MINAT BACA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATUR KEAGAMAAN DI SMA READING INTEREST OF ISLAMIC EDUCATION TEACHERS OF RELIGIOUS LITERATURE IN HIGH SCHOOL Mahmudah Nur

MINAT BACA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATUR KEAGAMAAN DI SMA READING INTEREST OF ISLAMIC EDUCATION TEACHERS OF RELIGIOUS LITERATURE IN HIGH SCHOOL

Mahmudah Nur

Balai Litbang Agama Jakarta, Kementerian Agama Jl. Rawa Kuning, No. 6 Pulo Gebang, Cakung Jakarta Timur 13950 Pos-el: mahmudahnur84@gmail.com

Naskah diterima 10 Oktober 2017, direvisi 30 Oktober 2017, disetujui 15 November 2017

Abstract

Abstrak

This paper presents the results of research Tulisan ini menyajikan hasil penelitian on the reading interest of Islamic Education (PAI)

mengenai minat baca guru PAI di kota Depok teachers in Depok city to religious literatures

terhadap literatur keagamaan yang menjadi buku as the books of enrichment and reference in the

pengayaan dan referensi dalam proses kegiatan process of teaching and learning activities in the

belajar mengajar di dalam kelas. Penelitian ini classroom. This research is a descriptive research

lebih mengedepankan jenis penelitian deskriptif that emphasizes on qualitative data that aims

yang menekankan pada data-data kualitatif yang to describe the condition and situation about

bertujuan menggambarkan kondisi dan situasi the reading interest of PAI teachers on religious

mengenai minat baca guru PAI terhadap literatur literature. This research shows that the reading

keagamaan. Penelitian ini menunjukkan bahwa interest of PAI teachers in Depok is still very

minat baca para guru PAI di Depok masih sangat low. They still consider that 1) reading is not an

rendah. Mereka masih menganggap bahwa 1) important process in developing their knowledge.

kegiatan me mbaca bukanlah suatu proses yang 2) The literature of their choice includes diverse

penting dalam mengembangkan pengetahuan themes. The theme of morality is more favored

mereka. 2) Literatur yang menjadi pilihan mereka by PAI teachers in Depok, as well as the themes

mencakup tema yang beragam. Tema mengenai of Al-Quran Hadith, History, Fiqh, Aqidah. 3)

Akhlak lebih banyak disukai oleh para guru PAI In addition to books, PAI teachers in Depok also

di Depok, di samping tema mengenai Al-Quran read magazines, newsletters, newspapers and

Hadits, Sejarah, Fiqih, Aqidah. 3) selain buku- enrichment books to add insight and support

buku, para guru PAI di Depok juga membaca classroom teaching materials.

majalah, buletin, koran serta buku pengayaan Key Words: Reading Interests, Islamic Education

untuk menambah wawasan dan menunjang Teachers, Religious Literature

bahan pengajaran di kelas. Kata Kunci: Minat Baca, Guru Pendidikan Agama

Islam, Literatur Keagamaan

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, p-ISSN:1693-6418, e-ISSN: 2580-247X Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/) This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

M A H M u DA H N u R

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

PENDAHULUAN

Michael Rosen, seorang penulis anak dari Inggris mengatakan: if we don’t learn to love books, we don’t read; If we don’t read WIDELY, we don’t think DEEPLY (Jika kita tidak belajar mencintai buku, kita tidak membaca; jika kita tidak membaca secara luas, kita

tidak berpikir secara mendalam) 1 . Dari

perkataan tersebut, terlihat jelas, bahwa kegiatan membaca adalah sebuah kegiatan mengembangkan koneksi baru di otak yang memungkinkan kita menggunakan karya- karya tertulis untuk menjadi batu lompatan dalam memahami dunia orang lain. Oleh karena itu, kegiatan membaca bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah, karena tidak cukup hanya membeli buku atau membuat perpustakaan agar seseorang tertarik membaca. Tapi kegiatan membaca bukan juga sebuah pekerjaan yang sulit, jika melihat pesatnya perkembangan informasi saat ini. Menemukan sebuah informasi bukanlah pekerjaan yang sulit, tetapi ironisnya minat dan budaya baca masyarakat tetap saja

rendah 2 . Seperti yang ditunjukkan oleh Ishartiwi 3 serta hasil survey tentang literasi

1 Hanna Latuputty. 2016. Kolaborasi Guru Dan Pustakawan Dalam Meningkatkan Minat Baca Siswa

Dalam Gerakan Literasi Sekolah. Makalah pada acara Seminar kolaborasi Guru dan Pustakawan Sekolah serta Pelantikan Pengurus Kabupaten/kota di BPAD Sumatra Utara pada tanggal 22 Juli 2016 dan Pelatihan Kolaborasi Guru dan Pustakawan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tanggal 10 Agustus, 2016 Jakarta, h. 3.

2 Savira Anchatya Putri. 2010. Peningkatan Minat dan Budaya Baca Masyarakat: Upaya Forum Indonesia

Membaca dalam Bersinergi Menuju Masyarakat Melek Informasi. Skripsi pada Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Ilmu Perpustakaan, Universitas Indonesia, h. 1.

3 Ishartiwi. 2010. Potret Minat Baca Guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Hasil

penelitian pada Lembaga Penelitian dan Pengabdian

yang dilakukan oleh UNESCO 4 , Programme for International Student Assessment (PISA) 5 , Organisasi Pengembangan Kerja Sama Ekonomi (OECD) 6 dan Central Conecticut State Unversity 7 .

Hasil survei PISA mengenai budaya literasi di 65 negara menempatkan Indonesia di posisi 64 atau terburuk kedua. Sedangkan Vietnam, sesama negara Asia Tenggara dan merupakan negara berkembang berada di posisi 20. Selain itu, data statistik UNESCO 2012 juga menyebutkan bahwa indeks minat baca di Indonesia baru mencapai 0,001. Artinya, setiap 1.000 penduduk, hanya satu orang saja yang memiliki minat baca. Angka United Nations Development Programme (UNDP) juga mengejutkan bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5% saja, sedangkan Malaysia sudah 86,4%. Kemudian berdasarkan data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerja Sama Ekonomi (OECD), budaya membaca masyarakat Indonesia berada di posisi terendah di antara 52 negara di kawasan Asia Timur. Apalagi baru-baru ini, Central Conecticut State Unversity (CCSU) merilis hasil survey yang menempatkan Indonesia di Urutan ke-60 dalam soal literasi, yang

kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Yogyakarta. Didapat dari http://eprints.uny. ac.id/4150/ pada tanggal 14 Nopember 2016.

4 http://www.paud-dikmas.kemdikbud.go.id/ berita/8459.html, diakses pada 1 November 2016.

5 http://www.republika.co.id/berita/koran/ didaktika/14/12/15/ngm3g840-literasi-indonesia-

sangat-rendah. 2014. Literasi Indonesia Sangat Rendah. Diakses tanggal 14 Nopember 2016.

