Faktor yang Mempengaruhi Cash Conversion Cycle Perusahaan Manufaktur Subsektor Barang Industri Komsumsi di BEI Periode 2010-2013
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) dapat digunakan untuk
mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara
definitif adalah interval waktu antara pengeluaran kas untuk pembelian bahan
baku sampai dengan waktu terkumpulnya kas dari hasil penjualan barang jadi
(Deloof, 2003). Konsep siklus konversi kas diperkenalkan oleh Gitman pada
tahun 1974, sebagai jawaban atas kekurangan penggunaan current ratio dan
quick ratio dalam mengukur dan menganalisis manajemen modal kerja. Current
rasio dan quick rasio bersifat statis karenanya kurang mampu mengukur efisiensi
perusahaan dalam mengelola modal kerjanya (Shin dan Soenen, 1998).
Siklus
konversi
kas
sangat
berguna
memperhitungkan berapa lama kas perusahaan
komperhensif pada modal kerja.
bagi
perusahaan
dalam
kembali sekaligus instrumen
Siklus konversi kas semangkin baik bila
waktunya semakin pendek yang artinya semakin pendek periode waktu yang
diperlukan dalam siklus produksinya baik itu terkait proses persediaan piutang
dan hutang perusahaan dalam menghasilkan aliran kas masuk bagi perusahaan
(Brigham dan Houston, (2006).
Sedangkan menurut Gentry, et al. (1990) siklus konversi kas yang
pendek biasanya mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan menerima kas
dengan cepat sementara membayar pemasok mendekati jatuh tempo. Siklus
konversi kas yang lebih pendek akan membuat perusahaan semakin efisien
dalam operasi internalnya dan semakin dekat ketersediaan aliran kas bersihnya
1
Universitas Sumatera Utara
sehingga membuat perusahaan lebih likuid. Namun hal ini tidak terlihat pada
siklus konversi kas pada perusahaan manufaktur subsektor barang industri
komsumsi pada tahun 2010-2013 yang ditunjukan pada gambar 1.1.
Gambar 1.1
Siklus Konversi Kas
200
180
160
140
120
Tahun 2010
100
Tahun 2011
80
Tahun 2012
60
Tahun 2013
40
20
0
Cash Conversion Cycle
Sumber: Data olahan, Lampiran 2
Gambar diatas menunjukan adanya fluktuasi pada siklus konversi kas,
terjadi peningkatan pada tahun 2010-2012 dan mengalami penurunan pada tahun
2013. Terlebih tahun 2012, rata-rata perusahaan manufaktur subsektor barang
industri komsumsi mengalami siklus konversi kas yang cukup panjang hal ini
mungkin dikarenakan beberapa faktor yang menghambat perputaran kas. Pada
tahun 2013 mengalami penurunan kembali , hal ini menjadi menarik untuk diteliti
lebih lanjut, apa saja faktor yang menyebabkan fluktuasi siklus konversi kas di
Indonesia khususnya sektor barang industri komsumsi.
Panjang siklus konversi kas akan berbeda pada ukuran perusahaan
yang berbeda. Perusahaan yang lebih besar terbukti memiliki siklus konversi
2
Universitas Sumatera Utara
kas yang lebih pendek (Moss, 1993). Moss menyimpulkan, perusahaan yang
lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola siklus
konversi kas. Perusahaan-perusahaan di dalam sebuah industri juga akan
memiliki pola siklus konversi kas yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan
pada
industri
yang lain. Jose, et al.
(1996)
menyatakan
bahwa antar
perusahaan yang berbeda memiliki variasi dalam pengukuran siklus konversi
kas. Perusahaan yang memiliki total asset dan net sales yang akses yang lebih
banyak dari pada perusahaan kecil dengan sumber pendanaan dan lebih dipercaya
oleh supplier untuk kerjasama atau melonggarkan kebijakan kredit.
Hal ini
tentunya memberi keuntungan bagi perusahaaan untuk meningkatkan penjualan
dan total assets yang dimilikinya, sehingga perusahaan besar dapat meningkatkan
profitabilitasnya.
Moss-Stine (1993) meneliti pengaruh antara ukuran perusahaan dan siklus
konversi kas pada perusahaan non-manufaktur.
Ukuran perusahaan diukur
melalui total aset dan net seles. Dalam penelitian dinyatakan adanya korelasi
negatif antara ukuran perusahaan retail dan SKK (Siklus konversi kas).
Semangkin besar perusahaan akan semangkin pendek SKK. Perusahaan yang
memiliki total aset dan net seles yang besar memiliki akses yang lebih banyak dari
pada perusahaan kecil terkait dengan sumber pendanaan dan lebih dipercaya oleh
supplier untuk kerjasama atau melonggarkan kebijakan kredit. Hal ini tentunya
memberi keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan total aset
yang
dimilikinya,sehingga
perusahaan
besar
dapat
meningkatkan
profitabilitasnya.
3
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio profitabilitas.
Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen
suatu perusahaan. Ada banyak ukuran profitabilitas contohnya Profit Margin,
ROA, ROE, ROI dan lain-lain.
Profitabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Alat yang umum
digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu
laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam persentase penjualan
(Handono,2009).
Siklus konversi kas yang lebih panjang akan menghasilkan profitabilitas
yang lebih besar. Secara teoritis siklus konversi kas tersebut memiliki pengaruh
terhadap
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas).
Perusahaan yang memiliki siklus konversi kas yang lama dapat mengalami
penurunan keuntungan yaitu apabila biaya yang timbul akibat investasi pada
modal kerja tersebut meningkat lebih cepat dibandingkan keuntungan
yang
didapat dari memiliki persediaan lebih banyak dan atau memberikan kredit
kepada pelanggan. Beberapa penelitian empiris yang pernah dilakukan, ternyata
membuktikan
bahwa siklus konversi kas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan (Jose, et al. (1996); Deloof (2003)). komponen
yang mempengaruhinya menurut Deloof (2003) adalah piutang, persediaan dan
utang, dimana perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang menurun akan
cenderung menunda pembayaran hutangnya, mempunyai lebih banyak simpanan
persedaan karena penjualan dalam piutang yang lebih panjang yang dapat
4
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena pelanggan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
menilai kualitas barang yang dibeli dari perusahaan yang profitnya menurun.
Likuiditas
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
memenuhi
kewajiban- kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar.
Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam perusahaan yang
relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki
likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka
pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang
jumlahnya relatif banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan
yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukan adanya saldo kas yang
menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit
perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha.
Jose et al. (1996) mengemukakan bahwa siklus konversi kas yang pendek
akan membuat manajer dapat meminimalisasi aset yang relatif tidak produktif
seperti kas dan surat berharga jangka pendek (marketable securities). Selain itu
siklus konversi kas juga melindungi kapasitas utang perusahaan karena pinjaman
jangka pendek menjadi semakin kurang diperlukan dalam menyediakan likuiditas.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah “apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas
berpengaruh
terhadap siklus konversi kas
pada perusahaan
manufaktur
subsektor barang industri komsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2013?”.
5
Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
penelitian
sebelumnya,
peneliti
merumuskan masalah penelitian “Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas dan
likuiditas bepengaruh terhadap siklus konversi kas secara parsial pada perusahaan
manufaktur subsektor barang industri komsumsi yang Terdaftar di BEI periode
2010-2013?”
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan ,
profitabilitas dan likuiditas terhadap siklus konversi kas .
1.4
Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini mamfaat yang dapat di peroleh adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis
untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siklus konversi kas.
2. Bagi peneliti selanjutmya,
penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam
melakukan penelitian sejenis dan menambah pengetahuan mengenai
siklus konversi kas dan faktor–faktor yang mempengaruhinya.
3. Bagi bidang akademik
6
Universitas Sumatera Utara
Penelitian diharapkan memberikan kontribusi sebagai bahan pustaka
khususnya
dalam
bidang
manajemen
keuangan,
serta
dapat
menjadikajian teoritis.
4. Bagi manajer
Penelitian di harapkan mampu memberikan gambaran kepada manajer
tentang beberapa faktor yang patut di pertimbangkan dalam siklus
konversi kas.
7
Universitas Sumatera Utara
1.1
Latar Belakang Masalah
Siklus konversi kas (Cash Conversion Cycle) dapat digunakan untuk
mengukur dari working capital management (WCM). Siklus konversi kas secara
definitif adalah interval waktu antara pengeluaran kas untuk pembelian bahan
baku sampai dengan waktu terkumpulnya kas dari hasil penjualan barang jadi
(Deloof, 2003). Konsep siklus konversi kas diperkenalkan oleh Gitman pada
tahun 1974, sebagai jawaban atas kekurangan penggunaan current ratio dan
quick ratio dalam mengukur dan menganalisis manajemen modal kerja. Current
rasio dan quick rasio bersifat statis karenanya kurang mampu mengukur efisiensi
perusahaan dalam mengelola modal kerjanya (Shin dan Soenen, 1998).
Siklus
konversi
kas
sangat
berguna
memperhitungkan berapa lama kas perusahaan
komperhensif pada modal kerja.
bagi
perusahaan
dalam
kembali sekaligus instrumen
Siklus konversi kas semangkin baik bila
waktunya semakin pendek yang artinya semakin pendek periode waktu yang
diperlukan dalam siklus produksinya baik itu terkait proses persediaan piutang
dan hutang perusahaan dalam menghasilkan aliran kas masuk bagi perusahaan
(Brigham dan Houston, (2006).
Sedangkan menurut Gentry, et al. (1990) siklus konversi kas yang
pendek biasanya mengindikasikan bahwa sebuah perusahaan menerima kas
dengan cepat sementara membayar pemasok mendekati jatuh tempo. Siklus
konversi kas yang lebih pendek akan membuat perusahaan semakin efisien
dalam operasi internalnya dan semakin dekat ketersediaan aliran kas bersihnya
1
Universitas Sumatera Utara
sehingga membuat perusahaan lebih likuid. Namun hal ini tidak terlihat pada
siklus konversi kas pada perusahaan manufaktur subsektor barang industri
komsumsi pada tahun 2010-2013 yang ditunjukan pada gambar 1.1.
Gambar 1.1
Siklus Konversi Kas
200
180
160
140
120
Tahun 2010
100
Tahun 2011
80
Tahun 2012
60
Tahun 2013
40
20
0
Cash Conversion Cycle
Sumber: Data olahan, Lampiran 2
Gambar diatas menunjukan adanya fluktuasi pada siklus konversi kas,
terjadi peningkatan pada tahun 2010-2012 dan mengalami penurunan pada tahun
2013. Terlebih tahun 2012, rata-rata perusahaan manufaktur subsektor barang
industri komsumsi mengalami siklus konversi kas yang cukup panjang hal ini
mungkin dikarenakan beberapa faktor yang menghambat perputaran kas. Pada
tahun 2013 mengalami penurunan kembali , hal ini menjadi menarik untuk diteliti
lebih lanjut, apa saja faktor yang menyebabkan fluktuasi siklus konversi kas di
Indonesia khususnya sektor barang industri komsumsi.
Panjang siklus konversi kas akan berbeda pada ukuran perusahaan
yang berbeda. Perusahaan yang lebih besar terbukti memiliki siklus konversi
2
Universitas Sumatera Utara
kas yang lebih pendek (Moss, 1993). Moss menyimpulkan, perusahaan yang
lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengelola siklus
konversi kas. Perusahaan-perusahaan di dalam sebuah industri juga akan
memiliki pola siklus konversi kas yang berbeda dengan perusahaan-perusahaan
pada
industri
yang lain. Jose, et al.
(1996)
menyatakan
bahwa antar
perusahaan yang berbeda memiliki variasi dalam pengukuran siklus konversi
kas. Perusahaan yang memiliki total asset dan net sales yang akses yang lebih
banyak dari pada perusahaan kecil dengan sumber pendanaan dan lebih dipercaya
oleh supplier untuk kerjasama atau melonggarkan kebijakan kredit.
Hal ini
tentunya memberi keuntungan bagi perusahaaan untuk meningkatkan penjualan
dan total assets yang dimilikinya, sehingga perusahaan besar dapat meningkatkan
profitabilitasnya.
Moss-Stine (1993) meneliti pengaruh antara ukuran perusahaan dan siklus
konversi kas pada perusahaan non-manufaktur.
Ukuran perusahaan diukur
melalui total aset dan net seles. Dalam penelitian dinyatakan adanya korelasi
negatif antara ukuran perusahaan retail dan SKK (Siklus konversi kas).
Semangkin besar perusahaan akan semangkin pendek SKK. Perusahaan yang
memiliki total aset dan net seles yang besar memiliki akses yang lebih banyak dari
pada perusahaan kecil terkait dengan sumber pendanaan dan lebih dipercaya oleh
supplier untuk kerjasama atau melonggarkan kebijakan kredit. Hal ini tentunya
memberi keuntungan bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualan total aset
yang
dimilikinya,sehingga
perusahaan
besar
dapat
meningkatkan
profitabilitasnya.
3
Universitas Sumatera Utara
Profitabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan rasio profitabilitas.
Rasio ini merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen
suatu perusahaan. Ada banyak ukuran profitabilitas contohnya Profit Margin,
ROA, ROE, ROI dan lain-lain.
Profitabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Alat yang umum
digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas dihubungkan dengan penjualan yaitu
laporan laba rugi dimana setiap posnya dinyatakan dalam persentase penjualan
(Handono,2009).
Siklus konversi kas yang lebih panjang akan menghasilkan profitabilitas
yang lebih besar. Secara teoritis siklus konversi kas tersebut memiliki pengaruh
terhadap
kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas).
Perusahaan yang memiliki siklus konversi kas yang lama dapat mengalami
penurunan keuntungan yaitu apabila biaya yang timbul akibat investasi pada
modal kerja tersebut meningkat lebih cepat dibandingkan keuntungan
yang
didapat dari memiliki persediaan lebih banyak dan atau memberikan kredit
kepada pelanggan. Beberapa penelitian empiris yang pernah dilakukan, ternyata
membuktikan
bahwa siklus konversi kas berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap profitabilitas perusahaan (Jose, et al. (1996); Deloof (2003)). komponen
yang mempengaruhinya menurut Deloof (2003) adalah piutang, persediaan dan
utang, dimana perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang menurun akan
cenderung menunda pembayaran hutangnya, mempunyai lebih banyak simpanan
persedaan karena penjualan dalam piutang yang lebih panjang yang dapat
4
Universitas Sumatera Utara
disebabkan karena pelanggan memerlukan waktu yang lebih banyak untuk
menilai kualitas barang yang dibeli dari perusahaan yang profitnya menurun.
Likuiditas
merupakan
kemampuan
suatu
perusahaan
memenuhi
kewajiban- kewajiban keuangan jangka pendek atau yang harus segera dibayar.
Masalah likuiditas merupakan salah satu masalah penting dalam perusahaan yang
relatif sulit dipecahkan. Dipandang dari sisi kreditur, perusahaan yang memiliki
likuiditas yang tinggi merupakan perusahaan yang baik, karena dana jangka
pendek kreditur yang dipinjam perusahaan dapat dijamin oleh aktiva lancar yang
jumlahnya relatif banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajemen, perusahaan
yang memiliki likuiditas yang tinggi menunjukan adanya saldo kas yang
menganggur, persediaan yang relatif berlebihan, atau karena kebijakan kredit
perusahaan yang tidak baik sehingga mengakibatkan tingginya piutang usaha.
Jose et al. (1996) mengemukakan bahwa siklus konversi kas yang pendek
akan membuat manajer dapat meminimalisasi aset yang relatif tidak produktif
seperti kas dan surat berharga jangka pendek (marketable securities). Selain itu
siklus konversi kas juga melindungi kapasitas utang perusahaan karena pinjaman
jangka pendek menjadi semakin kurang diperlukan dalam menyediakan likuiditas.
Berdasarkan uraian diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah “apakah ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas
berpengaruh
terhadap siklus konversi kas
pada perusahaan
manufaktur
subsektor barang industri komsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2010-2013?”.
5
Universitas Sumatera Utara
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian
latar
belakang
penelitian
sebelumnya,
peneliti
merumuskan masalah penelitian “Apakah ukuran perusahaan, profitabilitas dan
likuiditas bepengaruh terhadap siklus konversi kas secara parsial pada perusahaan
manufaktur subsektor barang industri komsumsi yang Terdaftar di BEI periode
2010-2013?”
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh ukuran perusahaan ,
profitabilitas dan likuiditas terhadap siklus konversi kas .
1.4
Manfaat Penelitian
Berdasarkan penelitian ini mamfaat yang dapat di peroleh adalah sebagai
berikut:
1. Bagi penulis
untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi siklus konversi kas.
2. Bagi peneliti selanjutmya,
penelitian diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam
melakukan penelitian sejenis dan menambah pengetahuan mengenai
siklus konversi kas dan faktor–faktor yang mempengaruhinya.
3. Bagi bidang akademik
6
Universitas Sumatera Utara
Penelitian diharapkan memberikan kontribusi sebagai bahan pustaka
khususnya
dalam
bidang
manajemen
keuangan,
serta
dapat
menjadikajian teoritis.
4. Bagi manajer
Penelitian di harapkan mampu memberikan gambaran kepada manajer
tentang beberapa faktor yang patut di pertimbangkan dalam siklus
konversi kas.
7
Universitas Sumatera Utara