TAP.COM - MAKALAH KIMIA KLINIK MIKROSKOPIS URINE PRODI DIII ANALIS ...

MAKALAH KIMIA KLINIK
MIKROSKOPIS URINE

Pembimbing :
Andri Sukeksi, SKM, M. Si
Herlisa Anggraini, SKM, M. Si
Dikerjakan oleh:
Faridah

(G0C015001)

Yulia Alfiani(G0C015003)
Ajie Sriwati D.R. (G0C015010)
Anisatul F.

(G0C015011)

Nunik Pratiwi

(G0C015026)


PRODI DIII ANALIS KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2016

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan taufik
dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
“Mikroskopis Urine”, yang dibuat dalam bentuk yang sederhana.
Dalam makalah “Mikroskopis Urine” ini terdapat pengertian Urine serta Nilai Normal
dan cara pemeriksaannya. Sesungguhnya pembuatan makalah ini untuk memenuhi kewajiban
seorang mahasiswa yaitu pengambilan nilai dalam semester kedua.
Pembuatan makalah ini dibantu oleh beberapa pihak yang bersangkutan. Dalam hal
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Andri Sukeksi, SKM, M. Si dan Ibu Herlisa Anggraini, SKM,M. Si. Med yang
telah memberikan motivasi dan bimbingan;
2. Orang tua yang telah mendukung sehingga dapat menyelesaikan makalah ini;
3. Teman-teman yang telah membantu dalam pencarian tugas.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat membantu dalam penyempurnaan
makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat digunakan sebagaimana semestinya.

Semarang,

Mei 2016

Penulis

2

DAFTAR ISI
Kata Pengantar

.......................................................................... i

Daftar Isi

......................................................................... ii


1. Pengertian Urin dan Urinalisis

......................................................................... 1

2. Jenis Sampel Urin

......................................................................... 2

3. Cara Pengambilan Sampel Urin

......................................................................... 3

4. Jenis Pengawet Sampel Urin

......................................................................... 4

5. Wadah Urin

......................................................................... 5


Pemeriksaan Mikroskopis Urin
A. Pengecatan Spesimen

......................................................................... 5

B. Unsur – Unsur Sedimen dan Arti Klinik ............................................................. 6
C. Cara Pelaporan Hasil

........................................................................ 11

D. Gambar Unsur Sedimen

........................................................................ 12

Daftar Pustaka

......................................................................... iii

3


BAB I
PEMBAHASAN
1. Pengertian Urin dan Urinalisis
Urin adalah : Larutan kompleks sisa metabolisme ginjal yang berisi Air

+

96 %, Bahan Padat + 4% Bahan Organik : Urea (1/2 BAGIAN PADAT ), Asam
Urat, Kreatinin, Bahan Anorganik : NaCl ( + 1/2 Substansi Anorganik), Sulfat,
Fostat, Amonia. Dari hasil pemeriksaan urin dapat diperkirakan kemungkinan adanya
kelainan di ginjal, saluran kemih atau di luar ginjal. Kelainan dalam ginjal & saluran
kemih contohnya : peradangan, perdarahan, penyakit ginjal. Kelainan sistemik/ diluar
ginjal & saluran kemih. Contohnya : Diabetes Mellitus, Diabetes Insipidus,
kehamilan, febris, penyakit perdarahan.
Sedangkan Urinalisis adalah Pemeriksaan urin tidak hanya dapat memberikan
fakta-fakta tentang ginjal dan saluran urin, tetapi juga mengenai faal berbagai organ
dalam tubuh seperti : Hati, Saluran empedu, pancreas, cortex adrenal, dll. Jika kita
melakukan urinalisis dengan memakai urin kumpulan sepanjang 24 jam pada
seseorang, ternyata sususan urin itu tidak banyak berbeda dari susunan urin 24 jam
berikutnya. Akan tetapi kalau kita mengadakan pemeriksaan dengan sampel-sampel

