PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN NOMOR 31/M-DAG/PER/7/2007

Menteri Perdagangan Republik Indonesia
PERATURAN
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : 31/ M-DAG/ PER/ 7/ 2007
TENTANG
ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API)
MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang

Mengingat

:

:

a.

bahwa Angka Pengenal Import ir at au API, sebagai t anda
pengenal yang harus dimiliki oleh import ir dalam melakukan
kegiat an import asi barang, merupakan salah sat u inst rumen

yang digunakan oleh Pemerint ah dalam rangka penat aan
pelaksanaan kebij akan perdagangan luar negeri di bidang
impor;

b.

bahwa ket ent uan mengenai API yang ada saat ini, belum
mencakup seluruh kegiat an import asi barang yang dilakukan
unt uk beberapa kegiat an usaha t ert ent u sepert i kegiat an usaha
hulu minyak dan gas bumi, kegiat an usaha di bidang indust ri
j asa yang memerlukan barang modal dan peralat an unt uk
mendukung kegiat an usahanya;

c.

bahwa kegiat an usaha hulu minyak dan gas bumi merupakan
kegiat an spesif ik yang didasarkan pada kont rak kerj asama
ant ara Pemerint ah dengan Kont rakt or Kont rak Kerj asama,
sehingga dalam rangka kelancaran kegiat an import asi barang
unt uk keperluan kegiat an usaha hulu minyak dan gas bumi oleh

Kont rakt or Kont rak Kerj asama dipandang perlu adanya
pengat uran penerbit an API yang bersif at khusus;

d.

bahwa unt uk lebih mengef ekt if kan pelaksanaan ket ent uan API
perlu dilakukan penyesuaian dan mencabut Keput usan Ment eri
Perindust rian dan Perdagangan Nomor 40/ MPP/ Kep/ 1/ 2003
t ent ang Angka Pengenal Import ir (API);

e.

bahwa berdasarkan pert imbangan sebagaimana dimaksud pada
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu menet apkan
Perat uran Ment eri Perdagangan.

1.

Bedrij f sregl ement erings Ordonant ie 1934 (St aat sblad t ahun
1938 Nomor 86) sebagaimana t elah diubah dan dit ambah;


2.

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1982 t ent ang Waj ib Daf t ar
Perusahaan (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3214);

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

3.

Undang-undang Nomor

Agreement

7 t ahun 1994 t ent ang Pengesahan

Est ablishing


The

Worl d

Trade

Organizat ion

(Perset uj uan Pembent ukan Organisasi Perdagangan Dunia),
(Lembaran Negara Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3564);
4.

Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 t ent ang Kepabeanan
(Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 75 Tambahan Lembaran
Negara Nomor
3612) sebagaimana t elah diubah dengan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 93, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4661);


5.

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001Tent ang Minyak dan Gas
Bumi (Lembaran Negara Nomor 136 Tahun 2001, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4152);

6.

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 t ent ang Pemerint ahan
Daerah (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 60 Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3839);

7.

Perat uran Pemerint ah Nomor 42 Tahun 2002 t ent ang Badan
Pelaksana Kegiat an Usaha Hulu Minyak Dan Gas Bumi (Lembaran
Negara Tahun 2002 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4216);


8.

Perat uran Pemerint ah Nomor 38 Tahun 2007 t ent ang Pembagian
Urusan Pemerint ahan Ant ara Pemerint ah, Pemerint ah Daerah
Provinsi, dan Pemerint ah Daerah Kabupat en/ Kot a (Lembaran
Negara Nomor 82 t ahun 2007, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4737);

9.

Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 260 Tahun 1967
t ent ang Penegasan Tugas dan Tanggung Jawab Ment eri
Perdagangan dalam Bidang Perdagangan Luar Negeri;

10. Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/ M Tahun
2005
t ent ang
Pembent ukan
Kabinet
Got ong

Royong
sebagaimana t elah diubah beberapa kali t erakhir dengan
Keput usan Presiden Republik Indonesia Nomor 171/ M Tahun
2005;
11. Perat uran Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005
t ent ang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan
Tat a Kerj a Kement erian Negara Republik Indonesia sebagaimana
t elah diubah beberapa kali t erakhir dengan Perat uran Presiden
Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 2006;

-2-

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

12. Perat uran Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005
t ent ang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kement erian Negara
Republik Indonesia, sebagaimana t elah diubah beberapa kali
t erakhir dengan Perat uran Presiden Republik Indonesia Nomor 7
Tahun 2007;

13. Keput usan Ment eri Perindust rian dan Perdagangan Nomor
229/ MPP/ Kep/ 7/ 97 t ent ang Ket ent uan Umum di Bidang Impor;
14. Keput usan Ment eri Perindust rian dan Perdagangan Nomor
230/ MPP/ Kep/ 7/ 97 t ent ang Barang yang Diat ur Tat a Niaga
Impornya sebagaimana t elah beberapa kali diubah, t erakhir
dengan Keput usan Ment eri Perindust rian dan Perdagangan
Nomor 789/ MPP/ Kep/ 12/ 2002;
15. Keput usan Ment eri Perindust rian dan Perdagangan
12/ MPP/ Kep/ 1/ 98 t ent ang Penyelengaraan Waj ib
Perusahaan (WDP);

Nomor
Daf t ar

16. Keput usan Bersama Ment eri Keuangan dan Ment eri Perindust rian
dan Perdagangan Nomor 527/ KMK. 04/ 2002 dan Nomor
819/ MPP/ Kep/ 12/ 2002 t ent ang Tert ib Administ rasi Import ir;
17. Keput usan Ment eri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
366/ M-DAG/ KEP/ 12/ 2005 t ent ang Pedoman Administ rasi Umum
Depart emen Perdagangan;

18. Perat uran Ment eri Perdagangan Nomor 01/ M-DAG/ PER/ 3/ 2005
t ent ang Organisasi dan Tat a Kerj a Depart emen Perdagangan
sebagaimana t elah diubah beberapa kali t erakhir dengan
Perat uran Ment eri Perdagangan Nomor 22/ M-DAG/ PER/ 5/ 2007;
19. Perat uran Ment eri Perdagangan Nomor 09/ M-DAG/ PER/ 3/ 2006
t ent ang Ket ent uan St andar Pemberian Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP),
MEMUTUSKAN :
Mencabut

:

1. Keput usan Ment eri Perindust rian dan Perdagangan Nomor
40/ MPP/ Kep/ 1/ 2003 t ent ang Angka Pengenal Import ir (API);
2. Keput usan Ment eri Perindust rian dan Perdagangan
414/ MPP/ Kep/ 6/ 2003
t ent ang
Pemberian
Kuasa
Penerbit an Perset uj uan Impor Barang Tanpa API,


Menet apkan

:

Nomor
Unt uk

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG
ANGKA PENGENAL IMPORTIR (API).

