Investasi Dalam Aktiva Tetap pada PT.PP. London Sumatra Indonesia,Tbk

(1)

(2)

(3)

KATA PENGANTAR Assalammualaikum wr.wb.

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmatNya yang melimpah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya ini. Adapun tugas akhir ini dengan judul ”Investasi Dalam Aktiva Tetap pada

PT.PP. London Sumatra Indonesia,Tbk.

Penulisan tugas akhir ini merupakan salah satu prasyarat untuk

memperoleh gelar Ahli Madya Universitas Sumatera Utara. Penulisan tugas akhir ini dapat berjalan dengan baik tidak terlepas dari jasa/bantuan dari beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Teristimewa buat Ayahanda Edward dan Ibunda Omi Farida yang telah membesarkan dan membimbing penulis dengan kasih sayangnya.

2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. DR. Paham Ginting, selaku Ketua Jurusan Departemen Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi, SE, Ak, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyusunan dan penulisan tugas akhri ini.

5. Ibu Dra.Marhayanie,MSi selaku Dosen Wali yang telah senantiasa membimbing dan memberikan arahan serta nasehat untuk penulis.

6. Ibu Dra. Fepty Aniar, selaku Kasubag Pendidikan dan serta pegawai administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah berjasa dan memberikan segala kemudahan dalam penulisan dan penyusunan tugas akhir ini.

7. Bapak/Ibu Staff pengajar yang telah memberikan segenap ilmu yang akan sangat berguna bagi penulis.

8. Bapak Pimpinan, staff dan seluruh karyawan PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan penelitian dan memberikan data yang diperlukan dalam penyelesaian tugas akhir ini.


(4)

9. Buat Abangku Ghery dan adiku Yesi dan Wili serta seluruh keluargaku terutama Bude Neliati dan Pakde Jamilus yang telah memberikan semangat dan masukan yang sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, Thanks for all.

10.Sahabat-sahabatku tersayang: Ragil yang dah mau bantuin ngeprint , Rina yang selalu marah- marah g’ jelas, Ili yang pelit ma pulsa hehehe..., Ade, Sumi, Eka, Farah, Mida, Asni. Makasih dah mau jadi sahabatku dalam suka dan duka. Dan khususnya B’ Iwan yang kadang baek dan kadang Cuek, makasih atas dukungannya selama ini.

11.Buat teman-teman magang grup 31 yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis serta teman-teman lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu namanya khususnya anak-anak keuangan stambuk 2006 Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Apabila dalam penulisan tugas akhir ini terdapat kesalahan maupun kekurangan, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang berkepentingan dan terlibat sehingga nantinya tugas akhir saya ini menjadi lebih baik di masa yang akan datang.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut berperan dalam penyusunan tugas akhir ini. Saya berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan bagi mahasiswa/i Fakultas Ekonomi khususnya mahasiswa/i Departemen Keuangan Universitas Sumatera Utara dalam menyusun tugas akhir.

Medan, 18 Mei 2009 Penulis


(5)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……….. i

DAFTAR ISI ……….... iii

DAFTAR TABEL………. iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian... 5

D. Manfaat Penelitian... 5

BAB II : PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Ringkas... 7

B. Jenis Usaha Kegiatan... 9

C. Struktur Organisasi... 10

D. Job Description... 13

E. Kinerja Usaha Terkini... 15

F. Rencana Perusahaan BAB III : PEMBAHASAN A. Pengertian Aktiva Tetap... 20

B. Jenis-Jenis Aktiva Tetap... 21

C. Metode Perolehan Aktiva Tetap... 25

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap ... 28

E. Laporan Aktiva Tetap PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk... 34

BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 39

B. Saran... 40

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Penyusutan Dengan Menggunakan Metode

Garis Lurus……….. 30

Tabel 2 Skedul Penyusutan………..………... 32 Tabel 3 Depresiasi Dengan Menggunakan Metode


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Suatu perusahaan pada umumnya menjalankan kegiatan operasionalnya bertujuan untuk mencari laba. Menurut Harahap (2002:16) tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan yang terus- menerus (continue), kelangsungan hidup (going concern), dan kesan positif dimata publik (image). Dalam menjalankan usaha tersebut tentu diperlukan dana dan modal yang sangat besar. Untuk mendapatkan dana tersebut perusahaan dapat meminjamnya di bank atau badan usaha lainnya yang dapat memberikan bantuan bagi kegiatan usaha tersebut.

Dalam mempergunakan dana tersebut agar dapat memberikan manfaat bagi perusahaan maupun kelangsungan hidup usaha maka dana yang menganggur dapat ditanamkan dalam bentuk surat berharga yang diharapkan memberikan hasil yang memadai ataupun bila dana yang menganggur akan berlangsung lama, maka perusahaan dapat mempergunakan dana tersebut pada tujuan yang lebih memberikan manfaat dan menambah nilai perusahaan, misalnya pembelian aktiva tetap. Menurut Dunia (2005:151) Aktiva tetap (plants assets atau fixed assets atau

property and equipment) adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam

kegiatan perusahaan untuk jangka waktu lebih dari satu tahun, tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yang nilainya besar atau material. Semakin besar ketergantungan perusahaan akan penggunaan aktiva tetap, maka investasi dana untuk aktiva tetap akan semakin


(8)

besar juga, sehingga fungsi perencanaan dan pengawasan aktiva tetap memegang peranan yang besar. Pengeluaran selama pengoperasiaan aktiva tetap dapat dikelompokkan dua yaitu revenue expenditure dan capital expendire. Hal ini merupakan kebijaksanaan keuangan perusahaan yang perlu dipertimbangkan, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam perencanaan aktiva tetap perusahaan harus menetapkan budget serta pertimbangan-pertimbangan untuk melakukan suatu investasi aktiva tetap. Pengawasan suatu budget aktiva tetap adalah sangat penting, karena hal ini berpengaruh bagi kesehatan keuangan jangka panjang perusahaan. Investasi dalam aktiva tetap mempunyai dampak dan konsekuensi yang mungkin tidak ditemukan dalam pengeluaran kas sehari-hari dari perusahaan. Apabila dana telah dipergunakan untuk pembelian aktiva tetap, maka akan memakan waktu yang lama sebelum dana ini dapat kembali. Pengeluaran yang tidak tepat dalam aktiva tetap sulit untuk ditarik kembali tanpa menimbulkan kerugian yang besar bagi para investornya. Dengan demikian investasi jangka panjang yang kurang berhati- hati dapat mengakibatkan kesulitan- kesulitan dalam keuangan.

