Pengembangan Bahan Ajar (MGMP Klaten)
PENGEMBANGAN
BAHAN PEMBELAJARAN
BSI
Burhan Nurgiyantoro
FBS/FPS Universitas Negeri
Yogyakarta
S2 Unwidha
Klaten, 2 Juni 2008
PENDAHULUAN
Secara umum orang beranggapan bahwa guru yang baik
mesti menguasai bahan pembelajaran
Tetapi, guru yang baik juga dituntut dapat mengembangkan
bahan pembelajaran minimal untuk kelasnya sendiri
Guru yang kreatif mesti tidak hanya terpancang pada satu
teks (misalnya buku pelajaran) karena memang ada banyak
bahan yang dimanfaatkan
Bahkan, yang lebih baik lagi guru mesti dapat
mengembangkan buku bahan pembelajaran atau sumber
belajar yang lain
Untuk mencapai level itu tidak hanya dibutuhkan
penguasan bahan pembelajaran saja karena masih ada
faktor lain yang berpengaruh
Tuntutan dewasa ini memang seperti itu, tetapi sudah
mampukah kita para guru?
Kalau belum, kapan itu akan terwujud?
Jawabannya adalah tergantung seberapa besar kita mau
berusaha untuk mencapainya
Pendahuluan lanjutan…
Pembicaraan tentang pengembangan bahan
pembelajaran di tiap jenjang pendidikan mesti terkait
dengan kurikulum yang berlaku
Komponen bahan pembelajaran tampak dipandang
sebagai hal terpenting dalam sebuah kurikulum
Namun dalam pengembangannya, ia mesti terkait
dan sejalan dengan berbagai komponen kurikulum
secara keseluruhan
Kurikulum yang berlaku di jenjang pendidikan dasar
dan menengah di Indonesia kini adalah Kurikulum
Tingkat Satuan pendidikan (KTSP, Kurikulum 2007)
KTSP sebenarnya kelanjutan secara lebih operasional
KBK (Kurikulum 2004) yang dikembangkan BNSP
Pendahuluan lanjutan …
KBK: desain kurikulum yang dikembangkan
berdasarkan seperangkat kompetensi
Tiga fokus KBK:
Penentuan kompetensi
Pengembangan silabus
Pengembangan penilaian hasil belajar
Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas
(MBS) dan (MBK)
Kontrol nasional: standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Fokus sekolah (Satuan Pendidikan): pengembangan
silabus, RPP, dan penilaian hasil belajar
KTSP
UU 20/2003 dan PP 19/2005 mengamanatkan penyusunan KTSP
jenjang dikdasmen oleh satuan pendidikan
Kegiatan itu harus mengacu pada: SI, SKL, dan Panduan Penyusunan
KTSP yang disusun oleh BSNP
KTSP: kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan
KTSP: paradigma baru pengembangan kurikulum yang
memberi otonomi luas pada setiap satuan pendidikan
KTSP: strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi
KTSP: dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan,
potensi dan karakteristik daerah, sosbud masy, dan peserta
didik
KTSP: dikembangkan sekolah (guru, kepala sekolah), Komite
Sekolah, dan Dewan Pendidikan dengan silabus yang
berdasarakan SKL di bawah supervisi dinas pendidikan
kota/kab/depag
KTSP: pengembanan kurikulum pada posisi paling dekat
dengan kegiatan pembelajaran, yaitu sekolah da satuan
pendidikan
Lanjutan …
KTSP terdiri atas:
tujuan pendidikan tingkat satruan pendidikan
struktur dan muatan kurikulum tingkat satruan pendidikan
kalender pendidikan
silabus
Silabus: rencana pembelajaran pada suatu mata
pelajaran/tema yang mencakup: SK, KD, materi pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber bahan/media
Silabus: penjabaran SK dan KD ke dalam materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator capai
kompetensi untuk tujuan penilaian
Bagaimanapun silabus barus berisi garis-garis besar
bahan pembelajaran (topik-topik), maka masih harus
dijabarkan lagi menjadi bahan pembelajaran yang rinci
dan siap-ajar di kelas
Tujuan Penerapan
KTSP
Memandirikan dan memberdayakan tiap satuan
pendidikan melalui pemberian wewenang (otonomi)
untuk mengambil keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum (dalam konteks otonomi
daerah)
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang ada
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui
pengambilan keputusan bersama
Meningkatkan kompetisi sehat antarsatuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang dicapai
Prinsip Pengembangan KTSP
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Beragam dan terpadu (kondisi peserta didik, daerah,
jenjang/jenis pendidikan, dll; substansi kurkl: muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, pengembangan diri
Tanggap thd perkembangan ipteks (tercermin dalam
semangat kurikulum dan isi kurikulum)
Relevan dengan kebutuhan kehidupan (penyusunan
kurikulum melibatkan stakeholders)
Menyeluruh dan berkesinambungan
Belajar sepanjang hayat
Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
(sejalan dengan moto bhineka tunggal ika dalam
kerangka NKRI)
SILABUS
Silabus: rencana pembelajaran suatu/kelompok MP/tema yang
mencakup:
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Materi pokok/pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Alokasi waktu
Sumber bahan/media
Silabus: penjabaran SK dan KD ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian
KTSP memberikan otonomi guru/satuan pendidikan untuk
mengembangkan sendiri silabus
Guru: harus menguasai materi bidang studi
Prinsip Pengembangan
Silabus
Ilmiah
Relevan
Sistematis
Konsisten
Memadai
Aktual dan kontekstual
Fleksibel
Kontinuitas
Menyeluruh
Efektif dan efisien
Hierarkhi Tugas dan Tanggung Jawa Pengembangan
Silabus KTSP
Depdiknas:
Disdik Provinsi:
Menyiapkan peraturan
Menetapkan standar nasional
Mengembangkan model/contoh
Menyediakan anggaran
Menyesuaikan buku teks
Membuat contoh
Memberikan kemudahan dan dukungan
Menyesuaikan aturan-aturan
Disdik Kota/Kabupaten:
Membentuk tim pengembang
Mengembangkan rambu-rambu
Mengalokasikan anggaran
Memfasilitasi sekolah
Lanjutan Tugas …
Satuan Pendidikan/Sekolah:
Membentuk tim (MGMP, KKG)
Mengembangkan program (KTSP, silabus, RPP)
Membentuk komite sekolah
Menetapkan tim rekayasa kurikulum
Memberikan layanan administrasi
Kelas/Guru:
Menganalisis rancangan kompetensi, indikator kompetensi,
materi pokok
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
PROSEDUR PENGEMBANGAN
SILABUS
Pengisian kolom identitas
Pengkajian SK dan KD
Pengidentifikasian materi
pokok/pembelajaran
Pengembangan kegiatan pembelajaran
Perumusan indikator pencapaian kompetensi
Penentuan jenis penilaian
Penentuan alokasi waktu
Penentuan sumber velajar
Contoh Format Silabus
Model I
Nama Sekolah
:
Mata Pelajaran
:
Kelas/Semester
:
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar :
:
Waktu
Materi
Pokok/
Pembelajara
n
:
Uraian
Materi
Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian
Sumber
Belajar
Contoh Format Silabus
Model II
SK
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Waktu
KD
Materi
Pokok/
Pembelajara
n
:
:
:
:
Uraian
Materi
Indikato
r
Kegiatan
Pembelajara
n
Penilaia
n
Sumbe
r
Belajar
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Masalah umum:
Penentuan jenis materi
Ruang lingkup
Urutan penyajian
Kedalaman/keluasan
Perlakuan terhadap materi
Sumber bahan
Masalah guru:
Materi terlalu luas atau sempit/sedikit
Mendalam atau dangkal
Belum tentu sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
Urutan penyajian tidak tepat
Buku pelajaran merupakan satusatunya sumber
HAKIKAT BAHAN
AJAR
Bahan ajar (instructional materials):
sesuatu yang dipelajari siswa untuk
mencapai kompetensi yang menjadi tujuan
pembelajaran
Jadi, bahan ajar adalah sarana untuk
mencapai kompetensi
Bahan ajar terdiri atas:
pengetahuan (knowledges)
keterampilan (skills)
sikap (aptitudes), nilai-nilai (values)
Klasifikasi Bahan Ajar
Pengetahuan:
Fakta: sesuatu yang ada dan terjadi (ada secara empirik);
misal: objek, peristiwa sejarah, lambang, penamaan,
waktu, dll.
Konsep: pemahaman terhadap sesuatu seperti
pengertian/definisi, klasifikasi, komponen, ciri khusus,
dll.
