PELATIHAN UMKM DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN ANGGOTA IPEMI (Studi Kasus Toko Women Style – BG Junction)

  

PELATIHAN UMKM DALAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN

ANGGOTA IPEMI

(Studi Kasus Toko Women Style

  • – BG Junction)

  Titis Tatasari STIE Mahardhika Surabaya

  

ABSTRAK

  Keberhasilan para pengusaha muslimah, baik di tingkat daerah, nasional, maupun regional, diharapkan dapat menjadi inspirasi dan semangat bagi para muslimah lainnya untuk terus mengembangkan usaha dan berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan pelatihan UMKM sebagai upaya untuk memberikan edukasi tentang profesionalisme pada penyelenggaraan usaha. Metode yang digunakan yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian ini terletak di toko Women Style yang khusus menjual produk fashion wanita di BG-Junction Surabaya. Hasil dari penelitian ini adalah pelatihan dan motivasi yang diberikan oleh pengurus dan trainer

  IPEMI kepada pemilik dan staff Women Style, ternyata dapat meningkatkan omset mencapai 50% dalam kurun waktu 2 tahun. Kata Kunci: Pelatihan, UMKM, IPEMI, Peningkatan Kesejahteraan.

  PENDAHULUAN

  Perkembangan zaman serba modern seperti sekarang ini, mendorong banyak perubahan pada kondisi ekonomi masyarakat, dimana transaksi jual beli lebih banyak didominasi oleh perempuan. Para perempuanpun tidak hanya terlibat dalam pembelanjaan saja, tetapi juga berinovasi dengan menjadi pengusaha agar tetap bisa berkarir dan memenuhi kodratnya sebagi perempuan. Kondisi seperti itu seperti yang telah dikenal masyarakat dalam syariat islam, dimana para perempuan muslim yang ingin berkarya dianjurkan untuk tetap menyeimbangkan perannya sebagai perempuan sekaligus sebagai ibu. Melihat hal tersebut, maka berdirilah

  IPEMI (Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia) yang didirikan di Jakarta pada tanggal Selasa, 21April 2015, untuk selanjutnya akan digunakan istilah

  IPEMI. Sedangkan untuk DPC IPEMI Cabang Kota Surabaya didirikan kurang lebih satu tahun setelah IPEMI Pusat berdiri, yakni dilakukan pelantikan resmi IPEMI Surabaya, di Hotel Garden Palace, akhir tahun 2016. IPEMI memiliki kedudukan dan fungsi yang strategis, terutama bagi pengembangan usaha-usaha para muslimah, yang mana dapat terus digunakan untuk mengembangkan dan berkontribusi pada pembangunan nasional. Selain itu, keberadaan IPEMI juga diharapkan dapat membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui penguatan ekonomi para pengusaha muslimah, jamaah Majelis Taklim, maupun komunitas Islami lainnya.

  Keberhasilan para pengusaha muslimah, baik di tingkat daerah, nasional, maupun regional, diharapkan dapat menjadi inspirasi dan semangat bagi muslimah-muslimah lainnya untuk terus mengembangkan usaha dan berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat berbasis ekonomi kerakyatan. Keberadaan IPEMI menjadi sangat penting bagi para Pengusaha Muslimah di Indonesia, karena IPEMI dapat menjadi wadah untuk melakukan sinergi dan pengembangan jaringan usaha, termasuk untuk meningkatkan daya saing usaha dalam menghadapi tantangan ekonomi global. Berdasarkan pada Latar Belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah bentuk pelatihan UMKM sebagai upaya peningkatan kesejahteraan anggota IPEMI Surabaya di Toko Women Style

  • – BG Junction? dan apa sajakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelatihan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), sebagai upaya Peningkatan Kesejahteraan Anggota

  IPEMI Surabaya di Toko Women Style

  • – BG Junction?

  Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, maka tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis- jenis Pelatihan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) pada peningkatan kesejahteraan anggota IPEMI Surabaya di Toko Women Style

  • – BG Junction, dan untuk selanjutnya akan digunakan istilah UMKM. Tujuan lainnya adalah untuk faktor penghambat dan pendorong UMKM, dalam meningkatkan kesejahteraan anggota IPEMI Surabaya di Toko Women Style – BG Junction.

  Manfaat dalam penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara teoritis maupun praktis. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu masukan bagi pengurus

  IPEMI SURABAYA, dalam melakukan pemberdayaan UMKM untuk melaksanakan kegiatan sebaik mungkin, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Bagi kalangan akademisi, dapat dijadikan sebagai bahan acuan di bidang penelitian sejenis atau sebagai bahan pengembangan, apabila akan diadakan penelitian lanjutan. Sedangkan secara teoritis dapat mengembangkan dan menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam bidang Ilmu Manajemen.

  Pelatihan Pelatihan di kalangan masyarakat umum dikenal sebagai aktivitas untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan dilakukan berbagai pendekatan, seperti meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, atau perubahan pada seorang individu.

  Menurut Bernardin & Russell (dalam Gomes, 2000:197), pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki performan pekerja pada pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.

  Pelatihan lebih berkaitan dengan peningkatan keterampilan karyawan yang sudah menduduki suatu pekerjaan atau tugas tertentu sehingga lebih menekankan pada keterampilan (skill).

