Bahan Presentasi ttg TKT_TRL-2
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi
Nomor 42 tahun 2016
Tentang
Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan
Teknologi
(Technology Readiness Level)
-Hilirisasi Hasil Riset dan Pengembangan-
Dr. Eng. Hotmatua Daulay
Direktur Pengembangan Teknologi Industri
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Juli 2016
Perkembangan Lingkungan Strategis: Sinergi Kebijakan
Untuk Daya Saing Industri
Kemenristek
dikti
KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
o Knowledge &
Skills
o Creativity
o Proffesionalism
o Entrepreneurs
hip
KEBIJAKAN
IPTEK
o Riset
o Teknologi
o inovasi
PERKEMBANGAN
INDUSTRI
o Daya Saing
o Kapasitas Inovasi
o Difusi Teknologi
KEBIJAKAN
MAKRO
EKONOMI
o Moneter
o Fiskal
o Perdagangan
KEBIJAKAN
INDUSTRI
o Investasi
o Pajak
o
Instrumen
insentif
o
Deregulasi
KERANGKA KERJA LOGIS DAN
PROGRAM
Program
Penguatan
Kelembagaan
Program
Penguatan Inovasi
LEMBAGA
YANG
BERKUALITA
S
SUMBERDAY
A
BERKUALITA
S
Program
Penguatan
Sumberdaya
INOVASI
PENELITIAN
DAN
PENGEMBAN
GAN
Program
Penguatan
Risbang
DAYA
SAIN
G
TENAGA
TERAMPIL
DIKTI
Program
Pembelajaran &
Kemahasiswaan
STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,
DAN PENDIDIKAN TINGGI
SA Bidang:
- Akademik
- Infrastrukt
ur
- Relevansi
dan
Produktivit
as
Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi
Inspe
kt
I
Ditjen
Pembelajaran dan
Kemahasiswaan
Setditjen
Dit.
Pembelajaran
Dit.
Kemahasiswa
an
Dit.
Penjaminan
Mutu
Sekretariat
Jenderal
Inspektorat
Jenderal
Inspe
kt II
Inspe
kt III
Ditjen
Kelembagaan
Iptek dan Dikti
Biro
Perencan
aan
Biro
SDM
Ditjen Sumber
Daya Iptek dan
Dikti
Setditjen
Setditjen
Dit.
Lemlitbang
Dit. Karier dan
Kompetensi
SDM
Dit. KST dan
Bajang
Dit.
Lainnya
Pengembanga
n
Kelembagaan
Dit.
PT
Pembinaan
Kelembagaan
PT
Dit. Kualifikasi
SDM
Dit. Sarana
dan Prasarana
Kelompok Jabatan
Fungsional
Biro
Keuanga
n dan
Umum
Ditjen
Penguatan
Riset dan
Pengembang
an
Setditjen
Dit. Sistem
Risbang
Dit. Riset
dan
Pengabdian
Dit.
Masy
Pengemban
gan
Teknologi
Dit.
Industri
Pengelolaan
Kekayaan
Intelektual
Pusat
Datin
Iptek
Biro
Hukum
dan
Organis
asi
Biro
Kerjasama
dan
Komunikasi
Publik
Ditjen
Penguatan
Inovasi
Setditjen
Dit. Sistem
Inovasi
Dit. Inovasi
Industri
Dit.
Perusahaan
Pemula
Berbasis
Teknologi
Puspipt
ek
Pusdikl
at
PT dan
LP2Dikti
Hilirisasi Hasil Riset dan Pengembangan
Segme
n 5
me
Seg
n 3
Segme
n 4
Segme
n 6
Segme
n 7
Segme
n 8
Segme
n 9
Hilir
Hulu
Se
gm
e
n
1
S
eg
n m
2 e
Dasar Hukum-1
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
• Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2003 tentang
Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih
Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil kegiatan Penelitian dan
Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan;
• Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 121/P tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014-2019;
• Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
• Undang-undang nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran;
Dasar Hukum-2
•
•
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4
TAHUN 2003 TENTANG PENGKOORDINASIAN PERUMUSAN
DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN STRATEGIS PEMBANGUNAN
NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
– Menimbang, point b: bahwa dalam perumusan dan
pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi,
diperlukan
kesamaan
pemahaman, keserempakan tindak, dan keterpaduan
langkah dari seluruh unsur kelembagaan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
– Instruksi ke-empat: Melakukan pemantauan dan evaluasi
atas pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang hasilnya
dilaporkan secara berkala atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan kepada Presiden.
