EDUCATIONAL SERVICES FOR INDONESIAN CITIZENS DOMICILED IN SAUDI Muhamad Murtadlo

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI

EDUCATIONAL SERVICES FOR INDONESIAN CITIZENS DOMICILED IN SAUDI Muhamad Murtadlo

Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama RI. Jl. M.H. Thamrin No. 6, Jakarta Pusat email: tadho25@gmail.com

Naskah Diterima: 22 Maret 2018; Direvisi: 10 April 2018; Disetujui: 29 April 2018

Abstract

Nowadays many Indonesian citizens work in Saudi Arabia and send their children to school in the country. Many are also prospective students seeking scholarships in Saudi Arabia. This study will examine how the actual form and practice of educational services for Indonesian citizens in Saudi Arabia and how the implications of such education services for Indonesia. The research was conducted by qualitative method through literature study and visitation. The study found that education services for Indonesian citizens in the country are still below expectations and in some ways below the standard. In addition, from the graduates there is a tendency to develop a certain religious understanding that is somewhat different from the needs of moderate Islamic development (wasatiyah) in Indonesian country.

Keywords: Anticipation; Education services; Salafy

Abstrak

Hari ini banyak Warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Arab Saudi dan menyekolahkan anaknya di negeri tersebut. Banyak juga para calon mahasiswa yang mencari beasiswa pendidikan di Arab Saudi. Penelitian ini iningi mengkaji bagaimana sebenarnya bentuk dan praktek layanan pendidikan bagi anak WNI di Arab Saudi dan bagaimana implikasi layanan pendidikan tersebut bagi Indonesia. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif melalui kajian kepustakaan dan visitasi. Penelitian menemukan bahwa layanan pendidikan bagi WNI di negeri tersebut masih dibawah ekspektasi dan dalam beberapa hal di bawah standar. Di samping itu dari lulusannya ada kecenderungan mengembangkan paham keagaman tertentu yang agak berbeda dengan kebutuhan pengembangan Islam moderat (wasatiyah) di Indonesia.

Kata kunci: Antisipasi; Layanan Pendidikan; Paham Salafy

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X This is a open access article under CC-BY-SA license (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI

95 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

PENDAHULUAN

Dalam sejarah, para ulama Indonesia banyak dihasilkan dari proses pendidikan keagamaan yang ada di Masjid Haromain di Arab Saudi seperti Nawawi Al Bantani, Khalil Bangkalan, Akhmad Khatib Al Minangkabau, Hasyim Asy’ari, Ahmad Dhalan dan banyak lagi. Mereka pergi ke Saudi untuk menunaikan Haji dan belajar melalui halaqah-halaqoh yang diasuh oleh ulama-ulama yang berasal dari berbagai negeri. Munculnya paham wahabi, dan pendekatan pemerintah Saudi yang mengikuti pola pemahaman wahabi yang cenderung puritan (mazhab Wahabi setelah tahun 1924) memunculkan kekhawatiran para alumni dari Arab Saudi menjauh dari lahirnya ulama yang faqih di bidang agama dan toleran (tasamuh) yang tinggi dalam mensikapi perbedaan. Peran-peran tradisional reproduksi ulama yang elama ini dihailkan oleh pendidikan traditional di Arab Saudi seperti Rubath

pendidikan formal. Sejumlah regulasi di Arab Saudi menyebabkan pendidikan agama Islam, khususnya dalam konteks tradisionalisme Islam yang ramah terhadap budaya lokal, kurang berkembang atau malah mati.

Dalam tiga dekade akhir ini terlebih setelah tumbangnya rezim orde baru, Irham menyoroti adanya arus baru pendidikan Islam, yaitu dengan berkembangnya lembaga

pendidikan bercorak salafi. 1 Mengutip

Norhaidi, perkembangan arus ini cukup masif. Perkembangannya merupakan representasi dari dampakIslam arus global (gerakan salafis) yang tidak terlepas dari kontroversi denganmasyarakat

sekitar.

Masalah

kontroversinya karena gerakan tersebut termasukjuga pesantren ber-manhaj salafi tumbuh

sebagaipendidikan Islam yang eksklusif yang kurang akomodatif dengan budayamasyarakat. Tumbuhnya gerakan salafi dan pesantren ber- manhaj salafi misalnya,munculnya Dewan Dakwah Islam Indonesia, Lembaga Ilmu PengetahuanIslam dan Bahasa Arab (LIPIA), gerakan aktivis Islam kampus, berdirinya pesantren al-Irsyad Tangerang, dan lain

Pendidikan Islam Model Baru di Indonesia. Ulul Albab, Volume 17, No.1.

sebagainya, yang sering berseberangan pandangan dan budaya dengan masyarakat. Munculnya

gerakan

tersebutberupaya mengembangkan ideologi manhaj salafi yang kurang akomodatifdengan kondisi sosio- kultur/sosio-historis masyarakat sehingga gerakan salafiini kerap menimbulkan konflik

masyarakat. 2 Kecenderungan umum yang terjadi, orang Indonesia pergi ke Saudi hanya untuk tiga kepentingan, yaitu menjalankan Haji sebagai prasyarat memenuhi rukun Islam, memperdalam ilmu agama dan menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Ada opini yang berkembang bahwa fungsi Arab Saudi sebagai pusat pengembangan pendidikan Islam cenderung tidak sesuai harapan dan kebutuhan ulama yang berwawasan keindonesiaan. Pendidikan di Saudi cenderung melahirkan agamawan yang puritan, dan tidak menutup kemungkinan menjadi wahabi. Indonesia sulit berharap lagi lahir ulama sesuai dengan kebutuhan Islam keindonesiaan dari rahim pendidikan negara Arab Saudi.

Pada tahun 2015, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI melakukan penelitian tentang layanan Pendidikan Agama dan Keagamaan bagi anak Warga Negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Salah satu tujuan yang dipilih adalah Layanan Pendidikan Agama dan Keagamaan di Arab Saudi. Arab Saudi dipilih karena: 1) Arab Saudi merupakan salah satu negara penampung TKI terbesar, di mana diasumsikan di sana terdapat keluarga dan anak-anak yang membutuhkan layanan pendidikan agama dan keagamaan; 2) Arab Saudi sebagai negara tujuan umat Islam seluruh dunia untuk menunaikan ibadah haji dan dalam sejarahnya Arab Saudi dipahami juga sebagai pusat trasmisi pengetahuan Islam;

3) Arab Saudi yang dinilai mempunyai paham keagamaan wahabi sebagai cara pandang mainstream dinilai mempunyai pengaruh tertentu dalam layanan pendidikan yang secara langsung dan tidak langsung akan dibawa pengaruhnya ke Indonesia.