  Pelatihan merupakan cara terpadu yang diorientasikan pada tuntutan kerja aktual, dengan penekanan pada pengembangan skill, knowledge, dan ability. Selanjutnya Soeprihanto (2001) menyatakan bahwa, “Pelatihan adalah kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dari keterampilan operasional dalam menjalankan suatu pekerjaan, dan dapat dikatakan juga bahwa pelatihan merupakan suatu proses pembinaan pengertian dan pengetahuan terhadap sekelompok fakta, aturan serta metode yang terorganisasikan dengan mengutamakan pembinaan kejujuran dan keterampilan operasional”. Manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya pelatihan adalah dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas produktivitas, mengurangi waktu belajar yang diperlukan setiap individu untuk mencapai standart kerja, menciptakan sikap loyalitas, kerjasama yang lebih menguntungkan, memenuhi persyaratan perencanaan sumber daya manusia dan membantu setiap individu dalam meningkatkan dan mengembangkan dirinya.

  Adapun prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan dan pelatihan menurut Nasution (2000:74) yaitu :

TINJAUAN PUSTAKA

  1) Motivasi Motivasi yang tinggi memudahkan karyawan (peserta pelatihan) mempelajari, menyerap pengetahuan ketrampilan baru.

  Pendidikan dan pelatihan ini menjadi alat untuk mencapai tujuan seperti upah dan promosi, sehingga peserta semakin termotivasi untuk menjalani. 2) Laporan Kemajuan

  Laporan dibutuhkan untuk mengetahui perkembangan kemajuan peserta dan sejauh mana pemahaman peserta terhadap pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan. Sehingga peserta dapat terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya. 3) Umpan Balik

  b.

  Menurut Hafsah (2004), bahwa upaya untuk Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada hakekatnya merupakan tanggungjawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Dengan mencermati permasalahan yang dihadapi oleh UKM, maka kedepan perlu diupayakan hal-hal sebagai berikut:

  Di dalam Undang-Undang Nomor 9 tahun 1995 tentang usaha Kecil, telah ditentukan bahwa usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memiliki kriteria kekayaan bersih paling banyak Rp.200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) atau hasil penjualan tahunan paling banyak Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah), serta kepemilikannya pun telah ditetapkan pula dalam Pasal 5 undang-undang tersebut, yaitu usaha kecil harus dimiliki oleh Warga Negara Indonesia.

  e.

  Usaha besar yaitu mempunyai 100-lebih dari tenaga kerja.

  d.

  Usaha kecil yaitu mempunyai 6-19 tenaga kerja, c. Usaha menengah yaitu yang mempunyai 20-99 tenaga kerja,

  Usaha rumah tangga yaitu mempunyai 1-5 tenaga kerja,

  Partisipasi aktif perlu diberikan saat pelatihan seperti adanya sebuah penghargaan supaya peserta semakin termotivasi dengan pendidikan dan pelatihan. 4) Praktek

  b. Usaha produksi/industri atau jasa konstruksi, mempunyai modal tidak lebih dari Rp.200.000.000,. 2) Menurut Bank Indonesia, usaha kecil adalah suatu usaha yang mempunyai total asset maksimal Rp.600.0000.000,- tidak termasuk rumah dan tanah yang ditempati. 3) Menurut Biro Pusat Statistik : a.

  1) Suatu usaha dinyatakan sebagai usaha kecil jika : a. Usaha perdagangan atau jasa yang mempunyai modal tidak lebih dari Rp.800.000.000,-.,

  Berikut ini beberapa batasan usaha kecil dilihat dari modal awal, asset, pendapatan, dan jumlah tenaga kerja (Kanisius, 2000):

  Sampai dengan sekarang masih terdapat beberapa perbedaan mengenai pengertian usaha kecil, baik menurut undang-undang, perbankan, Biro Pusat Statistik, dan lembaga lembaga lainnya. Apa yang menjadi batasan usaha kecil masih susah untuk dijelaskan. Penentuan batasan usaha kecil, orang cenderung melihat kepada modal awal, asset, dan pendapatan.

  Salah satu prinsip pendidikan dan pelatihan juga dikatakan dengan adanyanya individual differences, dimana setiap orang berbeda sehingga dapat diketahui perbedaan daya serap pendidikan dan pelatihannya guna pencapaian tujuan pengetahuan dan ketrampilan yang telah diberikan. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

  Kesempatan untuk mempraktekkan pengetahuan dan ketrampilan baru perlu dilakukan agar diketahui sejauh mana daya serap pengetahuan dan pelatihan yang diperoleh. 5) Perbedaan Individu

  a. Penciptaan Iklim Usaha yang Kondusif; pemerintah perlu mengupayakan terciptanya iklim yang kondusif antara lain dengan mengusahakan ketenteraman dan keamanan berusaha serta penyederhanaan prosedur perijinan usaha, keringanan pajak dan sebagainya.