-3-

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

Pasal 1
Dalam Perat uran Ment eri ini yang dimaksud dengan:
1. Impor adalah kegiat an memasukkan barang ke dalam daerah
pabean Indonesia.

2. Angka Pengenal Import ir disingkat API adalah t anda pengenal
sebagai import ir yang harus dimiliki set iap perusahaan yang
melakukan perdagangan impor.
3. Import ir adalah perusahaan pemilik API yang melakukan kegiat an
impor barang.
4. Perusahaan dagang adalah badan usaha, baik yang berbent uk
perorangan at au persekut uan, baik dalam bent uk badan hukum
at au bukan badan hukum yang berkedudukan di Indonesia dan
melakukan kegiat an usaha perdagangan barang at au j asa.
5. Perusahaan indust ri adalah badan
kegiat an di bidang usaha indust ri.

usaha

yang melakukan

6. Kont rakt or Kont rak Kerj a Sama, selanj ut nya disebut Kont rakt or
KKS adalah badan usaha at au bent uk usaha t et ap yang diberikan
wewenang unt uk melaksanakan eksplorasi dan eksploit asi pada
suat u wilayah kerj a berdasarkan kont rak kerj a sama dengan
badan pelaksana.
7. Badan Pelaksana Kegiat an Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang
selanj ut nya disebut Badan Pelaksana adalah suat u badan yang
dibent uk unt uk melakukan pengendalian kegiat an usaha hulu di
bidang minyak dan gas bumi.
8. Cabang perusahaan adalah perusahaan yang merupakan unit
at au bagian dari perusahaan induknya yang dapat berkedudukan
di t empat yang berlainan dan dapat bersif at berdiri sendiri at au
bert ugas melaksanakan sebagian t ugas dari perusahaan
induknya.
9. Ment eri adalah Ment eri yang bert anggung j awab di bidang
perdagangan.
10. Direkt ur Jenderal adalah Direkt ur Jenderal Perdagangan Luar
Negeri.
11. Dinas Propinsi adalah inst ansi pada Pemerint ah Propinsi yang
bert anggung j awab di bidang perdagangan.
12. Dinas Kabupat en/ Kot a
Kabupat en/ Kot a
yang
perdagangan.

adalah inst ansi pada
bert anggung
j awab

-4-

Pemerint ah
di
bidang

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

Pasal 2
Impor hanya dapat dilaksanakan oleh perusahaan dagang,
perusahaan indust ri, Kont rakt or KKS at au perusahaan penanaman
modal yang t elah memiliki API.
Pasal 3
(1) Impor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dapat dilaksanakan
t anpa API unt uk :
a. barang pindahan;
b. barang impor sement ara;
c. barang promosi;
d. barang unt uk keperluan penelit ian dan pengembangan ilmu
penget ahuan;
e. barang kiriman, hadiah unt uk keperluan ibadah umum,
amal, sosial, kebudayaan at au unt uk kepent ingan
penanggulangan bencana alam;
f . obat -obat an yang menggunakan anggaran pemerint ah yang
diperunt ukkan bagi kepent ingan masyarakat ;
g. barang yang t elah diekspor unt uk keperluan perbaikan,
pengerj aan dan penguj ian;
h. barang ekspor yang dit olak oleh pembeli di luar negeri
kemudian diimpor kembali dalam kuant it as yang sama
dengan kuant it as pada saat diekspor;
i.

barang perwakilan negara asing besert a para pej abat nya
yang bert ugas di Indonesia berdasarkan asas t imbal balik;

j . barang unt uk keperluan badan int ernasional
pej abat nya yang bert ugas di Indonesia; at au

besert a

k. barang cont oh yang t idak unt uk diperdagangkan.
(2) Impor dapat dilaksanakan t anpa API apabila;
a.

impor t idak dilakukan secara t erus menerus dan yang t idak
dimaksudkan unt uk diperdagangkan at au yang t idak
dimaksudkan unt uk dipindaht angankan; dan

b.

barang yang diimpor adalah barang unt uk keperluan lainnya
yang berupa alat penunj ang kelancaran produksi at au alat
pembangunan inf rast rukt ur.
Pasal 4

Impor Tanpa API sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 waj ib
memperoleh Perset uj uan Impor yang dit andat angani Direkt ur Impor.

-5-

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

Pasal 5
(1) API t erdiri dari:
a.
b.
c.
d.

Angka
Angka
Angka
Angka

Pengenal
Pengenal
Pengenal
Pengenal

Import ir
Import ir
Import ir
Import ir

Umum (API-U);
Produsen (API-P);
Terbat as (API-T);
Khusus (API-K).

(2) API berlaku unt uk set iap kegiat an impor di seluruh daerah
pabean Indonesia.
(3) API-U, API-P dan API-T berlaku unt uk kant or pusat dan seluruh
kant or cabangnya.
(4) API-K berlaku unt uk set iap kont rak yang dimiliki oleh Kont rakt or
KKS.
Pasal 6
(1) API-U waj ib dimiliki
melakukan impor.

oleh set iap perusahaan dagang yang

(2) API-P waj ib dimiliki oleh set iap perusahaan indust ri yang
melakukan impor.
(3) API-T waj ib dimiliki oleh set iap perusahaan penanaman modal
yang melakukan impor.
(4) API-K waj ib dimiliki oleh set iap Kont rakt or KKS yang melakukan
impor.
Pasal 7
API-P diberikan kepada perusahaan indust ri yang mengimpor barang
modal dan bahan baku at au penolong unt uk keperluan proses
produksinya sendiri, at au barang lainnya sepanj ang digunakan unt uk
keperluan perusahaan Indust ri yang bersangkut an.
Pasal 8
API at au Perset uj uan Impor Tanpa API merupakan syarat unt uk:
a. pengimporan barang melalui pembukaan L/ C pada bank devisa
dan/ at au dengan cara pembayaran lain yang lazim berlaku
dalam t ransaksi perdagangan int ernasional; dan/ at au
b. penerbit an Pemberit ahuan Impor Barang (PIB).

