Analisis Penentuan Rute Truk Pengangkutan TBS yang Optimal Dengan Metode Nearest Neighbour dan Clarke & Wright Savings di PT.PP London Sumatra Indonesia ,Tbk
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk, diawali dari perusahaan asing
yang bergerak di bidang perkebunan. Perusahaan ini didirikan oleh Group
Harrissons and Crossfield dari Inggris pada tahun 1906 dengan nama Harrissons
and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini merupakan bekas hak Concessie
berdasarkan perjanjian Zelfbes Turn Tanah Jawa dengan beberapa perusahaaan
Rubber Company Ltd yang disahkan dengan ketetapan Residen Sumatera Timur,
dalam kerangka konversi Undang-undang Pokok Agraria (UU No. 5 tahun 1906).
Hak Concessie tersebut dikonversikan menjadi Undang-undang Hak Guna Usaha
(UU HGU) yang ditegaskan dalam surat Menteri Agraria 1 Maret 1962 No.
Ka.13/7/1962.
Berdasarkan Ketetapan Presiden Republik Indonesi No. 6 tahun 1964,
Perusahaan ini berada dalam pengawasan pemerintah dengan nama PT.PP.
Dwikora I dan II (1964-1968). Dalam suatu perjanjian pemerintah RI dengan
Harrissons and Crossfield Plc. Sejumlah anak perusahaan perkebunan tersebut
oleh pemerintah RI dikembalikan kepada pemiliknya semula dan diganti namanya
menjadi Hak Guna Usaha (HGU) selama 30 tahun. PT.PP. London Sumatra
Indonesia, Tbk didirikan dengan akte notaris Raden Kadiman di Jakarta, tanggal
18 Desember 1962 dan akte pembaharuan tanggal 9 September 1963 No. 2.
Universitas Sumatera Utara
Pada bulan November 1994, perusahaan ini dibeli oleh sebuah
perusahaan Indonesia bernama PT.Pan London Sumatra Plantation (PPLS) senilai
US$ 273 juta. PPLS dimiliki oleh Anry Pribadi dari Group Napan dan Ibrahim
Risyad dari Risjadson. Tak lama kemudian, 25% saham Lonsum dialihkan kepada
Happy Cheer Limited (HCL), 75% lainnya tetap dipegang oleh oleh PPLS.
Di awal berdirinya, perusahaan mendiversifikasikan tanamannya menjadi
tanaman karet, teh dan kakao. Di awal Indonesia merdeka Lonsum lebih
memfokuskan usahanya kepada tanaman karet, yang kemudian dirubah menjadi
kelapa sawit di era 1980. Pada akhir dekade ini, kelapa sawit menggantikan karet
sebagai komoditas utama Perseroan.
PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Lonsum) memiliki sebelas
perkebunan (kelapa sawit dan karet) di Sumatera Selatan, satu perkebunan karet di
Sulawesi Selatan, satu perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur dan dua
perkebunan (coklat, kopi dan teh) di Jawa. Pada akhir tahun 1997, PT.PP. London
Sumatra Indonesia, Tbk mengelola perkebunan perkebunan seluas 45.477 hektar
di Sumatera Utara, Jawa dan Sulawesi. Luas total perkebunannya pada tahun 2000
diproyeksikan sebesar 205.000 hektar.
PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk yang aktifitasnya mencakup
perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan teh adalah salah satu perusahaan
perkebunan terkemuka di Indonesia. Pada bulan Desember 2000, Lonsum telah
melakukan penanaman kelapa sawit seluas 39.163 hektar, karet seluas 15.879
hektar, dengan 17 pabrik dan sejumlah kawasan yang masih mungkin untuk
pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menjalankan usahannya, PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
mendirikan beberapa pabrik dan kebun (estate) yang disebar dibeberapa wilayah
Indonesia terutama di pulau Sumatera. Dibawah ini adalah pabrik-pabrik yang
telah berdiri :
1.
2.
3.
4.
Sumatera Utara, antara lain :
a.
TOM (Turangi Oil Mill) dengan kapasitas 50 ton/jam
b.
Begerpang POM (Palm Oil Mill) dengan kapasitas 50 ton/jam
c.
Dolok PalmOil Mill dengan kapasitas 45 ton/jam
d.
Gunung Melayu POM dengan kapasitas 30 ton/jam
e.
Sei Rumbia pabrik karet
Sumatera Selatan, antara lain :
a.
Sei Lakitan POM dengan kapasitas 60 ton/jam
b.
Belani Elok POM dengan kapasitas 60 ton/jam
c.
Artha Kencana POM dengan kapasitas 20 ton/jam
d.
Tirta Agung POM dengan kapsitas 45 ton/jam
e.
Gunung Bais POM dengan kapasitas 10 ton/jam
f.
Terawas POM dengan kapasitas 20 ton/jam
g.
Cengal Crumb Rubber Factory
Diluar dari daerah Sumatera ada beberapa, diantaranya :
a.
Kertasari (Jawa Barat) dengan komoditi teh
b.
Trebasala (Jawa Timur) dengan komoditi kopi dan coklat
c.
Palangisang (Sulawesi Selatan) Dengan komoditi karet
Kalimantan Timur
Universitas Sumatera Utara
a. Pahu Makmur POM 45 Ton/jam
2.2. Sejarah Begerpang POM
Begerpang Palm Oil Mill di bangun pada tahun 2001 dan pertama kali
beroperasi pada tanggal 09 Juli 2003 dengan kapasitas olah 45 ton/jam dan tingkat
Extraction/Rendemen Oil 24,5 % dan Kernel 6 %.
Begerpang Palm Oil Mill dibangun untuk memenuhi penampungan dan
pengolahan FFB (Fresh Fruit Bunch) dari Begerpang Estate, Sei Merah Estate
dan Rambong Sialang Estate, di mana sebelumnya FFB dari ketiga estate ini
dikirimkan dan diolah di Rambong Sialang Palm Oil Mill. Namun berhubung
crop (hasil panen) FFB dari ketiga Estate ini semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya umur tanaman sawit tersebut dan Rambong Sialang Oil Mill yang
memiliki kapasitas olah 20 Ton/jam dinilai tidak mampu lagi untuk menampung
dan mengolah FFB dari ketiga Estate tersebut, maka dengan pertimbangan sisi
ekonominya perusahaan menutup Rambong Sialang Palm Oil Mill dan
membangun Begerpang Palm Oill dengan kapasitas olah 50 Ton/jam.
2.3.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
meliputi penaganan bahan baku, proses produksi dan penanganan limbah. Adapun
bahan baku yang digunakan untuk melakukan proses produksi adalah buah sawit
yang berasal dari perkebunan yang merupakan milik dari perusahaan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Produk dari pada perusahaan ini adalah minyak kelapa sawit yang disebut
dengan Crude Palm Oil (CPO) dan kernel. Sementara untuk penanganan limbah,
perusahaan melakukan panampungan terhadap limbah cair dan memberikan
senyawa penetralisir yaitu bakteri.
2.4.
Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk, Begerpang
Palm Oil Mill terletak di desa Batu Lokong kecamatan Galang Kabupaten Deli
Serdang Tanjung Morawa – Sumatera Utara dan berjarak 35 Km dari kota Medan.
2.5.
Daerah Pemasaran
Produk yang dihasilkan PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk,
Begerpang Palm Oil Mill yaitu berupa CPO dan Kernel dipasarkan masih berada
dalam ruang lingkup dalam negri. Banyaknya persaingan antara penghasil CPO
dan Kernel di Indonesia, sehingga PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk,
Begerpang Palm Oil Mill memanfaatkan secara maksimal daerah Sumatera Utara
untuk daerah pemasaran dan beberapa daerah di Pekanbaru.
2.6.
Organisasi dan Manajemen
2.6.1. Struktur Organisasi BG POM
Organisasi
perusahaan
dibentuk
oleh
sekelompok
orang
untuk
bekerjasama dalam mencapai suatu atau beberapa tujuan perusahaan yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis
Universitas Sumatera Utara
yang jelas dan terperinci tentang hubungan-hubungan, wewenang pemerintah, dan
kerja sama diantara departemen, bagian-bagian, posisi-posisi, atau orang-orang
yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam mencapai tujuannya PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk,
menetapkan struktur organisasi staf dan fungsional, dimana wewenang dari
puncak pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi dibawahnya dalam
bidang pekerjaan tertentu
Begerpang POM merupakan salah satu cabang dari PT.PP. London
Sumatra Indonesia, Tbk, yang berpusat dikota Medan. Kendali operasi
dilaksanakan dari pusat dan dewan redaksi yang berkedudukan di MedanSumatera Utara.