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015
TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN RISET,
Definisi Teknologi
http://kbbi.web.id/teknologi
• teknologi/tek·no·lo·gi/ /téknologi/ n 1 metode ilmiah untuk mencapai tujuan
praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2 keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia;
– medis ilmu kedokteran yang menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk
membantu menemukan penyebab penyakit serta membantu pengobatannya;
– pendidikan Dik metode bersistem untuk merencanakan, menggunakan, dan menilai
seluruh kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan memperhatikan, baik sumber
teknis maupun manusia dan interaksi antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk
pendidikan yang lebih efektif;
– tinggi teknologi yang dianggap bertaraf tinggi dan belum ada teknologi yang menandingi
kelebihannya
(UU RI no. 18 Tahun 2002)
• Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,
kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia;
https://www.semisena.com/5596/rawat-rutinkomponen-komponen-ini-agar-performa-mobilciamik.html
Rekayasa Sosial? Social Engineering?
Kompon
en / Sub
Sistem I
Komponen
/ Sub
Sistem II
Kompon
en / Sub
Sistem
IV
Kompon
en / Sub
Sistem ..
..
Kompon
en / Sub
Sistem
III
Kompon
en / Sub
Sistem V
Sistem
Sosial
Kompon
en / Sub
Sistem ..
..
Kompon
en / Sub
Sistem
VI
Pengertian TKT
•
•
Tingkat Kesiapterapan Teknologi (Technology Readiness
Level) yang selanjutnya disingkat dengan TKT adalah
tingkat kondisi kematangan atau kesiapterapan
suatu hasil penelitian dan pengembangan teknologi
tertentu yang diukur secara sistematis dengan tujuan
untuk dapat diadopsi oleh pengguna, baik oleh pemerintah,
industri maupun masyarakat.
TKT merupakan ukuran yang menunjukkan tahapan atau
tingkat kematangan atau kesiapan teknologi pada skala 1–
9, yang mana antara satu tingkat dengan tingkat yang lain
saling terkait dan menjadi landasan bagi tingkatan
berikutnya.
9 Tingkat
Tingkat
dengan
masingKesiaptera
masing
pan
tingkat
Teknologi
memiliki
• Hard Engineering
• Sofware
indikator
• Pertanian/ Perikanan/ Peternakan
masing• Kesehatan dan Obatvaksin/
hayati, Alkes
masing
• Sosial Humaniora
Pola Ideal komposisi tingkatan
Penelitian dan pengembangan?
9
8
7
6
5
4
3
2
1
a
9
8
7
6
5
4
3
2
1
9
8
7
6
5
4
3
2
1
b
c
e
9
8
7
6
5
4
3
2
1
d
Penguatan Program
Pemberian Insentive
Kebijakan Riset dan Pengembangan
Dan lain-lain
Permen TKT/ TRL
Tujuan Permen
•
Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi
bertujuan untuk:
– mengetahui status Kesiapterapan Teknologi,
– Membantu pemetaan kesiapterapan teknologi,
– mengevaluasi pelaksanaan program atau kegiatan riset
dan pengembangan;
– Mengurangi risiko kegagalan dalam pemanfaatan
teknologi; dan
– meningkatkan pemanfaatan hasil riset dan
pengembangan.
Hasil pengukuran TKT digunakan oleh
•
•
pengambil kebijakan dalam merumuskan, melaksanakan,
dan mengevaluasi program riset dan pengembangan;
pelaku kegiatan dalam menentukan tingkat kesiapterapan
teknologi untuk dimanfaatkan dan diadopsi; dan
Siapa yang bertanggung Jawab
Mengukur?
Penanggungjawab Pengukuran dan Penetapan TKT
terdiri atas tingkat nasional dan tingkat wilayah kerja.
•
tingkat nasional :
Direktur Jenderal Penguatan
RISBANG
•
Tingkat institusi/ unit kerja:
– perguruan tinggi :pemimpin perguruan tinggi
– LPNK: Kepala LPNK
– badan/unit kelitbangan pada kementerian: Kepala
Badan/unit kelitbangan pada kementerian
– badan/SKPD terkait riset dan pengembangan:
kepala badan/SKPD terkait
• Penanggung jawab harus membentuk dan
Bagaimana
Mengukurnya?
• Pengukuran dilakukan dengan mengukur capaian
indikator dari setiap tingkatan kesiapterapan teknologi
• Pengukur terdiri dari Koordinator penelitian,
Verifikator pengukuran (tim Penilai), dan validator
pengukuran (Penanggung Jawab pengukuran)
– Para koordinator penelitian melakukan self
assessment terhadap teknologi hasil penelitian dan
pengembangannya melalui online
– Verifikator melakukan verifikasi terhadap hasil self
assessment, dan penangggung Jawab melakukan
validasi
• Berbasis online
ALUR PENGUKURAN DAN PENETAPAN
TINGKAT KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
Penetapan Tim
Sekretariat dan Tim
Penilai oleh
Penanggung Jawab
Tim Sekretariat
menyiapkan bahanbahan dan
perangkat
pengukuran
Tim Penilai
melakukan verifikasi
terhadap self
assessment
Koordinator
Penelitian secara
online dan atau
tatap muka
Koordinator
Penelitian
melakukan self
assessment secara
manual dan online
Penanggung Jawab
memberikan validasi
terhadap hasil
verifikasi Tim Penilai
secara manual dan
online
Apa saja yang diukur?
