SENYAWA STEROID DALAM BAHAN PANGAN ASAL HEWANI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)
iEMINil#
&$ffi.
DAFTAR
MAKAI,
#..E
{ITA}IA
JUDUL
llalaman
Penulis
1. KEBUAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN IJNruK
MEW UJUDKAN KEDAULATAN PENC.ITN DEN E'NENGI DALAM
MENYONGSONG ERAASIAi
Suswono (lutentei Pertanian RI)
No.
2.
KEBUAKAN PENGEMBANGAN KEDELAI DI INDONPSN MENUru
Maman Suherman (Direktorat Jenderal Tanaman
3.
Pangan)....-....
22
SWASEMBADA PANGAI{ MENINGKATIqN KESEJAHTERAAN
PETANI
Gunawan Sumodiningrat (Guru noo, E
U.atterst:,as Gadjah Mada).. 52
l
4.
5-
PERTANIAN ORGA}IIK RAMAT{.LSIGK .DATAM
MENDUKUNG KEDAULATA}I P,A}I6 .IDitN..ENERGI.DI
INDONESIA
Agw Kardinan @adan Litbang Kementerian Pertanian).:........-....... 76
PENCEMBANGA}I TEKNOLOGI PA}.IGAN BERBASIS SDA LOKAL
UNTI.JK MEWI.]JUDKAN KEDAULATA}I PA}IGAN
Rindit Pambayun (Guru Besar llma Pangan (Jniversitas
85
KONTBIBT,ISI PERGURUAI{ TINGGI DATAM PEMBA}.IGUNAN
PERTA},{IAN TERPADU BERKET*ANJUTAN UNTUK
MEW{JUDKA}.I KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS
P R.TANIAN
Bambang Pujiasrnanto (Guru Besar Fah^tltas Pertanian
86
Sriwijaya)
|0i,S)
sposrorNg
xu
Seminar l{dsionat_lFafuttas Aertani*t'U g\ts S rrafigrta_Zl
Aprit Z O I I
DAIITAIT MAKALAII PENUNJANG
TEMA B : TEKNOLOGI PENGOTAIIAN IIASIL PER.TA.NIAN
.::JUDTJL
Penulis
PENGARUH UMUR PANEN DA}{ SISTIM PENGERINGAN
TERHADAP KUANTITAS DAN KI'ALITAS BERAS GILINC
AIif
Halaman
Waluyo
96
SENYAWA STEROID DALAM BAHAN PANGAN ASAL HEW,A}.II
Isroli
PENGARUH VARIASI SUHU DESTILASI. FRAKSINASI
TERHADAP. KADAR DA}d KANDT]NGA}{ SENYAWA AKTIF
MINYAK ATSRJ DAUN KAYU MANIS (Cinnamornamtiurmanii)
Lia Umi Khasanah, Baskara Katri Anandito, Rohula lltami, Dimas
Rahardian Aji Muhammad, dan Aris Mavuro
KUALITAS COOKIES FORTIFIKASI CRUDE FUKOTDA.N DARI
103
r09
Sargas s um e chin o carphum
Nurul Hidayati dan Sri Yuwantiningsih
THE EFFECTS OF COOKING METHODS ON PIIOXIMATE
COMPOSITION AND SOLTJBIE PROTNN{ OF SOYBEAN TEMPE
Rusdin Rauf, Muwakhidah, ond Pramudya Kuraia
PENAMBAHAN PASTA TOMAT DAN SAWI P,ADA?EMBUATAN
COOKIES
S.S- Antarlina dan A. Khamida
na
t28
l3:9
KARAKTERITIK SARI JAGT NG MANIS(Za mays saccharato s.)
KENTAL DENGA}i PENAMBAHAN CARBOXYiTA TTTYT
:
CELLULOSE (CMC)
Satardi, Mohammad Bakhtiar Amri dan yudi pranoto
PENGARUH PEMBERI,ANASI DENGAN PEMBERIAN SUSU
FORMULA TERH,A.DAP TINGKAT IQ ANAK
Anam C, B-W.Utarni, dan Beta A.
ANALISIS USAHA PENGOLAHAN PRODUK STIK BERBAHAN
BAKU TEPUNG KOMPOSIT KELADI DAN UBI JALAR
Dian Adi Anggraeni Elisabeth
10. PEND.iGKATAN DAYA SIIIPAN DAN KUALITAS DEDAK PADI
MELALUI FERMENTASI OLEII Trichordema viride
Lutojo
II. PENGARI'H PERLAKUAN GAPLEK I.'BI KAYU TERHADAP NILAI
GTZI NASI TIIMTUL
Retno Endrasari, R.D. TeguhWidjanarko dan Assayuthi Ma,suf
12. KARAKTERISASI CRUDE FUKOIDAN DARI sargasum echinocarphum
ASAL PERAIRAN PESISIR I..TTARA DAN SELATAN PULAU JAWA
Sri Yuwantiningsih dan Nurul Hidayati ......-........