-6-

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

Pasal 9
Pemilik API dan pemilik Perset uj uan Impor Tanpa API
bert anggungj awab sepenuhnya t erhadap pelaksanaan impor yang
dilakukan dengan menggunakan API dan Perset uj uan Impor Tanpa
API yang dimilikinya.
Pasal 10
(1) API-U dan API-P dit erbit kan at as nama Ment eri oleh Kepala Dinas
Propinsi dimana kant or pusat perusahaan berdomisili.
(2) API-K dit erbit kan oleh Direkt ur Jenderal at as nama Ment eri.
Pasal 11
(1) Set iap perusahaan dagang hanya boleh memiliki 1 (sat u) API-U
dan t idak boleh memiliki j enis API lainnya.
(2) Set iap perusahaan indust ri hanya boleh memiliki 1 (sat u) API-P
dan t idak boleh memiliki j enis API lainnya.
(3) Set iap Kont rakt or KKS hanya boleh memiliki 1 (sat u) API-K dan
t idak boleh memiliki j enis API lainnya.
Pasal 12
(1) Perusahaan dagang yang akan memiliki API-U waj ib mengaj ukan
permohonan dengan mengisi Formulir Isian sebagaimana cont oh
dalam Lampiran I Perat uran ini, kepada Kepala Dinas Propinsi
dengan t embusan kepada Kepala Dinas Kabupat en/ Kot a di
t empat
kedudukan
Kant or
Pusat
perusahaan
dengan
melampirkan:
a. Fot okopi
Akt e
Not aris
Pendirian
Perusahaan
dan
perubahannya;
b. Nama dan susunan pengurus/ direksi perusahaan (asli);
c. Fot okopi surat ket erangan domisili kant or pusat perusahaan
yang masih berlaku dari kant or Kelurahan set empat at au
f ot okopi perj anj ian sewa/ kont rak t empat berusaha;
d. Fot okopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)/ ij in yang
set ara dari inst ansi t erkait ;
e. Fot okopi Tanda Daf t ar Perusahaan (TDP);
f . Fot okopi Nomor Pokok Waj ib Paj ak (NPWP) Perusahaan at au
perseorangan dan Penanggung Jawab Perusahaan;
g. Ref erensi dari bank devisa;
h. Pasf ot o
berwarna
masing-masing
Pengurus/ Direksi
Perusahaan 2 (dua) lembar ukuran 3 x 4; dan
i. Fot okopi Paspor/ KTP dari Pengurus/ Direksi.

-7-

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

(2) Perusahaan indust ri yang akan memiliki API-P waj ib mengaj ukan
permohonan dengan mengisi Formulir Isian sebagaimana cont oh
dalam Lampiran I Perat uran ini kepada Kepala Dinas Propinsi,
dengan t embusan kepada Kepala Dinas Kabupat en / Kot a di
t empat
Kant or
Pusat
perusahaan
berdomisili
dengan
melampirkan:
a. Fot okopi
Akt e
Not aris
Pendirian
Perusahaan
dan
perubahannya;
b. Nama dan susunan pengurus/ direksi perusahaan (asli);
c. Fot okopi surat ket erangan domisili kant or pusat perusahaan
yang masih berlaku dari kant or kelurahan set empat / f ot okopi
perj anj ian sewa/ kont rak t empat berusaha;
d. Fot okopi izin usaha indust ri/ ij in yang set ara dari inst ansi
t erkait ;
e. Fot okopi Nomor Pokok Waj ib Paj ak (NPWP) Perusahaan sesuai
dengan domisilinya;
f . Fot okopi Tanda Daf t ar Perusahaan (TDP);
g. Ref erensi dari bank devisa;
h. Pasf ot o berwarna masing-masing pengurus 2 (dua) lembar
ukuran 3x4; dan
i. Fot okopi Paspor / KTP dari Pengurus/ Direksi.
(3) Penyampaian permohonan dan t embusan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan (2) dapat dilakukan :
a. melalui j asa pengiriman; at au
b. disampaikan secara langsung kepada Kepala Dinas Propinsi
dan Kepala Dinas Kabupat en/ Kot a.
(4) Kont rakt or KKS yang akan memiliki API-K, waj ib mengaj ukan
permohonan kepada Direkt ur Jenderal dengan mengisi Formulir
Isian sebagaimana cont oh dalam Lampiran II Perat uran ini,
dengan melampirkan:
a. Salinan Kont rak Kerj asama ant ara Kont rakt or KKS dengan
Pemerint ah/ Badan Pelaksana;
b. Rekomendasi dari Badan Pelaksana;
c. Fot okopi Nomor Pokok Waj ib Paj ak (NPWP) Kont rakt or KKS;
d. Pasf ot o
berwarna
masing-masing
penanggung
j awab
Kont rakt or KKS, 2 (dua) lembar ukuran 3x4; dan
e. Fot okopi bukt i ident it as/ paspor masing-masing penanggung
j awab di Kont rakt or KKS.
Pasal 13
(1) Kepala
Dinas
Kabupat en/ Kot a,
berdasarkan
t embusan
permohonan API sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1)
dan (2) melakukan pemeriksaan di lapangan paling lambat 3

-8-

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

(t iga) hari kerj a sej ak t embusan permohonan API dit erima.
(2) Dalam hal pemeriksaan
t idak dapat diselesaikan
melakukan pemeriksaan
lambat 10 (sepuluh) hari

sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
pada wakt unya, Dinas Propinsi dapat
di lapangan yang diselesaikan paling
kerj a sej ak permohonan dit erima.

