Implementasi Bangunan Ekonomi Islam Pada Produk Pembiayaan Natural Uncertainty Contract (NUC) di Bank Syariah

Media Trend

Berkala Kajian Ekonomi dan Studi Pembangunan

http://journal.trunojoyo.ac.id/mediatrend

Implementasi Bangunan Ekonomi Islam Pada Produk Pembiayaan Natural Uncertainty Contract (NUC) di Bank Syariah

Trimulato 1,* 1,2 Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Parepare

Informasi Artikel

ABSTRACT

Sejarah artikel:

Shariah banking has had a strong legal law in the presence of shariah bank-

Diterima Januari 2017 Disetujui Maret 2017

ing act number 21 of 2008. The presence of shariah banks in Indonesia are

Dipublikasikan Maret

increasingly in demand by the public. Currently the market share of shariah

banks has translucent 5%, and the asset side continues to rise well. Shariah

Keywords:

banks attached sharing system, only financing products in Islamic banks

Islamic Economics Build-

still dominated by the sale and purchase murabahah financing. Murabahah

ing, Financing Uncertainty

financing accounted for 60, 725%. While profit-sharing agreement with

Natural Contract (NUC),

Natural Uncertaintyagreement Contract (NUC) contribute only 39.275%.

and Shariah Banking.

Shariah banks are part of Islamic economics can not be separated, so that all the products of Islamic banks should be in line with the concept of building an Islamic economy. The aim of research to determine the development of financing mudharabah and Musharakahshariah banking and the implementation of Islamic economics building on financing products natural uncertainty contract (NUC) in shariah banking.The results of this paper show the development of financing products NUC in its development of Islamic banks was minimal. In mudarabah grew 3.246 percent and 23.060 percent Musharakah. Natural financing products Uncertainty Contract (NUC) has fulfilled the concept of building an Islamic economy, only one thing that does not fit that assurance requirements specified on the product of financing in Islamic banks, is considered unfair to customers funds.

© 2017 MediaTrend

Penulis korespondensi: E-mail: trimsiuii@yahoo.co.id

DOI: http://dx.doi.org/10.21107/mediatrend.v12i1.2529 2460-7649 © 2016 MediaTrend. All rights reserved.

Trimulato. MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

Pendahuluan

Seiring dengan perbaikan dan reforma- si perbankan nasional pasca krisis ekonomi, perbankan syariah yang merupakan bagian dari perbankan nasional mulai memasuki babak baru implementasi sistem perbankan nasional dengan segala hambatan dan perkembangan yang secara berkala terus diperbaiki sesuai dengan syariat Islam. Per- bankan syariah era reformasi dimulai dengan disetujuinya Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang perbankan syariah (Antonio; 2001). Kemudian disempurnakan dengan adanya undang-undang Perbankan Syariah nomor 21 tahun 2008.

Ide dasar sistem perbankan Islam sebenarnya dapat dikemukakan dengan sederhana. Operasi institusi keuangan Islam terutama berdasarkan pada prinsip PLS (porfit-and-loss-sharing bagi untung dan rugi). Prinsip bagi hasil ini dalam keuangan Islam sangat dianjurkan dan merupakan solusi yang pantas dan relefan untuk mengatasi masalah alokasi dana yang terbatas, baik yang berupa dana pinjaman atau tabungan dengan maksud supaya pengelolaan dan pembiayaan bisnis secara efektif dapat tercapai. Bank Islam tidak membebankan bunga, melainkan mengajak partisipasi dalam bidang usaha yang didanai. Para deposan juga sama-sama mendapat bagian dari keuntungan bank sesuai dengan rasio yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian ada kemitraan antara bank Islam dan para deposan di satu pihak, dan antara bank para nasabah investasi sebagai pengelola sumber daya para deposan dalam berbagai usaha produktif dipihak lain (M. Algaoud: 2001).

Alasan didirikannya bank syariah diantaranya karena keadilan yang terdapat pada bank syariah. Di kalangan investor Barat terjadi pergeseran paradigma dalam berinvestasi yaitu mereka tidak lagi ber- investasi karena alasan tertarik dengan bunga yang kelihatannya saja menjanjikan keuntungan berlipat ganda seketika. Namun kini mereka lebih kritis penghasilan yang

mungkin diperoleh melalui metode institusi pemutaran uang, sehingga sistem bagi hasil yang diterapkan oleh bank syariah lebih logis dan fair bagi mereka. Dengan adanya bank syariah maka semua umat terutama umat Islam terhindar dari riba dalam kegiatan muamalahnya memperoleh kesejahteraan lahir batin dan sesuai dengan perintah agamanya.

Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem per- bankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih ber- variatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali (www.bi.go.id).

Jenis pembiayaan yang ada di bank syariah terbagi dua, yaitu pembiayaan dengan akad Natural Certainty Countract (NCC) dan pembiayaan akad Natural Uncertainty contract (NUC). Akad pembi-

ayaan NCC adalah akad yang memberikan kepastian pengembalian dan keuntungan termasuk kepastian waktu, sedangkan akad pembiayaan NUC adalah akad yang tidak memberikan kepastian pengembalian atau keuntungan. Adapun yang masuk dalam akad pembiayaan NCC adalah jual beli murabahah, jual beli salam, jual beli istisnha’, ijarah dan Ijarah Muntahiyya Bit Tamlik

(IMBT). Adapun akad pembiayaan yang masuk dalam NUC yaitu akad Mudharabah dan akad Musyarakah.

Risiko bank syariah dalam akad pembiayaan NUC potensial tinggi karena sangat mengandalkan kepercayaan yang sangat tinggi sebagai jaminan moral. Dalam

literatur fiqih, kedua produk NUC disebut

Implementasi Bangunan Ekonomi....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

sebagi produk dengan akad kepercayaan Dari data dibawah menunjuk- ( uqud al-amanah). Praktek moral hazard kan bahwa dari total pembiayaan di mencerminkan pengkhianatan terhadap bank syariah Desember 2015 sebesar kepercayaan yang diberikan oleh nasabah 209.045.000.000.000 masih didominasi kepada bank dan kepercayaan bank pada penyaluran pembiayaan dengan akad NCC nasabah. Kepercayaan merupakan faktor yaitu dengan kontribusi sebesar 63,828 yang sangat diandalakn oleh bank syariah persen. Sedangkan porsi penyaluran sebagai nilai yang berbasis ajaran islam. pembiayaan dengan akad NUC masih Kedua akad NUC rentan terhadap praktek sangat minim dibawah 50 persen yaitu moral hazard yang dilakukan nasabah hanya dikisaran 36,132 persen. Padahal maupun oleh manajemen bank jika tidak kita ketahui bahwa bank syariah itu lebih ada komitmen moral dalam melaksanakan dikenal sebagai bank bagi hasil bukan

kontrak. Al-qur’an melarang kita mengkhi- bank jual beli. Maka dari itu perlu didorong anati kepercayaan (QS. Al-Maidah ayat 1). agar bank syariah bisa mengembalikan Oleh karena itu, manajemen bank syariah jati dirinya sebagai bank bagi hasil. Bank perlu menunjukkan komitmen konkrit agar syariah sebagai lembaga keuangan sya- nilai-nilai kepercayaan tetap terjaga selama riah perlu memperlihatkan eksistensinya

jangka waktu perjanjian (Alwi: 2013). kepada masyarakat dalam meningkatkan Bank syariah lebih dikenal dengan pembiayaan dengan bagi hasil. Diperlu- sistem bagi hasil yang mempunyai ber- kan segmen yang tepat bagi bank syariah bagai produk yang menggunakan akad untuk berani memberikan pembiayaan

