Pemillhan Judul Pembahaaan mengenai kedudukan aertifikat sementara ini didaoarkan pada pemikiran akan arti pentingnya sertifi- kat aebagai surat tanda bukti hak ataa tanah dalau kehidupan warga maoyarakat khuausnya, serta bagi bangoa dan negera pa­ da umumnya. Paktor positip yang dapat ditimbulkannya yaitu aertifikat ini dapat memberikan kepaatian hak dan kepantian hukum bagi pemiliknya, na©un terdapat pula faktor negatif yang cenderung dapat mereaahkan yaitu uieuyungkut /uaaalah aertifikat tanah, miaalnya aaja penerbitan aertifikat (se- mentara) tanah taiipa memperhatikan lagi fliapa yang aeb&nar- nya lebih berhak ataa status pemilikan tanah tersebut, yang pada akhirnya merigakibatkan tinibulnya peraengketaau yang ae- rius mengenai penguasaan atas sebidang tanah, dan hal yang demikian ini eangat bertentangan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  1)1 samping faktor-faktor tersebut di atas, faktor- faktor lain yang kiranya dapat pula mengakibatkan kere^ahan di kalangan masyarakat dalam hal penguasaan hsk' inilik atao tanah yaitu kelauibanan negara eerta kekhilafan pejabat da- lam pelnyanan terhudap sertifikat.

  Dari uraian di atas, tampak bahwa sertifikat (oemen- tara) mempunyai peranan yang sangat menentukan, karena ser- tifikat akan menentukan sekali dalam uaahonya untuk menda- patkan kepaatian hak dan kepaatian hukum dari pemilikan hak ataa tanah. Alasan itulah yang mendorong aaya untuk menulls skripsi ini dengan judul "Kedudukan Sertifikat Sementara Hak Milik Atas Tanah dan Permaaalahannya*1. 4* ffu.juan Penullaan

  Sesuai dengan judul akripai di ataa, maka tujuan pe- nujiaan ekripai ini adalah untuk mengkaji dan menganaltsa permaaalahan yang timbul, kemudian tujuan aelanjutnya ada­ lah berusaha mencari altematlf penyeleaaian yang pooitip aehingga dapat meniberikan manfaat bagi prdoea sosialisaai hukum di Indonesia khuausnya dalam bidang hukum agrarla.

  Di samping itu, okripsi ini juga mempunyai. tujuan yang teraendiri bagi saya yaitu untuk niendalawi bidang atu-

  6 di hukum agraria.

  5. Metodolofti

  a. Pendekatan Masalah: Untuk depat membei’ikan penjelacan terhadap inasalah yang inenjadi pokok pembahaocm dalam ukripai ini, oaya meng- gunakan pendekatan yuridia, aecuuigkan dalaiu nieiubahasnyu meng- gunakan metode deokriptif, komparatif, dan analitie. Maksud

  j

  pendekatan yuridia yaitu segala perinaaalahan ditelanh dengan rnendasarkan pada peraturan perundang-undangan. Deakriptif berarti meinaparkan motivasi adanya ''aertifikat aementara", sedangkan komparatif yaitu membandingkan "aertifikat aemen- tara" dengan "aertifikat*1*

  b . d u m b e r D a t a :

  Sumber data diperoleh dari buku-buku kepustakaan dan melakukan penelitian lapangan (survey)* c. Analiea Data:

  Data yang diperoleh dari number data, dianalisa aeca- ra kualitatif untuk memberikan alternntif ptmyeleuaian ter- hadap po.rmasalohan yang tiiubul, sehingga dapat ditarik aua- tu keaiiupulan*

  G . P e r t a i w u n r . , 1 a w a b a n S i s t e n > a t i k a v

  bab 1 merupakan bab pendahuluan yang diwakuudkan se- bagai pedoman untuk menguraikan bab-bab berikutnya, Dalam

  bab I ini, berisi antara lain mengenai latar belakang maua- lah dnn rumuaannya, perijelaaan judul, alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, metodolofii, dan pertan££un£/jawaban aiate- matika.

  Mengenai kedudukan hukum tannh milik, khunuanya :>c- telah berlakunya Undang-undan^ lJokok /^raria (UUP/,), dan jual beli seba^ai aarana untuk memxjeroleh hale milik utoa te- nah, aaya letakkan pada bab II karena hal ini merupakan l.an£- kah awal untuk wen^etahui peranan aertii’ikat dalam kaitannya dengan permasalahan yang timbul. ttedungkan mengenai pencertian dan fungal aertilikat, oaya letakkan pada Bab III dengan makaud seba^ai pedoman un­ tuk menyeleaaikan permasalahan yanfc timbul,

  Bab IV membahas lebih lanjut tentang kedudukan ser- tifikat sementara, dalam arti menyeleaaikan permaoalahan yang timbul, maka perlu ditinjau mengenai kekuatan hulcumnya sertifikat sementara, baik ditinjau dari uudut hukum peqibuk- tian, maupun dari audut hukum agraria.

  Denman demikian, prooea pembaliauuri dan penganaliaaan teruebut di atas audah mencapai titik akhir, oleh karena itu, aebafai pcnutup any a letakkan pada bab V dengan mengemukaktm keaimpulan dan ciaran.