6 Nining Asri. 2012. Fakta Minat Baca di Indonesia. https://sahabatguru.wordpress.com/2012/08/29/

fakta-minat-baca-di-indonesia/. Diakses pada 1 November 2016.

7 http://www.ccsu.edu/wmln/rank.html. Diakses tanggal 14 Nopember 2016.

MINAT BACA GuRu PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATuR KEAGAMAAN DI SMA

didalamnya menyangkut minat baca. untuk menjadi anggota masyarakat sebagai Dalam hal ini, posisi Indonesia yang terlalu

orang dewasa.

terendah dalam membaca tentu sangat Apandi 10 melihat bahwa tugas dan memprihatinkan.

fungsi guru yang profesional tentunya

Merujuk beberapa data penelitian harus selalu mengikuti perkembangan semacam itu, yang paling sering dijadikan zaman, memperbaharui informasi, ilmu perhatian adalah siswa atau kalangan pengetahuan dan teknologi terbaru agar pelajar/mahasiswa. Padahal perlu juga bisa menyampaikan materi yang aktual dan dipertanyakan bagaimana peran guru kontekstual kepada peserta didik. Jangan atau tenaga pendidik di dalamnya. Secara sampai ilmu yang disampaikannya out of date,

harfiah guru adalah pendidik yang bertugas tidak sesuai dengan perkembangan zaman,

dan tidak sesuai dengan kebutuhan peserta kita merujuk kepada Undang-Undang didik. Guru sebagai salah satu sumber belajar Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) No. jangan sampai gagap teknologi, didahului

sebagai pendidik pula 8 . Secara umum, jika

20 Tahun 2003, pasal 1 ayat 6 bahwa guru oleh peserta didik dalam mengetahui (pendidik) adalah tenaga kependidikan sebuah informasi atau ilmu pengetahuan,

yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, apalagi peserta didik saat ini banyak kritis, konselor, pamong belajar, widyaiswara, dengan penguasaan teknologi informasi (TI) tutor, instruktur, fasilitator, sebutan lain yang relatif sudah tinggi. Hampir semua yang sesuai dengan kekhususannya, serta peserta didik telah akrab dengan internet berpartisipasi dalam menyelenggarakan yang bisa diakses dari smart phone. Oleh

pendidikan. Selanjutnya dalam beberapa karena itu, menurut Latuputty 11 seorang literatur pada umumnya istilah pendidik guru diharuskan untuk melek informasi. Hal sering diwakili oleh istilah guru. Menurut yang paling sederhana, seseorang dikatakan

Hadari 9 guru adalah orang yang kerjanya melek informasi adalah orang yang sudah mengajar atau memberikan pelajaran di melakukan kegiatan membaca. Seperti yang Sekolah. Oleh karena itu, Guru merupakan

telah diungkapkan sebelumnya, bahwa komponen yang sangat penting dalam membaca dapat melatih kita untuk berpikir keberlangsungan sebuah proses dan hasil secara mendalam. pendidikan yang baik. Dengan arti lain guru

Saat ini, khususnya dalam kasus bukanlah sekedar orang yang berdiri di kehidupan beragama, cara berpikir

depan kelas untuk menyampaikan materi dangkal akibat tidak berpikir mendalam pengetahuan tertentu. Akan tetapi adalah mengakibatkan sikap-sikap radikal

anggota masyarakat yang ikut serta aktif dan kekerasan atas nama agama 12 . dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan perkembangan anak didiknya

10 Idris Apandi. 2016. Guru dan Budaya Literasi. (http://www.kompasiana.com/idrisapandi/guru-

dan-budaya-literasi). Diakses pada 15 Nopember 8 W.J.S. Poerwardaminta. 2002. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, h. 234.

11 Latuputty, Op.Cit., h. 2.

9 Abudin Nata. 1997. Filsafat Pendidikan Islam. 12 Ahmad Baedowi. 2012a. Calak Edu 1: Esai-Esai Jakarta: Wacana Ilmu, h. 61-612.

Pendidikan 2008-2012. Jakarta: Alvabet, h. 79.

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

M A H M u DA H N u R

Selain itu perkembangan teknologi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kuesioner yang informasi dan komunikasi yang semakin disebar ini berisi pertanyaan mengenai maju merupakan tantangan bagi guru pemahaman mereka tentang pentingnya

membaca dan literatur apa saja yang PAI adalah salah satu mata pelajaran menjadi pilihan mereka. Selain itu, penulis yang dianggap memberikan kontribusi juga melakukan serangkaian wawancara terhadap penanaman nilai-nilai karakter untuk memperdalam literatur yang menjadi melalui standar kompetensi, kompetensi pilihan mereka serta pentingnya membaca. inti, indikator pelajaran serta tujuan

khususnya guru Pendidikan Agama Islam 13 .

Berdasarkan latar belakang tersebut, pembelajaran 14 . Oleh karena itu, penting maka kajian ini secara umum berusaha

kiranya penelitian mengenai literatur guru menelaah minat baca guru PAI terhadap mata pelajaran PAI dilakukan, mengingat literatur keagamaan dalam rangka

belum adanya penelitian-penelitian menambah wawasan dalam kegiatan yang memotret minat baca dan literatur proses kegiatan belajar mengajar. Secara keagamaan guru mata pelajaran PAI. Fokus

operasional, rumusan masalah yang kajian ini adalah pengetahuan guru PAI diajukan dalam penelitian ini adalah: 1)

tentang pentingnya membaca dan pilihan Bagaimana minat baca Guru PAI Kota Depok terhadap literatur keagamaan yang dibaca.

terhadap literatur keagamaan? 2) Literatur Penelitian ini dilakukan di kota Depok keagamaan apa saja yang dibaca dan yang merupakan kota penyangga wilayah dijadikan rujukan dalam proses kegiatan Ibukota Negara, Propinsi DKI Jakarta. Kota

belajar mengajar di kelas? Adapun tujuan ini diproyeksikan sebagai wilayah hunian yang ingin dihasilkan dari penelitian ini warga asli maupun pendatang yang bekerja

adalah untuk: 1) Menggali minat baca di Ibukota. Selain itu, kota ini juga diarahkan

Guru PAI Kota Depok terhadap literatur sebagai kota penyedia layanan pendidikan,

keagamaan; 2) Menggali pilihan guru PAI perdagangan barang dan jasa, serta kota terhadap ragam literatur keagaman yang wisata, sehingga dapat dikatakan kota ini dibaca dan konsekuensi serta tindak lanjut merupakan cerminan kota multikultural. dari pilihan tersebut. Dengan menjawab dua Proses pengumpulan data ini dilaksanakan

pertanyaan penelitian ini diharapkan dapat selama 18 hari sejak 23 Agustus hingga 9 menjadi masukan dan bahan pertimbangan Sepetember 2016. Untuk mendapatkan bagi Direktorat Pendidikan Agama Islam data literatur guru PAI tersebut, peneliti pada Ditjen Pendidikan Islam Kementerian menyebar kuesioner kepada guru-guru yang

Agama di dalam mempersiapkan literatur sudah tersertifikasi baik yang berstatus

pengayaan bagi para guru PAI, dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Non peningkatan kualitas dan profesionalitas guru PAI tersebut sebagai bagian dalam

pengembangan wawasan keagamaan yang

Selanjutnya disingkat PAI. 14 A.M Wibowo,. 2014. Internalisasi Nilai-Nilai

toleran dan inklusif berdasarkan penyajian

Karakter Bangsa Melalui Mata Pelajaran PAI Pada SMA Eks

bahan bacaan keagamaan yang berkualitas

RSBI di Pekalongan. Artikel pada Jurnal Analisa: Jurnal

sesuai dengan visi-misi Kementerian

Pengkajian Masalah Sosial keagamaan, Vol. 21 No. 02 Desember, Balai Litbang Agama Semarang, h. 292.