urin dari orang itu pada saat-saat tidak menentu diwaktu siang atau malam, akan kita
lihat bahwa susunan sampel urin dapat berbeda jauh dari sampel lain. Itu sebabnya
maka penting sekali untuk memilih sampel urin sesuai dengan tujuan pemeriksaan.
2. Jenis sampel Urin
A. Urin Sewaktu
Untuk bermacam-macam pemeriksaaan dapat digunakan urin sewaktu, yaitu
urin yang dikeluarkan pada satu waktu yang tidak ditentukan dengan khusus. Urin
sewaktu ini biasanya cukup baik untuk pemeriksan rutin yang menyertai
pemeriksaan badan tanpa pendapat khusus.
B. Urin Pagi
Yang dimaksudkan urin pagi adalah urin yang pertama-tama dikeluarkan pada
pagi hari setelah bangun tidur. Urin ini lebih pekat dari urin yang dikeluarkan
siang hari, jadi baik untuk pemeriksaan sedimen, berat jenis, protein, dll. Dan baik
juga untuk tes kehamilan berdasarkan adanya HCG ( Human Chorionic
Gonadotrophin) dalam urin.
C. Urin Postprandial

4

Sampel urin ini berguna untuk pemeriksaan terhadap glukosuria; urin yang

pertama kali dilepaskan 1,5 – 3 jam setelah makan. Urin pagi tidak baik untuk
pemeriksaan penyaring terhadap adanya glukosuria.
D. Urin 24 Jam
Digunakan untuk pemeriksaan Kuantitatif. Untuk mengumpulkan urin 24 jam
diperlukan botol besar, bervolume 1,5 liter atau lebih yang dapat ditutup dengan
baik. Botol itu harus bersih dan biasanya memerlukan sesuatu zat pengawet.
Adakalanya urin 24 jam itu ditampung terpisah-pisah dalam beberapa botol
dengan maksud tertentu, Hal itu dapat dilakukan pada diabetes mellitus untuk
melihat banyaknya glukosa yang dikeluarkan dari santapan 1 hingga santapan
berikutnya. Dalam menjalankan pemeriksaan terhadap faal sesuatu organ mungkin
diperlukan urin yang dikumpulkan secara khusus pula.
E. Urin 3 Gelas dan Urin 2 Gelas
Penampungan cara ini dipakai pada pemeriksaan urologik dan dimaksudkan
untuk mendapatkan gambaran tentang letaknya radang atau luka lain yang
mengakibatkan adanya nanah atau darah dalam urin seseorang.
Cara menjalankan penampungan 3 gelas dimulai dengan instruksi kepada pasien
bahwa ia beberapa jam sebelum pemeriksaan dilakukan pasien tidak boleh
berkemih. Sediakanlah 3 gelas, sebaiknya gelas sedimen yaitu gelas yang
dasarnya menyempit guna memudahkan mengendapnya sedimen dan agar
sedimen itu mudah terlihat mata telanjang.

Penderita harus berkemih langsung kedalam gelas – gelas itu, tanpa menghentikan
aliran urinnya :
a. Ke dalam gelas pertama ditampung 20-30 ml urin yang mula – mula keluar.
Urin ini terutama berisi sel – sel dari Pars Anterior dan Pars Prostatica urethrae
yang dihanyutkan oleh arus urin, meskipun ada juga sejumlah kecil sel – sel
dari tempat – tempat yang lebih proximal.
b. Ke dalam gelas kedua dimasukan urin berikutnya, kecuali bebrapa ml yang
terakhir dikeluarkan; urin dalam gelas kedua mengandung terutama unsur –
unsur yang ada pada kandung kemih.
c. Beberapa ml urin terakhir ditampung pada gelas ketiga; urin ini diharapkan
akan mengandung unsur – unsur khusus dari pars prostatica urethrae serta
getah prostat yang keluar pada akhir berkemih.
Untuk mendapatkan urin 2 gelas, caranya serupa diterangkan tadi, dengan
perbedaan: gelas ketiga ditiadakan dan kedalam gelas pertama ditampung 50-75
ml urin.

5

3. Cara Pengambilan Sampel Urin :
1. Tanpa kateter : penderita berkemih sendiri, diambil pancaran tengah ( mid stream ).

2. Dengan kateter : terutama untuk pemeriksaan hitung atau kultur kuman.
Syarat-syarat untuk pemeriksaan urin harus sampel yg segar / baru (sebaiknya dalam
3-6 jam harus sudah diperiksa )
4. Jenis Pengawet Sampel Urin :
1. Disimpan dalam almari es 4°C
2. Diberi bahan kimia misalnya :
a. Toluen
-

penghambat perombakan urin oleh kuman

-

2-5 ml toluen untuk mengawetkan urin 24 jam

-

Sebagai pengawet glukosa, aseton dan asam asetoasetat

b. Timol

-

menimbulkan positif palsu terhadap protein

-

Sebagai pengawet sedimen

c. Formaldehid 40%

:

-

dapat untuk pemeriksaan sedimen urin,

-

mengganggu pemeriksaan urobilin, bilirubin, protein & glukosa.