  Permodalan; pemerintah perlu memperluas skim kredit khusus dengan syarat-syarat yang tidak memberatkan bagi UKM, untuk membantu peningkatan permodalannya, baik itu melalui sektor jasa finansial formal, sektor jasa finansial informal, skema penjaminan, leasing dan dana modal ventura. Pembiayaan untuk Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sebaiknya menggunakan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang ada, maupun non bank. Lembaga Keuangan Mikro bank antara Lain: BRI unit Desa dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Sampai saat ini BRI memiliki sekitar 4.000 unit yang tersebar diseluruh Indonesia. Dari kedua LKM ini sudah tercatat sebanyak 8.500 unit yang melayani UKM. Untuk itu perlu mendorong pengembangan LKM. Yang harus dilakukan sekarang mi adalah bagaimana mendorong pengembangan LKM ini berjalan dengan baik, karena selama ini LKM non koperasi memiliki kesulitan dalam legitimasi operasionalnya. Perlindungan Usaha; jenis-jenis usaha tertentu, terutama jenis usaha tradisional yang merupakan usaha golongan ekonomi lemah, harus mendapatkan perlindungan dan pemerintah, baik itu melalui undang- undang ataupun peraturan pemerintah yang bermuara kepada saling menguntungkan.

b. Bantuan

  Menurut undang-undang no. 20 tahun 2008 mengenai Usaha Mikro, Kecil dan Menengah mendefinisikan antara lain : a. Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria yang diatur dalam undang-undang.

  b. Sedangkan usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria yang diatur dalam undang- undang.

  c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-undang. Adapun kriteria UMKM menurut undang-undang no.20 tahun

  2008 adalah: Usaha Mikro

  a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

  b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).

  Usaha Kecil

  a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari rp 300.000.000,00 (tigas ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

  Usaha Menengah

  a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

  Teori Kesejahteraan Berkembangnya konsep kesejahteraan tidak terlepas dari perkembangan peradaban masyarakat yang terus maju. Titmuss dalam Purwowibowo (2014) menyatakan terdapat 3 bentuk kesejahteraan di masyarakat modern saat ini, yaitu Kesejahteraan keuangan (fiscal welfare); kesejahteraan pekerjaan (occupational

  welfare); dan kesejahteraan sosial

  (sosial welfare). Adapun definisi kesejahteraan keuangan (fiscal welfare) adalah sebuah produk dari hukum pajak yang dirancang, dimana kesejahteraan keuangan diberikan dari hasil pajak pemerintah federal, Negara, atau pemerintah lokal. Kesejahteraan fiscal juga sudah diberikan pada kelompok sosial ekonomi kecil, kalau di AS disebut dengan program “anti

  kemiskinan

  ” sedangkan di Indonesia disebut “pengentasan kemiskinan”. Kesejahteraan Kerja (Occupational

  Welfare) adalah suatu program

  kesejahteraan yang dirancang untuk memberikan bantuan kepada para pekerja baik yang bekerja di perusahaan maupun anggota keluarga yang bekerja di keluarganya. Bentuk kesejahteraan ini termasuk asuransi kesehatan, pemberian bantuan pension, membayar ongkos berobat di rumah sakit, biaya rekreasi, dan lain sebagainya. Kesejahteraan Sosial (Social Welfare) adalah suatu kegiatan yang meliputi pelayanan terhadap orang miskin dan juga kegiatan pemberian bantuan kepada semua kelompok yang berpenghasilan rendah.

  Sedangkan menurut UU No 11 Tahun 2009 pasal 1 dan 2, kesejahteraan sosial merupakan suatu keadaan terpenuhinya kebutuhan hidup yang layak bagi masyarakat, sehingga mampu mengembangkan diri dan dapat melaksanakan fungsi sosialnya yang dapat dilakukan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat dalam bentuk pelayanan sosial yang meliputi rehabilitasi sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial, dan perlindungan sosial.

  Kesejahteraan merupakan suatu hal yang bersifat subjektif, sehingga setiap keluarga atau individu di dalamnya yang memiliki pedoman, tujuan, dan cara hidup yang berbeda akan memberikan nilai yang berbeda tentang faktor-faktor yang menentukan tingkat kesejahteraan (BKKBN 1992, diacu oleh Nuryani 2007) Kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (2007) adalah suatu kondisi dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga tersebut dapat dipenuhi sesuai dengan tingkat hidup.

  Kesejahteraan adalah sebuah tata kehidupan dan penghidupan sosial, material, maupun spiritual yang diikuti dengan rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman diri, rumah tangga serta masyarakat lahir dan batin yang memungkinkan setiap warga negara dapat melakukan usaha pemenuhan kebutuhan jasmani, rohani dan sosial yang sebaik-baiknya bagi diri sendiri, rumah tangga, serta masyarakat dengan menjunjung tinggi hak-hak asasi (Rambe, 2004). Arthur Dunham dalam Sukoco (1991) mendefinisikan kesejahteraan sosial sebagai kegiatan- kegiatan yang terorganisasi dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan dari segi sosial melalui pemberian bantuan kepada orang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan di dalam beberapa bidang seperti kehidupan keluarga dan anak, kesehatan,penyesuaian sosial, waktu senggang, standar-standar kehidupan, dan hubungan-hubungan sosial. Pelayanan kesejahteraan sosial memberi perhatian utama terhadap individu-individu, kelompok-kelompok, komunitas-komunitas, dan kesatuan- kesatuan penduduk yang lebih luas; pelayanan ini mencakup pemeliharaan atau perawatan, penyembuhan dan pencegahan.

