023 369 382 Prospeksi Emas di Kabupaten Lebak

Buku 2 : Bidang Mineral

PROSPEKSI MINERAL LOGAM MULIA DAN LOGAM DASAR
DI KABUPATEN LEBAK, PROVINSI BANTEN
Dwi Nugroho Sunuhadi dan Bambang Nugroho Widi
Kelompok Program Penelitian Mineral

SARI
Berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan kemudian diperkuat

dengan hasil analisis

laboratorium (geokimia, petrografi, mineragrafi, inklusi fluida), maka dapat ditentukan sembilan
daerah prospek yaitu (1). Kawasan Ciujung, (2). Kawasan Cisawang, (3). Kawasan Cidikit, (4).
Kawasan Cihinit, (5). Kawasan Cipanas, (6). Kawasan Ciujung Atas, (7). Kawasan Cidikit (8).
Kawasan Ciminyak dan (9). Kawasan G. Julang. Berdasarkan zona pembentukannya dibagi
menjadi 2 zona yaitu zona mineralisasi bagian bawah yang diwakili oleh Cihinit dan Ciujung dan
zona mineralisasi bagian atas diwakili kawasan G.Julang. Secara umum tipe mineralisasi
adalah tipe mineralisasi epitermal.

Zona mineralisasi epitermal bagian bawah yang diwakili oleh Cihinit dan Ciujung merupakan

zona yang didominasi oleh logam dasar dengan asosiasi mineralnya terdiri dari sfalerit,
kalkopirit, galena, dan pirit. Sedangkan zona mineralisasi epitermal bagian atas didominasi oleh
logam mulia dengan asosiasi mineralnya emas dan pirit.

Hasil analisis kimia dari zona bawah memiliki kandungan unsur Pb mencapai 18,26% dan Zn
4,6% terdapat di Cihinit dan 11,98% Pb dan 3,11 % Zn terdapat di daerah Ciujung.

Zona mineralisasi bagian atas yang diwakili oleh G. Julang merupakan zona yang didominasi
oleh logam mulia dengan asosiasi mineralnya terdiri dari emas, dan pirit.

Hasil analisis kimia dari zona atas memiliki kandungan unsur Au cukup tinggi berkisar dari
8,5~39 g/t Au;dan 6 ~ 66 g/t. Ag dengan asosiasi alterasi propilit, argilik, silisifikasi.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

369

Buku 2 : Bidang Mineral

Dengan melihat kedua fenomena tersebut diatas maka model pembentukan mineralisasi di

kawasan ini dapat dijadikan sebagai standar/acuan untuk mengetahui daerah prospeksi di
sekitarnya.

Secara ekonomi kandungan emas di wilayah ini (G. Julang) cukup potensial diperkirakan
mempunyai sumberdaya hipotetik 250.000 ton bijih, namun kendala yang dihadapi adalah
daerah tersebut masuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Halimun.

370

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Limbung, Cibugis, G. Ciawitali – Pongkor,

PENDAHULUAN

Kubah Jampang, G. Cariu, Cikondang,
Secara administratif daerah penyelidikan


Purwakarta, Soreang, G. Sawal dan Garut

terletak

Lebak,

– Tasikmalaya (Yaya Sunarya, 1988). Zona

Provinsi Banten yang mencakup wilayah

mineralisasi tersebut umumnya merupakan

Kecamatan Sobang, Kecamatan Cimarga,

zona mineralisasi logam mulia dan logam

Kecamatan Muncang, Kecamatan Lebak

dasar yang terdapat dalam suatu deretan


Gedong,

Leuwidamar,

pegunungan selatan Jawa Barat yang

Kecamatan Maja, Kecamatan Sajira dan

ditempati oleh Formasi Andesit Tua (van

Kecamatan Cipanas.