STRUKTUR ORGANISASI BGPOM-2017
MILL MANAGER
MAINT. ENGINEER
KASIE
SHITF COORDINATOR
SHIFT ENGINEER
SHIFT ENGINEER
MAINTENANCEFO
REMAN
HEAD CLERK
SHIFT FOREMAN
SHIFT FOREMAN
HEAD OF
LABORATORY
Workers
Workers
Workers
Workers
Workers
DANRU SECURITY
Workers
COMPOST
FOREMAN
POWER & WATER,
DAILY
Workers
Workers
Gambar 2.1. Struktur Organisasi BGPOM-2017
Sumber : PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Setiap perusahaan harus memiliki sejumlah orang-orang yang tepat untuk
mengelola dan menjalankan seluruh aktivitas perusahaan demi tercapainya visi
dan misi perusahaan, demikian juga pada PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk,
Begerpang POM. Secara garis besar, fungsi atau bagian yang terdapat pada
struktur organisasi memiliki tugas atau tanggung adalah sebagai berikut :
1.
Mill Manager
Mill Manager bertanggung jawab kepada AME dan bertugas untuk:
a. Mengadakan pertemuan dengan staf mengenai pelaksanaan hasil kerja.
b. Membawahi seluruh staf, pegawai dan karyawan.
2.
Maintenance Engineer
Maintenance Engineer bertanggung jawab kepada Mill Manager. Tugas dari
Maintenance Engineer adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan mesin pengolahan.
b. Membuat daftar permintaan barang-barang atau spare part di pabrik.
c. Membimbing dan membina bawahan.
3.
Shift Coordinator
Shift Coordinator bertanggung jawab kepada Mill Manager dan bertugas
untuk:
a. Membantu Mill Manager dalam melaksanakan tugasnya.
b. Membawahi shift Engineer I, shift Engineer II, office Clerk, Head of lab,
dan Daliy Foreman.
c. Dan melakukan koordinasi kepada bawahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.
Kasie
a. Mengelola, mengkoordinasikan dan memastikan sistem dan prosedur
pencatatan akuntasi dan administrasi dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan perusahaan dan data entry yang dilakukan secara rutin setiap
hari
b. Melaksanakan verifikasi terhadap semua transaksi akuntasi serta validasi
atas General Ledger (GL) account yang terjadi
c. Melakukan proses persiapan laporan tutup buku selesai sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan
d. Memonitoring dan pendokumentasian lokasi Fixed Asset di masingmasing BA dan melaporkan nya ke Asset Admin
5.
Shift Engineer
Shift Engineer bertanggung jawab kepada Mill Manager. Shift Engineer
bertugas untuk:
a. Mempertanggungjawabkan kegiatan operasional pabrik.
b. Melakukan pengawasan penerimaan buah, kualitas, kwantitas loose
(kehilangan dalam pengolahan hasil produksi).
c. Membimbing dam membina bawahan.
6.
Maintenance Foreman
a. Menyusun , mengatur dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan repair
dari mesin-mesin peralatan pabrik agar tidak menggangggu jalnnya operasi
perusahaan
Universitas Sumatera Utara
b. Bertanggungjawab atas penggunaan suku cadang dan biaya-biaya yang
terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan maintenance repair
c. Mengadakan pengecekan langsung bekerjanya dan kondisi semua peraltan
pabrik
d. Menyusun jadwal pemeliharaan peralatan-peralatan pabrik agar tidak
menghambat jalannya proses produksi
7.
Shift Foreman
a. Mengkoordinir
semua
aktifitas
karyawan
pabrik
(sesuai
dengan
bidangnya).
b. Sebagai wakil shif engineer dan maintenance engineer memberikan
instruksi kepada bawahan.
c. Memberi laporan harian kepada shift engineer tentang proses pengolahan.
8.
Head Clerk
a. Membuat daftar karyawan serta pekerjaan dan jadwal kerjanya.
b. Membuat data keuangan pabrik.
c. Mencatat semua input dan output dari pabrik.
d. Membuat program kerja tahunan
e. Membuat Monthy production Report Apendix,Monthy production Report
for SPM,KPI
f. Membuat cash flow
9.
Compost Foreman
Compost Foreman bertanggung jawab kepada Mill Manager dan memiliki
tugas untuk :
Universitas Sumatera Utara
a. Menanggungjawabi pengolahan kompos.
b. Membimbing bawahan.
10. Head Laboratory
a. Mengetahui kualitas CPO dan kernel
b. Mengetahui persentase oil loses dan kernel loses
c. Mengetahui kesadahan air pada water treatment plant.
d. Memberikan laporan kepada bagian produksi apabila ketiga point diatas
tidak sesuai dengan target.
e. Melaporkan hasil analisa pada Mill Manager
f. Mencatat absensi personil laboraturium,limbah dan dispach
11. Head Security
a. Memantau kondisi keamanan pabrik
b. Memeriksa setiap orang yang memasuki pabrik
c. Memeriksa kondisi truk CPO, kernel, TBS saat pemuatan dan
pembongkaran
d. Melaporkan kepada atasannya apabila ada kondisi yang tidak aman
e. Mengkondisikan areal kerja dalam keadaan aman,bersih dan rapi
2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan seluruh aktivitas kerja
baik office maupun factory di PT.PP. London Sumatera Indonesia,Tbk Begerpang
POM adalah warga Negara Indonesia yang diangkat dan menduduki jabatan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan memenuhi kriteria yang berlaku
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PT.PP. London Sumatera
Indonesia, Tbk Begerpang POM adalah sebagai berikut:
a.
Manager
: 1 orang
b.
Staf
: 4 orang
c.
Daily rate personal
: 45 orang
d.
Monthly rate personal
: 82 orang
e.
Pekerja harian lepas
: 12 orang
Jam kerja yang tedapat pada perusahaan ini dibagi atas tiga bagian yaitu
1.
Waktu Kerja Security
Jadwal kerja security di Begerpang POM adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Waktu Kerja Security
Jam Kerja
Hari
Shift 1
Shift 2
Shift 3
Senin
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Selasa
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Rabu
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Kamis
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Jumat
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Sabtu
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Minggu
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.0 – 06.00
Universitas Sumatera Utara
2.
Waktu Kerja Proses
Waktu kerja proses di Begerpang POM tergantung pada ketersediaan bahan
baku tandan buah segar, sisa tandan buah segar sehari sebelumnya, dan program
pemeliharaan pabrik.
3.
Waktu Kerja Kantor
Jadwal kerja kantor di Begerpang POM adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2. Waktu Kerja Kantor
Jam Kerja Kantor (WIB)
Keterangan
07.00 – 09.30
Kerja
09.30 – 10.00
Istirahat
10.00 – 14.30
Kerja
2.7. Proses Produksi
2.7.1. Stasiun Penerimaan Buah
Stasiun penerimaan buah bertujuan untuk merekam jumlah FFB (Fresh
Fruit Bunches) yang diterima di pabrik, memeriksa kualitas buah yang diterima
pabrik, mengurangi ukuran tandan sebelum direbus dan menampung sementara
buah yang diterima di pabrik. Stasiun penerimaan buah terdiri dari;
1.
Jembatan Timbang (Weight Bridge Station)
Jembatan Timbang (Weight Bridge) merupakan stasiun yang digunakan
sebagai tempat penimbangan FFB (Fresh Fruit Bunches) yang dibawa ke
Universitas Sumatera Utara
pabrik dan hasil kontrol untuk mendapatkan rendemen dan kapasitas pabrik.
Stasiun ini berukuran 8 x 2.5 meter dengan kapasitas maksimum 40 ton.
Pengukurannya memakai sistem elektronik sehingga mampu menghasilkan
output angka dimonitor pengendali. Jumlah jembatan timbang yang ada
sebanyak 2 unit.
Cara untuk menghitung netto untuk CPO dan FFB adalah
Netto = Bruto – Tarra,
dimana, Netto : Berat bersih (Berat CPO, FFB dan Kernel)
Bruto : Berat kotor (Berat truk + FFB/CPO)
Tarra : Berat truk kosong
2.
Sortasi dan Loading Ramp
Kualitas TBS adalah suatu ukuran mutu yang sangat penting karena
mempengaruhi dari proses ekstraksi minyak (ekstraksi minyak dan
kehilangan) dan mutu dari hasil minyak. Prosedur sortasi TBS memberikan
suatu pencapaian dari mutu TBS yang diterima di pabrik. Hal ini juga
menjadi suatu tolak ukur kepada management kebun untuk menjaga standar
panen mereka.
Dalam keadaaan normal, sortasi TBS hanya dilakukan untuk hasil panen
yang segar. Minimal 100 janjangan yang di butuhkan untuk satu kali sortasi,
yang mana secara acak diseleksi. Frekuensi pengambilan contoh sedikitnya
satu truk dari masing-masing kebun/divisi setiap hari pengolahan. Sortasi
Universitas Sumatera Utara
panen dari kebun harus diatur sehingga semua panen dapat di sortasi.