Agama. Selain itu, penelitian ini diharapkan

330 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

MINAT BACA GuRu PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATuR KEAGAMAAN DI SMA

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

dapat menjadi refleksi guru sendiri untuk meningkatkan kualitas profesi guru melalui

peningkatan minat baca.

Penelitian Terdahulu

Telah dijabarkan sebelumnya, bahwa penelitian mengenai minat baca guru masih sangat jarang dilakukan, hanya ada beberapa penelitian seperti yang dilakukan

oleh Ishartiwi 15 yang memotret minat baca guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sleman Yogyakarta. Dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa minat membaca sebagian besar guru masih dalam kategori rendah, hal ini diindikasikan dari: (1) sebagian guru hanya membaca buku paket yang menjadi pegangan mengajar, (2) sebagian guru tidak memiliki koleksi bahan bacaan secara mandiri (di rumah dan di sekolah), (3) sebagian besar guru pernah mengakses bahan bacaan dari internet namun bukan untuk menambah wawasan bahan ajar, (4) Sebagian besar guru kurang tertarik berkunjung ke pameran buku dan atau ke toko buku, (5) sebagian guru kurang menganggap penting memiliki buku untuk memperkaya wawasan pembelajaran, dan (6) Sebagian kecil guru tidak membuka buku sumber saat membuat persiapan mengajar (isi materi dirumuskan berdasarkan kebiasaan/ rutinitas). Faktor yang mempengaruhi minat membaca rendah mencakup faktor internal: (1) guru belum sepenuhnya memahami pentingnya membaca dengan peningkatan kinerja yang akan berdampak terhadap peningkatan hasil belajar siswa dan mutu sekolah, (2) guru belum memandang penting budaya membaca atau membaca

15 Ishartiwi, Loc. Cit.

merupakan bagian profesi. (3) guru merasa cukup dengan pengetahuan yang telah dimiliki, sehingga tidak perlu menambah wawasan melalui berbagai sumber, (4)

guru tidak mampu secara finansial untuk mengadakan sumber bacaan secara mandiri,

(5) guru merasa kurang waktu karena beban kerja di sekolah dan di rumah. Adapun faktor ekternal mencakup: (1) sebagian besar sekolah tidak menyediakan buku bacaan untuk guru (seperti bacaan tentang pembelajaran, media pembelajaran dan buku suplemen lainnya), (2) koleksi bahan pustaka cenderung untuk siswa, bahkan ada yang hanya memiliki koleksi buku paket dan LKS, (3) lingkungan sebagian besar sekolah belum menganggap penting program budaya membaca sebagai prioritas program sekolah, (4) Sekolah belum menggalakkan pemanfaatan teknologi informasi untuk mengakses bahan bacaan.

Selanjutnya, Rohanda 16 melakukan penelitian mengenai budaya baca remaja di kota Bandung, yang menghasilkan bahwa (1) perilaku remaja kota Bandung dalam mencari dan memanfaatkan media bacaan hiburan hanya sebagai sarana rekreasi; (2) perbedaan intensitas membaca di kalangan remaja pelajar untuk buku pengetahuan, dalam hal ini buku pelajaran dapat dikatakan lebih lama dibandingkan membaca buku hiburan; (3) tempat yang mereka gunakan untuk memperoleh dan membaca hiburan antara lain, perpustakaan sekolah, toko buku, pusat penjualan buku bacaan bekas, Badan Perpustakaan Daerah Provinsi Jawa Barat, pinjam antar teman, sudut komik dan novel yang terdapat di dekat terminal, mall,

16 Rohanda. 2010. Budaya Baca Remaja. Bandung: UNPAD Press, h. 231-239.

M A H M u DA H N u R

EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

sudut kota serta perpustakaan komunitas; (4) Tema bacaan yang paling dominan yang mereka baca mulai dari kisah cinta, petualangan, misteri, horor, detektif, laga

perjalanan hidup (otobiografi), pahlawan, tokoh agama, politik, ilmuwan, teknokrat,

dan olahraga; (5) perubahan paradigma terjadi setelah reformasi, dimana novel- novel religi menjadi bacaan favorit remaja, termasuk juga tema-tema kontroversi; (6) model-model bacaan remaja ditentukan oleh tingkat usia, kebiasaaan, pendidikan dan jenis kelamin; (7) penetrasi bacaan hiburan terhadap masyarakat atau kehidupan sosial, yaitu di mana bacaan dapat menembus aspek-aspek atau lapisan kehidupan masyarakat. Penting sekiranya penelitian ini menjadi bahan kajian penelitian ini, di mana kita dapat melihat aspek dari seorang remaja yang menjadi obyek ajar guru-guru di sekolah, sekalipun locusnya hanya di seputaran kota Bandung khususnya dan budaya baca remaja secara umumnya.

Selain itu, beberapa penelitian yang berkaitan dengan guru dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sudah banyak dilakukan oleh berbagai pihak, diantaranya: PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008 telah melakukan penelitian tentang toleransi guru agama di SMA/SMK yang ada di Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Malang, Solo, dan Cirebon yang menunjukkan bahwa tingkat toleransi guru agama sangat mengkhawatirkan, yaitu guru Agama Islam di Jawa masih konservatif. Selanjutnya pada tahun yang sama, 2008, dilakukan juga penelitian mengenai sikap dan perilaku guru-guru agama di Jawa, di antara hasil yang penting adalah guru-guru agama di SMA terindikasi cenderung memiliki sikap kependidikan yang mendukung

agenda dan gagasan Islamisme 17 . Maarif Institute pada tahun 2007, mempublikasikan hasil penelitiannya tentang muatan buku teks pelajaran Islam untuk tingkat SLTA

Muhammadiyah 18 . Kajian ini menghasilkan beberapa temuan di antaranya, yaitu: (1) muatan buku pelajaran Al-Islam sangat minim menyentuh atau menyinggung permasalahan sosial-empirik, khususnya yang menyangkut hak ekonomi, sosial, dan budaya, seperti kemiskinan, pekerjaan, pengangguran, dan pendidikan; (2) muatan pendidikan agama Islam cenderung bersifat ambivalen. Di satu sisi, banyak sekali temuan ajaran yang mempromosikan bahkan menganjurkan tindakan dan perilaku yang paralel dengan nilai-nilai etik-profetik Islam dan prinsip-prinsip hak-hak manusia (HAM). Namun pada saat yang sama, ditemukan pemahaman yang tidak sejalan bahkan bertentangan dengan temuan yang pertama; (3) muatan Al-Islam yang bersentuhan dengan dimensi HAM lebih banyak berbicara pada wilayah hak sipil, politik dan sosial. Artinya, permasalahan hak ekonomi dan budaya, kaitannya dengan sikap Islam, belum dipotret secara maksimal.