Dalam lingkungan yang penuh persaingan seperti masa sekarang ini, merupakan suatu keharusan perusahaan untuk melakukan investasi- investasi penting dalam aktiva tetap untuk dapat memajukan produktivitas dan mengambil keuntungan dari kemajuan teknologi yang dialami oleh peralatan produksi. Selain dengan cara membeli aktiva untuk pengadaan aktiva tetap perusahaan ada cara lain, yaitu dengan cara membangun dan membuat sendiri, atau dengan cara menyewa dan lain- lain. Selain untuk pembelian dan pengadaan aktiva tetap juga


(9)

diperlukan dana untuk biaya pemeliharaan aktiva tersebut, biaya reparasi, biaya penggantian bagian – bagian tertentu dari aktiva yang bersangkutan dan biaya lainnya yang diperlukan sehingga aktiva tersebut dapat dipergunakan dalam kegiatan normal perusahaan. Pengeluaran – pengeluaran tersebut ada yang dapat menambah masa manfaat aktiva, menambah kapasitas dan mutu produksi aktiva tersebut.

Investasi dalam aktiva tetap memerlukan perencanaan dan pengawasan yang baik mulai dari pengadaan sampai dengan penyingkiran, sehingga diperlukan suatu bagian yang mampu melaksanakan fungsi tersebut, yakni

controller perusahaan. Dengan adanya peran controller dalam membantu

mengelola aktiva tetap dan dengan perlakuan akuntansi yang sesuai dengan prinsip akuntansi, maka diharapkan peluang untuk melakukan kecurangan dan kekeliruan akan semakin kecil.

Perencanaan investasi terjadi karena adanya kesempatan untuk investasi dalam kegiatan-kegiatan bisnis yang prospeknya menjanjikan. Dengan adanya kesempatan ini, dimulailah dengan jumlah pengeluaran untuk investasi dan penerimaan yang diperoleh selama kegiatan investasi berlangsung.

Peranan pentingnya aktiva tetap bagi suatu perusahaan dapat dilihat dari jumlah relatif aktiva tetap tersebut dibandingkan dengan total aktivanya. Arti pentingnya aktiva tetap itu berbeda dari perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lainnya, tergantung pada sifat, jenis, dan skala usahanya. Aktiva tetap harus memenuhi kriteria atau mempunyai karakteristik yaitu (1) Dimiliki atau dikuasai perusahaan, (2) Mempunyai bentuk fisik, (3) Memberikan manfaat di masa yang


(10)

akan datang, (4) Dipakai atau digunakan secara aktif didalam kegiatan normal perusahaan, (5) mempunyai manfaat relatif permanen ( Hermanto, 2002 : 314 ).

Perusahaan menempatkan sumber-sumber ekonomi yamg dimiliki atau dikuasai dalam bentuk berbagai macam aktiva tetap dengan tujuan pokok untuk digunakan dalam proses produksi atau pengadaan dan distribusi barang atau jasa dalam jangka yang relatif lama. Perbedaan antara aktiva satu dengan aktiva yang lain dapat dilihat secara kasat mata melalui bentuk fisiknya, namun nilai dari masing-masing aktiva tetap terletak pada manfaat potensialnya.

Dari uraian di atas penulis tertarik memahami dan mempelajari pengetahuan mengenai aktiva tetap. Dalam penulisan laporan ini penulis mencoba membandingkan keadaan di lapangan dengan pengetahuan penulis yang diperoleh diperkuliahan. Penulis memilih PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk sebagai tempat riset lapangan. Perusahaan ini adalah Penanam Modal Asing (PMA) yang berkedudukan di Medan dalam bidang usaha perkebunan. Untuk melihat bagaimana perusahaan ini mengelola aktivanya, penulis memilih judul

“INVESTASI DALAM AKTIVA TETAP PADA PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk ”.


(11)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan alasan pemilihan judul dan lokasi penelitian diatas, maka penulis mencoba merumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Apakah aktiva tetap pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk telah memberikan keuntungan bagi perusahaan ?

2. Apakah aktiva tetap pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk telah dipergunakan secara efisien ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis investasi aktiva tetap yang dimiliki PT. PP. London Sumatra Indonesia,Tbk

2. Untuk membandingkan keadaan di lapangan dengan pengetahuan penulis yang dipelajari di perkuliahan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk dalam mengambil langkah – langkah perencanaan dan kebijakan investasi aktiva tetap pada masa yang akan datang supaya dapat bekerja seoptimal mungkin serta tercapainya tujuan perusahaan.


(12)

2. Bagi Penulis

a. Merupakan usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berfikir serta kemampuan menganalisa setiap permasalahan yang dihadapi terutama dalam hal menginvestasikan aktiva tetap perusahaan.

b. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis dalam bidang ilmu manajemen keuangan khususnya investasi aktiva tetap.

3. Bagi Pihak Lain

Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian dalam bidang investasi aktiva tetap di masa yang akan datang.


(13)

BAB II

PROFIL PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk.

A. Sejarah Ringkas

PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk, yang berkantor di jalan Jenderal Ahmad Yani NO. 2 Medan-Sumatera Utara pada tahun 1904, berdasarkan Akta Notaris Raden Kadirman No. 93 tanggal 18 Desember 1963. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No.J.A5/ 121/ 20 Tanggal 14 September 1963, tambahan No. 531. Perusahaan ini mengelola bermacam-macam usaha antara lain:

1. Industri dan Bahan kimia 2. Perkebunan

3. Pauls (yang terdiri dari bermacam-macam dagang) 4. Perdagangan umum Internasional.

Semua usaha di atas tersebar di seluruh dunia tetapi untuk di Indonesia perusahaan ini hanya bergerak di bidang perkebunan saja. Harrison dan Crosfield mulai beroperasi di Indonesia sejak tahun 1906 dan perkebunan ini pada mulanya merupakan bekas hak konsesi berdasarkan perjanjian antara Zelf B Elstuut dengan beberapa perusahaan Rubber Company Ltd, yang disahkan residen Sumatera Timur.

Untuk memperluas usahanya pada tahun 1962 sampai 1963 perusahaan ini menggabungkan diri dengan perusahaan perkebunan di Sumatera Utara. Dengan demikian penggabungan kedua perusahaan ini terbentuk PT. PP.


(14)

London Sumatra Indonesia Tbk. Pada masa konfrontasi dengan Malaysia, terjadi konflik antara pemerintah Inggris dengan Indonesia yang menyebabkan kaum buruh perkebunan dan pemerintah Republik Indonesia berinisiatif mengambil alih kepengurusan perusahaanuntuk meneruskan aktivitas yang terkendala.