@losro.re(q
Scminar 9,{dsiotwt_fafutftas
eeta*iaa ONS Sam furta_Zl nprit
ZA 1
4_
t4&
1s8
168
r80
186
t96
AWA STEROID DALAM BAHAN PANGAN ASAL ITEWANI
Isroli
Fakultas Peternakan dsn Pertanian
E-ma il :
is
WDIP, Semarang
r oliun dip0 2 @7t ah o o. co m
ABSTRAK
peternakan k&ususnya ternak sapi" sering menggunakan steroid, baik dalam
steroid natural maupun sintetis, Senyawa ini dapat meningkatkan laju
dan efisiensi pakan, se{ta menghasilkan daging yang letih bagus. Steroid
substansi fpofililq berat motekul rendall berasal dari kolesterol, dan secara
is memainkan sejumlah porao penting. Senyawa ini rnelalnrkan aksinya, baik
jaringan target perifer mauprm terhadap sistern saraf pusat. Pada umunrnya
dalam produk asal hewani, beberapa diantaranya terdapat pada nabati. Berbagai
yang ada, yang berupa hrrmon seksual (estrogen, progest€roq testosteron, dan
versi sintetisnya) sering digunakan dalam meningkatkan produktivitas tenak.
dalam tubuh, steroid mengalarni metabolisme menjadi s€,nyawa dalam bentuk lain.
asal temak yang wakttr hidupnya diberi perlakuan hormon steroi{, arnan
i, dan senyawa ili tidak merugikan baik bagi tenraknya sendiri maupqn
Limbah peternakan ada yang terdeteksi mengandung steroid dalam kadar
namun mikroba segeftr meugglaikannya Senyawa ini tidak,bekq{a:secara tents
karena masa paroh bilogisnya pendek sehingga mrrdehrlrqak. Secara alamiah
ia menghasilkan steroid secara endogenus, sehingga tetdeteksinya sttnoid dalam
beltrm tentu berasal dari residu pmgan asal hewani yang dikon*msiny4
*anci : steroid, pangan
osal hewani" residu,
antn dikonsumsi
AHT]LUAN
Usaha
di bidang petemakan bertumpu pada optimalisasi produktivitas, dimana
pedaging dapat mempunyai laju pertumbuhan cepat dan pencapaian bobot badan
tinggi, sedang penghasil susu dan telur mempunyai produksi yang maksimal.
mencapai hal tersebu! peternak telah melakukan berbagai cara baik melalui
mutu genetik, mutu pakan, managemen linglungan, sampai penggunaan
(Tjandramukti, 2001).
karna kegiatan tubuh diatur oleh dua sistem yakni sistem saraf dan sistem
. Hormon terdiri atas dua kelompok, yakni irotein dan steroid. Salah
satu
penting dari honnon steroid adalah mengkoordinasikan respons fisiologis dan
laku untuk tujuan biologi khusus (tertenru). Pada aspek reproduksi, steroid
$cninar t{asionat-lFafu{tas Aefiani*fl ONS SaraQgrta*24
nprit
2A14
103
gonad mempengaruhi difercnsiasi
s$t kq|qpiq daa.otak,
memunculkan tanda-tanda
seks skunder selama pematangan kelamin" melgatur kedewasaan dan mengatur tingkah
laku (Steimer,2008).
Ge,lrcarnya pembahasan meage.tti, pentingqya pangan yang sehat, telah
mendorong pada persepsi tidak bolehnya produk asal hewani mengandung residu
senyawa kimia (airtibiotik, kontaminan, racun, hornon). Hal temebut menyadarkan
banyak orang bahwa bahan pargan terutailea pallgan yang berasal dari hewani tidak
boleh mengandung residu horrnoa, bark
pqfin
maupun steroid. Namun dernikian,
masyarakat awaft.* belum banyak tahu tentang steroid dan bagaimana steroid itu
mengalami proses rnelabolisme dalam tubuh hewan. Oleh karena itu pada tulisan ini
dibahas sekilas tefitang seluk beluk
homon steroid, metabolisme dan kadarnya dalam
pangan asal hewani.
SELUK BELT]K STEROID
Steroid menrpakan senyawa turunan dari kolesterol. Senyawa ini mempunyai inti
I
dasar yang disebut qrclopentano-perhydro-penanthrene,
karena terdiri dari
3 cincin
karbon heksagonal penanthrene ymgterhidroginasi Qterhydro) yang diberi simbul A, B
dan C, satu cincin pentagonal qtclopentano yangdiberi simbul D, dimana pada karbon
17 terikat rantai sarnping polisiklik hi&okarbon
(karbn 20-27). Dua metil terikat pada
posisi 18 dan 19. Hilangnya rantai samping sampai C21 membentuk senyawa seri
pregnane (progestin dan corticosteroid), hilangnya rantai samping sampai Cl9
membentuk senyawa seri androstane (androgen), sedangkan hilangnya metil pada Cl9
rnembentuk sei. estrane (termasuk estrogen). Struktur kimia steroid relatif sederhana,
ftlmun demikian sen5xawa tersebut mempunyai bentuk aktif yang bervariasi
secara
biologi. Variasi tidak hanya beragamnya senyawa, namun juga fakta bahwa sirkulasi
steroid secara luas dimetabolism di jaringan perifer, terutama liver dan jaringan target.
Perubahan
ke dalam bentuk aktif kadang-kadang
diperlukan sebelum dapat
menimbulkan respon biologis (Steimer, 2008).