  BAB II TANAH MILIK I. Kedudukan Hukum Tanah Mllik Setelah Berlakunya UUPA Dengan berlakunya Undong-undang Pokok Agraria (UUPA) sejak tanggal 24 September I960, maka aemua peraturan per- undang-undangan tentang fcak milik ataa tanah aebelum berla- kunya UUPA dinyatakan tUcabut, dan diganti dengan peraturan tentang hak'milik yang didaaarkan pada UUPA, yaitu hak mllik yang didaaarkan pada hukum adat aebagaimana yang tercantum dalam pasal 5 UUPA sebagai berikut: llukum Agraria yang berlaku atas bumi, air, dan runng angkaaa ialah hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan nasional dan negara, ynng berdaaar- kan ataa peraatuan bangaa dengan soaialiarue Indonesia eerta peraturan-peraturan yang tercantum dalam Undang- undang ini dan dengan peraturan lainnya, segala seaua- tu dengan mengindahkan unaur-unsur yung bersandar pa­ da hukum againa.2

  Walaupun hak mllik yang diauaun dalam UUPA ini ada- lah hak milik berdasarkan hukum adat, namun hak mllik di sini bukanlah hak milik adat sebagaimana yang terdapat pa­ da jaman kolonial dulu yang masih dipengaruhi oleh masya- rakat svapraja yang feodal serta individualistis. Hal yang demikian ini berarti hukum adat yang mendasari UUPA bukanlah hukum adat yang murni, melainkan hukum adat yang tidak bo-

  Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kltab Undanp-undang Hukum Perdata, Pradnya Paramita, J a k a r t a , 455.

  8 leh bertentangan dengant

  a. kepentingan naaional dan negara yang berdaaarkan atas persatuan bangsa; b. soBialieme Indonesia;

  c. peraturan-peraturan yang tercantum dalam UUPA;

  d. peraturan-peraturan perundungan lainnya;

  e. unaur-unsur yang beroandar pada hukum agama, Dengan demiklan, dapat disimpulkan bahwa pembuat un~ dang-undang tldak memandang hukum adat aebagl aatu-satunya pegangan dalam menentukan hak-hak baru tersebut. Ini berar- ti dalam UUPA masih memberikan tempat/ Iteaempatan bagi hak- hak barat, yang sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia, untuk dlterapkan dalam UUPA guna melengkapi kekorangan-kekurangan yang terdapat dalam hukuto adat sesuai dengan perkembangan jaman dan alam bernegara 'dewasa Ini.

  Ilak milik menurut pasal 5 UUPA pengertlannya adnlah hak yang turun temurun, terkuot, dan terpenuh yang dapat di- punyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam paaal 6. Perkataan "turun temurun" berarti bahwa hak milik tl^ak ditentukan jangka waktunya, tidak hanya berlartgsung selama hldup seseoi'arig, akan tetapi aampai dengan ahli warie- nya. Kata-kata "terkuat" dan "terpenuh" itu, menurut penje- lasan reooii UUPA# dimakaudkan untuk membedakannya dengan hak guna bangunan, hak pakai, dan laln-loinnya, yaitu untuk me-* nunjukkan bahwa di antara hak-hak atas tanah, maka hak milik-

  10

  lah yang paling kuat dan paling penuh. Perkataan "kuat" ber- arti bahwa hak itu tidak mudah hapus dan mudah dipertahankan terhadap gangguan dari pihak lain, Perkataan "penuh'1 menun- juk kepada luasnya wewenang yang diberikan kepada aubyek yang rnempunyai hak milik itu.

  Di aamping itu, menurut paoal 6 UUPA, dioebutkan pu­ la bahwa aemua attu: tanah rnempunyai fungei sosial. Fung- ai sosial menurut penjelasan angka II/ 4 berarti bahwa hak atas tanah apapun yang ada pada Beaeorang, tidaklah dapat dibenarkan bahwa tanahnya itu akan dipergunakan (atau tidak diperguimkan ) semata-mata untuk kepentingan pribadinya, apa- lagi kalau hal itu menimbulkan kerugian bagi masyarakat. tfungai soaial daripada hak-hak ataa tanah mewajibkan pada yang rnempunyai hak untuk mempergunakan tnnah yang ber- oangkutari sesuai dengan keadaannya Berta Bifat dan tujuan

  % pemberian haknya.

  Jika kewajiban untuk tidak menggunakan aeujata-mata untuk kepentingan pribadi itu aengaja diabaikan, maka hal itu berarti menterlantarkan tanah. /pabila tanah itu di ter- lantarkan, dapat mengakibatkan hapuanya hak yang bernang- kutan. Jika yang diterlantarkan itu tannh milik, maka tanah

  ■5

  Eoedi Harsono, Undang-undang Pokok Agraria, bagian pertama, Jil, pertama, J amb axon, J a kart a, 1571* h . 193*

  11

  itu akan jatuh kepada negara (aebagaimana halnya yang di- maksud dalam ketentuan pasal 27 ayat 3 UUPA).

  Dengan berlakunya UUPA, maka adanya siatom dualisme hukum agraria wariaan kolonial telah dihilangkan. Denson di- hilangkannya aifat dualiame teraebut, maka berhaail puln di- bentuk/ diwujudkan unifikasi hukuin agraria. ilal yang demi- lcian ini berarti bahwa dengan berlakunya UUPA telah dicapai adanya keaatuan hak dan kesatuan hukum dari berba^ai iuacam hak atae tanah. Di dalam paaal 16 UUPA, diaebfctkan bahva hak hak ataa tanah i&lahs

  a. hak milik;

  b. hak guna uaaha;

  c. hak guna bangunan;

  d. halt pakai;

  e. hak sewa;

  f. hak membuka hutan;

  g. hak memungut hasil hutan; h* hak-hak lain yang tidak termaeuk dalam hak-hak terae- but di ataa yang akan ditetapkan dengan Undang-undang serta hak-hak yang eifatnya oementara sebagoi yang di- aebutkan dalam paaal 33 UUPA*4