Selanjutnya pada tahun 1964 kepengurusan ini diserahkan kepada badan pengawas pemerintah daerah. Tetapi dalam tahun tersebut terjadi lagi perubahan berdasarkan ketetapan Presiden No.6 tahun 1964 diadakan perjanjian ini mulai berlaku tanggal 20 Maret 1968.

Isi perjanjian tersebut adalah:

1. Pengambilan hak milik kepada Harrison dan Crosfield Ltd di Sumatera Utara.

2. Kerjasama di bidang perkebunan karet, kelapa sawit, proyek pertanian lainnya dan proyek bahan pangan.

Perjanjian berdasarkan:

1. Instruksi Presidium Kabinet No.28/ U/ IN/ 12/ 1966,tanggal 12 Desember 1966 dan semua peraturan lain yang berhubungan dengan pengendalian perusahaan-perusahaan asing.

2. Undang-undang No. 1 Tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing Indonesia.

Anggaran Dasar Perseroan mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan terakhir terjadi pada tanggal 25 Juli 1967, sehubungan dengan perubahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan


(15)

No.C2-6275. HT. 01. 04 tahun 1997. Sehubungan dengan perubahan Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana diatur oleh Undang-Undang No.1/ 1995, perubahan nama perusahaan menjadi PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk. Serta perubahan tempat kedudukan perusahaan menjadi di Jakarta.

Perusahaan ini mengelola hak tanah perkebunan yang disebut Hak Guna Usaha (HGU), berlaku selama 30 tahun dengan obsi pembaharuan. Semua Hak Guna Usaha berakhir tahun 1998. Pada tanggal 31 Desember 1997 perusahaan telah memperoleh kembali perpanjangan Hak Guna Usaha selama 25 tahun hingga tahun 2003.

B. Jenis Usaha

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. (PT. Lonsum) merupakan salah satu perkebunan yang masih membudidaya tanaman karet selain kelapa sawit, kakao, teh, kopi dan sebagai produsen benih kelapa sawit dan kakao. Operasional PT. PP. London Sumatra Indonesia, tbk. bergerak dalam bidang perkebunan yang terdiri dari: perkebunan kelapa sawit, perkebunan karet, perkebunan coklat, perkebunan kopi, perkebunan kelapa, perkebunan teh. Perkebunan-perkebunan yang dimiliki oleh perusahaan ini tersebar diberbagai daerah yaitu: 1. Daerah Langkat (Kebun Turangie, Kebun Namu Tonga, Kebun Pulau Rambong, Kebun Bungara), 2. Daerah Serdang (Kebun Bagerpang, Kebun Sei Merah), 3. Daerah Rampah (Kebun Rambong Sialang, Kebun Sei Bulan, Kebun Bah Bulian), 4. Daerah Asahan (Kebun Gunung


(16)

Melayu), 5. Daerah Pulau Jawa (Kebun Kertasari, Kebun Baambessie), 6. Daerah Sulawesi (Kebun Balambessie, Kebun Palang Isang). PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk. juga melakukan pengelolahan yang dilakukan dibeberpa pabrik yang terdapat di masing-masing daerah. Hal ini bertujuan untuk mencapai efisiensi kerja yang menghemat biaya angkutan. Hasil perkebunan dan pengolahan dari pabrik-pabrik yang akan dijual keluar negeri maupun dalam negeri terdiri dari: minyak kelapa sawit, coklat, kopra dan teh.

C. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan salah satu unsur terpenting dalam suatu organisasi atau perusahaan. Fungsi struktur organisasi diantaranya adalah untuk pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja dan merupakan suatu sistem komunikasi. Dengan demikian, kegiatan yang dalam suatu perusahaan disusun teratur sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan baik.

Dalam penerapannya struktur organisasi dari suatu perusahaan selalu berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Untuk menetapkan suatu struktur organisasi harus dillihat sesuai perusahaan dan lingkup kebutuhan perusahaan yang menggunakannya. Struktur organisasi sangat berpengaruh dalam mencapai tujuan perusahaan. Jika struktur organisasi dapat dibentuk dengan tepat dapat mendukung pencapaian tujuan usaha. Tetapi jika sebaliknya maka akan terjadi ketidakteraturan Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan kegiatan kantor dan usaha sehingga akan sangat berpengaruh pada hasil usaha.


(17)

Adapun struktur organisasi yang akan digunakan pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk adalah struktur organisasi garis yang pelimpah wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian atau departemen di bawahnya dan kemudian dilanjutkan kepada unit bawah departemen yang bersangkutan. Dengan adanya struktur organisasi yang memisahkan fungsi dengan jelas, maka dapat diperoleh keuntungan sebagai berikut:

1. Terwujudnya hubungan yang harmonis antar karyawan dalam perusahaan.

2. Mendapat ketegasan fungsi dan tanggunng jawab dari masing-masing karyawan.

3. Terciptanya arus komunikasi yang baik dalam perusahaan. 4. Terhindarnya konflik dalam pelaksanaan proses kegiatan kerja.


(18)

STRUKT

U

R ORGANI

SASI PT. P

P. LO

NDO

N SUMAT

RA INDONESIA, Tb


(19)

D. Job Description

Tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian atau departemen pada PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk dapat diketahui sebagai berikut:

1. Dewan Komisaris

a. Mempertimbangkan serta memutuskan laporan tahunan atau program kerja yang diajukan Presiden Direktur.

b. Menyetujui kebijaksanaan yang diambil oleh Presiden Direktur dalam menggunakan cadangan dana menurut cara yang terbaik. c. Mengawasi jalannya perseroan.

2. Presidn Direktur

a. Membuat perencanaan kerja.

b. Menyusun kebijaksanaan dan strategi perusahaan.

3. Direktur Produksi

a. Bertugas dan bertanggung jawab atas perencanaan dan pengaturan bidang produksi, baik kualitas maupun kuantitas.

b. Membawahi semua pekerjaan yang dilaksanakan oleh bagian produksi.

4. Direktur Keuangan

a. Bertanggung jawab atas keuangan perusahaan.


(20)

5. Direktur Tanaman

a. Mengadakan pengawasan kepada inspektur lapangan terhadap kepincangan yang terjadi dan dilakukan oleh staff dalam menjalankan tugas.

b. Mengadakan pengawasan data dari perkebunan.

6. Direktur Manajemen

a. Mengadakan perencanaan tenaga kerja, pendidikan, kenaikan pangkat, pemberhentian staff dan karyawan.

b. Mengurus segala urusan kesekretariatan. c. Bertindak sebagai Publik Relation perusahaan.