Prinsip: sebuah fakta pengetahuan yang terbangun atas
prinsip lewat proses ontologi keilmuan atau hubungan
tertentu, misalnya dalil, rumus, adagium, postulat,
teorema, hubungan antarkonsep (jika…, maka…)
Prosedur: materi yang berkenaan dengan langkah
langkah sistematis dalam melakukan sesuatu/tugas;
misal: langkah membuat/mengerjakan sesuatu
(mengembangkan bahan ajar, mengembangkan alat
evaluasi, mengerjakan soal statistik, dll)
Prinsip Pemilihan Bahan
Ajar
Relevansi: keterkaitan, ada kaitan; artinya ada kaitan,
hubungan, atau bahkan ada jaminan bahwa bahan ajar yang
dipilih itu menunjang tercapainya kompetensi yang
dibelajarkan (KD, SK)
Konsistensi: keajegan, ada kesesuaian (jumlah/banyaknya)
antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar
yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan
berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga
mencakup keempat hal itu
Kecukupan: memadai keluasannya, ketercukupannya;
bahan ajar yang dipilih/ dikembangkan ada jaminan
memadai/ mencukupi untuk mencapai kompetensi yang
dibelajarkan; tidak terlalu sedikit sehingga kurang
menjamin tercapainya KD/SK
Langkah Pemilihan Bahan
ajar
Identifikasi muatan aspek substansial yang
tercakup dalam SK dan KD
SK dan KD adalah tujuan yang harus dikuasai siswa
Bahan pembelajaran apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai
penguasaan itu
Dalam SK dan KD tercermin muatan dan cakupan bahan
pembelajaran yang terkait/relevan
Bahan untuk tiap SK dan KD tidak sama, jadi menuntut bahan
pembelajaran yang berbeda
Kecermatan memahami substansi muatan SK dan KD dalam
banyak hal akan menjamin ketepatan
pemilihan/pengembangan bahan
SK dan KD dikembangkan berdasarkan keempat kemampuan
berbahasa, di dalamnya termuat berbagai aspek penguasaan
kebahasaan sebagai prasyarat capaian kemampuan berbahasa
SK dan KD kemampuan bersastra juga tersalur lewat keempat
kemampuan berbahasa, tetapi di dalamnya termuat
pengetahuan kesastraan sebagai prasyarat kemampuan
bersastra
Identifikasi jenis bahan pembelajaran
Kognitif
Afektif
Fakta, konsep, prinsip, prosedur
Materi kebahasaan (sistem bahasa: tata bunyi, tata
bentukan, tata kalimat)
Materi kesastraan (pengetahuan kesastraan: teori sastra,
sejarah sastra)
Sikap, minat, motivasi, kecenderungan thd nilai-nilai
Motivasi berperilaku
Kinerja
Kinerja kebahasaan dan kesastraan
Keempat kemampuan berbahasa
Penggunaan bahasa dalam konteks sesungguhnya (ada
pertimbangan faktor pragmatik)
Berbagai bentuk kegiatan apresiasi sastra (lewat saluran
keempat kemampuan berbahasa)
Aspek kognitif tetap dominan
Pemilihan bahan untuk tiap SK dan
KD
SK dan KD adalah acuan pertama dalam hal pemilihan dan
pengembangan bahan ajar
Atau sebaliknya, pengembangan/pemilihan bahan pembelajaran
tidak lain adalah memilih/mengembangkan bahan yang sesuai
dengan masingmasing SK dan KD
Jadi, bahan yang dipilih/dikembangkan cocok dengan tuntutan SK
dan KD, atau sebaliknya bahan ajar itu mempunyai jaminan dapat
untuk mencapai SK dan KD
Secara lebih konkret pemilihan/pengembangan bahan itu terlihat
dalam indikator
Bahkan tidak jarang indikator dikembangkan berdasarkan bahan
ajar yang telah ditentukan sebelumnya
Bahan ajar untuk tiap indikator, KD, dan SK tidak sama, tetapi mesti
saling berkaitan dan saling mendukung
Hal itu sesuai dengan prinsip pengembangan bahan:
berkesinambungan, berkelanjutan, berkesuaian, dll yang secara
bersama untuk mencapai tujuan umum tiap mata pelajaran di tiap
SP
Cakupan Bahan
Pembelajaran
Cakupan: masalah keluasan, kedalaman, kecukupan
Keluasan: seberapa banyak bahan pembelajaran yang
dipilih/dikembangkan dalam sebuah SK/KD
Kedalaman: seberapa detil bahan pembelajaran tsb yang harus
dibelajarkan kpd siswa
Ada perbedaan masalah keluasan dan kedalaman
pengembangan bahan berdasarkan:
jenjang pendidikan (SD, SMP/MTs, SMA)
jenis pendidikan (SMA, SMK; SMK: STM, SMEA, SMKK, dll)
Kecukupan (adequacy): cukup, memadai; dengan bahan
pembelajaran yang dipilih/dikembangkan itu mencukup atau
memadai untuk menjamin capaian kompetensi (Sk, KD) yang
dibelajarkan
Kecukupan: bahan pembelajaran tidak terlalu sedikit atau luas
Pemilihan dan pengembangan bahan pembelajaran harus juga
memperhitungkan alokasi waktu yang tersedia (tidal kurang,
tidak lebih)
Urutan Bahan
Pembelajaran
Urutan penyajian (sequencing): bagaimana mengurutkan
bahan ajar secara tepat agar dapat mempermudah siswa
mempelajarinya
Masalah urutan bahan ajar menjadi lebih relevan terhadap
pokokpokok bahasan yang memiliki prasyarat
(prerequisite)
Bahan ajar ajar yang menjadi prasyarat bahan yang lain
harus ditempatkan lebih awal