  Dalam kaitannya dengan maoalah hak milik ini, perlu kiranya untuk meninjau pengertian hak milik menurut hukum perdata barat, maupun pengertian hak milik. menurut hukum adat. liak milik menurut hukum perdata barat yang lebih di- kenal dengan hak eigendom, menurut paaal 1 Ketentuan Konver- ^Undang-undang Nomor 5 Tahun I960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, Lembaran Negara 1960-104. si sejak tanggal 24 September I960 dikonverai ruenjadi hak milik, kecuali Jika yang mempunyai tidak memenuhi syarat se- perti yang tersebut dalam paaal 21 UUPA,

  Ketentuan paaal 21 ayat 1 UUPA menyatakan, bahwa ha- nya warga negara Indonesia dapat rnempunyai hak milik. hak eigendom kepunyaan pemerintah asing yang digunakan untuk ke- perluan rumah kediauoan Kcpala Perwakilan dan Cedung Kedutaan, sejak 24 September I960 dikonversi menjadi hak pakai, yang berlangsung selajna digunakan untuk keperluan tertentu dengan Jangka waktu 10 tahun, misalnya untuk perusahaan modal asing dan orang aaing yang mendapatkan hak pakai.

  Hak eigendom kepunyaan orang asing atau warganegara di samping kewarganegaraan Indonesia mempunyai kewarganega- raan asing, dan badan-badan hukum yang tidak ditunjuk oleh pemerintah, dikonversi menjadi hak guna bnngunan dengan jang- ka waktu 20 tahun*

  Sedangkan hak milik menurut hukum adat, sesuai dengan paaal II Ketentuan Konversi, hak milik itu dikonversi menja- di hak milik, teraebut dalam pasal 20 ayat 1 UUPA. Uahkan pnsal II Ketentuan Konversi ini juga meiientukan, bahwa hak- hak yang mirip dengan hak milik, raiealnya hak agrarisch ei- gendora, yaoan, andarberii, hak atao druwe, jeaini, grant oul- tant, landerijenbezitsrecht, altijddui*ende erffjacht, hak usa- ha atas bekas tanah partikelir, oejak 24 i>epteuiber I960 di-

  13

  konverai menjadi hak milik, apabila pemegang hak itu warga negara Indonesia tunggal. Sedang apabila pemegang haknyu itu suatu badan hukum yang tidak ditunjuk oleh Pemerintah, maka hak itu dikonversi mcnjadi hak guna bangunan atau hak guna usaha sesuai dengan peruntukan tanahnya,

  Dengan demikian, dapat dimabil auatu kesimpulan bah­ wa aetelah berlakunya UUPA tanggal

  24 September I960, kedu-

  dukan hukum hak milik atas tanah telah menunjukkan adanyo eatu keaatuan hak yaitu hak milik berdOBRrkan UUPA, yang da­ pat mcnjamin adanya kepaatian hukum bagi masinp-mesing peme- gang haknya.

  Jaminan akan kepaatian hukum itu, ineliputi kepaatian mengenai: a. letak, batas, dan luaa;

  b. etatua tanah dan orang yang berhak atas tanah; c. pemberian surat berupa sertifikat.

  2, Jual Bell Seba^ni Cara Memperoleh Hak Milik Ataa Tanah Untuk lebih jnemperjelas mengenai jual bell (tanah) aebafjai cars memperoleh hak milik ataa tanah, maka di aini perlu dikemukakan pula mengenai ekoistenoi jual bell tanah, balk oebelum berlakunya UUPA maupun aetelah berlakunya UUPA.

  Sebelum UUPA, dikenal adanya dua macaui hukum perta- nahan, maka dalam hal jual bell tanah, dikenal pula dua ma- cam cara yaitu;

  14

  a. Jual beli tanah berdaaar hukum perdata barat; b«. jual bell tanah befcdasar hukum adat.

  Jual bell tanah dengan hak barat Ini pyngaturannya didasnr* kan pada Kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUH Perdata) pa- eal 1457 yang menyatakan; "Jual iieli adalafe auatu persetu«

  Juan, dengan mana pihak yang aatu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan auatu kci;e:itiran( dan pihak yang lain untuk mem- bayar harga ^ang telah dijanjikan".

  Mengenai saat terjadinya perjanjian itu, adalah pa­ da saat dicapainya kata eepakat uiengenai aifat dari benda- nya dan juinlah harga yang harus ditentukan dengan uang, hal ini Beeuai dengan ketentuan patsal 1450 KUH Perdata yaitu*

  Jual beli itu dianggap telah terjadi antara kedua be- lah pihak, seketika setelahnya orang-orang ini rr.enca- pai ee pakat tentang kebendaan terse but dan harganya raes- kipun kebendaan itu belum diserahkan, maupun harganya beluiu dibayar.

  Jadi, salah aatu ketentuan yang principiil mengenai perse- tujuan jual beli yaitu seperti yang tercantuiri dalam keten­ tuan paaal 1458 KUH Perdata, yaitu adanya pcruamaan kehendak dari kedua belah pihak telah cukup bagi terlaksananya per- oetujuan jual beli teraebut.

  Pada jual beli tanah eigendimi, adanya peroetujuan itu soja belumlah berarti bahwa hak eigendora itu telah bcr- pindah dari pihak penjual kepada pihak pembeli, llubungan an­ tara penjual dan pembeli ataa tanah, tidak terpengaruh de-

  15

  ngan adanya peraetujuan itu. Keduanya tetap aehagai pihak- pihak yang inelakukan peraetujuan, baru aetelah adar^ya penye- rahan aecara yuridis, terciptalah hubungan hukum yang menga- kibatkan beralihnya hak dari penjual kepada pembell aeba- gai pemilik baru.

