IND PUU 7 2012 Permen LH 20 th 2012 Pedoman diklat LH1
SALINAN
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2012
TENTANG
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN DI
BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 63 ayat (1) huruf w,
ayat (2) huruf q dan ayat (3) huruf n Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah, pemerintah
daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota
berwenang memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan
dan penghargaan;
b. bahwa untuk memberikan pendidikan dan pelatihan,
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota perlu pedoman umum mengenai
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
c. bahwa Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 26
Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan di bidang Lingkungan Hidup sudah tidak
sesuai dengan perkembangan keadaan, sehingga perlu
dilakukan perubahan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Pendidikan dan/atau Pelatihan di
Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141);
3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92
Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 142);
1
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN/ATAU
PELATIHAN DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan dan/atau pelatihan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya
disebut Diklat LH adalah proses belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil dan
Non Pegawai Negeri Sipil di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Pembinaan Diklat LH adalah kegiatan yang dilakukan agar
pelaksanaan Diklat LH dan capaian kinerja Diklat LH
sesuai dengan standar kualitas dan sasaran yang
ditetapkan.
3. Instansi Pembina Diklat LH adalah unit kerja di
Kementerian Lingkungan Hidup yang secara fungsional
bertanggung jawab dalam koordinasi, pengaturan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian Diklat LH.
4. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah pegawai sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 43 tahun 1999.
5. Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat
fungsional oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih pada
lembaga Diklat LH pemerintah.
6. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai tujuan Diklat LH.
7. Analisis kebutuhan Diklat LH adalah suatu proses yang
sistematis dalam mengidentifikasi ketimpangan antara
sasaran dengan keadaan nyata atau diskrepansi antara
kinerja standar dan kinerja nyata yang penyelesaiannya
melalui Diklat LH.
2
8. Diklat LH teknis adalah Diklat LH untuk melengkapi
pencapaian
persyaratan
kompetensi
teknis
yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS.
9. Diklat LH fungsional adalah Diklat LH untuk melengkapi
persyaratan
kompetensi
jabatan
fungsional
yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS.
10. Akreditasi adalah penilaian kelayakan lembaga pelaksana
Diklat LH pemerintah dalam melaksanakan program
Diklat LH tertentu yang ditetapkan dalam surat keputusan
dan sertifikat akreditasi oleh instansi pembina Diklat LH.
11. Lembaga Pelaksana Diklat LH adalah lembaga yang
memiliki program untuk menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
12. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang PNS dan non PNS di bidang
lingkungan hidup berupa wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan jabatannya.
13. Pemerintah daerah adalah gubernur atau bupati/walikota,
dan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana
pemerintahan daerah.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman
bagi Lembaga Pelaksana Diklat LH dalam melaksanakan
Diklat LH.
Pasal 3
Ruang lingkup pelaksanaan Diklat LH yang diatur dalam
Peraturan Menteri ini meliputi:
a. lembaga pelaksana Diklat LH;
b. analisis kebutuhan Diklat LH;
c. jenis dan jenjang Diklat LH;
d. peserta Diklat LH;
e. kurikulum dan metode Diklat LH;
f. tenaga pengajar;
g. sarana dan prasarana Diklat LH;
h. pelaksana Diklat LH;
i. surat keterangan Diklat LH;
j. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan;
k. sistem informasi Diklat LH;
l. pengelola lembaga Diklat LH;
m. pembinaan; dan
n. pembiayaan.
3
BAB II
LEMBAGA PELAKSANA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 4
(1) Lembaga pelaksana Diklat LH terdiri atas:
a. lembaga pelaksana Diklat LH Pemerintah;
b. lembaga pelaksana Diklat LH pemerintah daerah; dan
c. lembaga pelaksana Diklat LH swasta.
(2) Lembaga pelaksana Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus terakreditasi.
(3) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai akreditasi lembaga
pelaksana Diklat LH.
Pasal 5
(1) Lembaga pelaksana Diklat LH Pemerintah bertugas:
a. melakukan analisis kebutuhan Diklat LH;
b. melaksanakan Diklat LH; dan
c. melakukan evaluasi terhadap program, pelaksanaan
Diklat LH, Widyaiswara/pengajar, peserta, dan alumni.