17 Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM). 2008. Sikap dan Perilaku Sosial-Keagamaan

Guru-Guru Agama di Jawa: Temuan Survey (Attitude and Social Behaviour of Relegious Teachers of Java: Survey Finding). Jakarta: PPIM UIN Jakarta. Didapat dari http://ppim.or.id/id/menu/ed_penelitian/detail. php?r=20121003000106-sikap-dan-perilaku-sosial- keagamaan-guru-guru-agama-di-jawa pada tanggal

14 Nopember 2016.

18 Riza Ul Haq, dan Endang Tirtana (Ed). 2007. Islam, HAM, dan Keindonesian. Jakarta: Maarif

Institute dan New Zealand Agency for International Development, h. 181-183.

MINAT BACA GuRu PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATuR KEAGAMAAN DI SMA

Selanjutnya Balai Litbang Agama tingkat kepemilikan buku 20 . Menurut Jakarta 19 pernah melakukan penelitian Sutarno sebagaimana dikutip oleh Putri 21 , tentang buku teks Pendidikan Agama Islam.

minat seseorang terhadap sesuatu adalah Di antara temuan yang dihasilkan dari kecenderungan hati yang tinggi, gairah, kajian tersebut adalah buku-buku PAI SMA

atau keinginan seseorang terhadap sesuatu. masih memiliki kelemahan-kelemahan Minat baca seseorang dapat diartikan tekstual dan konseptual, seperti kurangnya

sebagai kecenderungan hati yang tinggi akurasi penulisan, kurangnya rujukan-

kepada suatu sumber bacaan tertentu. Jadi, rujukan, dan tidak terdapatnya contoh dapat dikatakan bahwa, seseorang yang kasus yang disajikan sesuai dengan isu/

sudah memiliki minat baca adalah seseorang fenomena terbaru yang sesuai dengan yang sudah memiliki kecenderungan konteks Indonesia, serta belum sepenuhnya

untuk tertarik pada kegiatan membaca. Di mengikuti metode belajar aktif. Dari beberapa

saat ketertarikan itu diwujudkan dalam penjabaran kajian di atas, tampak belum sebuahn kegiatan membaca yang dilakukan ada yang mencoba meneliti atau mengkaji

secara berkelanjutan, maka kebiasaan tentang literatur keagamaan sebagai sumber

sudah menjadi pola hidup yang tertanam. bahan pengayaan yang dijadikan rujukan Sehingga terciptalah budaya baca yang akan bagi para guru mata pelajaran Pendidikan terpelihara di dalam dirinya 22 . Dalam meneliti Agama Islam di Sekolah Menengah Atas. minat baca ini, biasanya yang dilihat adalah Sehingga dapat memberikan data empiris soal minat itu sendiri, yang meliputi minat bagi pola interpretasi terhadap teks-teks dalam hal konten (isi) bacaan/literatur, yang dibaca. Padahal data ini penting minat dalam hal bentuk, jumlah bacaan untuk melakukan intervensi atau kebijakan

dan frekuensi membaca. Aspek personal deradikalisasi melalui pengarusutamaan determinant (penentu yang bersifat personal) teks-teks keagamaan yang sesuai dengan seperti umur, usia, kemampuan membaca, jati diri bangsa.

tindak lanjut dan kebutuhan psikologis juga dilihat. Selain itu juga yang penting

dilihat adalah aspek institusional determinant (penentu institusional), seperti ketersediaan

Kerangka Konseptual

Ada enam faktor yang diduga buku/literatur, kondisi ekonomi, etnik dan, berhubungan dengan akses masyarakat, lembaga pendidikan dan media informasi termasuk guru di dalamnya terhadap lainnya seperti televisi dan radio 23 . literatur keagamaan, yakni minat membaca

literatur keagamaan, demografi (lokasi

20 geografis, usia dan jenis kelamin), status Rudy Harisyah Alam, dkk. 2007. Akses Literatur

Keagamaan pada Masyarakat Muslim. Laporan Hasil

sosial ekonomi (pekerjaan dan pendapatan),

Penelitian. Jakarta: Balai Litbang Agama Jakarta,

pendidikan, tingkat melek-huruf dan Departemen Agama, h. 10.

21 Putri. Op. Cit, h. 11. 22 Ibid. 23 Alan C Purves and Richard Beach. 1972.

19 Tim Peneliti. 2011. Buku Teks Pendidikan Literature and the Reader: Research in Response to Agama Islam sebagai Media Belajar. Jakarta: Balai

Literature, Reading Interest, and the Teaching of Literature. Penelitian dan Pengembangan Agama Jakarta, h. 32.

Urbana-Champaign: University of Illinois, h. 68.

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

M A H M u DA H N u R

Minat seseorang terhadap sesuatu seperti usia, kemampuan membaca, tindak adalah kecenderungan jiwa seseorang yang

lanjut dan kebutuhan psikologis. Kedua, merasa tertarik dan senang pada suatu obyek

aspek institutional determinant (penentu sehingga berkeinginan untuk melakukan institusional) seperti ketersediaan buku/ aktivitas yang berhubungan dengan obyek

literatur, kondisi ekonomi, etnik dan tersebut 24 . Oleh karena itu, besar kecilnya lembaga pendidikan serta media informasi minat akan sangat berpengaruh pada lainnya seperti televisi dan radio 25 . Selain sikap seseorang terhadap suatu aktivitas. melihat dua aspek tersebut, aspek intrisik Begitu pula dalam hal membaca, guru dan ekstrinsik pun perlu untuk dilihat yang mempunyai minat baca tinggi akan dalam meneliti minat baca guru PAI di menjadikan aktivitas membaca sebagai Depok, dimana kedua aspek ini sebenarnya kebutuhan atau suatu kebiasaan. Selain kurang lebih sama dengan aspek determinat itu juga, membaca merupakan salah satu dan institutional determinant. Hanya saja kegiatan yang berguna untuk meningkatkan

institusional determinant kualitas seseorang untuk mengembangkan dianggap lebih luas pemahamannya, yakni dirinya dalam menambah ilmu pengetahuan.