Yang diukur
•
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah/ akan
dilakukan menggunakan dana APBN, APBD, dan dana dari
pemerintah RI lainnya, seperti LPDP, DIPI dll, dan juga
kegiatan riset dan pengembangan yang dilaksanakan di
instansi pemerintah dengan dana lainnya
Hasil Pengukuran
•
(output)
– Peta kondisi Tingkat Kesiapterapan Teknologi pada
lembaga-lembaga riset dan pengembangan di Indonesia
dari hulu hingga hilir
– Peta penggunaan anggaran untuk riset dan
pengembangan
– Peta kekuatan riset dan pengembangan lembaga di
Indonesia
•
(Outcome)
VIDEO TKT ONLINE
Terima Kasih
Download pada:
http://risbang.ristekdikti.go.id
1. Permen Ristekdikti No. 42 Tahun 2016 tentang
Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan
Teknologi
2. Indikator Setiap Tingkat Kesiapterapan Teknologi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
6
Demonstrasi model
atau prototipe sistem/
subsistem dalam
suatu lingkungan yang
relevan
5
Validasi
komponen/subsistem
dalam suatu
lingkungan
yang
4
relevan
Validasi komponen/
1
Prinsip dasar dari
teknologi diteliti dan
dilaporkan.
Riset Dasar
3
Pembuktian konsep
fungsi dan/atau
karakteristik penting
secara analitis dan
2
eksperimental
Formulasi konsep dan/
atau aplikasi formulasi.
subsistem dalam
lingkungan
laboratorium
Riset Pengembangan
Hard Engineering
Riset Terapan
Tingkat
Kesiapterapan
Teknologi
9
Sistem benar-benar
teruji/terbukti melalui
keberhasilan
pengoperasian
8
Sistem telah lengkap
dan handal melalui
pengujian dan
demonstrasi dalam
lingkungan
7
sebenarnya
Demonstrasi
prototipe sistem
dalam lingkungan
sebenarnya
INDIKATOR LEVEL 1
Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan
dilaporkan
• Asumsi dan hukum dasar (sebagai contoh
fisika/kimia) yang akan digunakan pada teknologi
(baru) telah ditentukan,
• Studi literatur (teori/empiris atas riset terdahulu)
tentang prinsip dasar teknologi yang akan
dikembangkan,
• Formulasi hipotesis riset (bila ada).
INDIKATOR LEVEL 2
Formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasi
1. Peralatan dan sistem yang akan digunakan, telah teridentifikasi,
2. Studi
literatur
(teoritis/empiris)
teknologi
yang
akan
dikembangkan memungkinkan untuk diterapkan,
3. Desain secara teoritis dan empiris telah teridentifikasi,
4. Elemen-elemen dasar dari teknologi yang akan dikembangkan
telah diketahui,
5. Karakterisasi komponen teknologi yang akan dikembangkan
telah dikuasai dan dipahami,
6. Kinerja dari masing-masing elemen penyusun teknologi yang
akan dikembangkan telah diprediksi,
7. Analisis awal menunjukkan bahwa fungsi utama yang
dibutuhkan dapat bekerja dengan baik,
8. Model dan simulasi untuk menguji kebenaran prinsip dasar,
9. Riset analitik untuk menguji kebenaran prinsip dasarnya,
10.Komponen-komponen teknologi yang akan dikembangkan,
secara terpisah dapat bekerja dengan baik,
11.Peralatan yang digunakan harus valid dan reliable, dan
12.Diketahui tahapan eksperimen yang akan dilakukan.
INDIKATOR LEVEL 3
Pembuktian konsep fungsi dan/atau
karakteristik penting
1. Studi analitik mendukung prediksi kinerja elemen-elemen
teknologi,
2. Karakteristik/sifat dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar telah
diidentifikasi dan diprediksi,
3. Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk menguji
kelayakan penerapan teknologi tersebut,
4. Model dan simulasi mendukung prediksi kemampuan elemenelemen teknologi,
5. Pengembangan teknologi tsb dgn langkah awal menggunakan
model
matematik
sangat
dimungkinkan
dan
dapat
disimulasikan,
6. Riset laboratorium untuk memprediksi kinerja tiap elemen
teknologi,
7. Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah diketahui
komponen-komponen sistem teknologi tersebut dapat bekerja
dengan baik,
8. Telah dilakukan riset di laboratorium dengan menggunakan
data dummy, dan
INDIKATOR LEVEL 4
Validasi komponen/subsistem dalam lingkungan
laboratorium
1. Test laboratorium komponen-komponen secara terpisah
telah dilakukan,
2. Persyaratan sistem untuk aplikasi menurut pengguna telah
diketahui (keinginan adopter),
3. Hasil percobaan laboratorium terhadap komponen2
menunjukkan bahwa komponen tersebut dapat beroperasi ,
4. Percobaan fungsi utama teknologi dalam lingkungan yang
relevan,
5. Prototipe teknologi skala laboratorium telah dibuat,
6. Risetintegrasi komponen telah dimulai,
7. Proses ‘kunci’ untuk manufakturnya telah diidentifikasi dan
dikaji di laboratorium, dan
8. Integrasi sistem teknologi dan rancang bangun skala
laboratorium telah selesai (low fidelity).