-

Digunakan 1-2 ml larutan formaldehide 40 % (formalin) / 50 tetes
larutan kloroform untuk pengawet urin 24 jam

d. Asam sulfat pekat
-

Untuk pemeriksaan kwantitatif Ca , nitrogen & zat anorganik lain

e. Chloroform

:

-

menghambat pertumbuhan bakteri,

-

mempengaruhi pemeriksaan glukosa

6

f.

Natrium fluorida / asam benzoat :
-

untuk pemeriksaan glukosa dengan menghambat glikolisis

g. Natrium karbonat
-

digunakan 5 g Natrium karbonat bersama beberapa ml toluen

-

khusus untuk pengawet urobilinogen

h. Asam hidroklorida 10 ml /asam borat 50 g
-

Pengawet urin 24 jam untuk mencegah dekomposisi bahan /zat pada
medium alkali

5. Wadah Urin
Botol penampung ( wadah ) urin harus bersih dan kering. Adanya air dan kotoran
dalam wadah berarti adanya kuman-kuman yang kelak berkembang biak dalam urin dan
mengubah susunanya. Wadah urin yang terbaik ialah yang berupa gelas bermulut lebar yang
dapat disumbat rapat; sebaiknya pula urin dikeluarkan langsung ke dalam wadah itu. Berilah
etiket pada wadah yang jelas dan beri keterangan nama, usia, bangsal, jenis urin, pengawet
yang dipakai, dll.

7

PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS (SEDIMEN URIN)
-

Di sentrifugasi sampel urin sebanyak 5 ml dgn kecepatan putaran 1500 rpm.

-

Sisakan 0,5 ml urin di bagian bawah tabung (endapannya) untuk diperiksa dibawah
mikroskop dgn cara :
-

Natif, tanpa dicat, langsung diteteskan diatas obyek glass

-

Menggunakan cat Sternheimer malbin

Teteskan 1 tetes sedimen urin pada gelas obyek & ditutup dgn gelas penutup. Dilihat
dibawah mikroskop dgn pembesaran 100x (LPK/Lapangan Pandang Kecil) atau 400x
(LPB/Lapangan Pandang Besar), adanya unsur-unsur :
Pembesaran objektif 10x / LPK
Sel epitel dan silinder
Pembesaran objektif 40x / LPB
Eritrosit , leukosit, jenis-jenis silinder, jenis-jenis kristal, yeast dan trikomonas
vaginalis. Eritrosit / leukosit bergerombol harus dilaporkan
A. PENGECATAN SPESIMEN
1. Sternheimer-Malbin
Terdiri dari larutan A dan B (disimpan terpisah)
-

Lar.A : Methylviolet 3g dilarutkan dalam alkohol 95%

20 ml + Amoniumoksalat 0,8 gram dan aquades sampai 80 ml
-

Lar.B : Safranin 0,25g dilarutkan dalam alkohol 95%

10 ml + aquades sampai 100 ml

2.
3.

- Lar.Kerja : Campur 3ml lar.A dan 97ml lar.BDisaring
- Penggunaan : 2-3 Tetes
Asam asetat: Bentuk inti leukosit & sel epitel, eritrosit akan lisis.
Sudan III / Oil Red O: Konfirmasi lemak netral atau trigliserida

4. Pengecatan Gram: - Identifikasi bakteri dalam urin
- Gram negatif atau gram positif.
5. Reaksi Prussian Blue: Visualisasi hemosiderin, granula biru.
8

6. Pengecatan Hansel: Identifikasi eosinofil dalam urin.
B. UNSUR-UNSUR SEDIMEN URIN DAN ARTI KLINIK
A. SEL ERITROSIT
Asal

: Glomerulus → Meatus Uretra

- Urin segar : Bentuk normal
- Hipertonik: Krenasi
- Hipotonik

: Ghost atau shadow cell

- Normal

: (-),1-2/LPB masih dianggap normal

- Hematuria mikroskopik : Eritrosit >5/LPB (perdarahan glomerulus ginjal),
aktifitas fisik yang berlebihan → Hilang 24-48 jam istirahat.
- Eritrosit dismorfik/poikilositosis ( 80%) ► Hematuri glomeruler
B. LEUKOSIT
- Normal

: (-), Laki-laki < 5/LPB, wanita < 15/LPB

- Hipertonik

: Krenasi

- Hipotonik

: Glitter cell (pielonefritis)

- Bergerombol

: infeksi akut → pielonefritis, sistitis,uretritis.

