Permendagri No 50 Tahun 2009 ttg pelaksanaan koordinasi penataan ruang daerah

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI
NOMOR 50 TAHUN 2009
TENTANG
PEDOMAN KOORDINASI PENATAAN RUANG DAERAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI DALAM NEGERI,
Menim bang :

a. bahwa dalam rangka m enserasikan dan m ensinergikan penataan
ruang daerah, perlu dilakukan koordinasi dan sinkronisasi antar
susunan pem erintahan;
b. bahwa Keputusan Menteri Dalam Negeri Nom or 147 Tahun 2004
tentang Pedom an Koordinasi Penataan Ruang Daerah sudah tidak
sesuai dengan Undang-Undang Nom or 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, sehingga perlu diganti;
c. bahwa berdasarkan pertim bangan sebagaim ana dim aksud dalam
huruf a dan huruf b, perlu m enetapkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri tentang Pedom an Koordinasi Penataan Ruang Daerah;

Mengingat


:

1. Undang-Undang Nom or 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pem bangunan Nasional (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nom or 104, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia
Nom or 4421);
2. Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 tentang Pem erintahan
Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nom or
125, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4437)
sebagaim ana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan UndangUndang Nom or 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nom or 32 Tahun 2004 tentang Pem erintahan
Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom or
59, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4844);
3. Undang-Undang Nom or 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 68,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4725);
4. Undang-Undang Nom or 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pem bangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-20 25
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nom or 33,
Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4700);


-25. Undang-Undang Nom or 39 Tahun 2008 tentang Kem enterian Negara
(Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nom or 166,
Tam bahan lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4916);
6. Peraturan Pem erintah Nom or 79 Tahun 2005 tentang Pedom an
Pem binaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pem erintahan
Daerah (Lem baran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nom or
165, Tam bahan Lem baran Negara Republik Indonesia Nom or 4593);
7. Keputusan Presiden Nom or 4 Tahun 2009 tentang Badan Koordinasi
Penataan Ruang Nasional;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan :

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI TENTANG PEDOMAN KOORDINASI
PENATAAN RUANG DAERAH.

BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini, yang dim aksud dengan:

1.

Pem erintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota, dan perangkat daerah
sebagai unsur penyelenggara pem erintahan daerah.

2.

Koordinasi adalah upaya m encapai suatu kesatuan sikap pandangan dan gerak
langkah m elalui kegiatan yang m eliputi penentuan pem bagian pekerjaan, hubungan
kerja dan penyaluran tanggung jawab m asing-m asing unsur yang terlibat dalam
penyelenggaraan suatu tugas untuk m enghindari adanya kesim pangsiuran dan/ atau
tum pang tindih.

3.

Sinkronisasi adalah upaya m enciptakan suatu kondisi di antara kom ponen-kom ponen
yang m em iliki gerakan secara selaras dan sim ultan (tidak bertentangan atau
m enim bulkan konflik) serta m em iliki tujuan yang sam a.

4.


Ruang adalah wadah yang m eliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
term asuk ruang di dalam bum i sebagai satu kesatuan wilayah, tem pat m anusia dan
m akhluk lain hidup, m elakukan kegiatan, dan m em elihara kelangsungan hidupnya.

5.

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

6.

Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat perm ukim an dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonom i
m asyarakat yang secara hierarkis m em iliki hubungan fungsional.

7.

Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang m eliputi
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya.


8.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang, pem anfaatan
ruang, dan pengendalian pem anfaatan ruang.

9.

Perencanaan tata ruang adalah suatu proses untuk m enentukan struktur ruang dan
pola ruang yang m eliputi penyusunan dan penetapan rencana tata ruang.

10. Pem anfaatan ruang adalah upaya untuk m ewujudkan struktur ruang dan pola ruang
sesuai dengan rencana tata ruang m elalui penyusunan dan pelaksanaan program
beserta pem biayaannya.
11. Pengendalian pem anfaatan ruang adalah upaya mewujudkan tertib tata ruang.
12. Rencana Um um Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RUTR adalah Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi atau Kabupaten/ Kota.