(2) Lembaga pelaksana Diklat LH Pemerintah Daerah
bertugas:
a. melakukan analisis kebutuhan Diklat LH di daerah;
b. menetapkan jenis Diklat LH dengan kurikulum lokal
sesuai dengan kebutuhan daerah;
c. melaksanakan Diklat LH di daerah; dan
d. melakukan evaluasi terhadap program, pelaksanaan
Diklat LH, Widyaiswara/pengajar, peserta, dan alumni.
(3) Lembaga pelaksana Diklat LH swasta bertugas:
a. melaksanakan Diklat LH yang jenis dan kurikulumnya
telah ditetapkan oleh Instansi Pembina Diklat LH; dan
b. melakukan evaluasi terhadap program, pelaksanaan
Diklat LH, Widyaiswara/pengajar, peserta, dan alumni.
Pasal 6
(1) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf c, ayat (2) huruf d, dan ayat (3) huruf b dilaporkan
kepada Instansi Pembina Diklat LH.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. nama Diklat LH;
b. tanggal pelaksanaan Diklat LH;
c. jumlah peserta Diklat LH;
d. sumber dana; dan
e. hasil evaluasi.
4
BAB III
ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 7
(1) Analisis kebutuhan Diklat LH sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, dan ayat (2) huruf a
dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain:
a. identifikasi
peran
dan
fungsi
lembaga
yang
membutuhkan Diklat LH;
b. evaluasi kondisi sumber daya manusia;
c. analisis kesenjangan; dan
d. perencanaan sumber daya manusia.
(2) Hasil analisis kebutuhan Diklat LH sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar bagi
lembaga pelaksana Diklat LH dalam menyusun rencana
tahunan kebutuhan Diklat LH.
(3) Rencana tahunan kebutuhan Diklat LH sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Instansi
Pembina diklat LH.
BAB IV
JENIS DAN JENJANG DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 8
(1) Diklat LH dilaksanakan berdasarkan jenis dan/atau
jenjang Diklat LH.
(2) Jenis dan/atau jenjang Diklat LH meliputi:
a. Diklat LH teknis; dan
b. Diklat LH fungsional.
(3) Jenis dan/atau jenjang Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kompetensi yang
akan dicapai.
(4) Jenis dan/atau jenjang Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan dengan memperhatikan
tugas dan tanggung jawab peserta Diklat LH.
BAB V
PESERTA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 9
(1) Peserta Diklat LH ditentukan sesuai persyaratan peserta
dengan memperhatikan pengembangan karir sumber daya
manusia yang bersangkutan.
(2) Persyaratan peserta untuk masing-masing Diklat LH
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai
dengan pedoman Diklat LH teknis yang ditetapkan oleh
Kepala Instansi Pembina Diklat LH.
5
BAB VI
KURIKULUM DAN METODE DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 10
(1) Kurikulum Diklat LH disusun sesuai dengan standar
kompetensi yang akan dicapai.
(2) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh kepala Instansi Pembina Diklat LH.
Pasal 11
(1) Kurikulum Diklat LH memuat:
a. standar kompetensi;
b. kompetensi dasar;
c. metode Diklat LH;
d. jam pelajaran;
e. media pembelajaran; dan
f. alat bantu.
(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dan ditetapkan oleh kepala Instansi Pembina Diklat LH.
Pasal 12
(1) Diklat LH dilaksanakan secara:
a. klasikal; atau
b. non klasikal.
(2) Pelaksanaan secara klasikal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan dengan tatap muka.
(3) Pelaksanaan secara non klasikal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dilakukan di alam terbuka, tempat
kerja, dan/atau melalui internet.
Pasal 13
(1) Pendekatan dan metode pembelajaran Diklat LH disusun
sesuai dengan tujuan dan sasaran jenis Diklat LH bagi
orang dewasa (andragogi).
(2) Pendekatan dan metode pembelajaran Diklat LH
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
cara antara lain:
a. ceramah;
b. diskusi;
c. studi banding;
d. studi kasus;
e. simulasi; dan
f. belajar dengan menggunakan media.