INDIKATOR LEVEL 5
Validasi komponen/subsistem dalam
suatu lingkungan yang relevan
1. Persiapan produksi perangkat keras telah dilakukan,
2. Riset pasar (marketing research) dan riset laboratorium
untuk memilih proses fabrikasi,
3. Prototipe telah dibuat ,
4. Peralatan dan mesin pendukung telah diuji coba dalam
laboratorium,
5. Integrasi sistem selesai dengan akurasi tinggi ( high fidelity),
siap diuji pada lingkungan nyata/simulasi,
6. Akurasi/ fidelity sistem prototipe meningkat,
7. Kondisi laboratorium di modifikasi sehingga mirip dengan
lingkungan yang sesungguhnya, dan
8. Proses produksi telah direview oleh bagian manufaktur.
INDIKATOR LEVEL 6
Demonstrasi model atau prototipe
sistem/subsistem dalam suatu
lingkungan yang relevan
1. Kondisi lingkungan operasi sesungguhnya telah diketahui,
2. Kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses pabrikasi
teridentifikasi,
3. M&S untuk kinerja sistem teknologi pada lingkungan
operasi,
4. Bagian manufaktur/ pabrikasi menyetujui dan menerima
hasil pengujian laboratorium,
5. Prototipe telah teruji dengan akurasi/ fidelitas laboratorium
yang tinggi pada simulasi lingkungan operasional (yang
sebenarnya di luar laboratorium), dan
6. Hasil Uji membuktikan layak secara teknis ( engineering
feasibility).
INDIKATOR LEVEL 7
Demonstrasi prototipe sistem dalam
lingkungan sebenarnya
1. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah
diidentifikasi,
2. Proses dan prosedur fabrikasi peralatan mulai diuji
cobakan,
3. Perlengkapan proses dan peralatan test / inspeksi diuji
cobakan didalam lingkungan produksi,
4. Draft gambar desain telah lengkap,
5. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah
dikembangkan dan mulai diujicobakan,
6. Perhitungan perkiraan biaya telah divalidasi (design to
cost),
7. Proses fabrikasi secara umum telah dipahami dengan
baik,
8. Hampir
semua
fungsi
dapat
berjalan
dalam
lingkungan/kondisi operasi,
9. Prototipe lengkap telah didemonstrasikan pada simulasi
lingkungan operasional,
INDIKATOR LEVEL 8
Sistem telah lengkap dan handal melalui
pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan
sebenarnya
1. Bentuk, kesesuaian dan fungsi komponen kompatibel
dengan sistem operasi,
2. Mesin dan peralatan telah diuji dalam lingkungan produksi,
3. Diagram akhir selesai dibuat,
4. Proses fabrikasi diujicobakan pada skala percontohan (pilotline atau LRIP),
5. Uji proses fabrikasi menunjukkan hasil dan tingkat
produktifitas yang dapat diterima,
6. Uji seluruh fungsi dilakukan dalam simulasi lingkungan
operasi,
7. Semua bahan/ material dan peralatan tersedia untuk
digunakan dalam produksi,
8. Sistem memenuhi kualifikasi melalui test dan evaluasi (DT&E
selesai), dan
9. Siap untuk produksi skala penuh (kapasitas penuh).
INDIKATOR LEVEL 9
Sistem benar-benar teruji/terbukti
melalui keberhasilan pengoperasian
1. Konsep operasional telah benar-benar dapat
diterapkan,
2. Perkiraan investasi teknologi sudah dibuat,
3. Tidak ada perubahan desain yg signifikan,
4. Teknologi telah teruji pada kondisi sebenarnya,
5. Produktivitas pada tingkat stabil,
6. Semua dokumentasi telah lengkap,
7. Estimasi harga produksi dibandingkan kompetitor,
dan
8. Teknologi kompetitor diketahui.
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR……………………………………
TENTANG
PENGUKURAN DAN PENETAPAN TINGKAT
KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
Terima Kasih
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Tinggi
Nomor 42 tahun 2016
Tentang
Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan
Teknologi
(Technology Readiness Level)
-Hilirisasi Hasil Riset dan Pengembangan-
Dr. Eng. Hotmatua Daulay
Direktur Pengembangan Teknologi Industri
Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Juli 2016
Perkembangan Lingkungan Strategis: Sinergi Kebijakan
Untuk Daya Saing Industri
Kemenristek
dikti
KEBIJAKAN
PENDIDIKAN
o Knowledge &
Skills
o Creativity
o Proffesionalism
o Entrepreneurs
hip
KEBIJAKAN
IPTEK
o Riset
o Teknologi
o inovasi
PERKEMBANGAN
INDUSTRI
o Daya Saing
o Kapasitas Inovasi
o Difusi Teknologi
KEBIJAKAN
MAKRO
EKONOMI
o Moneter
o Fiskal
o Perdagangan
KEBIJAKAN
INDUSTRI
o Investasi
o Pajak
o
Instrumen
insentif
o
Deregulasi
KERANGKA KERJA LOGIS DAN
PROGRAM
Program
Penguatan
Kelembagaan
Program
Penguatan Inovasi
LEMBAGA
YANG
BERKUALITA
S
SUMBERDAY
A
BERKUALITA
S
Program
Penguatan
Sumberdaya
INOVASI
PENELITIAN
DAN
PENGEMBAN
GAN
Program
Penguatan
Risbang
DAYA
SAIN
G
TENAGA
TERAMPIL
DIKTI
Program
Pembelajaran &
Kemahasiswaan
STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI,
DAN PENDIDIKAN TINGGI
SA Bidang:
- Akademik
- Infrastrukt
ur
- Relevansi
dan
Produktivit
as
Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi
Inspe
kt
I
Ditjen
Pembelajaran dan
Kemahasiswaan
Setditjen
Dit.
Pembelajaran
Dit.
Kemahasiswa
an
Dit.
Penjaminan
Mutu
Sekretariat
Jenderal
Inspektorat
Jenderal
Inspe
kt II
Inspe
kt III
Ditjen
Kelembagaan
Iptek dan Dikti
Biro
Perencan
aan
Biro
SDM
Ditjen Sumber
Daya Iptek dan
Dikti
Setditjen
Setditjen
Dit.
Lemlitbang
Dit. Karier dan
Kompetensi
SDM
Dit. KST dan
Bajang
Dit.
Lainnya
Pengembanga
n
Kelembagaan
Dit.
PT
Pembinaan
Kelembagaan
PT
Dit. Kualifikasi
SDM
Dit. Sarana
dan Prasarana
Kelompok Jabatan
Fungsional
Biro
Keuanga
n dan
Umum
Ditjen
Penguatan
Riset dan
Pengembang
an
Setditjen
Dit. Sistem
Risbang
Dit. Riset
dan
Pengabdian
Dit.
Masy
Pengemban
gan
Teknologi
Dit.
Industri
Pengelolaan
Kekayaan
Intelektual
Pusat
Datin
Iptek
Biro
Hukum
dan
Organis
asi
Biro
Kerjasama
dan
Komunikasi
Publik
Ditjen
Penguatan
Inovasi
Setditjen
Dit. Sistem
Inovasi
Dit. Inovasi
Industri
Dit.
Perusahaan
Pemula
Berbasis
Teknologi
Puspipt
ek
Pusdikl
at
PT dan
LP2Dikti
Hilirisasi Hasil Riset dan Pengembangan
Segme
n 5
me
Seg
n 3
Segme
n 4
Segme
n 6
Segme
n 7
Segme
n 8
Segme
n 9
Hilir
Hulu
Se
gm
e
n
1
S
eg
n m
2 e
Dasar Hukum-1
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem
Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 84,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4219);
• Intruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2003 tentang
Pengkoordinasian Perumusan dan Pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
• Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian;
• Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih
Teknologi Kekayaan Intelektual serta Hasil kegiatan Penelitian dan
Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan;
• Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor 121/P tahun 2014 tentang
Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode
Tahun 2014-2019;
• Undang-undang nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
• Undang-undang nomor 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran;
Dasar Hukum-2
•
•
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4
TAHUN 2003 TENTANG PENGKOORDINASIAN PERUMUSAN
DAN PELAKSANAAN KEBIJAKAN STRATEGIS PEMBANGUNAN
NASIONAL ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
– Menimbang, point b: bahwa dalam perumusan dan
pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Ilmu
Pengetahuan
dan
Teknologi,
diperlukan
kesamaan
pemahaman, keserempakan tindak, dan keterpaduan
langkah dari seluruh unsur kelembagaan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
– Instruksi ke-empat: Melakukan pemantauan dan evaluasi
atas pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan
Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang hasilnya
dilaporkan secara berkala atau sewaktu-waktu apabila
diperlukan kepada Presiden.
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015
TENTANG RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN RISET,
Definisi Teknologi
http://kbbi.web.id/teknologi
• teknologi/tek·no·lo·gi/ /téknologi/ n 1 metode ilmiah untuk mencapai tujuan
praktis; ilmu pengetahuan terapan; 2 keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia;
– medis ilmu kedokteran yang menggunakan peralatan serta prosedur tertentu untuk
membantu menemukan penyebab penyakit serta membantu pengobatannya;
– pendidikan Dik metode bersistem untuk merencanakan, menggunakan, dan menilai
seluruh kegiatan pengajaran dan pembelajaran dengan memperhatikan, baik sumber
teknis maupun manusia dan interaksi antara keduanya, sehingga mendapatkan bentuk
pendidikan yang lebih efektif;
– tinggi teknologi yang dianggap bertaraf tinggi dan belum ada teknologi yang menandingi
kelebihannya
(UU RI no. 18 Tahun 2002)
• Teknologi adalah cara atau metode serta proses atau produk yang
dihasilkan dari penerapan dan pemanfaatan berbagai disiplin ilmu
pengetahuan yang menghasilkan nilai bagi pemenuhan kebutuhan,
kelangsungan, dan peningkatan mutu kehidupan manusia;
https://www.semisena.com/5596/rawat-rutinkomponen-komponen-ini-agar-performa-mobilciamik.html
Rekayasa Sosial? Social Engineering?