C. SEL EPITEL
- Normal

:

Dapat ditemukan → Eksfoliasi / pengelupasan karena adanya

pergantian sel-sel tua melalui sekresi urin.
- Peningkatan sel-sel epitel : Indikasi adanya proses inflamasi pada traktus
urinarius.
D. Sel Epitel Tubuler Renal
- ≥ 15/LPB ► Luka atau kerusakan pada tubulus
E. Oval fat bodies

: Sel epitel tubulus. Butir lemak dalam lumen tubulus

(lipoprotein) atau berisi butir lemak karena degenerasi lipid intrasel. Sindroma
9

nefrotik, diabetes mellitus lanjut, eklampsia, glomerulonefritis kronik, nefrosis
lipoid, emboli lemak.
F. Sel Epitel Transisional
- Normal : Dalam jumlah sedikit
- Gerombolan sel yang besar melalui instrumentasi ( kateterisasi) → Karsinoma
sel transisional dari pelvis sampai vesika urinaria.
G. Sel Epitel Squamosa
- Wanita : Sedikit arti diagnostik
- Pria (tidak sirkumsisi) → Kontaminasi
H. Silinder
Dibentuk :- Lumen tubuli ginjal (tubulus distal & duktus kolektivus). Akibat
Presipitasi mukoprotein Tamm-Horsfall
Faktor-faktor pembentukan silinder :


Stasis urin (aliran urin yang lambat)



Peningkatan keasaman



Kepekatan urin



Adanya protein Tamm-Horsfall

1. Silinder Hialin
- Normal : (-) / (1-2/LPK)
- Penyakit renal, penyakit jantung kongestif, terapi diuretik
- Latihan fisik dan dehidrasi fisiologik
2. Silinder Eritrosit
- Diagnostik : Kerusakan glomeruler & perdarahan parenkim ginjal.
+ Hematuria mikroskopik ► kelainan glomerulus

10

- Walaupun ditemukan satu  penting ! Glomerulonefritis akut, lupus nefritis,
endokarditis bakterial subakut, trauma renal,infark renal, pielonefritis berat.
- Aktifitas fisik berlebihan → Hilang (24-48 jam , istirahat).
3. Silinder Leukosit
- Leukosit (silinder leukosit) berasal : Glomerulus maupun tubulus
- Kelainan tubulus (silinder leukosit > silinder eritrosit)
- Penyakit glomeruler , nefritis interstisial, lupus nefritis, dan sindroma nefrotik
penyakit tubulointerstisial.
4. Silinder Bakteri
- Diagnostik : Pielonefritis
- Bakteri terlalu kecil → Tidak terdeksi Silinder bakteri
5. Silinder Granula
- Degenerasi seluler silinder/agregasi direk serum protein ke dalam matriks
mukoprotein Tamm-Horsfall. Awalnya granula kasar dan besar → Stasis urin →
Halus.
- Indikator : Penyakit renal (tubulus & glomerulus) yang signifikan
6. Silinder Lilin
- Degenerasi silinder granuler
- Gagal ginjal kronik berat, hipertensi maligna, amiloidosis renal, nefropati
diabetika,penyakit renal akut, inflamasi tubuler dan rejeksi allografft ginjal.
7. Silinder Sel Epitel
- Stasis & deskuamasi sel epitel tubuler renal
- Nekrosis, citomegalovirus , rejeksi allografft ginjal, pemaparan obatobatan,keracunan logam berat, etilen glikol, salisilat.
8. Silinder Lemak
11

- Degenerasi lemak epitel tubuler
-

Sindroma

nefrotik,

glomerulosklerosis,

diabetika,

nefrosis

lipoid,

glomeruolnefritis kronik, lupus.
9. Silinder Berukuran Lebar (Broad Casts)
- Dilatasi patologis atau atrofi tubulus
- Tubulus Sangat bedilatasi / terjadi pada tubulus pengumpul yang berukuran lebar
dimana terjadi stasis urin. 2-6 kali lebih lebar dari silinder pada umumnya.
- Silinder gagal ginjal
10. KRISTAL
-Tidak mempunyai arti klinik yang signifikan, kecuali kasus-kasus gangguan
metabolik.
Urin Asam
11. Kristal Asam Urat
Gout, metabolisme urin yang tinggi, febril akut, nefritis kronik.
12. Kristal Kalsium Oksalat
-

Normal : makanan kaya oksalat → Tomat, bawang, jeruk, asparagus, dan
vitamin C, Keracunan etilen glikol, diabetes mellitus, penyakit liver,
penyakit ginjal kronik berat.