Loading ramp merupakan tempat penampungan TBS untuk beberapa saat
sambil menunggu waktu untuk menuju kebagian awal dari pengolahan.
Tahap penerimaan buah ini harus secepat mungkin untuk meminimalkan
kemungkinan terjadi proses degradasi perubahan minyak.
3.
Bunch Splitter
Bunch Splitter adalah suatu alat yang berfungsi melubangi buah yang
dibawa oleh conveyor agar mengurangi waktu perebusan sekitar 10 menit
dari waktu sebelumnya saat tidak menggunakan alat ini. Lubang yang dibuat
berfungsi agar uap dapat masuk ke dalam buah dengan mudah sehingga
buah dapat matang seluruhnya dengan efisiensi waktu yang singkat. TBS
digelindingan kan dari atas menuju Lori (wadah penampungan) dengan
melintasi blunch splitter terlebih dahulu.
Spesifikasi nya adalah sebagai berikut:
•
Merk
: YKL ENGINEERING SDN BHD
•
Serial Number
: 3839
•
Rpm
: 80
2.7.2. Stasiun Perebusan (Sterilization)
Stasiun perebusan bertujuan untuk menghentikan perkembangan asam
lemak bebas dengan cara menonaktifkan aktifitas enzim pemecah minyak yang
bekerja sebagai katalisator pembentuk asam lemak bebas dan juga untuk
membantu proses berikutnya yaitu mempermudah berondolan lepas dari
Universitas Sumatera Utara
janjangannya, melunakkan daging buah agar mudah diekstrak minyaknya dan
prekondisi biji sehingga mudah dipecah di stasiun inti.
1.
Sistem Perebusan
Proses dilakukan dalam suatu tabung Sterilizer berbentuk silinder dengan
steam. Pada stasiun ini terdapat dua unit Sterilizer dengan kapasitas masingmasing Sterilizer 5 lori. Setiap lori memiliki kapasitas 10 ton TBS. Proses
sterilisasi dilakukan dengan menggunakan sistem 3 peaks (perebusan 3
puncak). Peak yang dimaksud yakni pengaturan peningkatan tekanan yang
mulai yaitu 1.2 bar, 2.3 bar, hingga 3 bar. Pada tekanan 3 bar dengan waktu
perebusan normal selama 90 menit. Waktu perebusan yang digunakan dapat
disesuaikan dengan kondisi buah yang ada.
Dengan proses perebusan yang baik akan diperoleh 6 keuntungan yaitu :
1.
Melunakkan berondolan agar lepas dari janjangan untuk mempermudah
proses penebahan.
2.
Memberhentikan proses peningkatan ALB.
3.
Mengeluarkan air dari berondolan untuk proses digestion dan Pressing.
4.
Merubah komposisi kimia komponen mesocarp agar mudah pada proses
digestion dan klarifikasi.
5.
Melunakkan mesocarp agar proses digestion menjadi cepat.
6.
Prekondisi terhadap Nut untuk efisiensi pemecah biji.
Bagian-bagian Sterilizer terdiri dari safety valve (katup pengaman),
Pressure gauge, pipa exhaust Steam, pipa inlet Steam, by pass pipa
condensate, 2 buah pintu Sterilizer, jembatan, lori. Steam yang masuk
Universitas Sumatera Utara
kedalam Sterilizer melalui pipa inlet Steam dan keluar melalui pipa Steam
exhaust. Safety valve mengatur tekanan Steam didalam Sterilizer dengan
pengaturan tekanan maksimal 3 bar. Jika tekanan uap didalam Steam melebihi
pengaturan 3 bar, maka safety valve akan terbuka dan mengeluarkan Steam
dengan tujuan menurunkan tekanan. Air condensate rebusan TBS dikeluarkan
melalui pipa condensate menuju ke bak blow down.
Gambar 2.2. Arah aliran masuk dan keluar Steam pada Sterilizer
Sumber : PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
Kapasitas perebusan buah dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan
kapasitas terpasang pabrik, hal ini disebabkan karena perebusan merupakan proses
pertama yang menjadi patokan terhadap keberlangsungan proses-proses lain.
Universitas Sumatera Utara
2.7.3. Stasiun Penebah (Threshing)
Stasiun
penebah
bertujuan
untuk
memisahkan
berondolan
dari
janjangannya semaksimal mungkin. Buah yang sudah masak dimasukkan ke
dalam Tippler. Tippler ini berfungsi untuk mengeluarkan tandan buah sawit yang
telah direbus dengan cara memutar lori 3600 ke bak Hopper yang menampung
buah sawit. Kemudian buah akan dipindahkan dari Hopper menuju Thresher
dengan menggunakan conveyor. Selanjutnya dengan mesin Thresher melepaskan
berondolan dari janjangan dengan cara diputar dengan putaran 26 rpm dan
dibanting berulang – ulang Thresher ini dilengkapi dengan batang – batang besi
yang memanjang sepanjang Thresher. Berondolan yang sudah lepas ( losses fruit )
kemudian dibawa oleh first Thresher bottom conveyor menuju losse fruit
conveyor.
2.7.4.
Stasiun Kempa (Pressing)
Stasiun kempa bertujuan untuk mengekstrak minyak dalam daging buah
dengan cara ditekan semaksimal mungkin dan menekan persentase biji yang
pecah seminimal mungkin. Alat yang berfungsi melumatkan dan mendorong
keluar berondolan yang dicacah untuk diproses di Pressan adalah digester. Proses
ini bertujuan
untuk membuka daging buah sehingga memudahkan proses
pengempaan (Pressing). Cara kerja dari alat ini yaitu pisau-pisau yang terdiri dari
pisau pengaduk dan pisau pelempar yang dibuat bersilang satu sama lain dan
berputar pada as sehingga daging buah pecah dan terlepas dari bijinya. Pada
digester terjadi pemanasan dengan menggunakan Steam yang bersuhu ± 100o C.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian dengan Screw Press ,buah ditekan dengan prinsip putaran ulir yang
berhimpitan agar minyak keluar dari buah yang sudah dicacah sebelumnya.
2.7.5.
Stasiun Klarifikasi (ClarifiCation)
Stasiun klarifikasi bertujuan untuk memisahkan minyak dan sludge,
mengurangi kadar kotoran dan kadar air dalam minyak sampai batas-batas yang
diizinkan, dan mengambil kembali minyak yang terperangkap dalam sludge
sehingga angka kehilangan minyak dalam sludge dapat seminimal mungkin. Oil
Gutter merupakan tempat penyaluran minyak kasar yang berasal dari digester
kemudian dialirkan ke Sand trap Tank untuk diendapkan. Sand Trap Tank
berfungsi untuk mengendapkan pasir dan kotoran kasar lainnya dari proses
Pressing sebelum diperoses dibagian stasiun pemurnian. Setelah melewati proses
Sand trap Tank selanjutnya CPO akan masuk ke Vibrating screen. Tujuan dari
vibrating screen ini untuk membersihkan ampas padat yang terikut bersama crude
oil. Bagian utama vibrating screen berupa dua tingkat saringan dengan ukuran
lubang pada kawat saringan sebesar 20 mesh (saringan atas) yang berfungsi untuk
menyaring sludge yang terikut di dalamnya dan 40 mesh (saringan bawah) untuk
menyaring pasir. Untuk membantu proses penyaringan, maka vibrating screen
memiliki elektromotor yang digunakan untuk menggetarkan saringan. Pada saat
crude oil dari Sand trap Tank jatuh kebagian saringan dari vibrating screen,
getaran saringan menyebabkan ampas padat yang tersaring bergerak kedinding
saringan. Kemudian ampas akan keluar menuju screen waste conveyor menuju
digester dan screw Press untuk di Pressing ulang. Selanjutnya Crude Oil
Universitas Sumatera Utara
sementara yang telah diproses dari Vibrating screen dan juga mengendapkan pasir
dari CPO yang tersisa akan ditampung di DCO Tank yang dilengkapi dengan tiga
ruangan yang dibatasi oleh sekat, kran air, termometer, dan pompa untuk
memompa Crude Oil dari DCO Tank ke Distribution Tank. Suhu di dalam DCO
Tank adalah berkisar antara 95 oC - 98 oC dan di dalam DCO terjadi proses
penampungan CPO sekaligus pengendapan pasir yang tersisa. Sesudah dilakukan
pengendapan maka akan didapat Crude Oil yang lebih bersih yang kemudian
dipompakan ke Distribution Tank dengan menggunakan pompa elektromotor.