(3) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dit uangkan dalam Berit a Acara Pemeriksaan (BAP) dengan
cont oh sebagaimana t ercant um dalam Lampiran III-a Perat uran
ini dan dit andat angani oleh Kepala Dinas Kabupat en/ Kot a sert a
pegawai Dinas Kabupat en/ Kot a yang melakukan pemeriksaan di
lapangan.
(4) Kepala Dinas Kabupat en/ Kot a menyampaikan BAP sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) kepada Kepala Dinas Propinsi, paling
lambat 2 (dua) hari kerj a sej ak BAP dit andat angani.
Pasal 14
(1) Dalam hal diperlukan pemeriksaan ke lapangan unt uk
memast ikan kebenaran dokumen yang diaj ukan oleh Pemohonan
API-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4), Direkt ur
Jenderal dapat menugaskan pegawai di lingkungan Direkt orat
Jenderal Perdagangan Luar Negeri Depart emen Perdagangan.
(2) Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dit uangkan dalam Berit a Acara Pemeriksaan (BAP) dengan cont oh
sebagaimana t ercant um dalam Lampiran III-b Perat uran ini dan
dit andat angani oleh Direkt ur Impor at as nama Direkt ur Jenderal
sert a pegawai yang melakukan pemeriksaan di lapangan.
Pasal 15
(1) Bent uk API-U, API-P dan API-K sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 5 sebagaimana t ercant um dalam Lampiran IV, Lampiran V
dan Lampiran VI Perat uran ini.
(2) API-U berwarna biru muda, API-P berwarna hij au muda dan API-K
berwarna kuning muda.
Pasal 16
(1) Kepala Dinas Propinsi menerbit kan API-U/ API-P at au menolak
permohonan API-U/ API-P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (1) dan (2) paling lambat dalam wakt u 3 (t iga) hari kerj a
t erhit ung sej ak dit erima BAP sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (3).
(2) Kepala Dinas Propinsi menyampaikan t embusan API-U/ API-P

-9-

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

kepada Direkt ur
pembuat BAP.

Impor

dan

Kepala Dinas Kabupat en/ Kot a

(3) Surat penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada pemohon dengan t embusan kepada Kepala
Dinas Kabupat en/ Kot a pembuat BAP.
(4) Cont oh surat penolakan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagaimana t ercant um dalam Lampiran VII-a
Perat uran ini.
Pasal 17
(1) Direkt ur Jenderal menerbit kan API-K at au menolak permohonan
API-K sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (3) paling
lambat dalam wakt u 3 (t iga) hari kerj a t erhit ung sej ak dit erima
permohonan penerbit an API-K.
(2) Dalam hal diperlukan pemeriksaan ke lapangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14, perset uj uan at au penolakan
permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (4)
dit erbit kan paling lambat 3 (t iga) hari kerj a t erhit ung sej ak
selesainya pemeriksaan dimaksud.
(3) Direkt ur Jenderal menyampaikan t embusan API-K kepada Kepala
Badan Pelaksana dalam wakt u 3 (t iga) hari kerj a sej ak t anggal
dit erbit kan.
(4) Surat penolakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan kepada pemohon dengan t embusan kepada Kepala
Badan Pelaksana dan kepada Direkt ur Jenderal Bea dan Cukai
Depart emen Keuangan.
(5) Cont oh surat penolakan permohonan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) sebagaimana t ercant um dalam Lampiran VII-b
Perat uran ini.
Pasal 18
Masa berlaku API-U, API-P dan API-K selama 5 (lima) t ahun t erhit ung
sej ak t anggal dit erbit kan dan dapat diperpanj ang.
Pasal 19
(1) Perusahaan pemilik API-U dan API-P waj ib melaporkan realisasi
impor dalam hal ada/ t idak ada impor, sekali dalam 3 (t iga)
bulan kepada Kepala Dinas Propinsi dengan t embusan kepada
Kepala Dinas Kabupat en/ kot a dimana perusahaan berdomisili.
(2) Kont rakt or KKS pemilik API-K waj ib melaporkan rekapit ulasi
realisasi impornya sekali dalam 6 (enam) bulan kepada Direkt ur

- 10 -

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

Jenderal dalam hal ini Direkt ur Impor.
(3) Kepala Dinas Propinsi menyampaikan laporan rekapit ulasi
realisasi impor masing-masing perusahaan pemilik API-U dan
API-P, sekali dalam 1 (sat u) t ahun kepada Direkt ur Jenderal.
Pasal 20
(1) Perusahaan pemilik API-U dan API-P waj ib melaporkan set iap
perubahan yang berkait an dengan perusahaannya paling lambat
30 (t iga puluh) hari t erhit ung sej ak t erj adinya perubahan kepada
Kepala Dinas Propinsi dengan t embusan kepada Kepala Dinas
Kabupat en/ Kot a di lokasi perusahaan yang bersangkut an
berdomisili.
(2) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliput i :
a. set iap
perubahan
bent uk
badan
usaha,
susunan
pengurus/ direksi, alamat perusahaan, Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP), surat ij in yang set ara dari inst ansi
t erkait , dan at au Tanda Daf t ar Perusahaan (TDP), unt uk
perusahaan pemilik API-U.
b. set iap perubahan bent uk badan usaha, perubahan j enis usaha
indust ri, susunan pengurus/ direksi, alamat perusahaan dan
at au Tanda Daf t ar Perusahaan (TDP), unt uk perusahaan
pemilik API-P.
(3) Cont oh laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf a sebagaimana t ercant um dalam Lampiran VIII-a dan
lampiran VIII-b Perat uran ini.
(4) Cont oh laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b sebagaimana t ercant um dalam Lampiran VIII-a dan
lampiran VIII-b Perat uran ini.
(5) Laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibuat
dalam 2 (dua) rangkap dan harus dit andasahkan oleh Kepala
Dinas Propinsi, dengan t embusan disampaikan kepada Direkt ur
Impor.
(6) Kepala Dinas Propinsi menyampaikan laporan perubahan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) masing-masing kepada
Kepala Dinas Kabupat en/ Kot a di lokasi perusahaan berdomisili
dan kepada perusahaan yang bersangkut an.
(7) Laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat
merupakan sat u kesat uan yang t idak t erpisahkan dari
perusahaan yang bersangkut an.