Mudharabah dan Musyarakah, dianggap dengan akad NUC. Akad NUC betul sangat lebih adil bagi semua pihak. Namun saat ini berisiko tapi juga jangan diabaikan bahwa sepertinya sudah mulai terjadi pergeseran di dengan Bank syariah memberikan NUC bank syariah, Bank syariah lebih senang dan maka besar bisa memberikan keuntungan lebih mengunggulkan produk pembiayaan yang lebih besar.

dengan akad Murabahah, yang memberikan Bank syariah merupakan bagian hasil yang pasti. Bisa dilihat perbandingan yang tidak bisa dipisahkan dari konsep pembiayaan di bank syariah dengan meng- ekonomi islam. Jika ingin digambarkan gunakan akad NCC dan akad NUC.

ekonomi islam itu ibarat sebuah pohon, dan bank syariah menjadi bagian selembar

Tabel 1.1

Produk Pembiayaan di Bank Syariah Desember 2015

Trimulato. MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

daun yang berada dalam tubuh pohon itu. universal, yaitu: (1) Tauhid (Keimanan); (2) Cakupan ekonomi islam begitu luas, bank ‘Adl (Keadilan); (3) Nubuwwah (Kenabian); syariah menjadi bagian kecil yang diba- (4) Khalifah (Pemerintahan); (5) Ma’ad has di dalamnya. Ekonomi islam sangat (Hasil).

erat kaitannya dengan sektor riil, bahkan Kelima nilai dasar ini menjadi dasar dalam ekonomi islam sektor riil jauh lebih inspirasi untuk untuk menyusun proposisi- utama ketimbang sektor keuangan. Dalam proposisi dan teori-teori ekonomi Islam. ekonomi islam sektor keuangan hanya Dari kelima nilai-nilai universal tersebut, sebagai bagian pendukung dalam suatu dibangunlah tiga prinsip derivatif yang perekonomian, dan sektor riil adalah peno- menjadi ciri-ciri dan cikal bakal sistem pang utama sistem perekonomian. Maka ekonomi Islam. Ketiga prinsip derivatif itu dari itu bank syariah adalah bagian dari adalah: (1) Multitype ownership (Kepemi- sistem ekonomi islam dan merupakan sek- likan Multijenis); (2) Freedom to act (Kebe- tor keuangan yang harus bisa mendukung basan bertindak dan berusaha); (3) Social laju perkembangan sektor riil, menjaga justice (Keadilan Sosial).

stabilitas ekonomi dan bisa menambah Di atas semua nilai dan prinsip pendapatan suatu negara, dan lebih jauh tersebut, dibangunlah konsep yang me- bisa menciptkan banyak lapangan kerja.

mayungi semuanya, yaitu konsep Akhlak. Ekonomi Islam dibangun atas Akhlak menempati posisi puncak, karena dasar agama islam, karenanya ia meru- inilah yang menjadi tujuan Islam dan dak- pakan bagian tak terpisahkan integral dari wah para Nabi. Akhlaq inilah yang menjadi agama islam. Sebagai derivasi dari aga- panduan para pelaku ekonomi dan bisnis ma islam, ekonomi islam akan mengikuti dalam melakukan aktivitasnya.

agama islam dalam berbagai aspeknya. Dalam tulisan ini penulis ingin me- Islam adalah sistem kehidupan ( way of lihat implementasi dari unsur-unsur dari live) yang akan membawa manusia ke bangunan ekonomi islam yang kemudian

hal yang lebih baik sesuai dengan tujuan diterapakan dalam produk pembiayaan hidupnya. Ekonomi islam dibangun untuk Natural Uncertainty Contract (NUC) di tujuan suci, dituntun oleh ajaran islam dan bank syariah. Produk pembiayaan NUC dicapai dengan cara-cara yang ditentukan yang terdiri dari akad mudharabah dan pula oleh ajaran islam. Oleh karena itu, ke- musyarakah yang masih minim digunakan semua hal tersebut saling terkait dan ter- bank syariah perlu mendapat perhatian struktur secara hirarkis, dalam arti bahwa agar dapat ditingkatkan. Sehingga perlu spirit ekonomi islam tercermin dari tujuan- diketahui implimentasi bangunan ekonomi nya, dan ditopang oleh pilarnya. Tujuan islam pada produk pembiayaan NUC di untuk mencapai falah hanya bisa diwu- bank syariah. judkan dengan pilar ekonomi islam, yaitu

nilai-nilai dasar ( islamic values), dan pilar Identifikasi Masalah

operasional, yang tercermin dalam prinsip- Berdasarkan latar belakang yang prinsip ekonomi islam. Dari sinilah akan telah dipaparkan dan beberapa ulasan tampak suatu bangunan ekonomi islam yang ada terkait dengan Bangunan Eko- dalam suatu paradigma, baik paradigma nomi Islam dan produk pembiayaan NUC

dalam berfikir dan berperilaku maupun di bank sebagai instrumen yang digunakan bentuk perekonomiannya (Karim: 2003).

dalam produk penyaluran dana dengan Karim (2003) dalam bukunya yang sistem bagi hasil, maka dibutuhkan ke- berjudul Bank Islam, Analisi Fiqh dan susuaian antara bangunan ekonomi islam Keuangan, menjelaskan bahwa bangunan dengan produk pembiayaan NUC di bank ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai syariah. Hal ini dengan tujuan agar memas-

Implementasi Bangunan Ekonomi....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

tikan bahwa bank syariah bagian dari kecil pihak lainnya menjadi pengelola. Keun- dari konsep ekonomi islam sejalan dengan tungan usaha secara mudharabah dibagi konsep bangunan ekonomi islam yang kini menurut kesepakatan yang dituangkan banyak diminati masyarakat untuk memilih dalam kontrak, sedangkan apabila rugi di- sekaligus investasi di lembaga keuangan tanggung oleh pemilik modal selama keru- syariah, khususnya di perbankan syariah. gian itu bukan akibat kelalaian si penge- Terdapat dua permasalahan utama yang lola. Seandainya kerugian itu diakibatkan masih dihadapi oleh industri perbankan karena kecurangan atau kelalaian si pen- syariah pada produk penyaluran dana, gelola, si pengelola harus bertanggung- antara lain: (1) Produk penyaluran dana jawab atas kerugian tersebut (Sudarsono, bank syariah, hampir menyerupai produk 2005). bank konvensional, hanya berbeda pada

ketentuan sesuai syariah belum terlihat Landasan Hukum Mudharabah produk yang berbeda secara mencolok; Al-Qur’an