Misal: sebelum pembelajaran makna tersirat, harus terlenih
dahulu makna tersurat (kalimat sederhana sebelum
kalimat kompleks)
Lazimnya, urutan bahan ajar mengikuti logika: dari yang
mudah ke sulit, dekat ke jauh, sederhana ke kompleks,
tunggal ke gabung, tersurat ke tersirat, actual meaning ke
intentional meaning, yang sudah dikenal ke belum dikenal,
dll yang sejenis
Pendekatan Urutan Bahan
Ajar
Pendekatan prosedural:
Pendekatan hierarkhis:
Urutan bahan ajar menggambarkan sebuah prosedur, langkah
langkah tertentu
Misalnya, langkah memahami puisi, langkah mengkaji
fiksi/puisi
Urutan bahan ajar menggambarkan sesuatu yang berjenjang
Misalnya, bahanbahan ajar (atau: mata kuliah) yang menjadi
prasyarat harus disajikan terlebih dahulu daripada bahan ajar
yang menuntut prasyarat itu
Pemahaman sebuah wacana diawali dengan pemahaman tiap
paragraf, dan pemahaman paragraf diawali dengan pemahaman
tiap kalimat pendukungnya
Kedua pendekatan itu tsb bukan dalam pengertian
terpisah karena pada kenyataannya akan saling
mendukung
Penentuan Sumber Bahan
Sumber bahan: tempat bahan pembelajaran diperoleh
Sumber bahan: bukan hanya tempat guru mengambil
bahan pembelajaran, tetapi juga tempat siswa dapat
mengakses sendiri bahan yang harus dipelajari
Sumber bahan tidak sekadar berupa buku teks, walau
buku teks tetap penting, tetapi dapat berupa berbagai
hal lain yang dapat membantu siswa belajar
Siswa harus dibiasakan mencari dan mengakses sendiri
berbagai sumber bahan yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi
Guru harus mampu mengembangkan bahan ajar sendiri
dengan mengakses berbagai sumber yang relevan
KTSP tidak menyajikan bahan ajar, maka guru dan siswa
haruslah samasama aktif mencari dan mengakses bahan
ajar itu
Sumber Bahan Ajar
Buku Teks
Buku Literatur Terkait (Kebahasaan, Kesastraan, Teksteks
Kesastraan)
Laporan Hasil Penelitian
Jurnal Penelitian, Jurnal/Majalah Ilmiah dan jenis Majalah
lain
Penerbitan Berkala: Harian, Mingguan
Internet
Media Audiovisual (TV, Video, Kaset Audio) dan Media
Audio (Radio, Rekaman)
Narasumber (Pakar Bidang atau Tokoh Tertentu)
Lingkungan (Alam, Sosial, Senibudaya, dll)
Kantor tertentu (kantor lazimnya menyediakan dayadata
tertentu yang dibutuhkan)
Dll.
Bentuk Pengembangan Bahan
Ajar
KTSP memberi kebebasan kreativitas kepada setiap SP,
Kepsek, dan guru untuk mengembangkan sendiri kurikulum
yang akan dilaksanakan di lingkungannya
Hal itu merupakan kesempatan baik bagi semua komponen
pendidikan terkait untuk merealisasikan idealismenya
Misalnya, dengan memasukkan berbagai muatan tertentu
yang dipandang penting ke dalam kurikulum (muatan lokal,
nilainilai, bahan tertentu, dll), model pembelajaran, model
penilaian, dll.
Guru merupakan salah satu komponen penting sekaligus
ujung tombak dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan
lewat KBM yang diselenggarakan
Mereka memiliki kebebasan untuk mengkreasikan KBM:
mulai dari perumusan indikator, pengembangan bahan ajar,
pemilihan strategi pembelajaran, strategi penilaian, dll.
Setiap pengajar idealnya mampu mengembangkan bahan ajar
sendiri
Lanjutan bentuk …
Pengembangan bahan ajar oleh guru dapat
ditampilkan dalam bentuk:
Buku Teks, Diktat
Modul (misalnya untuk tiap SK, bahan ajar untuk
bulanan/semesteran/tahunan)
Sebaiknya guru tidak hanya menggantungkan buku teks
yang sudah ada karena mesti belum mencakup semua
idealismenya
Guru yang baik mesti kreatif membuat buku teks sendiri
(kalau perlu bersaing dengan penulis buku-buku yang
sudah ada. Mengapa tidak!!!)
Modul kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah buku
teks. Mengapa tidak!!!
Handout, tulisan-tulisan lepas, teks-teks ragam
tertentu (misal: sastra)
Powerpoint
Rekaman audio, audiovisual, dll.
TERIMA KASIH
Semoga Kita Mampu
Menjadi Guru yang Profesional
dan Tersertifikasi
BAHAN PEMBELAJARAN
BSI
Burhan Nurgiyantoro
FBS/FPS Universitas Negeri
Yogyakarta
S2 Unwidha
Klaten, 2 Juni 2008
PENDAHULUAN
Secara umum orang beranggapan bahwa guru yang baik
mesti menguasai bahan pembelajaran
Tetapi, guru yang baik juga dituntut dapat mengembangkan
bahan pembelajaran minimal untuk kelasnya sendiri
Guru yang kreatif mesti tidak hanya terpancang pada satu
teks (misalnya buku pelajaran) karena memang ada banyak
bahan yang dimanfaatkan
Bahkan, yang lebih baik lagi guru mesti dapat
mengembangkan buku bahan pembelajaran atau sumber
belajar yang lain
Untuk mencapai level itu tidak hanya dibutuhkan
penguasan bahan pembelajaran saja karena masih ada
faktor lain yang berpengaruh
Tuntutan dewasa ini memang seperti itu, tetapi sudah
mampukah kita para guru?