-313. Rencana Rinci Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RRTR adalah hasil perencanaan
tata ruang pada kawasan yang m erupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistem nya ditentukan berdasarkan aspek fungsional dan

disusun berdasarkan nilai strategis kawasan dan/ atau kegiatan kawasan sebagai
perangkat operasionalisasi rencana tata ruang wilayah.
14. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang selanjutnya disebut RTRWN adalah
arahan kebijakan dan strategi pem anfaatan ruang wilayah negara.
15. Rencana Tata Ruang Pulau/ Kepulauan yang selanjutnya disebut
RTR
Pulau/ Kepulauan adalah rencana rinci yang disusun sebagai penjabaran dan
perangkat operasional dari RTRWN.
16. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Nasional yang selanjutnya disebut dengan
RTR Kawasan Strategis Nasional adalah rencana tata ruang yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena m em punyai pengaruh sangat penting secara nasional terhadap
kedaulatan negara, pertahanan dan keam anan negara, ekonom i, sosial, budaya,
dan/ atau lingkungan, term asuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai warisan dunia.
17. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi yang selanjutnya disingkat RTRWP adalah hasil
perencanaan tata ruang yang m erupakan penjabaran strategi dan arahan kebijakan
pem anfaatan ruang wilayah nasional dan pulau/ kepulauan ke dalam struktur dan
pola ruang wilayah Provinsi.
18. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Provinsi yang selanjutnya disebut dengan
RTR Kawasan Strategis Provinsi adalah rencana tata ruang yang penataan ruangnya
diprioritaskan karena m em punyai pengaruh sangat penting dalam lingkup provinsi

terhadap ekonom i, sosial, budaya, dan/ atau lingkungan.
19. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota yang selanjutnya disingkat RTRWK/ K
adalah hasil perencanaan tata ruang yang m erupakan penjabaran RTRWP ke dalam
struktur dan pola ruang wilayah Kabupaten/ Kota.
20. Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kabupaten/ Kota yang selanjutnya disebut
dengan RTR Kawasan Strategis Kabupaten/ Kota adalah rencana tata ruang yang
penataan ruangnya diprioritaskan karena m em punyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup Kabupaten/ Kota terhadap ekonom i, sosial, budaya, dan/ atau lingkungan.
21. Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/ Kota adalah rencana rinci yang m erupakan
penjabaran dari Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/ Kota.
22. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional, yang selanjutnya disebut BKPRN adalah
badan yang dibentuk untuk m endukung pelaksanaan Undang-Undang Nom or 26
Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang tugas pokoknya m engoordinasikan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan penataan ruang.
23. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah, yang selanjutnya disebut BKPRD adalah
badan bersifat ad-hoc yang dibentuk untuk m endukung pelaksanaan Undang-Undang
Nom or 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang di Provinsi dan di Kabupaten/ Kota
dan m em punyai fungsi m em bantu pelaksanaan tugas Gubernur dan Bupati/ Walikota
dalam koordinasi penataan ruang di daerah.


BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
Ruang lingkup koordinasi penataan ruang daerah m eliputi:
a. perencanaan tata ruang;
b. pem anfaatan ruang; dan
c. pengendalian pem anfaatan ruang.

-4BAB III
ORGANISASI
Bagian Pertam a
Provinsi
Pasal 3
(1) Penataan ruang sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 di provinsi m enjadi tugas dan
tanggung jawab Gubernur.
(2) Gubernur dalam m elaksanaan koordinasi penataan ruang sebagaim ana dim aksud
pada ayat (1), m em bentuk BKPRD Provinsi.
(3) Susunan keanggotaan BKPRD Provinsi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), terdiri
atas:
a. Penanggung jawab


: Gubernur dan Wakil Gubernur;

b. Ketua

: Sekretaris Daerah Provinsi;

c. Sekretaris

: Kepala Bappeda Provinsi;

d. Anggota

: SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kem am puan daerah.
Pasal 4

(1) BKPRD Provinsi dalam m elaksanakan koordinasi penataan ruang sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 3 ayat (2), m em punyai tugas:
a.