(2) Produk pembiayaan NUC di bank sya- “Dan jika dari orang-orang yang riah belum maksimal digunakan oleh bank

berjalan di muka bumi mencari se- syariah dalam menyalurkan pembiayaan

bagian karunia Allah SWT.”(QS. Al- kepada masyarakat. Sehingga dibutuh-

Muzzamil :20)

kan pendekatan antara teori dan praktik, penerapan ekonomi islam secara penuh

“Apabila telah ditunaikan shalat maka pada produk-produk di perbankan syariah.

bertebarlah kamu di muka bumi dan Berdasarkan latar belakang diatas maka

carilah karunia Allah SWT”.(QS. Al- rumusan masalahnya sebagai berikut: (1)

Jumuah : 10)

Bagaimana perkembangan pembiayaan

Natural Uncertainty Contract (NUC) di Al-Hadist

bank syariah?; (2) Bagaimana implemen- “Diriwayatkan dari Abbas bahwa Ab- tasi bangunan ekonomi islam pada produk

bas Bin Abdul Muthalib jika memberi- pembiayaan Natural Uncertainty Contract

kan dana kemitra usahanya secara (NUC) di bank syariah?

mudharabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi

Akad Pembiayaan Natural Uncertanty

lautan, menuruni lembah yang ber-

Contract (NUC)

bahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang

Mudharabah

bertanggungjawab Mudharabah berasal dari kata

bersangkutan

atas dana tersebut. Disampaikan- adhdharbu fil ardhi, yaitu berpergian untuk

lah syarat-syarat tersebut kepada urusan dagang. Firman Allah dalam surat

Rasulullah SAW dan Rasulullah pun

73 ayat 20. “ Mereka bepergian di muka membolehkannya” (HR.Thabrani). bumi mencari karunia Allah. ’’Disebut juga qiradh yang berasal dari kata al-qardhu Dari Shalih bin Suaib bahwa Ra- yang berarti al-qath’u (potongan), karena sulullah SAW bersabda, ‘’Tiga hal yang pemilik memotong sebagian hartanya un- didalamnya terdapat keberkatan: jual-beli tuk diperdagangkan dan memperoleh se- secara tangguh, muqharadhah (mudhara- bagian keuntungan (Sudarsono, 2005).

bah), dan mencampuradukkan dengan te- Secara teknis mudharabah adalah pung untuk keperluan rumah bukan untuk

akad kerjasama usaha antara dua pihak di jual” (HR. Ibnu Majah).

dimana pihak pertama ( shahibul maal) Adapun rukun mudharabah yaitu : menyediakan seluruh modal, sedangkan (a) Ada pemilik dana; (b) Ada usaha

Trimulato. MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

yang akan dibagi-hasilkan; (c) Ada nis- jumlah dan kualitas produksinya. bah; (d) Ada ijab qabul. Fuqaha sepakat Namun pada kenyatannya diperbolehkannya syirkah mudharabah. pembiayaan mudharabah seakan produk Kebolehan ini juga berdasarkan ijma’ yang yang sangat ditakuti oleh bank-bank sya- disandarkan kepada ayat-ayat al-qur’an riah yang membuat mereka lebih memilih

dan hadist-hadist Nabi saw. Disamping itu, murabahan sebagai produk yang paling umat manusia sangat membutuhkannya banyak menghasilkan bagi bank syariah . karena tidak semua orang yang mempunyai

Ini tidak terlepas dari besarnya risiko pada harta memiliki keahlian dalam mendaya- pembiayaan mudharabah, sementera mu- gunakan dan mengembangkan hartanya. rabahah cenderung memiliki risiko yang Begitu pula sebaliknya, tidak semua orang jauh lebih kecil daripada pembiayaan yang mampu mengembangkan harta dan mudharabah .

melakukan pekerjaan mempunyai modal. Keadaan dunia usaha yang tidak Dengan demikian, eksistensi syirkah mud- menentu dan susah diprediksi dan belum harabah dapat merealisasikan kemasla- lagi kurangnya sumber daya manusia yang

hatan kedua belah pihak. (Ath-Tahyar, berkompeten dalam menjalankan sebuah 2009).

usaha membuat risiko pemberian kredit Secara spesifik terdapat bentuk modal kerja menjadi sangat besar. Tapi musyarakah yang popular dalam produk dengan keadaan seperti itu pihak bank

perbankan syariah yaitu mudharabah. syariah seakan menerimanya apa adanya Mudharabah adalah bentuk kerjasama an- tanpa melakukan terobosan yang berarti tara dua atau lebih pihak dimana pemilik untuk meningkatkan kinerjanya dalam modal ( shahibul maal) mempercayakan meningkatkan pembiayaan mudharabah

sejumlah modal kepada pengelola ( mud- (http://porakranjau.wordpress.com). harib) dengan suatu perjanjian pembagian Perbedaan yang esensial dari

keuntungan. Bentuk ini menegaskan ker- musyarakah dan mudharabah terletak jasama dengan kontribusi 100% modal dari pada besarnya kontribusi atas manaje-

shahibul maal dan keahlian dari mudharib . men dan keuangan atau salah satu dian- Transaksi jenis ini tidak mensyarat- tara itu. Dalam mudharabah modal hanya

kan adanya wakil shahibul maal dalam berasal dari satu pihak, sedangkan dalam manajemen proyek. Sebagai orang keper- musyarakah modal berasal dari dua pihak cayaan, mudharib harus bertindak hati- atau lebih. Musyarakah dan mudharabah hati dan bertanggung jawab untuk setiap dalam literatur fiqih berbentuk perjan- kerugian yang terjadi akibat kelalaian. jian kepercayaan ( uqud al amanah) yang Sedangkan sebagai wakil shahibul maal menuntut tingkat kejujuran yang tinggi dan dia diharapkan untuk mengelola modal menjunjung keadilan. Karenanya masing- dengan cara tertentu untuk menciptakan masing pihak harus menjaga kejujuran laba optimal.

untuk kepentingan bersama dan setiap Pembiayaan mudharabah yang usaha dari masing-masing pihak untuk ada pada perbankan syariah merupakan melakukan kecurangan dan ketidakadilan produk unggulan yang seharusnya dikem- pembagian pendapatan betul-betul akan bangkan oleh bank-bank syariah yang ada merusak ajaran Islam.

sekarang ini. Pembiayaan mudharabah Keadaan dunia usaha yang tidak sangat relevan dalam upaya untuk me- menentu dan susah diprediksi dan belum

ningkatkan produktifitas sektor rill dengan lagi kurangnya sumber daya manusia yang memberikan pembiayaan mudharabah berkompeten dalam menjalankan sebuah

yang dapat meningkatkan potensi dunia usaha membuat risiko pemberian kredit usaha terutama UKM dalam meningkatkan modal kerja menjadi sangat besar. Tapi

Implementasi Bangunan Ekonomi....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

dengan keadaan seperti itu pihak bank sabah. Jika nasabah cidera janji dengan syariah seakan menerimanya apa adanya sengaja misalnya tidak mau membayar tanpa melakukan terobosan yang berarti kewajiban atau menunda pembayaran ke- untuk meningkatkan kinerjanya dalam wajiban, dapat dikenakan sanksi adminis- meningkatkan pembiayaan mudharabah trasi. (http://porakranjau.wordpress.com).