  Jual beli tanah rnenurut hukum adat, berbeda dengan jual beli tanah menurut hukum perdata barat. Di dalam hukum adat, Jual beli tanah diseleaaikan dengan eara yang sebaik- baiknya, unsur dari jual trannaksi tanah ialah peralihan de­ ngan aerentak antara tanah dengan uang, aehingga perbuatan itu dapat diaebut aebagai perbuatan tunai (kontante hande- ling)*** Hal yang demikian ini oleh 'JJeer Haar dalam bukunya yang berjudul Beginaelen en Stelsel van Het Adatrecht aeba- gai berikut, bahwa ai pernbeli memperoleh pada saat terlak- aananya trajisakai Jual beli itu, hak milik dari tanah yang dijual, sedangkan pembayarannya dilakukan di muka kepala dena/ perabot deoa.

  Dengan memperhatikan uraian di ataa, maka Jual beli tanah menurut hukum adat harua dilakukan di hndapan kepala dqsa/ perabot desa. Dengan demiUian, perbuatan para pihak menjadi terang, aehingga apabila dikemudian hari ada gnng- guan dari pihak ketiga, kepala deoa/ perabot desa ikut ber- n i>oeprapto Tjokroperuiono, Aaaa-naaa Hukum Adat, i’HIM Oniveraitaa Brawijaya Malang, tnnpa t;ihun, atunsnim, h.30.

  16

  tanggung jawab. Sebaliknya apabila jual beli tanah terse but tidak dilakukan di hadapan kepala deaa/ perabot deaa, maka jika terdapat gan^guan dari pihak ketiga, yang menanggung resikonya adalah pihak pembeli aeridiri.

  JUertieda halnya dengan jual beli tanah uebagaimanu diuraikan di atas, yaitu jual beli tanah milik menurut UUPA.

  Menurut ketentuan pasal 19 Peraturan Pemerintah No- nior 10 Tahun 1961, maka aetiap perjanjian yang bermakaud ine- Biindahkan hak ataa tanah, menggadaikan tanah, atau meminjam uang dengan hak ataa tanah aebagui tanggungmi, harua dibuk- tikan dengan auatu akte yang dibuat oleh dan di hadapan pe- jabat yang ditunjuk oleh Menteri Agraria (sekarang Kenteri

  Dalam ilcgeri), yang untuk selanjutnya pejabat yang berwenang diaebut dengan Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPA1*). Apabila aeaeorang akan mengadakan jual beli tanah aek&ligua penca- tatan balik namanya jika tanah teraebut audah bersertifikat, maka pemohon harua menyerahkan:

  a. aertifikat tanah yang hendak dijual;

  b. aurat tanda bukti pembayaran pendai'taran jual beli yang dindakan itu.

  'i'anpa adanya kedua ayarat terse but di atuu, PPA‘ i? liarua lueno- lak permohonan pembuatan akta jual beli teraebut. odain itu, PPAT juga harua mengadakan penelitiaa apakah tanah itu tidak dalam aengketa, don apabila dianggap perlu, i'PAi' dapat mei^in-

  ta kepala deaa d a r i s e oran# a l l o t s pejuerintah a c *« n untuk bertindak Reba^ni sakai* j Sctelah u.enerima surat-uurat yang diperlukau^ PPA' . '

membuat akta jual beli dengan dihadiri oleh dua orang aak-

ai„ hal yan^ demikian ini adalah aeauai dengan ketentuan pa-

  uni 22 Peraturan Peiuerintah Mouior 10 ‘ i’ahun 1961*

  B A B I I I S K H T I P I K A !2

  1« Pon^ortian Sortifileat Dalam pon£°rtian oohari-hari, aortifilcat dapat di artilran uoba^ai tanda bulcti hole* Hal ini dapat dilihat da law aortlfilcat-aortifilcat tanah. yang dalam Icortaa unmpuIU nya aolalu tordapat iotilah oartifilcat (tanda bulcti hale).

  Dalqm lcaitannya doncan tnnda bulcti liulc atan tanah itu Peraturan PomordLntali Ilomor 10 M u m 1961 dalani proal 13 ay at 3 nonjolaalcan oobacai borilait s "Salinan bulcu to­ nal; dan ourat ulcur ootolali dijahit nenjadi aatu boraoma - aafiia dengan uuatu kortno oampul yanc bantulaiya ditotaplcan oloh I.lentori Agraria, diaobut Sortifllcat dan diborilcan lea pada you," barhak"?

  Bari lcotantunn toruobut diataa, nalca tidoicloli mun£ kin aurat-aurat lain waluupun dipalaii acba^ai tanda bukti hole (raiualnya curat talair yang bordiri oendiri, ataa bulai tanah yang bordiri aondiri, atau potulc bumi, dan aoba£ai~ nya), boleli dikatalam atau diaobut oortifilcat.

  Puoal 13 ayat 4 Peraturan Poraorintah Ilomor 10 I’ahun 1961 raonyabutkan, bohtm oartifilint itu adalalx ourat tanda bulcti hole yang dimalcaudknn dalnra panal 19 UUPA.