Kalau belum, kapan itu akan terwujud?
Jawabannya adalah tergantung seberapa besar kita mau
berusaha untuk mencapainya
Pendahuluan lanjutan…
Pembicaraan tentang pengembangan bahan
pembelajaran di tiap jenjang pendidikan mesti terkait
dengan kurikulum yang berlaku
Komponen bahan pembelajaran tampak dipandang
sebagai hal terpenting dalam sebuah kurikulum
Namun dalam pengembangannya, ia mesti terkait
dan sejalan dengan berbagai komponen kurikulum
secara keseluruhan
Kurikulum yang berlaku di jenjang pendidikan dasar
dan menengah di Indonesia kini adalah Kurikulum
Tingkat Satuan pendidikan (KTSP, Kurikulum 2007)
KTSP sebenarnya kelanjutan secara lebih operasional
KBK (Kurikulum 2004) yang dikembangkan BNSP
Pendahuluan lanjutan …
KBK: desain kurikulum yang dikembangkan
berdasarkan seperangkat kompetensi
Tiga fokus KBK:
Penentuan kompetensi
Pengembangan silabus
Pengembangan penilaian hasil belajar
Sekolah dan guru diberi kebebasan kreativitas
(MBS) dan (MBK)
Kontrol nasional: standar kompetensi dan
kompetensi dasar
Fokus sekolah (Satuan Pendidikan): pengembangan
silabus, RPP, dan penilaian hasil belajar
KTSP
UU 20/2003 dan PP 19/2005 mengamanatkan penyusunan KTSP
jenjang dikdasmen oleh satuan pendidikan
Kegiatan itu harus mengacu pada: SI, SKL, dan Panduan Penyusunan
KTSP yang disusun oleh BSNP
KTSP: kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan
KTSP: paradigma baru pengembangan kurikulum yang
memberi otonomi luas pada setiap satuan pendidikan
KTSP: strategi pengembangan kurikulum untuk mewujudkan
sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi
KTSP: dikembangkan sesuai dengan kondisi satuan pendidikan,
potensi dan karakteristik daerah, sosbud masy, dan peserta
didik
KTSP: dikembangkan sekolah (guru, kepala sekolah), Komite
Sekolah, dan Dewan Pendidikan dengan silabus yang
berdasarakan SKL di bawah supervisi dinas pendidikan
kota/kab/depag
KTSP: pengembanan kurikulum pada posisi paling dekat
dengan kegiatan pembelajaran, yaitu sekolah da satuan
pendidikan
Lanjutan …
KTSP terdiri atas:
tujuan pendidikan tingkat satruan pendidikan
struktur dan muatan kurikulum tingkat satruan pendidikan
kalender pendidikan
silabus
Silabus: rencana pembelajaran pada suatu mata
pelajaran/tema yang mencakup: SK, KD, materi pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber bahan/media
Silabus: penjabaran SK dan KD ke dalam materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator capai
kompetensi untuk tujuan penilaian
Bagaimanapun silabus barus berisi garis-garis besar
bahan pembelajaran (topik-topik), maka masih harus
dijabarkan lagi menjadi bahan pembelajaran yang rinci
dan siap-ajar di kelas
Tujuan Penerapan
KTSP
Memandirikan dan memberdayakan tiap satuan
pendidikan melalui pemberian wewenang (otonomi)
untuk mengambil keputusan secara partisipatif dalam
pengembangan kurikulum (dalam konteks otonomi
daerah)
Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan
inisiatif sekolah dalam mengembangkan kurikulum,
mengelola dan memberdayakan sumber daya yang ada
Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan
masyarakat dalam pengembangan kurikulum melalui
pengambilan keputusan bersama
Meningkatkan kompetisi sehat antarsatuan pendidikan
tentang kualitas pendidikan yang dicapai
Prinsip Pengembangan KTSP
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Beragam dan terpadu (kondisi peserta didik, daerah,
jenjang/jenis pendidikan, dll; substansi kurkl: muatan