Terkait dengan produk pembiayaan Perbedaan yang esensial dari Mudharabah di bank syariah telah diatur musyarakah dan mudharabah terletak dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional

pada besarnya kontribusi atas manaje- NO: 08/DSN-MUI/IV/2000 Tentang men dan keuangan atau salah satu dian- Pembiayaan Mudharabah (QIRADH)’.

tara itu. Dalam mudharabah modal hanya Fitur dan Mekanisme Pembiayaan berasal dari satu pihak, sedangkan dalam Akad Mudharabah (a) Bank bertindak musyarakah modal berasal dari dua pihak sebagai pemilik dana ( shahibul maal) yang atau lebih. Musyarakah dan mudharabah menyediakan dana dengan fungsi sebagai dalam literatur fiqih berbentuk perjan- modal kerja, dan nasabah bertindak se- jian kepercayaan ( uqud al amanah) yang bagai pengelola dana ( mudharib) dalam menuntut tingkat kejujuran yang tinggi dan kegiatan usahanya; (b) Bank memiliki hak menjunjung keadilan. Karenanya masing- dalam pengawasan dan pembinaan usaha masing pihak harus menjaga kejujuran nasabah walaupun tidak ikut serta dalam untuk kepentingan bersama dan setiap pengelolaan usaha nasabah, antara lain usaha dari masing-masing pihak untuk Bank dapat melakukan review dan memin- melakukan kecurangan dan ketidakadilan ta bukti-bukti dari laporan hasil usaha na- pembagian pendapatan betul-betul akan sabah berdasarkan bukti pendukung yang merusak ajaran Islam.

dapat dipertanggungjawabkan; (c) Pem- Ketentuan umum pembiayaan bagian hasil usaha dari pengelolaan dana

mudharabah sebagai berikut: (a) Jumlah dinyatakan dalam nisbah yang disepakati; modal yang diserahkan kepada nasabah (d) Nisbah bagi hasil yang disepakati tidak

selaku pengelola modal; harus diserah- dapat diubah sepanjang jangka waktu in- kan tunai, dapat berupa uang atau barang vestasi, kecuali atas dasar kesepakatan yang dinyatakan nilainya dalam satuan para pihak; (e) Jangka waktu Pembiayaan uang. Apabila modal diserahkan secara atas dasar Akad Mudharabah, pengem- bertahap, harus jelas tahapannya dan balian dana, dan pembagian hasil usaha disepakati bersama; (b) Hasil dan penge- ditentukan berdasarkan kesepakatan lolaan modal pembiayaan mudharabah Bank dan nasabah; (f) Pembiayaan atas dapat diperhitungkan dengan dua cara: 1) dasar Akad Mudharabah diberikan dalam (Perhitungan dari pendapatan proyek ( rev- bentuk uang dan/atau barang, serta bu- enue sharing); 2) (Perhitungan dari keun- kan dalam bentuk piutang atau tagihan; (g) tungan proyek ( profit sharing); (c) Hasil Dalam hal Pembiayaan atas dasar Akad usaha dibagi sesuai dengan persetujuan Mudharabah diberikan dalam bentuk uang dalam akad, pada setiap bulan atau wak- harus dinyatakan secara jelas jumlahnya; tu yang disepakati. Bank selaku pemilik (h) Dalam hal Pembiayaan atas dasar modal menanggung seluruh kerugian ke- Akad Mudharabah diberikan dalam bentuk cuali akibat kelalaian dan penyimpangan barang, maka barang tersebut harus dini- pihak nasabah, seperti penyelewengan, lai atas dasar harga pasar ( net realizable kecurangan dan penyalahgunaan dana; value ) dan dinyatakan secara jelas jum- (d) Bank berhak melakukan pengawasan lahnya; (i) Pengembalian Pembiayaan terhadap pekerjaan namun tidak berhak atas dasar Mudharabah dilakukan dalam mencampuri urusan pekerjaan/usaha na- dua cara, yaitu secara angsuran atau-

Trimulato. MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

pun sekaligus pada akhir periode Akad, atau beberapa bulan, namun dapat pula sesuai dengan jangka waktu Pembiayaan berlangsung untuk beberapa tahun laman- atas dasar Akad Mudharabah; (j) Pem- ya (Remy, 2014).

bagian hasil usaha dilakukan atas dasar Ibn Rusyd mengartikan syirkah laporan hasil usaha pengelola dana atau musyarakah itu sebagai akad ker- ( mudharib ) dengan disertai bukti pendu- jasama antara dua pihak atau lebih untuk kung yang dapat dipertanggungjawabkan; suatu usaha tertentu dimana setiap pihak (k) Kerugian usaha nasabah pengelola memberikan kontribusi dana dengan ke- dana ( mudharib ) yang dapat ditanggung sepakatan bahwa keuntungan dan risiko oleh Bank selaku pemilik dana ( shahibul akan ditanggung bersama sesuai dengan maal) adalah maksimal sebesar jumlah kesepakatan. Syirkah ini disepakati oleh pembiayaan yang diberikan ( ra’sul maal). kalangan fuqaha akan kebolehannya se-

lagi memenuhi rukunnya, yaitu ijab dan

Akad Musyarakah

qabul, untuk memperjelaskan bentuk tran- Musyarakah adalah produk finan- saksinya (Iska, 2012). sial syariah yang berbasis kemitraan se- Akad musyarakah digunakan oleh bagaimana halnya mudharabah. Namun bank untuk memfasilitasi pemenuhan se- kedua produk finansial tersebut memi- bagian kebutuhan permodalan nasabah

liki ciri-ciri dan syarat-syarat yang ber- guna menjalankan usaha atau proyek yang beda. Istilah lain yang digunakan untuk disepakati. Nasabah bertindak sebagai

musyarakah adalah sharikah atau syirkah. pengelola usaha dan bank sebagai mitra Musyarakah diterjemahkan dalam ba- dapat sebagai pengelola usaha sesuai

hasa inggris dengan partnership (kemi- dengan kesepakatan. Pembagian keun- traan). Istilah tersebut tidak spesifik kare- tungan dari pemakaian dana dinyatakan na mudharabah juga suatu partnership dalam bentuk nisbah. Nisbah bagi hasil (kemitraan). Lembaga-lembaga keuangan yang disepakati tidak dapat diubah sepan- islam menerjemahkannya dengan istilah jang jangka waktu investasi kecuali atas “ participation financing” agar dapat lebih dasar kesepakatan para pihak. Nisbah bagi menggarisbawahi salah satu aspek dari hasil dapat ditetapkan secara berjenjang musyarakah yang akan dijelaskan selan- ( tiering) yang besarnya berbeda-beda ber- jutnya. Musyarakah dapat diterjemahkan dasarkan kesepakatan. Pembagian keun- kedalam bahasa indonesia dengan “ke- tungan dapat dilakukan dengan cara bagi mitraan para pemodal” atau “perkongsian untung atau rugi ( profit and loss sharing ) para pemodal” (Remy, 2014).

atau bagi pendapatan ( revenue sharing). Pada metode pembiayaan Pembagian keuntungan berdasarkan hasil

musyarakah , bank dan calon nasabah ber- usaha sesuai dengan laporan keuangan sepakat untuk bergabung dalam suatu ke- nasabah. Dalam hal kerugian bank dan mitraan ( partnership) dalam jangka waktu nasabah memegang kerugian secara pro-

tertentu. Kedua belah pihak menempatkan porsional sesuai modal masing-masing. modal untuk membiayai suatu proyek dan Jika terjadi kerugian karena kecurangan,

bersepakat untuk membagi keuntungan kelalaian atau menyalahi perjanjian maka bersih secara proporsional yang ditentukan kerugian tersebut ditanggung oleh pihak diawal. Tidak ada suatu formula yang pasti yang melakukan kecurangan tersebut bagi pembagian keuntungan tersebut. Hal (Muhamad, 2012). itu ditentukan dengan secara kasus per

kasus. Kesepakatan tersebut dapat ber- Konsep Bangunan Ekonomi Islam

langsung untuk jangka waktu yang pendek Ekonomi islam muncul dari seb- saja, misalnya untuk beberapa minggu agai refleksi atas kekaaffahan keislaman

Implementasi Bangunan Ekonomi....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

seorang muslim. Ekonomi islam meru- di bumi ini. Segenap pandangan tersebut pakan bentuk evolusi atas teori ekonomi kemudian disusun sehingga menghasilkan noeklasik. Ekonomi islam muncul di saat sistem ekonomi islam yang utuh dan siap perekonomian modern lambat dalam diaplikasikan dalam kehidupan yang nyata menghadirkan solusi atas problematika (Condro, 2012).

ekonomi kontemporer, kalau tidak boleh di- Ekonomi islam mengalami kebang- kakatakan tidak mampu untuk menghadir- kitan setelah tenggelam dalam sejarah be- kan alternatif solusi (Al-Mishri, 2006). Ilmu berapa abad yang silam. Ekonomi islam ekonomi islam adalah sebuah sistem eko- kini kembali sebagai solusi dari sistem per- nomi yang menjelaskan segala fenomena ekonomiaan yang ada saat ini yang sudah tentang perilaku pilihan dan pengambi- dianggap gagal dalam mengatur kehidu- lan keputusan dalam setiap unit ekonomi pan manusia. Ekonomi islam tetap akan dengan memasukkan tata aturan syariah berkosentrasi pada aspek alokasi dan sebagai variabel indevenden (ikut mem- distribusi sumber-sumber daya, dengan pengaruhi segala pengambilan keputusan tujuan utamanya merealisasikan maqasid. ekonomi) (Al-Mishri, 2006).

Suatu perekonomian dapat dikatakan adil Dari sudut pandang ilmu fiqih, jika barang dan jasa yang diproduksi dapat

kegiatan ekonomi bukanlah termasuk iba- didistribusikan dalam suatu cara dimana dah mahdah, melainkan bab muamalah. kebutuhan individu (tanpa memandang

Oleh karena itu, berlaku kaidah fiqih yang apapun), dapat dipenuhi secara mema- menyatakan bahwa Al-ashl fi al-mu’amalah dai dan juga terdapat distribusi kekayaan

al-ibahah, illa idza ma dalla al-dalil ala dan pendapatan yang adil tanpa berdam- khilafihi, yakni suatu perkara muamalah pak buruk pada motivasi kerja, menabung,

pada dasarnya diperkenankan halal untuk investasi, dan melakukan usaha (Chapra, dijalankan, kecuali jika ada bukti larangan 2001).

dari sumber agama (al-qur’an dan sun- Paradigma ekonomi islam mencer- nah). Oleh karena itu tidak dibenarkan me- minkan suatu pandangan dan perilaku

larang sesuatu yang dibolehkan Allah, se- pencapaian falah. Paradigma ekonomi is- bagaimana tidak boleh pula membolehkan lam bisa dilihat dari dua sudut pandang, sesuatu yang jelas hal itu dilarang.

yaitu paradigma berfikir dan berperilaku Menurut muhammad Baqir as-sadr ( behaviour paradigm) serta paradigma bahwa ekonomi islam adalah sebuah aja- umum ( grand pattern). Sistem ekonomi is- ran atau doctrine dan bukannya ilmu murni lam akan mencakup kesatuan mekanisme ( science), karena apa yang terkandung dan lembaga yang dipergunakan un- dalam ekonomi islam bertujuan memberi- tuk mengoperasionalkan pemikiran dan kan solusi hidup yang paling baik, sedang- teori-teori ekonomi islam dalam kegiatan kan ilmu ekonomi hanya akan mengantar- produksi, distribusi, dan konsumsi. (P3EI kan kita kepada pemahaman bagaimana UII, 2008).

kegiatan ekonomi berjalan. Ekonomi islam Karim (2003) dalam bukunya tidak hanya sekedar ilmu, tapi lebih dari yang berjudul Ekonomi Mikro Islam, pada itu, yaitu ekonomi islam adalah se- menjelaskan bahwa bangunan ekonomi buah system (Al-Mishri, 2006)

Islam didasarkan atas lima nilai univer- Dengan demikian yang dimaksud sal, yaitu: (a) Tauhid (Keimanan): Tauhid dengan sistem ekonomi islam tidak lain merupakan fondasi ajaran Islam. Dengan adalah segenap pandangan atau keyaki- tauhid, manusia secara menyeluruh akan nan yang bersumber dari islam, yaitu al- menyerahkan segala aktifitasnya kepada qur’an dan as-sunnah terhadap alokasi Allah. Oleh karena itu, segala aktifitas akan

berbagai sumber daya ekonomi yang ada selalu dibingkai dalam kerangka hubungan

Trimulato. MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

kepada Allah; (b) ‘ Adl (Keadilan): Dalam Islam. Dari kelima nilai-nilai universal Islam, adil didefinisikan sebagai tindakan tersebut, dibangunlah tiga prinsip deriva-

tidak menzhalimi dan dizhalimi. Implikasi tif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal ekonomi dari nilai ini adalah bahwa pelaku sistem ekonomi Islam. Ketiga prinsip de- ekonomi tidak dibolehkan untuk mengejar- rivatif itu adalah: (a) Multitype ownership kan keuntungan pribadi, namun merugikan (Kepemilikan Multijenis): Nilai tauhid dan orang lain atau merusak alam; (c) Nubu- keadilan melahirkan konsep Multitype wwah (Kenabian): Salah satu fungsi dari ownership atau kepemilikan multijenis.

Rasul adalah untuk menjadi model terbaik Dalam sistem ekonomi kapitalis, prinsip bagi manusia yang harus diteladani un- umum kepemilikan yang berlaku adalah tuk mendapatkan keselamatan dunia dan kepemilikan swasta atau pemodal, sedang akhirat. Nabi Muhammad adalah model dalam sistem ekonomi sosialis yang ber- terbaik yang Allah utus untuk dijadikan tau- laku adalah kepemilikan negara. Dalam ladan oleh seluruh manusia. Keteladanan sistem ekonomi Islam, mengakui berma- Nabi Muhammad mencakup seluruh as- cam bentuk kepemilikan, baik oleh swasta, pek kehidupan, termasuk teladan dalam negara, atau campuran; (b) Freedom to bertransaksi ekonomi dan bisnis. Empat act (Kebebasan bertindak dan berusaha): sifat utama Nabi yang dapat dijadikan te- Keempat sifat utama Nabi jika digabung- ladan adalah siddiq, amanah, fathanah, kan dengan nilai keadilan dan nilai khali- dan tabligh; (d) Khalifah (Pemerintahan): fah akan melahirkan prinsip freedom to act Dalam Al Quran, Allah menyebutkan bah- atau kebebasan bertindak dan berusaha wa manusia diciptakan adalah untuk men- bagi setiap muslim. Islam memberikan jadi khalifah dibumi. Peran khalifah adalah kebebasan kepada setiap muslim dalam untuk menjadi pemimpin dan pemakmur hal muamalah, namun kebebasan terse- bumi; (e) Ma’ad (Hasil): Implikasi nilai ini but memiliki batasan-batasan yang tidak adalah dalam perekonomian dan bisnis boleh dilanggar; (c) Social justice (Keadi- bahwa motivasi para pelaku bisnis adalah lan Sosial): Prinsip Social Justice lahir dari untuk mendapatkan hasil di dunia (laba/ gabungan nilai khalifah dan nilai ma’ad. profit) dan hasil di akhirat (pahala).

Semua sistem ekonomi yang ada pasti me- Kelima nilai dasar ini menjadi miliki tujuan yang sama yaitu untuk men- dasar inspirasi untuk untuk menyusun ciptakan sistem perekonomian yang adil. proposisi-proposisi dan teori-teori ekonomi

Keadilan dalam pendistribusian kekayaan

Gambar 1 Visualisasi Bangunan Ekonomi Islam

Implementasi Bangunan Ekonomi....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

adalah bagian dari prinsip ekonomi Islam. konsep akhlak. Akhlak menempati posisi Islam melarang umatnya untuk menumpuk puncak, karena inilah yang menjadi tujuan kekayaan pada satu kelompok, namun islam dan dakwah para nabi, yakni untuk kekayaan haruslah didistrbusikan secara menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak merata. Kewajiban Zakat, Infak, dan sha- inilah yang menjadi panduan para pelaku

daqah bagi golongan yang mampu adalah ekonomi dan bisnis dalam melakukan akti- bentuk pendistribusian kekayaan dalam fitasnya (Karim, 2003).

ekonomi Islam.

Di atas semua nilai dan prinsip Metode Penelitian

tersebut, dibangunlah konsep yang me- Jenis penelitian yang digunakan mayungi semuanya, yaitu konsep Akhlak. dalam tulisan ini adalah dengan menggu- Akhlak menempati posisi puncak, karena nakan studi pustaka yang diperoleh dari inilah yang menjadi tujuan Islam dan dak- beberapa sumber. Penelitian ini bersifat wah para Nabi. Akhlak inilah yang menjadi deskriptif kualitatif yang artinya menggam- panduan para pelaku ekonomi dan bisnis barkan suatu subyek penelitian. Dalam dalam melakukan aktivitasnya.

hal ini adalah bentuk produk pembiayaan Prinsip-prinsip ekonomi Islam NUC di bank syariah. Kemudian tentang yang telah dijelaskan diatas membentuk konsep bangunan ekonomi islam. Sifat keseluruhan kerangka ekonomi Islam, jika penelitian ini adalah deskriptif. Maksud- digambarkan sebuah bangunan ekonomi nya untuk mendeskripsikan dan mengin- Islam dapat divisualisasikan pada gambar 1. terpretasikan hasil temuan/pengamatan

Prinsip merupakan suatu me- mengenai konsep bangunan ekonomi is- kanisme atau elemen pokok yang menjadi lam dalam produk pembiayaan NUC pada struktur atau kelengkapan suatu kegiatan perbankan syariah. atau keadaan. Dalam contoh shalat, prinsip

Jenis data yang digunakan dalam dicerminkan dari rukun dan syarat sahnya tulisan ini adalah data kualitatif yang shalat yang membuat suatu kegiatan bisa bersumber dari data primer dan data disebut sebagai shalat (Karim, 2003). Be- sekunder. Data primer berupa sumber data gitupun dalam ekonomi islam juga memiliki yang langsung memberikan data kepada berbagai prinsip-prinsip yang membangun- peneliti atau data yang diperoleh langsung nya. Bangunan ekonomi islam didasarkan dari lapangan (objek penelitian), sedang- atas lima universal, yakni: Tauhid (Keiman- kan data sekunder adalah sumber data an), Adl (Keadilan), Nubuwwah (Kenabi- yang tidak langsung memberikan data ke- an), Khilafah (Pemerintahan ), dan Ma’ad pada pengumpul data (peneliti) atau data (Hasil). Kelima nilai ini menjadi dasar inspi- yang diambil peneliti sebagai pendukung rasi untuk menyusun proporsi-proporsi dan atas penelitian secara ilmiah yaitu dengan teori-teori ekonomi islam. Teori yang kuat melakukan studi pustaka (penelusuran dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, melalui buku, artikel, jurnal, majalah, inter- akan menjadikan ekonomi islam hanya se- net dan sumber lainnya). (Farizal;2010).

bagai kajian ilmu saja tanpa memberi dam- Data-data yang digunakan penulis pak pada kehidupan ekonomi. Oleh kare- antara lain: (1) Teori-teori yang peneliti am- na itu, dari kelima nilai-nilai universal ini bil dari berbagai literatur; (2) Pengambilan dibangunlah ciri-ciri dan cikal bakal sistem data-data dari hasil yang telah tersaji dari ekonomi islam. Ketiga prinsip derivatif itu suatu lembaga.

adalah multitype ownership, freedom to act Batasan dalam tulisan ini difokus- dan sosial justice. Diatas prinsip-prinsip kan pada produk penyaluran dana yaitu ekonomi islam tersebut dibangunlah kon- yang ada di bank syariah khususnya sep yang memayungi kesemuanya, yakni produk pembiayaan NUC yaitu hanya

Trimulato. MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

pada produk pembiayaan mudharabah ekonomi islam pada produk pembiayaan dan musyarakah di bank syariah. Kemu- NUC di bank syari’ah sebagai produk yang dian bentuk penerapannya pada konsep bisa dimanfaatkan dana masyarakat.

bangunan ekonomi islam. Batasan dalam Penelitian kualitatif adalah prose- tulisan ini juga pada kondisi faktual dari dur penelitian yang menghasilkan data produk pembiayaan NUC di bank sya- deskriptif berupa kata-kata tertulis atau riah, yang terjadi pada bank syariah saat lisan dari orang-orang dan keadaan ini yang market sharenya baru menembus yang diamati. Penelitian kualitatif adalah angka 5 % apabila dibandingkan perbank- metode penelitian yang digunakan untuk an secara nasional.

meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksprimen) di-

Teknik Pengumpulan Data

mana peneliti adalah sebagai instrument Teknik pengumpulan data yang di- kunci, teknik pengumpulan data dilakukan perlukan dalam tulisan ini adalah dengan secara trianggulasi (gabungan), analisa menggunakan beberapa metode yaitu: (1) data bersifat induktif dan hasil dari peneli- Studi Kepustakaan, metode ini digunakan tian kualitatif lebih bersifat makna daripada untuk menggali dasar-dasar teori yang ter- generalisasi (Farizal;2010). kait produk penyaluran dana dengan akad

pembiayaan NUC yaitu mudharabah dan Hasil dan Pembahasan musyarakah pada produk pembiayaan Perkembangan Produk Pembiayaan di bank syariah dan teori tentang konsep dengan Akad Natural Uncertanty Coun-

bangunan ekonomi islam; (2) Penga- tract (NUC) di Bank Syariah

matan, setiap data yang didapatkan dari Dari data diatas menunjukkan bah- berbagai sumber diamati dan dianalisa wa jenis pembiayaan musyarakah paling terkait dengan kondisi produk pembiayaan mengalami pertumbuhan pada tahun 2015 NUC di bank syariah dan teori konsep sebesar 23,060 persen. Sedangkan per- bangunan ekonomi islam.

tumbuhan akad pembiayaan dengan akad mudharabah hanya tumbuh sebesar 3,246

Analisis Data

persen lebih kecil jika dibandingkan dengan Metode analisis data yang akad pembiayaan murabahah yang tum- digunakan adalah dengan menggunakan buh sebesar 4,038 persen. Hal ini menun- pendekatan kualitatif deskriptif yaitu den- jukkan masih ada akad pembiayaan NCC gan cara memaparkan metode teori produk yang lebih dominan dibanding akad pem- pembiayaan NUC di bank syariah, serta kon- biayaan NUC. Namun secara nominal jika sep bangunan ekonomi islam. Kemudian kedua akad pembiayaan NUC digabungkan bagaimana penerapan konsep bangunan masih lebih kecil jika dibandingkan dengan

Tabel 3.1

Perkembangan akad pembiayaan di Bank Syariah

Implementasi Bangunan Ekonomi....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

akad NCC. Perlu upaya agar pembiayaan adalah bahwa pelaku ekonomi tidak di- NUC di bank syariah harus ditingkatkan.

bolehkan untuk mengejarkan keuntungan pribadi, namun merugikan orang lain atau

Implementasi Bangunan Ekonomi Islam merusak alam. pada Produk Pembiayaan Natural Un- Penerapan Adl’ (Keadilan) pada certainty Contract (NUC) di Bank Sya- produk pembiayaan mudharabah dan

riah

musyarakah di bank syariah, terlihat bahwa

Tauhid

setiap nasabah yang memilih pembiayaan Tauhid merupakan fondasi ajaran

mudharabah dan musyarakah akan diberi Islam. Dengan tauhid, manusia secara me- bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh.

nyeluruh akan menyerahkan segala aktifi- Telah ditetapkan diawal besaran porsi nis- tasnya kepada Allah. Oleh karena itu, se- bah antara pihak nasabah dengan pihak gala aktifitas akan selalu dibingkai dalam bank syariah. Misalnya 60:40 (pihak bank kerangka hubungan kepada Allah.

akan memperoleh porsi 60% dan nasa- Pada produk pembiayaan bah akan memperoleh 40%). Hal ini Nam-

mudharabah dan musyarakah di bank pak keadilan bahwa semua pihak mem- syariah tidak lepas dari unsur tauhid, peroleh keuntungan yang telah disepakati

kepasrahan dan ketaatan kepada Allah. sebagaimana perannya nasabah pem- Kepasrahan kepada Allah seutuhnya dan biayaan mudharabah sebagai mudharib mengakui keesaan Allah SWT. Hal ini nam- (pengelolah) dan bank syariah sebagai pak pada produk pembiayaan mudharabah

pengelolah ( shahibul maal) dan pada pem- dan musyarakah di bank syariah, nasabah biayaan musyarakah sama-sama menyer- yang memilih produk akan diberi bagi ha- takan modal, jika sama-sama memperoleh sil bukan bunga yang dijanjikan diawal. keutungan tidak hanya menguntungkan Karena bunga bertentangan dengan islam satu pihak.

dan masuk dalam kategori riba. Bagi ha- Selanjutnya, unsur keadilan tidak sil yang diperoleh nasabah asli dari hasil nampak pada pembiayaan mudharabah pendapatan yang diperoleh pihak bank dan musyarakah di bank syariah ketika syariah. Sehingga besaran nominal yang bank syariah mensyarakatkan jaminan ke- diperoleh nasabah bersifat tidak tetap dan pada nasabah. Nasabah akan diberatkan tidak pasti, hanya yang disepakati dari dengan adanya jaminan khususnya awal besaran porsi bagi hasil atau biasa bagi nasabah yang tidak mampu dan ti- disebut dengan nisbah.

dak memiliki jaminan. Prinsip awal dari Selanjutnya, wujud penera- mudharabah pihak nasabah ( mudharib ) pan tauhid pada produk pembiayaan dan tidak perlu menyerahkan jaminan, mudharabah dan musyarakah di bank hanya dengan modal skill/ keahlian

syariah yaitu nampak bahwa setiap na- dalam mengelolah dana. Pada produk sabah yang menggunakan pembiayaan pembiayaan musyarakah nasabah juga mudharabah dan musyarakah hanya menyertakan modalnya. Sehingga uraian

akan disalurkan pada hal-hal yang sesuai tentang jaminan perlu ada agar nasabah ti- dengan aturan islam tidak bertentangan dak menyalahi aturan/perjanjian dianggap dengan perintah Allah SWT. Hanya pada tidak adil bagi nasabah selaku mudharib, usaha yang halal saja.

sejalan dengan musyarakah yang telah menyertakan modal. Karena tidak semua

‘Adl (Keadilan).

pihak nasabah memiliki jaminan. Dalam Islam, adil didefinisikan

sebagai tindakan tidak menzhalimi dan Nubuwwah (Kenabian).

dizhalimi. Implikasi ekonomi dari nilai ini Keteladanan Nabi Muhammad

Trimulato. MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

mencakup seluruh aspek kehidupan, ter- pembiayaan mudharabah dan musyara- masuk teladan dalam bertransaksi eko- kah di bank syariah yaitu ketika dari ha- nomi dan bisnis. Empat sifat utama Nabi sil pengelolaan dana. Pada awal akad yang dapat dijadikan teladan adalah siddiq , pembiayaan dilakukan antara bank sya- amanah, fathanah, dan tabligh.

riah selaku shohibul maal dan nasabah Penerapan sifat siddiq pada produk sebagai mudharib menyampaikan besar pembiayaan mudharabah dan musyarakah nisbah serta jangka waktu pembiayaan di bank syariah, yaitu jika bank syariah se- mudharabah dan musyarakah. Pihak na- bagai shahibul maal dan nasabah sebagai sabah mudharib akan menyampaikan/ mudharib benar-benar dapat dipercaya melaporkan setiap keuntungan yang diper-

bahwa dana tersebut dikelolah secara baik olehnya kepada bank syariah. Pihak nasa- dan benar tidak melakukan kecurangan. bah mudharib harus transparan dalam me- Dana terhindar dari hal-hal yang dilarang nyampaikan keuntungan yang sebenarnya hanya dikelolah pada sesuatu yang ti- diperolehnya. Kemudian setiap bulan bank dak melanggar aturan syariah. Kemudian syariah akan mendapatkan angsuran yang

siddiq pada aspek hasil dari pengelolaan terdiri dari pembayaran pokok dan porsi dana, hasil yang diberikan antara bank keuntungannya. Pada laporan itu akan

dan nasabah sesuai dengan porsi yang nampak besaran keuntungan yang diper- sebenarnya/ yang telah disepakati diawal. oleh pihak antara nasabah dan bank sya- Bank mempercayakan sepenuhnya dan riah. kepada nasabah mudharib akan pengelo-

laan dana yang disalurkannya, agar dike- Khalifah (Pemerintahan).

lola secara baik dan benar serta mengun- Dalam Al Quran, Allah menyebut- tungkan.

kan bahwa manusia diciptakan adalah un- Penerapan sifat amanah, pada tuk menjadi khalifah dibumi. Peran khali- produk pembiayaan mudharabah dan fah adalah untuk menjadi pemimpin dan musyarakah di bank syariah yaitu dana pemakmur bumi. bank dapat terjamin dikelolah secara baik. Penerapan khalifah pada produk Ketika dana nasabah mudharib sudah pembiayaan mudharabah dan musyara- jatuh tempo maka nasabah mudharib ha- kah di bank syariah, yaitu nampak bahwa rus bisa mengembalikannya. Nasabah keberadaan pembiayaan mudharabah mudharib tidak dibenarkan jika menun- dan musyarakah di bank syariah adalah

da pembayaran bagi hasil jika telah sesuatu yang sah/ legal karena telah ter- mendapatkan keuntungan . Waktu sesuai tuang dalam undang-undang nomor 21 dengan kesepatakan keduanya.

tahun 2008 dan sejalan dengan Fatwa Penerapan sifat fathanah pada DSN MUI nomor 7 tahun 2000 tentang produk pembiayaan mudharabah dan pembiayaan mudharabah di bank syariah. musyarakah di bank syariah, yaitu dana Jadi produk pembiayaan mudharabah dan yang disalurkan pembiayaan yang se- musyarakah adalah sesuatu yang telah di- lain terjamin kehalalannya tapi juga bisa jamin keberadaannya oleh pemerintah. memberikan keuntungan sehingga bagi

hasil yang kompetitif. Pihak nasabah Ma’ad (Hasil).

mudharib akan secara bijak dan cerdas Implikasi nilai ini adalah dalam per- menggunakan dana yang dikelolahnya. ekonomian dan bisnis bahwa motivasi para Mudharib harus pandai mengelolah dana pelaku bisnis adalah untuk mendapatkan tersebut menetukan usaha yang tepat dan hasil di dunia (laba/profit) dan hasil di akhi-

menguntungkan .

rat (pahala).

Penerapan tabliq pada produk Penerapan ma’ad pada produk

Implementasi Bangunan Ekonomi....... MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

pembiayaan mudharabah dan musyara- (badan hukum), dan atau untuk membiayai kah di bank syariah yaitu nampak bahwa proyek-proyek yang dimiliki oleh pemerin- setiap dana pembiayaan mudharabah dan tah atau Negara. musyarakah akan disalurkan pada kegiatan

yang memberikan hasil/ keuntungan . Freedom to Act (Kebebasan Bertindak Jelas bahwa orientasinya hasil dunia dan dan Berusaha)

akhirat. Hasil laba bank syariah akan Freedom to act atau kebebasan menyalurkan dana yang bisa memberikan bertindak dan berusaha bagi setiap mus- keuntungan bagi nasabah dan bank. Hasil lim. Islam memberikan kebebasan kepada akhirat bahwa dana nasabah dijamin akan setiap muslim dalam hal Muamalah , na- disalurkan pada usaha-usaha yang halal mun kebebasan tersebut memiliki batasan- saja yang tidak melanggar aturan aga- batasan yang tidak boleh dilanggar. ma. Berbeda dengan bank konvensional Penerapan freedom to act (ke- yang mengabaikan aspek halal dan ha- bebasan bertindak dan berusaha) pada ram hanya fokus pada memberikan keun- produk pembiayaan mudharabah dan tungan, artinya mengabaikan pada hasil musyarakah di bank syariah yaitu terlihat akhirat. Lebih lanjut dana pembiayaan pada alokasi penyaluran dana, bank syari-

mudharabah akan digunakan membiayai

ah bebas menyalurkan dana tersebut tan- usaha untuk pengembangan usaha, yang pa dibatasi jenis usahanya dan waktunya, artinya pembiayaan mudharabah secara selama usaha tersebut tidak melanggar tidak langsung membantu nasabah lain aturan agama islam. Bank syariah diberi dalam pengembangan usaha pada sektor kebebasan untuk membiayai sebanyak riil. Meningkatkan perkembangan pereko- mungkin usaha agar bisa memberikan nomian masyarakat.

keuntungan yang banyak, dan pastinya dengan analisis pembiayaan yang tepat.

Multitype Ownership (Kepemilikan

Kemudian bank dan nasabah mudharib

Multijenis)

bebas menentukan porsi/ nisbah bagi hasil Nilai tauhid dan keadilan mela- beserta jangka waktu transaksi kegiatan hirkan konsep Multitype ownership atau mudharabah. Selama tidak ada pihak kepemilikan multijenis. Dalam sistem eko- yang dirugikan. Nasabah mudharib bebas nomi kapitalis, prinsip umum kepemilikan melakukan jenis usaha dalam mengelolah yang berlaku adalah kepemilikan swasta dana selama itu halal dan menguntung- atau pemodal, sedang dalam sistem eko- kan. nomi sosialis yang berlaku adalah kepemi-

likan negara. Dalam sistem ekonomi Islam, Social Justice (Keadilan Sosial)

mengakui bermacam bentuk kepemilikan, Prinsip Social Justice lahir dari baik oleh swasta, negara, atau campuran. gabungan nilai khalifah dan nilai ma’ad.

Penerapan multitype ownership Semua sistem ekonomi yang ada pasti me- pada produk pembiayaan mudharabah miliki tujuan yang sama yaitu untuk men- dan musyarakah di bank syariah yaitu bah- ciptakan sistem perekonomian yang adil. wa nasabah pembiayaan mudharabah dan Keadilan dalam pendistribuasian kekayaan musyarakah di bank syariah tidak terbatas adalah bagian dari prinsip ekonomi Islam. pada nasabah individu tetapi juga bisa Islam melarang umatnya untuk menumpuk sebuah lembaga/ organisasi yang bisa kekayaan pada satu kelompok, namun mengajukan pembiayaan mudharabah di kekayaan haruslah didistribusikan secara bank syariah. Begitupun dengan bentuk merata. Kewajiban Zakat, Infak, dan sha- dana nasabah DPK mudharabah juga bisa daqah bagi golongan yang mampu adalah berasal pada perseorangan, kelompok bentuk pendistribusian kekayaan dalam

Trimulato. MediaTrend 12 (1) 2017 p.45-62

ekonomi Islam.

lam.

Penerapan social justice (ke- Penutup

adilan sosial) pada produk pembiayaan Perkembangan pembiayaan mudharabah dan musyarakah di bank dengan akad Natural Uncertanty Con-

syariah yaitu bahwa penggunaan akad tract (NUC) belum menjadi dominan mudharabah di bank syariah menjadi cara dalam pembiayaan di bank syariah.