  • – BG Junction adalah baju yang terbuat dari berbagai macam kain, seperti:

  Toko Women Style

  Jenis Produk yang dijual Toko Women Style

  (1) Kain Blacu adalah jenis kain yang dibuat dari kapas sebagai bahan dasarnya. Kain jenis ini sangat fleksibel sehingga mudah untuk dibentuk untuk menjadi berbagai macam kreasi dan cocok ditambahkan hiasan-hiasan tertentu,Kain ini termasuk jenis yang ramah lingkungan karena bahan dasar pengolahannya alami. Kita dapat dengan mudah menemukan kain blacu ini di mana- mana, sebagai contoh yang dipakai untuk pembungkus tepung terigu. (2) Kain Wools, kain ini termasuk kain yang cukup berat, kita sering melihat kain ini digunakan sebagai bahan dasar untuk pembuatan pakaian hangat atau sweater. Kain wools mempunyai keunggulan tersendiri yaitu lebih awet dibanding kain jenis lain jika cara perawatannya dilakukan dengan benar. (3) Kain PE (Poly Ester), Kain ini memiliki kemiripan dengan kain katun, namun dari segi kualitasnya kain PE berada satu tingkat di bawah kualitas kain katun. Bahan dasar dari kain ini terbuat dari benang polyester.Bahan ini terbuat dari serat sintetis yang dibuat dari hasil minyak bumi yang kemudian menghasilkan fiberpoly. Oleh karena sifat bahan dasarnya yang tidak alami, maka bahan ini tidak dapat menyerap keringat dan panas saat dipakai. (4) Kain Rayon, dikenal juga sebagai

  • – BG Junction Awal mula berdirinya Toko Women Style – BG Junction tidak diketahui keterangan secara jelas bulan dan tahunnya. Tetapi pertama kali berdirinya toko ini karena dilatar belakangi oleh hobi pemiliknya terhadap fashion. Dimana fashion dilihat sebagai kecenderungan dari setiap individu atau masyarakat. Terdapat dua kecenderungan sosial yang membentuk fashion yaitu saling berkaitan dan membentuk kesatuan, jika tidak terdapat salah satu kecenderungan tersebut maka fashion tak akan terbentuk. Melihat luasnya segmen pasar, pemilik toko berusaha menangkap peluang yang ada, dimana segmentasi pasar luas direncanakan untuk mengetahui kebutuhan dan keinginan berbagai kelompok spesifik, sehingga barang dan jasa khusus dapat dikembangkan dan ditingkatkan untuk memuaskan kebutuhan setiap kelompok dan Studi segmentasi juga digunakan untuk menuntun perancangan ulang atau pengaturan ulang posisi produk tertentu atau penambahan segmen baru. Riset segmentasi digunakan oleh para pemasar , berbagai stasiun TV dan radio sampai surat kabar dan majalah untuk menutup kesenjangan produk; mengenali media yang paling cocok untuk menempatkan iklan; dan menentukan karakteristik pemirsa dan pendengar serta mengumumkan temuan-temuan untuk menarik para pemasang iklan yang mencari pendengar yang serupa.

  rayon viskoca atau sutra buatan di

  dalam industri tekstil. Jenis kain ini tampak berkilau dan juga tidak mudah kucut. Secara khusus, kain rayon digunakan untuk industri kain batik di Indonesia,Jenis kain rayon digunakan sebagai pelengkap busana seperti jaket, jas, daster, syal, dasi, topi, atau kain pelapis sepatu. Selain itu, juga dipakai untuk pelengkap perabot rumah tangga, alat-alat kebutuhan industri serta barang kesehatan pribadidan Kelebihan kain ini terdapat pada: daya serapnya yang tinggi, tidak mudah kusut, halus, dan tahan lama. Sedangkan kekurangannya adalah tidak elastis dan mudah terbakar. (5) Kain Sutra, termasuk salah satu kain termewah dan termahal dibanding kain yang lain. Teksturnya yang sangat lembut dan sangat ringan membuat kita harus berhati-hati dalam penjahitan serta perawatannya, seperti saat pencucian dan penyetrikaan. Kain sutra juga merupakan bahan dasar dari yang terkenal dengan sejarahnya sebagai pakaian para bangsawan kerajaan Sriwijaya sehingga bernilai jual tinggi dan antik. (6) Kain Katun, terbuat dari serat kapas yang ringan namun kuat sehingga kain jenis ini merupakan yang paling banyak diminati untuk dijadikan sebagai pakaian. Bahan kain ini sudah digunakan sejak berabad-abad yang lalu oleh manusia. Kain katun memiliki beberapa jenis yakni di antaranya:

  a. Katun Biasa: agak kaku, sedikit tipis, dan tidak melar/stretch. Memiliki daya serap sedang hingga bagus. Harga relatif murah dengan motif biasanya polos, garis, bunga-bunga, bahkan abstrak.

