Analisis Dinamik Model Epidemi Tipe SEIT

Prosiding

ISSN :9 772407 749004

Analisis Dinamik Model Epidemi Tipe SEIT dengan Perbedaan
Periode Laten dan Tingkat Kejadian Tersaturasi
M. Ivan Ariful Fathonia, Mardlijahb, Hariyantoc
a,b,c
Program Studi Magister Matematika FMIPA ITS
Kampus ITSSukolilo Surabaya Jawa Timur
a
m.ivan@fathonisme.com, bmardlijah@matematika.its.ac.id, chariyanto_its@yahoo.co.id

ABSTRAK
Pada artikel ini dikonstruksi model matematika penyebaran penyakit menular tipe SEIT
(Susceptible Exposed Infective Treatment). Adanya variasi virus dan kondisi jasmani yang
berbeda tiap individu serta adanya perubahan perilaku dari individu rentan menjadi alasan
pembentukan model dengan perbedaan periode laten dan tingkat kejadian tersaturasi. Dari hasil
analisis dinamik, model memiliki dua titik kesetimbangan, yaitu titik kesetimbangan bebas
penyakit yang bersifat stabil saat bilangan reproduksi dasar bernilai lebih kecil atau sama
dengan satu, dan titik kesetimbangan endemi yang eksis dan bersifat stabil saat bilangan

reproduksi dasar bernilai lebih besar dari satu.Hasil analisis dinamik diilustrasikan dengan
simulasi numerik menggunakan software Matlab.
Kata Kunci :analisis dinamik, SEIT, tingkat kejadian tersaturasi, titik kesetimbangan,
kestabilan.
ABSTRACT
In this paper, a SEIT (Susceptible Exposed Infective Treatment) mathematical model
ofthe spread ofinfectious diseases is constructed. The virus variation, differentphysical
conditions of each individual, and behavioral change of susceptible individual sare the reason to
forma model with differences in latent period and saturated incidence rate. From dynamical
analysis results, the model has two equilibrium points, i.e. the disease-free equilibrium point
which stable whenthe basic reproduction numberis less than orequal to one, and the endemic
equilibrium point which exiss and stable when the basic reproduction numberis greatert han
one. The results of dynamical analysis is illustrated by numerical simulation using Matlab
software.
Kata Kunci :dynamical analysis, SEIT, saturated incidence rate, equilibrium point, stability.

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

924


Prosiding

ISSN :9 772407 749004
(Susceptible Infective Removal). Model

Pendahuluan
Penyakit

menular

adalah

penyakit yang disebabkan oleh sebuah
agen biologi, seperti virus, bakteri, atau
parasit. Suatu individu dapat terjangkit
penyakit

menular


melalui

langsung

maupun

tidak

dengan

individu

kontak
langsung

terinfeksi.

Akibat

kontak antarindividu tersebut terjadilah

suatu infeksi baru yang menjadi tanda
adanya

kasus

penyebaran

penyakit

menular. Penyebaran penyakit menular
yang terus terjadi akan mengakibatkan
kondisi yang disebut epidemi. Epidemi
adalah kejadian tersebarnya penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah
penderitanya meningkat secara nyata
melebihi keadaan yang lazim pada
waktu dan daerah tertentu.
Perkembangan

ilmu


pengetahuan di dalam matematika turut
memberikan

peranan

yang

penting

dalam mencegah meluasnya penyebaran
penyakit.

Peranan

tersebut

berupa

pembentukan model matematika yang

dapat

menggambarkan

penyebaran

suatu penyakit di masa yang akan
datang dengan melihat kondisi masa
sekarang atau masa lalu. Model tersebut
disebut dengan model epidemi.
Model epidemi pertama kali
diperkenalkan

oleh

McKendrick(1927),

Kermack
yaitu


dan

SIR menggambarkan suatu penyebaran

penyakit dimana populasi individu yang
rentan (susceptible) dapat terinfeksi
melalui proses interaksi dengan individu
yang terinfeksi (infective), kemudian
populasi yang sembuh (removal) telah
memiliki

kekebalan

penyakit.