  Dari kotcntuan paaul 13 ayat 3 dan uyut 4 tox'oobut

  

S o o d a r ^ o , P o i n m d a n / ^ a n d a i y ^ m A ^ a r i a

  Indonoaia , j i l * I I , K r o a c o , i 9 ( ^ > l u 5 3 4 . Bandung,

  18

  19

  ataa, dapat diaimpullcan balum oortifikat maipunyai poncor tlcui aobocai surat tanda bulcfci hale, dan lacrupakan alat - pGiabulcfcion yans Icuat bailt nor^oruii laao^i hale, oubyck

  $ maupun tnnnhnya.

  Sodan^kon liUJi'V'Oiiai nortlfikat oomontara Lcbn^niriruiri yaiVi diatur dulaui i)oaal 17 uyat 1 drin 2 Peraturan I'oraorin tnli ttomor 10 Tolum 1961, pongortiannya yaitu ouatu nort:L~ filcat balun dilen^lcapi donjon ttinda bulebi aurat ulair, totapi buru a/la cambar oituooi, daloa lial ini oocara pro- oedur yuridia yan" uedianya dikarjakan (diukur) oloh patu Can Acraria bolum torponuhi*

  Sotolah mangotaliui ponflortian dari pada aortifikoti raalca porlu pula dibahoo tcnton^ ponfiortion bulrn tonal’ ,

  max

  pun uurat uktit* Di dalara Poraturan Pcinorintah

  10 M u m 19G1

  llouor

  dan panjolaaaniiya tidak racmuat uocara jelao tontan^ apa - yan£ diioakaud dengan bulcu tonoli tcrocbut. Alcan totapi dalam lial ini auya iaoncoba untulc meiiborilcan pon&ortlon - tcnton# bulcu tanah, yaitu ouatu bulcu yan# dit ^unaJmn untuk wondaftar oecuatu hole ataa tanah oloh Kant or A^roria, ko— raudian bulcu tanah itu dibubuhi tanda teuton Kepala Soltai

  pon.daftiiXi.in tanah dan di cap oloh Kontor A^raria yan£ -

  boroanckutan* Satu bulcu tanali hanya di^iumkan untulc nondnftcu* aa tu link ataa tanali.

  20 Untulc tiap-tiap mao an hole yan£ pondoftnrannyu divmjibkon

  ooboGoi yonc diaobutkan doloia Peraturan Pomcrintoh Ifomor 10 'ilahun 1951 dan Peraturan Merit ori Agraria ilomor 1 — l'oliun 1966, diadalcan daftnr bulcu tanoli toroondiri*

  Tiap-tiap liulc atau tonali yon# and all dibulailcnn itu diberi noiaor urut menurut raocannya liulc atoo tonali yca\^ adtt di Boua yung boraan&laitnn* Lliaulrjya link nililc Honor*

  12Jj, Hole G u m Bungiuioti Ilouor 59 dan unlx.i^ciiAya* ncn&arwi bcntuk, iai dan cura nongioi bulcu tnnali itu diatur dalain Peraturan Uontori Agraria Houor 7 Tahun 19ol.

  Untul: raon&otolmi poivsortian ourat ukur, torldbih dalwlvt oienn aaya bioarakan tentang pcuayelan&t^uraaii pen- — daftaran tonali momrut Peraturan Pemorintali Ifomor 10 ~ Talnm 1961* Menurut Peraturan Puuorintali itu dilconal dua mac an Duo — rali/Dooa yaitu s a* Doaa longlcap * doaa dii.iana poudofturon tonnh - nya tolah dioelorvscaralcan noouru Icn/'kap, dan b, Dooa yanc bolum lon^Icap * dooa diiaanu pandaf - taran tminluiya boluj dluolonCTtrakan oocara - longicnp*

  Kanurufc Peraturan I.lentori Ajrnria Ilo-ior

  6 Tuliun -

  1965# oobolum duorah ditctupkan uobu"ni daorah laugtap ?

  • daorali itu ditotaplcan torlobih daliulu oleh Kapala

  21 Diroktorat pondaftaran tanali Dobu^ai daorah poruiapan po

  nyolancgoraan pcndaffcaran tanoli oocnxn lon^knp ( diuabut daorah poruiapau ).

  DaLnn daorali pcraiupan itu dilalcukan poiii^Uamin dim pc^o

  %

  3

  tuan ym laGn^lLauillcan apa yang diuobut ,ll>ottv-pota ui - tuaJi”, Satoloh pota-pota oituarJi dari daorali poroiupon itu uoloaai dibuat, malca daorali itu ditotapkan, aobacai daorali langkap. Jadi, dalon daorah lon&kap, uoaaa tr^iali

  t

  • diulair dooa doiai dooa, yan# diba^i loci dultva laabar lowbar daorah tortontu, Soboluranya diadalcan ponyolidikan monconui riwayat bidung tanali uorta panotupan batao — batucviyn, llaull pGnyolidilaui riwoyat do n ponunjuiaui ponotap tuaali dalan.

  un batiiii yun£ buvoan^Icutan, dituliu duftar ioian yung ditonda taiv'oni oloh nn^otiwaivjcota Panitia dan yan^ borlMpcntin^cai/wnkiltiyu, Pada alchirnya, pon&u - lairon dan pcnotapan batua itu nowujudkau "pota punuaftar an ” uanokai porbandtii&‘an dun^on joluLi inuraporlilttit — lam :;o£ola mao cun lialc ataa tanali didala.i doaa yang box' - annglaitan donjon batua-batasnya*

  Pota pondaftaran itu udalali pottv-pota aituaui d o tulaii ditotapkan batau-batuu tonoluiya nanurut paaal

  3 Peraturan Pomorintah Homor 10 1'uliun lytil, llutipun dari piulit pota pondaituran. tanah itu dicobut uurab ulair. flnri Durut uJair iiiiloh dapat dikotaliui kcadaan, lot ok, luau , dan bataa-batoo tanali yang boruan^aitaru Surat ulan' ini diberi tanggat dan nomor urut nonurut ta - hun pombuatanny a • Biananya culcup diaobut nomor dan. talwn- nyu, iniaalnya aaja 3U Nomor 302 M u m 1975-

  Surat uJcur itu dibuat rongkap dua* uatu lombar di uimpan di Kantar Agraria, dan lambar lainnya Uiboriltnn un tulc yang bcrlialc.