  Teksturnya halus, daya serap sangat bagus, permukaan lebih halus. Harganya relatif mahal dari katun biasa. Sering dipakai untuk membuat sprei dan cocok untuk blouse wanita. Ciri khusus kain ini dapat dilihat dari: bagian ujung s isi bahan ada tulisan “Japan Design” atau bisa juga kode warna.

  c. Katun Paris: Kualitas katun paris sebenarnya hampir sama dengan katun jepang, akan tetapi hanya lebih tipis saja. Daya serapnya bagus sehingga harganya pun relatif mahal. Digunakan untuk pembuatan blouse wanita atau kerudung.

  d. Katun Silk: Dinamakan ‘silk’ karena permukaan kain ini terlihat mengkilap. Namun, kekurangannya terdapat pada daya serap keringat yang rendah, bahkan paling rendah dari jenis katun yang lain. Meski begitu, kilap pada kain ini tidak akan hilang walaupun dicuci. Harganya relatif lebih mahal tapi biasanya masih lebih murah dari katun jepang. Sekarang jenis kain ramai digunakan untuk pembuatan dress dan rok.

  e. Katun

  Kombed (Cotton Combed), merupakan jenis

  kain katun yang pada tahapnya

  finishing-nya dilakukan

  penyisiran/combed dengan tujuan serat-serat kapas halus pada kain tersebut dapat dipisahkan sehingga kain menjadi lebih halus dan tidak berbulu. Kain jenis ini kebanyakan digunakan sebagai bahan untuk pembuatan kaos distro. Ukuran kain ini biasanya terdiri dari 20s, 24s, dan 30s. Angka pada ukuran tersebut menunjukkan ukuran benang yang digunakan dalam pembuatan. Semakin tinggi angkanya menunjukkan semakin tipis benangnya sekaligus menunjukkan kelenturan atau kelemasan kain tersebut.

b. Katun Jepang: terbuat dari combed 100% full cotton.

  Karded (Cotton

f. Katun

  Carded), Perbedaan kain ini dengan kain katun kombed hanya di satu bagian saja, yakni jenis kain katun karded tidak melalui tahapan penyisiran pada saat finishing- nya. Oleh karena itu, pada kain ini masih terdapat serat-serat kapas yang halus sehingga harganya pun relatif lebih murah dibanding kain katun kombed. (7) Kain Satin, permukaan kain ini licin dan mengkilap sama halnya dengan kain katun silk tapi hanya pada satu sisi sedangkan sisi lainnya terlihat lebih suram. Kain satin sekarang mulai digunakan untuk pembuatan kerudung. (8) Kain Denim, tekstur kain ini kasar, sangat tebal dan tidak mudah kusut serta memiliki ciri khas yang unik. Kain denim hampir disukai setiap kalangan karena semakin gelap warnanya akan semakin mudah mencari padanannya bajunya. Denim yang gelap juga terkesan lebih formal dan rapi dibanding yang terang dan ‘belel’. (9) Kain Spandex/Lycra, dikenal juga dengan nama ‘Lycra’. Kain yang biasanya digunakan untuk bahan pembuatan pakaian dalam ini bertekstur lembut, elastis, kuat, dan licin. Daya elastis kain ini bisa mencapai lima kali lipat dari bahan dasarnya tanpa rusak sedikitpun. Kain ini juga sering dibuat untuk busana pesta, casual wear, hingga jaket. Bahan ini terbuat dari serta kayu Eucalyptus (sejenis pohon pinus). Bahan spandex terdiri dari yang murni dan campuran dengan rayon. Ciri-ciri kain ini yakni: terasa lembut dan dingin saat bersentuhan dengan kulit kita; bahannya ‘jatuh’, tidak kaku, dan warnanya mengkilap; menyerap keringat, bisa dicuci dry clean; dan biasanya bahan/pakaian akan rusak jika direndam lebih dari satu jam di dalam detergen. (10) Kain Cashmer, Tergolong bahan kain yang mewah dengan kualitasnya yang prima. Kebanyakan pakaian dengan bahan kain ini memiliki harga yang mampu menguras isi kantong kita. Cashmere bisa dipadupadankan dengan rok elegan ataupun jeans, tetap mampu membawa kesan mewah dan berkelas. Bahan kain ini semakin sering dicuci akan semakin halus, namun cara pencuciannya tentu berbeda dengan kain jenis lain. Ada sampo khusus untuk pencucian kain cashmere ini. (11) Kain Jersey, Bahan kain yang satu ini pasti sangat dikenal oleh para olahragawan, karena kebanyakan kaos-kaos/seragam olahraga menggunakan kain ini dalam pembuatannya. Kain ini melekat pada tubuh dan ‘jatuh’-nya terlihat sangat enak. Untuk saran, pilihlah jersey olahraga yang ukurannya satu tingkat di atas baju kita yang lain agar tidak menimbulkan kesan melekat ketat, sehingga kurang enak dipandang. Mo bisa menjadi pilihan tepat untuk dijadikan pakaian olahraga. (12) Kain Tenun, merupakan kain yang dihasilkan dari alat tenun tradisional. Beberapa daerah seperti Lombok, Sumatra, dan lain-lain merupakan sentra kain tenun khas di Indonesia. Kain-kain tenun tersebut memiliki ciri khasnya masing-masing. Selain itu, proses pengerjaannya yang relatif lebih lama dari jenis kain lain membuat harga kain bisa sangat tinggi. Oleh karena itu, kain tenun tradisional akhir-akhir ini dilirik untuk memberikan warna baru dalam dunian fashion Indonesia. (13) Kain Brokat, Berasal dari kata

  ‘broccato’ yang berarti kain yang

  disulam. Kain jenis ini biasa digunakan untuk pakaian formal karena memiliki kesan mewah serta

  IPEMI Surabaya, yang mempunyai usaha UMKM di bidang penjualan fashion yaitu Toko Women Style

  elegan. Banyak juga brokat yang dipadukan dengan sutra ataupun ornamen mewah lain seperti benang berwarna perak atau keemasan. Contoh pakaian dengan bahan dasar brokat adalah kebaya, pakain pesta, bahkan baju pernikahan.

  a. Warna yang sering orang banyak dicari adalah warna- warna yang natural

  b. Alasan memilih tempat di mall bukan di tempat lain c. Alasan karena ruang pasar segmen yang meluas

  • – BG Junction.

  Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Januari sampai dengan Juni 2017, waktu yang digunakan untuk penelitian selama 6 (enam) bulan namun demikian data keuangan yang digunakan dalam penelitian itu merupakan proses yang berlangsung selama kurun waktu sekitar 1 (satu) tahun, yaitu sejak bulan Agustus 2016. Subyek dalam penelitian ini adalah semua yang ada di Toko Women Style

  Penelitian kualitatif ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan UMKM, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan anggota

  IPEMI Surabaya. Serta mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pemberdayaan UMKM dalam pelaksanaannya di lapangan. Penelitian ini dilakukan di salah satu anggota

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5), mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Moleong, 2007:4).

  • – BG Junction. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data dari informan dan data sekunder untuk melengkapi data primer.
  • – BG Junction Berdasarkan tabel subjek penelitian diatas, bahwa dalam pemilik usaha adalah suami istri yang sudah full time di usaha trading dan mempunyai 1 orang karyawan. Data sekunder penelitian ini adalah dokumen yang berupa arsip-arsip yang mendukung dalam penelitian, termasuk laporan penjualan dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi.
  • – BG Junction. Peneliti saat melakukan wawancara dengan
informan menggunakan alat bantu berupa handphone, bollpoin, block note, kamera digital. Selajutnya dilakukan observasi, dengan tujuan melihat secara langsung keadaan dan suasana kegiatan di Toko Women Style

  Tabel 1. Tabel Subjek Penelitian No Nama Jenis Kelamin Umur Pendidikan Jabatan

  1 Bu Miftha P

  27 S1 Pemilik

  2 Pak B L

  45 S1 Pemilik

  3 Si A P

  28 SMA Karyawan Sumber : Toko Women Style

  Tehnik pengumpulan datanya menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi.

  Wawancara dilakukan dengan semi terstruktur, agar memperoleh data yang lebih dalam tentang pengaruh pelatihan UMKM dalam peningkatan kesejahteraan anggota IPEMI di Toko Women Style

  Data Primer penelitian ini terdiri dari informan utama dan informan pendukung. Berikut rincian subjek penelitian sebagai berikut:

  • – BG Junction. Pengamatan ini diharapkan dapat melengkapi data dari wawancara. Terakhir dengan menggunakan dokumentasi, dokumentasi adalah pengumpulan arsip-arsip laporan, buku- buku, majalah, sebagai bukti yang menunjukkan peristiwa atau kegiatan yang berhubungan dengan penelitian ini.

  Sumber data dalam penelitian ini yaitu: pertama data primer berupa data-data dari key informan dan informan dari obyek penelitian yaitu pemilik dari Toko Women Style yang membuka usaha di supermarket BG Junction Surabaya, catatan hasil observasi tentang kondisi dan kejadian yang ditemui selama di lapangan dan catatan hasil wawancara. Kedua, data sekunder yang diperoleh peneliti berupa buku laporan harian, laporan keuangan serta laporan tahunan, dan arsip-arsip yang mendukung dalam penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode interaktif.

  • – BG Junction Pelatihan UMKM yang diberikan anggota IPEMI Surabaya pada toko Women Style – BG Junction terdiri dari beberapa bentuk, yaitu mengajarkan membuat pembukuan sederhana guna mengetahui arus kas, dll; Memberi pelatihan produksi baju dan segmentasi produk, mengedukasi tentang promo produk fashion, lewat online, media, reseller, dll; memberikan jaringan (link) atau sinergi pameran melalui dinas koperasi dan perdagangan; memberikan akses pengurusan perijinan legalitas usaha; mempertemukan buyer, produsen, investor dalam satu wadah; memberikan akses ke peminjaman modal ke perusahaan/bumn terkait; memberikan pelatihan ke pegawai untuk pelayanan maksimal; memberikan pembinaan dan alat yang dibutuhkan perusahaan yangg sedang memberikan CSR; dan IPEMI membuat gesekan antar anggota sehingga menciptakan produk varian baru, karena adanya kompetisi sehat antara sesama anggota.

  HASIL

  Pada bagian ini akan dilakukan pembahasan temuan lapangan dengan mencakup dua bagian yaitu bentuk pelatihan UMKM yang diberikan anggota IPEMI Surabaya di Toko Women Style

  Bentuk pemberdayaan yang dilakukan IPEMI khususnya IPEMI di Surabaya terhadap UMKM adalah pelatihan. Seperti yang disampaikan oleh undang-undang nomor 20 tahun 2008 yang menyatakan bahwa UMKM di bidang sumber daya manusia dilakukan melalui berbagai cara membudayakan kewirausahaan, meningkatkan ketrampilan teknis dan manajerial, membentuk lembaga pendidikan dan pelatihan, menyediakan modul manajemen, tempat magang dan studi banding untuk konsultasi usaha kecil.

  1. Bentuk Pelatihan UMKM anggota

  IPEMI Surabaya pada toko Women Style

  • – BG Junction dan faktor- faktor apa saja yang mendukung serta menghambat proses pelaksanaan di dalamnya. UMKM merupakan salah satu program yang ikut andil dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Pemberdayaan menjadi satu cara pemerintah dan berbagai lembaga lainnya untuk andil dalam membantu UMKM agar tetap bertahan dengan hambatan dan tantangan yang dihadapi. Usaha kecil perlu dibina mulai produksi, aspek managerial, pengelolaan keuangan, pemasan, pelatihan dan pendampingan. Salah satu organisasi yang ikut berperan dalam menjalankan pelatihan dan pendampingan kepada UMKM adalah IPEMI.

  Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2008 juga dijelaskan tentang pembinaan dan pengembangan dalam bidang sumber daya manusia dapat melalui berbagai kegiatan salah satunya adalah membentuk dan mengembangkan organisasi pendidikan, pelatihan dan konsultasi usaha kecil. Pelatihan- pelatihan yang dijalankan

  Manfaat pelatihan anggota

  IPEMI Surabaya bertujuan untuk meningkatkan kemampuan serta pemahaman dari para pengusaha mikro perempuan muslimah dan juga para ibu muslimah untuk mengelola usaha dan keuangan mereka, seperti dengan pernyataan Soeprihanto (2001) mengatakan bahwa pelatihan menjadi kegiatan untuk memperbaiki kemampuan karyawan dengan cara meningkatkan pengetahuan dari keterampilan operasional dalam menjalankan suatu pekerjaan, dan dapat dikatakan juga bahwa pelatihan merupakan suatu proses pembinaan pengertian dan pengetahuan terhadap sekelompok fakta, aturan serta metode yang terorganisasikan dengan mengutamakan pembinaan kejujuran dan keterampilan operasional.

  IPEMI Surabaya yang paling menonjol terlihat pada kemampuan Toko Women Style dalam mengatur keuangan usahanya termasuk membuat laporan keuangan usaha. Laporan keuangan usaha merupakan suatu hal yang sangat krusial dan kadang tidak dilakukan oleh para pengusaha mikro. Manfaat lainnya yang terlihat adalah tentang promosi, dimana mereka saat ini sangat percaya diri untuk mempromosikan produk mereka karena lebih mudah dengan mengetahui cara-cara yang diperoleh dari pelatihan serta memiliki link atau koneksi yang menghubungkan mereka dengan para konsumen yang membutuhkan.

  2. Faktor Pendukung dan Penghambat pelatihan UMKM anggota

  IPEMI Surabaya pada toko Women Style

  • – BG Junction Pelatihan yang diberikan anggota IPEMI Surabaya dapat berjalan lancar karena partisipasi dan kesadaran dari para pesertanya, dimana mereka hadir sesuai aturan jam yang diberlalukan selain itu mereka dapat menerima materi dengan mudah. Adapaun faktor pendukung dalam memperlancar pelatihan UMKM anggota

  Melihat dari bentuk pelatihan UMKM yang diberikan anggota IPEMI Surabaya kepada toko Women Style

  • – BG Junction adalah tetap mengacu pada prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang disampaikan Nasution yaitu dengan adanya motivasi yang tinggi bagi pemilik toko dan staffnya selaku sebagai peserta pelatihan agar terus termotivasi untuk menciptakan inovasi guna mencapai tujuan pendapatan yang tinggi, membuat laporan kemajuan dari perkembangan yang telah diberikan saat diberikan pelatihan, seperti adanya laporan tahunan yang menunjukkan peningkatan yang signifikan hingga 50 % karena adanya pelatihan, memberikan umpan balik dengan memberikan penghargaan pada toko Women Style – BG Junction sebagai peserta aktif pelatihan yang terus termotivasi dengan adanya pendidikan dan pelatihan. Pemilik toko dan para staffnya mempraktekkan hasil yang telah di peroleh ketika pelatihan, dimana itu juga dapat dilihat dari perbedaan setiap individu dalam melakukan, dan mengetahui sejauh mana para peserta pelatihan menyerap informasi pelatihan yang diperolehnya.