7. Estate Departement

a. Membuat laporan tahunan, bulanan dan laporan rutin. b. Mengatur peredaran uang tunai.

c. Mengatur pemakaian modal.

8. Training Sector

a. Melaksanakan training untuk para staff dan karyawan. b. Menyusun perencanaan kebutuhan training.

9. Enginering Departement

a. Pembelian barang untuk pabrik. b. Pemeliharaan mesin-mesin.


(21)

10. Internal Audit

a. Melaksanakan pengawasan terhadap seluruh aktivitas perusahaan. b. Bertanggung jawab penuh kepada direktur utama perusahaan.

E. Kinerja Usaha Terkini

1. Produksi

Tingkat rata-rata rendemen CPO Lonsum pada tahun 2004 merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Kegiatan operasional Lonsum mencakup pengelolaan perkebunan dari tahap pengembangan hingga tahap produksi; pengoperasian pabrik pengolahan minyak sawit dan produk turunan sawit, karet remah, biji kakao, kopi dan teh, enginering dan sistem pengelolaan proyek maupun pengendalian seluruh kegiatan perkebunan dan pabrik pengolahan, termasuk prasarana pendukungnya seperti jalan, perumahan dan sarana umum di sekitar perkebunan. Selain itu, Lonsum juga mengoperasikan fasilitas penelitian dan pengembangan yang berkonsentrasi pada kegiatan pembibitan dan persemaian, proteksi tanaman, serta pengendalian dampak lingkungan dan pencapaian proses pengembangan yang berkelanjutan.

2. Pemasaran

Selesainya pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais di palembang menjadi awal upaya Lonsum mengalihkan basis penjualan CPO dari ex-pabrik menjadi ex-tangki timbun yang lebih menguntungkan. Komoditas


(22)

yang dipasarkan Lonsum merupakan hasil dari perkebunan yang dikelolanya sendiri, yaitu produk.

3. Penjualan

Keunggulan Lonsum dalam hal mutu dan penyediaan produk memungkinkan perseroan memperoleh pembiayaan penjualan yang menguntungkan dengan jaminan piutang perseroan.

a) Kantor Pemasaran Singapura

Di tahun 2004 Lonsum mengkoordinasikan seluruh kegiatan pemasaran dan penjualannya melalui kantor Singapura, mengerahkan segenap daya untuk mengembangkan pangsanya di pasar internasional. Lonsum tengah membangun kembali reputasinya sebagai pemasok andal produk kelapa sawit, karet, kakao dan teh, terutama melayani pembeli dari kalangan industri seperti pialang komoditas global, perusahaan pengolah makanan dan sebagainya.

b) Penjualan CPO

Pada tahun 2004 Lonsum berhasil melakukan diversifikasi pemasaran CPO sehingga mampu meningkatkan jumlah pelanggan. Perkembangan ini berawal dari selesainya pembangunan instalasi tangki timbun Sei Lais di Palembang yang merupakan langkah awal upaya Lonsum mengalihkan metode penjualan CPO di Sumatera Selatan dari ex-pabrik ke ex-tangki timbun. Hasilnya mampu menambah jumlah pelanggan secara signifikan serta menikmati keuntungan dari perolehan harga pasar CPO yang berlaku.


(23)

c) Penjualan Komoditas Lainnya

Pejualan karet, kakao dan teh di sepanjang tahun 2004 menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan meskipun masing-masing komoditas ini memiliki prospek yang berbeda. Permintaan akan produk karet alam sedikit menurun akibat lesunya pasar otomotif di Cina, yang merupakan pasar karet alam terbesar di dunia. Sementara melonjaknya harga minyak bumi belakangan ini tidak mempengaruhi stabilitas harga karet alam, berbeda dengan harga karet sintetis yang terbawa naik.

4. Penanganan Logistik

Pengelolaan informasi dan peningkatan sisi keamanan akan menjadi salah satu fitur utama penanganan logistik dan trasportasi terpadu. Pengelolaan logistik yang baik dan benar terutama dalam hal penanganan pengiriman tandan buah segar kelapa sawit (TBS) dari perkebunan ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki timbun sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan.

Mutu CPO sangat bergantunng pada rendahnya kandungan asam lemak bebas (FFA), di mana kadar FFA akan meningkat apabila TBS tidak ditangani secara benar atau terlambat waktu pengirimannya ke pabrik pengolahan, dan pengiriman CPO dari pabrik ke tangki timbun sangat mempengaruhi biaya operasional maupun mutu CPO yang sampai ke tangan pelanggan.


(24)

5. Kinerja Saham LSIP & Perkebunan di BEJ

LSIP kembali terpilih menjadi salah satu saham pilihan yang membentuk indeks harga saham LQ45 BEJ. Biro direksi Lonsum mengelola komunikasi internal maupun eksternal perseroan.

Kebijakan dan prosedur tata kelola perusahaan di lingkungan Lonsum diterapkan serta dipantau oleh Biro Direksi di bawah kendali langsung Presiden Direktur. Selain aspek tata kelola, Direktorat tersebut juga mengawasi empat departemen lainnya yaitu departemen komunikasi perusahaan, hubungan investor, sekretaris perusahaan dan hukum, serta hubungan pemerintahan dan kemasyarakatan. Keempat departemen ini berperan aktif dalam berbagai kegiatan di sepanjang tahun 2004 dalam upaya untuk menyatukan visi dan nilai utama, menyelaraskan organisasi dan operasional dengan visi yang baru, dan menumbuhkan citra perusahaan yang bertanggung jawab, tanggap perkembangan serta menjanjikan.

F. Rencana Perusahaan

PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Indonesia Tbk (Lonsum) menargetkan produksi Crude Palm Oil (CPO/minyak kelapa sawit) sebanyak satu juta ton pertahun mulai tahun 2010 mendatang. Estimasi ini bersumber dari rencana penambahan areal perkebunan dengan cara membeli lahan baru dan akuisisi beberapa perusahaan perkebunan di Indonesia. Kebun Dolok Estate, Kabupaten Asahan,


(25)

Saat ini, kata pembukaan lahan baru maupun peremajaan tanaman Lonsum mencapai 9.000 hektar pertahun. Dengan akumulasi lahan yang ada, serta penambahan lahan baru, diperkirakan pada tahun 2010 itu, Lonsum akan memiliki sekitar 200 ribu lahan sawit yang sudah tertanam. Selain itu, didukung pula dengan penambangan dua pabrik dengan kapasitas produksi 40 ton tandan buah segar perjam. Pabrik yang masing-masing bernilai US$ 9 juta itu, dibangun di Sumatera Selatan dan Kalimantan Timur. Saat ini, Lonsum mengelola sekitar 80 ribu hektar lahan sawit di seluruh Indonesia, terutama di Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Hasil produksi CPO pada tahun ini mencapai 371 ribu ton, dan jika dihitung dengan penjualan benih, produksi karet, kakao dan beberapa komoditi lainnya, perusahaan ini kemungkinan besar dapat memenuhi target penjualan sebesar Rp 2,1 triliun pada tahun 2006. "

Produksi CPO menyumbang 70 % dari total target penjualan itu Sedangkan tahun 2007, estimasi produksi CPO PT Lonsum mencapai 400 ribu ton. Sehingga diperkirakan target penjualan juga akan meningkat. Apalagi harga CPO diperkirakan naik menjadi sekitar US$ 620 per ton pada tahun 2007. Sementara harga saat ini sekitar US$ 550 per ton.