pemahaman

mencakup segala hal terkait dengan aspek Hal ini sejalan dengan tujuan dari mata sosial dari membaca, yaitu alasan sosial pelajaran Pendidikan Agama Islam yang membaca (proses berbagi pengetahuan tertuang dalam Keputusan Menteri Agama

bersama keluarga dan masyarakat dari (KMA) Republik Indonesia Nomor 211 Tahun

membaca; kompetisi dalam membaca 2011 tentang Pedoman Pengembangan (membaca bisa menciptakan kompetisi Standar Nasional Pendidikan Agama Islam sosial); dan reading compliance atau membaca pada Sekolah. Tujuan tersebut adalah yang disebabkan karena permintaan menyiapkan peserta didik untuk mengenal,

tertentu, serta pertimbangan geografis. memahami, menghayati, mengimani dan Oleh karena itu, peneliti berupaya untuk

mengamalkan ajaran dan nilai-nilai Agama melihat seberapa besar minat baca guru PAI Islam dari sumber utamanya yaitu kitab di Depok ditinjau dari dua aspek tersebut. Suci Al-Qur’an dan hadits melalui kegiatan

Literatur keagamaan adalah seluruh bimbingan, pengajaran, latihan, dan bentuk bacaan tertulis yang mengandung

penggunaan pengalaman, disertai tuntunan informasi keagamaan dan manjadi sumber untuk menghormati pemeluk agama lain pengetahuan keagamaan masyarakat. Bagi

dalam hubungannya dengan kerukunan masyarakat Muslim, literatur keagamaan intern dan antar umat beragama sehingga

dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis terwujud persatuan dan kesatuan bangsa.

utama, yakni primer (meliputi al-Qur’an

Ada beberapa aspek minat baca yang dan hadis Nabi) dan sekunder (karya-karya harus dilihat, pertama, aspek personal

mengenai berbagai bidang pengetahuan determinant (penentu yang bersifat personal)

keagamaan, seperti teologi, tafsir, fikih, sejarah dan politik). Dalam dunia

24 Gilang Sri Rahayu. 2015. Pengaruh Minat Baca

pendidikan, literatur dan media lainnya

Terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas V SD Se-Gugus II Kasihan Bantul. Skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta, h. 3.

25 Alan C Purves and Richard Beach, Loc. Cit.

334 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

MINAT BACA GuRu PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATuR KEAGAMAAN DI SMA

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

menjadi salah satu media pembelajaran 26 .

Guru-guru biasanya menggunakan buku pelajaran sebagai salah satu pegangan dalam kegiatan belajar-mengajar, dengan apa yang disebut dengan buku paket. Selain itu, guru juga biasanya menggunakan literatur lainnya sebagai pengayaan wawasan guru terhadap perkembangan isu dan ilmu yang terkait. Karena itu literatur pengayaan di sini, terutama dalam konteks Pendidikan Agama Islam (PAI), adalah literatur-literatur cetakan yang digunakan guru PAI untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan guru tersebut, baik sebagai pedoman dalam kehidupan keagamaan maupun sebagai bahan pengayaan pembelajaran PAI di sekolah.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini lebih mengedepankan jenis penelitian deskriptif yang menekankan pada data-data kualitatif yang bertujuan menggambarkan kondisi dan situasi mengenai minat baca guru PAI terhadap literatur keagamaan. Penelitian deskriptif ini menggambarkan atau meringkaskan berbagai kondisi atau situasi yang timbul

dalam subyek penelitian 27 . Tentu saja, sesuai

dengan karakteristik penelitian lebih banyak mengandalkan data-data kualitatif, sehingga kajian ini tidak dimaksudkan mencari

generalisasi kuantitatif 28 , sebagaimana

kajian efek media massa pada umumnya yang bertolak dari paradigma positivistik.

26 Azhar Arsyad. 2008. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press, h. 87. 27 Bungin Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial

lainnya. Jakarta: Prenada Kencana, h. 68. 28 Lexy J. Moleong. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, h. 3.

Jika pun ada generalisasi dari kajian yang bisa disimpulkan, itu hanya generalisasi in- context, yang bersifat cenderung merupakan learning lesson-hikmah yang bisa diambil untuk memperkuat konsep-konsep penelitian lanjutan dan pertimbangan

kebijakan 29 . Proses pengumpulan data ini

dilaksanakan selama 23 hari, yang terbagi menjadi dua termin. Kuesioner digunakan peneliti untuk mendapatkan data literatur keagamaan dan minat baca guru PAI Sekolah Menengah Atas di Depok yang berisi beberapa pertanyaan mengenai minat baca terhadap literatur keagamaan yang digunakan sebagai bahan rujukan pengayaan mata pelajaran guru PAI SMA di Depok. Jumlah guru yang diminta untuk mengisi kuesioner sebanyak 22 guru yang

sudah tersertifikasi baik yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Non

Pegawai Negeri Sipil (PNS). Hasil kuesioner diolah secara deskriptif-kuantitatif untuk menghasilkan daftar literatur keagamaan dan minat baca guru PAI SMA di Depok terhadap literatur keagamaan. Minat baca guru PAI terhadap literatur keagamaan kemudian dianalisis berdampingan dengan hasil wawancara terhadap guru-guru PAI tersebut mengenai kajian ini. Peneliti juga mengajukan wawancara terbuka untuk menggali data minat baca dan ragam literatur keagamaan yang mereka baca dan rujuk dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Pengumpulan data penelitian ini melibatkan berbagai pihak yang menjadi

29 Masayu Hanim S . 2006. Dampak Tayangan

Pornografi, Kekerasan dan Mistik di Televisi di Palembang dan Sumatera. Jakarta: Puslit. Kemasyarakatan dan

Kebudayaan LIPI, 2006, h. 16.

M A H M u DA H N u R

informan. Data utama penelitian ini data dari responden tersebut, sesungguhnya digali melalui wawancara dengan pihak-

usia para guru PAI di Depok yang menjadi pihak yang berkepentingan, seperti Seksi informan ini kebanyakan masih berada pada Pendidikan Agama Islam Kementerian usia produktif. Berdasarkan usia, responden Agama Kota Depok, Ketua MGMP PAI kota

yang berusia 31-35 tahun berjumlah 1 Depok, Pengawas Guru PAI kota depok orang, 36-40 tahun berjumlah 2 orang, 41-45 dan guru-guru PAI baik yang bersatus PNS

berjumlah 3 orang, 46-50 berjumlah 9 orang, maupun yang non PNS. Selain melakukan 51-55 tahun berjumlah 4 orang, dan usia 56> wawancara, peneliti juga menggali data berjumlah 3 orang. dengan menggunakan kuesioner yang