Steroid banyak dipergunakan sebagai "metabolic enhancher"
karena
mempangruhi metabolisme secara umum dimana pada umumnya bersifat anabolik
sehingga steroid meningkatkan lqiu pertumbuhan dan pencapaian bobot badan
maksimal. Senyawa ster-oid yang mempunyai efek anabolik antara lain henbolone
l7-'
(?f.qsIAI9{$
104
Seminar Nasioru{*rFaf.Jlt{tx Qertanisa'L)NS Sura{aru-Zl
Aprit 20 1 4
and -beta, 19 nortestosterone l7-atpha and, -bera* testosforone, oestradiol and
medrox5rprogesterone, nandrolone, methyltestosterone, melengestrol, megestrol,
boldenong cortisone, dexamethasonerprednisolone, chlorrnadione,
chlortestosterone, 16 oH stanozonol, ,norgestrel, methandriol,
flumethasone, flugestone, chloroandostedione, capmxlprogesterone,
acetox5progesterone (Serratosa et al., 2006).
ABOLISME STEROID
Hormon terdiri atas 2 macam yakni hormon protein dan steroid. Horrnon steroid
aktif dalam tubuh jika diberikan secpra oral. pada manusia, pil pengontrol
i
tennasuk steroid diberikan s@arja oral dan dapat bekerja efektif setelah
saluran pencernaan. Horrnon protein akan rusak di lambuag dan mengalami
di saluran penemaan- sifat demikian, menjadi
sebab pada umumnya
dib€ri hormon dalam belrtuk pelet yang dimptantasikan di bawah kulit (Tabler
er
7!013)- Mekanisme kerja steroid adalah melalui masuknya hormon
ke sitoplasma
i dengan membentuk ikatan hormone-receplor, selanjufirya inisiasi DNA
inti sel
rneirgaktifkanRNA yang selanjutnya melal$kan sintesis
senyawa (protein) banr.
Hormon steroid mengalami metabolisme di dalam tubulr" yakni biosintesis
dan
isme hormon tersebut' Namun demikiaL yang dibahas di dalam
uraian ini bukan
ftrmun proses katabolisme (penon aktifan) steroid tersebut. Menurut
(2008), inaktivasi mencakup perubahan selryawa yang aktif
secara biologis
i senyawa tidak aktif- Inaktivasi perifer (misal oleh enzim dari liver) diperlukan
meqiaga level (keteraturan) beredamya horrnon dalam plasma
darah. Jika hormon
sebagai "chemical signal", hatf
homlon tersebut pendek.
W
Namun demikian
juga dapat terjadi di jaringan target, yakni jika hormon
telah memacu efek
is yang sesuai, kerja hormon harus diakhiri. Tempat inaktivasi dan katabolik
di peirfer adalah liver, tetapi aktifitas itu juga terjadi di giqial.
Hormon inaktif
bersama urine (tidak mengarami "recycled'). proses ini memerlukan
steroid menjadi se,nyawa hidrofilik. secara kimiawi prosesnya
sbb
uksi ikatan rangkap
c4
dan reduksi okso (keto) pada
c3
:
menjadi alkohol
i kelompok oksopada C20 menjadi alkohol sekunder.
${asiaaat_lFo{jtftts qertanian,Ugts Surafigrt4_Zl
Aprit Za l+
105
3. Oksidasi
1?B-hYdroxYl'
kogen
4.SelanjutnyahidroksilasibeberaBapc*isiiuti.steroid(misalhidroksilasi5o-anc
tereduksi)
5. Konjugasi (tur'unan
rfconlusa.i
--i--^^^l
sulfx dan/atauel*k* ad)' Proses
r
*111-:':::"t'*
rr+affq hise
zjatur,yalrnipembentukan*,e*1o-(merrjadisteroidglukuronat)dan
steroid sulfa$'
pembentukan sulfat (menjadi
aktif secara biologis'
menjadikan hormon tidak
Mekanisme inaktivasi tersebut
half life
sebagai hatf tife' dimana
ln*ir*tenut
menjadi
untuk
Masa yang diperlukan
setiapsenyawaberbeda-beda.Tab.eldluaw,arriailuagaicontohmasahalflifebeberapa
Senya.wa.Padaumumnyahorrrlonsteroideadogenousmetabolismesangatcepat,
berbeda dengan eksogneous'
l-Jg{t'i"t (h"ir
ffiit
Nn*r
Estrone
lTPEstradiol
Estriol
2-3
Tidak ada laPoran
iilil,L>'qvr,o*a"r
+-o
:
ASAL I{EWAI\II
KADAR STEROID I}ALAM PAI{GAN
Beberapapenelitianterdahulumenunjukkanbahwakadarhormonsteroiddalam
yang
kanikan
perlakuan hormon' tidak morgalami
jaringan edibel ternak yang mendapat
domba yang diinjeksi
yang tidak diberi testosteron dan
berarti. Domba Priangan
hatinya tidak ada perbedaan
testosteron dalam otot dan
testosteron propionat kadar
antara lain disebabkan
Tidak adanya perbedaan tersebut
secara signifikan (Isroli, 2001).
' masalaparoh
tifependek (Tabel'l) sehingga
half .LJ|
atau I.ULJ
paruu -.,Loll
karena hormon steroid mempunyal
mudahinaktif.Kecualiitu,steroidjugaterdapatdalampanganyangdikonsumsi(Tabel.
t
karena steroid tidak mengalami
2), sehingga selalu tersedia secara eksogenous
di saluran pencemaan (Tabler et al''2013)'
metabolisme
Manusiapadaumtrmnyasecaraalarniahmelakukanbiosintesishormonsteroid
ak-anak
untuk mengatur p€ran fisiologis da
kali lebih banyar dan resTosrc
menghasilkan progesteron 20
setiap harinya (Tabler et
dibandrng yang mereka konsumsi
*iti*r*
al'' 2013)'
s?astuINg
Sarinar Nasioaa{-fdfu{tas *exanfun'L)NS
Suro{$u-Z4
flpil
2A 14
.
hoduksi estrogen endogenous harian (Tablere/ al.,Z0l3\.
JumIah
pre puber
54.000
pre puber
41.500
93.000
3.415.000
Brnil
tidakhamil
Asal estrogen
Jumlah (ng)
3 oz minyak kedelai
3 oz telur
2.625
3 oz kubis
3 oz eskrim
3 o steak
3 oz dasins avam
480.000
136.000
168.000
2.t06
s20
1,9
I
3- Elalaesi steroid estrogenik harian pada manusia (ying et at.,2002)
l7p-estradiol
Estrone
Estriol
l16
3,9
1,5
88
4,8
uan menopause
3,5
2,3
tamil
259
menstruasi
l7o-ethynyl
estradiol
l-
4
600,0
:*
-i5
di Amerika serikat yakni u.s. Food and Dnrg Administration (FDA)
ts. Dn4artatnnr. "tf, Agradttrre t,lsDA) rnensrziirzinbzitrwa
pangan asal hewani
i diberi implan hormon, tidak memberi pengaruh fisiorogis secara signifikan,
aman dikonsumsi manusia (passantino,
2012). Test toksikologi meirun$ukan
uni
Eropa telah menetapkan bahs (rimi
t) kadar beberapa steroid yang
dalampangan (Tabel4).
HTjl*
-|"*nti
k"ndor*un
ylstilbestrot dan stetord. tarn
asetal
,r"-id
di Uni Eropa (Serratosa e, a/." 2o06)
Limit
(\<
f\tnt
Urindliver
Ir0
9;
Otot
Urine/liver
2,0
Unnel\iver
Selain tir{auan aspek keamanan dari sudut
pandang pangan manusia, residu
terdeteksi di beberapa tanah dan perairan
di sekitar peternakan. Steroid
Nasianat_fafot[tas tpe*anian,1JNS &uafutrto_24
Apif
20 1 4
107
1,,
;;:,,
ill:
:i.t:
terdetelsi di berbagai tenrpat,liagllmg*
r@E kita. (t4nah dan air), namun steroid di
lingkungan rersebut dapat dinetalisir oteh mirobia
et a1.,20r0).
(s;
KESTMPULAI\
,
.
,..,..
..:,
a
a
, a
. ,. .
but* honnon steroid tidak tercema di dalam
,* m.u1{1! mengalami metabolisme di jaringan.
uraian di atas diambit peng#an
salurau p€ncemaaq half
life
Manusia mengkonzumsi steroid setiap hari, dan juga
menghasilkan sendiri secara
alamiah
, .:,
-':,_.,,
,
DAIITAIT PUSTAKA
Isroli' 2001' Penggunaan hounonl'testosteSl
meningkatkan produksi
-ruogg*u*
lalam usaha
temak' Prosceeding Diskusi S"t#,-iriurii.:titu
Hormon dalam
Produksi renrarc Fakurtas peternakan urvpeo, g*aorrg
: 4149.
Passantino, A- z}tz. Steroid honnones in.qq.n*ducing
animars:, A Bird,s_Eye view
of veterinary Medicine, http://www.ir,r*ri"p*.""ri
il
Affi i lori io, ol
A. BS-r,- B. Rigau, B. M:ogfl
Rigau, M. Torradds, E. Tolosa, C.
Aguilar' o' Rib6 aua r- Batagu6. igga. {,
Roiil;
from veterinary medicinar
products, growth promoters *a p".r".-*""--Jirrurr"o,
in food-producing
animals: a European union p"rrpoiu".
nr -"i. i""rr. oc int. Epiz.,2oo6, 25
Serratosa, J.,
(2),637_653
steimer' Th' 2008' steroid honnone metabolism.
Geneva
re Foundation
I vqruc...,rr for
r.,r Medical
r - ----Educatiol and Research.
Sun'
H'w'' Z's' Kang, and H.Li. 2010. Determinatior
of nine steroid hormone residues
in beef samptes by get permeation ;G;;;gdhy*otid,phase
;il;:Jifi
resolution liquid chromatography-mass
-vorumc rp_""t o,o"uyl*;
-r
Lnio.r"
Joumal of Analyticar ctre
.mistry.
l g, rrro d, x r _ w a.
"
Tabler' T'' J' wells, and lv. zhai. zal3.,chickens
Do Not Receive Growth Hormones
so whv Arr the contusion?
Extention service,
;ilffiffi
Mir;iJ;;"i#'il;ersity
:
,
Taliberte' R' 2014'
hormones in beef and milk. htp://www.weightwatchers.
tw'vrD:
com (download-G**,h
5 April,zaly').
l
tiandramukti- 2001. prospek bisnis.temak_ruminansia
dalam menghadapi *u, ,.
perdagangan ueualJllal Pengembangan p"t".atiropir.
Edisi Khusus, IFapetr
al'st ,,,
'
Undip, Semarang:14*21.
-
Ying G'G'' R' s' Kookana', Y.-J. Ru.2002.
occurrence and fate of hormone steroids
in
the environment. Environment Internatio
e*;;i i+r_ ss r.