Semakin

terhadap

suatu


berkembangnya

penelitian mengenai model penyebaran
penyakit

menjadikan

epidemiSIRsebagai

pijakan

model
banyak

ilmuwan untuk membuat model epidemi
yang lebih khusus.
Untuk kasus penyakit yang lain,
individu yang terinfeksi dapat sembuh
kembali. Akan tetapi tidak ada jaminan

bahwa individu yang sembuh dari
penyakit tersebut akan kebal terhadap
penyakit yang sama. Selain itu beberapa
penyakit menular memiliki periode
exposedatau disebut juga periode laten.

Periode

exposed

adalah

masa

bersembunyinya penyakit dalam tubuh
ketika sistem kekebalan tubuh dalam
kondisi baik. Adanya individu sembuh
yang kembali rentan dan adanya periode
exposed menjadi alasan pembentukan


model epidemi tipe SEIS (Susceptible
Exposed Infective Susceptible) seperti

yang dikemukakan oleh Fan, Li, dan
Wang (2001).

modelSIR

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

925

Prosiding

ISSN :9 772407 749004

Secara umum, model epidemi
mempertimbangkan
infeksi


tingkat

penyakit

tingkat).Tingkat

kejadian
(incidence

kejadian

infeksi

salah satu upaya untuk mencegah
penyebaran penyakit. Model epidemi
dengan

adanya

memunculkan

pengobatan

populasi

baru

dari

menyatakan banyaknya kasus infeksi

individu terinfeksi yang telah mendapat

baru akibat interaksi antara individu

pengobatan, yaitu populasi treatment,

rentan

sehingga

dengan

individu

terinfeksi.

dan

Serio

(1978)

memperkenalkan

tingkat

kejadian

Treatment)dengan perbedaan periode

infeksi nonlinear yang disebut tingkat

exposed dan tingkat kejadian tersaturasi.

Capasso

diperoleh

SEIT(Susceptible

model

Exposed

epidemi
Infective

kejadian infeksi tersaturasi. Tingkat
kejadian semacam ini lebih efektif

Metode Penelitian

karena mempertimbangkan perubahan
perilaku

dan

pengaruh

kepadatan

individu terinfeksi.Penyebaran penyakit
menular terjadi dalam bentuk yang
beragam, seperti pada penyakit H1N1.
Keberagaman yang terjadi yaitu adanya
perbedaan periode exposed dalam setiap
tubuh individu yang terinfeksi virus
H1N1. Terdapat individu yang melewati
fase periode exposed, dan ada yang
tidak. Hal ini terjadi akibat variasi virus
dan keadaan jasmani yang berbeda dari
setiap individu. Penyebaran penyakit
menular tipe SEIS dengan perbedaan
periode exposed dan tingkat kejadian
tersaturasi telah dimodelkan oleh Wang
(2012).
Penyebaran suatu penyakit dapat
dikendalikan dengan pemberian obat
pada individu terinfeksi. Oleh karena

Pada artikel ini dikonstruksi
model

epidemi

tipe

SEITdengan

perbedaan periode exposed dan tingkat
kejadian tersaturasi. Analisis terhadap
modeldilakukan
titik-titik

untuk

memperoleh

kesetimbangan,

bilangan

reproduksi dasar, dan syarat eksistensi
serta

kestabilan

titik-titik

kesetimbangan model. Pada bagian
akhir, analisis yang telah diperoleh
disimulasikan

dengan

menggunakan

software Matlab.Program simulasi yang

telah dibuat dijalankan denganvariasi
nilai awal, sertavariasi nilai parameter
yang memenuhi dua kondisi, yaitu saat
dan

.Output

program

simulasi dianalisis untuk memastikan
hasil yang sesuai dengan hasil analisis
kestabilan.

itu, pengobatan perlu dilakukan sebagai
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

926

Prosiding

ISSN :9 772407 749004
:tingkat individu terinfeksi

Hasil dan Pembahasan

yang menjadiexposed,

A. Konstruksi model

: tingkat individu terinfeksi

Model epidemi tipe SEIT dengan

yang menjadi infective,

perbedaan periode exposed dan tingkat

: tingkat kejadian tersaturasi.

kejadian tersaturasi dikonstruksi dari
sistem

persamaan

autonomous

Diagram

kompartemen

dari

sistem

nonlinear dengan empat variabel tak

persamaan (1) ditampilkanpada Gambar

bebas.Variabel-variabel

1.

adalah ,

,

banyaknya

dan

tersebut
yang mewakili

populasi

susceptible,

exposed, infective, dan treatment. Laju

perubahan keempat populasi tersebut
adalah sebagai berikut.