Noorhaidi Hasan. 2005. Laskar Jihad Islam, Militancy and The Quest for Identity in Post-New Order Indonesia. Ph.D. Dissertation. Utrecht university, h. 23- 84

MUHAMAD MURTADLO

pemerintah kepada pelanggan atau pengguna mengetahui: 1) bagaimana layanan pendidikan

Penelitian ini

bertujuan

untuk

jasa; 2) Pelayanan prima ada bila ada standar Agama dan Keagamaan yang dinikmati oleh

pelayanan; 3) Pelayanan prima bila melebihi masyarakat WNI di Arab Saudi, serta

standar atau sama dengan standar. Sedangkan bagaimana model yang dihasilkan dari

yang belum ada standar pelayanan yang terbaik kebijakan pendidikan di Arab Saudi; 2) apa

dapat diberikan pelayanan yang mendekati apa yang perlu dilakukan Kementerian Agama

yang dianggap pelayanan standar dan dalam rangka memberikan hak warga negara

pelayanan yang dilakukan secara maksimal; 4) di bidang pendidikan dan usaha memajukan

Pelanggan adalah masyarakat dalam arti luas pendidikan di Arab Saudi agar sesuai dengan

masyarakat eksternal dan internal. Dari rujukan tujuan bangsa Indonesia bernegara.

ini, kajian ini akan melihat bagaimana layanan Penelitian ini mempunyai manfaat besar

pendidikan yang tersedia bagi para WNI di bagi para pengkaji tingkat layanan pendidikan 3 Arab Saudi.

bagi WNI di luar negeri dan implikasi Terkait konep kedua, yaitu dampak pendidikan luar negeri dan pengaruhnya

tertentu dari layanan pendidikan dikaitkan terhadap Indonesia. Beberapa manfaat itu

faham/ideology yang dianut antara lain: 1) mengetahui permasalahan

dengan

pemerintah Arab Saudi bagi Indonesia. Dengan layanan pendidikan bagi WNI di Arab Saudi.

berkembangnya ancaman gerakan terorisme Apakah layanan yang diberikan pemerintah

dan radikalisme global yang dikaitkan dengan Indonesia di Arab Saudi sudah memenuhi

fenomena keagamaan, salah satu yang standar pendidikan yang digariskan oleh

menjadi sorotan adalah paham di Arab Saudi negara; 2) mengetahui kebijakan pendidikan

adalah paham Salafi-Wahabi. Paham ini oleh pemerintah Arab Saudi dalam memberikan

beberapa pihak belakangan dianggap menjadi layanan pendidikan kepada warga asing,

salah satu sumber ideologi yang potensial termasuk warga negara Indonesia; 3)

mengenalkan kekerasan. Karakter eksklusif, mengetahui potensi dampak paham keagamaan

kaku, dan militan yang dimiliki paham ini yang diterima WNI selama studi di Arab Saudi

dianggap bisa menginspirasi siapa saja untuk hubungannya ketika mereka kembali ke

melakukan tindakan-tindakan kekerasan dan Indonesia

untuk melawan siapa saja yang dianggap musuh, baik sesama muslim, terlebih non-

METODE PENELITIAN 4 Muslim atau kafir. Dari gambaran dampak Penelitian ini menggunakan metode

negative paham wahabi seperti itu, kurang pendekatan kualitatif. Pengumpulan data

lebih bagaimana pemerintah Indonesia dilakukan dengan cara visitasi, wawancara dan

mengantisipasi hadirnya para alumni pelajar kajian kepustakaan. Data yang terkumpul

dan mahasiswa dari Arab Saudi nantinya. selanjutnya

Penelitian sebelumnya yang terkait dideskripsikan sedemikian rupa untuk

dengan deskripsi pendidikan di Arab Saudi membentuk konstruksi pengetahuan tentang

yang pernah dilakukan diantaranya adalah layanan pendidikan bagi warga Indonesia di

kajian yang dilakukan Centre for Religious Arab Saudi dan implikasi paham keagamaan

Freedom , sebuah lembaga yang menekuni yang dihasilkan dari layanan pendidikan di

bidang kebebasan beragama di Amerika negara tersebut.

Serikat, mengeluarkan hasil penelitian mereka, Dari judul tulisan ini, ada dua konsep

tentang kurikulum dan buku-buku yang kunci yang akan diekplorasi dalam tulisan ini:

diajarkan di sekolah-sekolah Arab Saudi. Salah pertama tentang layanan pendidikan, kedua

satu temuan penting penelitian itu adalah tentang dampak tertentu dari layanan

bahwa kurikulum dan buku-buku Islam yang pendidikan di Arab Saudi dalam konteks

ideology terhadap lulusan pendidikan Arab

Nurhasyim. 2004. SESPANAS LAN 4 Hasbi Anwar. 2016. Politik Luar Negeri Arab

Saudi. Terkait dengan konsep layanan

Saudi Dan Ajaran Salafi-Wahabi Di Indonesia. Jisiera:

pendidikan, Nurhasyim menyebut beberapa perilaku pelayanan prima pada sektor publik The Journal Of Islamic Studies And International

Relations. Volume 1, Agustus. Universitas Islam

meliputi: 1) Pelayanan yang terbaik dari

Indonesia Yogyakarta, Indonesia.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 96

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI

diajarkan sekolah-sekolah Arab Saudi penuh masyarakat, khususnya umat Islam di dengan kebencian dan permusuhan terhadap

Indonesia sangat besar. Salah satunya dalam agama Yahudi, Kristen, dan kaum Muslim

bidang pembangunan Bahasa Indonesia, yang tak sepaham dengan ajaran Wahabi.

pengaruh bahasan Arab sungguh sangat besar. Hasil peneltian di atas disanggah oleh

Menurut menurut hasil riset Alm. Prof. Ahmad

Soedarno, tidak kurang dari 13% kosakata “Perbandingan Pendidikan Antara Arab Saudi

bahasa Indonesia itu diserap (dipinjam dan Dan Pakistan.” Tulisan ini menjelaskan bahwa

diadaptasi) dari bahasa Arab, tidak hanya Pemerintah

dalam bidang keagamaan, melainkan juga menjalankan apa yang sudah tersurat di nash al

dalam bidang sosial, politik, hukum, budaya, Qur’an dan Hadits. Tulisan itu juga 6 dan ekonomi syariah.

menambahkan bahwa pemerintah Saudi saat

menyebutkan ini bahkan telah berusaha menanggung

Dady

Hidayat

perkembangan gerakan dakwah salafi di sepenuhnya tanggung jawab di bidang

Indonesia pada era reformasi ini juga secara pendidikan. Banyak program di bidang

penuh ditopang oleh jaringan sosial yang pendidikan yang dikerjakan oleh pemerintah

dibangun sejak Orde Baru. Jaringan ini Arab Saudi diantaranya mendirikan sekolah-

memberikan dukungan berupa pendidikan baik sekolah tinggi di berbagai negara Islam dan

di dalam negeri, yakni di LIPIA, maupun di kota internasional tertentu, Memberikan