  Menurut Peraturan Pomorintah Nomor 10 Tahun 1961

  9

  di doaa-dofan/daoraii yaxig bolura longlcnp (diaobut juga dooa diluar daornh longkap), tidak dilakukan pengulamm dan po metaan uoporti lialaya di duurali luvjlcap itu menurut paaal

  0 Foraturaa Uontci'i Agraria lloiaor 6 Tahun 1Q65» untuk Ico porluan penborian. aertifikat uumontara untuk luila-hak ataa tanoli, oloh Dirolctorat pendaftaran tanah diuaatalsan toroo dianya poto-pata aituaai leaner pada ICantor Kantor Agraria*

  IJata oituaai lmaar artalah pcta oitLiaxJi* yang dibuat oloh Xnotanui diluar Dirolctorat pendaftaran tanah (niiaal- «yu Dirolriiorat Ipoda, atau Badmv-badan pongulcurun cffflaafra) atuupim poi;a oituaoi yang dibuat oloh Diro'rfcorat pandaf - taran t c t a p i tunpa p o n g u l a t r o n dnanr* A t a a d o n o r pota —

  p o t a cituaci lcasar inilah dibuat "grmbar citaaoi" yang

  alcan tioruvi^ian larapiron uortifikat ooaontr^a*

  2* Pm\‘ ^ i Surtifilcat

  Jika fungni oartifikat tonali ditinjuu lobili luua

  9

  ualca dapat dikctahui lutfam ncrtifilcat itu mcaapwiyoi. Mong­ ol gonda*

  23 Funded u t o m uortifikofe itu adalah morupalam alat

  bukti yang lamb, bulk juengonai uubyok luuipun obyolaya , juga uansanai kapaatiaa hoknya, Sodantflaui funflui dari - pada aorfcifikat caiontara, o o m aotaxa donjon acrtlfikat. JJaluii i\un^ainya aobagai alat bulrbi yaivi kuat inilah maka oortifilcat morupokoa jaxninan utama bofii pocdliknora ton **

  i

  tans kepaatian link don kopaution hulaam atas tanali yonc diailikinya* Wnraun, yon£ porlu dlporaonllGan diolni yaitu dalam nrti apakah. oortifilcat tanali itu boiuuvbonnr uorupalow tanda bulcti porailikan lialc atoo tanali ataa lianya morupa - lam auatu tanda bulcti tontang pondaftaran paaililean hale ataa tanali, yaloii cuatu pondaftaran dolcra buiou tanali na- nganai paaililean hak ataa tanah yan^ dibulcfcikan dongan - auatu tanda bulrti lain yang mombukfcitoi x)oiiiilikan hale ataa tanali* Daloja lial yan& doioikioa iiii Luabon Tobirt£ - woivscuulrakan peadapatnya yaitu yan£ uorupalum tanda buls- ti pouilikun link afcua tanali adalah akta

  VLJMx , aodanc aer

  tifikut tanali adalah tanda bulcti tontarv; pondaftaran po- tailikan hale ataa tanah atou ooporbi ruj.iumui dalam UUPA ,

  i

  yaitu moi'upakan alat pcuubuktion teutons aohuya poralihan hak, atau uotidali>~tidalcnya bail: akta ITAT mtinpun nortifi kat tunali adalah laorupakun tanda bukUi pCiiililoui hols: ~

  7 ataa tonuh daloia arti yfin^ catu didul.iui^ oloh yan^ lain;

  7 'Luinbnn Tobins, Poronnn akta Pojnbat romb^t Alcta tannli tJoUibmynm doii/^ui kvrn^tlrin Wl: atiuJ trTnrilij ^eaT^ nor uoEuri^Eoaulflwn m S a xmiali dan lc6})tiLj, 'QLinj]ya dcirj.uA

  Era l'QL&&ngunun IliiiOini Pca:*taaalian di Lidonouia, Surabaya Wai5 h. 39

  2* aortifiicat aoiaontura ucujpunycd. lealcuatan oeba&ai oortifilcat.

  Dalan kenyataannyo/pralcboloiya, nonurut Uotario Sujati Subu&i, s.11. bahwa lcokuatan hulcum ant nr a aorti­ fiicat & orient ar a don^an aortifilzcvfc aduluh o&aa, ltanya oaja toji-dapat porbodaan yaitu lcalau uortifilcat oanonta ra yiuv* tertora cUiluia aortifiicat racunontura itu oclnlah gazabarc oi^uaai* oodan£ican pada oorfcifilcat oudah oxla au

  1 2

  • rat ulmrnya*

  Hal yon# donlldun ini ditunjon^ pula oloh pondapat A*P Pcrliiadun^an bahJu pon^artian oomontnra diuiiii bcrcrti oiuitu bulcbi hale ataa tunnh yang bolum nompunyai ourat ulrar (caria bawnh dari soya), judi oomontora itu bulcon bora if at tanporcr dan bolum nda kopnetion lialtnya; , totapi aobo^ai jalan lcolunr ao»aontara dalaa pcnaortifi