BAB VII
PENGAJAR DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 14
(1) Tenaga pengajar dan/atau Widyaiswara Diklat LH harus
memenuhi persyaratan:
6
a. mempunyai sertifikat Diklat LH bagi pengajar (Training
of Trainers) dari lembaga Diklat LH yang terakreditasi;
b. berpengalaman sesuai dengan mata Diklat LH yang
diampu; dan/atau
c. telah mengikuti Diklat LH teknis sesuai dengan mata
Diklat LH yang diampu.
(2) Lembaga pelaksana Diklat LH mendayagunakan tenaga
pengajar dan/atau Widyaiswara di lingkungan Lembaga
Pelaksana Diklat LH yang bersangkutan.
(3) Dalam hal Widyaiswara dan/atau tenaga pengajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tersedia,
Lembaga Pelaksana Diklat LH dapat menggunakan tenaga
pengajar dan/atau Widyaiswara lain dari luar lembaga
pelaksana Diklat LH sesuai dengan kompetensinya.
BAB VIII
SARANA DAN PRASARANA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 15
(1) Sarana dan prasarana Diklat LH dipersiapkan sesuai
dengan tujuan, sasaran program, dan materi Diklat LH
yang bersangkutan.
(2) Sarana dan prasarana Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. sarana berupa alat bantu pembelajaran;
b. prasarana, paling sedikit memiliki:
1. ruang kelas;
2. ruang kantor;
3. perpustakaan;
4. ruang makan dan
5. ruang ibadah.
(3) Dalam hal Diklat LH memerlukan laboratorium, lembaga
pelaksana Diklat LH harus menyediakan atau memiliki
akses laboratorium sesuai yang dipersyaratkan dalam
kurikulum.
BAB IX
PELAKSANAAN DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 16
(1) Diklat LH dilaksanakan oleh lembaga pelaksana Diklat LH
yang terakreditasi.
(2) Dalam hal lembaga pelaksana Diklat LH belum
terakreditasi,
pelaksanaan
Diklat
LH
dilakukan
bekerjasama dengan:
a. lembaga pelaksana Diklat LH Kementerian Lingkungan
Hidup; atau
b. lembaga pelaksana Diklat LH terakreditasi paling
rendah peringkat B.
7
(3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada
dituangkan dalam suatu perjanjian kerjasama.
ayat
(2)
BAB X
SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SERTIFIKAT, DAN
SURAT KETERANGAN
Pasal 17
(1) Peserta Diklat LH yang telah lulus program Diklat LH
diberikan:
a. STTPP, untuk Diklat LH berjenjang; atau
b. sertifikat Diklat LH, untuk Diklat LH tidak berjenjang.
(2) STTPP atau sertifikat Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditandatangani oleh pimpinan lembaga
pelaksana Diklat LH.
(3) Apabila pelaksanaan Diklat LH dilakukan melalui
kerjasama, STTPP atau sertifikat Diklat LH sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh para pihak.
(4) Peserta Diklat LH yang tidak lulus program Diklat LH
diberikan surat keterangan telah mengikuti Diklat LH.
BAB XI
SISTEM INFORMASI DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 18
(1) Instansi pembina Diklat LH dan lembaga pelaksana Diklat
LH menyediakan informasi Diklat LH kepada masyarakat.
(2) Informasi Diklat LH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. jenis, jenjang, dan program;
b. kepesertaan dalam suatu program;
c. kalender pelaksana program;
d. widyaiswara;
e. sumber daya manusia pelaksana;
f. sarana dan prasarana;
g. lembaga pelaksana Diklat LH yang terakreditasi; dan
h. alumni.
BAB XII
PENGELOLA LEMBAGA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 19
Pengelola lembaga pelaksana Diklat LH harus memiliki:
a. sertifikat pengelola Diklat LH atau setara dengan sertifikat
management of training untuk jajaran pimpinan lembaga
pelaksana Diklat LH;
b. sertifikat pelaksana Diklat LH atau setara dengan sertifikat
training officer course untuk staf lembaga pelaksana Diklat
LH.
8
BAB XIII
PEMBINAAN
Pasal 20
(1) Instansi Pembina Diklat LH melakukan pembinaan
terhadap Lembaga Pelaksana Diklat LH melalui:
a. penyediaan pedoman, peraturan, dan kurikulum;
b. diklat untuk pengajar, seminar, workshop;
c. pemberian informasi dalam rangka pemenuhan
persyaratan dan kewajiban akreditasi; dan/atau
sistem
manajemen
mutu
dalam
d. penerapan
pelaksanaan Diklat LH untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan Diklat LH.