Berdasarkan riwayat pendidikan, disebarkan kepada guru-guru PAI yang responden yang telah mengenyam jenjang sudah tersertifikasi baik yang bersatus PNS

pendidikan setingkat S1 berjumlah 15 maupun yang non PNS. Tujuan penyebaran

guru, sedangkan 7 guru lainnya merupakan kuesioner ini adalah untuk memperkaya tamatan S2. Responden lulusan S1/ S2

data hasil wawancara serta untuk memberi yang berlatar belakang jurusan Pendidikan gambaran pandangan guru-guru PAI akan Agama Islam berjumlah 9 orang, sedangkan

pentingnya membaca dan mengetahui apa lainnya berlatar belakang Syariah (1 saja literatur bacaan yang menjadi pilhan orang), Ushuluddin (2 orang) dan tidak

mereka. menjawab 10 orang. Selain mengenyam pendidikan agama formal, para guru

HASIL DAN PEMBAHASAN

tersebut juga pernah belajar di pondok

pesantren seperti PP. Salafiyah Seblak

Gambaran Umum Informan dan

Jombang dan PP. Al Hamidiyah. Selain itu, peneliti juga menyertakan pertanyaan

Responden Penelitian

Berdasarkan data dari Seksi Pendidikan mengenai keikutsertaan mereka dalam Agama Islam, Kementerian Agama Kota organisasi Sosial-Keagamaan. Sebagian

Depok bahwa data guru yang sudah lulus besar dari responden atau sebanyak 13 sertifikasi berjumlah 24 guru dari 50 guru

orang menjawab ikut dalam organisasi PAI di SMA kota Depok. Namun, jumlah sosial-keagamaan, seperti pengurus

Guru PAI baik yang berstatus PNS maupun organisasi Muhammadiyah, Aisyiyah, Majlis non PNS yang mengisi kuesioner berjumlah

Taklim, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM),

22 orang, yang terdiri dari 13 laki-laki dan Gerakan Pemuda (GP) Anshor, Majelis

9 perempuan. Berdasarkan status mereka, Ulama Indonesia (MUI) Depok, Persatuan

9 orang merupakan guru PAI PNS dan 13 Umat Islam (PUI), dan Forum Pembauran orang merupakan guru PAI non PNS. Dari Kebangsaan (FPK). Responden yang segi usia, responden yang mengisi kuesioner

menyatakan tidak ikut dalam organisasi terentang dari yang terendah berusia 31 sosial-keagamaan berjumlah 9 orang.

tahun hingga yang tertinggi berusia 59 tahun. Merujuk kepada Undang-Undang Tenaga Kerja Nomor 13 Tahun 2003, usia 15 - 64 adalah usia produktif kerja, maka jika dilihat

336 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

MINAT BACA GuRu PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATuR KEAGAMAAN DI SMA

Urgensi Membaca menurut Guru PAI

Penelitian mengenai minat baca guru PAI juga dilakukan untuk melihat dan mengukur

Berdasarkan data kuesioner dari kemampuan mereka dalam menunjang

responden, sebagian besar mereka informasi dan literatur di sekolah. Dalam

menganggap bahwa kegiatan membaca bagian ini diteliti juga bagaimana mereka

itu sangat penting baik untuk menambah menyerap berbagai informasi dari sumber-

wawasan ataupun juga sebagai bahan sumber dalam jaringan (daring/online). Hal

mengajar untuk menunjang proses kegiatan ini untuk memahami bagaimana mereka

belajar mengajar (KBM) di kelas. Beberapa menyerap berbagai isu-isu keagamaan

guru mengatakan bahwa membaca adalah dan memperluasnya kepada anak didik.

sebuah keharusan untuk mereka, dimana Seperti terlihat dalam Gambar 1 di bawah

selain menjadi guru di sekolah, mereka juga ini yang menyajikan dari mana saja

menjadi guru di majlis taklim, khatib di mereka menambah pengetahuan agama.

masjid-masjid, dan lain-lain. Menariknya, Kebanyakan dari para guru PAI di Depok

dari beberapa guru yang diwawancarai, ada yang menjadi responden penelitian ini atau

satu guru PAI di Depok, yang mengatakan sebanyak 15 guru sangat tertarik menambah

bahwa membaca bukanlah salah satu pengetahuan mereka dari mengikuti

kegiatan yang disukainya, dia lebih memilih pengajian untuk mendengarkan ceramah

kegiatan seperti menjahit baju, mukena agama. Lima (5) orang responden cukup

dan membuat tas yang mempunyai nilai tertarik untuk mengikuti pengajian untuk

ekonomis. Ini sangat mencengangkan, mendengarkan ceramah agama, satu (1)

dimana seorang guru merupakan panduan orang sedikit tertarik mengikuti pengajian

bagi anak didiknya, tempat mereka bertanya untuk mendengarkan ceramah agama dan

hal-hal yang belum mereka pahami, tidak satu orang sama sekali tidak tertarik untuk

mempunyai minat baca. Oleh karena itu, mengikuti pengajian untuk mendengarkan

tidak kaget rasanya ketika ada beberapa ceramah agama. Selain mengikuti pengajian,

hasil penelitian yang menyatakan bahwa mereka juga membaca buku-buku agama,

anak didik merasa guru PAI mereka kurang dimana 15 orang sangat tertarik, 5 orang

up date informasi, kaku, sehingga mereka cukup tertarik, dan 2 orang sedikit tertarik

mencari orang lain, semisal mentor yang membaca buku-buku agama.

dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka khususnya dalam materi-materi

keagamaan 30 .

30 Mahmudah Nur. 2015. Resepsi Aktivis Rohani Islam (ROHIS) Terhadap Bahan Bacaan Keagamaan di

SMAN 48 Jakarta Timur dan SMA Labschool Jakarta Timur. Artikel pada Artikel pada Jurnal Analisa: Jurnal Pengkajian Masalah Sosial keagamaan, Vol. 22 No 01 Juni, Balai Litbang Agama Semarang, h. 107. Lihat juga dalam Agus Iswanto. Literatur Keagamaan Aktivis Rohani Islam di Sekolah Menengah Atas (SMA): Studi

Keagamaan, Vol. 13 No. 3 Desember, Pusat Penelitian Kasus di Kota Serang Propinsi Banten. Artikel pada jurnal

Pendidikan Agama dan Keagamaan, Badan Litbang Edukasi: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan

dan Diklat, Kementerian Agama, h. 404.

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

M A H M u DA H N u R

Gambar 1. Sumber Literatur

Selain itu, dari gambar 1 tersebut keagamaan, 6 orang lainnya merasa cukup juga terlihat, selain buku-buku mereka tertarik, 6 orang sedikit tertarik dan 1 juga mencari informasi ataupun isu-

tidak menjawab pertanyaan. Dari data- isu kegamaan melalui media massa, tv/

data tersebut, dapat dikatakan bahwa para radio, daring dan media sosial. Dimana guru PAI di Depok masih mempunyai minat

11 orang guru merasa tertarik untuk baca yang cukup signifikan untuk mencari mencari informasi baik yang berhubungan

informasi terkait dengan masalah-masalah dengan materi pelajaran maupun isu-isu keagamaan, baik untuk menambah wawasan keagamaan melalui media massa, 9 orang maupun menunjang bahan pengajaran di cukup tertarik, 1 orang sama sekali tidak sekolah. tertarik dan 1 orang tidak menjawab.