  Icatan tanah, totapi bolum inainpu untuk dibuat lain ourat iiloiraya, atau dongnn lcata lain diiaakaud die ini adolah ocrtifikat ooraontnra (norbifikat mlnmi uurat ulour).*^

  Bari uraian diatcua, nnrapak boliwa olcaiatenoi oor tifikat ooiaontara ba^aiiaana yang ditotaplom dalom loa - tontuan paoal 17 ayat 1 dim 2 Poraturon. Pcmorintoh — Honor 10 Tahun 1961 mempunyai porannn yan^ ooma donjon oortifilcat, v>

  v / av/onaara dengan IJotario Hujnti Subadi* S I I

  tancc4*! 23 Soptombor IQOJ* ■^A«P* Porlindun^an, I^utuatm Mtducnmah dnn -

  Af yn n

  naal If) UUPA, Seminar nohnri fctludulcan Alrta Ttuiah dan

  f

  opanti annya kalam 12ra Pomban^unan Hulatia Portanuhnn di Indonesia, Surabaya, 27 Juni 198 5# h. 12.

  f t

  Adapun funsai yang loin dciri pada uortifikat cidtUoh borkaitan dengan. lalu lintno porokonomian* Mioalnya oaja teuton# paninjoraan uang don/jan janinan tanali boaorfca ba ~ ntfunanjura,

  Dalam koitannya dongan pcrkcaaban£an porolBonoraion — inilah rciaka oortifilcat dapat borfuncoi oobaftai ponuajon*; okonoraiu yaitu dapat dipoi'cunalcan aobncai janinan untulc laoaiporoloh kredit. i

  Oloh lcarcna itu, donjon oomalcin bonyalcnya tanah ta

  i u i

  noli roltyat toraan^loit dalam Jcôintaiv-kốiat okonomi, m lea dirasa porlu adanya kopaatlaia liulcum dalam bidang lco - acrariaan. 3* l^QQOQ Ponorbiton Sertifikat

  Pondaftaran tanah untuk lco pout ion hultum don kopao- tian link atas tonali* oobaeairaana dilcoliondoki oloh hulcurn o&roria national yan# tolah diatur penyolon^garaannya di. daluia Peraturan Pomerintoh llomor 10 Tahnn 1961, pondaftor an ini boroifat Recht Cadaator, jadi bulam morupakan Fio- cul Cadaster yon# tujuonnya lianya untuk kopontingan po — ; n^ampulan pajak ataa tanali oaja.

  Korona pondaftaran tanah itu morupakan ttocht Codoo tor, ualca poncrbitan oortifilcatnya nolalui proooo y to

  m e

  litl, balk dari ao^i cadaotomya naupun dari aogi yuridia nya.

  26 Hal ini morupalcan caatu Joonoolavcnai logia dari arti dan

  fungal oorbifikat aotalah dit orbit toon d m dipogang old* yang borlmk.

  Pcouoo didalam Segi Cadnatcr. l)avi aogi oodautor prooooo ", ponorbiton corbl filcat adalah polalsoanaan dalam bidong tokaio pamotaan » uobagainam ditontulaw daloia paaal

  3 Poraturun Pomorirv- i

  tah Iloiaor 10 Tahun 1961, Proa oo ini iaorupaican rangkaian kogiatan pcngulturan da — lara wiluyoh ouatu dooa, kogiatan ini diraulni dari pcnyo lidikan riwayat tanah aorta pcnotapan batcus-bataonya -

  ooiapai dengan tolah. tcrukumya tiap bidang tanah aorta torpooangnya tiap tanda batoanya.

  Sotolcdi tahap portama toroobut oolcaai , malca oompoilah pada tohap kodua yaitu prouoa porabuatan pota pot a pendoXturan oobagoi ditontukon dolma Poraturoii Po- worlntah Ilomor 10 M u m 1961 dalam pnoal dan paaal 6,

A

  IJuoul *1 Poraturan pomorintah Ilomor 10 Tahun 1961 monontulam balira i (1) uotoloh pan^ulcuriui uoouutu dooa acbogol yang di mulsjudlcon. dalam puool 3 ocloaai, mulca dibuat pe ta pondoftaran yang aoiaaJcui pox’ bmidingan;

  (2) pot a itu iaanpcrlihatlcnn dengan jolau oogola m - oaa liaic ataa tanah didalcuu ouatu tlcoa dengan ba tau-butaonya, baile yang IcoliSiutan mup u n yang - tidak;

  27

  (3) aelain bataa-bataa tanah pada pota itu dimuat - pula nomor pendaftaran, noiuor "bulcu tanali, noraor surat ukur, noraor pajolc (jika mungkin ) , tanda batas dan sedapat-dapatnya juga gedung - go&ung jalan, aaluran air dan lain-lain benda tetap - yang penting*^

  Selonjutnya dalam paaal 6 Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1961 raonontulcan i

  (1) sotelah pekerjaan yang dimoksud dalam paaal

  3 dan 4 aelesai, mate semua pota dan daftar iaian yang borsangkuton ditempatkan di Kantor ICepala

  Desa selama tiga bulan, untuk meraberi keaempat- an kepada yang berkepentingan mongajukan menge- nai koberatannya, mengenai pcnctapan bataa-ba - tas tanah dan daftar isian itu ;

  (2) mengenai keberatan yang diajulcan dalam waktu yang dimaksud dalam ayat 1 paaal ini, dan yang oleh panitia dianggap beralaaan, diadakan peru^- bahan dalam peta maupun daftar isian yang bar - sangkutan;

  (3) aetelah perubahaiv-perubahan yang dimaksud dalam ayat 2 diatas aeleaai dikor jokan atau jika da - lam walcfcu tersebut dalam ayat 1 tidalc diajulcan keberatan maka peta-peta dan daftar isian itu diaahkan oleh panitia dengan auatu berita aoora yang bentuknya ditetaplcan oleh Menteri AgrariaV

  Bari peta pondaftaran itu, dikutip gambar bidang tanah yang diperlukan, yang borupa surat ulcur aebagai lampiran dari sertifikat tanah* Proses didalam segi yuridis.