  IPEMI Surabaya kepada pemilik dan staff toko Women Style

  • – BG Junction selain dari para pesertanya sendiri adalah dengan adanya dukungan dari berbagai pihak seperti dinas perdagangan, koperasi, perusahaann BUMN seperti PTPN XI, dan bumn lainnya. Selain adanya dukungan dari berbgai pihak juga dilihat bahwa para peserta selaku pemilik usaha juga sudah luar biasa haus akan ilmu, sehingga ketika ada pelatihan apapun diserbu atau didatangi guna meningkatkan kualitas dari usahanya. Hal itu didukung pula dengan adanya kemudahan akses informasi dimana segala hal apapun yang telah menjadi trend di dunia usaha, para peserta sekaligus sebagai anggota

  IPEMI pasti tertarik untuk ingin belajar dan mengikuti pelatihan. Hasil yang diperoleh toko Women Style

  • – BG
junction dengan adanya faktor pendukung dalam pelatihan yang diberikan juga berdampak pada penjualan dari produk yang dimiliki women style sendiri, seperti koleksi yang dimiliki semakin lengkap, model- model koleksi yang terus update, kondisi pasar yang semakin beragam dan kompetitor yang semakin banyak yang menjadikan toko Women Style terus berkreasi dan berinovasi.

  Sedangkan faktor penghambat yang diperoleh anggota IPEMI Surabaya dalam melakukan pelatihan UMKM adalah adanya berbagai kompetitor pemilik usaha, sehingga usaha yang dikerjakan susah sekali fokus yang berakibat peserta mengambil, mendatangi pelatihan tetapi tidak dijalankan dalam usahanya secara nyata. Faktor penghambat lain adalah terbatasnya waktu, biaya, tenaga untuk mengikuti banyak pelatihan dan bergabung di dalam organisasi; dan faktor yang terakhir karena sebagian masyarakat masih memandang bahwa organisasi tidak ada manfaatnya secara langsung. Padahal jaringan atau link sangat diperlukan dalam dunia usaha. Tapi untuk membina jaringan tersebut memang butuh waktu, tenaga dan biaya, dari hal itulah jarang orang mau menunggu dimana semua orang maunya serba instant dan cepat. Sedangkan faktor penghambat yang diperoleh toko Women Style

  • – BG Juntion dengan adanya pelatihan yang diberikan anggota
  • – BG Junction dalam penjualan adalah kondisi pasar offline yang melemah, pasar fashion Indonesia yang ketat, pasar Indonesia yang tidak lagi bagus, serta Sumber Daya Manusia yang kurang mumpuni.

  KESIMPULAN

  IPEMI (Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia) Surabaya membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Surabaya khususnya para wanita musliman dengan melakukan pelatihan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM) untuk memberikan edukasi tentang profesionalisme pada penyelenggaraan usaha. Pelatihan ini jika diikuti secara rutin dan dilakukan pemahaman serta aplikasi, maka secara langsung maupun dalam kurun waktu tertentu akan berdampak secara signifikan terhadap peningkatan omset dan kesejahteraan anggota tersebut.

  IPEMI menjadi organisasi kemasyarakatan berbasis Pengusaha Perempuan/muslimah, dimana usaha yang dijalankan mulai dari pemula, menengah maupun yang telah lama menjalankannya. IPEMI dibentuk dan didirikan untuk meningkatkan peran dan kontribusi Pengusaha Muslimah dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, menuju kemandirian ekonomi yang berkepribadian Indonesia dan ber- Akhlakul Karimah. Anggota IPEMI mempunyai sektor kompartemen usaha yang beraneka ragam. Terutama yang berkaitan dengan usaha jual beli produk dari produksi sendiri, maupun sebagai distributor ataupun reseller dari merk aneka varean. Produk-produk ini dijual di beberapa toko, mall, swalayan, supermarket, ataupun secara online. Oleh sebab itu

  IPEMI terus mengembangkan pelatihan usaha kepada pemilik usaha mikro, dengan beberapa bentuk pelatihan yang diberikan dan terdapat beberapa faktor pendukung dan penghambat dalam melakukannya. Adapun hasil yang diperoleh Toko Women Style

  IPEMI adalah dapat mengatur manajemen keuangan dan laporannya serta peningkatan penjualan melalui promosi sehingga omset naik hingga mencapai 50% dalam kurun waktu 2 tahun seperti yang ada pada lampiran.

DAFTAR PUSTAKA

  Buku Bernardin, H.J., Russel, E.A. (1993).

  Human resource Management, An Experiential Approach. Mc. Graw Hill International Edition, Singapore: Mac Graw Hill Book Co.

  Burhanuddin, R. (2004). Evaluasi Program Pendidikan Dan Latihan Pada Koperasi Pondok Pesantren. Jurnal Pengkajian Koperasi Dan UKM. 2 (1). Dajan, A. (2000). Pengantar Metode

  Statistik. Jilid 2. Pustaka LP3ES, Jakarta. Hafsah, M. J. (2004). Upaya

  Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM). Infokop. XX (25).

  Nasution, Mulia. (2000). Manajemen Personalia. Jakarta : Djambatan. Purwowibowo. (2014). Peran Pekerja

  Sosial dalam Sistem Usaha Kesejahteraan Sosial di Era Millenium. Share social Work

  Journal. Vol.4 No.2. Bandung : Universitas Padjadjaran.

  http://jurnal.unpad.ac.id/share/arti cle/view/13083 Undang-undang Republik Indonesia

  Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial. Undang-undang Republik Indonesia

  Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.