13. Kristal Sistin
Sistinosis kongenital / sistinuria kongenital, & dapat membentuk kalkuli
14. Kristal Leusin
Penyakit maple syrup, sirosis, hepatitis virus berat, dan yellow acute atrophy dari
liver
15. Kristal Tirosin
Pada penyakit Liver berat, tirosinosis, dan penyakit Oasthouse

12

16. Kristal Kolesterol
Pada penyakit Nefritis & kondisi nefrotik, chyluria, filariasis
17. Kristal Sulfa
Apabila mengkonsumsi Obat Sulfa.
18. Kristal: Amorf Urat, Kristal Asam Hipurat, Sodium Urat,Kristal Kalsium Sulfat
Tidak banyak mempunyai arti klinik.
Urin Alkali
19. - Kristal Tripel Fosfat
Pada penyakit Pielitis kronik, sistitis kronik, pembesaran prostat.
20. - Kristal Kalsium Fosfat
Normal, kalkuli.
21. - Kristal Amorf Fosfat, Kalsium Karbonat , Amonium Biurat
Tidak banyak mempunyai arti klinik.
22. Bakteri
- Normal

: Bebas bakteri

- Kontaminasi : Uretra / vagina / sumber eksternal yang lain.
23. Yeast / Jamur
- Kontaminasi : Vagina atau kulit oleh Candida albican dan Infeksi traktus urinarius (
DM )
24. Benang Mukus
- Jumlah banyak ► Inflamasi / iritasi traktus urinarius.

25. Spermatozoa

13

- Pria

: Kejang epileptik, emisi nokturnal, penyakit organ genital,

spermatorhea.
- Wanita

: coitus

26. Parasit
- Trichomonas vaginalis
27. Artefak
Kristal Starch
- Kontaminan : Sarung tangan (surgical glove) Serat.
- Kontaminasi : Kain, popok, kertas toilet, pembersih lensa, kapas, dan rambut.
- Bentuk serat yang rata dengan tepi gelap ( Beda dengan silinder ).
Minyak
- Kontaminasi : Pelumas kateter
- Dikelirukan dengan eritrosit.
Pelaporan Hasil
1) LPK (Pembesaran 100X) : epitel, silinder
2) LPB (Pembesaran 400X) : eritrosit, leukosit
 10-15 lapangan pandang (terendah-tertinggi)
 Misalnya: Dalam 15 LPB didapatkan eritrosit sebagai berikut :
 (1,3,2,1,1,2,2,3,1,3,2,2,1,2,3) → 1-3 eritrosit /LPB
3) Negatip/Positip : kristal, bakteri, jamur, parasit, spermatozoa
(Pembesaran 400X)
 + 1 : ada, + 2 : Banyak, + 3 : Banyak sekali

14

Eritrosit

Eritrosit Dismorfik

15

Oval
Fat Body
Silinder
Eritrosit
Leukosit

Silinder
Hialin
Silinder
Leukosit
Sel Glitter

16

Silinder
Granula
Silinder
Lemak
Berukuran
dengan
Besar
Oval
( Broad
Fat Silinder
Epitel
Amorf
Urat
Kristal Calsium
Oxalate
Silinder
Kristal
Asam
Lilin Urat
Body
Cast )

17

Kristal Sistin

Kristal Kolestrol

Kristal Tirosin

Kristal Sulfadiazine
Amorf Fosfat

Kristal Sulfonamide
Kristal Triple Fosfat

Amonium Biurat

Bakteri

18

Kristal Leusin

Yeast

Benang Mukus

Sperma dan Silinder Granula
Trichomonas Vaginalis

Starch (Gloves Powder)

Serat (Fiber)

DAFTAR PUSTAKA

Gandasoebrata, 2006. Penuntun Laboratorium Klinik, Dian Rakyat.
http://labkesehatan.blogspot.co.id//analisis-mikroskopis.html

19

20