Perencanaan tata ruang m eliputi:
1.

m engoordinasikan dan m erum uskan penyusunan rencana tata ruang provinsi;

2.

m em aduserasikan rencana pem bangunan jangka panjang dan m enengah
dengan
rencana
tata
ruang
provinsi
serta
m em pertim bangkan
pengarusutam aan pem bangunan berkelanjutan m elalui instrum en Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

3.


m engintegrasikan, m em aduserasikan, dan m engharm onisasikan rencana
tata ruang provinsi dengan rencana tata ruang wilayah nasional, rencana tata
ruang pulau/ kepulauan, rencana tata ruang kawasan strategis nasional,
rencana tata ruang wilayah provinsi yang berbatasan, dan rencana tata ruang
wilayah kabupaten/ kota dalam provinsi yang bersangkutan;

4.

m engoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah
tentang rencana tata ruang provinsi kepada BKPRN dalam rangka
m em peroleh persetujuan substansi teknis;

5.

m engoordinasikan pelaksanaan evaluasi rancangan peraturan
tentang rencana tata ruang provinsi kepada Menteri Dalam Negeri;

6.

m engoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang provinsi;

7.

m ensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/ kota dengan
provinsi dan antar kabupaten/ kota yang berbatasan;

8.

m elakukan fasilitasi dan supervisi penyusunan rencana tata ruang yang
m enjadi wewenang dan tanggung jawab Pem erintah Kabupaten/ Kota dalam
provinsi yang bersangkutan;

9.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis rencana tata
ruang kabupaten/ kota;

daerah

10. m em berikan m asukan kepada Gubernur untuk dijadikan bahan rekom endasi
atas rancangan peraturan daerah tentang rencana tata ruang
kabupaten/ kota dalam rangka persetujuan substansi teknis;
11. m em berikan rekom endasi kepada Gubernur dalam proses penetapan
rancangan peraturan daerah m enjadi peraturan daerah tentang rencana tata
ruang kabupaten/ kota;

-512. m elakukan fasilitasi pelaksanaan konsultasi substansi teknis rencana tata
ruang kabupaten/ kota ke BKPRN;
13. m elakukan
fasilitasi
kabupaten/ kota;

pelaksanaan

evaluasi

rencana

tata

ruang

14. m elakukan fasilitasi proses penetapan rencana tata ruang kabupaten/ kota;
dan
15. m engoptim alkan peran m asyarakat dalam perencanaan tata ruang.
b.

c.

Pem anfaatan ruang m eliputi:
1.

m engoordinasikan penanganan dan penyelesaian perm asalahan dalam
pem anfaatan ruang baik di provinsi m aupun di kabupaten/ kota, dan
m em berikan pengarahan serta saran pem ecahannya;

2.

m em berikan rekom endasi guna m em ecahkan perm asalahan pem anfaatan
ruang provinsi dan perm asalahan pem anfaatan ruang yang tidak dapat
diselesaikan kabupaten/ kota;

3.

m em berikan inform asi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana
tata ruang provinsi;

4.

m enjaga akuntabilitas publik sebagai
pem erintah, swasta, dan m asyarakat;

5.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan kerjasam a penataan ruang antar provinsi;
dan

6.

m engoptim alkan peran m asyarakat dalam pem anfaatan ruang.

bentuk

layanan

pada

jajaran

Pengendalian pem anfaatan ruang m eliputi:
1.

m engoordinasikan penetapan arahan peraturan zonasi sistem provinsi;

2.

m em berikan rekom endasi
kabupaten/ kota;

3.

m elakukan fasilitasi dalam pelaksanaan penetapan insentif dan disinsentif
dalam pelaksanaan pem anfaatan ruang provinsi dan/ atau lintas provinsi
serta lintas kabupaten/ kota;

4.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan pem antauan, evaluasi, dan pelaporan
penyelenggaraan penataan ruang;

5.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pem anfaatan ruang untuk
m enjaga konsistensi pem anfaatan ruang dengan rencana tata ruang;

6.

m engoptim alkan peran m asyarakat dalam pengendalian pem anfaatan ruang;
dan

7.

m elakukan
evaluasi
kabupaten/ kota.

perizinan

atas

kinerja

pem anfaatan ruang provinsi

pelaksanaan

penataan

dan

ruang

(2) BKPRD Provinsi m enyelenggarakan pertem uan paling sedikit 1 (satu) kali dalam
3 (tiga) bulan untuk m enghasilkan rekom endasi alternatif kebijakan penataan ruang.
(3) BKPRD Provinsi dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud pada ayat (1)
dan ayat (2) m enyam paikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD Provinsi dan
rekom endasi secara berkala kepada Gubernur.
(4) BKPRD Provinsi m elakukan pem binaan dan m em fasilitasi penyelenggaraan penataan
ruang kabupaten/ kota.
Pasal 5
BKPRD Provinsi dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4
ayat (1), dapat:
a.

m enggunakan tenaga ahli yang diperlukan;

b.

m em bentuk Tim Teknis untuk m enangani penyelesaian m asalah-m asalah yang
bersifat khusus; dan

c.

m em inta bahan yang diperlukan dari SKPD Provinsi.

-6Pasal 6
Gubernur m em erintahkan SKPD terkait untuk m enindaklanjuti rekom endasi BKPRD
Provinsi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4 ayat (3).
Pasal 7
BKPRD Provinsi dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 4,
dibantu:
a. Sekretariat BKPRD Provinsi; dan
b. Kelom pok Kerja.
Pasal 8
(1) Sekretariat BKPRD Provinsi sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 huruf a berada
pada Bappeda Provinsi yang dipim pin oleh Sekretaris Bappeda Provinsi.
(2) Sekretariat BKPRD Provinsi sebagaim ana dim aksud pada ayat (1), m em punyai tugas:
a.

m enyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD Provinsi;

b.

m enyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD Provinsi;

c.

m elakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD Provinsi;

d.

m engoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelom pok kerja dalam BKPRD
Provinsi;

e.

m engolah data dan inform asi untuk m endukung pelaksanaan tugas-tugas BKPRD
Provinsi;

f.

m enyiapkan dan m engem bangkan inform asi tata ruang provinsi;

g.

m enyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang provinsi; dan

h.

m enerim a pengaduan dari m asyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran
dalam penyelenggaraan penataan ruang.

(3) Sekretariat BKPRD Provinsi dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) bertanggung jawab kepada Sekretaris BKPRD Provinsi.
Pasal 9
Kelom pok Kerja sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 7 huruf b, terdiri atas:
a. Kelom pok Kerja Perencanaan Tata Ruang; dan
b. Kelom pok Kerja Pem anfaatan dan Pengendalian Pem anfaatan Ruang.
Pasal 10
(1) Kelom pok Kerja Perencanaan Tata Ruang sebagaim ana yang dim aksud dalam Pasal
9 huruf a, m em punyai susunan keanggotaan terdiri atas:
a.

Ketua

: Kepala Bidang pada Bappeda yang m em bidangi penataan
ruang;

b.

Wakil Ketua

: Kepala Bidang/ Sub Dinas pada Dinas yang m em bidangi
penataan ruang;

c.

Sekretaris

: Kepala Sub Bidang yang m em bidangi penataan ruang pada
Bappeda;

d.

Anggota

: SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kem am puan daerah.
(2) Kelom pok Kerja Perencanaan Tata Ruang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
m em punyai tugas:

-7a.

m em berikan m asukan kepada BKPRD Provinsi dalam rangka pelaksanaan
kebijakan penataan ruang provinsi;

b.

m elakukan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang dengan m em pertim bangkan
instrum en Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

c.

m elakukan fasilitasi penyusunan program dan pem biayaan dalam rangka
penerapan rencana tata ruang;

d.

m elakukan fasilitasi pengintegrasian program pem bangunan yang tertuang
dalam rencana tata ruang dengan rencana pem bangunan jangka panjang dan
m enengah;

e.

m enyiapkan bahan dalam rangka m em peroleh persetujuan substansi teknis
rencana tata ruang provinsi; dan

f.

m enginventarisasi dan m engkaji perm asalahan dalam perencanaan serta
m em berikan alternatif pem ecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD
Provinsi.

(3) Kelom pok Kerja Perencanaan Tata Ruang dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana
dim aksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Ketua BKPRD Provinsi.
Pasal 11
(1) Kelom pok Kerja Pem anfaatan dan Pengendalian Pem anfaatan Ruang sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 9 huruf b, m em punyai susunan keanggotaan terdiri atas:
a.

Ketua

:Kepala Bidang/ Sub
penataan ruang;

Dinas

b.

Wakil Ketua

:Kepala Bagian pada Biro Hukum ;

c.

Sekretaris

:Kepala Seksi/ Sub
penataan ruang;

d.

Anggota

a.

m em berikan m asukan kepada Ketua BKPRD Provinsi dalam rangka perum usan
kebijakan pem anfaatan dan pengendalian pem anfaatan ruang provinsi;

b.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan pem antauan terhadap penegakkan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang;

c.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap penegakkan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang;

d.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan pelaporan terhadap penegakkan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang;

e.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan pem anfaatan ruang;

f.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban pem anfaatan ruang; dan

g.

m enginventarisasi dan m engkaji perm asalahan dalam pem anfaatan dan
pengendalian pem anfaatan ruang serta m em berikan alternatif pem ecahannya
untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Provinsi.

Bidang

pada

pada

Dinas

yang

m em bidangi

Dinas

yang

m em bidangi

:SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kem am puan daerah.
(2) Kelom pok Kerja Pem anfaatan dan Pengendalian Pem anfaatan Ruang sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), m em punyai tugas:

(3) Kelom pok Kerja Pem anfaatan dan Pengendalian Pem anfaatan Ruang dalam
m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) bertanggung jawab
kepada Ketua BKPRD Provinsi.
Pasal 12
Pem bentukan BKPRD Provinsi, Sekretariat BKPRD, dan Kelom pok Kerja sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 3 dan Pasal 7 ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

-8Bagian Kedua
Kabupaten/ Kota
Pasal 13
(1) Penataan ruang sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 2 di kabupaten/ kota m enjadi
tugas dan tanggung jawab Bupati/ Walikota.
(2) Bupati/ Walikota dalam m elaksanaan koordinasi penataan ruang sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), m em bentuk BKPRD Kabupaten/ Kota.
(3) Susunan keanggotaan BKPRD Kabupaten/ Kota sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1), terdiri atas:
a. Penanggung jawab

: Bupati dan Wakil Bupati;
Walikota dan Wakil Walikota;

b. Ketua

: Sekretaris Daerah Kabupaten/ Kota;

c. Sekretaris

: Kepala Bappeda Kabupaten/ Kota;

d. Anggota

: SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kem am puan daerah.
Pasal 14

(1) BKPRD Kabupaten/ Kota dalam m elaksanakan koordinasi penataan
sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 ayat (2), m em punyai tugas:
a.

b.

ruang

Perencanaan tata ruang m eliputi:
1.

m engoordinasikan
kabupaten/ kota;

dan

m erum uskan

penyusunan

rencana

tata

ruang

2.

m em aduserasikan rencana pem bangunan jangka panjang dan m enengah
dengan rencana tata ruang kabupaten/ kota serta m em pertim bangkan
pengarusutam aan pem bangunan berkelanjutan m elalui instrum en Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

3.

m engintegrasikan, m em aduserasikan, dan m engharm onisasikan rencana
tata ruang kabupaten/ kota dengan rencana tata ruang wilayah nasional,
rencana tata ruang pulau/ kepulauan, rencana tata ruang kawasan strategis
nasional, rencana tata ruang wilayah provinsi, rencana tata ruang kawasan
strategis provinsi, dan rencana tata ruang wilayah kabupaten/ kota yang
berbatasan;

4.

m ensinergikan penyusunan rencana tata ruang kabupaten/ kota dengan
provinsi dan antar kabupaten/ kota yang berbatasan;

5.

m engoordinasikan pelaksanaan konsultasi rancangan peraturan daerah
tentang rencana tata ruang kabupaten/ kota kepada BKPRD Provinsi dan
BKPRN;

6.

m engoordinasikan pelaksanaan evaluasi rencana tata ruang kabupaten/ kota
ke provinsi;

7.

m engoordinasikan proses penetapan rencana tata ruang kabupaten/ kota;
dan

8.

m engoptim alkan peran m asyarakat dalam perencanaan tata ruang.

Pem anfaatan ruang m eliputi:
1.

m engoordinasikan penanganan dan penyelesaian perm asalahan dalam
pem anfaatan ruang baik di kabupaten/ kota, dan m em berikan pengarahan
serta saran pem ecahannya;

2.

m em berikan rekom endasi guna m em ecahkan
pem anfaatan ruang kabupaten/ kota;

3.

m em berikan inform asi dan akses kepada pengguna ruang terkait rencana
tata ruang kabupaten/ kota;

perm asalahan

dalam

-9-

c.

4.

m enjaga akuntabilitas publik sebagai
pem erintah, swasta, dan m asyarakat;

5.

m elakukan fasilitasi
kabupaten/ kota; dan

6.

m engoptim alkan peran m asyarakat dalam pem anfaatan ruang.

pelaksanaan

bentuk

kerjasam a

layanan
penataan

pada

jajaran

ruang

antar

Pengendalian pem anfaatan ruang m eliputi:
1.

m engoordinasikan penetapan peraturan zonasi sistem kabupaten/ kota;

2.

m em berikan rekom endasi perizinan pem anfaatan ruang kabupaten/ kota;

3.

m elakukan identifikasi dalam pelaksanaan insentif dan disinsentif dalam
pelaksanaan pem anfaatan ruang kabupaten/ kota dengan provinsi dan
dengan kabupaten/ kota terkait;

4.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan pem antauan, evaluasi, dan pelaporan
penyelenggaraan penataan ruang;

5.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan pengendalian pem anfaatan ruang untuk
m enjaga konsistensi pem anfaatan ruang dengan rencana tata ruang; dan

6.

m engoptim alkan peran m asyarakat dalam pengendalian pem anfaatan ruang.

(2) BKPRD Kabupaten/ Kota m enyelenggarakan pertem uan paling sedikit 1 (satu) kali
dalam 3 (tiga) bulan untuk m enghasilkan rekom endasi alternatif kebijakan penataan
ruang.
(3) BKPRD Kabupaten/ Kota dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud pada
ayat (1) dan ayat (2) m enyam paikan laporan pelaksanaan tugas BKPRD
Kabupaten/ Kota dan rekom endasi secara berkala kepada Bupati/ Walikota.
Pasal 15
BKPRD Kabupaten/ Kota dalam m elaksanakan tugas sebagaiam ana dim aksud dalam
Pasal 14 ayat (1), dapat :
a.

m enggunakan tenaga ahli yang diperlukan;

b.

m em bentuk Tim Teknis untuk m enangani penyelesaian m asalah-m asalah yang
bersifat khusus; dan

c.

m em inta bahan yang diperlukan dari SKPD Kabupaten/ Kota.
Pasal 16

Bupati/ Walikota m em erintahkan SKPD terkait untuk m enindaklanjuti rekom endasi
BKPRD Kabupaten/ Kota sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 14 ayat (3).
Pasal 17
BKPRD Kabupaten/ Kota dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud dalam
Pasal 14, dibantu:
a.

Sekretariat BKPRD Kabupaten/ Kota; dan

b.

Kelom pok Kerja.
Pasal 18

(1) Sekretariat BKPRD Kabupaten/ Kota sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 17 huruf a
berada pada Bappeda Kabupaten/ Kota yang dipim pin oleh Sekretaris Bappeda
Kabupaten/ Kota.
(2) Sekretariat BKPRD
m em punyai tugas:

Kabupaten/ Kota

sebagaim ana

dim aksud

pada

ayat

a.

m enyiapkan bahan dalam rangka kelancaran tugas BKPRD Kabupaten/ Kota;

b.

m enyusun jadwal dan agenda kerja BKPRD Kabupaten/ Kota;

(1),

- 10 c.

m elakukan fasilitasi penyelenggaraan kegiatan BKPRD Kabupaten/ Kota;

d.

m engoordinasikan pelaksanaan kegiatan pada kelom pok kerja dalam BKPRD
Kabupaten/ Kota;

e.

m engolah data dan inform asi untuk m endukung pelaksanaan tugas-tugas BKPRD
Kabupaten/ Kota;

f.

m enyiapkan dan m engem bangkan inform asi tata ruang kabupaten/ kota;

g.

m enyiapkan laporan pelaksanaan koordinasi penataan ruang kabupaten/
dan

h.

m enerim a pengaduan dari m asyarakat berkaitan dengan terjadinya pelanggaran
dalam penyelenggaraan penataan ruang.

kota;

(3) Sekretariat BKPRD Kabupaten/ Kota dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1) bertanggung jawab kepada Sekretaris BKPRD
Kabupaten/ Kota.
Pasal 19
Kelom pok Kerja sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 17 huruf a, terdiri atas:
a. Kelom pok Kerja Perencanaan Tata Ruang; dan
b. Kelom pok Kerja Pem anfaatan dan Pengendalian Pem anfaatan Ruang.
Pasal 20
(1) Kelom pok Kerja Perencanaan Tata Ruang sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 19
huruf a, m em punyai susunan keanggotaan terdiri atas:
a. Ketua

: Kepala Bidang pada Bappeda yang m em bidangi penataan
ruang;

b. Wakil Ketua

: Kepala Bidang/ Sub Dinas pada
penataan ruang;

c. Sekretaris

: Kepala Sub Bidang yang m em bidangi penataan ruang pada
Bappeda;

Dinas yang m em bidangi

d. Anggota

: SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kem am puan daerah.
(2) Kelom pok Kerja Perencanaan Tata Ruang sebagaim ana dim aksud pada ayat (1),
m em punyai tugas:
a.

m em berikan m asukan kepada BKPRD Kabupaten/ Kota
pelaksanaan kebijakan penataan ruang kabupaten/ kota;

dalam

rangka

b.

m elakukan fasilitasi penyusunan rencana tata ruang dengan m em pertim bangkan
instrum en Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);

c.

m elakukan fasilitasi penyusunan program dan pem biayaan dalam rangka
penerapan rencana tata ruang;

d.

m elakukan fasilitasi pengintegrasian program pem bangunan yang tertuang
dalam rencana tata ruang dengan rencana pem bangunan jangka panjang dan
m enengah;

e.

m enyiapkan bahan dalam rangka m em peroleh persetujuan substansi teknis
rencana tata ruang kabupaten/ kota; dan

f.

m enginventarisasi dan m engkaji perm asalahan dalam perencanaan serta
m em berikan alternatif pem ecahannya untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD
Kabupaten/ Kota.

(3) Kelom pok Kerja Perencanaan Tata Ruang dalam m elaksanakan tugas sebagaim ana
dim aksud pada ayat (2) bertanggung jawab kepada Ketua BKPRD Kabupaten/ Kota.

- 11 Pasal 21
(1) Kelom pok Kerja Pem anfaatan dan Pengendalian Pem anfaatan Ruang sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 17 huruf b, m em punyai susunan keanggotaan terdiri atas:
a.

Ketua

:Kepala Bidang/ Sub
penataan ruang;

Dinas

pada

Dinas

yang

m em bidangi

b.

Wakil Ketua

:Kepala Bagian Hukum ;

c.

Sekretaris

:Kepala Seksi/ Sub
penataan ruang;

Bidang

pada

Dinas

yang

m em bidangi

d.

Anggota

a.

m em berikan m asukan kepada Ketua BKPRD Kabupaten/ Kota dalam rangka
perum usan kebijakan pem anfaatan dan pengendalian pem anfaatan ruang
kabupaten/ kota;

b.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan pem antauan terhadap penegakkan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang;

c.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan evaluasi terhadap penegakkan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang;

d.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan pelaporan terhadap penegakkan peraturan
daerah tentang rencana tata ruang;

e.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan perizinan pem anfaatan ruang;

f.

m elakukan fasilitasi pelaksanaan penertiban pem anfaatan ruang; dan

g.

m enginventarisasi dan m engkaji perm asalahan dalam pem anfaatan dan
pengendalian pem anfaatan ruang serta m em berikan alternatif pem ecahannya
untuk dibahas dalam sidang pleno BKPRD Kabupaten/ Kota.

:SKPD terkait penataan ruang yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kem am puan daerah.
(2) Kelom pok Kerja Pem anfaatan dan Pengendalian Pem anfaatan Ruang sebagaim ana
dim aksud pada ayat (1), m em punyai tugas:

(3) Kelom pok Kerja Pem anfaatan dan Pengendalian Pem anfaatan Ruang dalam
m elaksanakan tugas sebagaim ana dim aksud pada ayat (2) bertanggung jawab
kepada Ketua BKPRD Kabupaten/ Kota.
Pasal 22
Pem bentukan BKPRD Kabupaten/ Kota, Sekretariat BKPRD Kabupaten/ Kota, dan
Kelom pok Kerja sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 13 dan Pasal 1 7 ditetapkan dengan
Keputusan Bupati/ Walikota.

BAB IV
PELAPORAN
Pasal 23
(1) Bupati/ Walikota
m elaporkan
pelaksanaan
koordinasi
penataan
ruang
kabupaten/ kota kepada Gubernur dengan tem busan Menteri Dalam Negeri
disam paikan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan April dan
Agustus.
(2) Gubernur m elaporkan pelaksanaan koordinasi penataan ruang provinsi dan
pem binaan penataan ruang kabupaten/ kota kepada Menteri Dalam Negeri
disam paikan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun pada bulan Mei dan
Septem ber.

- 12 BAB V
PENDANAAN
Pasal 24
(1) Pendanaan pelaksanaan koordinasi penataan ruang provinsi dan pem binaan
penataan ruang kabupaten/ kota dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi dan sum ber-sum ber lain yang sah dan tidak m engikat.
(2) Pendanaan pelaksanaan koordinasi penataan ruang daerah kabupaten/ kota
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/ Kota dan
sum ber-sum ber lain yang sah dan tidak m engikat.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 25
Pada saat Peraturan Menteri ini m ulai berlaku, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nom or
147 Tahun 2004 tentang Pedom an Koordinasi Penataan Ruang Daerah dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 26
Keputusan Gubernur tentang Pem bentukan BKPRD Provinsi dan Keputusan
Bupati/ Walikota tentang Pem bentukan BKPRD Kabupaten/ Kota disesuaikan paling
lam bat dalam waktu 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini ditetapkan.
Pasal 27
Peraturan Menteri ini m ulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 19 Oktober 2009
MENTERI DALAM NEGERI,
ttd.
H. MARDIYANTO