Laporan SLHD Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUKU LAPORAN
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
TAHUN 2014

PADANG

PROV. SUMATERA BARAT

Muara Sikabaluan

Muara Siberut

Sipora

MENTAWAI

Sioban

Sikakap


Pulau Pagai Selatan

STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH PROVINSI SUMATERA BARAT 2014

Diterbitkan Oleh :
Bapedalda Provinsi Sumatera Barat
Jalan Khatib Sulaiman No. 22 Padang
Tel . 0751 7055231
Fax. 0751 70445232
Website. bapedalda.sumbarprov.go.id
Isi dan materi yang ada dalam buku ini boleh diproduksi dan disebarluaskan dengan tidak mengurangi isi dan arti
dari dokumen ini. Diperbolehkan mengutip isi buku ini dengan menyebutkan sumbernya.
Pelindung dan Pengarah:
Gubernur Sumatera Barat
Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Barat
Penanggung Jawab :
Kepala Bapedalda Provinsi Sumatera Barat
Koordinator :
Ir. Nasaruddin

Penulis :
Desi Widia Kusuma, SSi; Dasril,SP; Ir. Vianti Zami; R. Rina Ariani, SE; Desrizal, ST; M. Sidik Pramono, ST; Prisilla
Yumeri, SE; Azizah, SE; Luce Dwinanda, SP; Dikarama Kaula, ST; Teguh Ariefianto, ST; Adirla Wirmanita, ST;
Novriyanti, ST; Widya Hayati Nufus, SE.
Editor :
Ir. Nasaruddin; Ir. Yantonius; Ir. Novarita ; Ir. Siti Aisyah, MS; Petriawaty, SE, MM.

Design/Lay Out:
Prisilla Yumeri, SE, Azizah, SE

-Created By : Ushalif Printing Padang-

PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

BUKU LAPORAN
STATUS LINGKUNGAN HIDUP DAERAH
TAHUN 2014

PADANG


PROV. SUMATERA BARAT

Muara Sikabaluan

Muara Siberut

Sipora

MENTAWAI

Sioban

Sikakap

Pulau Pagai Selatan

GUBERNUR SUMATERA BARAT
KATA PENGANTAR
Terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat merupakan hak setiap
warga masyarakat. Namun dalam kenyataannya, lingkungan hidup saat ini

sudah berada pada kondisi yang memprihatinkan. Kegiatan pembangunan
yang sangat pesat lebih mengedepankan pertumbuhan ekonomi semata tanpa
mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan, baik daya dukung maupun
daya tampung lingkungan, aspek pencadangan serta tata ruang sehingga
menimbulkan bencana lingkungan seperti : banjir, longsor, kebakaran hutan,
polusi udara, meningkatnya tumpukan sampah serta berkembangnya berbagai wabah penyakit.
Timbulnya bencana-bencana lingkungan seharusnya menyadarkan kita bahwa telah terjadi
“kesalahan” dalam pemanfaatan sumber daya alam, sementara upaya pemulihannya tidak sebanding
dengan besarnya laju kerusakan lingkungan tersebut. Kalau sudah demikian maka biaya untuk
pemulihan lingkungan akan menjadi lebih besar yang seharusnya dapat digunakan untuk mengentaskan
kemiskinan, pemerataan pendidikan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Tidak akan cukup “energi” pemerintah untuk menyelesaikan berbagai persoalan lingkungan yang
telah terjadi. Oleh sebab itu dibutuhkan sinergisitas antara pemerintah dan masyarakat. Buku Status
Lingkungan Hidup Daerah (SLHD) ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi Sumatera Barat
dalam rangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 dan pelaksanaan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Lingkungan Hidup. Selain itu juga sebagai wujud tanggung jawab
Pemerintah Daerah dalam rangka menjaga kelestarian lingkungan hidup. Data dan informasi yang ada
dalam buku SLHD hendaknya jangan hanya dipandang sebagai data dan informasi tanpa makna, namun
data dan informasi tersebut sudah dihimpun dan dianalisis dari program/kegiatan berbagai sektor yang
harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata oleh berbagai stakeholder sehingga maksud pembangunan

berkelanjutan dapat tercapai demi kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
Semoga buku SLHD ini dapat dimanfaatkan dan akhir kata, kepada semua pihak yang telah turut
berpartisipasi dalam penyusunan buku SLHD tahun 2014 ini, kami ucapkan terima kasih.
Padang,

Maret 2015

GUBERNUR SUMATERA BARAT

IRWAN PRAYITNO

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

i

Secara geografis, Sumatera Barat terletak pada koordinat antara 0º,54’ Lintang Utara dan 3º,30’
Lintang Selatan serta 98º,36’ dan 101º,53’ Bujur Timur dan dilalui garis khatulistiwa. Berdasarkan data BPS,
jumlah penduduk Sumatera Barat adalah 5.131.882 jiwa, memiliki luas wilayah administrasi 42.297,30 km²
dengan 19 daerah kabupaten/kota. Sumatera Barat memiliki potensi sumber daya air di daratan yang cukup
besar, terdapat 606 sungai besar dan kecil, 27 diantaranya merupakan sungai lintas provinsi dan 57 sungai lintas

kabupaten/kota serta memiliki 238 danau/embung dan telaga. Luas perairan laut Sumatera Barat ± 52.882,42
km² dengan panjang garis pantai 1.378 km, memiliki 375 buah pulau besar dan kecil.
Isu lingkungan hidup prioritas pada tahun 2014 adalah (1) Menurunnya kualitas air sungai perkotaan dan
danau yakni Sungai Batang Agam, Sungai Batang Hari dan Danau Maninjau. (2) Meningkatnya jumlah timbulan
sampah serta belum terkelolanya limbah B3 dan limbah cair sebagian sumah sakit pemerintah dan hotel. (3).
serta isu terkait kebencanaan yaitu banjir, longsor dan kebakaran hutan.
Analisis status kondisi status lingkungan hidup berdasarkan isu prioritas menunjukkan (1) Isu
menurunnya kualitas air sungai perkotaan yakni Sungai Batang Agam, Batang Anai, Batang Ombilin dan Batang
Pangian. Hasil perhitungan indeks pencemaran air (IPA) terendah adalah Sungai Batang Anai yaitu 53,83 %
selanjutnya Batang Agam 59,81 % dan Batang Hari 65,23 %. Menurunnya kualitas Danau Maninjau disebabkan
jumlah KJA sebanyak 16.130 petak yang sudah melebihi daya dukung dan daya tampung Danau Maninjau. (2)
Isu peningkatan jumlah timbulan sampah, terbanyak di Kota Padang (472.079,60 m3/hari) dan selanjutnya Kota
Solok (186.105 m3/hari). (3) Isu kebencanaan, bencana banjir terdapat kerugian yang cukup besar di Kabupaten
Pasaman Barat (Rp. 5.368.650.000) dan Kabupaten Padang Pariaman (4.285.000.000). Adapun bencana
kebakaran hutan dan lahan terluas terjadi di Kabupaten Pasaman Barat yakni 70 ha, selanjutnya Kabupaten
Agam seluas 40 ha dan Dharmasraya seluas 40 ha.
Analisis tekanan berdasarkan isu prioritas, menunjukkan bahwa peningkatan jumlah penduduk
memberikan tekanan terhadap kualitas lingkungan berupa meningkatnya jumlah timbulan sampah, kurangnya
fasilitas Buang Air Besar (BAB) sehingga memanfaatkan sungai sebagai fasilitas MCK. (1) Tekanan terhadap
penurunan kualitas air sungai di perkotaan selain akibat dari limbah domestik baik sampah maupun limbah cair,