Arab Saudi, yakni di Universitas Islam beasiswa bagi anak-anak muslim dari berbagai

Madinah atau Universitas Muhammad bin negara Islam dan negara yang minoritas

Su’ud, Riyadh. Upaya ini berhasil dengan muslim untuk studi di Arab Saudi, Pengiriman

lahirnya tokoh-tokoh salafi yang menyokong dosen-dosen ke perguruan tinggi di berbagai

perkembangan gerakan dakwah Salafi di negara Islam dan negara yang minoritas 7 Indonesia pada era reformasi. Terlepas

muslim, Mendirikan Pusat Kajian Islam beberapa kajian di atas, tulisan ini mencoba (Islamic Centre) di berbagai negara dan kota

membaca tingkat layanan pendidikan agama besar dunia. 5 dan keagamaan bagi warga Indonesia di Arab

Kajian ini mencoba mendeskripsikan Saudi dan juga berusaha mengkritisi dampak tentang layanan pendidikan, khususnya bagi

kebijakan layanan pendidikan pemerintah Arab warga Indonesia di Arab Saudi. Apakah

Saudi terhadap paham keagamaan yang gambaran negeri dengan julukan petro dolar

diperoleh para pelajar/mahasiswa Indonesia telah memberikan layanan pendidikan yang

yang belajar di Arab Saudi. layak dan memadai terhadap WNI atau ada

Secara konseptual membahas tentang gambaran lain. Di samping itu, kajian ini juga

layanan, layanan public dianggap baik, akan membahas tetang implikasi layanan

menurut Parasuraman et al., (1988) bila pendidikan di Arab Studi, terkait dengan

memenuhi beberapa dimensi, yaitu: 1) dengan penyebaran paham keagamaan tertentu,

Reliability (Keandalan) atau kemampuan sebagaimana diketahui bahwa negara Arab

untuk mewujudkan pelayanan yang dijanjikan Saudi menganut paham wahabi. Paham wahabi

dengan handal dan akurat; 2) responsiveness di Indonesia hari ini dipahami sebagai paham

(Daya tanggap), yakni kemauan untuk yang mengajarkan gerakan pemurnian agama

konsumen dengan (puritanisme) yang terkesan hitam putih dalam

membantu

para

menyediakan pelayanan yang cepat dan tepat; melihat permasalahan. Dalam banyak hal,

3) Assurance (Jaminan) meliputi pengetahuan, pendekatan hitam putih ini dipandang kurang

kemampuan, dan kesopanan atau kebaikan dari cocok dengan keberagaman budaya yang ada

personal serta kemampuan untuk mendapatkan di Indonesia. Kita mengakui

bahwa

pengaruh

Kebudayaan Arab Saudi dalam kehidupan

Muhbib Abdul Wahab. 2015. Masa Depan

Bahasa

di Indonesia . http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle

Arab

Ahmad Zainudin, “Perbandingan Pendidikan

Antara Arab Saudi Dan Pakistan.” http:// 7 Dady Hidayat, Gerakan Dakwah Salafi di datarental.blogspot.com/2008/04/perbandingan-

Indonesia pada Era Reformasi, Jurnal Sosiologi pendidikan-antara-saudi.html. Akses 9 Desember 2015

MASYARAKAT, Vol. 17 No. 2, juli 2012.

97 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

MUHAMAD MURTADLO

kepercayaan dan keinginan; 4) Empathy menambahkan secara resmi TKI yang terdaftar (Empati), mencakup menjaga dan memberikan 9 di daerah Jeddah kurang lebih 427 ribu WNI.

tingkat perhatian secara individu atau pribadi Dari sisi asal WNI, sebagian besar WNI terhadap kebutuhan-kebutuhan konsumen; 5)

di Arab Saudi adalah dari latar belakang Tangible (Bukti langsung) yang meliputi

kesukuan Madura, diikuti Sunda, Banjar dan fasilitas fisik, peralatan atau perlengkapan,

Pelembang. Jumlah terbesar adalah suku harga, dan penampilan personal dan material

Madura. Menurut Kepala Sekolah Indonesia tertulis. 8 Jeddah (SIJ), Masduki, dari murid yang

Mengingat Arab Saudi adalah negri yang terdaftar di SIJ, anak-anak dari suku Madura sangat kaya minyak dan mempunyai

mendominasi jumlahnya, yaitu kurang lebih 90 kepentingan mengajarkan agama melalui

%. Ini menjadi bukti bahwa sebagian besar pendidikan secara baik, maka penulis

TKI di Saudi adalah dari suku Madura. Ini berhipotesa layanan pendidikan di negara itu

belum termasuk WNI yang menyekolahkan baik yang dilakukan oleh penmerintah Arab

anak-anak mereka di sekolah Arab. Saudi secara langsung maupun kebijakan

Saat ini WNI di Saudi dilayani oleh politik terhadap lembaga pendidikan yang

lembaga pendidikan baik yang dikelola oleh diselenggarakan oleh negara luar akan

warga Indonesia maupun yang didirikan oleh memberikan layanan pendidikan secara baik

warga negara asing. Ada tiga jenis lembaga pula. Asumsi ini mempunyai harapan bahwa

pendidikan yang diinisiasi oleh masyarakat menikmati layanan pendidikan di arab Saudi

asing di Arab Saudi, yaitu sekolah kedutaaan akan sangat menguntungkan bagi WNI baik

(Embassy School ), sekolah internasional yang kebetulan bekerja di sana atau para calon

(International School), dan sekolah Komunitas mahasiswa yang ingin melanjutkan pendidikan

(Community School). Dari tiga jenis lembaga ke sana. Bagaimana kenyataannya? Maka

pendidikan tersebut, Indonesia baru memiliki penelitian ini menjadi penting untuk melihat

lembaga pendidikan dalam jenis sekolah praktek layanan pendidikan di Arab Saudi

kedutaan (seperti SIJ, SIM, SIR) dan sekolah yang sesungguhnya.

komunitas (Seperti Sekolah Darul Ulum di Jeddah).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Sementara itu dari sisi layanan pendidikan yang diberikan pemerintah dan

WNI di Saudi Arab

masyarakat Arab Saudi meliputi pendidikan Ada banyak warga negara Indonesia di

formal dari dasar hingga perguruan tinggi, Arab Saudi. Menurut data BI (BI) yang

demikian juga pendidikan nonformal. dikutip detikFinance, ada setidaknya 1,3 juta