Disamping sumber-sumber yang Untuk tv/radio, responden menyatakan dijadikan rujukan untuk mencari informasi

sangat tertarik berjumlah 10 orang dan 9 keagamaan, peneliti juga menanyakan di orang menyatakan cukup tertarik, 2 orang

mana mereka mendapatkan buku-buku lainnya sedikit tertarik mencari informasi yang dijadikan rujukan? Berapa kali mereka

keagamaan via tv/radio, sedangkan 1 orang membeli buku dalam satu tahun, khususnya tidak menjawab pertanyaaan ini. Selain buku-buku keagamaan, berapa budget dana

buku-buku, pengajian, dan media massa, yang disisihkan untuk membeli buku- media daring pun dijadikan informasi buku keagamaan? Gambar 2 di bawah ini untuk mendiskusikan masalah keagamaan, menggambarkan bahwa, sebagian besar dimana 7 orang sangat tertarik, 9 orang para guru PAI di Depok, yakni 11 orang cukup tertarik, 3 orang sedikit tertarik, 2 mendapatkan buku dengan membeli di orang sama sekali tidak tertarik dan 1 orang

toko buku, 6 orang lainnya meminjam/ lainnya tidak menjawab. Hal sama juga membaca buku di perpustakaan sekolah,

berlaku pada media sosial, dimana 9 orang

5 orang meminjam dari keluarga/teman. merasa sangat tertarik mencari informasi Frekuensi berapa kali mereka membeli buku

338 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

MINAT BACA GuRu PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATuR KEAGAMAAN DI SMA

dalam satu tahun juga penting ditanyakan

3 terungkap bahwa terdapat 10 orang untuk mengukur seberapa besar minat membaca literatur keagamaan kurang dari 5 mereka terhadap buku-buku keagamaan. judul, 6 orang membaca sekitar 5-10 buku dan Berdasarkan data responden yang didapat

6 orang membaca >10 judul buku mengenai menyatakan bahwa ada 2 orang yang literatur keagamaan. Selain itu dari Gambar menyatakan hanya sekali membeli buku-

3 tersebut pun nampak bahwa hanya 6 orang buku agama dalam setahun, sedangkan 17 yang membaca 5-10 judul buku dalam waktu orang lainnya menyatakan beberapa kali

6 bulan terakhir, 15 orang membaca kurang membeli buku dalam setahun, sedangkan dari 5 judul buku keagamaan, dan 1 orang

2 orang lainnya menyatakan hampir setiap tidak pernah membaca buku keagamaan. bulan membeli buku dalam setahun dan Keadaan ini berbanding terbalik dengan

1 orang tidak menjawab pertanyaan ini. negara-negara ASEAN, di Singapura, siswa Mengenai biaya membeli buku, sebagian SMA diwajibkan menuntaskan 6 judul buku, besar responden, yakni 11 orang menyisihkan

Brunei 7 judul buku, bahkan di Jepang uangnya sekitar 50.000 – 100.000 rupiah, sebanyak 22 judul buku (Asri, 2012) 31 . Hal ini sedangkan 7 orang lainnya menyisihkan menandakan bahwa minat baca guru PAI di lebih dari 100.000 ribu rupiah, dan 3 orang

Depok masih sangat rendah. menyatakan kurang dari 50.000 rupiah, dan

1 orang tidak pernah menyisihkan uang

Gambar 3. Frekuensi Membaca Buku

untuk membeli buku.

Gambar 2. Alokasi Anggaran Membeli Buku Keagamaan

Merujuk kepada pengertian minat sebelumnya dan berdasarkan data dari kuesioner yang telah dijabarkan, dapat

Selain pertanyaan mengenai disimpulkan, bahwa minat baca guru PAI

kepemilikan dan budget buku, penting juga di Depok masih rendah. Sumber literatur

ditanyakan kepada para guru PAI mengenai yang didapatkan para guru PAI di Depok

frekuensi membaca buku sepanjang hidup hanya sebatas untuk memenuhi kewajiban

dan apa saja buku yang telah dibaca dalam mereka sebagai guru. Mereka masih belum

waktu 6 bulan terakhir khususnya untuk literatur keagamaan. Poin ini dianggap penting untuk menentukan, seberapa besar

31 Nining Asri. 2012. “Fakta Minat Baca di

minat baca guru PAI di Depok. Dari data Indonesia.” Didapat dari https://sahabatguru. responden yang terlihat dalam Gambar wordpress.com/2012/08/29/fakta-minat-baca-di-

indonesia/, diakses pada 14 November 2016.

Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 | http://jurnaledukasikemenag.org This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

M A H M u DA H N u R

punya kesadaran dan belum menganggap keperluan penelitian ini, maka digunakan penting kegiatan membaca, karena menurut

bidang-bidang al-Qur’an dan ilmu yang M. Nugroho 32 seseorang yang telah terbiasa

berkaitan (seperti tafsir), aqidah, akhlak, mengerjakan kegiatan membaca akan selalu

fikih dan sejarah Islam. Ini sesuai dengan tetap membaca, sehingga akan tercipta materi-materi yang diajarkan dalam

budaya baca di dalam dirinya. Namun, dari Pendidikan Agama Islam. Berikut beberapa beberapa pertanyaan di atas, juga terlihat literatur yang berhasil dihimpun melalui upaya guru dalam mengembangkan minat kuesioner dengan guru PAI di Depok : baca mereka, dimana mereka menjadikan

perpustakaan sekolah sebagai tempat Al-Quran-Hadits

untuk meminjam dan membaca buku-buku Buku-buku yang termasuk kelompok ini keagamaan dalam menunjang wawasan

meliputi:

mereka. Ini menandakan bahwa faktor

lingkungan juga menjadi faktor penting No Nama

Pengarang

Keterangan

dalam mengembangkan minat baca. Seperti Kitab ini merupakan kitab hadits

1 Bulughul

Ibnu Hajar

tematik yang memuat hadits-hadits

yang diungkapkan salah satu guru yang

Maram

al-asqalani

yang dijadikan sumber pengambilan

pernah mengatakan dalam wawancaranya, hukum fikih oleh para ahli fikih.

Buku ini menggunakan metode

bahwa biasanya dia mengisi waktu luang

Tafsir tematik untuk memberikan

jawaban atas kebutuhan masyarakat

di perpustakaan untuk mencari buku-

tafsir al-

akan petunjuk Al-Qur’an. Di mana

buku referensi terkait materi yang akan Al-Qur’an tidak ditafsirkan ayat

2 Qur’an

demi ayat, melainkan dengan

diajarkan.s

menggabungkan ayat-ayat yang berbicara tentang tema yang sama.