(2) Instansi Pembina Diklat LH dapat memberikan bantuan
konsultasi kepada setiap Lembaga Pelaksana Diklat LH
dalam menyusun rencana tahunan kebutuhan Diklat LH
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3).
BAB XIV
PEMBIAYAAN
Pasal 21
(1) Pembiayaan pelaksanaan Diklat LH bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak.
(2) Selain sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pembiayaan Diklat LH dapat berasal dari sumber
lain sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Biaya pembinaan terhadap lembaga pelaksana Diklat LH
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 26 Tahun
2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan di Bidang Lingkungan Hidup; dan
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 178
Tahun 2004 tentang Kurikulum Penyusunan, Penilaian
dan Pedoman serta Kriteria Penyelenggaraan Pelatihan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
9
Pasal 23
Peraturan Menteri
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 November 2012
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BALTHASAR KAMBUAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 November 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1106
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Humas,
Inar Ichsana Ishak
10
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2012
TENTANG
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN/ATAU PELATIHAN DI
BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
:
a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 63 ayat (1) huruf w,
ayat (2) huruf q dan ayat (3) huruf n Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pemerintah, pemerintah
daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota
berwenang memberikan pendidikan, pelatihan, pembinaan
dan penghargaan;
b. bahwa untuk memberikan pendidikan dan pelatihan,
Pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah
daerah kabupaten/kota perlu pedoman umum mengenai
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup;
c. bahwa Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 26
Tahun 2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan
dan Pelatihan di bidang Lingkungan Hidup sudah tidak
sesuai dengan perkembangan keadaan, sehingga perlu
dilakukan perubahan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup tentang Pedoman
Umum Pelaksanaan Pendidikan dan/atau Pelatihan di
Bidang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
Mengingat
:
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5059);
2. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 141);
3. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I
Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali
diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92
Tahun 2011 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2011 Nomor 142);
1
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 16
Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Lingkungan Hidup;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP TENTANG
PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PENDIDIKAN DAN/ATAU
PELATIHAN DI BIDANG PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Pendidikan dan/atau pelatihan di bidang perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup yang selanjutnya
disebut Diklat LH adalah proses belajar mengajar dalam
rangka meningkatkan kompetensi Pegawai Negeri Sipil dan
Non Pegawai Negeri Sipil di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Pembinaan Diklat LH adalah kegiatan yang dilakukan agar
pelaksanaan Diklat LH dan capaian kinerja Diklat LH
sesuai dengan standar kualitas dan sasaran yang
ditetapkan.
3. Instansi Pembina Diklat LH adalah unit kerja di
Kementerian Lingkungan Hidup yang secara fungsional
bertanggung jawab dalam koordinasi, pengaturan,
pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian Diklat LH.
4. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS
adalah pegawai sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Nomor 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 43 tahun 1999.
5. Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat
fungsional oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung
jawab untuk mendidik, mengajar, dan/atau melatih pada
lembaga Diklat LH pemerintah.
6. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
pembelajaran
untuk
mencapai
pengetahuan,
keterampilan, dan sikap sesuai tujuan Diklat LH.
7. Analisis kebutuhan Diklat LH adalah suatu proses yang
sistematis dalam mengidentifikasi ketimpangan antara
sasaran dengan keadaan nyata atau diskrepansi antara
kinerja standar dan kinerja nyata yang penyelesaiannya
melalui Diklat LH.
2
8. Diklat LH teknis adalah Diklat LH untuk melengkapi
pencapaian
persyaratan
kompetensi
teknis
yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS.
9. Diklat LH fungsional adalah Diklat LH untuk melengkapi
persyaratan
kompetensi
jabatan
fungsional
yang
diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS.
10. Akreditasi adalah penilaian kelayakan lembaga pelaksana
Diklat LH pemerintah dalam melaksanakan program
Diklat LH tertentu yang ditetapkan dalam surat keputusan
dan sertifikat akreditasi oleh instansi pembina Diklat LH.