;i;s
&$ffi.
DAFTAR
MAKAI,
#..E
{ITA}IA
JUDUL
llalaman
Penulis
1. KEBUAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN IJNruK
MEW UJUDKAN KEDAULATAN PENC.ITN DEN E'NENGI DALAM
MENYONGSONG ERAASIAi
Suswono (lutentei Pertanian RI)
No.
2.
KEBUAKAN PENGEMBANGAN KEDELAI DI INDONPSN MENUru
Maman Suherman (Direktorat Jenderal Tanaman
3.
Pangan)....-....
22
SWASEMBADA PANGAI{ MENINGKATIqN KESEJAHTERAAN
PETANI
Gunawan Sumodiningrat (Guru noo, E
U.atterst:,as Gadjah Mada).. 52
l
4.
5-
PERTANIAN ORGA}IIK RAMAT{.LSIGK .DATAM
MENDUKUNG KEDAULATA}I P,A}I6 .IDitN..ENERGI.DI
INDONESIA
Agw Kardinan @adan Litbang Kementerian Pertanian).:........-....... 76
PENCEMBANGA}I TEKNOLOGI PA}.IGAN BERBASIS SDA LOKAL
UNTI.JK MEWI.]JUDKAN KEDAULATA}I PA}IGAN
Rindit Pambayun (Guru Besar llma Pangan (Jniversitas
85
KONTBIBT,ISI PERGURUAI{ TINGGI DATAM PEMBA}.IGUNAN
PERTA},{IAN TERPADU BERKET*ANJUTAN UNTUK
MEW{JUDKA}.I KEDAULATAN PANGAN DAN ENERGI BERBASIS
P R.TANIAN
Bambang Pujiasrnanto (Guru Besar Fah^tltas Pertanian
86
Sriwijaya)
|0i,S)
sposrorNg
xu
Seminar l{dsionat_lFafuttas Aertani*t'U g\ts S rrafigrta_Zl
Aprit Z O I I
DAIITAIT MAKALAII PENUNJANG
TEMA B : TEKNOLOGI PENGOTAIIAN IIASIL PER.TA.NIAN
.::JUDTJL
Penulis
PENGARUH UMUR PANEN DA}{ SISTIM PENGERINGAN
TERHADAP KUANTITAS DAN KI'ALITAS BERAS GILINC
AIif
Halaman
Waluyo
96
SENYAWA STEROID DALAM BAHAN PANGAN ASAL HEW,A}.II
Isroli
PENGARUH VARIASI SUHU DESTILASI. FRAKSINASI
TERHADAP. KADAR DA}d KANDT]NGA}{ SENYAWA AKTIF
MINYAK ATSRJ DAUN KAYU MANIS (Cinnamornamtiurmanii)
Lia Umi Khasanah, Baskara Katri Anandito, Rohula lltami, Dimas
Rahardian Aji Muhammad, dan Aris Mavuro
KUALITAS COOKIES FORTIFIKASI CRUDE FUKOTDA.N DARI
103
r09
Sargas s um e chin o carphum
Nurul Hidayati dan Sri Yuwantiningsih
THE EFFECTS OF COOKING METHODS ON PIIOXIMATE
COMPOSITION AND SOLTJBIE PROTNN{ OF SOYBEAN TEMPE
Rusdin Rauf, Muwakhidah, ond Pramudya Kuraia
PENAMBAHAN PASTA TOMAT DAN SAWI P,ADA?EMBUATAN
COOKIES
S.S- Antarlina dan A. Khamida
na
t28
l3:9
KARAKTERITIK SARI JAGT NG MANIS(Za mays saccharato s.)
KENTAL DENGA}i PENAMBAHAN CARBOXYiTA TTTYT
:
CELLULOSE (CMC)
Satardi, Mohammad Bakhtiar Amri dan yudi pranoto
PENGARUH PEMBERI,ANASI DENGAN PEMBERIAN SUSU
FORMULA TERH,A.DAP TINGKAT IQ ANAK
Anam C, B-W.Utarni, dan Beta A.
ANALISIS USAHA PENGOLAHAN PRODUK STIK BERBAHAN
BAKU TEPUNG KOMPOSIT KELADI DAN UBI JALAR
Dian Adi Anggraeni Elisabeth
10. PEND.iGKATAN DAYA SIIIPAN DAN KUALITAS DEDAK PADI
MELALUI FERMENTASI OLEII Trichordema viride
Lutojo
II. PENGARI'H PERLAKUAN GAPLEK I.'BI KAYU TERHADAP NILAI
GTZI NASI TIIMTUL
Retno Endrasari, R.D. TeguhWidjanarko dan Assayuthi Ma,suf
12. KARAKTERISASI CRUDE FUKOIDAN DARI sargasum echinocarphum
ASAL PERAIRAN PESISIR I..TTARA DAN SELATAN PULAU JAWA
Sri Yuwantiningsih dan Nurul Hidayati ......-........