- 11 -

(5)
API

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

Pasal 21
(1) Kont rakt or KKS pemilik API-K waj ib melaporkan set iap
perubahan yang berkait an dengan ident it as dan at au hal lain
yang t erkait dengan Kont rakt or KKS paling lambat 30 (t iga puluh)
hari t erhit ung sej ak t erj adinya perubahan kepada Direkt ur
Jenderal melalui Kepala Badan Pelaksana.
(2) Kepala Badan Pelaksana at au pej abat
yang dit unj uk
menyampaikan set iap laporan perubahan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) kepada Direkt ur Jenderal paling lambat 5 (lima)
hari set elah dit erima dari Kont rakt or KKS.
(3) Cont oh laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana t ercant um dalam Lampiran VIII-c dan Lampiran
VIII-d Perat uran ini.
(4) Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam 2
(dua) rangkap dan dit andasahkan oleh Direkt ur Impor at as nama
Direkt ur Jenderal, dengan t embusan disampaikan kepada Badan
Pelaksana.
(5) Direkt ur Impor menyampaikan laporan perubahan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) kepada Kont rakt or KKS.
(6) Laporan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
merupakan sat u kesat uan yang t idak t erpisahkan dari API-K
Kont rakt or KKS.
Pasal 22
(1) API dapat dibekukan apabila perusahaan pemilik API dan/ at au
Pengurus/ Direksi perusahaan pemilik API/ penanggung j awab
Kont rakt or KKS pemilik API-K:
a. sedang diperiksa oleh penyidik yang berwenang karena
diduga melakukan t indak pidana yang berkait an dengan
penyalahgunaan API;
b. diduga menyampaikan inf ormasi at au dat a yang t idak benar
pada saat pengaj uan permohonan API;
c. t idak melaksanakan kewaj iban sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 19, Pasal 20 dan at au Pasal 21; at au
d. diduga melanggar ket ent uan yang berlaku di bidang impor.
(2) Cont oh surat pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana t ercant um dalam Lampiran IX-a dan Lampiran IX-b
Perat uran ini.

- 12 -

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

Pasal 23
(1) API yang t elah dibekukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22,
dapat diakt if kan kembali apabila:
a. t elah dikeluarkan perint ah penghent ian penyidikan oleh
penyidik dan/ at au dinyat akan t idak bersalah/ dibebaskan dari
segala t unt ut an hukum yang t elah mempunyai kekuat an
hukum yang t et ap dengan melampirkan amar pengadilan;
b. t idak t erbukt i menyampaikan inf ormasi at au dat a yang t idak
benar pada saat pengaj uan permohonan API sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 21 huruf b;
c. t elah melaksanakan kewaj ibannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21; at au
d. t idak t erbukt i melanggar ket ent uan di bidang impor
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 huruf d.
(2) Cont oh surat pengakt if an kembali sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) sebagaimana t ercant um dalam Lampiran X-a dan
Lampiran X-b Perat uran ini.
Pasal 24
(1) API dicabut apabila perusahaan pemilik API dan/ at au
Pengurus/ Direksi perusahaan pemilik API/ penanggung j awab
Kont rakt or KKS :
a. mengalami pembekuan API sebanyak 2 (dua) kali;
b. t idak melaksanakan kewaj ibannya sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21 paling lambat 30
(t iga puluh) hari t erhit ung sej ak t anggal pembekuan;
c. t erbukt i melanggar ket ent uan t at a niaga impor yang
berlaku;
d. memalsukan dan/ at au menyalahgunakan dokumen impor
dan surat -surat yang berkait an dengan impor; at au
e. dinyat akan bersalah oleh pengadilan at as t indak pidana
yang berkait an dengan penyalahgunaan API dan t elah
mempunyai kekuat an hukum yang t et ap.
(2) Cont oh surat pencabut an sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
sebagaimana t ercant um dalam Lampiran XI-a dan Lampiran XI-b
Perat uran ini.
Pasal 25
(1) Dalam hal API dicabut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
huruf a dan/ at au huruf b, maka perusahaan hanya dapat
mengaj ukan permohonan API baru set elah 1 (sat u) t ahun sej ak
t anggal pencabut an API t ersebut .

- 13 -

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

(2) Dalam hal API dicabut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24
huruf c, huruf d, dan/ at au huruf e, maka perusahaan hanya
dapat mengaj ukan permohonan API baru set elah 5 (lima) t ahun
sej ak t anggal pencabut an API t ersebut .
(3) Dalam hal API-K dicabut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 24,
maka Kont rakt or KKS hanya dapat mengaj ukan permohonan APIK baru set elah mendapat rekomendasi dari Kepala Badan
Pelaksana yang menyat akan kredibilit as Kont rakt or KKS.
(4) Pemohon API
diwaj ibkan:

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)

a. memenuhi ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
11 Perat uran ini; dan
b. mengembalikan API asli yang t elah dicabut .
Pasal 26
(1) Pembekuan, pengakt if an kembali, dan pencabut an API-U dan
API-P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal
24, dilakukan at as nama Ment eri oleh Kepala Dinas Propinsi yang
menerbit kan API.
(2) Pembekuan, pengakt if an kembali, dan pencabut an API-K
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal 24,
dilakukan at as nama Ment eri oleh Direkt ur Jenderal.
(3) Kepala Dinas Propinsi menyampaikan surat pemberit ahuan
pembekuan, pengakt if an kembali dan pencabut an API-U dan
API-P sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22, Pasal 23, dan Pasal
24 kepada perusahaan yang bersangkut an dengan t embusan
kepada Direkt ur Impor dan Kepala Dinas Kabupat en/ Kot a di
lokasi perusahaan berdomisili.
(4) Salinan surat pemberit ahuan sebagaimana dimaksud pada ayat
(3) disampaikan kepada Direkt ur Jenderal Bea dan Cukai unt uk
keperluan t at alaksana kepabeanan di bidang impor.
Pasal 27
(1) Set iap API-U dan API-P yang dit erbit kan diberi
nomor
yang t erdiri dari 9 (sembilan) digit sebagaimana cont oh dalam
Lampiran XII Perat uran ini, yang t erdiri dari:
a. 2 (dua) digit pert ama unt uk nomor kode propinsi yang
dit et apkan sebagaimana t ercant um dalam lampiran XIII
Perat uran ini ;
b. 2 (dua) digit berikut nya unt uk nomor kode kabupat en/ kot a
sesuai dengan nomor kode yang dit et apkan di propinsi yang
bersangkut an;

- 14 -

Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007

c. 5 (lima) digit
dit erbit kan.