(1)

Gambar 1. Diagram kompartemen

Dari sistem (1) diperoleh jumlah
total

populasi

,

sehingga
dengan

(2)
Dengan mensubstitusikan

: tingkat kelahiran,

ke persamaan (1) dan menyertakan

: tingkat kematian alami,
:

tingkat

kematian

akibat

persamaan (2) yang menggantikan

,

diperoleh sistem baru sebagai berikut.

penyakit,
: tingkat pengobatan,
: tingkat individu infectiveyang
kembali rentan,
: tingkat individu
treatmentyang kembalirentan,

: tingkat individu exposed yang
menjadiinfective,
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

927

Prosiding

ISSN :9 772407 749004
Titik

kesetimbangan

menjelaskan bahwa pada keadaan ini
(3)

tidak terdapat individu exposed dan
infective dalam populasi, sehingga tidak

pernah terjadi kontak atau interaksi
antara

individu

susceptibledengan

individu infective. Dengan kata lain
semua individu dalamkeadaan sehat.

dengan

Keadaan seperti ini disebut dengan
keadaan

bebas

kesetimbangan

penyakit.Titik

menjelaskan bahwa

pada keadaan ini terdapat individu
terinfeksi
B. Titik kesetimbangan dan

dalam populasi.

Keadaan

seperti ini disebut keadaan endemi.

bilangan reproduksi dasar
Dari titik kesetimbangan endemi

Titik-titik kesetimbangan dari
sistem persamaan (3) dapat diperoleh

diperoleh bilangan reproduksi dasar

dengan
jika

maka hanya terdapat satu

titik kesetimbangan yang eksis yaitu
Sehingga

didapatkandua

titik

kesetimbangan,

titik kesetimbangan bebas penyakit.
Sedangkan jika

dan

dengan

maka terdapat

dua titik kesetimbangan yang eksis,
yaitu titik kesetimbangan bebas penyakit
dan endemi.

C. Analisis kestabilantitik
kesetimbangan
Untuk mencari kestabilan dari
titik kesetimbangan yang diperoleh
maka dibentuk matriks Jacobi dari
dimana

dan

sistem persamaan (3), yaitu

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

928

Prosiding

[

ISSN :9 772407 749004

]
[

dengan

]

Nilai eigen matriks diperoleh dari
persamaan karakteristik |

|

, sehingga

Akar-akar persamaan karakteristikyang
diperoleh

adalah

dan
yang

diperoleh

polinomial

, serta

dan

dari

persamaan

.Berdasarkan

teorema

Vieta, diperoleh

Titik kesetimbangan bebas penyakit
disubstitusikan ke dalam
matriks Jacobi, diperoleh matriks
yaitu

,
dan

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

929

Prosiding

ISSN :9 772407 749004
Berdasarkan
diperoleh

Jika

dan

maka

(
Titik

)

kesetimbangan

endemi

disubstitusikan

ke

matriks diperoleh

sehingga

[

]

dengan

Dari

dan

terbukti bahwa jika
persamaan

, maka

memiliki akar-akar

(

)

negatif, sehingga semua nilai eigen
bernilai negatif. Dengan kata lain titik
kesetimbangan

bersifat

asimtotik. Jika

,maka

stabil. Jika

stabil
bersifat

, maka

sehingga persamaan

memiliki

salah satu akar yang positif. Karena
terdapat nilai eigen yang positif maka
terbukti titik kesetimbangan

tidak

stabil.
Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

930

Prosiding

ISSN :9 772407 749004
2. Jika

positif, maka
.

sehingga
Untuk itu

Berdasarkan
Ruppert(1965),

Quirk

kestabilan

haruslah negatif.

&
matriks

dapat ditentukan. Dari matriks
, didapatkan dua kondisi, yaitu :
1. Jika

(

Terdapat

negatif, maka

dua

)

yaitu
sehingga
Untuk itu

kemungkinan,
atau

.

