Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Keabsahan Penggunaan Kekerasan oleh NATO Terhadap Libya Menurut Hukum Internasional T1 312006049 BAB IV
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di dalam bab-bab terdahulu, sebagai kesimpulan dari
penelitian ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Dari sisi formal intervensi NATO di Libya dapat dibenarkan secara Hukum
Internasional
karena
intervensi tersebut dilakukan sejalan dengan
ketentuan BAB VII Piagam PBB.
2. Dari sisi Argumen pembelaan diri (self-defence), dalam kasus Libya
argumen ini tidak relevan karena pada kenyataannya tidak ada peristiwa
yang mengancam keamanan negara-negara NATO secara individual.
B. Saran
Peristiwa semacam yang terjadi di Libya berpeluang untuk terjadi juga di
tempat lain. Ketika skripsi ini ditulis, Suriah sedang mengalami situasi yang kurang
lebih sama. Sama seperti di Libya, di Suriah juga terjadi krisis kemanusiaan.
Kondisi ini juga memungkinkan munculnya lagi perdebatan tentang sah tidaknya
intervensi atas dasar kemanusiaan seandainya tindakan itu diambil. Mengingat
masih ada pro dan kontra akan lebih baik kalu PBB memiliki pedoman yang jelas
1
tentang kapan dan dalam keadaan bagaimana intervensi atas dasar kemanusiaan
terutama di luar kerangka Dewan Keamanan PBB.
2
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian di dalam bab-bab terdahulu, sebagai kesimpulan dari
penelitian ini dapat dikemukakan hal-hal sebagai berikut :
1. Dari sisi formal intervensi NATO di Libya dapat dibenarkan secara Hukum
Internasional
karena
intervensi tersebut dilakukan sejalan dengan
ketentuan BAB VII Piagam PBB.
2. Dari sisi Argumen pembelaan diri (self-defence), dalam kasus Libya
argumen ini tidak relevan karena pada kenyataannya tidak ada peristiwa
yang mengancam keamanan negara-negara NATO secara individual.
B. Saran
Peristiwa semacam yang terjadi di Libya berpeluang untuk terjadi juga di
tempat lain. Ketika skripsi ini ditulis, Suriah sedang mengalami situasi yang kurang
lebih sama. Sama seperti di Libya, di Suriah juga terjadi krisis kemanusiaan.
Kondisi ini juga memungkinkan munculnya lagi perdebatan tentang sah tidaknya
intervensi atas dasar kemanusiaan seandainya tindakan itu diambil. Mengingat
masih ada pro dan kontra akan lebih baik kalu PBB memiliki pedoman yang jelas
1
tentang kapan dan dalam keadaan bagaimana intervensi atas dasar kemanusiaan
terutama di luar kerangka Dewan Keamanan PBB.
2