T POR 1303257 Chapter1

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Bola basket merupakan salah satu cabang olahraga yang menarik dan
sekarang ini bola basket menjadi olahraga yang sedang berkembang pesat.
Perkembangan olahraga bola basket dapat dilihat dari semakin banyaknya peminat
sehingga olahraga ini sudah diajarkan di sekolah-sekolah dan dipertandingkan,
mulai dari tingkat daerah, nasional maupun sampai tingkat dunia. Permainan bola
basket termasuk jenis permainan yang tekniknya kompleks, dalam pelaksanaan
permainan bola basket oleh siswa di sekolah tentu akan mengalami kesulitan
sehubungan dengan kemampuan serta tingkat usia yang masih rendah, dan belum
sesuai untuk melakukan permainan bola basket dengan ukuran yang standard
sehingga diperlukan teknik modifikasi dalam permainan ini. Seorang guru olahraga
di sekolah diharapkan memiliki kemampuannya untuk dapat menganalisa gerak
dari suatu teknik olahraga yang akan diajarkan dari sudut ilmu olahraga dan dapat
menciptakan model pembelajaran yang bervariasi yang dapat menarik minat dan
perhatian siswa untuk berperan aktif, kreatif dan senang dalam mengikuti pelajaran
sehingga pembelajaran dapat berjalan dengan baik, lancar dan terarah.

Menyadari pentingnya minat dan antusias siswa pada permainan bola basket
maka hendaklah pelaksanaannya dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Oleh karena
itu metode atau prosedur untuk pencapaian tujuan tersebut haruslah dipikirkan
secara matang agar dapat memperoleh hasil yang optimal. Penggunaan metode
yang tepat merupakan tuntutan yang mutlak untuk pencapaian suatu tujuan
pembelajaran. Semakin cocok metode yang dipilih dalam proses pembelajaran
maka makin efektif pula tujuan pembelajaran yang dilaksanakan. Rink (1993, hlm.
8) menjelaskan bahwa “It is helpful in designing and implementing successful
instructutional programs to understand instruction as a process that involves both
teacher and students in a higly interrelated set of events ”. Pernyataan diatas

menjelaskan mengenai pentingnya mendesain dan mengimplementasikan sebuah
instruktusional yang berhubungan dengan model pembelajaran. Pemilihan model
pembelajaran yang tepat merupakan salah satu kunci ketercapaian tujuan
Destiana Ayu Ningrum, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SITUATIONAL INTEREST TERHADAP HASIL BELAJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2


pembelajaran, karena model pembelajaran akan berkaitan dengan strategi
instruktusional yang efektif. Isu mengenai model pembelajaran pendidikan jasmani
yang saat ini terjadi diungkapkan dalam beberapa penelitian yang menyatakan
bahwa pengalaman gerak siswa sangat terbatas akibat pemberian model, metode,
dan media pembelajaran penjas yang kurang variatif sehingga sangat penting
menerapkan model dan metode yang benar. Suherman (2013, hlm.1)
mengungkapkan bahwa isu global sekaligus tantangan berat dalam upaya
mempersiapkan peserta didik melalui pendidikan jasmani adalah semakin besarnya
tuntutan akan desain implementasi kurikulum pendidikan jasmani yang relevan dan
akuntabel. Berkaitan dengan model dan strategi instruksional dalam pembelajaran,
salah satu model yang dapat digunakan dalam pendidikan jasmani untuk
meningkatkan minat dan hasil belajar siswa adalah Teaching Game for
Understanding (TGfU) yang dikembangkan oleh Bunker dan Thrope (1986).

Webb, Pearson, Forrest (2006) mengungkapkan “TGfU is not the only pedagogical
model for teaching games, it is most certainly one that can be used effectively to
achieve the student outcomes”. Maksudnya adalah TGfU bukan satu-satunya model

pedagogis untuk mengajar permainan, tetapi salah satu yang efektif untuk

mendapatkan hasil belajar siswa. Teaching Game For Understanding (TGfU)
bertujuan mendorong siswa untuk menjadi sadar taktis dan bisa membuat keputusan
yang lebih baik selama permainan. Selain itu, mendorong siswa untuk mulai
berfikir strategis tentang konsep permainan sambil mengembangkan keterampilan
dalam konteks yang realistis dan yang paling penting, siswa bersenang-senang.
Pada dasarnya dengan berfokus pada permainan (belum tentu permainan penuh),
siswa di dorong untuk mengembangkan pemahaman yang lebih besar dari
permainan yang dimainkan.
Fakta yang ditemukan dalam proses pembelajaran mengungkapkan bahwa
pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah didominasi oleh pembelajaran
langsung (direct intruction) atau yang lazim disebut model pembelajaran
konvensional yang bersifat teacher-centered dan tidak memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mengembangkan keterampilan psikomotorik, sehingga
pendekatan ini sedikit bertentangan dengan harapan dari tujuan pembelajaran yang
menginginkan aspek affektif dan kognitif menjadi bagian yang diprioritaskan pula
Destiana Ayu Ningrum, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SITUATIONAL INTEREST TERHADAP HASIL BELAJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


3

dalam pembelajaran. Model pembelajaran konvensional bertujuan untuk
memaksimalkan waktu belajar siswa dan mengembangkan kemandirian dalam
mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan. Sehingga dalam model ini guru
menyusun seluruh situasi pembelajaran seperti menyusun tujuan-tujuan dan tugastugas, menguraikan tugas-tugas tersebut ke dalam komponen yang lebih kecil,
mengembangkan aktivitas-aktivitas latihan yang memastikan adanya penguasaan
terhadap masing-masing bagian komponen. Keunggulan model pembelajaran
langsung atau konvensional yang diungkapkan oleh Juliantine (2013, hlm. 53) yaitu
“siswa dapat mengetahui tujuan-tujuan pembelajaran secara jelas dan waktu untuk
berbagai kegiatan pembelajaran dapat dikontrol dengan ketat”. Diperkuat oleh
Metzler (2000, hlm. 167) yaitu “... the direct instruction model will work most often
for those students are classified as avoidant, competitive and dependent ”.

Maksudnya adalah model pembelajaran konvensional atau direct instruction akan
sangat menguntungkan bagi siswa yang memiliki jiwa kompetitif yang tinggi,
karakteristik bergantung pada orang lain dan cenderung menghindar.
Penggunaan model pembelajaran dalam proses belajar mengajar penjas
merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah. Pembelajaran

penjas harus dilakukan oleh siswa di sekolah manapun dan tentunya di lakukan
dengan minat yang sangat tinggi, karena dengan minat siswa yang tinggi pelajaran
penjas dapat berlangsung dengan baik dan efektif karena ada proses saling
mendukung antara siswa dan guru sehingga menjadikan kegiatan belajar mengajar
penjas berjalan dinamis. Namun demikian, kenyataan yang ada siswa tidak selalu
melakukan pelajaran penjas dengan penuh semangat karena banyak hal seperti yang
dingkapkan oleh McKenzie 2001; Silverman & Subramaniam 1999 (dalam Chen
dkk., 2002, hlm. 251) bahwa “Early-adolescence is a developmental time period
where attitudes and engagement toward physical education (PE) and physical

activity appear to significantly decrease”. Maksudnya Awal masa remaja adalah
periode waktu di mana perkembangan minat dan keterlibatan terhadap pendidikan
jasmani dan aktivitas fisik tampaknya secara signifikan menurun. Belajar mengajar
penjas di sekolah juga tidak terlepas dari minat siswa dalam melakukan aktifitas
fisik, Seperti yang diungkapkan Mitchell (dalam Chen dkk., 2001, hlm. 384) yaitu
Destiana Ayu Ningrum, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SITUATIONAL INTEREST TERHADAP HASIL BELAJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


4

“In learning, situational interest results from students’ recognition of the appealing
features associated with a specific learning task”. Maksudnya adalah dalam

pembelajaran di sekolah, stuational interest dihasilkan dari pengenalan/rekognisi
siswa terhadap fitur-fitur menarik yang terasosiasi atau diasosiasikan dengan suatu
tugas belajar tertentu/spesifik. Situasional interest siswa penting untuk
dikembangkan karena akan mempengaruhi motivasi siswa dalam belajar,
situasional interest dipandang sebagai efek menarik dari karakteristik siswa untuk

melakukan tugas belajar selama pembelajran. Hal ini terjadi jika tugas belajar
memberikan tantangan dan pembelajaran yang baru, menuntut perhatian yang
tinggi serta berkeinginan mengeksplorasi dan menimbulkan kesenangan selama
berinteraksi dengan orang lain ketika mengerjakan tugas belajar.

B. Identifikasi Masalah
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung
serangkaian kegiatan guru dan siswa atas dasar timbal balik yang berlangsung
dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Setiap siswa yang belajar di

sekolah mempunyai tujuan menginginkan hasil belajar yang baik begitu juga
dengan guru yang memberikan pembelajaran, sama ingin siswanya memperoleh
hasil belajar yang baik pula. Hasil belajar yang baik biasanya dikaitkan dengan
minat siswa dalam pelajaran kegagalan dalam pencapaian tujuan akademik
biasanya dihubungkan dengan rendahnya minat siswa dan faktor-faktor lain yang
menurunkan minat tersebut, karena ketika minat siswa pada pelajaran tinggi hasil
belajarnya pun akan tinggi sedangkan hasil belajar siswa yang rendah dikaitkan
dengan rendahnya minat siswa tersebut. Kenyataan yang muncul sekarang ini
mengenai minat siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani masih belum sesuai
dengan yang diharapkan, masih banyak siswa yang melakukan pembelajaran penjas
di sekolah belum secara maksimal.
Pemilihan model pembelajaran yang tepat merupakan salah satu kunci
ketercapaian tujuan pembelajaran, karena model pembelajaran akan berkaitan
dengan strategi instruksional yang efektif seperti yang diungkapkan oleh Rink
(1993, hlm. 8) “It is helpful in designing and implementing successful instructional

Destiana Ayu Ningrum, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SITUATIONAL INTEREST TERHADAP HASIL BELAJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu


5

programs to understand instruction as a process that involves both teacher and
students in a highly interrelated set of events”.

Banyak penelitian yang mengungkapkan mengenai bagaimana solusi untuk
meningkatkan hasil belajar, salah satu solusinya dengan mengguakan model
pembelajaran

yang

tepat.

Hasil

penelitian

Hidi


&

Renninger

(2006)

mengungkapkan minat dianggap sebagai variabel motivasi yang dapat
meningkatkan belajar dalam pendidikan jasmani. Diperkuat oleh Hayes (dalam
Chen dkk., 2002, hlm 251) yang menjelaskan bahwa Minat dapat mempengaruhi
penggunaan strategi pembelajaran yang spesifik dan bagaimana kita mengelola
perhatian kita pada mata pelajaran. Shenetal (dalam Chen dkk., 2001, hlm. 385)
juga mengungkapkan “there has not been prolonged engagement within the PE
context when studying interest”, maksudnya adalah studi mengenai minat belum

dilibatkan secara khusus dalam pendidikan jasmani. Sehingga dapat disimpulkan
penelitian terdahulu hanya meneliti bagaimana pengaruh pemberian model
pembelajaran terhadap hasil belajaran dan bagaimana pengaruh minat pterhadap
hasil belejar. Minat yang diteliti belum terkategorikan apakah individual interest
atau situational interest dan belum ada penelitian yang membahas bagaimana
pengaruh pemberian model pembelajaran dan situational interest terhadap hasil

belajar siswa di sekolah.

C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan
sebelumnya, maka rumusan masalah penelitian yang diajukan dengan pertanyaanpertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh penerapan model pembelajaran (TGFU dan
konvensional) terhadap hasil belajar permainan bolabasket?
2. Apakah terdapat pengaruh situational interest siswa terhadap hasil belajar
permainan bolabasket?
3. Apakah model pembelajaran (TGfU dan Konvensional) dan Situational
interest berpengaruh secara simultan terhadap hasil belajar permainan

bolabasket?

Destiana Ayu Ningrum, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SITUATIONAL INTEREST TERHADAP HASIL BELAJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

6


D. Tujuan Penelitian
Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh dan menggali
informasi yang bersifat empirik mengenai pengaruh model pembelajaran (TGFU
dan konvensional) dan situational interest siswa terhadap hasil belajar permainan
bolabasket. Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas, secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Untuk

mengetahui

apakah

terdapat

pengaruh

penerapan

model

pembelajaran (TGfU dan konvensional) terhadap hasil belajar permainan
bolabasket.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh situational interest siswa
terhadap hasil belajar permainan bolabasket.
3. Untuk mengetahui apakah Model pembelajaran (TGfU dan Konvensional)
dan Situational interest berpengaruh secara simultan terhadap hasil belajar
permainan bolabasket.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pengetahuan bagi
berbagai pihak yang membutuhkan. Penulis membagi manfaat penelitian ini
menjadi dua yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Berikut
merupakan pemaparan dari kedua manfaat tersebut:
a. Manfaat Teoritis
1) Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah untuk mengisi kekurangan
atau kekosongan penelitian tentang model pembelajaran (TGfU dan
Konvensional) dan situational inerest terhadap hasil belajar permainan
bolabasket.
2) Penelitian ini memberikan informasi dan bahan referensi kepada pihak
yang berkepentingan dalam mengembangkan keilmuan pendidikan
jasmani dan olahraga seperti guru pendidikan jasmani, manajemen
sekolah, dinas pendidikan, FPOK, dan lembaga lainnya sebagai rujukan
untuk dilakukan penelitian lebih jauh.

Destiana Ayu Ningrum, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SITUATIONAL INTEREST TERHADAP HASIL BELAJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

7

b. Manfaat Praktis
1) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan
bagi pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani pada anak sesuai
dengan tahapan pendidikan dan perkembangan anak.
2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat mengungkapkan bagaimana
pemberian model pembelajaran dan situational interest terhadap hasil
belajar permainan bolabasket siswa dalam pendidikan jasmani, sehingga
siswa diharapkan mendapatkan kebugaran jasmani yang baik dan
melaksanakan mata pelajaran pendidikan jasmani disekolah tanpa
paksaan.
3) Hasil penelitian ini digunakan sebagai media dan proses bagi penulis untuk
menambah wawasan mengenai model pembelajaran pendidikan jasmani.
4) Penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi
magister yang sedang penulis tempuh yakni di Program Studi Pendidikan

F. Struktur Penulisan
Sistematika penulisan tesis ini mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah
yang dikeluarkan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tahun 2014. Pada
tesis ini terdiri dari lima bab mulai dari bab I yang berisi pendahuluan, BAB II yang
berisi Kajian Pustaka, BAB III yang berisi tentang Metode Penelitian, BAB IV yang
berisi pembahasan, BAB V yang berisi Kesimpulan dan Rekomendasi. Berikut
adalah rincian urutan penulisan dari setiap bab.
Bab I berisi mengenai uraian tentang pendahuluan dan merupakan awal dari
tesis. Pendahuluan berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
Bab II kajian pustaka, menjelaskan mengenai kajian pustaka, penelitian yang
relevan, dan kerangka berfikir. Melalui kajian pustaka ditunjukan “the state of the
art” dari teori yang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu.
Kajian pustaka berfungsi sebagai landasan teoritis dan sekaligus mengungkapkan
tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu
tinjauan mengenai model pembelajaran dan situational interest pada siswa. Hal ini
dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara teoritik terhadap permasalahan
Destiana Ayu Ningrum, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SITUATIONAL INTEREST TERHADAP HASIL BELAJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

8

yang disajikan. Kajian pustaka juga berisikan tentang penelitian-penelitian yang
telah dilakukan yang relevan dengan penelitian ini.
Bab III memaparkan penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian,
tentang populasi dan sampel penelitian, metode dan desain penelitian, lokasi
penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan data, analisis data dan
tahap penelitian.
Bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dalam bab ini dipaparkan
pembahasan terhadap temuan-temuan penelitian yang diperoleh dari pemberian
model pembelajaran dan situational ineterest terhadap hasil belajar permainan
bolabasket . hasil penelitian dan pembahasan terdiri dari dua hal utama, yakni: a).
Pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, dan tujuan penelitian. b).
Pembahasan atau analisis temuan.
BAB V Kesimpulan dan Saran. Bab V menyajikan penafsiran dan pemaknaan
terhadap hasil analisis temuan penelitian. kesimpulan dibahas berdasarkan dari
hasil analisis dan temuan penelitian. saran penelitian diahas berdasarkan kepada
kesimpulan hasil analisis dan temuan penelitian. di samping itu, saran merupakan
masukan agar penelitian selanjutnya bisa menjadi penelitian yang lebih baik
sehingga menghasilkan hasil yang lebih akurat.

Destiana Ayu Ningrum, 2016
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN SITUATIONAL INTEREST TERHADAP HASIL BELAJAR
PERMAINAN BOLABASKET
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu