ProdukHukum PerumahanRakyat Panduan PLP2K BK

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Kata Pengantar________________________
Pesatnya pertumbuhan penduduk, terutama di perkotaan, yang umumnya berasal
dari urbanisasi, tidak selalu dapat diimbangi oleh kemampuan pelayanan kota
sehingga telah berakibat pada semakin meluasnya lingkungan permukiman kumuh.
Pertumbuhan lingkungan permukiman kumuh secara nasional cukup signifikan yaitu
sekitar 1,37% per tahun (BPS) dan diperkirakan, secara total, luas permukiman kumuh
pada Tahun 2025 akan mencapai 71.860 ha. Untuk itu, perlu upaya penanganan
secara terkoordinasi antar sektor melalui integrasi lingkungan permukiman kumuh
terhadap sistem kegiatan kota dengan pelaksanaan berbasis kawasan sehingga
penanganan dapat berkelanjutan, serta pada gilirannya akan dapat mewujudkan
lingkungan perumahan dan permukiman yang layak huni, sehat, aman, serasi dan
teratur.
Sehubungan dengan hal di atas, Kementerian Negara Perumahan Rakyat akan
melaksanakan kegiatan Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman
Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) TA 2010 bekerjasama dengan pemerintah

provinsi dan kabupaten/kota serta melibatkan masyarakat sebagai pelaku utama.
Untuk itu, telah disusun Buku Panduan PLP2K-BK yang dapat digunakan sebagai
acuan bagi seluruh pihak. Buku Panduan ini terutama berisikan penjelasan mengenai
tahapan pelaksanaan kegiatan, kriteria lokasi yang ditangani, serta jadwal
pelaksanaan, yang dapat juga diakses melalui website www.kemenpera.go.id dan
www.pengembangankawasan.net. Untuk informasi lebih lanjut tentang pelaksanaan
Kegiatan Penanganan Lingkungan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2KBK) TA 2010 dapat menghubungi Sekretariat melalui telp/fax : (021) 72788108.
Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada seluruh
pihak atas dukungan yang telah diberikan, sehingga Buku Panduan PLP2K-BK TA
2010 ini dapat tersusun dan disajikan.
Besar harapan kami, Buku Panduan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak yang
memerlukan.
Jakarta, Oktober 2009

i

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)


Daftar Isi_____________________________
KATA PENGANTAR ................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
1. PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1.1
1.2
1.3
1.4

Latar Belakang........................................................................................ 1
Maksud ................................................................................................... 2
Tujuan..................................................................................................... 2
Sasaran .................................................................................................. 3

2. DASAR HUKUM................................................................................................ 3
3. KUMUH VS SQUATTER..................................................................................... 3
4. PRINSIP PLP2K-BK TA 2010 ............................................................................. 4
5. LINGKUP PENANGANAN................................................................................. 5
6. KOMPONEN KEGIATAN UTAMA ..................................................................... 6
7. RENCANA PLP2K-BK VS RENCANA TINDAK KOMUNITAS .............................. 9

8. STIMULAN FISIK KAWASAN ............................................................................ 10
9. STIMULAN PERUMAHAN SWADAYA .............................................................. 11
10. STIMULAN FISIK PERUMAHAN FORMAL......................................................... 13
11. SUBSIDI PEMBIAYAAN .................................................................................... 15
12. KETERLIBATAN INSTANSI & KEMITRAAN ....................................................... 16
13. KERANGKA TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN......................................... 17
14. KRITERIA LOKASI PENANGANAN ................................................................... 20
15. PRIORITAS LOKASI PENANGANAN................................................................. 21
16. KERJASAMA PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................ 23
17. STRUKTUR ORGANISASI ................................................................................. 24
18. TUGAS POKOK MASING-MASING PIHAK ........................................................ 25
19. POKOK-POKOK RENCANA KERJA TIM SURVEY PUSAT.................................. 28
20. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN............................................................... 29
21. SEKRETARIAT .................................................................................................. 30
LAMPIRAN
ii

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Pendahuluan________________________________

1.1. Lat ar B elak ang
Jumlah penduduk perkotaan saat ini sudah mencapai lebih dari 50% dari total
penduduk Indonesia. Pesatnya perkembangan perkembangan penduduk perkotaan
tersebut, yang umumnya berasal dari urbanisasi tidak selalu dapat diimbangi oleh
kemampuan pelayanan kota sehingga telah berakibat pada semakin meluasnya
perumahan dan permukiman kumuh. Kondisi ini dapat ditunjukkan melalui fakta
bahwa luas perumahan dan permukiman kumuh pada tahun 2004 yang tadinya
sebesar
54.000
ha
telah
berkembang menjadi sebesar
59.000 ha pada tahun 2009.
Bahkan diperkirakan apabila tidak
dilakukan penanganan maka luas
perumahan
dan
permukiman
kumuh akan tumbuh menjadi
71.860 ha pada tahun 2025 dengan

pertumbuhan 1,37% pertahun.
Meluasnya
perumahan
dan
permukiman kumuh di perkotaan telah menimbulkan dampak pada peningkatan
frekuensi bencana kebakaran dan banjir, meningkatnya potensi kerawanan dan
konflik sosial, menurunnya tingkat kesehatan masyarakat, menurunnya kualitas
pelayanan prasarana dan sarana permukiman, dan lain sebagainya. Perumahan dan
permukiman kumuh yang cenderung meluas ini perlu segera ditangani, sehingga
diharapkan terwujud suatu lingkungan perumahan dan permukiman yang layak huni
dalam suatu lingkungan yang sehat, aman, serasi dan teratur.
Pada Sidang Umum PBB, yang diselenggarakan tahun 2000 tercapai kesepakatan
tujuan pembangunan global yang tertuang dalam Millenium Development Goals
(MDGs). Salah satu targetnya adalah peningkatan kualitas hidup 100 juta masyarakat
dunia di perumahan dan permukiman kumuh pada tahun 2020. Selanjutnya, Kongres
Perumahan dan Permukiman II yang dilaksanakan pada tanggal 18-19 Mei 2009 yang
lalu juga menargetkan tercapainya kota tanpa permukiman kumuh tahun 2025 dalam
Agenda Menyongsong Era Baru Perumahan dan Permukiman Indonesia.
Sejak TA 2004-2009, Kementerian Negara Perumahan Rakyat telah melaksanakan
beberapa program dan kegiatan untuk meningkatkan kualitas lingkungan perumahan

terutama bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kegiatan tersebut antara
lain adalah Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dan
1

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP), Pembangunan Rusunawa dan Rusunami,
Bantuan Stimulan Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Permukiman
dan Penyaluran KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi. Program-program penanganan tesebut
sangat perlu untuk disinerjikan dan diintegrasikan dalam skenario pengembangan
kawasan. Dalam hal ini, dibutuhkan penanganan yang bersifat multisektoral dan
berkelanjutan dengan menekankan pada Pendekatan Tridaya (pembangunan
manusia, lingkungan dan ekonomi), pengembangan prasarana dan sarana yang
memadai, mengintegrasikan seluruh kondisi dan aktivitas di perumahan dan
permukiman kumuh dengan kegiatan kota, mendorong peran pemerintah daerah dan
masyarakat sebagai pelaku utama penanganan lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh.
Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Negara Perumahan Rakyat pada
Tahun Anggaran 2010 mulai melaksanakan program Penanganan Lingkungan
Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK). Karakteristik

PLP2K-BK TA 2010 tersebut antara lain: 1) mengembangkan kawasan perumahan
dan permukiman terintegrasi dengan tata ruang dan sistem kota, 2) menggunakan
Pendekatan Tridaya (manusia, lingkungan dan ekonomi), 3) melengkapi kebutuhan
PSU
agar
terpenuhi
lingkungan
perrmukiman
yang
layak,
dan
4) mengintegrasikan pendekatan sektor dan pelaku lainnya.

1.2. Maksud
Maksud program PLP2K-BK TA 2010 adalah untuk mendorong terwujudnya
lingkungan perumahan dan permukiman yang layak melalui efektivitas dan efesiensi
perencanaan dan penanganan serta sinergi tindak antara pemerintah pusat,
pemerintah daerah, masyarakat dan stakeholder lainnya dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan.


1.3. Tujua n
Tujuan program PLP2K-BK TA 2010 adalah:
1. Mengupayakan berkurangnya luas perumahan dan permukiman kumuh secara
konsisten dan berkelanjutan;
2. Meningkatkan efektivitas penanganan perumahan dan permukiman kumuh secara
terkoordinasi dan berkelanjutan;
3. Mendorong terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang
terintegrasi dengan rencana tata ruang wilayah dan dilaksanakan berdasarkan
pendekatan tridaya (manusia, lingkungan dan ekonomi);
4. Mengintegrasikan pendekatan sektor dan stakeholder lainnya;
5. Mendorong terpenuhinya kebutuhan PSU secara memadai.
2

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

1.4. Sasar an
Sasaran kegiatan PLP2K-BK TA 2010, antara lain:
1. Teridentifikasinya karakteristik lingkungan perumahan dan permukiman kumuh
berdasarkan tipologi penanganan;
2. Terdeliniasinya kawasan perumahan dan permukiman kumuh yang akan ditangani

dengan pendekatan berbasis kawasan;
3. Teridentifikasinya dan tertingkatkannya kerjasama dan koordinasi antara pihakpihak yang terkait dengan upaya penanganan lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh berwawasan lingkungan secara berkelanjutan;
4. Terlaksananya upaya peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh yang efektif, berwawasan lingkungan dan berkelanjutan;
5. Terwujudnya peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman
kumuh dan perilaku peningkatan hidup sehat masyarakat;
6. Terwujudnya kemandirian masyarakat dalam pengelolaan lingkungan perumahan
dan permukiman yang sehat, aman, serasi, teratur, harmonis dan berkelanjutan.

Dasar Hukum_______________________________
1.
2.
3.
4.

UU No. 4/1994 tentang Perumahan dan Permukiman (Pasal 5, 7, 27 dan 28)
UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang (Pasal 11 dan 41)
UU No. 27/2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
PP No. 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota
5. Permenpera No.22/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan
Rakyat
6. Beberapa Permenpera lainnya yang terkait dengan pengembangan kawasan,
pengembangan perumahan formal, pengembangan perumahan swadaya, dan
aspek pembiayaan.

Kumuh VS Squatter_________________________
1. Kumuh,
merupakan
lingkungan
permukiman
yang
telah
mengalami
penurunan kualitas secara
fisik, ekonomi, dan budaya,
dan lokasinya sesuai dengan
rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota.

3

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

2. Squatter,
merupakan
permukiman liar yang tidak
sesuai dengan rencana tata
ruang
wilayah
kabupaten/kota,
dan
menghuni suatu lahan yang
bukan miliknya/haknya atau
tanpa izin dari pemiliknya.
Program PLP2K-BK TA 2010 yang dilaksanakan oleh Kementerian Negara
Perumahan Rakyat sementara diprioritaskan pada lingkungan permukiman KUMUH.
Penanganan terhadap SQUATTER dapat dilakukan setelah pemerintah
kabupaten/kota melaksanakan pemutihan yang dilengkapi dengan rencana
penanganan yang komprehensif.

Prinsip PLP2K – BK TA 2010________________

4

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Penanganan berbasis kawasan dalam penanganan kumuh pada prinsipnya adalah
suatu upaya untuk menata dan meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh secara berkelanjutan melalui perbaikan dan pembangunan
perumahan serta penyediaan PSU yang mamadai untuk mendukung penghidupan
dan kehidupan lingkungan menjadi layak dan produktif, yang keseluruhannya disusun
berdasarkan kesesuaian dengan rencana tata ruang wilayah yang mengintegrasikan
konsep penanganannya dengan potensi kegiatan kota disekitarnya. Rencana
penanganan berbasis kawasan terhadap lingkungna perumahan dan permukiman
kumuh selanjutnya di sebut dengan Rencana Penanganan Lingkungan Perumahan
dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK).
Sesuai dengan amanat UU No. 4 Tahun 1992 Pasal 27, Rencana PLP2K-BK
dilaksanakan dengan Pendekatan Tridaya dimana masyarakat dan pemerintah
daerah menjadi unsur utama. Berdasarkan pendekatan Tri Daya tersebut, perlu
disusun Rencana Tindak Komunitas (Community Action Plan) yang difasilitasi oleh
Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM).

Lingkup Penanganan ________________
Sesuai dengan UU No. 4/1992 Pasal 27, lingkup penanganan lingkungan permukiman
kumuh mencakup hal-hal berikut di bawah ini.
1 . P e r b a i k a n d a n Pe mu g a r a n
Secara konseptual, implementasi prinsip perbaikan dan pemugaran meliputi 1)
Revitalisasi, 2) Rehabilitasi, 3) Renovasi, 4) Rekonstruksi, dan 5) Preservasi.
adalah upaya menghidupkan kembali suatu kawasan mati,
yang pada masa silam pernah hidup, atau mengendalikan dan
mengembangkan kawasan untuk menemukan kembali potensi yang dimiliki atau
pernah dimiliki atau seharusnya dimiliki oleh sebuah kota.
Revitalisasi

Rehabilitasi

merupakan upaya mengembalikan kondisi komponen fisik
lingkungan permukiman yang mengalami degradasi.

Renovasi

melakukan perubahan sebagian atau beberapa bagian dari
komponen pembentukan lingkungan permukiman.

merupakan upaya mengembalikan suatu lingkungan
permukiman sedekat mungkin dari asalnya yang diketahui,
dengan menggunakan komponen-komponen baru maupun lama.
Rekonstruksi

5

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

merupakan upaya mempertahankan suatu lingkungan
permukiman dari penurunan kualitas atau kerusakan.
Penanganan ini bertujuan untuk memelihara komponen yang berfungsi baik dan
mencegah dari proses penyusutan dini (kerusakan), misalnya dengan
menggunakan instrumen: Ijin Mendirikan Bangunan (IMB). Ketentuan atau
pengaturan tentang: Koefesien Lantai Bangunan, Koefesien Dasar Bangunan,
Garis Sempadan Bangunan, Garis Sempadan Jalan, Garis Sempadan Sungai, dan
lain sebagainya.
Preservasi

2 . P e r e ma j a a n
Peremajaan adalah upaya pembongkaran sebagian atau keseluruhan lingkungan
perumahan dan permukiman dan kemudian di tempat yang sama dibangun
prasarana dan sarana lingkungan perumahan dan permukiman baru yang lebih
layak dan sesuai dengan rencana tata ruang wilayah. Tujuan utama dari kegiatan
ini adalah untuk meningkatkan nilai pemanfaatan lahan yang optimal sesuai
dengan potensi lahannya. Di samping itu, diharapkan mampu memberikan nilai
tambah secara ekonomis dan memberi vitalitas baru dari lahan permukiman yang
diremajakan. Pada umumnya, peremajaan ini memberikan konsekuensi bentuk
teknis penanganan seperti halnya: land consolidation, land re-adjustment dan land
sharing.
3 . P e n g elo la a n d an P e m eli h a r a a n B e r k el a n j ut a n
Pengelolaan dan pemeliharaan berkelanjutan adalah upaya-upaya untuk
mencegah, mengendalikan atau mengurangi dampak negatif yang timbul, serta
meningkatkan dampak positif yang timbul terhadap lingkungan hunian.
Pada Tahun Anggaran 2010 ini, lingkup penanganan program PLP2K-BK
difokuskan pada perbaikan dan pemugaran. Penanganan terhadap peremajaan
akan dilakukan pada tahun anggaran berikutnya.

Komponen Kegiatan Utama___________
1. Penetapan dan Pelatihan TPM
Pemilihan Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM) dilakukan oleh masyarakat
setempat. TPM berasal dari masyarakat yang dipercaya dan dicintai oleh
masyarakat, berdedikasi tinggi, bisa berkomunikasi dengan baik, dan punya
6

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

kemauan serta pekerja keras. Jumlah TPM bisa disesuaikan dengan besaran
wilayah dan jumlah masyarakat yang didampingi. Di samping itu, sangat
tergantung pada kemampuan pembiayaan pemerintah daerah, karena TPM ini
akan dilatih di tingkat provinsi atau di tingkat kabupaten/kota (biasanya tiap 20
KK ada 1 TPM). Sebelumnya, pelatihan TPM akan dilaksanakan terpusat,
kemudian dilanjutkan dengan kegiatan Training for Trainer (TOT) di tingkat
provinsi atau tingkat kabupaten/kota tersebut. Panduan Pembentukan dan
Lingkup Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM) disajikan terpisah.
2. Penyusunan Rencana Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman
Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)
Rencana PLP2K-BK, sebagai dokumen perencanaan penanganan lingkungan
permukiman kumuh, merupakan rencana rinci yang bersifat mikro-operasional
jangka pendek, dengan skala ketelitian 1:2000.
Sebuah dokumen Rencana PLP2K-BK harus memuat antara lain mengenai 1)
Identifikasi daya dukung lingkungan pengembangan kawasan, 2) Pendataan
perumahan dan lingkungannya, khususnya yang mengalami kerusakan, 3)
Rencana pengembangan kelembagaan sosial kemasyarakatan, 4) Rencana
Struktur dan Pola Tata Ruang Kawasan, 5) Rencana rinci program, lokasi, target
dan sasaran yang akan dicapai oleh masing masing sektor terkait dalam
mendukung pengembangan kawasan, 6) Indikasi tipe dan jumlah rumah yang
akan dikembangkan, 7) Rincian rencana pembiayaan dan sumber pendanaannya
serta pola-pola kredit yang akan dikembangkan, 8) Mekanisme keterpaduan
pelaksanaan pengembangan kawasan dan keterpaduan dalam penyediaan sarana
dan prasarananya, 9) Mekanisme pemantauan, pengawasan dan pengendalian
program dan kegiatan oleh seluruh pelaku pembangunan perumahan dan
permukiman, 10) Rencana pengembangan kawasan-kawasan produksi, 11)
Rencana rinci penyediaan lahan untuk pengembangan kawasan perumahan dan
permukiman, 12) Rencana pembangunan fisik (Detail Engineering Design) pada
wilayah-wilayah prioritas di dalam kawasan, 13) Rencana kegiatan rinci kedeputian
di lingkungan Kemenpera serta instansi lainnya dalam 5 (lima) tahun ke depan.
Tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyusunan Rencana PLP2K-BK
ini antara lain adalah:
a. Koordinasi dengan pihak pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota
dan masyarakat
b. Survey instansional dan aspirasi masyarakat
c. Pelaksanaan hal-hal yang terkait dengan analisis perencanaan
d. Melaksanakan pengukuran lokasi
7

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

e. Mendiskusikan dengan pemerintah daerah (kabupaten/kota dan provinsi) dan
selanjutnya kepada pemerintah pusat
f. Finalisasi Rencana PLP2K-BK
g. Rekomendasi keberlanjutan kegiatan yang akan ditangani oleh instansi lainnya
dan kedeputian di lingkungan Kementerian Negara Perumahan Rakyat
h. Pelaporan
Pelaksanaan penyusunan Rencana PLP2K-BK akan diserahkan pada pihak ketiga.
Untuk itu, akan dibutuhkan proses lelang untuk menetapkan Konsultan Penyedia
Jasa.
3. Penyusunan Rencana Tindak Komunitas (Community Action Plan)
Tujuan pelaksanaan penyusunan Rencana Tindak Komunitas (RTK) atau yang
dikenal dengan Community Action Plan (CAP) adalah agar masyarakat dapat secara
mandiri merencanakan dan melaksanakan upaya peningkatan kualitas
permukiman mereka, serta memiliki kesadaran untuk memeliharanya secara terus
menerus. Selain itu, pemerintah daerah setempat, terutama tingkat
kabupaten/kota sampai dengan kelurahan/desa juga dapat memberikan dorongan
dalam penciptaan lingkungan permukiman yang layak huni.
Ada beberapa tahapan perencanaan yang dapat dilakukan dalam rangka
penyusunan rencana tindak komunitas, yaitu 1) Tahapan sosialisasi dalam rangka
pemberian muatan detil langsung ke masyarakat melalui berbagai forum baik
formal maupun informal, 2) Tahapan pengumpulan aspirasi masyarakat, yang
terdiri dari kegiatan i) rembug warga I, ii) survey kampung sendiri, iii) rembug
warga II, 3) Tahapan menterjemahkan daftar kebutuhan menjadi daftar yang
berbahasa program.
Keluaran dari penyusunan rencana tindak komunitas adalah matriks program lima
tahunan. Setiap lokasi yang akan ditangani akan membuat program jangka
menengah yang diwujudkan dalam matriks program termasuk pelaku serta
sumber pendanaan.
4. Penyusunan Detailed Engineering Design (DED)
Kegiatan yang akan dilakukan pada penyusunan DED adalah 1) pengumpulan data
lapangan, yang terdiri atas i) survey sekunder, ii) pengukuran topografi, iii) survey
geoteknik dan hidrologi jalan, 2) perencanaan teknis, yang terdiri atas kegiatankegiatan i) perencanaan geometrik, ii) perencanaan perkerasan, iii)
penggambaran, iv) perhitungan kuantitas pekerjaan, serta v) perhitungan biaya
pelaksanaan, dan yang terakhir adalah 3) pelaporan dan penyiapan dokumen
lelang.
8

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Kegiatan Penyusunan DED merupakan kegiatan kontraktual. Untuk itu,
sebelumnya akan dilakukan proses lelang untuk menetapkan Konsultan Penyedia
Jasa.
5. Pelaksanaan Stimulan Fisik dan NonFisik
Stimulan fisik dan nonfisik yang akan dilaksanakan pada setiap lokasi terpilih akan
mengacu pada rekomendasi Rencana PLP2K-BK, Rencana Tindak Komunitas dan
DED. Namun hal ini pada dasarnya akan disesuaikan dengan analisis kebutuhan di
lokasi dan ketersediaan anggaran penanganan. Stimulan fisik dan nonfisik yang
akan diberikan berupa program-program pada masing-masing kedeputian di
lingkungan Kementerian Negara Perumahan Rakyat. Berikut ini pelaksanaan
stimulan fisik dan nonfisik yang ada pada kedeputian di lingkungan Kementerian
Negara Perumahan Rakyat:
1) Stimulan Fisik Pengembangan Kawasan, berupa PSU kawasan antara lain
mencakup jalan, sarana sosial ekonomi.
2) Stimulan Fisik dan NonFisik Perumahan Swadaya, berupa Bantuan Stimulan
Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dan Peningkatan Kualitas
Perumahan (PKP)
3) Stimulan Fisik Perumahan Formal, berupa Pembangunan Rusunawa,
Pembangunan Rusunami dan Bantuan Stimulan PSU Perumahan dan
Permukiman
4) Pembiayaan, berupa Penyaluran KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi.

Rencana PLP2K-BK VS
Rencana Tindak Komunitas___________
Rencana PLP2K-BK yang akan dilaksanakan selama 10 tahun didasari pada sistem
kegiatan kota yang diharapkan dapat mendukung lingkungan permukiman kumuh
yang ditangani. Berdasarkan pendekatan Tridaya, selanjutnya disusun Rencana
Tindak Komunitas (Community Action Plan) yang difasilitasi oleh Tenaga Penggerak
Masyarakat (TPM). Salah satu keluaran dari Rencana Tindak Komunitas adalah daftar
kegiatan stimulan fisik dan nonfisik yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam rangka
peningkatan kualitas lingkungan perumahan dan permukiman kumuh secara
berkelanjutan. Daftar kegiatan stimulan fisik dan nonfisik ini juga diharapkan akan
sesuai dengan prinsip-prinsip makro yang menjadi rekomendasi rencana PLP2K-BK
Dengan demikian, pada tahap awal perlu difasilitasi penyusunan perencanaan
penanganan lingkungan kumuh berbasis kawasan. Selanjutnya ditugaskan Tenaga
9

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Penggerak Masyarakat (TPM) untuk membantu masyarakat menyusun Rencana
Tindak Komunitas (Community Action Plan). sAtas dasar ini, maka PLP2K-BK akan
dilaksanakan secara bertahap, sehingga membutuhkan waktu lebih dari 1 (satu) tahun
anggaran.

Stimulan Fisik Kawasan_______________
Sesuai dengan Permenpera No. 10 Tahun 2007 tentang Pedoman Bantuan Stimulan
PSU Perumahan dan Permukiman, maka bentuk-bentuk stimulan fisik dalam skala
kawasan yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Pengembangan Kawasan adalah
stimulan PSU yang antara lain adalah stimulan jalan poros, drainase, air bersih, air
limbah, jaringan listrik, penerangan jalan umum, sarana sosial ekonomi. Pada
dasarnya, bentuk stimulan fisik yang akan diberikan, akan disesuaikan dengan arahan
dan rekomendasi dari Rencanan PLP2K-BK.

10

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Stimulan Perumahan Swadaya ________
Sesuai dengan tupoksinya, program dan kegiatan Deputi Bidang Perumahan Formal
yang akan mendukung pelaksanaan PLP2K-BK yaitu Bantuan Stimulan
Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dan Peningkatan Kualitas Perumahan
(PKP).
1. Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S)
BSP2S diatur dalam Permenpera No. 08/PERMEN/M/2006 tentang Pemberian
Stimulan untuk Perumahan Swadaya Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah
(MBR) Melalui Lembaga Keuangan Mikro/Lembaga Keuangan Non Bank
(LKM/LKNB). LKM/LKNB adalah suatu kelembagaan keuangan yang berstatus
badan hukum, sebagai penanggung jawab pemberian stimulan untuk perumahan
swadaya untuk MBR. Misalnya Koperasi, Koperasi Syariah dan Pegadaian.
a. Tujuan
Membantu MBR agar dapat menempati rumah dan lingkungan yang layak
huni.
Ketentuan
1) Disalurkan melalui LKM/LKNB;
2) Disalurkan kepada MBR yang mempunyai penghasilan tetap maupun tidak
tetap;
3) Batasan pagu pembiayaan sesuai dengan kemampuan masin-masing
kelompok;
4) LKM/LKNB bertanggung jawab untuk mengelola dana;
5) Kelompok MBR mengikuti ketentuan pemberian stimulan sesuai dengan
Permenpera;
6) Lembaga Perkreditan Desa (LPD) dan BKM serta Kelompok Masyarakat
lain dapat memperoleh fasilitas stimulan melalui LKM.
b. Penyaluran
1) Penyaluran pemberian stimulan melalui LKM/LKNB;
2) Penyaluran dalam bentuk transfer langsung dari KPPN kepada LKM/LKNB
3) Kemudian diberikan kepada MBR sasaran;
4) Dilakukan secara bertahap:
- 50% bila ada usulan dari masyarakat melalui LKM/LKNB;
- 50% sisanya bila pekerjaan telah mencapai 30%.
11

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

2. Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP)
PKP diatur dalam Permenpera No. 01/PERMEN/M/2009 tentang Acuan
Penyelenggaraan Peningkatan Kualitas Perumahan
a. Tujuan
Mewujudkan perumahan yang sehat, aman, nyaman dan serasi serta teratur
di perdesaan dan perkotaan.
b. Kriteria
1) Lokasi peruntukan perumahan masuk dalam rencana tata ruang
kabupaten/kota;
2) Kepadatan bangunan minimal 50 unit per hektar di perkotaan dan antara
30-50 unit untuk perdesaan;
3) Minimal 40% kondisi bangunan tidak memenuhi persyaratan layak huni;
4) PSU tidak memenuhi persyaratan kelayakan.
c. Kriteria penerima bantuan PKP
a. Masuk dalam kategori MBR;
b. Berdomisili tetap di SWK (Satuan Wilayah Kegiatan);
c. Status tanah milik bersertifikat/memiliki bukti keabsahan kepemilikan;
d. Belum memiliki rumah dan/atau menempati rumah tidak layak huni;
e. Sebagai anggota KSM;
f. Mengikuti ketentuan yang disepakati oleh KSM, Pokmas, Pokja;
g. Diprioritaskan bagi yg belum menerima bantuan perumahan dari
program/sumber lain;
h. Terkena pembongkaran akibat perencanaan lokasi (site plan).
Dalam melaksanakan kegiatan BSP2S dan PKP dibentuklah Kelompok Kerja
(Pokja), selaku Tim Pelaksana Kegiatan yang berkedudukan di Pusat, Provinsi dan
Kabupaten/Kota.
Secara umum tugas Pokja adalah menyusun rencana pelaksanaan kegiatan,
melakukan koordinasi, melaksanakan kegiatan sesuai dengan tujuan dan sasaran,
melaksanakan monitoring, menyusun laporan, dengan susunan organisasi: Ketua,
Sekretaris, Bendahara dan Anggota.
Unsur Pokja Propinsi/Kabupaten/Kota, terdiri dari:
1. Perencana penyelenggaraan pemerintah daerah;
2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat;
12

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

3. Bidang Pekerjaan Umum/Perumahan;
4. Bidang Sosial;
5. Bidang Perekonomian;
Untuk Pokja Kabupaten/Kota ditambah :
1. Bidang Pelayanan Pertanahan
2. Bidang Pemerintahan Kecamatan dan Desa/Kelurahan

Stimulan Fisik Perumahan Formal______
Sesuai dengan tupoksinya, program dan kegiatan Deputi Bidang Perumahan Formal
yang akan mendukung pelaksanaan PLP2K-BK yaitu Pembangunan Rusunawa,
Pembangunan Rusunami dan Bantuan Stimulan PSU Perumahan dan Permukiman.
1. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa)
Pembangunan Rusunawa sementara difokuskan pada penyediaan rumah untuk
mahasiswa dan penyediaan rumah untuk para pekerja.
Persyaratan teknis dan nonteknis pembangunan rusunawa untuk perguruan tinggi
diatur dalam Permenpera No. 9 Tahun 2008 tentang Pedoman Bantuan
Pembangunan Rumah Susun Sederhana Sewa Pada Lembaga Pendidikan Tinggi
dan Lembaga Pendidikan Berasrama
a. Persyaratan Teknis  lokasi, lahan, rancang bangun, dan lain-lain
Lokasi
- lokasi sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kab/Kota
dengan disertai surat keterangan dari Satuan Kerja Pemerintah
Daerah/Dinas Teknis terkait;
- lokasi siap bangun, bebas dari tanaman dan bangunan.
- lokasi memiliki jalan minimal selebar 6 meter
- Lokasi memperhitungkan daya tampung dan daya dukung lingkungan
Lahan
- kejelasan status hukum kepemilikan tanah
- didukung dengan kesiapan infrastruktur kawasan
- kemiringan tanah yang sesuai
- luas lahan minimal 3000 m² dengan lebar sekurang-kurangnya 15m
13

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

- dilengkapi dengan Detail Engineering Design /DED (disiapkan oleh
Kemenpera atau dinas terkait)
b. Persyaratan NonTeknis  administrasi dan kesiapan pengelola
- Didukung dengan kelengkapan administrasi berupa surat permohonan,
surat dukungan, surat pernyataan, surat kesanggupan pernyataan dari
Pemerintah daerah setempat.
- Melalui tahapan verifikasi di tingkat Kementerian Negara Perumahan
Rakyat
- Kesiapan penerima aset (pemerintah daerah) untuk membentuk Badan
Pengelola Rusunawa (sesuai dengan Permenpera No. 14 Tahun 2007
tentang pengelolaan Rumah Susun Sederhana Sewa)
- Perhitungan tarif sewa mengacu Permenpera No.18 Tahun 2007 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Perhitungan Tarif Sewa Rusuna yang dibiayai APBN
dan APBD
2. Pembangunan Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami)
a. Persyaratan Teknis  Lokasi, lahan, rancang bangun, dll
Lokasi
- terletak di kawasan perkotaan, lokasi strategis, tidak berada pada lokasi
bencana,
- memiliki luas minimal 5000m²
- memiliki akses masuk kendaraan dengan lebar jalan minimal 8m
- memiliki kesiapan infrastruktur yang terhubung dengan kawasan sekitarnya
 jaringan jalan, moda transportasi publik, jaringan listrik, air bersih,
persampahan, dll
- tersedia rencana zonasi lingkungan
Lahan
- status kepemilikan lahan clean and clear
- sesuai dengan peruntukan RTRW (fungsi peruntukan guna lahan)
Rancang Bangun
- memiliki rencana site plan kawasan dan DED yang lengkap
- memenuhi kaedah rancang bangun yang sesuai dengan Permen PU No 5
tahun 2007 tentang Pedoman Rancang Bangun Rusuna Bertingkat Tinggi
14

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

b. Persyaratan NonTeknis (kelengkapan administrasi)
- IMB
- AMDAL
3. Bantuan Stimulan
Permukiman

Prasarana Sarana dan Utilitas (PSU) Perumahan dan

(Sesuai Permenpera No.10 Tahun 2007 tentang Pedoman Bantuan Stimulan
Prasarana, Sarana, dan Utilitas (PSU) Perumahan dan Permukiman)
-

Sasaran PSU yang dibangun ditujukan untuk masyarakat menengah bawah
(MBM) dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)

-

Lokasi sesuai RTRW dengan peruntukan untuk perumahan dan permukiman

-

Status tanah clean and clear, tidak dalam sengketa

-

Adanya usulan/permintaan dari daerah

-

Komponen PSU meliputi sebagian dari salah satu atau lebih komponen : jalan
lingkungan perumahan, drainase, air bersih, air limbah, pembuangan sampah,
penerangan jalan umum, ground reservoir dan rumah pompa, tempat parkir
dan bantuan stimulan PSU rusuna.

-

Adanya insentif/kemudahan perizinan dan sharing dari pemerintah daerah

-

Persyaratan teknis, siteplan dan DED PSU disahkan (ditandatangani Pemda),
terintegrasi dengan jaringan infrastruktur skala kawasan dan kota

-

Khusus jalan lingkungan dan tempat parkir, sudah terbentuk badan jalan
dan/atau lapisan sub base dan tidak digunakan sebagai jalan proyek.

-

Melalui tahapan verifikasi di tingkat pusat (Kementerian Negara Perumahan
Rakyat-Deputi Bidang Perumahan Formal);

Subsidi Pembiayaan ________________
Dalam rangka memberikan kesempatan kepada MBR di lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh yang membangun atau memperbaiki rumah baik yang dilakukan
secara langsung maupun secara bertahap, program dan kegiatan Deputi Bidang
Pembiayaan yang akan mendukung pelaksanaan PLP2K-BK berupa dukungan
Fasilitas Pembiayaan Perumahan melalui KPRS/KPRS Mikro Bersubsidi, baik secara
konvensional maupun syariah.

15

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

1. KPRS Bersubsidi
Bagi MBR yang ingin memperbaiki/membangun rumahnya secara langsung, bisa
mendapatkan fasilitas kredit perumahan swadaya bersubsidi melalui skim KPRS
Bersubsidi.
2. KPRS Mikro Bersubsidi
Bagi MBR yang ingin memperbaiki atau membangun secara bertahap, bisa
mendapatkan subsidi perumahan melalui skim KPRS Mikro Bersubsidi.
Skim subsidi pembangunan atau perbaikan rumah baik melalui KPRS bersubsidi
maupun KPRS Mikro Bersubsidi, harus memenuhi persyaratan yang diberlakukan
atas: 1) Minimum dana tabungan/swadaya debitur, 2) Minimum pinjaman, 3)
Maksimum pinjaman, dan 4) Tenor.

Keterlibatan Instansi & Kemitraan____
Rekomendasi yang dihasilkan pada Rencana Tindak Komunitas dan Rencana PLP2KBK serta DED akan melibatkan semua instansi lainnya dalam rangka meningkatkan
kualitas hidup dan penghidupan masyarakat yang tinggal di permukiman kumuh.
Instansi yang terlibat antara lain Departemen PU berupa pembangunan PSDPU jalan
menuju kawasan perencanaan, Departemen Sosial berupa pelatihan keterampilan,
serta instansi lainnya yang relevan dengan penanganan lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh.
Pelibatan semua stakeholder dalam PLP2K-BK memperkuat pola kemitraan yang.
Berbagai program peningkatan kualitas permukiman yang telah dilaksanakan oleh
lembaga nonpemerintah dapat menjadi embrio penciptaan program baru yang
berkelanjutan, melalui MoU dengan pihak ketiga tersebut atau Cooperate Social
Responsibility (CSR). Misalnya dengan BAZNas (Badan Amil Zakat Nasional) melalui
Program Bedah Kampung, Badan Wakaf dan Yayasan Damandiri melalui Program
Pembiayaan Perumahan, serta lembaga nonpemerintah lainnya yang terkait dengan
penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh terutama Lembaga
Keuangan Lokal (LKL).

16

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Kerangka Tahapan
Pelaksanaan Kegiatan___________________

PENJELASAN KERANGKA TAHAPAN PELAKSANAAN KEGIATAN
1) TAHAP PERENCANAAN
1.

Pembentukan Tim Kerja Penanganan Lingkungan Perumahan dan
Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)
Tim Kerja PLP2K-BK terdiri dari Tim Pelindung, Tim Pengarah, Tim Verifikasi,
dan Sekretariat. Tim Pelindung terdiri atas Menteri Negara Perumahan dan
Sekretaris Kementerian Negara Perumahan Rakyat, sedangkan Tim Pengarah
adalah Pejabat Eselon I di Lingkungan Kementerian Negara Perumahan
Rakyat. Tim Verifikasi terdiri atas Pejabat Eselon II dan III di lingkungan
Kementerian Negara Perumahan Rakyat.

17

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

2.

Penyusunan Buku Panduan PLP2K-BK
Buku Panduan PLP2K-BK disusun oleh Kementerian Negara Perumahan
Rakyat. Buku Panduan ini antara lain akan menjelaskan mengenai latar
belakang, tujuan dan sasaran kegiatan. Selain itu, dalam buku ini juga
dijelaskan mengenai prinsip penanganan, pola pikir penanganan, lingkup
penanganan, komponen kegiatan, kerangka tahapan pelaksanaan kegiatan,
kriteria lokasi penanganan, prioritas lokasi penanganan, kerjasama
pelaksanaan kegiatan, struktur organisasi serta jadwal pelaksanaan kegiatan.

3.

Koordinasi dengan Pemerintah Provinsi
Pemerintah kabupaten dan pemerintah kota mengusulkan lokasi penanganan
lingkungan perumahan dan permukiman kumuh kepada pemerintah provinsi
dengan tembusan kepada Deputi Menpera Bidang Pengembangan Kawasan.
Usulan tersebut wajib melampirkan kuesioner dan data pendukung lainnya.
Selanjutnya, pemerintah provinsi mengusulkan lokasi penanganan kepada
Kemenpera dengan melampirkan usulan pemerintah kabupaten/kota. Surat
usulan dari pemerintah provinsi ditandatangani oleh Gubernur/Sekda/Kepala
Bappeda, dan ditujukan kepada Menteri Negara Perumahan Rakyat, c.q
Deputi Menpera Bidang Pengembangan Kawasan.

4.

Penetapan Lokasi Survey
Berdasarkan hasil evaluasi dan verifikasi terhadap usulan dan data pendukung
yang disampaikan oleh pemerintah provinsi, selanjutnya Kementerian Negara
Perumahan Rakyat menentukan lokasi-lokasi yang akan disurvey/verifikasi
lapangan.

2) TAHAP PEMROGRAMAN
5.

Pelaksanaan Kunjungan Lapangan dan Koordinasi Tim dengan
Pemerintah Daerah (Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota)
Kunjungan lapangan dilakukan oleh Tim Survey Pusat. Tugas utama dari Tim
Survey Pusat ini adalah a) menjelaskan dan mensosialisasikan kegiatan
PLP2K-BK; b) melaksanakan tinjauan singkat ke lokasi yang diusulkan oleh
Pemerintah Kabupaten/Kota terhadap kesiapan pelaksanaan TA 2010; c)
berkoordinasi dengan pemerintah provinsi/kota/kabupaten untuk kesiapan
pelaksanaan TA 2010 dan rencana pelaksanaan tahun anggaran selanjutnya;
d) mempresentasikan hasil kunjungan lapangan kepada Tim Pengarah dan
Tim Pelaksana Pusat.

6.

Penetapan lokasi PLP2K-BK TA 2010
Berdasarkan usulan pemerintah provinsi dan hasil kunjungan lapangan,
Sekretariat Kementerian Negara Perumahan Rakyat a/n Menteri Negara
18

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Perumahan Rakyat selaku Ketua Tim Pengarah akan menetapkan lokasi
PLP2K-BK yang siap ditangani pada TA 2010 dan pelaksanaan pada tahun
anggaran berikutnya.
3) TAHAP PELAKSANAAN
7.

Pembentukan Tim Gabungan PLP2K-BK, Tim Teknis Rencana PLP2K-BK,
DED, Supervisi Stimulan Fisik, Tenaga Penggerak Masyarakat (TPM), serta
Pembentukan Kelompok Masyarakat
Untuk mengkoordinasikan dan mensinergikan keseluruhan penanganan maka
dibentuk Tim Gabungan PLP2K-BK yang terdiri dari Kemenpera, Instansi
lainnya, Pemerintah Provinsi, serta Pemerintah Kabupaten/Kota. Dalam
rangka koordinasi yang intensif dan untuk pengawasan dan pengendalian
kegiatan-kegiatan fisik maupun nonfisik, perlu dibentuk 1 (satu) Tim Teknis
Rencana PLP2K-BK, DED, Supervisi Stimulan Fisik yang mencakup seluruh
wilayah penanganan. Selanjutnya, perlu dibentuk juga Tenaga Penggerak
Masyarakat (TPM), yang penjelasannya dapat dilihat pada butir 1) Komponen
Kegiatan Utama. Guna terwujudnya keberlanjutan pelaksanaan kegiatan,
masyarakat perlu membentuk kelompok yang sedapatnya memanfaatkan
organisasi yang sudah ada dan relevan dengan kegiatan penanganan kumuh,
seperti kelompok masyarakat dalam pelaksanaan P2KP, NUSSP dll.