terdapat eberapa aktifitas masyarakat lainnya di sepanjang sempadan sungai seperti : pertambangan emas tanpa
izin (PETI), kegiatan pertanian, dan lain-lain. Selanjutnya tekanan terhadap penurunan kualitas air Danau
Maninjau sebagai akibat jumlah KJA yang melebihi daya tampung dan daya dukung lingkungan.(2) Tekanan
terhadap Limbah B3 serta limbah cair rumah sakit dan hotel akibat belum adanya TPS pengelolaan limbah B3
medis dan belum berfungsinya IPAL sesuai yang dipersyaratkan.
Analisis upaya pengelolaan lingkungan hidup berdasarkan isu lingkungan prioritas telah dilakukan upaya
untuk mengendalikan kerusakan dan pencemaran melalui penghijauan, reboisasi, perbaikan fisik lainnya,
pembinaan dan pengawasan AMDAL, UKL UPL serta tindak lanjut penyelesaian pengaduan terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan. Disamping itu, partisipasi masyarakat baik dari dunia pendidikan dengan
meningkatnya jumlah Sekolah Adiwiyata maupun dunia usaha melalui program CSR bidang lingkungan serta
Gerakan Sumbar Bersih yang melibatkan kelurahan/kecamatan, juga turut andil dalam upaya pengelolaan
lingkungan di Sumatera Barat.
Agenda pengelolaan lingkungan hidup Sumatera Barat ke depannya berdasarkan isu lingkungan prioritas
yakni Program pengembangan kerjasama antar daerah dalam pemulihan dan pengendalian pencemaran Sungai
Batang Agam, Pengkajian pemulihan kerusakan DAS dan morfologi Sungai Batang Hari, Pembatasan jumlah
KJA di Danau Maninjau secara bertahap, Mengembangkan IPAL komunal domestik percontohan dan
pengelolaan sampah pada main drainase perkotaan, pengembangan peralatan sederhana untuk pengelolaan
limbah cair dan padat domestik serta kegiatan skala kecil, Memfasilitasi kerjasama dan TPS klaster pengelolaan
limbah B3 medis di kabupaten/kota serta Program peningkatan kesiap-siagaan menghadapi bencana.
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat


ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

i

ABSTRAK

ii

DAFTAR ISI

iii

BAB I

PENDAHULUAN


1.1

Profil Sumatera Barat

I-1

1.2

Manfaat Penulisan Buku SLHD

I-2

1.3

Isu Prioritas dan Alasan Penetapan Isu Prioritas

I-3

1.4


Analisis SPR

I-5

BAB II

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

2.1

Lahan dan Hutan

II-1

2.2

Keanekaragaman Hayati

II-12


2.3

Air

II-17

2.4

Udara

II-59

2.5

Laut, Pesisir dan Pantai

II-70

2.6

Iklim

II-76

2.7

Bencana Alam

II-84

BAB III

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

3.1

Kependudukan

III-1

3.2

Pemukiman

III-7

3.3

Kesehatan

III-22

3.4

Pertanian

III-25

3.5

Industri

III-40

3.6

Pertambangan

III-43

3.7

Energi

III-47

3.8

Transportasi

III-52

3.9

Pariwisata

III-56

3.10

Limbah B3

III-65

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

iii

BAB IV

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

4.1

Rehabilitasi Lingkungan

IV-1

4.2

Amdal

IV-8

4.3

Penegakan Hukum

IV-16

4.4

Peran Serta Masyarakat

IV-24

4.5

Kelembagaan

IV-40

BAB V

AGENDA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

5.1

Prioritas Pembangunan Daerah Provinsi Sumatera Barat

V-1

5.2

Agenda Pengelolaan Lingkungan ke Depannya

V-2

GALERI FOTO
DAFTAR PUSTAKA

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

iv

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

Tabel 2.1

Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Kering Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2012

II-7

sampai dengan Tahun 2014
Tabel 2.2

Evaluasi Kerusakan Tanah di Lahan Basah Kabupaten Pesisir Selatan Tahun 2012,

II-7

Tahun 2013 dan Tahun 2014
Tabel 2.3

Danau di Provinsi Sumatera Barat

II-20

BAB III

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

Tabel 3.1

Persentase Rumah Tangga Miskin di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

III-8

Tabel 3.2

TPA dengan Daerah Pelayanan dan Sistem TPA di Provinsi Sumatera Barat

III-18

Tabel 3.3

Perbandingan Antar Waktu dan Baku Mutu Beban Pencemaran Industri Minuman

III-42

Ringan
Tabel 3.4

Jumlah Pelanggan dan Daya PLTMH di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

III-46

Tabel 3.5

Jumlah dan Luas Pelabuhan Air di Kabupaten/Kota

III-54

Tabel 3.6

Volume Limbah Padat Yang Dihasilkan dari Lokasi Obyek Wisata

III-63

Tabel 3.7

Volume Limbah Padat Yang Dihasilkan dari Kegiatan Hotel

III-64

Tabel 3.8

Korelasi Antara Kunjungan Wisata Dengan Volume Limbah Padat Yang Dihasilkan

III-64

Tabel 3.9

Beban Limbah Cair dari Kegiatan Hotel

III-65

BAB IV

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Tabel 4.1

Rekapitulasi Penanaman Pohon oleh Masyarakat dan Pemerintah Tahun 2014

IV-4

Tabel 4.2

Kegiatan Fisik Lainnya Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

IV-5

Tabel 4.3

Penanaman Pohon Pelindung Pantai Sumatera Barat

IV-6

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

v

Tabel 4.4

Rekapitulasi Dokumen Lingkungan yang Diterbitkan Pengesahan/ Persetujuannya oleh IV-12
Pemerintah Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat Tahun 2014

Tabel 4.5

Status Penanganan Pengaduan yang Difasilitasi oleh Bapedalda Provinsi Sumatera IV-21
Barat Selama Tahun 2014

Tabel 4.6

Perbandingan Jumlah Pengaduan/Kasus Lingkungan Hidup yang masuk dengan yang IV-23
diselesaikan pada beberapa Kabupaten/Kota Tahun 2014

Tabel 4.7

Peringkat SLHD Kabupaten/Kota Terbaik Tingkat Nasional di Provinsi Sumatera Barat

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

IV-37

vi

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

Gambar 2.1

Persentase Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan Sumatera Barat Tahun 2014

II-2

Gambar 2.2

Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status

II-2

Gambar 2.3

Perubahan Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status

II-3

Gambar 2.4

Perbandingan Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Hutan Tahun 2012 dan

II-4

Tahun 2013
Gambar 2.5

Lahan Kritis di Sumatera Barat Tahun 2014

II-5

Gambar 2.6

Luas Lahan Kritis, Potensial Kritis dan Agak Kritis di 7 (tujuh) Kabupaten Kota Sumatera

II-5

Barat
Gambar 2.7

Perbandingan Kerusakan Tanah di Lahan Kering Akibat Erosi Air di Kabupaten Pesisir

II-6

Selatan Tahun 2012 – 2014
Gambar 2.8

Perkiraan Persentase Luas Kerusakan Hutan Menurut Penyebabnya

II-8

Gambar 2.9

Konversi Hutan Tahun 2014

II-9

Gambar 2.10

Konversi Hutan di 7 (Tujuh) Kabupaten/Kota Tahun 2014

II-9

Gambar 2.11

Tujuh Kabupaten/Kota yang Melakukan Konversi Hutan Terluas Tahun 2012 Tahun

II-9

2014
Gambar 2.12

Indeks Tutupan Hutan dan Lahan Provinsi Sumatera Barat

II-10

Gambar 2.13

Peta Perubahan Kawasan Hutan Provinsi Sumatera Barat

II-11

Gambar 2.14

Flora Yang Dilindungi ( Vanda sumatera )

II-13

Gambar 2.15

Jumlah Jenis Spesies yang Dilindungi per Kabupaten/ Kota

II-13

Gambar 2.16

Jumlah Spesies Flora dan Fauna Endemik per Kabupaten/Kota

II-14

Gambar 2.17

Jumlah Jenis Spesies Terancam per Kabupaten/Kota

II-14

Gambar 2.18

Jenis Species Flora dan Fauna yang Berlimpah per Kabupaten/Kota

II-15

Gambar 2.19

Maskot Flora Sumatera Barat

II-15

Gambar 2.20

Maskot Fauna Sumatera Barat

II-17

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

vii

Gambar 2.21

Rasio Debit Sungai Besar di Sumatera Barat yang Lebih dari 50 m3/dtk

II-19

Gambar 2.22

Parameter TSS Sungai Batang Arau

II-20

Gambar 2.23

Parameter BOD Sungai Batang Arau

II-21

Gambar 2.24

Parameter NO2 Sungai Batang Arau, Kota Padang

II-21

Gambar 2.25

Parameter Total Phospat Sungai Batang Arau, Kota Padang

II-21

Gambar 2.26

Parameter Minyak dan Lemak Sungai Batang Arau, Kota Padang

II-22

Gambar 2.27

Parameter TSS Sungai Batang Hari

II-22

Gambar 2.28

Parameter COD Sungai Batang Hari

II-23

Gambar 2.29

Parameter NO2 Sungai Batang Hari

II-23

Gambar 2.30

Parameter Total Posphat Sungai Batang Hari

II-23

Gambar 2.31

Parameter Total Coliform Sungai Batang Ulakan

II-24

Gambar 2.32

Hasil Analisis Laboratorium Parameter TSS Sungai Batang Agam

II-25

Gambar 2.33

Hasil Analisis Laboratorium Parameter BOD Sungai Batang Agam

II-25

Gambar 2.34

Hasil Analisis Laboratorium Parameter COD Sungai Batang Agam

II-26

Gambar 2.35

Hasil Analisis Laboratorium Parameter Total Phospat Sungai Batang Agam

II-26

Gambar 2.36

Hasil Analisis Laboratorium Parameter E.Coli Sungai Batang Agam

II-27

Gambar 2.37

Hasil Analisis Laboratorium Parameter Total Coliform Sungai Batang Agam

II-27

Gambar 2.38

Hasil Analisis Laboratorium Parameter TSS Sungai Batang Ombilin

II-28

Gambar 2.39

Hasil Analisis Laboratorium Parameter BOD Sungai Batang Ombilin

II-28

Gambar 2.40

Hasil Analisis Laboratorium Parameter COD Sungai Batang Ombilin

II-28

Gambar 2.41

Hasil Analisis Laboratorium Parameter E.Coli Sungai Batang Ombilin

II-29

Gambar 2.42

Hasil Analisis Laboratorium Parameter Total Coliform Sungai Batang Ombilin

II-29

Gambar 2.43

Hasil Analisis Laboratorium Parameter MBAS Sungai Batang Ombilin

II-29

Gambar 2.44

Hasil Analisis Laboratorium Parameter BOD Sungai Batang Pangian

II-30

Gambar 2.45

Hasil Analisis Laboratorium Parameter COD Sungai Batang Pangian

II-30

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

viii

Gambar 2.46

Hasil Analisis Laboratorium Parameter E.Coli Sungai Batang Pangian

II-31

Gambar 2.47

Hasil Analisis Laboratorium Parameter Total Coliform Sungai Batang Pangian

II-31

Gambar 2.48

Hasil Analisis Laboratorium Parameter MBAS/Deterjen Sungai Batang Pangian

II-31

Gambar 2.49

Hasil Analisis Laboratorium Parameter Seng (Zn) Sungai Batang Anai

II-32

Gambar 2.50

Hasil Analisis Laboratorium Parameter Fecal Coliform dan Total Coliform Sungai Batang

II-33

Anai
Gambar 2.51

Nilai BOD Danau di Sumatera Barat Tahun 2014

II-34

Gambar 2.52

Nilai COD Danau di Sumatera Barat tahun 2014

II-35

Gambar 2.53

Nilai DO Danau di Sumatera Barat Tahun 2014

II-36

Gambar 2.54

Nilai TSS Danau di Sumatera Barat tahun 2014

II-37

Gambar 2.55

Perbandingan Kualitas Air Danau Tahun 2013 - 2014

II-39

Gambar 2.56

Keramba jaring apung (KJA) yang berkembang di Danau Maninjau

II-40

Gambar 2.57

Perkembangan Jumlah KJA di Danau Maninjau

II-40

Gambar 2.58

Kematian Ikan dan KJA di Danau Maninjau

II-41

Gambar 2.59

Kematian ikan di Danau Maninjau tahun 2014

II-41

Gambar 2.60

Kandungan Oksigen (DO) Pada Saat Kematian Ikan Di Danau Maninjau

II- 41

Gambar 2.61

IPA (Indeks Pencemaran Air) pada 5 (lima) Sungai Target SPM tahun 2014

II-45

Gambar 2.62

Indeks Pencemaran Air Batang Agam Tahun 2011-2014

II-45

Gambar 2.63

Kandungan Nitrat pada Air Laut di Sumatera Barat

II-46

Gambar 2.64

Kandungan posfat pada air laut di Sumatera Barat

II-47

Gambar 2.65

Kandungan Coliform pada Air Laut di Sumatera Barat

II-47

Gambar 2.66

Kandungan Coliform pada Muara Sungai di Sumatera Barat

II-47

Gambar 2.67

Perbandingan Kualitas Air Laut Antar Lokasi Untuk Parameter TSS

II-48

Gambar 2.68

Perbandingan Kualitas Air Laut Antar Lokasi Untuk Parameter pH

II-49

Gambar 2.69

Perbandingan Kualitas Air Laut Antar Lokasi Untuk Parameter DO

II-50

Gambar 2.70

Perbandingan Kualitas Air Laut Antar Lokasi Untuk Parameter BOD

II-50

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

ix

Gambar 2.71

Perbandingan Kualitas Air Laut Antar Lokasi Untuk Parameter BOD

II-51

Gambar 2.72

Perbandingan Kualitas Air Muara Sungai Untuk Parameter pH

II-52

Gambar 2.73

Perbandingan Kualitas Air Muara Sungai Untuk Parameter DO

II-52

Gambar 2.74

Perbandingan Kualitas Air Muara Sungai Untuk Parameter BOD

II-53

Gambar 2.75

Perbandingan Kualitas Air Laut Tahun 2013 – 2014 Parameter TSS

II-54

Gambar 2.76

Perbandingan Kualitas Air Laut Tahun 2013 – 2014 Parameter pH

II-54

Gambar 2.77

Perbandingan Kualitas Air Laut Tahun 2013 – 2014 Parameter DO

II-55

Gambar 2.78

Perbandingan Kualitas Air Laut Tahun 2013 – 2014 Parameter BOD

II-56

Gambar 2.79

Perbandingan Kualitas Air Muara Sungai Tahun 2013 – 2014 Parameter TSS

II-56

Gambar 2.80

Perbandingan Kualitas Air Muara Sungai Tahun 2013 – 2014 Parameter pH

II-57

Gambar 2.81

Perbandingan Kualitas Air Muara Sungai Tahun 2013 – 2014 Parameter DO

II-58

Gambar 2.82

Perbandingan Kualitas Air Muara Sungai Tahun 2013 – 2014 Parameter BOD

II-58

Gambar 2.83

Kualitas Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

II-60

Parameter TSP
Gambar 2.84

Kualitas Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

II-61

Parameter PM10
Gambar 2.85

Kualitas Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

II-62

Parameter CO
Gambar 2.86

Kualitas Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

II-63

Parameter O3
Gambar 2.87

Kualitas Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

II-63

Parameter SO2
Gambar 2.88

Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Parameter PM10Tahun

II-64

2012 – 2014
Gambar 2.89

Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Parameter TSP Tahun

II-65

2012 – 2014
Gambar 2.90

Perbandingan Kualitas Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat

II-65

Parameter CO Tahun 2012 – 2014
Gambar 2.91

Perbandingan Kualitas Udara Ambien Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat

II-66

Parameter O3 Tahun 2012 – 2014
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

x

Gambar 2.92

Indeks Pencemar Udara Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

II-67

Gambar 2.93

Perbandingan Indeks Pencemar Udara Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat

II-67

Tahun 2013 – 2014
Gambar 2.94

Kualitas Udara Ambien Kondisi Kabut Asap Menurut Indeks Standar Pencemar Udara

II-69

(ISPU) pada Beberapa Kabupaten/Kota di Sumatera Barat
Gambar 2.95

Kualitas Udara Ambien Perkotaan Tahun 2013 – 2014

II-70

Gambar 2.96

Luas Tutupan Terumbu Karang Pada Kabupaten/Kota di Sumatera Barat

II-71

Gambar 2.97

Kondisi Tutupan Terumbu Karang di Provinsi Sumatera Barat

II-71

Gambar 2.98

Perbandingan Lokasi Terluas Kerusakan Terumbu Karang

II-72

Gambar 2.99

Ekosistem Padang Lamun di Perairan Laut

II-72

Gambar 2.100

Luas Area Padang Lamun

II-73

Gambar 2.101

Perbandingan Lokasi Terluas Kerusakan Padang Lamun

II-73

Gambar 2.102

Perbandingan Kerusakan Padang Lamun

II-74

Gambar 2.103

Luas Area Mangrove Di Sumatera Barat

II-74

Gambar 2.104

Luas Kerusakan Mangrove di Sumatera Barat

II-75

Gambar 2.105

Tingkat Kerusakan Mangrove di Sumatera Barat

II-75

Gambar 2.106

Perbandingan Tingkat Kerusakan Mangrove di Sumatera Barat

II-76

Gambar 2.107

Curah Hujan Rata-rata Bulanan Sumatera Barat tahun 2014

II-77

Gambar 2.108

Pos Hujan Sumbar

II-78

Gambar 2.109

Jumlah Hari Hujan Sumatera Barat Tahun 2014

II-79

Gambar 2.110

Suhu Rata-rata Bulanan Sumatera Barat Tahun 2014

II-79

Gambar 2.111

Rata-rata Suhu Udara dan Kelembaban Sumatera Barat Tahun 2014

II-80

Gambar 2.112

Tekanan Udara Rata-Rata Sumatera Barat Tahun 2014

II-80

Gambar 2.113

Tekanan udara rata-rata Sumatera Barat tahun 2014

II-81

Gambar 2.114

Suhu Udara Rata-rata Sumatera Barat Tahun 2013 – 2014

II-81

Gambar 2.115

Kualitas Air Hujan Sumatera Barat Tahun 2014

II-82

Gambar 2.116

Kualitas Air Hujan Sumatera Barat Tahun 2013 - 2014

II-82

Gambar 2.117

Perbandingan Jumlah Bengkel Pengguna Bahan Perusak Ozon (BPO) Tahun

II-83

2013 - 2014
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

xi

Gambar 2.118

Perkiraan Kerugian (Rp) dan Total Area Terendam (Ha) Kabupaten / Kota Yang

II-85

Mengalami Bencana Banjir Tahun 2014
Gambar 2.119

Jumlah Korban Mengungsi Akibat Banjir di 7 ( tujuh ) Kabupaten / Kota Tahun 2014

II-86

Gambar 2.120

Jumlah Korban Meninggal Akibat Banjir Tahun 2014

II-86

Gambar 2.121

Perbandingan Total Luas Area Terendam dan Total Kerugian Akibat Banjir di Sumatera

II-87

Barat Tahun 2012 - 2014
Gambar 2.122

Perbandingan Total Luas Area Terendam dan Total Kerugian Akibat Banjir 19

II-88

( Sembilan Belas ) Kabupaten/Kota
Gambar 2.123

Perbandingan Jumlah Korban Mengungsi dan Korban Meninggal Akibat Bencana Banjir

II-89

Tahun 2013 - 2014
Gambar 2.124

Kejadian Bencana Alam Di Kawasan Pantai Sumatera Barat

II-89

Gambar 2.125

Frekuensi Bencana Banjir dan Longsor

II-90

Gambar 2.126

Perkiraan Kerugian dan Luas Hutan / Lahan Terbakar Tahun 2014

II-91

Gambar 2.127

Perbandingan Perkiraan Luas Hutan / Lahan terbakar ( Ha ) Tahun 2011 - 2014

II-92

Gambar 2.128

Jumlah Hotspot Kebakaran Hutan di Sumatera Barat Tahun 2011 - 2014

II-93

Gambar 2.129

Frekuensi Bencana Kebakaran Hutan Pada Tahun 2011 - 2014

II-94

Gambar 2.130

Jumlah Korban Meninggal Serta Perkiraan Kerugian Akibat Bencana Tanah Longsor dan

II-95

Gempa Bumi Tahun 2014
Gambar 2.131

Jumlah Korban Kejadian Bencana Tahun 2014

II-96

Gambar 2.132

Jumlah Kerusakan Rumah dan Total Kerusakan Bencana Alam Tahun 2014

II-96

Gambar 2.133

Jumlah Kejadian Bencana di Sumatera Barat

II-97

Gambar 2.134

Peta Rawan Bencana Alam Wilayah Sumatera Barat

II-98

BAB III

TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

Gambar 3.1

Jumlah Penduduk Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

III-2

Gambar 3.2

Laju Pertumbuhan Penduduk Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 – 2014

III-2

Gambar 3.3

Kepadatan Penduduk dan Sebaran Penduduk Sumatera Barat Tahun 2014

III-3

Gambar 3.4

Pertumbuhan Penduduk 2 (dua) Tahun Terakhir Tahun 2013 - 2014

III-3

Gambar 3.5

Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

III-4

Gambar 3.6

Rasio Jenis Kelamin Penduduk Provinsi Sumatera Barat Tahun 2013 - 2014

III-5

Gambar 3.7

Jumlah Penduduk di Wilayah Pesisir dan Laut Provinsi Sumatera Barat Tahun III-5
2014

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

xii

Gambar 3.8

Perbandingan Jumlah Penduduk di Wilayah Pesisir dan Laut Provinsi Sumatera

III-6

Barat Tahun 2012 – 2014
Gambar 3.9

Jumlah Kecamatan di Wilayah Pesisir

III-6

Gambar 3.10

Jumlah Penduduk Laki-laki dan Perempuan Menurut Tingkat Pendidikan

III-7

Gambar 3.11

Tingkat Pendidikan Penduduk Wilayah Pesisir

III-7

Gambar 3.12

Jumlah Rumah Tangga dan Rumah Tangga Miskin

III-8

Gambar 3.13

Jumlah dan Persentase Penurunan Rumah Tangga Miskin Terbesar di 7 III-9
Kabupaten/Kota

Gambar 3.14

Perbandingan Jumlah Rumah Tangga Miskin di Perkotaan dan Pedesaan Pada III-9
Tahun 2011-2014

Gambar 3.15

Jumlah Penduduk dengan Sumber Air Minum di Kabupaten/Kota Tahun 2014

III-10

Gambar 3.16

Persentase Sumber Air Minum di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

III-10

Gambar 3.17

Jumlah Penduduk dan Persentase Yang Memiliki Akses Air Minum

III-11

Gambar 3.18

Jumlah Penduduk Yang Memiliki Akses Air Minum Memenuhi Syarat

III-11

Gambar 3.19

Perbandingan Jumlah Rumah Tangga dan Sumber Air Minum di Kota Tahun III-12
2013-2014

Gambar 3.20

Jumlah Rumah Tangga dan Fasilitas Tempat Buang Air Besar

III-12

Gambar 3.21

Perbandingan Penduduk Mempunyai Fasilitas Tempat Buang Air Besar Tahun III-13
2013 - 2014

Gambar 3.22

Perbandingan Penduduk Yang Memiliki Akses Pembuangan Akhir Tinja Tahun III-13
2013 - 2014

Gambar 3.23

Jumlah dan Persentase Penduduk Yang Memliki Akses Jamban Tertinggi di 5 III-14
Kabupaten/Kota

Gambar 3.24

Perbandingan Jumlah Penduduk dengan Akses Jamban di 5 Kabupaten /Kota III-14
Tahun 2013-2014

Gambar 3.25

Jumlah Penduduk dan Perkiraan Timbulan Sampah Tahun 2014

III-15

Gambar 3.26

Kabupaten/Kota dengan Volume Sampah Terbesar Tahun 2014

III-15

Gambar 3.27

Perbandingan Timbulan Sampah Tahun 2012-2014

III-16

Gambar 3.28

Volume Sampah TPA Regional Payakumbuh Tahun 2013-2014 Berdasarkan III-16
Sumbernya

Gambar 3.29

III-17

Jumlah Sampah Yang Masuk dan Dipilah di TPA Regional
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

xiii

Gambar 3.30

Persentase Sampah Total dan Terpilah di TPA Regional

III-17

Gambar 3.31

Persentasi Sistem Pengelolaan Sampah di TPA di 13 Kabupaten/Kota

III-18

Gambar 3.32

Volume Sampah di Masing-masing TPA Tahun 2014

III-18

Gambar 3.33

Nilai pH Lindi pada TPA Regional Payakumbuh

III-19

Gambar 3.34

Pengukuran TSS Dalam Lindi Pada TPA Regional Payakumbuh

III-19

Gambar 3.35

Pengukuran COD Dalam Lindi Pada TPA Regional Payakumbuh

III-20

Gambar 3.36

Pengukuran COD Dalam Lindi Pada TPA Regional Payakumbuh

III-20

Gambar 3.37

Persentase Jenis Penyakit Utama Yang Diderita Penduduk

III-23

Gambar 3.38

Perbandingan Jenis Penyakit Utama Yang Diderita Penduduk Tahun 2013-2014

III-24

Gambar 3.39

Jumlah Kasus Penyakit Berbasis Lingkungan Di Provinsi Sumatera Barat Tahun III-25
2014

Gambar 3.40

Rumah Sakit Pemerintah di Provinsi Sumatera Barat Yang Melakukan III-25
Pengelolaan Limbah

Gambar 3.41

Luas Lahan dan Produksi Perkebunan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

III-28

Gambar 3.42

Penggunaan Pupuk per Kabupaten/Kota Tahun 2014

III-28

Gambar 3.43

Proyeksi Pertambahan Luas Tanam Beberapa Komoditi Primadona Provinsi III-28
Sumatera BaratTahun 2014-2015

Gambar 3.44

Penggunaan Pupuk Untuk Tanaman Padi dan Palawija menurut Jenis Pupuk III-29
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 3.45

Perbandingan Pemakaian Berbagai Jenis Pupuk Provinsi Sumatera Barat Tahun III-30
2013 - 2014

Gambar 3.46

Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian Provinsi Sumatera Barat Tahun III-30
2014

Gambar 3.47

Luas Perubahan Penggunaan Lahan Pertanian per Kabupaten/Kota Provinsi III-31
Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 3.48

Perbandingan Luas Perubahan Lahan Pertanian Menjadi Jenis Penggunaan Baru

III-31

Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2014
Gambar 3.49

Luas Lahan Sawah Menurut Frekuensi Penanaman dan Produksi Per Hektar III-32
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 3.50

Perbandingan Luas Lahan Sawah Menurut Frekuensi Penanaman Provinsi III-33
Sumatera Barat Tahun 2011 – 2014
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

xiv

Gambar 3.51

Luas Cetak Sawah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010 – 2014

Gambar 3.52

Jumlah Hewan Ternak Menurut Jenis Ternak Provinsi Sumatera Barat Tahun III-34

III-33

2014
Gambar 3.53

Perbandingan Jumlah Hewan Ternak Menurut Jenis Ternak Provinsi Sumatera III-35
Barat Tahun 2012 – 2014

Gambar 3.54

Jumlah Kotoran Ternak Yang Dihasilkan Menurut Jenis Ternak Provinsi Sumatera III-35
Barat Tahun 2014

Gambar 3.55

Emisi Gas Metan (CH4) Berdasarkan Jenis Ternak Provinsi Sumatera Barat III-36
Tahun 2014

Gambar 3.56

III-36

Perbandingan Jumlah Hewan Ternak dengan Emisi Gas Methan (CH4)
dari Kegiatan Peternakan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 3.57

Jumlah Hewan Unggas menurut Jenis Unggas Provinsi Sumatera Barat Tahun III-37
2014

Gambar 3.58

Perbandingan Jumlah Hewan Unggas menurut Jenis Unggas Provinsi Sumatera III-38
Barat Tahun 2012-2014

Gambar 3.59

Jumlah Kotoran Ternak segar Yang Dihasilkan ternak Unggas Provinsi Sumatera III-38
Barat Tahun 2014

Gambar 3.60

Perbandingan Jumlah Hewan Unggas dengan Emisi Gas Methan (CH4) dari III-39
Kegiatan Peternakan Unggas Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 3.61

Jumlah Total Emisi Gas Methan (CH4) dari Hewan Ternak dan Hewan Unggas III-39
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 3.62

Perbandingan Antar Waktu dan Baku Mutu Beban Pencemaran Industri Sawit

III-41

Gambar 3.63

Perbandingan Antar Waktu dan Baku Mutu Beban Pencemaran Industri Karet

III-41

Gambar 3.64

Sebaran Lokasi Industri di Wilayah DAS

III-42

Gambar 3.65

Jenis dan Jumlah Industri Peserta PROPER Pengawasan Di Provinsi Sumatera Barat.

III-43

Gambar 3.66

Sebaran Industri Peserta PROPER Pengawasan Provinsi Sumatera Barat

III-43

Gambar 3.67

Luas Areal dan Produksi Pertambangan Menurut Jenis Bahan Galian

III-45

Gambar 3.68

Persentase Potensi Lapangan Energi Panas Bumi Sumatera Barat

III-46

Gambar 3.69

Potensi Energi Hidro di Provinsi Sumatera Barat

III-47

Gambar 3.70

Jumlah Kendaraan Roda 4 dan roda 6 Tahun 2013 dan 2014

III-48

Gambar 3.71

Jumlah Angkutan AKDP dan AKAP Tahun 2012-2014

III-49

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

xv

Gambar 3.72

Perkembangan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Jenis 2012-2014

III-49

Gambar 3.73

Konsumsi 3 jenis BBM Terbesar Pada Sektor Industri

III-49

Gambar 3.74

Konsumsi LPG Rumah Tangga Pada 5 Kabupaten/Kota

III-50

Gambar 3.75

Konsumsi Minyak Tanah

dan Kayu bakar Rumah Tangga Pada 4 III-50

Kabupaten/Kota
Gambar 3.76

Pemakaian Bahan Bakar Rumah Tangga antar Waktu 2013-2014

III-51

Gambar 3.77

Jumlah Kendaraan dengan Bahan Bakar Bensin dan Solar

III-51

Gambar 3.78

Volume Limbah Padat Yang Dihasilkan Dari Sarana Transportasi di 8 III-53
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 3.79

Terminal Angkutan Darat di Sumatera Barat

III-53

Gambar 3.80

Pelabuhan Laut dan Udara di Provinsi Sumatera Barat

III-55

Gambar 3.81

Persentase Penumpang Berdasarkan Sarana Transportasi Tahun 2014

III-55

Gambar 3.82

Perkembangan Jumlah Penumpang Antar Waktu 2012-2014

III-55

Gambar 3.83

Jenis Kendaraan Yang Banyak Disukai Masyarakat antar 2012-2014

III-56

Gambar 3.84

Jenis Obyek Wisata di Provinsi Sumatera Barat

III-57

Gambar 3.85

Lokasi Obyek Wisata di Provinsi Sumatera Barat

III-57
III-58

Gambar 3.86 Jumlah Pengunjung Obyek Wisata di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 3.87 Kunjungan Wisata Pada 3 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat Dalam III-59
Kurun Waktu 4 tahun
Gambar 3.88 Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Provinsi Sumatera Barat Tahun III-59
2014
Gambar 3.89 Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Wisatawan Mancanegara Dalam Kurun III-60
Waktu 4 Tahun di Provinsi Sumatera Barat
Gambar 3.90 Jumlah Hotel dan Restoran di Provinsi Sumatera Barat

III-60

Gambar 3.91 Tingkat Penghunian Kamar Akomodasi Lainnya di Sumatera Barat

III-61

Gambar 3.92 Rata-Rata Tingkat Hunian Hotel Dalam Kurun Waktu 4 Tahun

III-61

Gambar 3.93 Perbandingan Tingkat Hunian Hotel Berbintang Tahun 2013 dan Tahun 2014

III-62

Gambar 3.94 Jenis Kegiatan/Usaha yang memiliki Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3

III-66

Gambar 3.95 Perbandingan Timbulan Limbah Medis RS Pemerintah dan RS Swasta di Provinsi III-67
Sumatera Barat Tahun 2014

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

xvi

BAB IV

UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

Gambar 4.1

Realisasi Kegiatan Penghijauan di Sumatera Barat Tahun 2014

IV-2

Gambar 4.2

Realisasi Kegiatan Reboisasi di Sumatera Barat Tahun 2014

IV-3

Gambar 4.3

Perbandingan Luas Areal Penghijauan Tahun 2013 – 2014

IV-3

Gambar 4.4

Perbandingan Luas Areal Reboisasi Tahun 2013 – 2014

IV-3

Gambar 4.5

Penyebaran Bantuan Bibit Perkebunan

IV-6

Gambar 4.6

Jumlah Bank Sampah di Sumatera Barat Tahun 2014

IV-7

Gambar 4.7

Jumlah Dokumen Lingkungan yang Dinilai Pada Komisi Penilai Amdal Provinsi IV-10
Sumatera Barat Tahun 2012 – 2014

Gambar 4.8

Persentase Perbandingan Jumlah Dokumen Lingkungan yang Diterbitkan IV-11
Persetujuan/ Pengesahannya oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat pada
Tahun 2014 per Sektor/Bidang Usaha dan/atau Kegiatan

Gambar 4.9

Perbandingan Jumlah/Jenis Dokumen Lingkungan Usaha dan/atau Kegiatan IV-13
yang Menjadi Objek PROPER/PROPELIKE Tahun 2014

Gambar 4.10

Jumlah Usaha dan/atau Kegiatan yang Menjadi Objek PROPER/ PROPELIKE IV-14
Tahun 2014 Berdasarkan Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan

Gambar 4.11

Perbandingan Jumlah dan Jenis Dokumen Lingkungan yang Diterbitkan IV-15
Pengesahan/Persetujuannya di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014

Gambar 4.12

Pengawasan Yang dilakukan Provinsi dan Kab/Kota di Sumatera Barat

IV-16

Gambar 4.13

Persentase Penanganan Pengaduan Tahun 2014 yang difasilitasi oleh Bapedalda IV-18
Provinsi Sumatera Barat berdasarkan kewenangan

Gambar 4.14

Pengaduan/Kasus Lingkungan Hidup Berdasarkan Sektor Kegiatan Yang IV-18
Penanganannya Difasilitasi oleh Bapedalda Provinsi Sumatera Barat

Gambar 4.15

Jumlah Pengaduan Lingkungan Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2014

IV-19

Gambar 4.16

Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup

IV-25

Gambar 4.17

Jumlah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup per IV-26
Kabupaten/Kota

Gambar 4.18

Perbandingan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan Hidup per IV-26
Kabupaten/Kota Tahun 2013 - 2014

Gambar 4.19

Perbandingan Jumlah Perolehan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tahun 2014 per IV-29
Kabupaten/Kota Untuk Semua Kategori
Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

xvii

Gambar 4.20

Perbandingan Perolehan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Provinsi Sumatera IV-30
Barat Tahun 2014

Gambar 4.21

Perbandingan Perolehan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional Tahun 2014

IV-31

Gambar 4.22

Perbandingan Perolehan Penghargaan Adiwiyata dari Tahun 2007 s/d 2014 per IV-32
Kategori

Gambar 4.23

Perbandingan Perolehan Penghargaan Adiwiyata dari Tahun 2007 s/d 2014 per IV-33
Tingkat Pendidikan per Tahun

Gambar 4.24

Perbandingan Perolehan Penghargaan Adiwiyata dari Tahun 2017-2014

IV-33

Gambar 4.25

Perkembangan Perolehan Penghargaan Sekolah Adiwiyata Sejak Tahun 2012- IV-33
2014

Gambar 4.26

Perkembangan peringkat PROPER Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2012 s/d 2014

IV-34

Gambar 4.27

Perkembangan peringkat PROPELIKE Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2011 s/d 2014

IV-35

Gambar 4.28

Perbandingan Kota-Kota Penerima Penghargaan Adipura di Provinsi Sumatera IV-36
Barat

Gambar 4.29

Perbandingan Perolehan Penghargaan Nasional Lingkungan Tahun 2011-2014

IV-38

Gambar 4.30

Jumlah Kegiatan Sosialisasi Lingkungan di Provinsi Sumatera Barat

IV-38

Gambar 4.31

Produk Hukum Bidang Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi

dan IV-40

Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2014
Gambar 4.32

Anggaran APBD Instansi Lingkungan Hidup di Provinsi Sumatera Barat Tahun IV-41
2013 dan 2014

Gambar 4.33

Jumlah Personil BapedaldaProvinsi Sumatera Barat Menurut Tingkat Pendidikan tahun IV-42
2014

Gambar 4.34

Perbandingan Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota IV-43
Menurut Tingkat Pendidikan tahun 2013 dan 2014

Gambar 4.35

Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup Kabupaten/Kota Menurut Tingkat IV-43
Pendidikan tahun 2014

Gambar 4.36

Perbandingan Jumlah Personil Lembaga Pengelola Lingkungan Hidup IV-44
Kabupaten/Kota Menurut Tingkat Pendidikan dan Jenis Kelamin Tahun 20132014

Gambar 4.37

Perbandingan Jumlah Personil Kabupaten/Kota Tahun 2013 – 2014

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

IV-44

xviii

Gambar 4.38

Perbandingan Bentuk Kelembagaan Instansi Bidang Lingkungan Hidup IV-45
Kabupaten/Kota Tahun 2013-2014

Gambar 4.39

Jumlah Staf Fungsional Bapedalda Provinsi Sumatera Barat dan Staf yang telah IV-45
mengikuti Diklat tahun 2014

Gambar 4.40

IV-46

Jumlah Peserta Diklat Teknis yang diikuti Pegawai Bapedalda
Provinsi Sumatera Barat sampai Tahun 2014

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

xix

BAB I
PENDAHULUAN

Permasalahan Lingkungan Hidup Semakin Lama Semakin Kompleks
Yang Membutuhkan Kerjasama Bersifat Multi Sektor.
Agenda Pengelolaan Lingkungan Provinsi Sumatera Barat Ke Depannya Didasarkan
Pada Prioritas Pembangunan 2010 – 2015 Berbasis Isu Lingkungan Hidup
Terkait Pemulihan Dan Pengendalian Pencemaran Sungai Dan Danau,
Pengendalian Limbah Domestik Dan Limbah B3 Serta
Program Kesiapsiagaan Menghadapi Bencana.

Pendahuluan

Topografi daerah ini cukup bervariasi

1.1. Profil Sumatera Barat

mulai dari dataran rendah berupa pantai
Provinsi Sumatera Barat merupakan

sampai dataran tinggi, yang terdiri dari

salah satu provinsi yang terletak dibagian barat

perbukitan sampai pegunungan, perairan darat

pulau Sumatera dengan posisi yang sangat

yang terdiri dari sungai besar dan kecil serta

strategis dan merupakan gerbang Indonesia di

kawasan laut mulai laut dangkal sampai laut

wilayah bagian barat. Secara geografis,

dalam.

Provinsi

Sumatera

Barat

terletak

Menurut

pada

kelas

klasifikasi

lereng,

koordinat antara 0º,54’ Lintang Utara dan

Provinsi Sumatera Barat hampir separuhnya

3º,30’ Lintang Selatan serta 98º,36’ dan

atau sekitar 44% didominasi oleh lahan agak

101º,53’ Bujur Timur sehingga daerah ini dilalui

curam sampai dengan curam. Sementara itu

garis khatulistiwa. Batas wilayah

sebelah

luas daerah yang sangat curam sekitar 10%.

barat berbatas langsung dengan Samudra

Dengan demikian dalam pengelolaan lahan

Hindia,

dengan

diperlukan analisa kesesuaian lahan serta

Provinsi Riau dan Provinsi Jambi, sebelah

kehati-hatian agar lahan tidak mengalami

utara berbatas dengan Provinsi Sumatera

kerusakan.

sebelah timur berbatas

Sumatera

Utara dan sebelah selatan berbatas dengan

Barat

memiliki

potensi

sumber daya air di daratan yang cukup besar,

Provinsi Bengkulu.
Provinsi Sumatera Barat memiliki luas

terdapat 606 sungai besar dan kecil, 27

wilayah administrasi 42.297,30 km² dengan

diantaranya merupakan sungai lintas provinsi

jumlah penduduk 4.957.619 jiwa, memiliki 19

dan 57 sungai lintas kabupaten/kota.

daerah

kabupaten/kota

yakni

Padang

Pariaman,

Kabupaten

Dengan

Kabupaten

kondisi

alam

yang

Agam,

bergelombang, berbukit dan bergunung serta

Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima

banyak dilalui sungai-sungai, maka hal ini

Puluh Kota, Kabupaten Pasaman, Kabupaten

merupakan potensi alam yang sangat besar

Pasaman Barat, Kabupaten Solok, Kabupaten

yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan

Solok Selatan, Kabupaten Pesisir Selatan,

untuk pembangunan pertanian, pariwisata,

Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Dharmasraya

pertambangan, jasa lingkungan

dan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Kota

sebagainya. Namun disisi lain hal ini

Padang, Kota Bukittinggi, Kota Payakumbuh,

mengandung tanggung jawab yang besar bagi

Kota Solok, Kota Pariaman, Kota Sawahlunto

daerah

dan Kota Padang Panjang.

kelestariannya,

untuk

mengelola

dan

dan lain
juga

menjaga

apalagi sebagian sungai-

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

I -1

Pendahuluan

sungai di Sumatera Barat merupakan hulu dari

pemerintah baik tingkat provinsi maupun

sungai-sungai di provinsi tetangga.

kabupaten/kota. Oleh sebab itu buku SLHD

Provinsi Sumatera Barat juga memiliki

dapat dimanfaatkan untuk menindaklanjuti

238 danau/embung dan telaga. Beberapa

berbagai program/kegiatan terkait dengan

danau yang besar dan terkenal diantaranya

upaya pengelolaan lingkungan pada tahun-

adalah Danau Maninjau dengan luas 99,5 km²,

tahun berikutnya. Selain itu, dapat juga dipakai

Danau Singkarak dengan luas 130,11 km²,

untuk mengevaluasi ketepatan arah kebijakan

Danau Diatas dengan luas 31,5 km² dan

pembangunan dan program pembangunan

Danau Dibawah 14,0 km². Dengan demikian

yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah

Danau Singkarak merupakan Danau terbesar

Daerah.

di Sumatera Barat yang terletak di 2 (dua)
kabupaten

yaitu

Kabupaten

Solok

dan

Kabupaten Tanah Datar.

Sampai saat ini, buku SLHD sudah
dimanfaatkan untuk penyusunan beberapa
dokumen kebijakan seperti : RAD GRK

Selain ekosistem daratan,

potensi

Provinsi Sumatera Barat, RAD PLH Provinsi

ekosistem pesisir dan laut Provinsi Sumatera

Sumatera Barat, REDD+, RPJMD 2015-2019,

Barat

RKT

juga

cukup

besar

dengan

keanekaragaman hayati yang cukup tinggi.
Luas

perairan laut

Sumatera Barat

beberapa instansi

dan RENSTRA

Bapedalda Provinsi Sumatera Barat.

±

52.882,42 km² dengan panjang garis pantai

1.2.2. Manfaat Bagi Lingkungan

1.378 km, memiliki 375 buah pulau besar dan
kecil. Pada wilayah pesisir terdapat potensi

Di dalam buku SLHD terdapat bahasan

hutan mangrove seluas 42.105,91 ha, terumbu

tentang status/kondisi lingkungan. Terjadinya

karang 36.693,27 ha dan padang lamun

perubahan kualitas lingkungan yang mengarah

2.350,81 ha (Sumber : Profil MIH Sumatera

kepada

Barat, 2014)

lingkungan akibat berbagai tekanan dapat

pencemaran

dan

kerusakan

diinventarisasi sehingga dapat ditindaklanjuti

1.2. Manfaat

Penulisan

Buku

dengan

berbagai

upaya

dan

agenda

pengelolaan lingkungan .sesuai program/

SLHD

kegiatan yang terkait.

1.2.1. Manfaat Bagi Pemerintah Daerah
Buku SLHD merupakan kumpulan data
dan informasi yang dihimpun dan dianalisis
dari

program/kegiatan

berbagai

instansi

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

I -2

Pendahuluan

1.2.3. Manfaat Bagi Masyarakat, Dunia

Ombilin dan Batang Pangian. Untuk

Pendidikan dan Dunia Usaha

Sungai Batang Agam, parameter yang
sangat mempengaruhi kualitas sungai

Sesuai Undang-undang No. 32 Tahun

adalah parameter fecal coliform, total

2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan

coliform dengan kategori cemar berat

Lingkungan Hidup yang menyatakan bahwa

terutama yang berada pada segmen

masyarakat berhak mendapatkan informasi

Kota Bukittinggi dan beberapa titik di

tentang lingkungan hidup. Oleh sebab itu,

Kabupaten Agam. Total coliform dan

SLHD merupakan salah satu upaya untuk

fecal coliform yang cukup besar

melaksanakan amanat UU 32 tersebut. SLHD

terutama pada lokasi yang menerima

juga dapat dimanfaatkan untuk berbagai

limbah Rumah Potong Hewan (RPH)

keperluan penelitian karena SLHD berisi data

secara langsung. Pada lokasi ini, air

dan informasi yang sudah dihimpun dan

sungai tidak layak digunakan untuk

dianalisis dari program/kegiatan lingkungan

minum

berbagai sektor.

mengandung bakteri yang tinggi.

Dunia usaha juga dapat memanfaatkan

dan

mencuci

karena

- Menurunnya kualitas Sungai Batang

buku SLHD karena memuat data dan informasi

Hari

potensi sumber daya alam

kegiatan PETI skala besar dan

dan kualitas

lingkungan yang sangat dibutuhkan dalam
menginvestasikan modalnya di

disebabkan

adanya

limbah

kegiatan domestik.