. Karena

selalu positif

maka kondisi yang mungkin adalah

haruslah positif.

, jadi

(

Terdapat

dua

yaitu

)

kemungkinan,
Selain itu, haruslah

atau

(

. Untuk
maka

)

terbukti
sehingga
Untuk

maka
bernilai negatif, sehingga

(4)

kondisi ini tidak mungkin.

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

931

Prosiding

ISSN :9 772407 749004

Karena

persamaan

(4)

benar, maka jelas

Untuk simulasi numerik saat

bernilai

. Sehingga

kondisi

, nilai parameter yang

digunakan diberikan pada Tabel 1. Dari

terbukti

nilai-nilai parameter pada Tabel 1 dan
dengan

didapatkan

.
Berdasarkan

tingkatpengobatan

dua

kondisi

tersebut, serta karena

bebas

titik
penyakit

dan
,

memenuhi

teorema

kestabilanQuirk

demikiandapat

jika

,maka

kesetimbangan

bersifat

dan

titik
yang

&

Ruppert(1965).Dengan
disimpulkan

,

kesetimbangan

,maka
matriks

,

merupakan kesetimbangan endemi.

titik
stabil
Tabel 1. Nilai parameter dalam simulasi

asimtotik.

Parameter

D. Simulasi
Dinamika penyakit menular pada
model epidemi SEIT dapat diamati
melalui simulasi numerik yang dibuat
menggunakan software Matlab. Model
disimulasikan

saat

Untuk mengetahui potret fase, model
saat

populasi

(

)adalah

0.1
0.01
0.1
0.4
0.5

dan

disimulasikan

Nilai

awal

0.4
0.1
0.1
0.2

dan

Untuk mengetahui perubahan jumlah
populasi,
populasi
adalah

model

disimulasikan

saat

Dari titik-titikkesetimbangan tersebut

awal

terlihat bahwa keduanya eksis, seperti
yang ditampilkan pada Gambar 2.
Berdasarkan Gambar 2 dapat diketahui
bahwa dengan empat jumlah populasi
awal yang berbeda, populasi akan stabil

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

932

Prosiding
di titik

ISSN :9 772407 749004

. Hal ini diperjelas pada

70

Gambar 3.Pada Gambar 3 terlihat bahwa

60

8

6

di titik

50

danjumlah total populasi

Jumlah Individu

populasi akan stabil

.

Titik tersebut adalah titik kesetimbangan

4

2

dengan

10

menunjukkan jika

yang

maka titik

3

30

20

analitik

1
0
350

0
0

50

100

360

370

380

150
200
250
Waktu (Hari)

kesetimbangan endemi bersifat stabil,
sedangkan titik kesetimbangan bebas

E = Exposed
I = Infective
T = Treatment
N = Total populasi
S = Susceptible

5

40

endemi.Hasil simulasi numerik sesuai
perhitungan

7

300

390

400

350

400

Gambar 3. Perubahan populasi saat

penyakit bersifat tidak stabil.

Untuk simulasi saat
Potret fase
30

diperoleh dengan menambah tingkat

Nilai awal
Titik bebas penyakit P o

Susceptible

25

pengobatan

Titik endemi P *

20

parameter

(20,15,10)
15

,

10

menjadi
tersebut
danhanya

. Dari nilai

diperoleh
satu

titik

(5,15,25)
(10,25,5)

kesetimbangan yang eksis, yaitu titik

(10,5,10)

5
30

(6.85,0.64,0.22)
20

(10,0,0)

25
20
15

10
Infective

10
0

5
0

Exposed

sedangkan titik

tidak eksis, seperti

pada Gambar 4.

Gambar 2. Potret fase saat

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

933

Prosiding

ISSN :9 772407 749004
mengalami

Potret fase
Nilai awal

jangka waktu

30
25
(10,25,5)
20

sampai

populasinya habis. Akibatnya dalam

Titik bebas penyakit P o

Susceptible

penurunan

hari hanya terdapat

populasi susceptible yang hidup dan

(20,15,10)

jumlahnya stabil di titik kesetimbangan

15
(10,5,10)

10

(10,0,0)
5
25

(5,15,25)

0

bebas penyakit

.

5

20

10
15

15

10

20

5
0

25

Infective

Exposed

Kesimpulan

Gambar 4. Potret fase saat

Kesimpulan yang dapat diambil
dari

penelitian

ini

adalah

sebagai

berikut.
70

1. Model epidemi tipe SEITdengan

15
60

perbedaan

10
50
Jumlah Individu

800

30

900

1000

empat variabel tak bebas.

E = Exposed
I = Infective
T = Treatment
N = Total populasi
S = Susceptible

20

2. Model

memiliki

kesetimbangan,

10

kesetimbangan
200

400
600
Waktu (Hari)

800

1000

bilangan

kesetimbangan

Berdasarkan

titik

titik
penyakit

endemi

yang

kedua

titik

ditentukan

oleh

reproduksi

dasar.

Jika

maka titik kesetimbangan

empat populasi awal yang berbeda,
di

bebas

kestabilan

kesetimbangan

stabil

yaitu

lebih besar darisatu.

3. Syarat

akan

titik

hanya eksis saat bilangan reproduksi
dasar

Gambar 4 menunjukkan bahwa dengan

dua

yang selalu eksis, dan titik
kesetimbangan

Gambar 5. Perubahan populasi saat

populasi

dan

sistem autonomous nonlinear dengan

40

0
0

exposed

tingkat kejadian tersaturasi berupa

5

0

periode

endemi

stabil,
maka

grafik

sebaliknya

jika

hanya

titik

perubahan populasi pada Gambar 5,

kesetimbangan bebas penyakit yang

populasi exposed dan infective terus

stabil.

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

934

Prosiding
4. Simulasi

ISSN :9 772407 749004
numerik

menunjukkan

bahwa tingkat pengobatan

dapat

mengubah bilangan reproduksi dasar.
Semakin besar
reproduksi

, maka bilangan
dasar

kecil.Akibatnya

semakin

semakin

tercapai

, atau kondisi bebas penyakit.

Biosciences, Volume 42, pp. 43-

61.
Fan, M., Li, M. Y. & Wang, K., 2001.
Global Stability of an SEIS
Epidemic

Model

with

Recruitment and a Varying Total
Population Size. Mathematical
Biosciences, Volume 170, pp.

199-208.

Ucapan Terima Kasih
Penulis berterima kasih kepada

Kermack, W. O. & McKendrick, A. G.,

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi

1927. A Contribution of the

yang

Mathematical

telah

kepada

memberikan

penulis

dukungan

sehingga

dapat

memperoleh ilmu untuk menulis artikel
ini. Penulis juga berterima kasih kepada
Basuki Widodo dan Isa Irawan atas
masukan yang telah diberikan selama
penulisan artikel ini.

Epidemics.

Theory

s.l.,

The

of

Royal

Society, pp. 700-721.
Quirk, J. P. & Ruppert, R., 1965.
Qualitative Economics and The
Stability of Equilibrium. Rev.
Econ. Stud., pp. 311-326.

Pustaka

Wang, J., 2012. Analysis of an SEIS

Capasso, V. & Serio, G., 1978. A

Epidemic

Model

with

a

Generalization of the Kermack-

Changing Delitescence. Abstract

McKendrick

and Applied Analysis, pp. 1-10.

Deterministic

Epidemic Model. Mathematical

Seminar Nasional Pendidikan Matematika Ahmad Dahlan (SENDIKMAD 2014)
Yogyakarta, 27 Desember 2014

935

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Internet Financial Local Government Reporting Pada Website Resmi Kabupaten dan Kota di Jawa Timur The Comparison Analysis of Internet Financial Local Government Reporting on Official Website of Regency and City in East Java

19 819 7

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

Analisis Komposisi Struktur Modal Pada PT Bank Syariah Mandiri (The Analysis of Capital Structure Composition at PT Bank Syariah Mandiri)

23 288 6

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

Integrated Food Therapy Minuman Fungsional Nutrafosin Pada Penyandang Diabetes Mellitus (Dm) Tipe 2 Dan Dislipidemia

5 149 3