8.

Penyusunan Rencana PLP2K-BK
Setelah Tim Teknis terbentuk, tahap berikutnya adalah Penyusunan Rencana
PLP2K-BK pada lokasi yang akan ditangani. Penjelasannya dapat dilihat pada
Komponen Kegiatan Utama (6).
Pada saat penyusunan rencana PLP2K-BK, diharapkan TPM telah bekerja
untuk mensosialisasikan kegiatan PLP2K-BK di masyarakat, sebagai langkah
awal dalam penyusunan rencana tindak masyarakat.

9.

Penyusunan Rencana Tindak Komunitas (Community Action Plan)
Rencana Tindak Komunitas pada dasarnya merupakan perumusan
pemecahan-pemecahan masalah yang kemudian diformulasikan dalam suatu
bentuk rencana tindak jangka menengah atau jangka panjang. Rencana
Tindak Komunitas ini harus dapat menjawab pertanyaan siapa melakukan
apa, bagaimana, dan kapan dilaksanakan, serta sumber pembiayaannya.
Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada Komponen Kegiatan Utama (6).

10. Daftar Kegiatan Stimulan Fisik, NonFisik dan Penyusunan DED
Salah satu keluaran dari Rencana Tindak Komunitas adalah daftar kegiatan
stimulan fisik dan nonfisik yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk perbaikan
kualitas lingkungan permukimannya. Daftar kegiatan stimulan fisik dan
19

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

nonfisik ini juga diharapkan akan sesuai dengan prinsip-prinsip makro yang
menjadi rekomendasi rencana PLP2K-BK. Selanjutnya, dilakukan penyusunan
DED sebagai dokumen rencana membangun stimulan fisik.
11. Pelaksanaan Stimulan Fisik dan NonFisik serta Keberlanjutan Pelaksanaan
TA Berikutnya
Pelaksanaan stimulan fisik dan nonfisik pada setiap lokasi terpilih akan
mengacu kepada rekomendasi rencana PLP2K-BK, rencana tindak komunitas
dan DED. Stimulan fisik yang diberikan adalah PSU kawasan antara lain
mencakup jalan, sarana sosial ekonomi, pembangunan prasarana jalan
lingkungan, drainase, penerangan jalan umum, dll. Bantuan nonfisik antara
lain dapat berupa subsidi pembiayaan, seperti kemudahan penyaluran kredit
pembangunan atau perbaikan rumah, bantuan kredit usaha mikro untuk
peningkatan industri rumah tangga serta pelatihan keterampilan, dst, yang
diselenggarakan oleh instansi lainnya.
4) TAHAP MONITORING DAN EVALUASI
Monitoring dan evaluasi dilakukan dalam rangka mendapatkan masukan/umpan
balik terhadap penyempurnaan kebijakan maupun pelaksanaan PLP2K-BK pada
tahun anggaran berikutnya. Termasuk dalam kegiatan ini adalah rekomendasi
serah terima aset kepada pemerintah daerah.

Kriteria Lokasi Penanganan__________
1) Kriteria Umum
1.

Berada atau tidak berada pada peruntukan perumahan dalam RTRW
Kabupaten/Kota.

2.

Kepadatan penduduk > 400 jiwa per ha, > 500 jiwa/ha untuk kota besar dan
sedang, dan >750 jiwa/ha untuk kota metropolitan.

3.

>60% rumah tidak/kurang layak huni, dengan angka penyakit akibat buruknya
lingkungan permukiman cukup tinggi (demam berdarah, diare, ISPA, dll).

4.

Intensitas permasalahan sosial kemasyarakatan cukup tinggi (urban crime,
keresahan serta kesenjangan yang tajam, dll).

5.

Daerah terbangun melebihi 80% dari luas satuan wilayah.

6.

Luasan satuan wilayah > 5 hektar.

7.

Kondisi bangunan tidak layak huni sekitar 80%
20

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

8.

Penghasilan penghuni rata-rata di bawah UMR.

9.

Sarana dan prasarana lingkungan di bawah standar pelayanan minimal.

10. Rawan bencana.
2) Kriteria Wajib
1.

Lokasi diperuntukkan sebagai perumahan sesuai dengan RTRW Kabupaten/Kota
dan pengaturan pemanfaatan sesuai dengan RP4D.

2.

Lokasi lingkungan kumuh mengelompok (cluster), dengan luas wilayah yang
mampu menciptakan interaksi dengan sistem perkotaan.

3.

Ditetapkan oleh Pemda sebagai bagian kebijakan dan program penanganan
lingkungan permukiman kumuh.

4.

Teralokasinya dana APBD Kabupaten/Kota dan Provinsi untuk sinergi kegiatan
dan keberlanjutan penanganan ke depan sesuai dengan hasil Rencana PLP2K-BK
dan Rencana Tindak Komunitas (RTK/CAP).

3) Kriteria Kompetitif
1.

Adanya partisipasi masyarakat.

2.

Intensitas kekumuhan.

3.

Intensitas permasalahan sosial kemasyarakatan cukup tinggi.

4.

Besarnya proporsi alokasi APBD untuk keberlanjutan kegiatan.

5.

Diprioritaskan bagi kabupaten/kota yang telah siap/memiliki program serupa.

Prioritas Lokasi Penanganan _________
Lokasi PLP2K-BK TA 2010 diprioritaskan pada: 1) Kota dan Kabupaten Pemenang
Penghargaan Adiupaya Puritama 2009, 2) Kota dan Kabupaten Usulan Pemerintah
Daerah, 3) Kota Metropolitan dan 4) Kota dan Kabupaten Lainnya dari NUSSP dan
Sapola.

No.

Provinsi

Kab/kota

Keterangan

I

Kota dan Kabupaten Pemenang Penghargaan Adiupaya Puritama 2009

1

Jawa Barat

-

Metropolitan Bandung
Kota Bandung (Sapola)
Kota Cimahi
Kab. Bandung

Kota Metropolitan
Pemenang Hapernas
Pemenang Hapernas
Pemenang Hapernas
21

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

No.
2

Provinsi
Kepulauan Riau

Kab/kota
-

Barelang

-

Kota Batam

Keterangan
Pemenang Hapernas
Kota Metropolitan,
Pemenang Hapernas

3

Bali

-

Kota Denpasar

Pemenang Hapernas

4

Nusa Tenggara Barat

-

Kota Mataram (NUSSP)
(Kec. Ampenan - kumuh berat)

Pemenang Hapernas

5

Jambi

-

Kota Jambi (NUSSP)

Pemenang Hapernas

6
7

Jawa Tengah
Sulawesi Tengah

-

Kab. Rembang (NUSSP)
Kab. Donggala

Pemenang Hapernas
Pemenang Hapernas

II

Kota dan Kabupaten Usulan dari Pemerintah Daerah

1

Nusa Tenggara Barat

-

Kab. Sumbawa (Kws Brangrea)

2

Bangka Belitung

-

Kota Pangkalpinang

-

Kabupaten Belitung Timur

-

Kabupaten Buton (NUSSP)
Kabupaten Konawe
Kota Pontianak (NUSSP)
Kota Singkawang

-

Kota Probolinggo

-

Kota Caruban (Kab.Madiun)