Sumatera

- Kecenderungan penurunan kualitas

Barat.

air Danau Maninjau (danau Strategis
dan tujuan Wisata) yang ditandai
dengan kematian ikan pada waktu-

1.3. Isu Prioritas dan Alasan

waktu tertentu. Hal ini disebabkan

Penetapan Isu Prioritas

banyaknya jumlah Keramba Jaring
Apung (KJA) yang sudah melebihi

1.3.1. Isu Prioritas

daya tampung dan daya dukung
Isu lingkungan hidup Sumatera Barat
pada tahun 2014 antara lain :
a.

b.

Isu terkait penurunan kualitas air :
- Menurunnya

kualitas

Danau Maninjau.

air

Isu terkait limbah :
- Limbah

sungai

padat

meningkatnya

(sampah)
jumlah

yaitu

timbulan

segmen perkotaan terutama Sungai

sampah yang tidak sebanding dengan

Batang Agam, Batang Anai, Batang

cakupan pelayanan serta sarana

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

I -3

Pendahuluan

prasarana pengolahan sampah. Pada
umumnya

layanan

tidak

sampai

alasan

penetapan

isu

lingkungan pada tahun 2014 dapat dijelaskan

menjangkau pemukiman yang berada

sebagaimana uraian berikut :

pada sempadan sungai, danau dan

a. Isu lahan dan hutan tidak terlalu dibahas

wilayah pesisir walaupun pemukiman

karena data penetapan kawasan hutan

tersebut cukup padat.

terakhir ditetapkan pada tahun 2013

- Belum terkelolanya Limbah B3 dan
limbah cair Rumah Sakit serta Hotel.
c.

Adapun

sementara data laju kerusakan hutan dan
lahan tidak begitu cukup tersedia untuk

Isu terkait kebencanaan yaitu banjir,

menganalisis isu ini.

longsor dan kebakaran hutan. Untuk

kenyataannya

bencana banjir, walaupun tidak separah

bahwa telah terjadi alih fungsi hutan dan

tahun 2012, kejadian banjir pada lokasi

lahan

tertentu

pembangunan

cukup

menimbulkan kerugian yang
besar.

Sedangkan

bencana

longsor yang terjadi dengan intensitas

untuk

tidak

Walaupun pada
dapat

dipungkiri

berbagai
seperti

:

kegiatan
pemukiman,

pertambangan, pertanian, dll
a. Isu mengenai pencemaran air sungai di

kecil. Adapun bencana kebakaran hutan

segmen

dan lahan terluas terjadi di Kabupaten

masih tetap menjadi isu lingkungan

Pasaman Barat yakni seluas 70 ha,

prioritas karena berdasarkan data hasil

selanjutnya

pemantauan

Kabupaten

Agam

dan

perkotaan sampai tahun ini

menunjukkan

Indek

Dharmasraya masing-masing seluas 40

Pencemaran Air (IPA) sungai di Sumatera

ha.

Barat cendrung menurun dari tahun ke
tahunnya. Sungai Batang Agam dan

1.3.2.

Alasan Penetapan Isu Prioritas

Sungai Batang Anai menurun sampai
kategori wsapada pada segmen tertentu.

Isu prioritas pada tahun 2014 ini

Disamping itu, Sungai Batang Hari yang

ditetapkan dan dianalisis melalui 2 (dua)

merupakan sungai lintas provinsi, juga

pendekatan yakni :

menunjukkan penurunan nilai IPA.

a.

Ketersediaan data, baik data dari hasil

Selain penurunan kualitas air sungai

pemantauan dan pengawasan Bapedalda

segmen

maupun dari data kegiatan/program

terjadinya kematian ikan yang setiap tahun

instansi lain terkait.

hampir terjadi di Danau Maninjau juga

Terjadinya kasus pencemaran dan atau

menjadi alasan ditetapkannya sebagai isu

kerusakan lingkungan.

penurunan kualitas air.

b.

perkotaan,

kasus

masih

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

I -4

Pendahuluan

b. Isu bencana lingkungan pada tahun ini
tetap

menjadi

isu

prioritas

cair dan limbah B3 rumah sakit dan

karena

hotel patut menjadi isu prioritas.

geomorfologi Sumatera Barat yang rawan
terhadap

bencana

geologi

menuntut

kewaspadaan guna menghindari kerugian
yang tidak diinginkan.

1.4. Analisis S-P-R
Isu prioritas dianalisis menggunakan
analisis

c. Penetapan isu lingkungan hidup terkait
limbah, didasarkan pada :

S-P-R

(Statue/Status,

Pressure/

Tekanan dan Response/Upaya Pengelolaan
Lingkungan).

Pendekatan

analisis

- Keterbatasan Pemerintah Kabupaten/

menggunakan analisis statistik sederhana,

Kota dalam memberikan jangkauan

analisis perbandingan antar lokasi, analisis

pelayanan dan kurangnya sarana

perbandingan

serta prasarana pengolahan sampah

perbandingan

seperti TPS (Tempat Pembuangan

pencemaran/kriteria

Sampah Sementara) menyebabkan

mengambil

masalah

dianalisis lebih detail maka dilakukan dengan

persampahan

belum

antar

waktu dan

dengan

analisis

baku

mutu

kerusakan.

Dalam

sampel/parameter/lokasi

untuk

tertangani secara baik. Isu ini menjadi

kriteria :

prioritas

Pemerintah

a. Keterwakilan masalah baik terkait dengan

Kabupaten/Kota dapat merumuskan

status, tekanan dan upaya pengelolaan

strategi dan upaya untuk mengatasi

lingkungan yang telah dilakukan.

agar

keterbatasan

yang

ada

dan

b. Keterwakilan lokasi terutama lokasi yang

meningkatkan peran serta masyarakat

dapat menggambarkan kondisi kritis yang

dalam mengelola sampah.

patut menjadi perhatian.

Disisi lain sampah juga merupakan

c. Keterwakilan

parameter

terutama

sumber pencemaran utama sungai-

parameter yang menunjukkan kualitas

sungai di perkotaan dan sumber dari

lingkungan yang cenderung memburuk.

emisi Gas Rumah Kaca (GRK)
- Belum

terkelolanya

secara

baik

1.4.1. Analisis SPR pada Status

limbah cair dan limbah B3 sebagian
Rumah Sakit Pemerintah dan hotel.

Status yang ingin digambarkan adalah

Limbah kedua jenis kegiatan ini

kondisi media lingkungan hidup yang terkena

memberikan kontribusi yang cukup

dampak. Dalam hal ini adalah sungai-sungai

berarti

yang tercemar dan danau yang cenderung

terhadap

pencemaran

di

Sumatera Barat, sehingga isu limbah

menurun kualitasnya.

Status Lingkungan Hidup Daerah Provinsi Sumatera Barat

I -5

Pendahuluan

a. Air
-

sejumlah 6.000 petak sehingga telah
Sungai

perkotaan

kualitas

melebihi daya dukung dan daya

airnya cenderung menurun yaitu

tampung Danau Maninjau. Kondisi ini

Sungai Batang Agam, Batang Anai,

menyebabkan kematian ikan dalam

Batang Ombilin dan Batang Pangian.

jumlah besar setiap tahunnya akibat

Untuk Sungai Batang Agam sudah

pakan ikan yang mengandung pospat

hampir tercemar pada segmen Kota

dan nitrat serta kotoran ikan yang

Bukittinggi, dimana pada lokasi ini

mengandung

terdapat

menyebabkan terjadinya eutrofikasi.

RPH

yang

yang

limbahnya

amoniak

yang

langsung dibuang tanpa melalui
pengolahan, disamping itu di Sungai

1.4.2. Analisis SPR pada Tekanan

Batang Anai (segmenTanah Datar)
Adanya tekanan terhadap lingkungan

juga terdapat aktifitas domestik dan
tumpukan

sampah.

Hasil

Perhitungan indeks pencemaran air
(IPA)

terendah

Batang

Anai

adalah
yaitu

Sungai

53,83

%

selanjutnya Batang Agam 59,81 %.
-

Sungai lintas kabupaten/kota dan
lintas

provinsi