Minyak yang telah dipompa kemudian dibagi ke dua unit Oil Clarifier
Tank melalui Distribution Tank. Sedangkan campuran pasir, air, serat, emulsi, dan
minyak akan ditampung di Clarifier Tank. Dan minyak akan ditampung pada
Clean Oil Tank dan akan dialirkan dengan pompa menuju Oil Purifier untuk
proses lebih lanjut. Oil Purifier digunakan untuk menurunkan kadar kotoran dan
air dari minyak yang dialirkan dari Oil Tank. Bagian utama dari Oil Purifier
berupa bowl dengan lubang di tengahnya. Pemisahan sludge dari minyak terjadi
akibat dan gaya sentrifugal yang diberikan oleh putaran bowl yang digerakkan
oleh elektromotor. Minyak yang keluar dari Oil Purifier kemudian dipompakan
menuju vacum Dryer.
Dengan
Vacuum Dryer minyak disemprot dengan
menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal
ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang
memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke bawah. Minyak yang
sudah dikurangi kadar airnya akan diproses ke Oil transfer pump. Dan CPO akan
ditampung di Oil Storage Tank dengan kapasitas masing-masing 2500 ton.
Universitas Sumatera Utara
2.7.6.
Pemisahan dan Penampungan Limbah Cair
Hasil dari produksi CPO akan meninggalkan limbah cair yang disebut
Sludge. Sludge akan disaring dengan prinsip getaran sehingga sludge dan kotoran
akan tersaring dengan Vibrating sludge. Di Vibrating sludge saringan yang di
pakai hanya satu buah yaitu saringan yang berukuran 30 mesh. Kotoran dari
Vibrating sludge ini akan di buang ke sludge pit. Sedangkan hasil bersih dari
Vibrating sludge ke Sand Cyclone untuk di proses lebih lanjut. Untuk
penyimpanan sementara antara sludge dan pengendapan pasir dilakukan di Sludge
Tank.
Sedangkan hasil bersih penyaringan dari Vibrating sludge akan di pisah
lagi antara kotoran halus dan sludge yang tidak tersaring di Vibrating sludge.
Prinsip dari Sand Cyclone yaitu campuran antara kotoran halus dan Crude Oil
akan di pisah dengan membuat pusaran di mana pasir yang memiliki berat jenis
yang lebih besar akan turun ke bawah sedangkan Crude Oil yang memiliki berat
jenis yang kecil akan di pompakan langsung menuju balance Tank dan akan
disalurkan secara seimbang hasil dari Sand Cyclone menuju sludge Centrifuge.
Sludge Centrifuge berfungsi untuk memisahkan Crude Oil dari Sludge.
Pemisahan ini dilakukan dengan prinsip sentrifugasi, sehingga sludge dan minyak
akan memisah. Sludge mengalir lebih cepat menuju noozle yang nantinya akan
mengalir ke sludge pit. Sedangkan minyak akan menuju pipa recycle yang
nantinya akan di kembalikan lagi untuk diproses di DCO Tank. Sludge Pit
merupakan tempat penampungan sludge cair yang kemudian akan dibuang ke
penampungan limbah cair.
Universitas Sumatera Utara
2.7.7.
Stasiun Inti (Kernel)
Stasiun inti bertujuan untuk memisahkan biji dan serabutnya, memecah
biji dengan seminimal mungkin inti yang pecah, memisahkan inti dari
cangkangnya, serta mengeringkan inti agar dicapai standar produksi yang baik.
Tahap awal akan dilakukan di Cake Breaker Conveyor yang terdiri dari satu
talang yang mempunyai dinding rangkap. Ditengah talang terdapat As Screw yang
mempunyai pisau-pisau pemecah (screw blade). Didalam conveyor, Press cake
diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah dipisahkan dari biji.
Cake Breaker Conveyor berfungsi untuk: a) menghantar ampas dan biji dari Press
ke depericarper, b) memecahkan gumpalan cak dari stasiun Press depericarper.
Pada depercarper dilakukan pemisahan fibre dan Nut. Fibre yang merupakan
partikel ringan akan terhisap dan menuju fibre Cyclone. Dari fibre Cyclone untuk
dijadikan sebagai bahan bakar pada Boiler. Nut yang merupakan partikel berat
akan dikirim ke Nut Polishing Drum.Nut Polishing Drum ini bertujuan untuk
memisahkan kembali fibre yang masih melekat pada Nut. Nut yang sudah bersih
dari fibre akan ditransfer dengan Inclained Nut Conveyor. Dari pengamatan
dilakukan, putaran yang terjadi untuk pemisahan biji berdasarkan ukuran adalah
17 rpm. Selama proses produksi sering juga terdapat kotoran kecil seprti batu dan
besi yang harus dipisahkan dari biji untuk mencegah kerusakan mesin pemecah
biji (ripple mill). Proses pemisahan ini dilakukan berdasarkan berat jenis Nut yang
dilakukan dengan mesin Destoner. Kegunaan dari pemisahan fraksi ini yaitu
untuk mempermudah menuju proses selanjutnya ke ripple mill (proses pemecahan
Nut). Setelah melalui proses pemisahan Nut, selanjutnya Nut akan di tampung
Universitas Sumatera Utara
menuju Nut Hopper. Nut Hopper berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara Nut yang akan di (pemecahan Nut). Peralatan ripple mill berfungsi
untuk memecahkan Nut. Nut akan masuk kedalam tabung ripple mill sehingga
shell (cangkang) dengan kernel akan memisah. Dalam ripple mill terdapat rotor
tube yang berputar dan ripple plate yang bergerigi yang berfungsi untuk
memecahkan Nut.
Sedangkan alat untuk memisahkan kernel dari shelldigunakan First
Winnowing System. Shell yang merupakan partikel ringan akan ditarik ke First
Winnowing Cyclone dengan menggunakan Winnowing fan. Dari first shell
Winnowing Cyclone, shell tersebut kemudian ditransfer oleh fuel conveyor
menuju Boiler sebagai bahan bakar. Sedangkan cracked mixture yang belum bisa
dipisahkan di first Winnowing system yang merupakan partikel sedang menuju ke
second Winnowing system.
Proses selanjutnya, craked mixture yang tidak dapat terpisah oleh frist
Winnowing akan dipisahkan oleh second Winnowing system. Pada pemisahan ini,
partikel yang di angkut dengan Winnowing fan adalah partikel shell yang ringan.
Proses selanjutnya, craked mixture yang tidak dapat terpisah oleh second
Winnowing akan dipisahkan oleh third Winnowing system. Pada pemisahan ini,
partikel yang di angkut dengan Winnowing fan adalah partikel shell yang ringan.
Dan selanjutnya shell yang diangkut tersebut akan terbuang keluar. Sedangkan
untuk partikel yang berat (kernel) akan dibawa ke Kernel Silo. Dalam proses ini
kernel akan dikeringkan dengan menggunakan Steam, yang bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan kernel dengan kualitas yang baik sesuai dengan target. Fungsi lain
Steam disini adalah agar kernel tidak berjamur karena udara yang lembab. Tahap
akhir maka kernel akan disimpan di Kernel bulking sebelum dikirim ke
konsumen.
2.8.
Tatacara Pengumpulan TBS dan Pengangkutan ke Pabrik
Sebagai perusahaan penghasil Crude Palm Oil (CPO) yang memiliki
kebun sebagai sumber bahan baku, maka perusahaan membuat sistem yang
mengatur bagian transportasi, bagian panen dan bagian pengolahan setiap divisi
kebun. Proses panen dilakukan di area pasar panen kebun dan TBS yang dipanen
akan dikumpulkan dibeberapa titik pengumpulan yang selanjutnya akan disatukan
kembali dengan menggunakan traktor penumpuk di Titik Pengumpulan Hasil
(TPH). Kemudian dari pihak transportasi akan mengirim beberapa truk
pengangkut ke divisi kebun yang telah dipanen. Sebelum truk memasuki kawasan
kebun,maka terlebih dahulu melapor ke pihak divisi untuk menjemput helper dan
selanjutnya berangkat menuju area panen. Setiap truk akan berkeliling di area
panen tersebut dan mengunjungi beberapa TPH sampai truk diisi penuh dengan
TBS sesuai kapasitas dan kembali ke pabrik.
TM LONDON SUMATERA
ESTATE
PIHAK KEBUN DIVISI VI
KEBUN (AREA PANEN)
Gambar 2.3. Flowsheet pengakutan TBS
Universitas Sumatera Utara
PABRIK
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1.
Sejarah Perusahaan PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk, diawali dari perusahaan asing
yang bergerak di bidang perkebunan. Perusahaan ini didirikan oleh Group
Harrissons and Crossfield dari Inggris pada tahun 1906 dengan nama Harrissons
and Crossfield Plc (H&C). Perusahaan ini merupakan bekas hak Concessie
berdasarkan perjanjian Zelfbes Turn Tanah Jawa dengan beberapa perusahaaan
Rubber Company Ltd yang disahkan dengan ketetapan Residen Sumatera Timur,
dalam kerangka konversi Undang-undang Pokok Agraria (UU No. 5 tahun 1906).
Hak Concessie tersebut dikonversikan menjadi Undang-undang Hak Guna Usaha
(UU HGU) yang ditegaskan dalam surat Menteri Agraria 1 Maret 1962 No.
Ka.13/7/1962.
Berdasarkan Ketetapan Presiden Republik Indonesi No. 6 tahun 1964,
Perusahaan ini berada dalam pengawasan pemerintah dengan nama PT.PP.
Dwikora I dan II (1964-1968). Dalam suatu perjanjian pemerintah RI dengan
Harrissons and Crossfield Plc. Sejumlah anak perusahaan perkebunan tersebut
oleh pemerintah RI dikembalikan kepada pemiliknya semula dan diganti namanya
menjadi Hak Guna Usaha (HGU) selama 30 tahun. PT.PP. London Sumatra
Indonesia, Tbk didirikan dengan akte notaris Raden Kadiman di Jakarta, tanggal
18 Desember 1962 dan akte pembaharuan tanggal 9 September 1963 No. 2.
Universitas Sumatera Utara
Pada bulan November 1994, perusahaan ini dibeli oleh sebuah
perusahaan Indonesia bernama PT.Pan London Sumatra Plantation (PPLS) senilai
US$ 273 juta. PPLS dimiliki oleh Anry Pribadi dari Group Napan dan Ibrahim
Risyad dari Risjadson. Tak lama kemudian, 25% saham Lonsum dialihkan kepada
Happy Cheer Limited (HCL), 75% lainnya tetap dipegang oleh oleh PPLS.
Di awal berdirinya, perusahaan mendiversifikasikan tanamannya menjadi
tanaman karet, teh dan kakao. Di awal Indonesia merdeka Lonsum lebih
memfokuskan usahanya kepada tanaman karet, yang kemudian dirubah menjadi
kelapa sawit di era 1980. Pada akhir dekade ini, kelapa sawit menggantikan karet
sebagai komoditas utama Perseroan.
PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk (Lonsum) memiliki sebelas
perkebunan (kelapa sawit dan karet) di Sumatera Selatan, satu perkebunan karet di
Sulawesi Selatan, satu perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur dan dua
perkebunan (coklat, kopi dan teh) di Jawa. Pada akhir tahun 1997, PT.PP. London
Sumatra Indonesia, Tbk mengelola perkebunan perkebunan seluas 45.477 hektar
di Sumatera Utara, Jawa dan Sulawesi. Luas total perkebunannya pada tahun 2000
diproyeksikan sebesar 205.000 hektar.
PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk yang aktifitasnya mencakup
perkebunan kelapa sawit, karet, kopi dan teh adalah salah satu perusahaan
perkebunan terkemuka di Indonesia. Pada bulan Desember 2000, Lonsum telah
melakukan penanaman kelapa sawit seluas 39.163 hektar, karet seluas 15.879
hektar, dengan 17 pabrik dan sejumlah kawasan yang masih mungkin untuk
pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Dalam menjalankan usahannya, PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
mendirikan beberapa pabrik dan kebun (estate) yang disebar dibeberapa wilayah
Indonesia terutama di pulau Sumatera. Dibawah ini adalah pabrik-pabrik yang
telah berdiri :
1.
2.
3.
4.
Sumatera Utara, antara lain :
a.
TOM (Turangi Oil Mill) dengan kapasitas 50 ton/jam
b.
Begerpang POM (Palm Oil Mill) dengan kapasitas 50 ton/jam
c.
Dolok PalmOil Mill dengan kapasitas 45 ton/jam
d.
Gunung Melayu POM dengan kapasitas 30 ton/jam
e.
Sei Rumbia pabrik karet
Sumatera Selatan, antara lain :
a.
Sei Lakitan POM dengan kapasitas 60 ton/jam
b.
Belani Elok POM dengan kapasitas 60 ton/jam
c.
Artha Kencana POM dengan kapasitas 20 ton/jam
d.
Tirta Agung POM dengan kapsitas 45 ton/jam
e.
Gunung Bais POM dengan kapasitas 10 ton/jam
f.
Terawas POM dengan kapasitas 20 ton/jam
g.
Cengal Crumb Rubber Factory
Diluar dari daerah Sumatera ada beberapa, diantaranya :
a.
Kertasari (Jawa Barat) dengan komoditi teh
b.
Trebasala (Jawa Timur) dengan komoditi kopi dan coklat
c.
Palangisang (Sulawesi Selatan) Dengan komoditi karet
Kalimantan Timur
Universitas Sumatera Utara
a. Pahu Makmur POM 45 Ton/jam
2.2. Sejarah Begerpang POM
Begerpang Palm Oil Mill di bangun pada tahun 2001 dan pertama kali
beroperasi pada tanggal 09 Juli 2003 dengan kapasitas olah 45 ton/jam dan tingkat
Extraction/Rendemen Oil 24,5 % dan Kernel 6 %.
Begerpang Palm Oil Mill dibangun untuk memenuhi penampungan dan
pengolahan FFB (Fresh Fruit Bunch) dari Begerpang Estate, Sei Merah Estate
dan Rambong Sialang Estate, di mana sebelumnya FFB dari ketiga estate ini
dikirimkan dan diolah di Rambong Sialang Palm Oil Mill. Namun berhubung
crop (hasil panen) FFB dari ketiga Estate ini semakin bertambah seiring dengan
bertambahnya umur tanaman sawit tersebut dan Rambong Sialang Oil Mill yang
memiliki kapasitas olah 20 Ton/jam dinilai tidak mampu lagi untuk menampung
dan mengolah FFB dari ketiga Estate tersebut, maka dengan pertimbangan sisi
ekonominya perusahaan menutup Rambong Sialang Palm Oil Mill dan
membangun Begerpang Palm Oill dengan kapasitas olah 50 Ton/jam.
2.3.
Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
meliputi penaganan bahan baku, proses produksi dan penanganan limbah. Adapun
bahan baku yang digunakan untuk melakukan proses produksi adalah buah sawit
yang berasal dari perkebunan yang merupakan milik dari perusahaan sendiri.
Universitas Sumatera Utara
Produk dari pada perusahaan ini adalah minyak kelapa sawit yang disebut
dengan Crude Palm Oil (CPO) dan kernel. Sementara untuk penanganan limbah,
perusahaan melakukan panampungan terhadap limbah cair dan memberikan
senyawa penetralisir yaitu bakteri.
2.4.
Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk, Begerpang
Palm Oil Mill terletak di desa Batu Lokong kecamatan Galang Kabupaten Deli
Serdang Tanjung Morawa – Sumatera Utara dan berjarak 35 Km dari kota Medan.
2.5.
Daerah Pemasaran
Produk yang dihasilkan PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk,
Begerpang Palm Oil Mill yaitu berupa CPO dan Kernel dipasarkan masih berada
dalam ruang lingkup dalam negri. Banyaknya persaingan antara penghasil CPO
dan Kernel di Indonesia, sehingga PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk,
Begerpang Palm Oil Mill memanfaatkan secara maksimal daerah Sumatera Utara
untuk daerah pemasaran dan beberapa daerah di Pekanbaru.
2.6.
Organisasi dan Manajemen
2.6.1. Struktur Organisasi BG POM
Organisasi
perusahaan
dibentuk
oleh
sekelompok
orang
untuk
bekerjasama dalam mencapai suatu atau beberapa tujuan perusahaan yang sudah
ditetapkan sebelumnya. Struktur organisasi merupakan gambaran secara skematis
Universitas Sumatera Utara
yang jelas dan terperinci tentang hubungan-hubungan, wewenang pemerintah, dan
kerja sama diantara departemen, bagian-bagian, posisi-posisi, atau orang-orang
yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam mencapai tujuannya PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk,
menetapkan struktur organisasi staf dan fungsional, dimana wewenang dari
puncak pimpinan dilimpahkan kepada satuan organisasi dibawahnya dalam
bidang pekerjaan tertentu
Begerpang POM merupakan salah satu cabang dari PT.PP. London
Sumatra Indonesia, Tbk, yang berpusat dikota Medan. Kendali operasi
dilaksanakan dari pusat dan dewan redaksi yang berkedudukan di MedanSumatera Utara.
STRUKTUR ORGANISASI BGPOM-2017
MILL MANAGER
MAINT. ENGINEER
KASIE
SHITF COORDINATOR
SHIFT ENGINEER
SHIFT ENGINEER
MAINTENANCEFO
REMAN
HEAD CLERK
SHIFT FOREMAN
SHIFT FOREMAN
HEAD OF
LABORATORY
Workers
Workers
Workers
Workers
Workers
DANRU SECURITY
Workers
COMPOST
FOREMAN
POWER & WATER,
DAILY
Workers
Workers
Gambar 2.1. Struktur Organisasi BGPOM-2017
Sumber : PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
Universitas Sumatera Utara
2.6.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Setiap perusahaan harus memiliki sejumlah orang-orang yang tepat untuk
mengelola dan menjalankan seluruh aktivitas perusahaan demi tercapainya visi
dan misi perusahaan, demikian juga pada PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk,
Begerpang POM. Secara garis besar, fungsi atau bagian yang terdapat pada
struktur organisasi memiliki tugas atau tanggung adalah sebagai berikut :
1.
Mill Manager
Mill Manager bertanggung jawab kepada AME dan bertugas untuk:
a. Mengadakan pertemuan dengan staf mengenai pelaksanaan hasil kerja.
b. Membawahi seluruh staf, pegawai dan karyawan.
2.
Maintenance Engineer
Maintenance Engineer bertanggung jawab kepada Mill Manager. Tugas dari
Maintenance Engineer adalah :
a. Bertanggung jawab terhadap perawatan dan perbaikan mesin pengolahan.
b. Membuat daftar permintaan barang-barang atau spare part di pabrik.
c. Membimbing dan membina bawahan.
3.
Shift Coordinator
Shift Coordinator bertanggung jawab kepada Mill Manager dan bertugas
untuk:
a. Membantu Mill Manager dalam melaksanakan tugasnya.
b. Membawahi shift Engineer I, shift Engineer II, office Clerk, Head of lab,
dan Daliy Foreman.
c. Dan melakukan koordinasi kepada bawahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
4.
Kasie
a. Mengelola, mengkoordinasikan dan memastikan sistem dan prosedur
pencatatan akuntasi dan administrasi dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan perusahaan dan data entry yang dilakukan secara rutin setiap
hari
b. Melaksanakan verifikasi terhadap semua transaksi akuntasi serta validasi
atas General Ledger (GL) account yang terjadi
c. Melakukan proses persiapan laporan tutup buku selesai sesuai dengan
jadwal yang ditetapkan
d. Memonitoring dan pendokumentasian lokasi Fixed Asset di masingmasing BA dan melaporkan nya ke Asset Admin
5.
Shift Engineer
Shift Engineer bertanggung jawab kepada Mill Manager. Shift Engineer
bertugas untuk:
a. Mempertanggungjawabkan kegiatan operasional pabrik.
b. Melakukan pengawasan penerimaan buah, kualitas, kwantitas loose
(kehilangan dalam pengolahan hasil produksi).
c. Membimbing dam membina bawahan.
6.
Maintenance Foreman
a. Menyusun , mengatur dan mengawasi kegiatan pemeliharaan dan repair
dari mesin-mesin peralatan pabrik agar tidak menggangggu jalnnya operasi
perusahaan
Universitas Sumatera Utara
b. Bertanggungjawab atas penggunaan suku cadang dan biaya-biaya yang
terjadi sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan maintenance repair
c. Mengadakan pengecekan langsung bekerjanya dan kondisi semua peraltan
pabrik
d. Menyusun jadwal pemeliharaan peralatan-peralatan pabrik agar tidak
menghambat jalannya proses produksi
7.
Shift Foreman
a. Mengkoordinir
semua
aktifitas
karyawan
pabrik
(sesuai
dengan
bidangnya).
b. Sebagai wakil shif engineer dan maintenance engineer memberikan
instruksi kepada bawahan.
c. Memberi laporan harian kepada shift engineer tentang proses pengolahan.
8.
Head Clerk
a. Membuat daftar karyawan serta pekerjaan dan jadwal kerjanya.
b. Membuat data keuangan pabrik.
c. Mencatat semua input dan output dari pabrik.
d. Membuat program kerja tahunan
e. Membuat Monthy production Report Apendix,Monthy production Report
for SPM,KPI
f. Membuat cash flow
9.
Compost Foreman
Compost Foreman bertanggung jawab kepada Mill Manager dan memiliki
tugas untuk :
Universitas Sumatera Utara
a. Menanggungjawabi pengolahan kompos.
b. Membimbing bawahan.
10. Head Laboratory
a. Mengetahui kualitas CPO dan kernel
b. Mengetahui persentase oil loses dan kernel loses
c. Mengetahui kesadahan air pada water treatment plant.
d. Memberikan laporan kepada bagian produksi apabila ketiga point diatas
tidak sesuai dengan target.
e. Melaporkan hasil analisa pada Mill Manager
f. Mencatat absensi personil laboraturium,limbah dan dispach
11. Head Security
a. Memantau kondisi keamanan pabrik
b. Memeriksa setiap orang yang memasuki pabrik
c. Memeriksa kondisi truk CPO, kernel, TBS saat pemuatan dan
pembongkaran
d. Melaporkan kepada atasannya apabila ada kondisi yang tidak aman
e. Mengkondisikan areal kerja dalam keadaan aman,bersih dan rapi
2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam kerja
Tenaga kerja yang digunakan dalam menjalankan seluruh aktivitas kerja
baik office maupun factory di PT.PP. London Sumatera Indonesia,Tbk Begerpang
POM adalah warga Negara Indonesia yang diangkat dan menduduki jabatan
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan memenuhi kriteria yang berlaku
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Jumlah tenaga kerja yang terdapat pada PT.PP. London Sumatera
Indonesia, Tbk Begerpang POM adalah sebagai berikut:
a.
Manager
: 1 orang
b.
Staf
: 4 orang
c.
Daily rate personal
: 45 orang
d.
Monthly rate personal
: 82 orang
e.
Pekerja harian lepas
: 12 orang
Jam kerja yang tedapat pada perusahaan ini dibagi atas tiga bagian yaitu
1.
Waktu Kerja Security
Jadwal kerja security di Begerpang POM adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Waktu Kerja Security
Jam Kerja
Hari
Shift 1
Shift 2
Shift 3
Senin
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Selasa
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Rabu
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Kamis
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Jumat
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Sabtu
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.00 – 06.00
Minggu
07.00 – 14.00
14.00 – 22.00
22.0 – 06.00
Universitas Sumatera Utara
2.
Waktu Kerja Proses
Waktu kerja proses di Begerpang POM tergantung pada ketersediaan bahan
baku tandan buah segar, sisa tandan buah segar sehari sebelumnya, dan program
pemeliharaan pabrik.
3.
Waktu Kerja Kantor
Jadwal kerja kantor di Begerpang POM adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2. Waktu Kerja Kantor
Jam Kerja Kantor (WIB)
Keterangan
07.00 – 09.30
Kerja
09.30 – 10.00
Istirahat
10.00 – 14.30
Kerja
2.7. Proses Produksi
2.7.1. Stasiun Penerimaan Buah
Stasiun penerimaan buah bertujuan untuk merekam jumlah FFB (Fresh
Fruit Bunches) yang diterima di pabrik, memeriksa kualitas buah yang diterima
pabrik, mengurangi ukuran tandan sebelum direbus dan menampung sementara
buah yang diterima di pabrik. Stasiun penerimaan buah terdiri dari;
1.
Jembatan Timbang (Weight Bridge Station)
Jembatan Timbang (Weight Bridge) merupakan stasiun yang digunakan
sebagai tempat penimbangan FFB (Fresh Fruit Bunches) yang dibawa ke
Universitas Sumatera Utara
pabrik dan hasil kontrol untuk mendapatkan rendemen dan kapasitas pabrik.
Stasiun ini berukuran 8 x 2.5 meter dengan kapasitas maksimum 40 ton.
Pengukurannya memakai sistem elektronik sehingga mampu menghasilkan
output angka dimonitor pengendali. Jumlah jembatan timbang yang ada
sebanyak 2 unit.
Cara untuk menghitung netto untuk CPO dan FFB adalah
Netto = Bruto – Tarra,
dimana, Netto : Berat bersih (Berat CPO, FFB dan Kernel)
Bruto : Berat kotor (Berat truk + FFB/CPO)
Tarra : Berat truk kosong
2.
Sortasi dan Loading Ramp
Kualitas TBS adalah suatu ukuran mutu yang sangat penting karena
mempengaruhi dari proses ekstraksi minyak (ekstraksi minyak dan
kehilangan) dan mutu dari hasil minyak. Prosedur sortasi TBS memberikan
suatu pencapaian dari mutu TBS yang diterima di pabrik. Hal ini juga
menjadi suatu tolak ukur kepada management kebun untuk menjaga standar
panen mereka.
Dalam keadaaan normal, sortasi TBS hanya dilakukan untuk hasil panen
yang segar. Minimal 100 janjangan yang di butuhkan untuk satu kali sortasi,
yang mana secara acak diseleksi. Frekuensi pengambilan contoh sedikitnya
satu truk dari masing-masing kebun/divisi setiap hari pengolahan. Sortasi
Universitas Sumatera Utara
panen dari kebun harus diatur sehingga semua panen dapat di sortasi.
Loading ramp merupakan tempat penampungan TBS untuk beberapa saat
sambil menunggu waktu untuk menuju kebagian awal dari pengolahan.
Tahap penerimaan buah ini harus secepat mungkin untuk meminimalkan
kemungkinan terjadi proses degradasi perubahan minyak.
3.
Bunch Splitter
Bunch Splitter adalah suatu alat yang berfungsi melubangi buah yang
dibawa oleh conveyor agar mengurangi waktu perebusan sekitar 10 menit
dari waktu sebelumnya saat tidak menggunakan alat ini. Lubang yang dibuat
berfungsi agar uap dapat masuk ke dalam buah dengan mudah sehingga
buah dapat matang seluruhnya dengan efisiensi waktu yang singkat. TBS
digelindingan kan dari atas menuju Lori (wadah penampungan) dengan
melintasi blunch splitter terlebih dahulu.
Spesifikasi nya adalah sebagai berikut:
•
Merk
: YKL ENGINEERING SDN BHD
•
Serial Number
: 3839
•
Rpm
: 80
2.7.2. Stasiun Perebusan (Sterilization)
Stasiun perebusan bertujuan untuk menghentikan perkembangan asam
lemak bebas dengan cara menonaktifkan aktifitas enzim pemecah minyak yang
bekerja sebagai katalisator pembentuk asam lemak bebas dan juga untuk
membantu proses berikutnya yaitu mempermudah berondolan lepas dari
Universitas Sumatera Utara
janjangannya, melunakkan daging buah agar mudah diekstrak minyaknya dan
prekondisi biji sehingga mudah dipecah di stasiun inti.
1.
Sistem Perebusan
Proses dilakukan dalam suatu tabung Sterilizer berbentuk silinder dengan
steam. Pada stasiun ini terdapat dua unit Sterilizer dengan kapasitas masingmasing Sterilizer 5 lori. Setiap lori memiliki kapasitas 10 ton TBS. Proses
sterilisasi dilakukan dengan menggunakan sistem 3 peaks (perebusan 3
puncak). Peak yang dimaksud yakni pengaturan peningkatan tekanan yang
mulai yaitu 1.2 bar, 2.3 bar, hingga 3 bar. Pada tekanan 3 bar dengan waktu
perebusan normal selama 90 menit. Waktu perebusan yang digunakan dapat
disesuaikan dengan kondisi buah yang ada.
Dengan proses perebusan yang baik akan diperoleh 6 keuntungan yaitu :
1.
Melunakkan berondolan agar lepas dari janjangan untuk mempermudah
proses penebahan.
2.
Memberhentikan proses peningkatan ALB.
3.
Mengeluarkan air dari berondolan untuk proses digestion dan Pressing.
4.
Merubah komposisi kimia komponen mesocarp agar mudah pada proses
digestion dan klarifikasi.
5.
Melunakkan mesocarp agar proses digestion menjadi cepat.
6.
Prekondisi terhadap Nut untuk efisiensi pemecah biji.
Bagian-bagian Sterilizer terdiri dari safety valve (katup pengaman),
Pressure gauge, pipa exhaust Steam, pipa inlet Steam, by pass pipa
condensate, 2 buah pintu Sterilizer, jembatan, lori. Steam yang masuk
Universitas Sumatera Utara
kedalam Sterilizer melalui pipa inlet Steam dan keluar melalui pipa Steam
exhaust. Safety valve mengatur tekanan Steam didalam Sterilizer dengan
pengaturan tekanan maksimal 3 bar. Jika tekanan uap didalam Steam melebihi
pengaturan 3 bar, maka safety valve akan terbuka dan mengeluarkan Steam
dengan tujuan menurunkan tekanan. Air condensate rebusan TBS dikeluarkan
melalui pipa condensate menuju ke bak blow down.
Gambar 2.2. Arah aliran masuk dan keluar Steam pada Sterilizer
Sumber : PT.PP. London Sumatra Indonesia, Tbk
Kapasitas perebusan buah dapat dijadikan sebagai patokan untuk menentukan
kapasitas terpasang pabrik, hal ini disebabkan karena perebusan merupakan proses
pertama yang menjadi patokan terhadap keberlangsungan proses-proses lain.
Universitas Sumatera Utara
2.7.3. Stasiun Penebah (Threshing)
Stasiun
penebah
bertujuan
untuk
memisahkan
berondolan
dari
janjangannya semaksimal mungkin. Buah yang sudah masak dimasukkan ke
dalam Tippler. Tippler ini berfungsi untuk mengeluarkan tandan buah sawit yang
telah direbus dengan cara memutar lori 3600 ke bak Hopper yang menampung
buah sawit. Kemudian buah akan dipindahkan dari Hopper menuju Thresher
dengan menggunakan conveyor. Selanjutnya dengan mesin Thresher melepaskan
berondolan dari janjangan dengan cara diputar dengan putaran 26 rpm dan
dibanting berulang – ulang Thresher ini dilengkapi dengan batang – batang besi
yang memanjang sepanjang Thresher. Berondolan yang sudah lepas ( losses fruit )
kemudian dibawa oleh first Thresher bottom conveyor menuju losse fruit
conveyor.
2.7.4.
Stasiun Kempa (Pressing)
Stasiun kempa bertujuan untuk mengekstrak minyak dalam daging buah
dengan cara ditekan semaksimal mungkin dan menekan persentase biji yang
pecah seminimal mungkin. Alat yang berfungsi melumatkan dan mendorong
keluar berondolan yang dicacah untuk diproses di Pressan adalah digester. Proses
ini bertujuan
untuk membuka daging buah sehingga memudahkan proses
pengempaan (Pressing). Cara kerja dari alat ini yaitu pisau-pisau yang terdiri dari
pisau pengaduk dan pisau pelempar yang dibuat bersilang satu sama lain dan
berputar pada as sehingga daging buah pecah dan terlepas dari bijinya. Pada
digester terjadi pemanasan dengan menggunakan Steam yang bersuhu ± 100o C.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian dengan Screw Press ,buah ditekan dengan prinsip putaran ulir yang
berhimpitan agar minyak keluar dari buah yang sudah dicacah sebelumnya.
2.7.5.
Stasiun Klarifikasi (ClarifiCation)
Stasiun klarifikasi bertujuan untuk memisahkan minyak dan sludge,
mengurangi kadar kotoran dan kadar air dalam minyak sampai batas-batas yang
diizinkan, dan mengambil kembali minyak yang terperangkap dalam sludge
sehingga angka kehilangan minyak dalam sludge dapat seminimal mungkin. Oil
Gutter merupakan tempat penyaluran minyak kasar yang berasal dari digester
kemudian dialirkan ke Sand trap Tank untuk diendapkan. Sand Trap Tank
berfungsi untuk mengendapkan pasir dan kotoran kasar lainnya dari proses
Pressing sebelum diperoses dibagian stasiun pemurnian. Setelah melewati proses
Sand trap Tank selanjutnya CPO akan masuk ke Vibrating screen. Tujuan dari
vibrating screen ini untuk membersihkan ampas padat yang terikut bersama crude
oil. Bagian utama vibrating screen berupa dua tingkat saringan dengan ukuran
lubang pada kawat saringan sebesar 20 mesh (saringan atas) yang berfungsi untuk
menyaring sludge yang terikut di dalamnya dan 40 mesh (saringan bawah) untuk
menyaring pasir. Untuk membantu proses penyaringan, maka vibrating screen
memiliki elektromotor yang digunakan untuk menggetarkan saringan. Pada saat
crude oil dari Sand trap Tank jatuh kebagian saringan dari vibrating screen,
getaran saringan menyebabkan ampas padat yang tersaring bergerak kedinding
saringan. Kemudian ampas akan keluar menuju screen waste conveyor menuju
digester dan screw Press untuk di Pressing ulang. Selanjutnya Crude Oil
Universitas Sumatera Utara
sementara yang telah diproses dari Vibrating screen dan juga mengendapkan pasir
dari CPO yang tersisa akan ditampung di DCO Tank yang dilengkapi dengan tiga
ruangan yang dibatasi oleh sekat, kran air, termometer, dan pompa untuk
memompa Crude Oil dari DCO Tank ke Distribution Tank. Suhu di dalam DCO
Tank adalah berkisar antara 95 oC - 98 oC dan di dalam DCO terjadi proses
penampungan CPO sekaligus pengendapan pasir yang tersisa. Sesudah dilakukan
pengendapan maka akan didapat Crude Oil yang lebih bersih yang kemudian
dipompakan ke Distribution Tank dengan menggunakan pompa elektromotor.
Minyak yang telah dipompa kemudian dibagi ke dua unit Oil Clarifier
Tank melalui Distribution Tank. Sedangkan campuran pasir, air, serat, emulsi, dan
minyak akan ditampung di Clarifier Tank. Dan minyak akan ditampung pada
Clean Oil Tank dan akan dialirkan dengan pompa menuju Oil Purifier untuk
proses lebih lanjut. Oil Purifier digunakan untuk menurunkan kadar kotoran dan
air dari minyak yang dialirkan dari Oil Tank. Bagian utama dari Oil Purifier
berupa bowl dengan lubang di tengahnya. Pemisahan sludge dari minyak terjadi
akibat dan gaya sentrifugal yang diberikan oleh putaran bowl yang digerakkan
oleh elektromotor. Minyak yang keluar dari Oil Purifier kemudian dipompakan
menuju vacum Dryer.
Dengan
Vacuum Dryer minyak disemprot dengan
menggunakan nozzle sehingga campuran minyak dan air tersebut akan pecah. Hal
ini akan mempermudah pemisahan air dalam minyak, dimana minyak yang
memiliki tekanan uap lebih rendah dari air akan turun ke bawah. Minyak yang
sudah dikurangi kadar airnya akan diproses ke Oil transfer pump. Dan CPO akan
ditampung di Oil Storage Tank dengan kapasitas masing-masing 2500 ton.
Universitas Sumatera Utara
2.7.6.
Pemisahan dan Penampungan Limbah Cair
Hasil dari produksi CPO akan meninggalkan limbah cair yang disebut
Sludge. Sludge akan disaring dengan prinsip getaran sehingga sludge dan kotoran
akan tersaring dengan Vibrating sludge. Di Vibrating sludge saringan yang di
pakai hanya satu buah yaitu saringan yang berukuran 30 mesh. Kotoran dari
Vibrating sludge ini akan di buang ke sludge pit. Sedangkan hasil bersih dari
Vibrating sludge ke Sand Cyclone untuk di proses lebih lanjut. Untuk
penyimpanan sementara antara sludge dan pengendapan pasir dilakukan di Sludge
Tank.
Sedangkan hasil bersih penyaringan dari Vibrating sludge akan di pisah
lagi antara kotoran halus dan sludge yang tidak tersaring di Vibrating sludge.
Prinsip dari Sand Cyclone yaitu campuran antara kotoran halus dan Crude Oil
akan di pisah dengan membuat pusaran di mana pasir yang memiliki berat jenis
yang lebih besar akan turun ke bawah sedangkan Crude Oil yang memiliki berat
jenis yang kecil akan di pompakan langsung menuju balance Tank dan akan
disalurkan secara seimbang hasil dari Sand Cyclone menuju sludge Centrifuge.
Sludge Centrifuge berfungsi untuk memisahkan Crude Oil dari Sludge.
Pemisahan ini dilakukan dengan prinsip sentrifugasi, sehingga sludge dan minyak
akan memisah. Sludge mengalir lebih cepat menuju noozle yang nantinya akan
mengalir ke sludge pit. Sedangkan minyak akan menuju pipa recycle yang
nantinya akan di kembalikan lagi untuk diproses di DCO Tank. Sludge Pit
merupakan tempat penampungan sludge cair yang kemudian akan dibuang ke
penampungan limbah cair.
Universitas Sumatera Utara
2.7.7.
Stasiun Inti (Kernel)
Stasiun inti bertujuan untuk memisahkan biji dan serabutnya, memecah
biji dengan seminimal mungkin inti yang pecah, memisahkan inti dari
cangkangnya, serta mengeringkan inti agar dicapai standar produksi yang baik.
Tahap awal akan dilakukan di Cake Breaker Conveyor yang terdiri dari satu
talang yang mempunyai dinding rangkap. Ditengah talang terdapat As Screw yang
mempunyai pisau-pisau pemecah (screw blade). Didalam conveyor, Press cake
diaduk-aduk sehingga ampas yang lebih ringan akan mudah dipisahkan dari biji.
Cake Breaker Conveyor berfungsi untuk: a) menghantar ampas dan biji dari Press
ke depericarper, b) memecahkan gumpalan cak dari stasiun Press depericarper.
Pada depercarper dilakukan pemisahan fibre dan Nut. Fibre yang merupakan
partikel ringan akan terhisap dan menuju fibre Cyclone. Dari fibre Cyclone untuk
dijadikan sebagai bahan bakar pada Boiler. Nut yang merupakan partikel berat
akan dikirim ke Nut Polishing Drum.Nut Polishing Drum ini bertujuan untuk
memisahkan kembali fibre yang masih melekat pada Nut. Nut yang sudah bersih
dari fibre akan ditransfer dengan Inclained Nut Conveyor. Dari pengamatan
dilakukan, putaran yang terjadi untuk pemisahan biji berdasarkan ukuran adalah
17 rpm. Selama proses produksi sering juga terdapat kotoran kecil seprti batu dan
besi yang harus dipisahkan dari biji untuk mencegah kerusakan mesin pemecah
biji (ripple mill). Proses pemisahan ini dilakukan berdasarkan berat jenis Nut yang
dilakukan dengan mesin Destoner. Kegunaan dari pemisahan fraksi ini yaitu
untuk mempermudah menuju proses selanjutnya ke ripple mill (proses pemecahan
Nut). Setelah melalui proses pemisahan Nut, selanjutnya Nut akan di tampung
Universitas Sumatera Utara
menuju Nut Hopper. Nut Hopper berfungsi sebagai tempat penyimpanan
sementara Nut yang akan di (pemecahan Nut). Peralatan ripple mill berfungsi
untuk memecahkan Nut. Nut akan masuk kedalam tabung ripple mill sehingga
shell (cangkang) dengan kernel akan memisah. Dalam ripple mill terdapat rotor
tube yang berputar dan ripple plate yang bergerigi yang berfungsi untuk
memecahkan Nut.
Sedangkan alat untuk memisahkan kernel dari shelldigunakan First
Winnowing System. Shell yang merupakan partikel ringan akan ditarik ke First
Winnowing Cyclone dengan menggunakan Winnowing fan. Dari first shell
Winnowing Cyclone, shell tersebut kemudian ditransfer oleh fuel conveyor
menuju Boiler sebagai bahan bakar. Sedangkan cracked mixture yang belum bisa
dipisahkan di first Winnowing system yang merupakan partikel sedang menuju ke
second Winnowing system.
Proses selanjutnya, craked mixture yang tidak dapat terpisah oleh frist
Winnowing akan dipisahkan oleh second Winnowing system. Pada pemisahan ini,
partikel yang di angkut dengan Winnowing fan adalah partikel shell yang ringan.
Proses selanjutnya, craked mixture yang tidak dapat terpisah oleh second
Winnowing akan dipisahkan oleh third Winnowing system. Pada pemisahan ini,
partikel yang di angkut dengan Winnowing fan adalah partikel shell yang ringan.
Dan selanjutnya shell yang diangkut tersebut akan terbuang keluar. Sedangkan
untuk partikel yang berat (kernel) akan dibawa ke Kernel Silo. Dalam proses ini
kernel akan dikeringkan dengan menggunakan Steam, yang bertujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan kernel dengan kualitas yang baik sesuai dengan target. Fungsi lain
Steam disini adalah agar kernel tidak berjamur karena udara yang lembab. Tahap
akhir maka kernel akan disimpan di Kernel bulking sebelum dikirim ke
konsumen.
2.8.
Tatacara Pengumpulan TBS dan Pengangkutan ke Pabrik
Sebagai perusahaan penghasil Crude Palm Oil (CPO) yang memiliki
kebun sebagai sumber bahan baku, maka perusahaan membuat sistem yang
mengatur bagian transportasi, bagian panen dan bagian pengolahan setiap divisi
kebun. Proses panen dilakukan di area pasar panen kebun dan TBS yang dipanen
akan dikumpulkan dibeberapa titik pengumpulan yang selanjutnya akan disatukan
kembali dengan menggunakan traktor penumpuk di Titik Pengumpulan Hasil
(TPH). Kemudian dari pihak transportasi akan mengirim beberapa truk
pengangkut ke divisi kebun yang telah dipanen. Sebelum truk memasuki kawasan
kebun,maka terlebih dahulu melapor ke pihak divisi untuk menjemput helper dan
selanjutnya berangkat menuju area panen. Setiap truk akan berkeliling di area
panen tersebut dan mengunjungi beberapa TPH sampai truk diisi penuh dengan
TBS sesuai kapasitas dan kembali ke pabrik.
TM LONDON SUMATERA
ESTATE
PIHAK KEBUN DIVISI VI
KEBUN (AREA PANEN)
Gambar 2.3. Flowsheet pengakutan TBS
Universitas Sumatera Utara
PABRIK