  ®Boedi Haraonof Ilimpunan Poraturan-*poratnrnn IIiw kum flonah, Jambatan, Jakarta, 1973, h. 169.

  9Ibid.

  28 Proaoo didalam oogi yuridia ini pada pbkolaiya

  adulnli ponyoloncGoraan odminiatrasi pondafturan tanah, yan& borupa tuiiax tanah. fJacoEwnacam hale yan£ dapat dilnilcultan, adalah hale - lialc ijoha^nimana yari£ diaobutlcan dalam paaal 10 Poraturan —

  IJcmorintah Nomor 10 tCuliun 1961* Proooo pcnyoloncGoraan pondoftaran tanah yon# moliputi* kodua ao^i tcroobut, knlau ditlnjuu dari aflao yanc dianut dalam pendaftaran tanah, monaorminkan aaoa publiaitao don aoao cpoaialitaa.

  JU joo publiuitaa torcenain donjon adanya data-da ta yuridia tentang hale ataa tannli uonorti aubyelc hale - nya, apa noma halcnya* paralihnn dan pembabannnnya. Sodnnglcan aoaa upGuiolitoa torcormin donjon adanya da­ ta data phioile tonfcan& hole ataa tanah ooporti borapa lua£i tanah, dimana lotalc tanah dan panunjulcun acoara to^afi batno-bataa tonali.

  Aaaa publioiton dan anaa opouialitan ini dimuat cLalcui ouatu daftar tunum cuna dapat dikotaliui nocaru uu dah oloh aiapa oaja yang ingin raangotahuinya^

  ^3achtiar ISffondio, PondaTtm*an OJunnh di Inflow ncaia don Pcrnturaiwpcruturan PoIrJaipnuannyn, Alumni , Bandung 1903» h.43*

  BAB IV KMJAIAN GMIPIKAIL' SFXUMAliA (TA1IAII) MILIK

  imOSU

  1* Daaar Hukum Soba^niniana ditocaokon dolon paaal 19 Undxm^ un — dan£ Polcok Acraria, bahv/a imtuk monjuwin kopautiun hulcuia ba£i ooraua orong dan kepaatian Jmlc ba£i setiap pGrae&nn£ hole ataa tanah, porlu diadalcan pondaftaran tanali yanc — j boraifat roehta cadootor,

  Kotontuxm paaal 19 t/ndon# undong Polcok Agroriu - toruobut hanyolah morupalam (;arla-car±u bocfirnya aaja.

  SobtJcsai pergabaran lubih lanjut tectontutui pnool 19 itu malca diterbitkanluh Poruturon. Poiuorintali Honor 10 Tahun 1961 toiitai'u: Peixdiii'taraii ttuialx*

  Bonbon diaolon^CQralcannya panduftoraii tanali maka pjiuilfr-pilioic yang bcrBanckutan dengan uudoii pula dapat - mon^otahui otatun hulcum dari pada tanalv-tanah torfcontu yon£ dihodapinya, lotak, luao, don batoa-batoa, niupa

  11

  yang ompunya dun. bobtuv-boban apa yon# ada dioiitaranya,

  Sodaaclcon non^onai olcaiotoryiii 3orti£ilcat Soaonta

  ru, dapat dililiat dalcua Icotontuan paaal 17 txyat 1 dan 2 Peraturan Poiaorintah Nomor 10 £ohun 1961 aobo^oi bcrikut:

  1. uortifiicat iKii.ionturu* yaitu uortifiUut iunpa «u - rat ulcur, incmpunyai fuugui aoba&ai uortlfikut;

  1 !L “l I o t o - i . i a ^ o r o , P o l i t t k l j i U a u d t m P o s i b y u e a n n n A / y t v - r i a d i I n d o n o o i a , P a n c u r a n J a f a u *¥ a

  29

  30 2 . S o r t i x i h n t S c u o n t a r a ( ' J o n a h ) H i l i k d l t l n j a u C l a r i SU r - d u t I l u l a i a p G u b u k t i a n .

  Uoauai donjon paaal 19 Undan" undan" Poliak Acra- l'iu bali\;a pondaftnran tanah itu moliputi poi.ibarian au - rat~aurat tanda bulcti lialc (yaitu aortii'ikat)» barlaku aobajjai alnt pojubulctian yan^ lcuat. Untulc i..en^otuliui aau pai aoborapa jauh kokuatan panbuJctian itu, liarualah di tiujau Clnri oudut liulcuua porabuktian,

  Di dalaa hulauu pcnbuktian, burlulxi usaa bnltt/a ba ran&' uentf ut ataa auatu pcriotiwa, uuka untuk uu - n^uatlian aoauatu linknya utuu luuubantah Iial: oraii^ lain , oi'i'inc tox'uobut liarua ucubuktikan bonar ni'Uuiya liak/poria tivrn toraobut* I'fovuui, acbalilaiya i ’l l z i o r a ^ toraub t ti dale dapat uununjuldcan a nr at tanda bulrti luJtnya* apajcali doltm luil ini berarti baliv/a oran^ toraobut bulcon acba -