11. Lembaga Pelaksana Diklat LH adalah lembaga yang
memiliki program untuk menyelenggarakan pendidikan
dan pelatihan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
12. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang PNS dan non PNS di bidang
lingkungan hidup berupa wawasan, pengetahuan,
keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas dan jabatannya.
13. Pemerintah daerah adalah gubernur atau bupati/walikota,
dan perangkat daerah sebagai unsur pelaksana
pemerintahan daerah.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini bertujuan untuk memberikan pedoman
bagi Lembaga Pelaksana Diklat LH dalam melaksanakan
Diklat LH.
Pasal 3
Ruang lingkup pelaksanaan Diklat LH yang diatur dalam
Peraturan Menteri ini meliputi:
a. lembaga pelaksana Diklat LH;
b. analisis kebutuhan Diklat LH;
c. jenis dan jenjang Diklat LH;
d. peserta Diklat LH;
e. kurikulum dan metode Diklat LH;
f. tenaga pengajar;
g. sarana dan prasarana Diklat LH;
h. pelaksana Diklat LH;
i. surat keterangan Diklat LH;
j. pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan;
k. sistem informasi Diklat LH;
l. pengelola lembaga Diklat LH;
m. pembinaan; dan
n. pembiayaan.
3
BAB II
LEMBAGA PELAKSANA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 4
(1) Lembaga pelaksana Diklat LH terdiri atas:
a. lembaga pelaksana Diklat LH Pemerintah;
b. lembaga pelaksana Diklat LH pemerintah daerah; dan
c. lembaga pelaksana Diklat LH swasta.
(2) Lembaga pelaksana Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) harus terakreditasi.
(3) Ketentuan mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dilaksanakan sesuai peraturan perundangundangan yang mengatur mengenai akreditasi lembaga
pelaksana Diklat LH.
Pasal 5
(1) Lembaga pelaksana Diklat LH Pemerintah bertugas:
a. melakukan analisis kebutuhan Diklat LH;
b. melaksanakan Diklat LH; dan
c. melakukan evaluasi terhadap program, pelaksanaan
Diklat LH, Widyaiswara/pengajar, peserta, dan alumni.
(2) Lembaga pelaksana Diklat LH Pemerintah Daerah
bertugas:
a. melakukan analisis kebutuhan Diklat LH di daerah;
b. menetapkan jenis Diklat LH dengan kurikulum lokal
sesuai dengan kebutuhan daerah;
c. melaksanakan Diklat LH di daerah; dan
d. melakukan evaluasi terhadap program, pelaksanaan
Diklat LH, Widyaiswara/pengajar, peserta, dan alumni.
(3) Lembaga pelaksana Diklat LH swasta bertugas:
a. melaksanakan Diklat LH yang jenis dan kurikulumnya
telah ditetapkan oleh Instansi Pembina Diklat LH; dan
b. melakukan evaluasi terhadap program, pelaksanaan
Diklat LH, Widyaiswara/pengajar, peserta, dan alumni.
Pasal 6
(1) Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1)
huruf c, ayat (2) huruf d, dan ayat (3) huruf b dilaporkan
kepada Instansi Pembina Diklat LH.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. nama Diklat LH;
b. tanggal pelaksanaan Diklat LH;
c. jumlah peserta Diklat LH;
d. sumber dana; dan
e. hasil evaluasi.
4
BAB III
ANALISIS KEBUTUHAN DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 7
(1) Analisis kebutuhan Diklat LH sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, dan ayat (2) huruf a
dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain:
a. identifikasi
peran
dan
fungsi
lembaga
yang
membutuhkan Diklat LH;
b. evaluasi kondisi sumber daya manusia;
c. analisis kesenjangan; dan
d. perencanaan sumber daya manusia.
(2) Hasil analisis kebutuhan Diklat LH sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai dasar bagi
lembaga pelaksana Diklat LH dalam menyusun rencana
tahunan kebutuhan Diklat LH.
(3) Rencana tahunan kebutuhan Diklat LH sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Instansi
Pembina diklat LH.
BAB IV
JENIS DAN JENJANG DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 8
(1) Diklat LH dilaksanakan berdasarkan jenis dan/atau
jenjang Diklat LH.
(2) Jenis dan/atau jenjang Diklat LH meliputi:
a. Diklat LH teknis; dan
b. Diklat LH fungsional.
(3) Jenis dan/atau jenjang Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kompetensi yang
akan dicapai.
(4) Jenis dan/atau jenjang Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diselenggarakan dengan memperhatikan
tugas dan tanggung jawab peserta Diklat LH.
BAB V
PESERTA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 9
(1) Peserta Diklat LH ditentukan sesuai persyaratan peserta
dengan memperhatikan pengembangan karir sumber daya
manusia yang bersangkutan.
(2) Persyaratan peserta untuk masing-masing Diklat LH
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan sesuai
dengan pedoman Diklat LH teknis yang ditetapkan oleh
Kepala Instansi Pembina Diklat LH.
5
BAB VI
KURIKULUM DAN METODE DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 10
(1) Kurikulum Diklat LH disusun sesuai dengan standar
kompetensi yang akan dicapai.
(2) Standar kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan oleh kepala Instansi Pembina Diklat LH.
Pasal 11
(1) Kurikulum Diklat LH memuat:
a. standar kompetensi;
b. kompetensi dasar;
c. metode Diklat LH;
d. jam pelajaran;
e. media pembelajaran; dan
f. alat bantu.
(2) Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dan ditetapkan oleh kepala Instansi Pembina Diklat LH.
Pasal 12
(1) Diklat LH dilaksanakan secara:
a. klasikal; atau
b. non klasikal.
(2) Pelaksanaan secara klasikal sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilakukan dengan tatap muka.
(3) Pelaksanaan secara non klasikal sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b dilakukan di alam terbuka, tempat
kerja, dan/atau melalui internet.
Pasal 13
(1) Pendekatan dan metode pembelajaran Diklat LH disusun
sesuai dengan tujuan dan sasaran jenis Diklat LH bagi
orang dewasa (andragogi).
(2) Pendekatan dan metode pembelajaran Diklat LH
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
cara antara lain:
a. ceramah;
b. diskusi;
c. studi banding;
d. studi kasus;
e. simulasi; dan
f. belajar dengan menggunakan media.
BAB VII
PENGAJAR DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 14
(1) Tenaga pengajar dan/atau Widyaiswara Diklat LH harus
memenuhi persyaratan:
6
a. mempunyai sertifikat Diklat LH bagi pengajar (Training
of Trainers) dari lembaga Diklat LH yang terakreditasi;
b. berpengalaman sesuai dengan mata Diklat LH yang
diampu; dan/atau
c. telah mengikuti Diklat LH teknis sesuai dengan mata
Diklat LH yang diampu.
(2) Lembaga pelaksana Diklat LH mendayagunakan tenaga
pengajar dan/atau Widyaiswara di lingkungan Lembaga
Pelaksana Diklat LH yang bersangkutan.
(3) Dalam hal Widyaiswara dan/atau tenaga pengajar
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak tersedia,
Lembaga Pelaksana Diklat LH dapat menggunakan tenaga
pengajar dan/atau Widyaiswara lain dari luar lembaga
pelaksana Diklat LH sesuai dengan kompetensinya.
BAB VIII
SARANA DAN PRASARANA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 15
(1) Sarana dan prasarana Diklat LH dipersiapkan sesuai
dengan tujuan, sasaran program, dan materi Diklat LH
yang bersangkutan.
(2) Sarana dan prasarana Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) meliputi:
a. sarana berupa alat bantu pembelajaran;
b. prasarana, paling sedikit memiliki:
1. ruang kelas;
2. ruang kantor;
3. perpustakaan;
4. ruang makan dan
5. ruang ibadah.
(3) Dalam hal Diklat LH memerlukan laboratorium, lembaga
pelaksana Diklat LH harus menyediakan atau memiliki
akses laboratorium sesuai yang dipersyaratkan dalam
kurikulum.
BAB IX
PELAKSANAAN DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 16
(1) Diklat LH dilaksanakan oleh lembaga pelaksana Diklat LH
yang terakreditasi.