Kompon
en / Sub
Sistem I
Komponen
/ Sub
Sistem II
Kompon
en / Sub
Sistem
IV
Kompon
en / Sub
Sistem ..
..
Kompon
en / Sub
Sistem
III
Kompon
en / Sub
Sistem V
Sistem
Sosial
Kompon
en / Sub
Sistem ..
..
Kompon
en / Sub
Sistem
VI
Pengertian TKT
•
•
Tingkat Kesiapterapan Teknologi (Technology Readiness
Level) yang selanjutnya disingkat dengan TKT adalah
tingkat kondisi kematangan atau kesiapterapan
suatu hasil penelitian dan pengembangan teknologi
tertentu yang diukur secara sistematis dengan tujuan
untuk dapat diadopsi oleh pengguna, baik oleh pemerintah,
industri maupun masyarakat.
TKT merupakan ukuran yang menunjukkan tahapan atau
tingkat kematangan atau kesiapan teknologi pada skala 1–
9, yang mana antara satu tingkat dengan tingkat yang lain
saling terkait dan menjadi landasan bagi tingkatan
berikutnya.
9 Tingkat
Tingkat
dengan
masingKesiaptera
masing
pan
tingkat
Teknologi
memiliki
• Hard Engineering
• Sofware
indikator
• Pertanian/ Perikanan/ Peternakan
masing• Kesehatan dan Obatvaksin/
hayati, Alkes
masing
• Sosial Humaniora
Pola Ideal komposisi tingkatan
Penelitian dan pengembangan?
9
8
7
6
5
4
3
2
1
a
9
8
7
6
5
4
3
2
1
9
8
7
6
5
4
3
2
1
b
c
e
9
8
7
6
5
4
3
2
1
d
Penguatan Program
Pemberian Insentive
Kebijakan Riset dan Pengembangan
Dan lain-lain
Permen TKT/ TRL
Tujuan Permen
•
Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan Teknologi
bertujuan untuk:
– mengetahui status Kesiapterapan Teknologi,
– Membantu pemetaan kesiapterapan teknologi,
– mengevaluasi pelaksanaan program atau kegiatan riset
dan pengembangan;
– Mengurangi risiko kegagalan dalam pemanfaatan
teknologi; dan
– meningkatkan pemanfaatan hasil riset dan
pengembangan.
Hasil pengukuran TKT digunakan oleh
•
•
pengambil kebijakan dalam merumuskan, melaksanakan,
dan mengevaluasi program riset dan pengembangan;
pelaku kegiatan dalam menentukan tingkat kesiapterapan
teknologi untuk dimanfaatkan dan diadopsi; dan
Siapa yang bertanggung Jawab
Mengukur?
Penanggungjawab Pengukuran dan Penetapan TKT
terdiri atas tingkat nasional dan tingkat wilayah kerja.
•
tingkat nasional :
Direktur Jenderal Penguatan
RISBANG
•
Tingkat institusi/ unit kerja:
– perguruan tinggi :pemimpin perguruan tinggi
– LPNK: Kepala LPNK
– badan/unit kelitbangan pada kementerian: Kepala
Badan/unit kelitbangan pada kementerian
– badan/SKPD terkait riset dan pengembangan:
kepala badan/SKPD terkait
• Penanggung jawab harus membentuk dan
Bagaimana
Mengukurnya?
• Pengukuran dilakukan dengan mengukur capaian
indikator dari setiap tingkatan kesiapterapan teknologi
• Pengukur terdiri dari Koordinator penelitian,
Verifikator pengukuran (tim Penilai), dan validator
pengukuran (Penanggung Jawab pengukuran)
– Para koordinator penelitian melakukan self
assessment terhadap teknologi hasil penelitian dan
pengembangannya melalui online
– Verifikator melakukan verifikasi terhadap hasil self
assessment, dan penangggung Jawab melakukan
validasi
• Berbasis online
ALUR PENGUKURAN DAN PENETAPAN
TINGKAT KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
Penetapan Tim
Sekretariat dan Tim
Penilai oleh
Penanggung Jawab
Tim Sekretariat
menyiapkan bahanbahan dan
perangkat
pengukuran
Tim Penilai
melakukan verifikasi
terhadap self
assessment
Koordinator
Penelitian secara
online dan atau
tatap muka
Koordinator
Penelitian
melakukan self
assessment secara
manual dan online
Penanggung Jawab
memberikan validasi
terhadap hasil
verifikasi Tim Penilai
secara manual dan
online
Apa saja yang diukur?