Pemerintah Arab Saudi sejak tahun 1970-an TKI yang berada di Timteng per akhir tahun

telah memberikan beasiswa kepada calon 2014. Negara paling besar menampung TKI

mahasiswa dari Indonesia. Lima tahun adalah Arab Saudi dengan jumlah TKI 1,01

terakhir, malahan pemerintah Arab Saudi juta orang. Kemudian Uni Emirat Arab sebesar

memberikan beasiswa setiap tahunnya sekitar 114.000 orang, Yordania 48.000 orang, Oman

kurang lebih 100-170 anak mahasiswa. Saat ini 33.000 orang dan Qatar 28.000 orang. Sisanya

ada sekitar 800-an mahasiswa Indonesia adalah Kuwait, Bahrain, Sudan dan negara

penerima beasiswa di Arab Saudi. Mereka lainnya. Konsentrasi WNI terbesar berada di

tersebar di berbagai perguruan tinggi seperti kota Jeddah, diikuti Mekkah, Riyadh dan kota-

Universitas Madinah, Universitas Ummul kota lainnya. Darmakirty Syailendra, Kepala

Qurra di Mekkah, Universitas Riyadh. Konjen Republik Indonesia di Jeddah,

Layanan Pendidikan WNI Di Arab Saudi

Masyarakat Indonesia atau WNI di Arab Saudi menikmati pendidikan baik yang

Parasuraman, et al. (1998). Service quality : A 1,3 Juta TKI Kerja di Timteng, Terbanyak Arab multiple item scale for measuring consumer perception

Saudi. http://finance.detik.com/read/ akses 9 Desember of service quality

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 98

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI

disediakan oleh komunitas WNI atau kurangnya guru dan keterbatasan kapasitas perwakilan pemerintah RI maupun yang

Gedung dalam melayani pendidikan. disediakan pemerintah Arab Saudi. Layanan pendidikan yang dimiliki serta diselenggarakan

2. Sekolah Indonesia Riyadh (SIR)

oleh masyarakat atau perwakilan pemerintah Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) ini RI saat ini tercata 5 lembaga pendidikan, yang

beralamatkan di Jalan Prince Amer Nawal Ibn terdiri 4 lembaga pendidikan formal dan satu

Abdul Aziz, Um-Al Hamam Gharby, Riyadh. lembaga pendidikan keagamaan. keempat

Lembaga ini digagas oleh KBRI Riyadh dan lembaga pendidikan formal itu meliputi

mulai berdiri tahun 1985. Sekolah ini Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ), Sekolah

merupakan pecahan Sekolah Indonesia Jeddah Indonesia Mekkah (SIM), Sekolah Indonesia

(SIJ) di mana dulu KBRI Arab Saudi berpusat Riyadh (SIR), Sekolah Darul Ulum Jeddah.

di Jeddah. Namun sejak tahun 1985, KBRI Adapun satu lembaga pendidikan nonformal

berpindah ke Riyadh, maka di Riyadh pun adalah Lembaga Pendidikan Keagamaan An

Indonesia sebagai Nasiriyah di Jeddah.

dibuat

sekolah

perrkembangan dari sekolah Indonesia Jeddah. Dari sisi jumlah siswa, jumlah terbesar

Maka tidak heran antara SIJ dan SIR sama- terdapat di Sekolah Indonesia Jeddah yang

sama mengaku Sekolah Indonesia yang mempunyai siswa sebanyak 1400 siswa.

pertama di Arab Saudi.

Sementara di Sekolah Indonesia Riyadh (SIR) Sekolah ini terdiri dari empat jenjang sebanyak 310 siswa, Sekolah Indonesia

yaitu Taman Kanak-kanak, SD, SMP dan Mekkah (SIM) sebanyak 481 anak, Sekolah

SMA. Jumlah keseluruhan murid pada tahun Darul Ulum di Jedah sebanyak 193 anak.

2015 sebanyak 310 anak. Jumlah di SIR ini Sedangkan untuk

mengalami pasang surut karena mengikuti keagamaan di TPA An Nasiriyah Jeddah

layanan

pendidikan

jumlah pegawai KBRI yang di Riyadh. terdapat murid sebanyak 400 anak.

Kondisi SIR ini berbeda dengan Sekolah Bagaimana deskripsi singkat layanan

Indonesia yang ada di Jeddah dan Mekkah, di pendidikan

mana banyak warga Indonesia yang banyak pendidikan yang melayanai langsung warga

tinggal di kedua kota tersebut. Ini mudah negera Indonesia, mari kita lihat masing-

dipahami karena kebanyakan WNI lebih suka masing kasusnya:

mendekatkan diri dengan kedua Kota Suci yaitu Makkah al Mukaromah dan Madinah Al

1. Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ)

Munawaroh.

Sekolah ini mulai didirikan pada tahun 1964 yang bermula dari kegiatan Darma

3. Sekolah Indonesia Mekkah (SIM)

Wanita pegawai Konjen RI di Jeddah. Sekolah Indonesia Mekkah berdiri 17 Lembaga pendidikan ini beralamatkan di Jalam

Juli tahun 2000, SI Makkah awalnya berstatus Al Mualifin, Al Rehab, District 5 Jeddah.

swasta murni di bawah pengelolaan Yayasan Berawal dari lembaga pendidikan Taman

Al Ma'arif, namun dengan semakin ketatnya Kanak-kanak

peraturan ketenaga kerjaan dan status izin berkembangan menjadi empat jenjang yaitu

tinggal di Arab Saudi, serta tuntutan biaya TK, SD, SMP, dan SMA. Menempati lokasi

operasional yang tinggi, maka sejak 7 April seluas 1200 m2, keadaan gedung ini terasa

2013 disepakati pengelolaan dan pembinaan padat untuk melayani siswa yang ada. Saat ini

diserahkan ke KJRI Jeddah mengikuti SILN menampung siswa sebanyak 1400 anak.

lainnya. Lembaga pendidikan ini terdiri dari Dengan murid sebanyak 1400 anak,

jenjang TK, SD, SMP dan SMA. Saat ini total sekolah ini mempunyai guru sebanyak 36

murid dari semua jenjang sebanyak 481 anak. orang yang

bertugas sesuai dengan Proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) kemampuan masing-masing untuk melayani

dikelola oleh tenaga pendidik sebanyak 26 semua jenjang sekolah. Dari total guru SIJ,

guru.

yang berstatus PNS hanya dua orang. Permasalahan yang dihadapi sekolah ini, Permasalahan yang dirasakan SIJ adalah

sama dengan yang sekolah Indonesia di Jeddah yaitu Pemenuhan guru. Ketatnya peraturan

99 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

MUHAMAD MURTADLO

untuk menghadirkan guru dari tanah air terkait Kebudayaan RI; atau malah dikelola visa kerja menyebabkan guru hanya direkrut

sebagaimana madrasah di tanah air yang dibina dari WNI yang ada di Mekkah dan sekitarnya. 10 oleh Kementerian Agama RI.