t erakhir

unt uk

nomor

urut

API

yang

(2) Dalam hal t erj adi perubahan t erhadap j umlah wilayah sehingga
menyebabkan t erj adinya perubahan nomor kode propinsi, maka
nomor kode yang baru dit et apkan oleh Direkt ur Jenderal.
(3) Set iap API-K yang dit erbit kan diberikan nomor sesuai dengan
ket ent uan dalam pedoman administ rasi umum Depart emen
Perdagangan.
Pasal 28
Ket ent uan mengenai API-T sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf d diat ur t erpisah melalui Perat uran Ment eri.
Pasal 29
Ket ent uan pelaksanaan perat uran ini dapat diat ur lebih lanj ut oleh
Direkt ur Jenderal.
Pasal 30
API-U dan API-P yang dit erbit kan sebelum dit et apkannya Perat uran
ini dinyat akan t et ap berlaku sampai habis masa lakunya dan t unduk
pada ket ent uan dalam Perat uran ini.
Pasal 31
Perat uran ini mulai berlaku sej ak t anggal dit et apkan.
Agar set iap orang menget ahuinya, memerint ahkan pengumuman
Perat uran ini dengan penempat annya dalam Berit a Negara Republik
Indonesia.
Dit et apkan di Jakart a
pada t anggal 20 Juli 2007
MENTERI PERDAGANGAN R. I,
Salinan sesuai dengan aslinya
Sekretariat Jenderal
Departemen Perdagangan
Kepala Biro Hukum,

WIDODO

- 15 -

ttd
MARI ELKA PANGESTU

DAFTAR LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I.
NOMOR

: 31/M-DAG/PER/7/2007

TANGGAL

: 20 Juli 2007

A. LAMPIRAN I

:

Formulir Isian untuk Memperoleh Angka Pengenal Importir

B. LAMPIRAN II

:

Formulir Isian untuk Memperoleh Angka Pengenal Importir Khusus

C. LAMPIRAN III

:

Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

D. LAMPIRAN IV

:

Angka Pengenal Importir Umum (API-U)

E. LAMPIRAN V

:

Angka Pengenal Importir Produsen (API-P)

F. LAMPIRAN VI

:

Angka Pengenal Importir Khusus (API-K)

G. LAMPIRAN VII-a

:

Surat Penolakan API U/P

H. LAMPIRAN VII-b

:

Surat Penolakan API K

I.

LAMPIRAN VIII-a

:

Perubahan Susunan Pengurus/Direksi Perusahaan

J.

LAMPIRAN VIII-b

:

Perubahan Bentuk Badan Usaha, Alamat, NPWP,TDP

K. LAMPIRAN IX-a

:

Surat Pembekuan API U/P

L. LAMPIRAN IX-b

:

Surat Pembekuan API K

M. LAMPIRAN X-a

:

Surat Pengaktifan Kembali API U/P

N. LAMPIRAN X-b

:

Surat Pengaktifan Kembali API K

O. LAMPIRAN XI-a

:

Surat Pencabutan API U/P

P. LAMPIRAN XI-b

:

Surat Pencabutan API K

Q. LAMPIRAN XII

:

Daftar Nomor Kode API untuk Dinas Propinsi

R. LAMPIRAN XIII

:

Contoh Penomoran Kode Provinsi, Kabupaten/Kota

MENTERI PERDAGANGAN R.I.

MARI ELKA PANGESTU

Lampiran I
Peraturan Menteri Perdagangan R.I
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007
Tanggal : 20 Juli 2007
FORMULIR ISIAN UNTUK MEMPEROLEH
ANGKA PENGENAL IMPORTIR
UMUM/PRODUSEN *)
Kepada Yth.
……………….………………..
…………………………………
………………………………….
di
Nomor
Tanggal
Perihal

A.

:
:
:

IDENTITAS PERUSAHAAN
1.

Nama/Bentuk Perusahaan

:

2.

Alamat Kantor Pusat Perusahaan

:

3.

Nomor Telepon

:

4.

Nomor Faksimil

:

5.

No. Akta Notaris/Perubahan

:

6.

No. SIUP atau surat izin usaha/izin usaha
industri *)

:

7.

No. TDP

:

8.

NPWP Perusahaan

:

9.

NPWP Pengurus/Direksi Perusahaan :

10. No. Surat Ket Domisili Kantor Pusat
B.

:

IDENTITAS PENGURUS/DIREKSI PERUSAHAAN
1.

2.

Nama

: ………………………………………………………………

Alamat Rumah

: ………………………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………………………

No. Paspor/KTP

: ……………………………………………………………

NPWP

: ………………………………………………………………

Nama

: ………………………………………………………………

Alamat Rumah

: ………………………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………………………

No. Paspor/KTP

: ……………………………………………………………

NPWP

: ………………………………………………………………

3.

4.

Nama

: ………………………………………………………………

Alamat Rumah

: ………………………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………………………

No. Paspor/ KTP

: ………………………………………………………………

NPWP

: ………………………………………………………………

Nama

: ………………………………………………………………

Alamat Rumah

: ………………………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………………………

No. Paspor/KTP

: ………………………………………………………………

NPWP

: ………………………………………………………………

C. HUBUNGAN DENGAN BANK
(1) Nama Bank :………. …………………

Nomor Rekening Perusahaan : ……………

(2) Nama Bank :………. …………………

Nomor Rekening Perusahaan : ……………

(3) Dst.

D. LAMPIRAN PERSYARATAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

Fotokopi akte notaris pendirian perusahaan dan perubahannya;
Asli susunan pengurus/direksi perusahaan terakhir;
Fotokopi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) atau surat izin usaha/ izin usaha industri dari Departemen Terkait ;*)
Fotokopi Tanda Daftar Perusahaan (TDP);
Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Perusahaan sesuai dengan domisilinya;
Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Pengurus/Direksi Perusahaan;
Fotokopi surat keterangan domisili, atau sewa/kontrak dari pemilik gedung;
Referensi bank devisa (asli);
Pasfoto berwarna masing-masing pengurus/direksi 2 (dua) lembar ukuran 3 x 4;
Fotokopi Paspo/KTP pengurus/direksi.

Yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menerima segala sanksi hukum terhadap diri pribadi maupun terhadap perusahaannya, jika
keterangan-keterangan di atas ternyata tidak benar.
……..……….., ……………… 2007
Materai
Rp. 6000,(Pimpinan Perusahaan)
*) Coret yang tidak perlu

Lampiran II
Peraturan Menteri Perdagangan R.I
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007
Tanggal : 20 Juli 2007
FORMULIR ISIAN UNTUK MEMPEROLEH
ANGKA PENGENAL IMPORTIR
KHUSUS
Kepada Yth.
……………….………………..
…………………………………
………………………………….
di
Nomor
Tanggal
Perihal

:
:
:

E. IDENTITAS KONTRAKTOR KONTRAK KERJA SAMA (KKKS)
1. Nama/Bentuk KKKS

:

2. Alamat Kantor/lokasi KKKS

:

3. Nomor Telepon

:

4. Nomor FaksimilI

:

5. NPWP KKKS

:

6. No. Kontrak Kerjasama

:

F. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR KKS :
1. Nama

: ………………………………………………………………

Alamat domisili

: ………………………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………………………

No. Identitas

: ……………………………………………………………

2. Nama

: ………………………………………………………………

Alamat domisili

: ………………………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………………………

No. Identitas

: ………………………………………………………………

3. Nama

: ………………………………………………………………

Alamat domisili

: ………………………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………………………

No. Identitas

: ………………………………………………………………

4. Nama

: ………………………………………………………………

Alamat domisili

: ………………………………………………………………

Jabatan

: ………………………………………………………………

No. Identitas

: ………………………………………………………………

G. LAMPIRAN PERSYARATAN
a. Salinan Kontrak Kerjasama antara Kontraktor KKS dengan pemerintah / Badan Pelaksana Migas;
b. Rekomendasi dari Badan Pelaksana;
c.

Foto kopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Kontraktor KKS ;

d. Pas foto berwarna masing-masing Penanggung jawab / pengurus Kontraktor KKS, 2 (dua) lembar ukuran 3 x 4; dan
e. Fotokopi bukti identitas masing-masing penanggung jawab Kontraktor KKS.

Yang bertanda tangan di bawah ini bersedia menerima segala sanksi hukum terhadap diri pribadi maupun terhadap
perusahaannya, jika keterangan-keterangan di atas ternyata tidak benar.
……..……….., ……………… 2007
Materai
Rp. 6000,(Penanggung Jawab KKKS)

Lampiran III
Peraturan Menteri Perdagangan R.I
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007
Tanggal : 20 Juli 2007

CONTOH
BERITA ACARA PEMERIKSAAN (BAP)
NOMOR :
TANGGAL:
Kami yang bertugas :
1. Nama
Jabatan
NIP

: ……………………………………………
: ……………………………………………
: ……………………………………………

2. Nama
Jabatan
NIP

: ……………………………………………
: ……………………………………………
: ……………………………………………

sesuai dengan surat permohonan dan daftar isian berikut lampirannya yang kami terima pada hari ……..……… tanggal
……………………………………., kami telah mengadakan pemeriksaan atas perusahaan :
……………………………………………
Nama
: ……………………………………………
Alamat
: ……………………………………………
Dengan ini menyatakan bahwa dokumen yang dilampirkan pada surat perusahaan sebagaimana diatur dalam Pasal 12
Peraturan Menteri Perdagangan No. .............................. tanggal .............................. adalah :
a. Benar, sehingga kepada perusahaan tersebut di atas dapat diberikan API-U/API-P/API-K; *)
b. Tidak benar, sehingga kepada perusahaan tersebut di atas tidak dapat diberikan API-U/API-P/API-K*)
Demikian berita ini dibuat dengan sebenarnya.
Kabupaten/Kota ……………, ………………………….
Pemeriksa

Pemeriksa

( ……………………………. )

( ……………………………. )
KEPALA DINAS………./DIREKTUR IMPOR*)
……………………..………………….
KABUPATEN/KOTA ………………*)

(………………………………………)
NIP.
*) Coret yang tidak perlu

Lampiran IV
Peraturan Menteri Perdagangan RI
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007
Tanggal: 20 Juli 2007

DEPARTEMEN PERDAGANGAN
Logo Depdag

………………………………………………………………………..
………………………………………………………..
ANGKA PENGENAL IMPORTIR - UMUM (API-U)

Nomor

: …………………………

Berlaku s.d. : …………………………
Sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP) …..……………………………..……………………….
Nomor ………………… tanggal …………. , diberikan Angka Pengenal Importir Umum (API-U), kepada :
Nama/Bentuk Perusahaan

: …………………………………………………………………………………

Alamat Kantor Pusat

: …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Nama Penanggung Jawab

: …………………………………………………………………………………

Telepon

: …………………………………………………………………………………

Faksimil

: …………………………………………………………………………………

Nomor Akte Notaris/Perubahan : …………………………………………………………………………………
Nomor SIUP/Surat Izin usaha

: …………………………………………………………………………………

Nomor TDP

: …………………………………………………………………………………

NPWP

: …………………………………………………………………………………

Nomor Surat Ket. Domisili

: …………………………………………………………………………………

/sewa kontrak
Jenis Barang/Jasa/
Dagangan Utama

: …………………………………………………………………………………
………………………, ………………………
a.n. Menteri Perdagangan
…………………………………………………..
(
NIP

Tembusan :
1.
Direktur Impor, Ditjen Daglu;
2.
Direktur Bank Indonesia/ULN;
3.
Direktur Teknis Kepabeanan Bea dan Cukai, Depkeu.

)

IDENTITAS PENGURUS/DIREKSI PERUSAHAAN
1.

2.

3.

4.

Nama
Alamat Rumah
Jabatan
No. Paspor/KTP
NPWP
Contoh Tanda Tangan
Nama
Alamat Rumah
Jabatan
No. Paspor/KTP
NPWP
Contoh Tanda Tangan
Nama
Alamat Rumah
Jabatan
No. Paspor/KTP
NPWP
Contoh Tanda Tangan
Nama
Alamat Rumah

: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
…………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………..………………………………………

:
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
…………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: ……………………………………………….………….
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
…………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: ………………………………………………….……….
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..

………..……………………………………..
Jabatan

No. Paspor/KTP
NPWP
Contoh Tanda Tangan :

: ………..……………………………………..
: ………..……………………………………..
: ………..……………………………………..

………..……………………………………..

Dengan Ketentuan Sebagai Berikut:
a. Perusahaan Pemilik API wajib melaporkan kepada Kepala …………. dengan tembusan Kepada Direktur Impor selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)

b.

c.

d.

e.

hari sejak:
(1) Perubahan mengenai kegiatan usahanya sekali dalam 1 (satu) tahun;
(2) Perubahan mengenai setiap perubahan bentuk badan usaha, pengurus/direksi dan alamat perusahaan;
API dibekukan apabila:
(1) Sedang diperiksa oleh penyidik yang berwenang karena diduga melakukan tindak pidana yang berkaitan dengan penyalahgunaan API;
(2) Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud huruf a butir (1) dan (2);
(3) Dalam hal tertentu atas permintaan Menteri atau pejabat yang ditunjuk
API yang telah dibekukan sebagaimana dimaksud huruf b, baru dapat diaktifkan kembali apabila:
(1) Telah dikeluarkan perintah penghentian penyidikan oleh penyidik;
(2) Dinyatakan tidak bersalah/dibebaskan dari segala tuntutan hukum yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dengan melampirkan
amar pengadilan:
(3) Telah melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud huruf a butir (1) dan (2).
API dicabut apabila:
(1) Mengalami pembekuan API sebanyak 2 (dua) kali
(2) Tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud huruf a butir (1) dan (2) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pembekuan;
(3) Melanggar ketentuan tata niaga impor yang berlaku;
(4) Memalsukan dan atau menyalahgunakan dokumen impor dan surat-surat yang berkaitan dengan impor;
(5) Dinyatakan bersalah oleh pengadilan atas tindak pidana yang berkaitan dengan penyalahgunaan API dan telah mempunyai kekuatan hukum
yang tetap; atau
(6) Dalam hal tertentu atas permintaan Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
Pembekuan, pengaktifan kembali, dan pencabutan API:
(1) Sebagaimana dimaksud dalam huruf b, c, dan d dilakukan oleh ………………………………… di mana API diterbitkan.
(2) Sebagaimana dimaksud dalam huruf b, c, dan d, wajib disampaikan kepada perusahaan yang bersangkutan secara tertulis, tembusan kepada
Direktur Impor.

Lampiran V
Peraturan Menteri Perdagangan RI
Nomor : 31/M-DAG/PER/7/2007
Tanggal: 20 Juli 2007

DEPARTEMEN PERDAGANGAN
Logo Depdag

………………………………………………………………………..
………………………………………………………..
ANGKA PENGENAL IMPORTIR – PRODUSEN

Nomor

: …………………………

Berlaku s.d. : …………………………
Sesuai Berita Acara Pemeriksaan (BAP) …..……………………………..……………………….
Nomor ………………… tanggal …………. , diberikan Angka Pengenal Importir Khusus, kepada :
Nama/Bentuk Perusahaan

: …………………………………………………………………………………

Alamat Kantor Pusat

: …………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Nama Penanggung Jawab

: …………………………………………………………………………………

Telepon

: …………………………………………………………………………………

Faksimil

: …………………………………………………………………………………

Nomor Akte Notaris/Perubahan : …………………………………………………………………………………
Nomor izin usaha industri/izin
setara lainnnya

: …………………………………………………………………………………

Nomor TDP

: …………………………………………………………………………………

NPWP

: …………………………………………………………………………………

Nomor Surat Ket. Domisili

: …………………………………………………………………………………

/sewa kontrak
Jenis Izin Usaha Industri

: .…………………………………………………………………………………
………………………, ………………………
a.n. Menteri Perdagangan
…………………………………………………..

(
NIP
Tembusan :
1. Direktur Impor, Ditjen Daglu;
2. Direktur Bank Indonesia/ULN;
3. Direktur Teknis Kepabeanan Bea dan Cukai, Depkeu.

)

IDENTITAS PENGURUS/DIREKSI PERUSAHAAN
1.

2.

3.

4.

Nama
Alamat Rumah
Jabatan
No. Paspor/KTP
NPWP
Contoh Tanda Tangan
Nama
Alamat Rumah
Jabatan
No. Paspor/KTP
NPWP
Contoh Tanda Tangan
Nama
Alamat Rumah
Jabatan
No. Paspor/KTP
NPWP
Contoh Tanda Tangan
Nama
Alamat Rumah

: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
…………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………..………………………………………

:
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
…………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: ……………………………………………….………….
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
…………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: ………………………………………………….……….
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..
: …………………………………………………………..

………..……………………………………..
Jabatan

No. Paspor/KTP
NPWP
Contoh Tanda Tangan

: ………..……………………………………..
: ………..……………………………………..
: ………..……………………………………..
: ………..……………………………………..

Dengan Ketentuan Sebagai Berikut:
a. Perusahaan Pemilik API wajib melaporkan kepada Kepala …………. dengan tembusan Kepada Direktur Impor selambat-lambatnya 30 (tiga puluh)
hari sejak:
(1) Perubahan mengenai kegiatan usahanya sekali dalam 1 (satu) tahun;
(2) Perubahan mengenai setiap perubahan bentuk badan usaha, pengurus/direksi dan alamat perusahaan;

b.

API dibekukan apabila:
(1) Sedang diperiksa oleh penyidik yang berwenang karena diduga melakukan tindak pidana yang berkaitan dengan penyalahgunaan API;
(2) Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud huruf a butir (1) dan (2);
(3) Dalam hal tertentu atas permintaan Menteri atau pejabat yang ditunjuk

c.

API yang telah dibekukan sebagaimana dimaksud huruf b, baru dapat diaktifkan kembali apabila:
(1) Telah dikeluarkan perintah penghentian penyidikan oleh penyidik;
(2) Dinyatakan tidak bersalah/dibebaskan dari segala tuntutan hukum yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap dengan melampirkan amar
pengadilan:
(3) Telah melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud huruf a butir (1) dan (2).

d.

API dicabut apabila:
(1) Mengalami pembekuan API sebanyak 2 (dua) kali
(2) Tidak melaksanakan kewajibannya sebagaimana dimaksud huruf a butir (1) dan (2) selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak
tanggal pemb