(26)

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Aktiva Tetap

Ada baiknya sebelum permasalahan mengenai aktiva tetap dikaji lebih mendalam, terlebih dahulu harus mengetahui “Pengertian aktiva tetap dan bagaimana maksudnya?” Penulis akan menguraikan bermacam pernyataan para ahli mengenai pengertian dari aktiva tetap, yang antara lain :

Menurut Harahap (2002:16) aktiva tetap adalah yang menjadi hak milik perusahaan dan dipergunakan secara terus menerus dalam kegiatan menghasilkan barang dan jasa perusahaan. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (2002:21) aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan meempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Pendapat lain mengatakan bahwa “aktiva tetap adalah aktiva yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan untuk jangka waktu yang lebih dari satu tahun, tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan, dan merupakan pengeluaran yamg nilainya besar atau material” ( Dunia, 2005: 151). Menurut Jumingan (2006:16) aktiva tetap

(fixed asset) merupakan harta kekayaan yang bersifat relatif, digunakan dalam

operasi reguler lebih dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali.


(27)

Pada dasarnya pengertian aktiva tetap adalah sama dari tiap – tiap defenisi yang telah diuraikan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan ciri aktiva menurut Wibowo (2002:181 ) adalah sebagai berikut :

1. Usia manfaatnya lebih dari satu tahun

2. Diperoleh dan dipergunakan untuk operasi perusahaan 3. Bersifat permanen

4. Tidak dimaksudkan untuk dijualbelikan .

Oleh sebab itu aktiva tetap diartikan sebagai investasi yang hasilnya secara berangsur- angsur sebagaimana investasi dalam aktiva lancar dan tidak pula dimaksudkan untuk memutar kelebihan uang kas.

B. Jenis- Jenis Aktiva Tetap

Secara umum menurut Wibowo (2002:181) aktiva tetap dibagi menjadi dua yaitu:

1. Aktiva tetap berwujud (Tangible Fixed Asset ), misalnya : tanah ( land), bangunan (building), peralatan, mesin ( machinery).

2. Aktiva tetap tidak berwujud ( intangible fixed assets), misalnya : goodwill,

franchice, trede mark dan copy right.

Jenis- jenis aktiva tetap yang ada di PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk yaitu antara lain :

1. Aktiva tetap berupa tanaman (planting) yang terdiri dari : a. Tanaman karet


(28)

c. Tanaman coklat d. Tanaman the e. Tanaman kelapa.

2. Aktiva tetap non tanaman (non planting) terdiri dari :

a. Factory Building

Bangunan pabrik ini meliputi pabrik untuk memproduksi hasil- hasil perkebunan, bangunan atau gudang tempat penyimpanan bahan baku sebelum diproduksi, selokan air untuk saluran air, serta rel yang dibangun untuk mempermudah pemindahan barang dari kebun ke pabrik. Cara perolehan dari bangunan pabrik adalah dengan membangun sendiri yang dikontrakkan kepada kontraktor. Semua biaya yang dikeluarkan sampai bangunan itu selesai dan siap untuk digunakan dikapitalisir sebagai harga perolehan bangunan.

b. Other Building dan House Building

Adapun bangunan lainnya diluar dari bangunan pabrik meliputi gudang yang dipergunakan untuk kepentingan perusahaan dan untuk kepentingan pegawai perusahaan. Dalam perkiraan bangunan lainnya juga termasuk rumah- rumah yang ditempati para staff dan karyawan perusahaan.

c. Water Supply dan Other Structure

Adapun yang meliputi perkiraan ini adalah irigasi untuk pengairan tanaman, pembuatan untuk selokan air, untuk penyediaan air minum dan alat penyiram tanaman yang dipasang pada areal tanaman. Cara perolehan


(29)

dari water supply dan other structure yaitu dengan membangun sendiri yang dikontrakkan kepada orang lain. Semua biaya yang dikeluarkan baik itu pembuatan saluran air, sistem pengaturan air hingga selesai dikapitalisir sebagai harga perolehan water supply dan other structure.

d. Static Machinary

Perkiraan static machinary ini meliputi seluruh mesin yang dipergunakan dipabrik dan dikantor yang sifatnya tetap dan tidak mudah dipindahtangankan, seperti mesin- mesin yang dipergunakan untuk pengolahan bahan baku, generator, dinamo dan mesin- mesin bengkel yang dipergunakan untuk memperbaiki mesin-mesin yang rusak, perusahaan menetapkan umur ekonomis mesin ini 20 tahun.

e. Other Plant dan Machinery

Other plant dan machinery ini meliputi tanaman yang ditanam diselah-

selah tanaman pokok yang menjadi bahan baku bagi produksi perusahaan seperti kacang – kacangan dan rumput gajah, sedangkan peralatan meliputi mesin- mesin pemotong rumput dan tabung penyemprot rumput liar. Untuk menentukan perhitungan penyusutannya perusahaan menetapkan umur ekonomis 5 tahun.

f. Heavy Motor Vehicle

Perkiraan Heavy Motor Vehicle ini meliputi truk pengangkut bahan baku, mobil yang dipergunakan staff, traktor serta mesin perata jalan, untuk menentukan besarnya penyusutan yamg harus disustkan atas heavy


(30)

g. Motor Vehicle

Adapun yang meliputi perkiraan motor vehicle ini adalah sepeda motor yang dipergunakan pegawai atau staff lapangan. Untuk menentukan besarnya penyusutan yang harus dipergunakan atas sepeda motor tersebut setiap tahunnya perusahaan menetapkan umur ekonomisnya selama 5 tahun.

h. House Furniture

Yang termasuk dalam perkiraan house furniture ini meliputi perabotan yang ada dirumah- rumah staff dan kantor seperti kursi, televisi, kulkas, dan perabotan lainnya. Untuk menentukan besarnya penyusutan, perusahaan menetapkan umur ekonomisnya 10 tahun.

i. Office Furniture dan Labolatory Equipment

Perkiraan ini meliputi keseluruhan perabotan yang ada di kantor

seperti komputer, laptop, mesin fotokopi , printer, AC, dispenser, kursi dan meja untuk para staff dan pegawai. Untuk menentukan penyusutannya perusahaan menetapkan umur ekonomisnya 7 tahun.