Yang diukur
•
Kegiatan penelitian dan pengembangan yang telah/ akan
dilakukan menggunakan dana APBN, APBD, dan dana dari
pemerintah RI lainnya, seperti LPDP, DIPI dll, dan juga
kegiatan riset dan pengembangan yang dilaksanakan di
instansi pemerintah dengan dana lainnya
Hasil Pengukuran
•
(output)
– Peta kondisi Tingkat Kesiapterapan Teknologi pada
lembaga-lembaga riset dan pengembangan di Indonesia
dari hulu hingga hilir
– Peta penggunaan anggaran untuk riset dan
pengembangan
– Peta kekuatan riset dan pengembangan lembaga di
Indonesia
•
(Outcome)
VIDEO TKT ONLINE
Terima Kasih
Download pada:
http://risbang.ristekdikti.go.id
1. Permen Ristekdikti No. 42 Tahun 2016 tentang
Pengukuran dan Penetapan Tingkat Kesiapterapan
Teknologi
2. Indikator Setiap Tingkat Kesiapterapan Teknologi
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
6
Demonstrasi model
atau prototipe sistem/
subsistem dalam
suatu lingkungan yang
relevan
5
Validasi
komponen/subsistem
dalam suatu
lingkungan
yang
4
relevan
Validasi komponen/
1
Prinsip dasar dari
teknologi diteliti dan
dilaporkan.
Riset Dasar
3
Pembuktian konsep
fungsi dan/atau
karakteristik penting
secara analitis dan
2
eksperimental
Formulasi konsep dan/
atau aplikasi formulasi.
subsistem dalam
lingkungan
laboratorium
Riset Pengembangan
Hard Engineering
Riset Terapan
Tingkat
Kesiapterapan
Teknologi
9
Sistem benar-benar
teruji/terbukti melalui
keberhasilan
pengoperasian
8
Sistem telah lengkap
dan handal melalui
pengujian dan
demonstrasi dalam
lingkungan
7
sebenarnya
Demonstrasi
prototipe sistem
dalam lingkungan
sebenarnya
INDIKATOR LEVEL 1
Prinsip dasar dari teknologi diteliti dan
dilaporkan
• Asumsi dan hukum dasar (sebagai contoh
fisika/kimia) yang akan digunakan pada teknologi
(baru) telah ditentukan,
• Studi literatur (teori/empiris atas riset terdahulu)
tentang prinsip dasar teknologi yang akan
dikembangkan,
• Formulasi hipotesis riset (bila ada).
INDIKATOR LEVEL 2
Formulasi konsep dan/ atau aplikasi formulasi
1. Peralatan dan sistem yang akan digunakan, telah teridentifikasi,
2. Studi
literatur
(teoritis/empiris)
teknologi
yang
akan
dikembangkan memungkinkan untuk diterapkan,
3. Desain secara teoritis dan empiris telah teridentifikasi,
4. Elemen-elemen dasar dari teknologi yang akan dikembangkan
telah diketahui,
5. Karakterisasi komponen teknologi yang akan dikembangkan
telah dikuasai dan dipahami,
6. Kinerja dari masing-masing elemen penyusun teknologi yang
akan dikembangkan telah diprediksi,
7. Analisis awal menunjukkan bahwa fungsi utama yang
dibutuhkan dapat bekerja dengan baik,
8. Model dan simulasi untuk menguji kebenaran prinsip dasar,
9. Riset analitik untuk menguji kebenaran prinsip dasarnya,
10.Komponen-komponen teknologi yang akan dikembangkan,
secara terpisah dapat bekerja dengan baik,
11.Peralatan yang digunakan harus valid dan reliable, dan
12.Diketahui tahapan eksperimen yang akan dilakukan.
INDIKATOR LEVEL 3
Pembuktian konsep fungsi dan/atau
karakteristik penting
1. Studi analitik mendukung prediksi kinerja elemen-elemen
teknologi,
2. Karakteristik/sifat dan kapasitas unjuk kerja sistem dasar telah
diidentifikasi dan diprediksi,
3. Telah dilakukan percobaan laboratorium untuk menguji
kelayakan penerapan teknologi tersebut,
4. Model dan simulasi mendukung prediksi kemampuan elemenelemen teknologi,
5. Pengembangan teknologi tsb dgn langkah awal menggunakan
model
matematik
sangat
dimungkinkan
dan
dapat
disimulasikan,
6. Riset laboratorium untuk memprediksi kinerja tiap elemen
teknologi,
7. Secara teoritis, empiris dan eksperimen telah diketahui
komponen-komponen sistem teknologi tersebut dapat bekerja
dengan baik,
8. Telah dilakukan riset di laboratorium dengan menggunakan
data dummy, dan
INDIKATOR LEVEL 4
Validasi komponen/subsistem dalam lingkungan
laboratorium
1. Test laboratorium komponen-komponen secara terpisah
telah dilakukan,
2. Persyaratan sistem untuk aplikasi menurut pengguna telah
diketahui (keinginan adopter),
3. Hasil percobaan laboratorium terhadap komponen2
menunjukkan bahwa komponen tersebut dapat beroperasi ,
4. Percobaan fungsi utama teknologi dalam lingkungan yang
relevan,
5. Prototipe teknologi skala laboratorium telah dibuat,
6. Risetintegrasi komponen telah dimulai,
7. Proses ‘kunci’ untuk manufakturnya telah diidentifikasi dan
dikaji di laboratorium, dan
8. Integrasi sistem teknologi dan rancang bangun skala
laboratorium telah selesai (low fidelity).