(2) Dalam hal lembaga pelaksana Diklat LH belum
terakreditasi,
pelaksanaan
Diklat
LH
dilakukan
bekerjasama dengan:
a. lembaga pelaksana Diklat LH Kementerian Lingkungan
Hidup; atau
b. lembaga pelaksana Diklat LH terakreditasi paling
rendah peringkat B.
7
(3) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada
dituangkan dalam suatu perjanjian kerjasama.
ayat
(2)
BAB X
SURAT TANDA TAMAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN, SERTIFIKAT, DAN
SURAT KETERANGAN
Pasal 17
(1) Peserta Diklat LH yang telah lulus program Diklat LH
diberikan:
a. STTPP, untuk Diklat LH berjenjang; atau
b. sertifikat Diklat LH, untuk Diklat LH tidak berjenjang.
(2) STTPP atau sertifikat Diklat LH sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditandatangani oleh pimpinan lembaga
pelaksana Diklat LH.
(3) Apabila pelaksanaan Diklat LH dilakukan melalui
kerjasama, STTPP atau sertifikat Diklat LH sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditandatangani oleh para pihak.
(4) Peserta Diklat LH yang tidak lulus program Diklat LH
diberikan surat keterangan telah mengikuti Diklat LH.
BAB XI
SISTEM INFORMASI DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 18
(1) Instansi pembina Diklat LH dan lembaga pelaksana Diklat
LH menyediakan informasi Diklat LH kepada masyarakat.
(2) Informasi Diklat LH sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
paling sedikit memuat:
a. jenis, jenjang, dan program;
b. kepesertaan dalam suatu program;
c. kalender pelaksana program;
d. widyaiswara;
e. sumber daya manusia pelaksana;
f. sarana dan prasarana;
g. lembaga pelaksana Diklat LH yang terakreditasi; dan
h. alumni.
BAB XII
PENGELOLA LEMBAGA DIKLAT LINGKUNGAN HIDUP
Pasal 19
Pengelola lembaga pelaksana Diklat LH harus memiliki:
a. sertifikat pengelola Diklat LH atau setara dengan sertifikat
management of training untuk jajaran pimpinan lembaga
pelaksana Diklat LH;
b. sertifikat pelaksana Diklat LH atau setara dengan sertifikat
training officer course untuk staf lembaga pelaksana Diklat
LH.
8
BAB XIII
PEMBINAAN
Pasal 20
(1) Instansi Pembina Diklat LH melakukan pembinaan
terhadap Lembaga Pelaksana Diklat LH melalui:
a. penyediaan pedoman, peraturan, dan kurikulum;
b. diklat untuk pengajar, seminar, workshop;
c. pemberian informasi dalam rangka pemenuhan
persyaratan dan kewajiban akreditasi; dan/atau
sistem
manajemen
mutu
dalam
d. penerapan
pelaksanaan Diklat LH untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan Diklat LH.
(2) Instansi Pembina Diklat LH dapat memberikan bantuan
konsultasi kepada setiap Lembaga Pelaksana Diklat LH
dalam menyusun rencana tahunan kebutuhan Diklat LH
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3).
BAB XIV
PEMBIAYAAN
Pasal 21
(1) Pembiayaan pelaksanaan Diklat LH bersumber dari:
a. Anggaran Pendapatan Belanja Negara;
b. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; dan/atau
c. Penerimaan Negara Bukan Pajak.
(2) Selain sumber pembiayaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pembiayaan Diklat LH dapat berasal dari sumber
lain sesuai peraturan perundang-undangan.
(3) Biaya pembinaan terhadap lembaga pelaksana Diklat LH
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara.
BAB XV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku:
1. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 26 Tahun
2009 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan
Pelatihan di Bidang Lingkungan Hidup; dan
2. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 178
Tahun 2004 tentang Kurikulum Penyusunan, Penilaian
dan Pedoman serta Kriteria Penyelenggaraan Pelatihan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
9
Pasal 23
Peraturan Menteri
diundangkan.
ini
mulai
berlaku
pada
tanggal
Agar
setiap
orang
mengetahuinya,
memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 November 2012
MENTERI LINGKUNGAN HIDUP
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
BALTHASAR KAMBUAYA
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 8 November 2012
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
AMIR SYAMSUDIN
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 1106
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Hukum dan Humas,
Inar Ichsana Ishak
10