Hingga saat ini, Sekolah Indonesia Mekah (SIM) belum mempunyai guru yang berstatus

5. Sekolah Keagamaan TPA An Nasiriyah

sebagai PNS. Persoalan lain yang dirasakan

Jeddah

adalah pengadaan buku ajar. Buku tidak boleh Sekolah Keagamaan An Nasiriyah dikirim langsung dari Indonesia. Setiap buku

adalah lembaga pendidikan keagamaan yang dikirim dari Indonesia akan diseleksi

nonformal yang berada di Jeddah. Lembaga ini secara ketat. Maka untuk mensiasati itu, buku

mulai berdiri pada tahun 1993. Saat ini TPA ajar yang digunakan adalah fotocopy buku-

An Nasiriyah mempunyai anak didik sebanyak buku pelajaran yang berhasil dibawa oleh guru

400 siswa yang terdiri dari 16 rombongan dari tanah air. Artinya tidak ada buku cetak

belajar. Lembaga ini beroperasi hanya didasari dalam jumlah yang banyak.

oleh semangat pengelola untuk memberikan pendidikan agama untuk anak Indonesia.

4. Sekolah Darul Ulum Jeddah

Status hukum lembaga ini memang belum Lembaga Pendidikan ini didirikan oleh

dipayungi oleh kekuatan hukum yang jelas. Ibu Dr. Ely Maliki, alumnus dari Universitas

TPA an Nasiriyah membutuhkan Al Azhar Cairo. Sekolah ini didirikan pada

advokasi dan dukungan pemerintah Indonesia tahun 2007, dan hingga kini telah meluluskan

untuk kenyamanan operasional kegiatan dua angkatan. Sekolah ini oleh pendirinya

Keagamaan di Saudi. digagas untuk menjadi lembaga pendidikan

pendidikan

Permasalahan yang paling dirasakan adalah komunitas. Saat ini murid sekolah ini tercatat

status legalitas yang masih dipertanyakan dan sebanyak 193 anak.

prasarana Gedung yang kurang memadai. Hanya saja lembaga pendidikan ini saat

Padahal banyak warga WNI sangat bergantung ini sedang terhenti karena tersandung masalah

pada lembaga pendidikan ini untuk anak-anak yaitu izin operasional yang belum dikeluarkan

mereka.

oleh Pemerintah Saudi. Alasan yang dikemukakan oleh pemerintah Saudi adalah

6. Rubath Al Jawi

Rubat adalah sebutan untuk pondokan. beroperasional kembali, sekolah ini perlu

masalah kelayakan

bangunan.

Untuk

Rubat Al Jawi berada di daerah Misfalah dukungan diplomasi dan penyediaan sarana

Mekkah. Rubath adalah pondokan bagi santri- prasarana dari Pemerintah RI.

santri yang berasal dari Indonesia yang telah Sebenarnya dalam rangka menghadapi

melahirkan ulama-ulama nusantara. Dahulu masalah ini, pihak KJRI di Jeddah pernah

banyak rubat Indonesia di Mekah seperti Rubat menawarkan agar Sekolah Darul Ulum ini

Jawa, Rubat Medan, Rubat Lombok. Rubat- bergabung saja dengan Sekolah Indonesia

rubat itu awalnya adalah dibangun di atas Jeddah (SIJ) atau menjadi kelas jauhnya SIJ.

tanah wakaf orang-orang keturunan Indonesia Namun

yang di Saudi. Namun seiring perjalanan berkeberatan karena dengan bergabung dengan

pihak sekolah Darul

Ulum

waktu lokasi-lokasi rubat itu telah tergusur SIJ, maka sekolah Darul ulum akan menjadi

oleh pembangunan sehingga jumlah rubat itu sekolah umum. Padahal Sekolah Darul Ulum

tinggal sedikit. Salah satunya Rubat Al Jawi. di Jeddah ini digagas untuk membuat sekolah

Para santri ini belajar pada ulama perorangan dengan kurikulum yang seimbang antara

seperti pada Syeh Ahmad Maliki, Syeh Abbas pelajaran umum dan pelajaran agama.

bin Alawy Al-Maliki, dan Syeh Muhammad Pendeknya mereka ingin membuat sekolah

Ismail Zein maupun belajar di perguruan Islam.

Saulatiyah.

Menurut ibu Eli Maliki, sekolah Darul Ulum dikelola dengan model Sekolah Islam Terpadu sebagaimana SDIT, SMPIT yang

terdapat di Indonesia, yang dikembangkan 10 Wawancara dengan ibu Ely Maliki, Kepala langsung oleh Kementerian Pendidikan dan

Sekolah Darul Ulum Jeddah pada tanggal 6 Desember 2015.

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 100

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI

Mereka para ulama itu selama di Saudi telah mencurahkan berbagai potensi dan kebanyakan tinggal di rubath-rubath. Dahulu

sumber daya yang dimiliki untuk ikut terlibat konon menurut cerita salah santri di Rubath Al

dalam menangani berbagai persoalan yang Jawi di sekitar Misfalah Mekkah, indonesia

terjadi di dunia Islam untuk meraih solidaritas mempunyai banyak rubath sesuai dengan

dan persatuan umat Islam berdasarkan daerah asal para santri. Namun sekarang

kesamaan aqidah (Hasbi Anwar: 2016, Vol 1). rubath-rubath itu jumlahnya sudah berkurang

Pemerintah Arab Saudi di bidang karena proses pembangunan yang dilakukan

pendidikan telah banyak membuat program Saudi. Beberapa rubath itu, sekalipun awalnya

yang dikerjakan oleh pemerintah seperti: 1) dibangun di atas tanah wakaf warga arab

Mendirikan sekolah-sekolah tinggi di berbagai keturunan

negara Islam dan kota internasional terutama kepentingan nasional Saudi di dalam negeri,

negara yang minoritas muslim, seperti maka beberapa rubath terpaksa lepas dan

lembaga: Kuliyyah Syari’ah dan Bahasa Arab diganti dengan pembayaran uang.

di Emirat Arab; Lembaga Pengetahuan Islam Rubath-rubath yang sampai saat ini

Dan Arab di Washington; Akademi Islam di masih eksis diantaranya adalah Rubath al Jawi

Washington berdiri pada tahun 1984; Ma’had di Misfalah, Rubath Lombok di Kongkar, dan

Islami di Senegal; 2) Memberikan beasiswa Rubath Mandailing di Hafair. Diskusi dengan

bagi anak-anak muslim dari berbagai negara santri-santri Rubath Al Jawi Misfalah seperti

Islam dan negara yang minoritas muslim untuk Ahmad Ridho dkk di salah satu rubath yang

belajar di berbagai perguruan tinggi di Arab terisa, yaitu rubath Al Jawi di Misfalah

Saudi. 3) Pengiriman dosen-dosen untuk menjelaskan bahwa keberadaan rubath-rubath

perguruan tinggi di berbagai negara Islam dan ini juga bila tidak ada advokasi khusus tidak

negara yang minoritas muslim; 4) Mendirikan menutup kemungkinan juga bisa ditutup atas

Pusat Kajian Islam (Islamic Centre) di nama pembangunan nasional. Yang jelas saat

berbagai negara dan kota besar dunia, terutama ini penghuni rubath-rubath ini jumlahnya

negara yang minoritas muslim. jumlahnya menurun. Contoh di Rubath Al Jawi di tahun

mencapai sekitar 210 buah, diantaranya:· 2012 jumlah santri yang tinggal di rubath ada

Islamic Centre Abuja di Nigeria.· Islamic

50 santri, sekarang tinggal 15 santri. Hal ini Centre Raja Syah di Bangladesh; 5) Mengirim terjadi karena para santri susah mendapatkan

dosen-dosen universitas ke berbagai negara visa tinggal di Saudi dalam rangka menjadi

Islam dan negara yang minoritas muslim, santri. Para santri terpaksa mencari visa dangan

untuk mengadakan daurah-daurah ilmiah tujuan visa kerja. 11 (Kajian Islam Intensif).