Aktiva tetap perusahaan yang harga perolehannya sudah habis disusutkan masih tetap dapat berfungsi dengan baik kecuali untuk tanaman. Secara teknis tanaman dapat menghasilkan 20 – 57 tahun namun perusahaan bertindak secara ekonomisnya setelah habis masa puncak produksi tanaman. Apabila perusahaan menganggap lebih menguntungkan menanam kebun baru, maka sebelum sampai umur teknisnya perusahaan telah menebang dan


(31)

memusnahkan aktiva ini. Kadang- kadang dalam umur 16- 20 tahun aktiva ini sudah dihapuskan dan diganti dengan kebun yang baru.

Apabila aktiva tetap perusahaan ini tidak dipergunakan lagi maka aktiva tetap ini dilelang atau ditender pada leveransir dan relasi perusahaan. Dalam hal ini perusahaan terlebih dahulu mengirimkan surat pemberitahuan pada mereka. Hasil dari pelelangan ini merupakan pendapatan bagi perusahaan apabila aktiva tetap tersebut dihapuskan dari pembukuan. Penghapusan pembukuan atas aktiva tetap baru dilaksanakan apabila aktiva tetap tersebut ditarik dari pemakaiannya dalam operasi perusahaan. Aktiva tetap perusahaan yang telah habis disusutkan tidak dihapuskan dari pembukuan selama aktiva tersebut masih digunakan untuk kepentingan perusahaan.

C. Metode Perolehan Aktiva Tetap

Aktiva tetap mempunyai peranan yang cukup penting dalam setiap perusahaan. Semua benda berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dan telah memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai aktiva serta dapat dikelompokkan sebagai aktiva tetap yang harus diukur berdasarkan harga perolehan. Menurut Wibowo (2002:182) ada beberapa cara perolehan aktiva tetap yaitu:

1. Pembelian Tunai

Perolehan dengan cara ini dicatat dengan mendebet aktiva tetap yang bersangkutan dan mengkredit kas sebesar harga perolehan, yang terdiri dari harga aktiva ditambah dengan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk


(32)

memperoleh aktiva tersebut sampai siap untuk digunakan. Contoh sebagai berikut:

PT PP London Sumatra Indonesia Tbk membeli sebuah mesin dengan harga Rp 20.000.000, biaya pajak 1.000.000, biaya angkut dalam perjalanan Rp 200.000, biaya asuransi dalam perjalanan Rp.700.000, biaya pemasangan Rp 400.000, biaya uji percobaan Rp 300.000. Harga Perolehan dapat dihitung :

Harga beli mesin Rp. 20.000.000

Pajak Rp. 1.000.000

Biaya angkut Rp. 200.000

Biaya asuransi Rp 700.000

Biaya pemasangan Rp 400.000

Biaya uji percobaan Rp 300.000

Harga Perolehan Rp.22.6600.000 Maka jurnalnya :

Mesin 22 .600.000

Kas 22.600.000

2. Pembelian dengan surat berharga (saham / obligasi)

Aktiva tetap diperoleh dengan cara ditukar dengan surat berharga seperti saham atau obligasi milik perusahaan. Aktiva ini dicatat sebesar harga pari saham atau obligasi itu pada saat pembeliaan (nilai pari). Jika harga saham atau obligasi lebih besar dari harga pasar maka selisihnya dicatat sebagai


(33)

premium dan jika harga saham lebih kecil dari harga pari dacatat sebagai

discount. Contoh sebagai berikut :

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk menukar sebuah mesin dengan 5000 lembar saham biasa, nominal @ 10.000 perlembar. Pada saat pertukaran harga pasar saham diketahui Rp 12.000 perlembar. Pertukaran mesin dengan saham ini dicatat dengan jurnal :

Mesin Rp. 60.000.000

Modal saham Biasa Rp. 50.000.000

Agio saham Biasa Rp. 10.000.000

3. Diperoleh secara pertukaran

Dalam hal ini aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dan telah dipakai dalam aktivitas operasinya ditukar dengan aktiva yang baru. Laba atau rugi pertukaran dihitung dengan cara nilai buku aktiva yang lama dibandingkan dengan nilai pasar aktiva yang bersangkutan (harga yang diterima). Nilai buku diperoleh dari harga perolehan aktiva lama dikurangi dengan akumulasi penyusutannya. Pertukaran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Pertukaran aktiva tetap yang sejenis

Yaitu aktiva yang lama ditukar dengan aktiva yang baru yang sifat dan fungsinya sama. Misalnya peralatan ditukar dengan peralatan, mesin ditukar dengan mesin dan lain- lain.


(34)

b. Pertukaran aktiva yang tidak sejenis

Yaitu pertukaran aktiva tetap yang lama ditukar dengan aktiva tetap yang baru tetapi tidak sejenis, sifat dan fungsinya tidak sama dengan aktiva tetap yang sama. Misalnya mesin ditukar dengan peralatan, kendaraan ditukar dengan mesin, dan lain- lain.

4. Aktiva yang dibangun sendiri

Biaya – biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi aktiva tetap, seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik dicatat sebagai harga perolehan aktiva. Untuk mengalokasikan biaya overhead pabrik ada dua cara yang dipakai yaitu :

a. Kenaikan biaya overhead pabrik yang terjadi langsung ditambahkan pada biaya produksi aktiva tetap.

b. Biaya overhead pabrik yang terjadi dialokasikan pada biaya produksi aktiva tetap sesuai dengan tarif yang telah dihitung secara keseluruhan proes produksi.