INDIKATOR LEVEL 5
Validasi komponen/subsistem dalam
suatu lingkungan yang relevan
1. Persiapan produksi perangkat keras telah dilakukan,
2. Riset pasar (marketing research) dan riset laboratorium
untuk memilih proses fabrikasi,
3. Prototipe telah dibuat ,
4. Peralatan dan mesin pendukung telah diuji coba dalam
laboratorium,
5. Integrasi sistem selesai dengan akurasi tinggi ( high fidelity),
siap diuji pada lingkungan nyata/simulasi,
6. Akurasi/ fidelity sistem prototipe meningkat,
7. Kondisi laboratorium di modifikasi sehingga mirip dengan
lingkungan yang sesungguhnya, dan
8. Proses produksi telah direview oleh bagian manufaktur.
INDIKATOR LEVEL 6
Demonstrasi model atau prototipe
sistem/subsistem dalam suatu
lingkungan yang relevan
1. Kondisi lingkungan operasi sesungguhnya telah diketahui,
2. Kebutuhan investasi untuk peralatan dan proses pabrikasi
teridentifikasi,
3. M&S untuk kinerja sistem teknologi pada lingkungan
operasi,
4. Bagian manufaktur/ pabrikasi menyetujui dan menerima
hasil pengujian laboratorium,
5. Prototipe telah teruji dengan akurasi/ fidelitas laboratorium
yang tinggi pada simulasi lingkungan operasional (yang
sebenarnya di luar laboratorium), dan
6. Hasil Uji membuktikan layak secara teknis ( engineering
feasibility).
INDIKATOR LEVEL 7
Demonstrasi prototipe sistem dalam
lingkungan sebenarnya
1. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah
diidentifikasi,
2. Proses dan prosedur fabrikasi peralatan mulai diuji
cobakan,
3. Perlengkapan proses dan peralatan test / inspeksi diuji
cobakan didalam lingkungan produksi,
4. Draft gambar desain telah lengkap,
5. Peralatan, proses, metode dan desain teknik telah
dikembangkan dan mulai diujicobakan,
6. Perhitungan perkiraan biaya telah divalidasi (design to
cost),
7. Proses fabrikasi secara umum telah dipahami dengan
baik,
8. Hampir
semua
fungsi
dapat
berjalan
dalam
lingkungan/kondisi operasi,
9. Prototipe lengkap telah didemonstrasikan pada simulasi
lingkungan operasional,
INDIKATOR LEVEL 8
Sistem telah lengkap dan handal melalui
pengujian dan demonstrasi dalam lingkungan
sebenarnya
1. Bentuk, kesesuaian dan fungsi komponen kompatibel
dengan sistem operasi,
2. Mesin dan peralatan telah diuji dalam lingkungan produksi,
3. Diagram akhir selesai dibuat,
4. Proses fabrikasi diujicobakan pada skala percontohan (pilotline atau LRIP),
5. Uji proses fabrikasi menunjukkan hasil dan tingkat
produktifitas yang dapat diterima,
6. Uji seluruh fungsi dilakukan dalam simulasi lingkungan
operasi,
7. Semua bahan/ material dan peralatan tersedia untuk
digunakan dalam produksi,
8. Sistem memenuhi kualifikasi melalui test dan evaluasi (DT&E
selesai), dan
9. Siap untuk produksi skala penuh (kapasitas penuh).
INDIKATOR LEVEL 9
Sistem benar-benar teruji/terbukti
melalui keberhasilan pengoperasian
1. Konsep operasional telah benar-benar dapat
diterapkan,
2. Perkiraan investasi teknologi sudah dibuat,
3. Tidak ada perubahan desain yg signifikan,
4. Teknologi telah teruji pada kondisi sebenarnya,
5. Produktivitas pada tingkat stabil,
6. Semua dokumentasi telah lengkap,
7. Estimasi harga produksi dibandingkan kompetitor,
dan
8. Teknologi kompetitor diketahui.
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN
TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN
PENDIDIKAN TINGGI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR……………………………………
TENTANG
PENGUKURAN DAN PENETAPAN TINGKAT
KESIAPTERAPAN TEKNOLOGI
Terima Kasih
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi