PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi harus segera direspon secara
positif oleh dunia pendidikan. Salah satu bentuk respon positif dunia pendidikan
adalah dengan mengadakan perubahan kurikulum. Sikap tersebut diwujudkan dalam
bentuk usaha sekolah dengan memberikan layanan terbaik bagi semua anak didiknya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan berusaha secara terus menerus dan
terprogram mengadakan pembenahan diri di berbagai bidang baik sarana dan
prasarana, pelayanan administrasi dan informasi serta kualitas pembelajaran secara
utuh. Dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat
belajar secara efektif dan efisien mengenai pada tujuan yang diharapkan. Salah satu
langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik atau metode
mengajar.
Pendidikan, khususnya pendidikan formal, erat kaitannya dengan proses
belajar mengajar. Proses belajar mengajar adalah sebuah kegiatan yang integral
antara siswa sebagai pelajar yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar yang
sedang mengajar. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang
sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. 1
Belajar merupakan suatu proses aktif dalam memperoleh pengalaman/pengetahuan

1 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003), hal. 63

1

2

baru sehingga menyebabkan perubahan tingkah laku.2 Sedangkan mengajar
dilukiskan sebagai suatu proses interaksi antara guru dan siswa di mana guru
mengharapkan siswanya dapat menguasai pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
benar-benar dipilih oleh guru. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dipilih guru
itu hendaknya relevan dengan tujuan dari pelajaran yang diberikan dan disesuaikan
dengan struktur kognitif yang dimiliki siswa.3
Proses belajar mengajar, khususnya di sekolah, erat kaitannya dengan
kurikulum, yaitu program yang disusun terinci sehingga menggambarkan kegiatan
siswa di sekolah dengan bimbingan guru. Dengan perkataan lain suatu kurikulum
mengacu pengalaman-pengalaman belajar yang direncanakan untuk kepentingan
siswa dengan bimbingan guru, pengalaman-pengalaman belajar yang terdiri atas
pengetahuan keterampilan dan sikap tersedia untuk siswa selama waktu sekolah.4
Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir.
Penguasaan tingkat pemahaman terhadap matematika sangat diperlukan bagi semua

siswa selaku generasi penerus bangsa. Alur pikir dalam matematika sangat membantu
seseorang dalam mengkaji permasalahan, sehingga mampu membentuk pola pikir
yang konsisten dan terstruktur. Oleh karena itulah matematika sangat diperlukan baik
untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK, sehingga

2 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2001), hal. 92
3 Ibid., hal. 91
4 Ibid., hal. 4

3

matematika perlu dibekalkan kepada setiap siswa sejak Sekolah Dasar (SD), bahkan
sejak Taman Kanak-kanak (TK).5
Belajar matematika sama halnya dengan belajar logika, karena kedudukan
matematika dalam ilmu pengetahuan adalah sebagai ilmu dasar. Sehingga, untuk
dapat berkecimpung di dunia sains, teknologi, atau disiplin ilmu lainnya, langkah
awal yang harus ditempuh adalah menguasai alat atau ilmu dasarnya, yakni
menguasai matematika secara benar.6
Matematika merupakan subjek yang sangat penting dalam sistem pendidikan
di seluruh dunia. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas

utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang (terutama sains dan teknologi), di
banding dengan negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai
subjek yang sangat penting.7
Belajar matematika memerlukan keterampilan dari seorang guru agar anak
didik mudah memahami materi yang diberikan guru. Jika guru kurang menguasai
strategi mengajar maka siswa akan sulit menerima materi pelajaran dengan sempurna.
Guru dituntut untuk mengadakan inovasi dan berkreasi dalam melaksanakan
pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa memuaskan.
Penyebab kurangnya minat belajar,

rendahnya prestasi belajar bisa kita

prediksi dengan melihat bagaimana keadaan lingkungan pendidikan tersebut. Salah
satu prediksinya adalah metode pembelajaran guru yang kreatif, kompetitif serta ko5 Herman Hudojo, Pengembangan Kurikulum…. hal. 45
6 Masykur Ag dan Abdul Halim, Mathematical Intelligence. (Yogyakarta:Ar Ruz Media,
2008), hal. 43
7 Ibid., hal. 42

4


operatif sehingga membuat suasana yang kurang mendukung dan kurang menyenangkan dalam proses pembelajaran sehingga minat belajar siswa kurang dan akibatnya prestasi pada siswa juga ikut berkurang dalam evaluasi belajar. Terutama pada
mata pelajaran matematika yang selalu menjadi momok bagi siswa.
Pada kenyataannya menunjukkan bahwa pelajaran matematika diberikan disemua sekolah, baik dijenjang pendidikan dasar maupun pendidikan menengah dan juga
diberikan porsi yang banyak yaitu 5-6 jam pelajaran dalam satu minggu. Itupun
belum termasuk jam tambahan diluar jam pelajaran. Malah ada suatu sekolah yang ingin memperoleh label internasional
memenuhi

standar

(Sekolah Berbasis Internasional) harus

yang diantaranya jam pelajaran matematika paling tidak 1

minggu 30 – 36 jam pelajaran. Kalau begitu ada tanda tanya besar dengan porsi itu,
Apa malah membuat bosan pada siswa untuk belajar matematika dengan porsi itu?.
Matematika diberikan dijenjang persekolahan itu sekarang, biasa disebut sebagai matematika sekolah (school mathematics).8 Sudah barang tentu diharapkan agar
pelajaran matematika yang diberikan disemua jenjang pendidikan itu akan mempunyai kontribusi yang berarti bagi bangsa masa depan, khususnya dalam “mencerdaskan
kehidupan Bangsa“ sebagaimana yang tercantum dalam mukodimah Undang – Undang Dasar RI.
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah perlu dibarengi dengan penggunaan
model pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu

rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi
siswa, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas dalam setting pembelajaran dan
8

Soedjadi, Kiat – Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia, ( ttp: Depdiknas, 2000 ), hal. 3

5

setting lainnya.9 Sedangkan Trianto mengemukakan bahwa model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.10 Model
pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan,
termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap kegiatan pembelajaran,
lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas.11 Penerapan model pembelajaran
merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi siswa, oleh karenanya
diperlukan adanya inovasi dalam penerapan model pembelajaran matematika.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan dalam matematika
adalah pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran matematika yang beraliran konstruktivisme. Dalam hal ini kooperatif merupakan konstruktivisme sosial. Konstruktivisme sosial ini adalah suatu pengetahuan
yang di bangun oleh pengalaman siswa sendiri yang berinteraksi dengan teman dan
lingkungan. Kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan adanya

kelompok – kelompok. Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat
kemampuan yang berbeda – beda. Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan
diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling
belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan
menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan
9 Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo, 2009),
hal. 25
10 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), hal. 51
11 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. (Jakarta: Prestasi Pustaka,
2007), hal. 1

6

peranan diri sendiri aupun teman lain.12 Dalam pembelajaran kooperatif terdapat
berbagai tipe. Salah satu dari tipe pembelajaran kooperatif adalah jigsaw.
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, siswa dibentuk kelompok –
kelompok. Dalam hal ini, terdapat kelompok ahli dan kelompok asal. Pembagian
kelompok harus yag berkemampuan berbeda – beda ( heterogen ), jika mungkin
anggota kelompok berasal dari ras, suku, budaya, serta kesetaraan gender. Kelompok

ini disebut kelompok asal. Jumlah anggota dalam kelompok asal menyesuaikan
dengan jumlah bagian materi yag akan dipelajari siswa sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai. Dalam tipe jigsaw ini, setiap siswa diberi tugas
mempelajari salah satu bagian materi pembelajaran tersebut. Semua siswa dengan
materi yang sama belajar bersama dalam kelompok yang disebut kelompok ahli.
Dalam kelompok ahli siswa mendiskusikan bagian materi pembelajaran yang
sama, serta menyusun rencana bagaimana menyampaikan kepada temannya jika
kembali ke kelompok asal. Guru memfasilitasi diskusi kelompok baik yang ada
dalam kelompok ahli maupun kelompok asal. Dalam pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw ini pengetahuan dapat dibangun oleh pengalaman siswa itu sendiri yang
berinteraksi dengan teman dan lingkungan. Karena dalam pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw terdapat tutor sebaya yang dianggap mampu untuk mengembangkan
pengetahuan siswa.

12 Markaban,”Model pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif”(ttp:Depdiknas Pusat pengembangan dan penataran guru matematika,2009), hal. 8

7

Alasan peneliti melakukan penelitian di MTs. Assyafi’iyah Gondang adalah
berdasarkan pengalaman yang dilakukan selama dua bulan Praktek Pengalaman

Lapangan (PPL) yang ditugaskan oleh STAIN Tulungagung sebagai mata kuliah
wajib yang harus ditempuh pada semester tujuh. Peneliti merasa dalam mengajar
siswa kelas VIII, sebagian dari mereka kurang tertarik dan termotivasi pada mata
pelajaran matematika karena beberapa faktor yang mempengaruhi, salah satunya
pembelajaran yang kurang menarik dan monoton. Dalam penelitian ini, mengambil
materi pokok kubus dan balok. Hal ini memiliki tujuan bahwa materi tersebut lebih
mudah dipahami oleh siswa. Dimana nantinya prestasi siswa diukur melalui tes akhir
pada materi pokok tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, peneliti ingin meneliti lebih lanjut tentang pengaruh
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi siswa pada materi pokok
kubus dan balok kelas VIII MTs Assyafi’iyah Gondang.
B.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas serta demi terwujudnya pembahasan
yang sesuai dengan harapan, maka peneliti memaparkan permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh

pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap


prestasi siswa kelas VIII MTs Assyafi’iyah Gondang?
2. Seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap
prestasi siswa kelas VIII MTs Assyafi’iyah Gondang ?

8

C. Tujuan Penelitian
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah:
1.

Untuk mengetahui adanya pengaruh pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap prestasi siswa kelas VIII MTs Assyafi’iyah Godang.

2.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap prestasi siswa kelas VIII MTs Assyafi’iyah Godang.

D. Kegunaan Hasil Penelitian
1. Secara Teoritis

Peneliti berharap penelitian ini nantinya dapat memberikan
gambaran tentang pendekatan pembelajaran matematika yang dapat
diterapkan pada siswa, sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat
berjalan lebih efektif dan dapat meningkatkan pemahaman matematika pada
siswa.

2. Secara Praktis
a. Bagi institusi pendidikan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan yang berkenaan dengan pembelajaran matematika.

9

b. Bagi guru sebagai bahan rujukan dalam menerapkan pendekatan pembelajaran sehingga Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dapat berjalan
efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa.
c. Sebagai bekal pengetahuan bagi siswa agar lebih meningkatkan kemampuan belajar matematika untuk menyelesaikan soal-soal dan
masalah matematika.
d. Bagi peneliti sebagai bahan pemikiran yang lebih mendalam akan
pentingnya pendekatan pembelajaran matematika.
E. Penegasan Istilah
1. Penegasan konseptual
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan

dalam penelitian ini, maka dipandang perlu menjelaskan istilah-istilah
sebagai berikut :
a. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) mengandung
pengertian mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling
membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau tim. Slavin
mengemukakan, “In cooperative learning method, student work
together in four member teams to master material initially presented
by the teacher. Dari uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa
cooperatif learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah
4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih

10

bergairah dalam belajar.13 Cooperative Learning juga dapat diartikan
sebagai suatu struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di
antara sesama anggota kelompok.14
b. Model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Metode Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif
yang dikembangkan dan diuji oleh Elliot Aronson dan rekan-rekan
sejawatnya. Dalam metode Jigsaw para siswa dari suatu kelas
dikelompokkan menjadi beberapa tim belajar yang beranggotakan 5 atau
6 orang secara heterogen. Guru memberikan bahan ajar dalam bentuk
teks kepada setiap kelompok dan setiap siswa dalam satu kelompok
bertanggung jawab untuk mempelajari satu porsi materinya. Para
anggota dari tim-tim yang berbeda tetapi membahas topik yang sama
bertemu untuk belajar dan saling membantu dalam mempelajari topik
tersebut. Kelompok semacam ini dalam metode Jigsaw disebut
kelompok ahli (expert group).15
c. Prestasi
Prestasi belajar merupakan hasil usaha belajar yang dicapai
seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang
akademik di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada
setiap akhir semester di dalam buki laporan yang disebut rapor.
13 Isjoni, Cooperative Learning Efektifitas pembelajaran kelompok. (Bandung:Alfabeta,2010),
hal. 15

14 http://www.unjabisnis.com/2010/04/jurnal-model-pembelajaran-kooperatif-learning.html
diakses tgl 31 Oktober 2010
15 Sutopo, Model-Model Pembelajaran. (Stain Tulungagung: tidak diterbitkan), hal.8

11

2. Penegasan Operasional
Berdasarkan judul di atas, Pengaruh Model Pembelajaran koperatif
tipe Jigsaw terhadap prestasi belajar siswa adalah pengaruh yang
ditimbulkan dari adanya model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
yang akan membuat siswa lebih bersemangat, giat dan tekun dalam
belajar, sehingga prestasi siswa akan meningkat. Dalam hal ini peneliti
memfokuskan pelajaran Matematika untuk siswa kelas VIII MTs Assyafi’iyah Gondang.
F. Sistematika Skripsi
Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini, maka penulis
memandang perlu mengemukakan sistematika pembahasan sebagai berikut :
Bagian Awal, terdiri dari halaman judul, halaman pengajuan, halaman
persetujuan pembimbing, halaman pengesahan, halaman motto, halaman
persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar
lampiran dan abstrak.
Bagian isi skripsi, terdiri dari lima bab dan masing-masing bab berisi
sub-sub bab, antara lain:
Bab I Pendahuluan, meliputi (a) latar belakang masalah, (b) rumusan
masalah, (c) tujuan penelitian, (d) kegunaan penelitian, (e) penegasan
istilah, (f) sistematika skripsi.
Bab II Landasan Teori, yang terdiri dari: (a) Hakikat Matematika, (b)
Model Pembelajaran Kooperatif, (c) Model pembelajaran kooperatif
tipe Jigsaw, (d) prestasi, (e) materi kubus dan balok, (f) Studi

12

pendahuluan dan asumsi penelitian, (g) Kajian Peneliti terdahulu, (h)
Hipotesis penelitian.
Bab III Metode Penelitian meliputi (a) pola penelitian, (b) populasi,
sampling dan sampel penelitian, (c) data, sumber data, dan variabel
penelitian, (d) metode dan instrumen pengumppulan data, (e) teknik
analisa data, dan (f) posedur pengumpulan data.
Bab IV Laporan Hasil Penelitian yang berisi, (a) deskripsi singkat
mengenai lokasi penelitian, (b) penyajian data, (c) analisa data dan
pengujian hipotesis, (d) rekapitulasi dan pembahasan penelitian.
Bab V Penutup dari keseluruhan bab yang berisi (a) kesimpulan dan
(b) saran.
Bagian akhir dari skripsi memuat hal-hal yang sifatnya komplementatif
yang berfungsi untuk menambah validitas isi skripsi yang terdiri dari daftar
pustaka dan lampiran-lampiran. Demikian sistematika pembahasan dari skripsi
yang berjudul “ Pengaruh Pembelajaran kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII MTs Assyafi’iyah Gondang ”.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 12

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 2

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 18

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 16

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS DAN BALOK KELAS VIII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TULUNGAGUNG TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 29

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII MTs AL HUDA BANDUNG TULUNGAGUNG PADA MATERI BANGUN RUANG TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 17

PENGARUH ADVERSITY QOUTIENT(AQ) DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PRESTASI Dan MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS Dan BALOK KELAS VIII MTsN KARANGREJO TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN

0 0 31

PENGARUH ADVERSITY QOUTIENT(AQ) DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PRESTASI Dan MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS Dan BALOK KELAS VIII MTsN KARANGREJO TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN

0 0 17

PENGARUH ADVERSITY QOUTIENT(AQ) DENGAN SETTING PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD TERHADAP PRESTASI Dan MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA PADA MATERI POKOK KUBUS Dan BALOK KELAS VIII MTsN KARANGREJO TAHUN AJARAN 2010 2011 - Institutional Repository of IAIN

0 0 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW BERBANTUAN MEDIA PEMBELAJARAN PUZZLE FOAM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII MATERI KUBUS DAN BALOK DI MTsN KARANGREJO TULUNGAGUNG TAHUN 2016 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 22