D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap

Pengunaan aktiva tetap tidak terlepas dari pengertian penyusutan (depreciation). Penyusutan merupakan proses alokasi harga perolehan (cost) menjadi beban selama usia ekonomis aktiva tetap secara rasional. Menurut Dunia (2005:155) faktor- faktor yang mempengaruhi penyusutan yaitu :

1. Harga perolehan (cost)


(35)

3. Nilai sisa (salvage/ residual value)

Penyusutan yang terjadi dalam satu periode hanya akan menjadi beban pada periode yang bersangkutan. Menurut Dunia (2005:157) ada empat metode yang digunakan untuk menghitung penyusutan, yaitu :

1. Metode garis lurus (straight line)

Metode ini merupakan yang paling sederhana serta banyak digunakan untuk menghasilkan jumlah penyusutan yang sama setiap tahun. Beban penyusutan dalam metode ini setiap periode sama besarnya yang diperoleh dengan cara harga perolehan aktiva tetap yang bersangkutan dikurangi dengan nilai sisa kemudian dibagi dengan masa manfaat atau dirumuskan sebagai berikut : Beban penyusutan per periode = Harga perolehan – Nilai sisa / masa manfaat. Contoh : PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk membeli traktor dengan harga perolehan Rp. 45.000.000. Traktor tersebut memiliki masa manfaat 10 tahun dengan nilai sisa 5.000.000. Beban penyusutan dapat dihitung : Beban penyusutan per tahun = 45.000.000 – 5.000.000

5 = Rp 8.000.000


(36)

Tabel : 1.

Penyusutan dengan menggunakan Metode Garis Lurus Thn Penyusutan Akm. Penyusutan Nilai Buku

0 - - 45.000.000

1 8.000.000 8.000.000 37.000.000

2 8.000.000 16.000.000 29.000.000

3 8.000.000 24.000.000 21.000.000

4 8.000.000 32.000.000 13.000.000

5 8.000.000 40.000.000 5.000.000

2. Metode Jumlah Unit Produksi ( units – of production)

Dalam metode jumlah unit produksi, manfaat taksiran dari aktiva tetap dinyatakan dalam jumlah unit dari kapasitas produksi seperti jumlah jam atau km. Penyusutan dihitung dengan dua tahap yaitu tahap pertama menentukan tarif penyusutan untuk setiap unit produksi, dan tahap berikutnya menentukan beban penyusutan. Dapat dilihat dengan rumus : Tarif penyusutan = Harga Perolehan – Nilai Sisa / Manfaat taksiran dalam jumlah jam.

Beban Penyusutan = Tarif penyusutan x jumlah unit produksi yang sesungguhnya. Contoh : Diasumsikan bahwa sebuah mesin printer yang berbiaya Rp 1.000.000 dan estimasi nilai residu 450.000 diperkirakan memiliki estimasi umur manfaat 10.000 jam operasi. Penyusutan per jam dapat dihitung sebagai berikut : Rp. 1000.000 – Rp 450.000 / 9.000 = Rp. 61,1 penyusutan per jam.


(37)

Dengan diasumsikan bahwa mesin dioperasikan 2.000 jam selama satu tahun. Maka penyusutannya untuk tahun tersebut adalah 61,1 x 2.000 = 122.200

3. Metode Saldo Menurun (declining – balance)

Dalam metode saldo menurun, penyusutan yang dibebankan pada tahun pertama dan tahun-tahun berikutnya akan semakin menurun. Untuk menerapkan metode ini, biasanya tarif penyusutan yang digunakan adalah dua kali dari tarif metode garis lurus. Contoh : Pada tahun 2008 PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk membeli peralatan dengan harga perolehan Rp13.000.000 dan estimasi nilai sisa Rp 1.000.000 diperkirakan usia ekonomis peralatan 5 tahun.

Beban penyusutan :

Tarif penyusutan = Tarif garis lurus x 2 = 100 % x 2

5 = 40 %.


(38)

Tabel 2 Skedul Penyusutan Akhir

Tahun

Harga Peralatan

Tarif

DBD Penyusutan

Akm. Penyusutan

Nilai Buku

2008 13.000.000 40% 5.200.000 5.200.00 7.880.000

2009 13.000.000 40% 3.120.000 8.320.000 4.680.000

2010 13.000.000 40% 1.872.000 10.192.000 2.808.000

2011 13.000.000 40% 1.123.000 11.315.000 1.685.000

2012 13.000.000 40% 674,000 12.000.000 1.000.000

4. Metode Jumlah Angka Tahun (Sum- of-years Digits)

Metode jumlah angka tahun sama dengan metode saldo menurun, dimana beban penyusutan semakin menurun setiap tahun selama masa pemakaiannya. Dalam metode ini jumlah angka tahun dapat dirumuskan :

Jumlah angka tahun = N ( N+ 1) / 2

Dimana N adalah masa manfaat taksiran dari aktiva yang dinyatakan dalam tahun. Besarnya penyusutan dapat dirumuskan sebagai berikut:


(39)

Contoh :

PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk membeli sebuah mesin Fascimile dengan harga perolehan Rp 1.950.000, nilai taksiran Rp 463.500 dengan umur taksiran selama 4 tahun, maka depresiasinya tiap tahun dapat dihitung :

Depresiasi = HP – NR N

= Rp 1. 950.000- Rp 463.500 4

= Rp. 1.486.500

Tabel 3

Depresiasi dengan menggunakan Metode Jumlah Angka Tahun

Thn Tarif HP- NR

Beban Penyusutan Akm. Penyusutan Nilai buku Awal Tahun Nilai Buku Akhir Tahun 1

4/10 1.486.500 594.500 594.500 1.950.000 1.335.400

2

3/10 1.486.500 445.950 1.040.550 1.950.001 909.450

3

2/10 1.486.500 297.300 1.189.200 1.950.002 612.150

4


(40)

E. Laporan Aktiva Tetap PT. PP. London Sumatra Indonesia ,Tbk

PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk AKTIVA TETAP

PER 31 DESEMBER 2006 (Dalam Jutaan Rupiah)

No Jenis Aktiva

Harga Perolehan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

* Berupa Tanaman

1 Kelapa sawit 699.530 196.127 503.403

2 Karet 212.923 59.748 153.175

3 Kakao 23.941 12.880 11.061

4 Teh 5.231 1.087 4.144

5 Kelapa 9 1 8.00

Jumlah 941.625 269.843 671.782

* Non Tanaman

1 Tanah 355.000 - 355.000

2 Bangunan 286.702 80.002 206.700

3 Mesin dan Peralatan 291.024 88.759 202.265

4 Kendaraan dan alat - alat berat 96.096 73.404 22.692 5 Mebel dan perlengkapan kantor 66.773 29.407 37.366

6 Aset dalam penyelesaian 58.212 - 58.212

Jumlah 1.153.807 271.572 882.235


(41)

PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk AKTIVA TETAP

PER 31 DESEMBER 2007 (Dalam Jutaan Rupiah)