wajib kurikulum, muatan lokal, pengembangan diri
Tanggap thd perkembangan ipteks (tercermin dalam
semangat kurikulum dan isi kurikulum)
Relevan dengan kebutuhan kehidupan (penyusunan
kurikulum melibatkan stakeholders)
Menyeluruh dan berkesinambungan
Belajar sepanjang hayat
Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
(sejalan dengan moto bhineka tunggal ika dalam
kerangka NKRI)
SILABUS
Silabus: rencana pembelajaran suatu/kelompok MP/tema yang
mencakup:
Standar kompetensi
Kompetensi dasar
Materi pokok/pembelajaran
Kegiatan pembelajaran
Indikator
Alokasi waktu
Sumber bahan/media
Silabus: penjabaran SK dan KD ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi untuk penilaian
KTSP memberikan otonomi guru/satuan pendidikan untuk
mengembangkan sendiri silabus
Guru: harus menguasai materi bidang studi
Prinsip Pengembangan
Silabus
Ilmiah
Relevan
Sistematis
Konsisten
Memadai
Aktual dan kontekstual
Fleksibel
Kontinuitas
Menyeluruh
Efektif dan efisien
Hierarkhi Tugas dan Tanggung Jawa Pengembangan
Silabus KTSP
Depdiknas:
Disdik Provinsi:
Menyiapkan peraturan
Menetapkan standar nasional
Mengembangkan model/contoh
Menyediakan anggaran
Menyesuaikan buku teks
Membuat contoh
Memberikan kemudahan dan dukungan
Menyesuaikan aturan-aturan
Disdik Kota/Kabupaten:
Membentuk tim pengembang
Mengembangkan rambu-rambu
Mengalokasikan anggaran
Memfasilitasi sekolah
Lanjutan Tugas …
Satuan Pendidikan/Sekolah:
Membentuk tim (MGMP, KKG)
Mengembangkan program (KTSP, silabus, RPP)
Membentuk komite sekolah
Menetapkan tim rekayasa kurikulum
Memberikan layanan administrasi
Kelas/Guru:
Menganalisis rancangan kompetensi, indikator kompetensi,
materi pokok
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
PROSEDUR PENGEMBANGAN
SILABUS
Pengisian kolom identitas
Pengkajian SK dan KD
Pengidentifikasian materi
pokok/pembelajaran
Pengembangan kegiatan pembelajaran
Perumusan indikator pencapaian kompetensi
Penentuan jenis penilaian
Penentuan alokasi waktu
Penentuan sumber velajar
Contoh Format Silabus
Model I
Nama Sekolah
:
Mata Pelajaran
:
Kelas/Semester
:
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar :
:
Waktu
Materi
Pokok/
Pembelajara
n
:
Uraian
Materi
Indikator
Kegiatan
Pembelajaran
Penilaian
Sumber
Belajar
Contoh Format Silabus
Model II
SK
Nama Sekolah
Mata Pelajaran
Kelas/Semester
Waktu
KD
Materi
Pokok/
Pembelajara
n
:
:
:
:
Uraian
Materi
Indikato
r
Kegiatan
Pembelajara
n
Penilaia
n
Sumbe
r
Belajar
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR
Masalah umum:
Penentuan jenis materi
Ruang lingkup
Urutan penyajian
Kedalaman/keluasan
Perlakuan terhadap materi
Sumber bahan
Masalah guru:
Materi terlalu luas atau sempit/sedikit
Mendalam atau dangkal
Belum tentu sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai
Urutan penyajian tidak tepat
Buku pelajaran merupakan satusatunya sumber
HAKIKAT BAHAN
AJAR
Bahan ajar (instructional materials):
sesuatu yang dipelajari siswa untuk
mencapai kompetensi yang menjadi tujuan
pembelajaran
Jadi, bahan ajar adalah sarana untuk
mencapai kompetensi
Bahan ajar terdiri atas:
pengetahuan (knowledges)
keterampilan (skills)
sikap (aptitudes), nilai-nilai (values)
Klasifikasi Bahan Ajar
Pengetahuan:
Fakta: sesuatu yang ada dan terjadi (ada secara empirik);
misal: objek, peristiwa sejarah, lambang, penamaan,
waktu, dll.
Konsep: pemahaman terhadap sesuatu seperti
pengertian/definisi, klasifikasi, komponen, ciri khusus,
dll.
Prinsip: sebuah fakta pengetahuan yang terbangun atas
prinsip lewat proses ontologi keilmuan atau hubungan
tertentu, misalnya dalil, rumus, adagium, postulat,
teorema, hubungan antarkonsep (jika…, maka…)
Prosedur: materi yang berkenaan dengan langkah
langkah sistematis dalam melakukan sesuatu/tugas;
misal: langkah membuat/mengerjakan sesuatu
(mengembangkan bahan ajar, mengembangkan alat
evaluasi, mengerjakan soal statistik, dll)
Prinsip Pemilihan Bahan
Ajar
Relevansi: keterkaitan, ada kaitan; artinya ada kaitan,
hubungan, atau bahkan ada jaminan bahwa bahan ajar yang
dipilih itu menunjang tercapainya kompetensi yang
dibelajarkan (KD, SK)
Konsistensi: keajegan, ada kesesuaian (jumlah/banyaknya)
antara kompetensi dan bahan ajar; jika kompetensi dasar
yang ingin dibelajarkan mencakup keempat keterampilan
berbahasa, bahan yang dipilih/dikembangkan juga
mencakup keempat hal itu
Kecukupan: memadai keluasannya, ketercukupannya;
bahan ajar yang dipilih/ dikembangkan ada jaminan
memadai/ mencukupi untuk mencapai kompetensi yang
dibelajarkan; tidak terlalu sedikit sehingga kurang
menjamin tercapainya KD/SK
Langkah Pemilihan Bahan
ajar
Identifikasi muatan aspek substansial yang
tercakup dalam SK dan KD
SK dan KD adalah tujuan yang harus dikuasai siswa
Bahan pembelajaran apa saja yang dibutuhkan untuk mencapai
penguasaan itu
Dalam SK dan KD tercermin muatan dan cakupan bahan
pembelajaran yang terkait/relevan
Bahan untuk tiap SK dan KD tidak sama, jadi menuntut bahan
pembelajaran yang berbeda
Kecermatan memahami substansi muatan SK dan KD dalam
banyak hal akan menjamin ketepatan
pemilihan/pengembangan bahan
SK dan KD dikembangkan berdasarkan keempat kemampuan
berbahasa, di dalamnya termuat berbagai aspek penguasaan
kebahasaan sebagai prasyarat capaian kemampuan berbahasa
SK dan KD kemampuan bersastra juga tersalur lewat keempat
kemampuan berbahasa, tetapi di dalamnya termuat
pengetahuan kesastraan sebagai prasyarat kemampuan
bersastra
Identifikasi jenis bahan pembelajaran
Kognitif
Afektif
Fakta, konsep, prinsip, prosedur
Materi kebahasaan (sistem bahasa: tata bunyi, tata
bentukan, tata kalimat)
Materi kesastraan (pengetahuan kesastraan: teori sastra,
sejarah sastra)
Sikap, minat, motivasi, kecenderungan thd nilai-nilai
Motivasi berperilaku
Kinerja
Kinerja kebahasaan dan kesastraan
Keempat kemampuan berbahasa
Penggunaan bahasa dalam konteks sesungguhnya (ada
pertimbangan faktor pragmatik)
Berbagai bentuk kegiatan apresiasi sastra (lewat saluran
keempat kemampuan berbahasa)
Aspek kognitif tetap dominan
Pemilihan bahan untuk tiap SK dan
KD
SK dan KD adalah acuan pertama dalam hal pemilihan dan
pengembangan bahan ajar
Atau sebaliknya, pengembangan/pemilihan bahan pembelajaran
tidak lain adalah memilih/mengembangkan bahan yang sesuai
dengan masingmasing SK dan KD
Jadi, bahan yang dipilih/dikembangkan cocok dengan tuntutan SK
dan KD, atau sebaliknya bahan ajar itu mempunyai jaminan dapat
untuk mencapai SK dan KD
Secara lebih konkret pemilihan/pengembangan bahan itu terlihat
dalam indikator
Bahkan tidak jarang indikator dikembangkan berdasarkan bahan
ajar yang telah ditentukan sebelumnya
Bahan ajar untuk tiap indikator, KD, dan SK tidak sama, tetapi mesti
saling berkaitan dan saling mendukung
Hal itu sesuai dengan prinsip pengembangan bahan:
berkesinambungan, berkelanjutan, berkesuaian, dll yang secara
bersama untuk mencapai tujuan umum tiap mata pelajaran di tiap
SP
Cakupan Bahan
Pembelajaran
Cakupan: masalah keluasan, kedalaman, kecukupan
Keluasan: seberapa banyak bahan pembelajaran yang
dipilih/dikembangkan dalam sebuah SK/KD
Kedalaman: seberapa detil bahan pembelajaran tsb yang harus
dibelajarkan kpd siswa
Ada perbedaan masalah keluasan dan kedalaman
pengembangan bahan berdasarkan:
jenjang pendidikan (SD, SMP/MTs, SMA)
jenis pendidikan (SMA, SMK; SMK: STM, SMEA, SMKK, dll)
Kecukupan (adequacy): cukup, memadai; dengan bahan
pembelajaran yang dipilih/dikembangkan itu mencukup atau
memadai untuk menjamin capaian kompetensi (Sk, KD) yang
dibelajarkan
Kecukupan: bahan pembelajaran tidak terlalu sedikit atau luas
Pemilihan dan pengembangan bahan pembelajaran harus juga
memperhitungkan alokasi waktu yang tersedia (tidal kurang,
tidak lebih)
Urutan Bahan
Pembelajaran
Urutan penyajian (sequencing): bagaimana mengurutkan
bahan ajar secara tepat agar dapat mempermudah siswa
mempelajarinya
Masalah urutan bahan ajar menjadi lebih relevan terhadap
pokokpokok bahasan yang memiliki prasyarat
(prerequisite)
Bahan ajar ajar yang menjadi prasyarat bahan yang lain
harus ditempatkan lebih awal
Misal: sebelum pembelajaran makna tersirat, harus terlenih
dahulu makna tersurat (kalimat sederhana sebelum
kalimat kompleks)
Lazimnya, urutan bahan ajar mengikuti logika: dari yang
mudah ke sulit, dekat ke jauh, sederhana ke kompleks,
tunggal ke gabung, tersurat ke tersirat, actual meaning ke
intentional meaning, yang sudah dikenal ke belum dikenal,
dll yang sejenis
Pendekatan Urutan Bahan
Ajar
Pendekatan prosedural:
Pendekatan hierarkhis:
Urutan bahan ajar menggambarkan sebuah prosedur, langkah
langkah tertentu
Misalnya, langkah memahami puisi, langkah mengkaji
fiksi/puisi
Urutan bahan ajar menggambarkan sesuatu yang berjenjang
Misalnya, bahanbahan ajar (atau: mata kuliah) yang menjadi
prasyarat harus disajikan terlebih dahulu daripada bahan ajar
yang menuntut prasyarat itu
Pemahaman sebuah wacana diawali dengan pemahaman tiap
paragraf, dan pemahaman paragraf diawali dengan pemahaman
tiap kalimat pendukungnya
Kedua pendekatan itu tsb bukan dalam pengertian
terpisah karena pada kenyataannya akan saling
mendukung
Penentuan Sumber Bahan
Sumber bahan: tempat bahan pembelajaran diperoleh
Sumber bahan: bukan hanya tempat guru mengambil
bahan pembelajaran, tetapi juga tempat siswa dapat
mengakses sendiri bahan yang harus dipelajari
Sumber bahan tidak sekadar berupa buku teks, walau
buku teks tetap penting, tetapi dapat berupa berbagai
hal lain yang dapat membantu siswa belajar
Siswa harus dibiasakan mencari dan mengakses sendiri
berbagai sumber bahan yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi
Guru harus mampu mengembangkan bahan ajar sendiri
dengan mengakses berbagai sumber yang relevan
KTSP tidak menyajikan bahan ajar, maka guru dan siswa
haruslah samasama aktif mencari dan mengakses bahan
ajar itu
Sumber Bahan Ajar
Buku Teks
Buku Literatur Terkait (Kebahasaan, Kesastraan, Teksteks
Kesastraan)
Laporan Hasil Penelitian
Jurnal Penelitian, Jurnal/Majalah Ilmiah dan jenis Majalah
lain
Penerbitan Berkala: Harian, Mingguan
Internet
Media Audiovisual (TV, Video, Kaset Audio) dan Media
Audio (Radio, Rekaman)
Narasumber (Pakar Bidang atau Tokoh Tertentu)
Lingkungan (Alam, Sosial, Senibudaya, dll)
Kantor tertentu (kantor lazimnya menyediakan dayadata
tertentu yang dibutuhkan)
Dll.
Bentuk Pengembangan Bahan
Ajar
KTSP memberi kebebasan kreativitas kepada setiap SP,
Kepsek, dan guru untuk mengembangkan sendiri kurikulum
yang akan dilaksanakan di lingkungannya
Hal itu merupakan kesempatan baik bagi semua komponen
pendidikan terkait untuk merealisasikan idealismenya
Misalnya, dengan memasukkan berbagai muatan tertentu
yang dipandang penting ke dalam kurikulum (muatan lokal,
nilainilai, bahan tertentu, dll), model pembelajaran, model
penilaian, dll.
Guru merupakan salah satu komponen penting sekaligus
ujung tombak dalam usaha peningkatan kualitas pendidikan
lewat KBM yang diselenggarakan
Mereka memiliki kebebasan untuk mengkreasikan KBM:
mulai dari perumusan indikator, pengembangan bahan ajar,
pemilihan strategi pembelajaran, strategi penilaian, dll.
Setiap pengajar idealnya mampu mengembangkan bahan ajar
sendiri
Lanjutan bentuk …
Pengembangan bahan ajar oleh guru dapat
ditampilkan dalam bentuk:
Buku Teks, Diktat
Modul (misalnya untuk tiap SK, bahan ajar untuk
bulanan/semesteran/tahunan)
Sebaiknya guru tidak hanya menggantungkan buku teks
yang sudah ada karena mesti belum mencakup semua
idealismenya
Guru yang baik mesti kreatif membuat buku teks sendiri
(kalau perlu bersaing dengan penulis buku-buku yang
sudah ada. Mengapa tidak!!!)
Modul kemudian dapat dikembangkan menjadi sebuah buku
teks. Mengapa tidak!!!
Handout, tulisan-tulisan lepas, teks-teks ragam
tertentu (misal: sastra)
Powerpoint
Rekaman audio, audiovisual, dll.
TERIMA KASIH
Semoga Kita Mampu
Menjadi Guru yang Profesional
dan Tersertifikasi