@losro.re(q
Scminar 9,{dsiotwt_fafutftas
eeta*iaa ONS Sam furta_Zl nprit
ZA 1
4_
t4&
1s8
168
r80
186
t96
AWA STEROID DALAM BAHAN PANGAN ASAL ITEWANI
Isroli
Fakultas Peternakan dsn Pertanian
E-ma il :
is
WDIP, Semarang
r oliun dip0 2 @7t ah o o. co m
ABSTRAK
peternakan k&ususnya ternak sapi" sering menggunakan steroid, baik dalam
steroid natural maupun sintetis, Senyawa ini dapat meningkatkan laju
dan efisiensi pakan, se{ta menghasilkan daging yang letih bagus. Steroid
substansi fpofililq berat motekul rendall berasal dari kolesterol, dan secara
is memainkan sejumlah porao penting. Senyawa ini rnelalnrkan aksinya, baik
jaringan target perifer mauprm terhadap sistern saraf pusat. Pada umunrnya
dalam produk asal hewani, beberapa diantaranya terdapat pada nabati. Berbagai
yang ada, yang berupa hrrmon seksual (estrogen, progest€roq testosteron, dan
versi sintetisnya) sering digunakan dalam meningkatkan produktivitas tenak.
dalam tubuh, steroid mengalarni metabolisme menjadi s€,nyawa dalam bentuk lain.
asal temak yang wakttr hidupnya diberi perlakuan hormon steroi{, arnan
i, dan senyawa ili tidak merugikan baik bagi tenraknya sendiri maupqn
Limbah peternakan ada yang terdeteksi mengandung steroid dalam kadar
namun mikroba segeftr meugglaikannya Senyawa ini tidak,bekq{a:secara tents
karena masa paroh bilogisnya pendek sehingga mrrdehrlrqak. Secara alamiah
ia menghasilkan steroid secara endogenus, sehingga tetdeteksinya sttnoid dalam
beltrm tentu berasal dari residu pmgan asal hewani yang dikon*msiny4
*anci : steroid, pangan
osal hewani" residu,
antn dikonsumsi
AHT]LUAN
Usaha
di bidang petemakan bertumpu pada optimalisasi produktivitas, dimana
pedaging dapat mempunyai laju pertumbuhan cepat dan pencapaian bobot badan
tinggi, sedang penghasil susu dan telur mempunyai produksi yang maksimal.
mencapai hal tersebu! peternak telah melakukan berbagai cara baik melalui
mutu genetik, mutu pakan, managemen linglungan, sampai penggunaan
(Tjandramukti, 2001).
karna kegiatan tubuh diatur oleh dua sistem yakni sistem saraf dan sistem
. Hormon terdiri atas dua kelompok, yakni irotein dan steroid. Salah
satu
penting dari honnon steroid adalah mengkoordinasikan respons fisiologis dan
laku untuk tujuan biologi khusus (tertenru). Pada aspek reproduksi, steroid
$cninar t{asionat-lFafu{tas Aefiani*fl ONS SaraQgrta*24
nprit
2A14
103
gonad mempengaruhi difercnsiasi
s$t kq|qpiq daa.otak,
memunculkan tanda-tanda
seks skunder selama pematangan kelamin" melgatur kedewasaan dan mengatur tingkah
laku (Steimer,2008).
Ge,lrcarnya pembahasan meage.tti, pentingqya pangan yang sehat, telah
mendorong pada persepsi tidak bolehnya produk asal hewani mengandung residu
senyawa kimia (airtibiotik, kontaminan, racun, hornon). Hal temebut menyadarkan
banyak orang bahwa bahan pargan terutailea pallgan yang berasal dari hewani tidak
boleh mengandung residu horrnoa, bark
pqfin
maupun steroid. Namun dernikian,
masyarakat awaft.* belum banyak tahu tentang steroid dan bagaimana steroid itu
mengalami proses rnelabolisme dalam tubuh hewan. Oleh karena itu pada tulisan ini
dibahas sekilas tefitang seluk beluk
homon steroid, metabolisme dan kadarnya dalam
pangan asal hewani.
SELUK BELT]K STEROID
Steroid menrpakan senyawa turunan dari kolesterol. Senyawa ini mempunyai inti
I
dasar yang disebut qrclopentano-perhydro-penanthrene,
karena terdiri dari
3 cincin
karbon heksagonal penanthrene ymgterhidroginasi Qterhydro) yang diberi simbul A, B
dan C, satu cincin pentagonal qtclopentano yangdiberi simbul D, dimana pada karbon
17 terikat rantai sarnping polisiklik hi&okarbon
(karbn 20-27). Dua metil terikat pada
posisi 18 dan 19. Hilangnya rantai samping sampai C21 membentuk senyawa seri
pregnane (progestin dan corticosteroid), hilangnya rantai samping sampai Cl9
membentuk senyawa seri androstane (androgen), sedangkan hilangnya metil pada Cl9
rnembentuk sei. estrane (termasuk estrogen). Struktur kimia steroid relatif sederhana,
ftlmun demikian sen5xawa tersebut mempunyai bentuk aktif yang bervariasi
secara
biologi. Variasi tidak hanya beragamnya senyawa, namun juga fakta bahwa sirkulasi
steroid secara luas dimetabolism di jaringan perifer, terutama liver dan jaringan target.
Perubahan
ke dalam bentuk aktif kadang-kadang
diperlukan sebelum dapat
menimbulkan respon biologis (Steimer, 2008).