No Jenis Aktiva

Harga Perolehan

Akumilasi

Penyusutan Nilai Buku

* Berupa Tanaman

1 Kelapa sawit 843.439 234.516 608.923

2 Karet 277.710 67.349 210.361

3 Kakao 21.212 7.199 14.013

4 Teh 5.231 1.1 81 4.050

5 Kelapa 9 1 8.00

Jumlah 1.147.601 310.246 837.355

* Non Tanaman

1 Tanah 379.383 - 379.383

2 Bangunan 342.394 93.079 249.315

3 Mesin dan Peralatan 418.382 109.402 308.980

4 Kendaraan dan alat - alat berat 126.825 78.080 48.745 5 Mebel dan perlengkapan kantor 76.192 33,543 42.649

6 Aset dalam penyelesaian 79.062 - 79.062

Jumlah 1.422.238 314.104 1.108.134


(42)

PT. PP. LONDON SUMATRA INDONESIA, Tbk AKTIVA TETAP

PER 31 DESEMBER 2008 (Dalam Jutaan Rupiah)

No Jenis Aktiva

Harga Perolehan

Akumulasi

Penyusutan Nilai Buku

* Berupa Tanaman

1 Kelapa sawit 1.065.222 283.217 782.005

2 Karet 238.569 72.159 166.410

3 Kakao 25.890 8.259 17.631

4 Teh 5.231 1.274 3.957

5 Kelapa 9 1 8,00

Jumlah 1.334.921 364.910 970.011

* Non Tanaman

1 Tanah 399.593 399.593

2 Bangunan 449.502 109.576 339.926

3 Mesin dan Peralatan 500.456 137.022 363.434

4 Kendaraan dan alat - alat berat 133.569 87.518 46.051 5 Mebel dan perlengkapan kantor 86.350 40.089 46.261

6 Aset dalam penyelesaian 182.369 182.369

Jumlah 1.751.839 374.205 1.377.634


(43)

Pada tahun 2006 jumlah nilai perolehan aktiva tetap berupa tanaman pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk sebesar Rp.941.625.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 269.843.000 sehingga nilai buku aktiva tetap berupa tanaman sebesar Rp 671.782.000 sedangkan jumlah nilai perolehan aktiva tetap non tanaman sebesar Rp 1.153.807.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 271.572.000 sehingga nilai buku aktiva tetap non tanaman Rp 882.235.000. Aktiva tetap berupa tanaman jumlahnya lebih besar jika dibandingkan dengan aktiva tetap non tanaman hal ini disebabkan karena setiap tahun perusahaan ini selalu mengalami peningkatan dalam memproduksi hasil perkebunannya.

Pada tahun 2007 jumlah nilai perolehan aktiva tetap berupa tanaman pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk sebesar Rp 1.147.601.000 dengan akumulai penyusutan Rp 310.246.000 sehingga nilai buku aktiva tetap berupa tanaman Rp 837.355 sedangkan jumlah nilai perolehan aktiva tetap non tanaman sebesar Rp 1.422.238.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 314.104 sehingga nilai buku aktiva tetap non tanaman sebesar Rp 1.108.134.000. Aktiva tetap berupa tanaman mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2006 dengan persentase sebesar 0,80 % sedangkan untuk aktiva tetap non tanaman pada tahun 2007 juga mengalami peningkatan sebesar 0,79 %.

Pada tahun 2008 jumlah nilai perolehan aktiva tetap berupa tanaman pada PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk sebesar Rp 1.334.921.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 364.910.000.Sehingga nilai buku aktiva


(44)

tetap sebesar Rp 970.011.000. Sedangkan jumlah nilai perolehan aktiva tetap non tanaman sebesar Rp 1.751.839.000 dengan akumulasi penyusutan sebesar Rp 374.205.000 sehingga nilai buku aktiva tetap non tanaman sebesar Rp 1.377.634.000. Aktiva tetap berupa tanaman pada tahun 2008 mangalami peningkatan sebesar 0,86 % sedangkan untuk aktiva tetap nontanaman mengalami peningkatan sebesar 0,80 %


(45)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai akhir dari penulisan laporan ini, penulis akan mencoba merangkumkan beberapa kesimpulan – kesimpulan berdasarkan uraian – uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya penulis akan mencoba memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi perusahaan.

A. Kesimpulan

1. Struktur Organisasi PT.PP. London Sumatra berbentuk organisasi garis yang pelimpah wewenang berlangsung secara vertikal yaitu dari pimpinan tertinggi kepada para bagian atau departemen di bawahnya. 2. Aktiva tetap yang dimiliki PT PP London Sumatra, Tbk secara garis

besar dapat dikelompokkan menjadi 2(dua) bagian yaitu : a. Planting (tanaman)

b. Non Planting (non tanaman)

3. Aktiva Tetap untuk tanaman diperoleh dengan cara membeli tunai, sedangkan pabrik diperoleh dengan membangun sendiri.

4. Dalam pengelolaan data PT. PP. London Sumatra Indonesia Tbk dalam pelaksanaannya yang dimulai dari penginputan data transaksi sampai dicetaknya laporan keuangan prosedur yang diterapkan sangat baik.

5. Perusahaan PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk telah menerapkan sistem aktiva tetap berdasarkan Standart Akuntansi Keuangan.


(46)

B. Saran

Setelah membuat kesimpulan dengan mempergunakan pertimbangan, penulis mencoba memberikan saran – saran yang mungkin bermanfaat bagi PT. PP. London Sumatra Indonesia atau sebagai bahan masukan dimasa yang akan datang.

1. Sebaiknya PT. PP. London Sumatra Indonesia terus konsisten dengan perhitungan nilai residu dari setiap aktiva tetap perusahaan dimana metode penyusutan yang digunakan perusahaan berbeda untuk setiap jenis aktiva tetap sesuai dengan pola penggunaanya.

2. PT. PP. London Sumatra Indonesia, Tbk telah mempunyai website tersendiri sehingga memudahkan bagi penulis dalam memperoleh data yang dibutuhkan dan diharapkan PT. PP. London Sumatra Indonesia terus mengalami peningkatan dalam hal kemajuan teknologi di era globalisasi.


(47)

DAFTAR PUSTAKA

Dunia, Firdaus A.2005. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi, edisi kedua, Jakarta: Fakultas Ekonomi UI .

Harahap, Sofyan Syafri .2002Akuntansi Aktiva Tetap, Cetakan Keempat, Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Harianto,2002.Akuntansi Keuangan Menengah, cetakan Pertama, Yogyakarta: BPFE yogyakarta

Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan, Cetakan Pertama, Jakarta: Bumi Aksara.

Website lonsum. 2006. www.londonsumatra.com.

Wibowo, Arif Abubakar. 2002. Pengantar Akuntansi I, Jakarta: PT. Grasindo.


(48)

(49)

(50)

(51)

(52)

(53)

(54)

(55)

(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)