Bemmelen,

di

wilayah

Kabupaten


Kecamatan

1935)

yang

diindikasikan

sebagai tempat kedudukan mineralisasi.
Pencapaian

daerah

menuju

lokasi

penyelidikan dapat ditempuh dari Bandung

Sebagai tindak lanjut dari hasil kajian


dengan

roda

Pemodelan Konsep Eksplorasi di Kubah

empat dengan fasilitas jalan aspal dengan

Bayah tahun 2007 oleh Kelompok Program

waktu tempuh 10 jam perjalanan dengan

Penelitian Mineral, maka Pusat Sumber

rute tempuh Bandung – Jakarta– Serang-

Daya

Rangkasbitung – Leuwidamar – Muncang -


prospeksi untuk melokalisir kembali daerah

Sobang (Gambar 1).

prospek mineral logam yang dialokasikan

menggunakan

kendaraan

Geologi

melakukan

kegiatan

pada tahun anggaran tahun 2009.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari
daerah prospek yang memiliki kondisi


GEOLOGI DAERAH PENYELIDIKAN

lingkungan geologi yang cukup ideal seperti
pola dan variasi struktur, litologi dan

Morfologi

mineralisasi khususnya berkaitan dengan

Secara garis besarnya kondisi morfologi

cebakan

daerah penyelidikan dapat dibagi menjadi 3

bertemperatur

rendah,


variasi

mineralisasi yang lebih lengkap dibanding
kawasan

lain

dengan

lingkungan

kedalaman mineralisasi yang tidak begitu
dalam.

satuan morfologi yaitu :




Morfologi perbukitan rendah

Morfologi perbukitan bergelombang
Morfologi perbukitan curam
(Pegunungan).

Tujuannya

adalah

mendapatkan

suatu

daerah prospek emas dan logam dasar di

Morfologi

daerah lain.

menempati wilayah bagian utara meliputi
sebagian


pedataran

daerah

secara

Kecamatan

umum

Cimarga,

Kubah Bayah merupakan salah satu zona

Kecamatan Sajira, Kecamatan Maja dan

mineralisasi logam di daerah Banten dan

Kecamatan

Jawa Barat. Berdasarkan pendapat para

Morfologi

ahli ada 10 zona mineralisasi di daerah

ketinggian maksimum sekitar 200 meter

Cipanas
perbukitan

bagian
rendah

utara.
memiliki

Jawa bagian barat seperti Kubah Bayah, G.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

371

Buku 2 : Bidang Mineral

diatas

permukaan

laut,

umumnya

Batulempung sisipan batupasir

merupakan areal pesawahan. Morfologi

Batulempung

perbukitan

umumnya

yang dijumpai di daerah penyelidikan ada 2

menempati wilayah bagian tengah meliputi

jenis batulempung, yaitu batulempung yang

bagian

Kecamatan

bersifat non karbonatan dan batulempung

Kecamatan

bersifat karbonatan.

bergelombang

selatan

Cimuncang,
Cipanas,

daerah

bagian

tengah

Kecamatan

Leuwidamar,

dengan

sisipan

batupasir

dan

bagian tengah Kecamatan Sajira. Morfologi

Batulempung yang bersifat non karbonatan

perbukitan

curam

dijumpai terutama di wilayah tenggara

morfologi

tersendiri,

memiliki

karakteristik
oleh

daerah penyelidikan yaitu di kawasan

perbukitan yang curan dan lembah yang

Sungai Cikancra. Batuan ini memiliki ciri

terjal serta bentuk sungai yang sempit.

abu-abu

Kondisi

ini

morfologi

dapat

pada

Gunung

ditandai

dilihat

perbukitan

Bongkok

daerah

kehitaman,

massif,

setempat

dari

bentuk

dalam keadaan lapuk berwarna merah.

di

daerah

Satuan

Kecamatan

memiliki

batulempung
sebaran

non

di

karbonatan

terutama

di

S.

Sobang, Gunung Julang, dan G. Endut.

Cikancra, S. Ciawitali, ke arah hilir yaitu S.

Morfologi

Ciparasi, dan S. Cimaja.

perbukitan

curam

memiliki

puncak tertingginya yaitu sekitar 1150
meter diatas permukaan laut (G. Endut).

Satuan yang kedua adalah batulempung
karbonatan sisipan batupasir, ciri fisik;

Stratigrafi

warna abu-abu kecoklatan berbutir sedang

Berdasarkan hasil survey di lapangan

hingga

daerah penyelidikan disusun oleh jenis

perlapisan N 160ºE/30º, tebal batupasir

batuan sebagai berikut.

bervariasi antara 5 cm ~ 10 cm, bersifat

kasar,

karbonatan

berlapis

di

dengan

arah

beberapa

tempat

Batuan andesit tua (Formasi Cimapag)

mengandung fosil koral (Foto 9). Selain

Satuan ini berwarna abu-abu kehijauan

bersifat

hingga kemerahan, keras, terdapat banyak

batulempungnya

terdapat

kekar-kekar atau rekahan, tekstur porfiritik,

Satuan

ini

dengan

terutama

mineral

penyusun

plagioklas,

karbonatan

batuan
banyak

pada

lapisan

fosil

memiliki

dijumpai

di

kayu.
sebaran
wilayah

hornblende dengan masa dasar plagioklas.