Steroid banyak dipergunakan sebagai "metabolic enhancher"
karena
mempangruhi metabolisme secara umum dimana pada umumnya bersifat anabolik
sehingga steroid meningkatkan lqiu pertumbuhan dan pencapaian bobot badan
maksimal. Senyawa ster-oid yang mempunyai efek anabolik antara lain henbolone
l7-'
(?f.qsIAI9{$
104
Seminar Nasioru{*rFaf.Jlt{tx Qertanisa'L)NS Sura{aru-Zl
Aprit 20 1 4
and -beta, 19 nortestosterone l7-atpha and, -bera* testosforone, oestradiol and
medrox5rprogesterone, nandrolone, methyltestosterone, melengestrol, megestrol,
boldenong cortisone, dexamethasonerprednisolone, chlorrnadione,
chlortestosterone, 16 oH stanozonol, ,norgestrel, methandriol,
flumethasone, flugestone, chloroandostedione, capmxlprogesterone,
acetox5progesterone (Serratosa et al., 2006).
ABOLISME STEROID
Hormon terdiri atas 2 macam yakni hormon protein dan steroid. Horrnon steroid
aktif dalam tubuh jika diberikan secpra oral. pada manusia, pil pengontrol
i
tennasuk steroid diberikan s@arja oral dan dapat bekerja efektif setelah
saluran pencernaan. Horrnon protein akan rusak di lambuag dan mengalami
di saluran penemaan- sifat demikian, menjadi
sebab pada umumnya
dib€ri hormon dalam belrtuk pelet yang dimptantasikan di bawah kulit (Tabler
er
7!013)- Mekanisme kerja steroid adalah melalui masuknya hormon
ke sitoplasma
i dengan membentuk ikatan hormone-receplor, selanjufirya inisiasi DNA
inti sel
rneirgaktifkanRNA yang selanjutnya melal$kan sintesis
senyawa (protein) banr.
Hormon steroid mengalami metabolisme di dalam tubulr" yakni biosintesis
dan
isme hormon tersebut' Namun demikiaL yang dibahas di dalam
uraian ini bukan
ftrmun proses katabolisme (penon aktifan) steroid tersebut. Menurut
(2008), inaktivasi mencakup perubahan selryawa yang aktif
secara biologis
i senyawa tidak aktif- Inaktivasi perifer (misal oleh enzim dari liver) diperlukan
meqiaga level (keteraturan) beredamya horrnon dalam plasma
darah. Jika hormon
sebagai "chemical signal", hatf
homlon tersebut pendek.
W
Namun demikian
juga dapat terjadi di jaringan target, yakni jika hormon
telah memacu efek
is yang sesuai, kerja hormon harus diakhiri. Tempat inaktivasi dan katabolik
di peirfer adalah liver, tetapi aktifitas itu juga terjadi di giqial.
Hormon inaktif
bersama urine (tidak mengarami "recycled'). proses ini memerlukan
steroid menjadi se,nyawa hidrofilik. secara kimiawi prosesnya
sbb
uksi ikatan rangkap
c4
dan reduksi okso (keto) pada
c3
:
menjadi alkohol
i kelompok oksopada C20 menjadi alkohol sekunder.
${asiaaat_lFo{jtftts qertanian,Ugts Surafigrt4_Zl
Aprit Za l+
105
3. Oksidasi
1?B-hYdroxYl'
kogen
4.SelanjutnyahidroksilasibeberaBapc*isiiuti.steroid(misalhidroksilasi5o-anc
tereduksi)
5. Konjugasi (tur'unan
rfconlusa.i
--i--^^^l
sulfx dan/atauel*k* ad)' Proses
r
*111-:':::"t'*
rr+affq hise
zjatur,yalrnipembentukan*,e*1o-(merrjadisteroidglukuronat)dan
steroid sulfa$'
pembentukan sulfat (menjadi
aktif secara biologis'
menjadikan hormon tidak
Mekanisme inaktivasi tersebut
half life
sebagai hatf tife' dimana
ln*ir*tenut
menjadi
untuk
Masa yang diperlukan
setiapsenyawaberbeda-beda.Tab.eldluaw,arriailuagaicontohmasahalflifebeberapa
Senya.wa.Padaumumnyahorrrlonsteroideadogenousmetabolismesangatcepat,
berbeda dengan eksogneous'
l-Jg{t'i"t (h"ir
ffiit
Nn*r
Estrone
lTPEstradiol
Estriol
2-3
Tidak ada laPoran
iilil,L>'qvr,o*a"r
+-o
:
ASAL I{EWAI\II
KADAR STEROID I}ALAM PAI{GAN
Beberapapenelitianterdahulumenunjukkanbahwakadarhormonsteroiddalam
yang
kanikan
perlakuan hormon' tidak morgalami
jaringan edibel ternak yang mendapat
domba yang diinjeksi
yang tidak diberi testosteron dan
berarti. Domba Priangan
hatinya tidak ada perbedaan
testosteron dalam otot dan
testosteron propionat kadar
antara lain disebabkan
Tidak adanya perbedaan tersebut
secara signifikan (Isroli, 2001).
' masalaparoh
tifependek (Tabel'l) sehingga
half .LJ|
atau I.ULJ
paruu -.,Loll
karena hormon steroid mempunyal
mudahinaktif.Kecualiitu,steroidjugaterdapatdalampanganyangdikonsumsi(Tabel.
t
karena steroid tidak mengalami
2), sehingga selalu tersedia secara eksogenous
di saluran pencemaan (Tabler et al''2013)'
metabolisme
Manusiapadaumtrmnyasecaraalarniahmelakukanbiosintesishormonsteroid
ak-anak
untuk mengatur p€ran fisiologis da
kali lebih banyar dan resTosrc
menghasilkan progesteron 20
setiap harinya (Tabler et
dibandrng yang mereka konsumsi
*iti*r*
al'' 2013)'
s?astuINg
Sarinar Nasioaa{-fdfu{tas *exanfun'L)NS
Suro{$u-Z4
flpil
2A 14
.
hoduksi estrogen endogenous harian (Tablere/ al.,Z0l3\.