Mengutip paparan Hasbi Anwar, Di

Kebijakan Pemerintah Arab Saudi di

Asia, Arab Saudi menduduki posisi ke dua

Bidang Pendidikan

sebagai penyumbang donasi terbesar di dunia. Pemerintah Arab Saudi menjadikan

Antara tahun 1973-1991 saja, Saudi telah Islam sebagai prioritas dalam kebijakan luar

menyumbang sekitar 60 juta dolar ke negara- negerinya. Islam menjadi panduan legitimasi

negara berkembang dan pada tahun 1994, dari setiap

sudah mencapai 106 juta dolar ke negara- bernegaranya. Konstitusi negara Arab Saudi

aktifitas

berbangsa dan

negara Muslim dan 14,6 juta dolar ke negara- adalah Islam, bahkan benderanya pun

negara yang lain. Sebagian dari donasi Saudi bertuliskan lafadz tauhid dan pedang sebagai

itu digunakan untuk mendukung aktifitas simbol jihad. Tauhid bermakna bahwa Saudi

dakwah Islam di negara-negara Muslim seperti menjadikan Islam sebagai nafas hidupnya dan

dukungan kepada madrasah, organisasi Jihad sebagai simbol perjuangan untuk

dakwah, dan sekolah-sekolah tinggi Islam memperjuangkan atau membela agama Islam.

lainnya. Disebutkan, jutaan dolar telah Dalam website kementerian luar negeri Saudi

digelontorkan Arab Saudi untuk merekrut para disebutkan bahwa Islam menempati posisi

penting dan berpengaruh dalam politik luar

Ahmad Zainudin, “Perbandingan Pendidikan

negeri Arab Saudi. Bahkan, menurut Arab

Antara Arab Saudi Dan Pakistan.” http://

Saudi, negara ini sejak berdiri hingga saat ini

datarental.blogspot.com/2008/04/perbandingan- pendidikan-antara-saudi.html. Akses 9 Desember 2015

101 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

MUHAMAD MURTADLO

pelajar untuk mengisi 1.500 masjid, 210 universitas lainnya. Persentasenya mencapai Islamic center, 202 perguruan tinggi Islam dan

65% dari 140 negara. Mahasiswa Indonesia 2.000 madrasah, serta menempatkan di

menempati urutan kedua setelah Nigeria. lembaga-lembaga tersebut sekitar 4.000

Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di pendakwah di berbagai belahan dunia, Asia

berbagai Universitas Saudi lebih kurang sekitar Tengah, Selatan dan Asia Tenggara serta

800 orang. Seluruh mahasiswa asing yang Afrika, Eropa dan Amerika Utara. Saudi juga

belajar di Saudi setiap libur musim panas menjadi penyumbang terbesar 4 per 5 dari

diberi tiket gratis untuk pulang ke negara jumlah keseluruhan percetakan buku Islam

mereka masing-masing. Pemerintah Arab secara global(Hasbi Anwar: 2016, Vol 1).

Saudi setiap tahun memberikan beasiswa Masih dalam paparan hasbi, Untuk

kepada calon mahasiswa dari anak Indonesia mencetak para pelajar atau para muballigh

sebanyak 100-170 orang. Saat ini ada sekitar yang akan berdakwah di wilayah masing-

800 mahasiswa Indonesia beasiswa tersebut. masing di seluruh dunia, pemerintah Arab Saudi membangun universitas-universitas

Permasalahan Pendidikan WNI di Arab

Islam di Arab Saudi Seperti Universitas Islam

Saudi

Madinah dan Ummul Qura. Terdapat dua Besarnya dana pendidikan

yang lembaga yang menjadi penyalur donasi Saudi

dikeluarkan Pemerintah Arab Saudi dan ke seluruh dunia, yaitu Liga Muslim Dunia

atau MWL (Muslim World League), Rabithah kesamaan kepentingan untuk pengembangan al-alam al-Islami , dan the World Assembly of

pendidikan Islam tidak otomatis menjadikan Muslim Youth atau WAMY. MWL memiliki

wilayah Arab Saudi menjadi surga pendidikan bagi warga negara Indonesia yang di sana. Ada

sekitar 56 kantor cabang di seluruh dunia serta banyak masalah yang pengkaji temukan

berafiliasi dengan sekitar 14 lembaga yang aktif membangun jaringan dan menyalurkan

selama kami melakukan penelitian di sana. Di dana ke seluruh dunia seperti The World

mulai dari hasil pengamatan dan wawancara Organization for Presenting Islam, the World

pada lembaga-lembaga pendidikan yang diselenggarakan

perwakilan Pemerintah Foundation

Indonesia yang berhasil peneliti kunjungi Development of Mosques, the Islamic Fiqh

terdapat beberapa permasalahan pendidikan Council, the Makkah Charity Foundation for

Orphans , dan the International Islamic Relief yang paling dikeluhkan oleh pengelola Organization of Arab Saudi (IIRO).Bagi

lembaga pendidikan di Arab Saudi, diantaranya adalah: 1) Legalitas lembaga

Amerika Serikat, beberapa lembaga yang Pendidikan; 2) masalah pemenuhan dan

berafiliasi dengan MWL terindikasi terlibat jaringan terorisme sehingga dibekukan

kualifikasi guru;3) penyediaan Gedung sarana asetnya. Al-Haramain Islamic Foundation,

pendidikan; 4) penyediaan buku ajar tahun 2004 dibekukan oleh pemerintah Arab

Legalitas Lembaga Pendidikan . Dari empat lembaga pendidikan formal di Arab

Saudi sendiri setelah lama dikritik oleh Saudi, yaitu Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ),

pemerintah Amerika

Serikat

karena

keterlibatan yayasan tersebut dalam jaringan Sekolah Indonesia Mekkah (SIM), Sekolah terorisme(Hasbi Anwar: 2016, Vol 1).

Indonesia Riyadh (SIR), Sekolah Darul Ulum Salah

Jeddah masing-masing belum mempunyai legalitas yang penuh yang mempunyai

pemerintah Arab Saudi adalah memberikan kewenangan untuk mengeluarkan calling visa

beasiswa bagi anak-anak muslim dari berbagai negara Islam dan negara yang minoritas

untuk penyediaan guru dari tanah air untuk muslim untuk belajar di berbagai perguruan

memenuhi kebutuhan guru di sekolah tinggi di Arab Saudi. Jumlah Universitas Saudi

Indonesia di sana. Untuk lembaga pendidikan SIJ, SIM dan SIR, masing-masing masih dalam

yang menampung siswa asing sekitar enam proses dari lembaga pendidikan komunitas

Universitas. Kita ambil sebagai contoh Universitas Islam Madinah yang merupakan

pendidikan kedutaan universitas yang jumlah mahasiswa asingnya

menuju lembaga

(embassy school ). Sejauh ini, untuk paling dominan dibanding universitas-

menghadirkan guru harus mendapatkan kafil (jaminan) dari orang yang berkewargaan Arab

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 102

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI

Saudi. Hal ini tentu saja menyebabkan posisi Penyediaan Gedung . Sedang dalam hal guru-guru sekolah tersebut menjadi sangat

penyediaan Gedung Pendidikan, nampak dari tergantung dengan keberadaan kafil.

lembaga pendidikan yang ada, masing-masing Nasib yang lebih tragis dirasakan oleh

mengeluhkan masalahnya. Pada Sekolah lembaga pendidikan Darul Ulum di Jedah.

Indonesia Jedah (SIJ) di mana terdapat empat Lembaga pendidikan ini sebenarnya ingin

jenjang pendidikan yaitu TK, SD, SMP dan menjadi lembaga pendidikan tersendiri

SMA terkonsentrasi dalam satu bangunan kecil menjadi lembaga pendidikan komunitas

dengan luas tanah 2100 m2. Tanah seluas itu (Community School). Namun karena dianggap

digunakan proses belajar mengajar oleh belum mempunyai gedung yang layak

sebanyak 44 rombongan belajar (Rombel). lembaga pendidikan belum diizinkan, saat ini

Bisa dibayangkan bahwa proses Kegiatan lembaga pendidikan belum beroperasi lagi.

Belajar Mengajar (KBM) terpaksa dilakukan Sekolah Indonesia Mekah (SIM) yang

secara bergantian. Untuk sekolah Taman dulunya adalah lembaga pendidikan komunitas

Kanak-Kanak (TK) saja proses KBM yang didirikan lembaga Maarif Nahdlatul

dilaksanakn 3 (tiga) sift.

Ulama cabang Istimewa Arab Saudi, sekarang Keadaan lebih parah dirasakan oleh diserahkan ke KJRI untuk menjadi sekolah

Lembaga Pendidikan Darul Ulum di Jeddah. kedutaan. Namun hingga saat ini legalitas

Lembaga pendidikan ini terpaksa berjalan sebagai sekolah keduataan masih dalam proses,

secara kucing-kucingan karena izin operasional sehingga semula biaya operasional masih

lembaga pendidikan ini belum dikeluarkan sebagian besar dikelola oleh pengelola harian

Pemerintah Saudi. Alasan izin operasional lembaga pendidikan tersebut.

belum keluar, disebutkan karena lembaga Penyediaan dan Kualifikasi Guru . Dalam

pendidikan ini belum memiliki gedung yang masalah pemenuhan guru, dari lembaga-

layak. Padahal lembaga pendidikan ini lembaga pendidikan Indonesia di Saudi

mempunyai siswa sebanyak 193 anak. umumnya mempunyai masalah yang sama,

Sementara ini lembaga pendidikan ini sedang yaitu pemenuhan guru yang tidak optimal. Para

menunggu “vonis” pemerintah Saudi untuk guru diambilkan dari para istri pegawai KBRI

bisa kembali beroperasi.

yang ke Saudi karena mengiuti pekerjaan Penyediaan Buku Bahan Ajar. Salah satu suami. Permasalahan yang mendasar adalah

permasalahan yang tidak kalah penting adalah guru kesulitan mendapatkan visa kerja di Arab

pengadaan bahan ajar. Wawancara dengan Saudi belum berhasil membuat kesepakatan

Bapak Sinsin Rasyidin, Kepala Sekolah dengan pemerintah Saudi untuk berhak

Indonesia Mekah (SIM), dia menyatakan mengeluarkan calling visa untuk para Guru.

bahwa sekolah-sekolah Indonesia di Arab Dari sejumlah Sekolah Indonesia di Arab

Sauditidak bisa bebas menerima buku ajar dari Saudi, hanya ada PNS yang sangat terbatas.

tanah air. Setiap buku yang dikirim dari Misalnya di SIJ ternyata guru yang berstatus

Indonesia akan diseleksi secara ketat oleh sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) hanya dua

pemerintah saudi. Ini menyebabkan buku-buku orang. Itu berarti sebagian besar guru di SIJ

yang bisa menjadi pegangan siswa hanya adalah honorer.

dalam jumlah yang terbatas. Peneliti melihat di Dari sisi kementerian Agama, per-

Sekolah Indonesia Mekah (SIM) banyak masalahan pemenuhan guru juga terjadi pada

forocopy mata pelajaran di ruang Kepala penyediaan Guru Pendidikan Agama Islam

Sekolah. Ketika ditanya kenapa buku-buku (GPAI). Sejauh ini belum ada guru agama

fotocopy semua, jawaban Kepala Sekolah di yang ditugaskan oleh kementerian Agama RI

Saudi pengiriman buku-buku jadi dari untuk melayani pendidikan agama pada

Indonesia susah masuk. Sebagai jalan keluar, sekolah di Arab Saudi. Guru agama yang ada,

maka ditempuhlah cara dengan memfotocopy lebih banyak diambil dari guru lokal atau

mata pelajaran yang berhasil di bawa WNI dari orang Indonesia yang kebetulan karena ikut

tanah air.

suami berada di Saudi. Mereka mengajar Untuk mengantisipasi keadaan itu, dengan kemampuan seadanya dan belum

peneliti melihat para guru sekolah di Arab mengikuti Ujian Kompetensi Guru (UKG).