-

Kabupaten Serang

-

Jabodetabek

3

Sulawesi Tenggara

4

Kalimantan Barat

5

Jawa Timur

6

Banten

III

Kota Metropolitan

1

DKI Jakarta, Banten, &
Jawa Barat

Usulan dari Gubernur
NTB
Usulan dari Sekda
Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung
Usulan dari Provinsi
Usulan dari Gubernur
Kalimantan Barat
Usulan dari Walikota
Probolinggo
Usulan dari Bupati
Madiun
Usulan dari Bupati
Serang

Kota Metropolitan

(Kab. Tangerang -NUSSP)

2

DI Yogyakarta

-

3

Jawa Timur

-

4

Sumatera Selatan

-

5

Kalimantan Selatan

-

6

Sulawesi Selatan

-

Kartamantul
(Kota Yogyakarta - NUSSP)
Gerbangkartasusilo
(Kota Surabaya - NUSSP &
Sapola)
Patung Raya
(Kota Palembang - NUSSP &
Sapola)
Banjarmaskuala
(Kota Banjarmasin - Sapola)
Maminasata
(Kota Makassar - NUSSP &
Sapola)

Kota Metropolitan
Kota Metropolitan

Kota Metropolitan

Kota Metropolitan
Kota Metropolitan

22

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

No.

Provinsi

Kab/kota

7

Sumatera Utara

-

8

Jawa Tengah

-

IV
1

Keterangan

Mebidang
(Kota Medan - NUSSP)
Kedungsepur
(Kota Semarang)

Kota Metropolitan
Kota Metropolitan

Kota dan Kabupaten Usulan Lainnya dari NUSSP dan Sapola
Sulawesi Tengah

-

Kota Palu (NUSSP)

Kerjasama Pelaksanaan Kegiatan____
Sumber pembiayaan pelaksanaan kegiatan terdiri dari: 1. APBN, 2. APBD Provinsi, 3.
APBD Kab./Kota dan 4. Lembaga NonPemerintah. Berikut ini kegiatan penanganan
dan sumber pembiayaannya.
Sumber Dana*
No.

Kegiatan Penanganan
APBN

1.

2.

APBD
Provinsi

APBD
Kab./Kota

Pembentukan Tim Gabungan
Pelaksanaan Penanganan
Lingkungan Permukiman Kumuh
Berbasis Kawasan





Pembentukan Tim Teknis
Penyusunan Rencana PLPK-BK,
DED dan Supervisi Stimulan Fisik





3.

Fasilitasi Tenaga Penggerak
Masyarakat (TPM)

4.

Penyusunan Rencana PLPK-BK

5.

Penyusunan CAP

6.

Penyusunan DED Kawasan

7.

Lembaga
NonPemerintah















Pelaksanaan Stimulan Fisik







8.

Pelaksanaan Stimulan Non Fisik









9.

Pemberdayaan Masyarakat








23

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Struktur Organisasi__________________
Tim Kerja Gabungan
Penanganan Lingkungan
Perumahan dan Permukiman
Kumuh Berbasis Kawasan

Tim Koordinasi
Tingkat Pusat
Tim Kerja
Kemenpera

Instansi Pusat lainnya

Tim Teknis
Rencana PLP2K-BK/DED/Supervisi

Tim Koordinasi
Tingkat Provinsi
Perwakilan Provinsi

Tim Koordinasi
Tingkat
Kabupaten/Kota

(TPM)
Tenaga
Penggerak
Masyarakat

Perwakilan
Kabupaten/Kota
Kelompok
Masyarakat*
(Penyusunan CAP)

Tim Penyusun
Rencana
PLP2K-BK

Tim Pelaksana
DED &
Supervisi
Stimulasi Fisik

Keterangan:
Hubungan Komando
Hubungan Koordinasi
Hubungan Kontrak

* Sebaiknya menggunakan kelompok masyarakat yang sudah terbentuk

24

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

Tugas Pokok
Masing-Masing Pihak________________
Maksud dari penjelasan tugas pokok ini adalah agar setiap pihak yang terlibat
(pemerintah kabupaten/kota, pemerintah provinsi dan pemerintah pusat) dapat
mengetahui secara singkat tugas dan kegiatan yang perlu dipersiapkan mulai dari
tahap perencanaan sampai kepada monitoring dan evaluasi.
1. Pemerintah Kabupaten/Kota
a.

Mengikuti Sosialisasi PLP2K-BK TA 2010 yang dilakukan oleh Tim Kerja
Kemenpera;

b.

Mengusulkan minimal 3 (tiga) lokasi PLP2K-BK, dengan mengisi kuesioner
(form 1A) PLP2K-BK TA 2010 yang kemudian disampaikan ke pemerintah
provinsi;

c.

Mengusulkan anggota Tim Koordinasi Tingkat Kabupaten/Kota untuk masuk
ke dalam Tim Gabungan dan Tim Teknis PLP2K/DED/Supervisi Stimulan
Fisik;

d.

Merekut Tenaga Penggerak Masyarakat
kerjanya;

e.

Memfasilitasi terbentuknya organisasi masyarakat;

f.

Memfasilitasi masyarakat dalam menyusun RTM/CAP;

g.

Melakukan survey lapangan bersama dengan Tim Kerja Kemenpera dan
tokoh masyarakat;

h.

Mengalokasikan dana APBD untuk mendukung rangkaian kegiatan
penanganan, khususnya dalam rangka keberlanjutan PLP2K-BK kedepan
sesuai dengan lingkup perencanaan dan hasil RTM/CAP;

i.

Berperan aktif untuk mendukung PLP2K-BK;

j.

Menindaklanjuti kegiatan pengelolaan dan pemeliharaan hasil-hasil PLP2K BK;

k.

Membuat surat pernyataan tentang dukungan dan kesertaan pemerintah
kota/kabupaten dalam kegiatan PLP2K – BK termasuk kesiapan alokasi
APBD.

l.

Memfasilitasi dan mengawasi penyusunan rencana PLP2K-BK, DED dan
Supervisi Stimulasi fisik pada lokasi penanganan;

dan memfasilitasi kebutuhan

25

Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumu h Berbasis Kawasan (PLP2K-BK)

2. Pemerintah Provinsi
a.

Membantu dan memfasilitas penyelenggaraan sosialisasi buku panduan
PLP2K-BK kepada pemerintah kota/kabupaten sampai dengan perekrutan
dan pelatihan anggota TPM;

b.

Melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk usulan
lokasi PLP2K-BK, pengisian kuesioner dan pelengkapan data pendukung

c.

Melakukan evaluasi dan verifikasi dokumen usulan yang disampaikan oleh
pemerintah kabupaten/kota di wilayahnya untuk menyusun daftar lokasi dan
kegiatan yang akan dilaksanakan secara berkelanjutan maupun daftar lokasi
dan kegiatan yang sudah siap dilaksanakan penanganannya pada tahun 2010

d.

Mengusulkan lokasi berdasarkan kriteria-kriteria yang telah disampaikan
dalam buku panduan kepada Kemenpera;

e.

Menyampaikan usulan anggota Tim Koordinasi Gabunga