Cimarga. Sedangkan batulempung yang

Sebagian berwarna abu-abu keputihan,

terdapat di wilayah Cibeunyeur dan hulu

batuan vulkanik andesit dan tufa telah

Sungai Ciujung mengandung batubara dan

termineralisasi.

masuk ke dalam bagian dari Formasi
Leuwidamar.

Sebaran andesit tua cukup luas terutama di
wilayah Kecamatan Sobang meliputi G.

Batuan tufa

Bongkok, di Desa Cidikit, Sungai Cisimeut

Secara fisik memperlihatkan warna coklat,

pada cabang kanan bagian hulu.

Batuan

tufa

berkembang

372

memiliki
dengan

baik

sebaran

dan

terutama

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

di

Buku 2 : Bidang Mineral

wilayah daerah penyelidikan seperti di

Mineralisasi /Indikasi Bahan Gallian

daerah Gunung Julang dan bagian selatan

Dari hasil pengamatan lapangan di seluruh

daerah penyelidikan terutama di wilayah

wilayah pada kawasan ini dijumpai 6

Sungai Cirametek. Secara regional batuan

daerah prospek yang menunjukkan adanya

tufa

indikasi alterasi dan mineralisasi. Keenam

di

daerah

penyelidikan

dapat

disetarakan dengan Fomasi Cimapag.

indikasi prospek tersebut adalah daerah
Cidikit, daerah Ciujung, daerah Cisawang,

Struktur Geologi

daerah Cipanas, daerah Cihinit dan daerah

Struktur yang terdapat di daerah ini juga

G. Julang

dapat diketahui dari pengamatan langsung
di lapangan, penafsiran citra DEM dan peta

Keenam daerah mineralisasi tersebut dilihat

topografi.

dapat

dari ciri pola alterasi serta mineralisasi

diidentifikasi tiga jenis struktur yaitu meliputi

diperkirakan menunjukkan tipe mineralisasi

struktur lipatan dan struktur sesar dan

epitermal sulfida rendah. Indikasi adanya

struktur kekar. Struktur lipatan berkembang

mineralisasi dan alterasi di daerah ini

di bagian utara yaitu di daerah Kecamatan

ditunjukkan

Cimarga,

dan

fluida hidrotermal dalam bentuk urat kuarsa

Sedangkan

yang menerobos batuan samping andesit

Dari

hasil

Kecamatan

Kecamatan

penafsiran

Leuwidamar

Bojongmanik.

struktur sesar memiliki arah umumnya
utara-selatan,

berkembang

di

oleh

adanya

penerobosan

dan tufa.

daerah

Leuwidamar, dan daerah Cipanas serta

Di daerah Ciujung, hasil analisis kimia pada

Bojogmanik. Struktur kekar terdapat di

batuan untuk unsur Pb nilai tertinggi yaitu

banyak lokasi.

pada L.09/08 AR (4960 ppm). L.09/09R,
(2950

Hasil

dari

pengamatan

menunjukkan

indikasi

di

lapangan

struktur

yang

ppm),

L.09/07R

(342

ppm).

Kandungan Zn pada conto batuan dengan
nilai tertinggi terdapat di L.09/08 AR

dijumpai di kawasan salah satu tandanya

(1,46%),

dapat teramati dengan baik yaitu berupa

L.09/12AR R (3480 ppm). Lubang tambang

jejak

rakyat banyak

geseran

atau

slickenside

pada

L.09/09

AR

(2,23%)

dan

singkapan batuan di S. Cikuluwung. Selain
itu adanya jejak struktur di lapangan dapat

Mineralisasi dan alterasi di Cihinit ditandai

diketahui dari kenampakan bentang alam.

oleh adanya penetrasi fluida hidrotermal
dimanifestasikan oleh urat kuarsa pada

Pola struktur ini di kawasan ini diduga kuat

batuan samping andesit. Ubahan terjadi

merupakan bagian yang berperan erat

pada batuan samping dalam bentuk argilik

dalam

dan

pembentukan

mineralisasi,

emas maupun logam dasar

baik

propilit.

Urat

kuarsa

berarah

N

160ºE/85º, lebar sekitar 40 cm warna putih
terang/bening, keras struktur masif, vuggy
dan gigi anjing, mineral bijih terdiri dari
galena, abu-abu metallic, sfalerit coklat tua,

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

373

Buku 2 : Bidang Mineral

transparan, kilap lilin, kalkopirit kuning

kandungan 39500 ppb. Nilai tinggi lainya

metalik tua dan pirit kuning metalik pucat

adalah pada L.09/25BR 31250 ppb, L.

terdapat dalam urat kuarsa. Ubahan dalam

09/26R 26920 ppb, L.09/25R 17860 ppb,

lubang umumnya adalah silisifikasi warna

L.09/24/BR 10840 ppb, L.09/24 AR 8425

putih, keras. Hasil analisis kimia conto

ppb, L.09/26/AR 7310 ppb dan L.09/26 CR

batuan untuk unsur Pb nilai tertinggi

4900 ppb. Sedangkan untuk unsur Ag pada

terdapat pada conto L.09/32R (18,26%),

L.09/26 CR 99 ppm, L.09/26 DR 85 ppm,

diikuti oleh L.09/33 R (11,98%), sedangkan

L.09/24/BR 38 ppm, L.09/26 R 30 ppm,

Zn yaitu nilai tertinggi yaitu adalah pada

L.09/26 BR 28 ppm, L.09/25BR 27 ppm,

lokasi L.09/32/R (4,63%) dan L.09/33/R

L.09/24 AR 24 ppm.

(3,11%).
PEMBAHASAN
Mineralisasi di Gunung Julang berkembang
sangat

baik,

ditandai

oleh

munculnya

Berdasarkan

asosiasi

mineralnya

tipe

sejumlah urat kuarsa menerobos batuan

mineralisasi di daerah penyelidikan dapat

andesit

dibagi menjadi dua zonasi mineralisasi yaitu

terubah.

Urat

kuarsa

yang

menerobos batuan tersebut membentuk

:

zona alterasi dan mineralisasi dengan arah

1. Zonasi mineralisasi di bagian bawah

yang umum urat hampir utara selatan, lebar

yang ditunjukkan oleh hadirnya asosiasi

dari beberapa sentimeter hingga mencapai

mineral yang terdiri dari galena, sfalerit,

2,5 meter. Urat kuarsa dijumpai dalam

sedikit kalkopirit dan pirit hadir secara

beberapa jalur dimana keterdapatannya

dominan.

dijumpai di beberapa blok, diantaranya Blok

sebagai mineralisasi epitermal zonasi

Cisampay, Blok Cidoyong, Blok Cigaru dan

bawah.

Blok Cisoka. Blok-blok tersebut membentuk

menunjukkan tipe mineralisasi epitermal

suatu

cukup

zonasi bawah adalah daerah Cihinit

panjang di sepanjang Sungai Cikuluwung.

dimana asosiasi yang ditemukan adalah

Dari sejumlah lubang, lubang Entus dan H.

terdiri

Ismail merupakan lubang yang produktif. Di

kalkopirit dan pirit, dengan alterasi yang

lokasi ini (Lubang Entus) urat kuarsa

muncul adalah silisifikasi dekat kontak

mengandung sulfida menembus batuan

bijih dan ubahan argilik pada bagian

tufa yang terargilikan kuat, memiliki arah N

yang tidak jauh dengan bijih.

komplek

tambang

yang

Zonasi

Daerah

dari

ini

diklasifikasikan

representatif

galena,

sfalerit,

yang

sedikit

160°E/55° dengan lebar urat sekitar 2,5
meter

berwarna

putih

susu,

hingga

2. Zonasi mineralisasi di bagian atas yang

keabuan, keras memiliki struktur massif,

ditunjukkan

laminasi, cockade dan struktur gigi anjing.

mineral yang terdiri dari pirit halus,

Asosiasi mineral yang dapat diidentifikasi

dalam urat kuarsa putih susu, struktur

pada blok ini adalah sulfida pirit. Dari hasil

massif dan gigi anjing. Pada kawasan

analisis kimia conto batuan untuk unsur Au

ini tidak dijumpai adanya mineral seperti

menunjukkan pada L.09/26DR mempunyai

galena, sfalerit dan kalkopirit. Zonasi ini

374

oleh

hadirnya

asosiasi

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

diklasifikasikan
mineralisasi

sebagai

epitermal

zonasi

~

66

gt

Ag.

Hasil

pemantauan

atas.

dilapangan secara kasar diperkirakan urat

Daerah representatif yang menunjukkan

yang terdapat di wilayah ini memiliki

tipe

panjang tidak kurang dari 1 km dengan

mineralisasi

bagian

g/t

epitermal

zonasi

bagian atas adalah mineralisasi daerah

lebar zona hingga mencapai 2 meter.

Gunung Julang.
Dengan asumsi kedalaman urat mencapai
Mineralisasi emas yang terdapat di G.

50 m dan berat jenis 2,5 maka dapat

Julang memiliki potensi yang cukup besar.

dikalkulasi bahwa potensi sumber daya

Sampai saat ini di kawasan G. Julang telah

hipotetik cebakan bijih emas yang terdapat

terdapat

kelompok

di G. Julang diperkirakan 1000 x 2 x 50 x

pengelola tambang, dengan masing-masing

2,5 = 250.000 ton. Kendala yang dihadapi

kelompok

beranggotakan

saat ini adalah bahwa lahan yang digarap

sekitar 5 orang. Pada lubang yang paling

berada di kawasan Taman Nasional G.

produktif seperti Lubang Entus misalnya

Halimun.

dalam

sedikitnya

paling

satu

pertama

200

sedikit

karung

bijih

pada

tahap

penggelundungan

dapat

KESIMPULAN DAN SARAN

menghasilkan 6 gr Au. Menurut informasi
dari salah seorang pekerjanya bahwa di

1. Berdasarkan

lubang Entus memiliki anggota tambang

lapangan

sebanyak 80 orang dengan penghasilan

maka daerah prospek dijumpai ada dua

rata-rata per orang per hari sekitar Rp.

zona

400.000,-.

Kawasan Ciujung, Kawasan Cihinis,

Sedangkan

hasil

gelundung

dan

terletak

hasil

pengamatan

analisis

laboratorium

di

untuk sekali angkat dapat menghasilkan

Kawasan

Rp.140.000.000 (seratus empat puluh juta

Cisawang,

rupiah).

Kawasan Cipanas.

Jadi

tambang

secara

rakyat

menguntungkan.
pemrosesan
dimiliki

oleh

ekonomi
masih

Adapun

emas

lokal

daerah

Julang,

Kawasan

yaitu

Kawasan

Cidikit

dan

sangat

kondisi

(gelundung)

penambang

untuk

G.

6

alat

2. Zona

sulfida

rendah

berasosiasi

yang

dengan emas : Daerah Cidikit, Daerah

yang

Ciujung, Daerah Cisawang, Daerah

sekarang beroperasi dapat dilihat pada

Cipanas,

Foto 24.

Sedangkan zona sulfide medium (base
metal)

Dari

hasil

menunjukkan

analisis
kandungan

laboratorium
logam

mulia

dan

diketahui

di wilayah Kawasan G. Julang dimana dari

sedangkan

hasil

bagian

menunjukkan

dua

Julang.

daerah

Ciujung diperkirakan terbentuk pada
zona

geokimia

ada

G.

mineralisasi yaitu daerah Cihinit dan

(emas) yang cukup tinggi terutama terdapat

analisis

Daerah

epitermal
tipe

bawah

bagian

bawah,

mineralisasi

zonasi

ditunjukkan

oleh

kandungan emas yang prospek berkisar

dominan emas terdapat di kawasan

antara 8 g/t ~ 39 g/t Au dan perak antara 6

Gunung Julang.

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

375

Buku 2 : Bidang Mineral

3. Hasil analisis geokimia dari stream

Oleh karena itu perlu dilakukan studi

sedimen pada emas menunjukkan nilai

lanjutan

tertinggi terdapat di lokasi L.09/02 S

keprospekan secara lebih jauh. Untuk

(1864 ppb), lokasi L.09/05 S (1.210

emas di G. Julang, perhitungan kasar

ppb), sedangkan dari batuan pada nilai

menunjukkan panjang urat diestimasi

tertinggi

DR,

sekitar 1 km dengan lebar zona sekitar

(39.500 ppb). Nilai tinggi lainya sbb:

2 meter dengan potensi sumberdaya

L.09/25BR (31.250 ppb), L. 09/26R

hipotetik

(26.920 ppb), L.09/25R (17.860 ppb),

250.000 ton.

terdapat

di

L.09/26

guna

mengetahui

bijih

emas

nilai

diperkirakan

L.09/24/BR (10.840 ppb), L.09/24 AR
(8425 ppb), L.09/26/AR (7310 ppb) dan

7. Daerah prospek lainnya walaupun tidak

L.09/26 CR (4900 ppb). Kesemuanya

sebesar tiga daerah tersebut diatas

terdapat di daerah Cijulang. Sementara

dilihat dari tingkat ubahannya juga

itu untuk perak dari sedimen sungai

memiliki

nilai tertinggi terdapat di lokasi L 09/02

cukup signifikan terutama pada daerah

S (20 ppm), sedangkan nilai lainnya

Cisawang.

tingkat

keprospekan

yang

adalah < 2 ppm nilai tertinggi pada
batuan terdapat di L.09/32 R (345

Dengan

ppm).

disarankan untuk
1.

4. Hasil

analisis

PIMA

menunjukkan

melihat

hal

tersebut

maka

Melakukan studi lanjut (follow up
study)

terutama

pada

daerah

G.

bahwa alterasi yang terdapat di daerah

Julang, Cihinit, Ciujung serta keempat

penyelidikan adalah pada umumnya

daerah

adalah

secara lebih jelas tingkat penyebaran

argilik

dan

propilit

sedikit

silisifikasi dan advance argilik.

lainnya

guna

mengetahui

dan alterasinya sehingga diharapkan
akan diperoleh bentuk tubuh bijih yang

5. Dari studi inklusi fluida menunjukkan
bahwa

pembentukan

mineralisasi

lebih jelas.
2.

Jika studi lanjutan dilakukan maka

adalah pada temperature antara 140 ~

disarankan

220 °C dengan salinitas antara 0,5 ~

pemetaan

2,2 Wt.eq. Ini menunjukkan bahwa

program puritan dan sumuran. Hal ini

kedalaman pembentukan mineralisasi

perlu dilakukan terutama dalam upaya

berkisar antara 50 ~ 400 meter dari

untuk

paleo surface yang masih merupakan

(sebagai

zona silica cap dengan logam mulia.

menentukan

untuk
rinci

melakukan

disertai

mendapatkan
bank

WPN
data)

kebijakan

dengan

baru
dalam

pemerintah

dalam pertambangan
6. Secara ekonomi daerah penyelidikan
terutama pada wilayah G. Julang (Au),
Cihinis dan Ciujung (Pb dan Zn)
memiliki potensi yang cukup tinggi.

376

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Van Leeuwen., 1994, 25 Years of Mineral

DAFTAR PUSTAKA

Exploration in Indonesia; In T.M Van
Sutisna, D. T., 1994, Laporan Penyelidikan

Leeuwen., J.W Hedenquist, L.P James and

Lanjutan Logam mulia di daerah

J.S.S Dow (editors), Journal Geochemistry

Pasir Paku dan Jatake, Kecamatan

Exploration, 50. 13-90.

Panggarangan, Lebak;

Hass,

J.,

1971,

Interpretation

Mineralization

Depth

of

Formation

based on Fluid Inclusion Studies.
Mac. Graw Hill.Inc.

Widi,

B.

N.,

dkk,

2007,

Rekayasa

Pemodelan dan Konsep Eksplorasi
Mineralisasi
Kubah

Logam di Daerah

Bayah

Provinsi

Banten,

Pusat Sumber Daya Geologi.

Rytuba J. James., 1994, Evolution of
volcanic and tectonic features in
Caldera Setting and Their important
in the Localization of Ore Deposits.
Economic Geology, Vol.89.p.16871696.

Soeharto, Simpwee, dkk, 1993, Indikasi
mineralisasi emas primer daerah
lebak Sembada dan sekitarnya,
desa Ciusul, Kecamatan Bayah,
Kabupaten Lebak.

Sunarya, Y, 1989, Overview of Gold
exploration

in

Indonesia,

J.

Indonesia Association of Geologist,
12; 345-357;

Van Bemmelen, R., W., 1949, The Geology
of Indonesia, Martinus Nijhoff, The
Hague, Vol. 2, 732 pp.;

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

377

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 1. Peta lokasi wilayah kegiatan prospeksi

378

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 2. Peta lokasi pemercontoan

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

379

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 3. Peta Geologi daerah Prospeksi

380

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

Buku 2 : Bidang Mineral

Gambar 10. Peta Alterasi dan Mineralisasi Daerah Prospeksi

Prosiding Hasil Kegiatan Lapangan Pusat Sumber Daya Geologi Tahun 2009

381