JumIah
pre puber
54.000
pre puber
41.500
93.000
3.415.000
Brnil
tidakhamil
Asal estrogen
Jumlah (ng)
3 oz minyak kedelai
3 oz telur
2.625
3 oz kubis
3 oz eskrim
3 o steak
3 oz dasins avam
480.000
136.000
168.000
2.t06
s20
1,9
I
3- Elalaesi steroid estrogenik harian pada manusia (ying et at.,2002)
l7p-estradiol
Estrone
Estriol
l16
3,9
1,5
88
4,8
uan menopause
3,5
2,3
tamil
259
menstruasi
l7o-ethynyl
estradiol
l-
4
600,0
:*
-i5
di Amerika serikat yakni u.s. Food and Dnrg Administration (FDA)
ts. Dn4artatnnr. "tf, Agradttrre t,lsDA) rnensrziirzinbzitrwa
pangan asal hewani
i diberi implan hormon, tidak memberi pengaruh fisiorogis secara signifikan,
aman dikonsumsi manusia (passantino,
2012). Test toksikologi meirun$ukan
uni
Eropa telah menetapkan bahs (rimi
t) kadar beberapa steroid yang
dalampangan (Tabel4).
HTjl*
-|"*nti
k"ndor*un
ylstilbestrot dan stetord. tarn
asetal
,r"-id
di Uni Eropa (Serratosa e, a/." 2o06)
Limit
(\<
f\tnt
Urindliver
Ir0
9;
Otot
Urine/liver
2,0
Unnel\iver
Selain tir{auan aspek keamanan dari sudut
pandang pangan manusia, residu
terdeteksi di beberapa tanah dan perairan
di sekitar peternakan. Steroid
Nasianat_fafot[tas tpe*anian,1JNS &uafutrto_24
Apif
20 1 4
107
1,,
;;:,,
ill:
:i.t:
terdetelsi di berbagai tenrpat,liagllmg*
r@E kita. (t4nah dan air), namun steroid di
lingkungan rersebut dapat dinetalisir oteh mirobia
et a1.,20r0).
(s;
KESTMPULAI\
,
.
,..,..
..:,
a
a
, a
. ,. .
but* honnon steroid tidak tercema di dalam
,* m.u1{1! mengalami metabolisme di jaringan.
uraian di atas diambit peng#an
salurau p€ncemaaq half
life
Manusia mengkonzumsi steroid setiap hari, dan juga
menghasilkan sendiri secara
alamiah
, .:,
-':,_.,,
,
DAIITAIT PUSTAKA
Isroli' 2001' Penggunaan hounonl'testosteSl
meningkatkan produksi
-ruogg*u*
lalam usaha
temak' Prosceeding Diskusi S"t#,-iriurii.:titu
Hormon dalam
Produksi renrarc Fakurtas peternakan urvpeo, g*aorrg
: 4149.
Passantino, A- z}tz. Steroid honnones in.qq.n*ducing
animars:, A Bird,s_Eye view
of veterinary Medicine, http://www.ir,r*ri"p*.""ri
il
Affi i lori io, ol
A. BS-r,- B. Rigau, B. M:ogfl
Rigau, M. Torradds, E. Tolosa, C.
Aguilar' o' Rib6 aua r- Batagu6. igga. {,
Roiil;
from veterinary medicinar
products, growth promoters *a p".r".-*""--Jirrurr"o,
in food-producing
animals: a European union p"rrpoiu".
nr -"i. i""rr. oc int. Epiz.,2oo6, 25
Serratosa, J.,
(2),637_653
steimer' Th' 2008' steroid honnone metabolism.
Geneva
re Foundation
I vqruc...,rr for
r.,r Medical
r - ----Educatiol and Research.
Sun'
H'w'' Z's' Kang, and H.Li. 2010. Determinatior
of nine steroid hormone residues
in beef samptes by get permeation ;G;;;gdhy*otid,phase
;il;:Jifi
resolution liquid chromatography-mass
-vorumc rp_""t o,o"uyl*;
-r
Lnio.r"
Joumal of Analyticar ctre
.mistry.
l g, rrro d, x r _ w a.
"
Tabler' T'' J' wells, and lv. zhai. zal3.,chickens
Do Not Receive Growth Hormones
so whv Arr the contusion?
Extention service,
;ilffiffi
Mir;iJ;;"i#'il;ersity
:
,
Taliberte' R' 2014'
hormones in beef and milk. htp://www.weightwatchers.
tw'vrD:
com (download-G**,h
5 April,zaly').
l
tiandramukti- 2001. prospek bisnis.temak_ruminansia
dalam menghadapi *u, ,.
perdagangan ueualJllal Pengembangan p"t".atiropir.
Edisi Khusus, IFapetr
al'st ,,,
'
Undip, Semarang:14*21.
-
Ying G'G'' R' s' Kookana', Y.-J. Ru.2002.
occurrence and fate of hormone steroids
in
the environment. Environment Internatio
e*;;i i+r_ ss r.
;i;s