Saudiberkreasi menyediakan buku ajar sendiri

103 | EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X

MUHAMAD MURTADLO

atau melakukan reproduksi dengan cara tulisan ini pembahasan lebih diarahkan pada memfotocopy naskah buku yang dikirim via

implikasi terkait paham keagamaan yang email atauu buku-buku yang berhasil dibawa

diakibatkan oleh produk pendidikan yang yang lolos dari pemeriksaan petugas imigrasi.

diselenggarakan di Arab Saudi. Menjadi terkesan aneh bahwa di sebuah satuan

Ada kesan peneliti bahwa pemerintah pendidikan yang dibiayai oleh negara, buku-

Indonesia sejauh ini belum optimal buku pegangan murid semuanya adalah

memberikan layanan pendidikan pendidikan fotocopy. Apa itu tidak dianggap pelanggaran

bagi warga Indonesia di Arab Saudi. Berbagai hak cipta? Tapi apa boleh buat, bagi para guru

permasalahan masih banyak menghinggapi Sekolah Indonesia di Arab Saudi tidak ada

pelaksanaan layanan pendidikan bagi WNI di pilihan lain yang bisa mereka lakukan.

luar negeri. Legalitas lembaga pendidikan Indonesia yang belum jelas, pemenuhan guru

Standarisasi Layanan Pendidikan dan

yang

masih

berbelit, gedung-gedung

Implikasi Layanan Pendidikan Arab Saudi

pendidikan yang masih terkesan darurat dan Dari paparan di atas, maka bisa

penyediaan buku ajar yang terpaksa kucing- disimpulkan bahwa fakta layanan pendidikan

kucingan menunjukkan diplomasi Indonesia bagi WNI di Arab Saudi akan menghasilkan

dengan pemerintah Saudi masih menyimpan paling tidak dua jenis produk pendidikan dari

masalah. Sekolah Indonesia Jeddah yang layanan pendidikan. Pertama, produk layanan

memiliki murid terbanyak saja tidak didukung pendidikan yang tidak standar, atau dengan

sarana prasana yang memadai. Gedung sekolah kata lain agak jauh bayangan lulusan

yang sebenarnya hanya berkapasitas 600 siswa pendidikan formal di Arab Saudi akan

dipaksa digunakan untuk melayani 1400 siswa mempunyai keunggulan dan daya saing

menjadi contoh kongkrit betapa mendesaknya tertentu. Satu hal yang unggul barangkali

penyelesaian beberapa masalah di bidang karena anak-anak yang belajar di sana sudah

pendidikan.

terbiasa dengan Bahasa Arab. Walau tidak Selain itu, terkait dengan warna mesti orang yang paham Bahasa Arab di sana

keagamaan yang mungkin timbul dari model akan menjadi ahli agama. Akibat kurang

dan pilihan paham keagamaan yang standarnya layanan pendidikan di Arab Saudi,

dikembangkan Pemerintah Saudi, Pemerintah maka para orang tua dari WNI harus

Indonesia berkepentingan untuk menjaga melakukan usaha ekstra agar putra-putri

timbulnya ekses yang kontra produktif dengan mereka pulang ke Indonesia dengan kelebihan

pengembangan Islam moderat dan rahmatan lil tertentu.

alamin. Banyaknya jumlah mahasiswa Kedua, produk layanan pendidikan atau

Indonesia yang menerima bantuan beasiswa lulusan lembaga pendidikan yang diwarnai

dari Pemerintah Arab Saudi akan menjadi dan dipengaruhi oleh paham yang dianut

masalah tersendiri apabila sarjana agama yang pemerintah Arab Saudi. Menurut salah satu

dihasilkan pendidikan tinggi di Saudi berbeda Mahasiswa Indonesia yang belajar di

warna keagamaan yang diharapkan. Universitas Madinah, mereka tidak menampik

Untuk mengatasi semua permasalah di bahwa alumni mahasiswa Saudi cenderung

atas pemerintah Indonesia, dalam hal ini mengajarkan pendekatan keagamaan yang

Kementerian Pendidikan, Kementerian Agama bernuansa puritan, salafi, bahkan wahabi. Hal

dan Kementerian Luar Negeri perlu segera itu tidak terhindarkan karena program studi

bermusyawarah untuk menyelesaikan berbagai disesuaikan dengan arah dan ideologi yang

masalah yang ada. Beberapa langkah darurat dikembangkan pemerintah setempat.

perlu segera diambil untuk kepentingan pemenuhan layanan pendidikan untuk anak

1. Standarisasi Layanan Pendidikan bangsa dan kepentingan lahirnya agamawan dan ilmuwan yang memajukan martabat

Pada kasus produk layanan pendidikan

bangsa.

yang tidak standar sudah jamak memerlukan Dari kajian ini, peneliti merumuskan berbagai pendekatan sebagaimana pendidikan

berapa pemikiran dan solusi yang kami yang berada di daerah-daerah yang terbatas

rumuskan dalam empat pokok masalah, yaitu : seperti di dalam negeri.Karena itu, dalam

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN: 1693-6418, e-ISSN: 2580-247X | 104

LAYANAN PENDIDIKAN BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI

Layanan Pendidikan pada Sekolah Formal,

Pendidikan Saudi untuk Layanan Pendidikan Keagamaan, Layanan

Kementerian

memperjelas payung hukum atau izin Mahasiswa pada Perguruan Tinggi dan

operasional kegiatan TPA An Nasiriyah. Selain Perlunya rintisan madrasah khas Indonesia di

itu perlunya juga standarisasi proses Belajar Luar negeri.

Mengajar sebagaimana Pendidikan Diniyah Layanan Pendidikan pada Sekolah

atau Pendidikan Diniyah Takmiliyah atau juga Formal. Dari beberapa masalah yang terdapat

Diniyah Formal sebagaimana digagas di Tanah pada pendidikan formal tingkat dasar dan

Air. Kejelasan status hukum dan kejelasan menengah penyelengraan pendidikan pada

menjadi rujukan akan Sekolah-sekolah Indonesia yang terkait dengan

standar yang

memperjelas keberadaan lembaga Pendidikan fungsi kementerian agama adalah penyediaan

An Nasiriyah di Jeddah ini. Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) dan

Bantuan penyediaan gedung untuk kualifikasi kompetensi GPAI. Dari sekolah-

Nasiriyah menjadi masalah kemudian yang sekolah Indonesia yang ada di Arab Saudi,

bisa dipikirkan dan dialokasikan setelah kedua Kementerian Agama hingga saat ini belum

masalah sebelumnya (legalitas lembaga dan mempunyai kewenangan untuk memanggil

standar pembelajaran) teratasi. Penyediakan SDM guru dan tenaga kependidikan dari

sarana prasarana berupa Gedung bisa diatasi Indonesia. Demikian juga izin operasu\m

dengan dana kementerian dan sebagian dari mengirimkan GPAI atau melakukan sertifikasi

dana masyarakat WNI di Saaudi. atau yang sekarang melakukan Ujian

Layanan Mahasiswa pada Perguruan Kompetensi Guru (UKG) bagi guru agama

Tinggi . Ketika Pemerintah Saudi di bidang yang ada.

pendidikan cenderung mengembangkan paham Untuk itu, Kementerian Agama perlu

agama sesuai dengan ideologi penguasa yang segera mendiskusi dan membuat kesepakatan

puritan dan memberikan bantuan beasiswa dengan