Salah satu kitab Tafsir yang paling banyak diterima dan tersebar di

Pilihan Literatur Guru PAI

kalangan umat Islam. Kitab ini

tafsir Ibnu

disusun dengan cara menyebutkan

Ragam literatur Guru PAI di Kota 3 Katsir

Ibnu Katsir

ayat terlebih dahulu, kemudian

Depok sangat bervariasi. Berdasarkan hasil menjelaskan makna secara umum,

(terjemahan)

selanjutnya menafsirkannya dengan

penyebaran kuesioner diperoleh 73 judul ayat, hadits, perkataan sahabat dan

tabi’in .

buku yang dibaca oleh para guru PAI di Depok.

Buku ini merupakan terjemahan

Secara umum, peneliti mengelompokkan dari Shuarun min Tasbih al-Kainaat

Lillah . Buku ini terbit pada tahun

buku yang dibaca oleh para guru PAI di 2003, yang berisi tentang alam, Bertasbih Najjar

4 Ketika Alam

Dr. Zaghlul An

yakni langit, bumi dan beserta

Depok mengacu pada sistem klasifikasi

isinya juga mempunyai hukum dan

subjek Islam, yang merupakan adaptasi dan kehidupannya sendiri.

tafsir ini merupakan tafsir al-Qur’an

perluasan DDC ( Dewey Decimal Classification), 30 Juz yang ditulis dengan warna yang merupakan sistem klasifikasi dalam keindonesiaan. Penulis memberikan

5 tafsir al-

Prof. Quraisy

warna yang menarik dan khas serta

dunia perbukuan dan perpustakaan sangat relevan untuk memperkaya . Untuk

33 Misbah

Syihab

khazanah pemahaman dan penghayatan kita terhadap rahasia makna ayat-ayat Allah.

32 Dalam Putri, Loc. Cit, h. 12. 33 Kailani, Muh (Penyunting). 2003. Daftar Tajuk

Subyek Islam dan Sistem Klasifikasi Islam: Adaptasi dan Perluasan DDC Seksi Islam. Jakarta: Departeman Agama

RI, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Puslitbang Lektur Keagamaan, Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, h. 117.

340 EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan | http://jurnaledukasikemenag.org

This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/)

MINAT BACA GuRu PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP LITERATuR KEAGAMAAN DI SMA

Buku ini merupakan kumpulan

Buku ini berisi mengenai hukum-

makalah dan ceramah yang pernah disampaikan oleh penulisnya pada

3 Masail

Prof. Drs. H.

hukum fiqih yang terjadi di

Fiqhiyah

Masjfuk Zuhdi

masyarakat luas, seperti hukum

rentang waktu 1975 hingga 1992.

transplantasi dalam pandangan

Tema dan gaya pembahasan ini

Islam dan lain-lain.

terpola menjadi dua bagian. Bagian

Buku ini membahas dan

menampilkan perbandingan mazhab 6 Membumikan

pertama, penulis menjabarkan

mengenai syariah, ijtihad, ikhtilaf, al-Qur’an

Prof. Quraisy

dan membahas pelbagai aturan

Perbandingan

Syihab

main berkaitan dengan memahami

4 Mazhab

M. Ali Hasan

al-Qur’an. Bagian kedua, penulis dan pola pemikiran serta dasar- dasar pengambilan hukum para

mendemonstrasikan

keahliannya

imam mujtahid.

dalam memahami, sekaligus mencarikan jalan keluar bagi

Buku ini mengupas hal-hal apa saja yang diwajibkan terhadap orang

problem-problem intelektual dan

tuntutan

sosial di dalam masyarakat dengan

M.

yang sedang sakit, apa saja yang

berpijak pada aturan main al-Qur’an. Nashiruddin

Lengkap

5 Mengurus

diperbolehkan ketika ada seseorang

yang meninggal dan apa saja yang

Penulis buku ini berupaya keras

Jenazah

albani

wajib dilakukan oleh kerabatnya

memunculkan

keistimewaan-

terhadap sang mayat.

keistimewaan al-Qur’an dengan cara

Buku ini menjelaskan keutamaan Qur’an

7 Mukjizat al- Prof. Quraisy

yang unik dan mudah dipahami.

Syihab

Penulis menampilkan keistimewaan

wanita dalam kacamata Islam

al-Qur’an secara subyektif sebagai dengan memberikan jawaban- muslim, juga secara obyektif dan

Keistimewaan

Dr. Salahuddin

6 Wanita atas

jawaban yang jelas dan tegas

analisis ilmiah. terhadap isu-isu mengenai wanita yang dianggap bahwa Islam telah Kaifa

Pria

sulthan

bersikap diskriminatif dan zhalim. Nata’mal

Kitab ini membahas tentang

Buku ini berisi mengenai 8 Ma’a al

Yusuf

Praktik dan

sunnah al Qardhawi

mengamalkan al sunnah sebagai sumber kedua setelal al-Quran di

7 Mudah

ali Mahmud

pengetahuan batas minimal

membayar zakat (nishab) dan cara Nabawiyah

Menghitung

Uqaily

dalam Islam.

Zakat

menghitungnya.

Buku ini mengupas lebih dari tiga puluh topik yang menarik tentang

Buku ini berisi tentang hukum dalam islam ditinjau dari mazhab

kematian, dosa, hari akhir, neraka, seni, makanan, pakaian dan lai-lain.

yang empat, mengenai hukum

fikih sehari-sehari. Buku ini dimulai 9 Wawasan

8 fiqih Islam

sulaiman

topik-topik tersebut disajikan dan

Rasyd

Prof. Quraisy dengan pembahasan thaharah dibahas melalui perspektif al-Qur’an al-Qur’an

Syihab

oleh penulisnya. Dimana penulisnya

dan diakhiri dengan pembahasan khilafah.

berusaha memunculkan al-Qur’an untuk berbicara langsung mengenai problem yang dihadapi dan dialami oleh masyarakat terkait tema-tema

Akhlak

di atas.

Buku-buku dalam kategori ini, yang paling banyak dibaca oleh guru PAI di

Fiqih

Depok. Tema-tema yang paling banyak Buku-Buku fiqih yang dibaca oleh guru

dibaca adalah tema mengenai motivasi dan PAI di Depok meliputi:

nasehat-nasehat mengenai hati, hari kiamat,

keimanan dan lain-lain. Buku-buku dalam

No Nama Pengarang

Keterangan

Kitab ini merupakan kitab hadits

kategori ini meliputi:

1 Bulughul Ibnu Hajar

tematik yang memuat hadits-hadits

Maram al-asqalani

yang dijadikan sumber pengambilan hukum fikih oleh para ahli fikih.

Buku ini berisi tentang hukum fikih

Kitab yang menghimpun mutiara

sehari-hari yang sering dipraktikkan

dan juga kisah-kisah menarik 2 fiqih sunnah

1 Nasihin

Durratun

Utsman ibn

nasehat, peringatan-peringatan,

oleh umat Islam, nilai kompromi

Hasan al-

yang meliputi ranah duniawi dan Sayyid Sabiq

lintas mazhab dan penggunaan