Pengawasan Internal Kredit Mitra Binaan Pada Pt Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan Chapter III IV

BAB III
PENGAWASAN INTERNAL KREDIT MITRA BINAAN PADA PT
PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN

A. Pengertian Kredit
Dalam bahasa sehari-hari kata kredit sering diartikan memperoleh barang
dengan membayar cicilan atau angsuran di kemudian hari atau memperoleh
pinjaman uang yang pembayarannya dilakukan kemudian hari dengan cicilan atau
angsuran sesuai dengan perjanjian. (Kasmir,2004:72). Asal mulanya kredit, dalam
bahasa latin disebut “credere” yang artinya percaya. Maksudnya si pemberi kredit
percaya kepada si penerima kredit, bahwa kredit yang disalurkannya pasti akan
dikembalikan sesuai perjanjian. Sedangkan bagi si penerima kredit berarti
menerima kepercayaan, sehingga mempunyai kewajiban untuk membayar
kembali pinjaman tersebut sesuai dengan jangka waktunya. (Kasmir ,2008:101)
Pengertian Kredit menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998, “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Menurut UndangUndang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, “Kredit adalah penyediaan uang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan

pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.”

2525
Universitas Sumatera Utara

26

Selain itu bila dikaitkan dengan kegiatan usaha, kredit berarti suatu kegiatan
memberikan nilai ekonomi kepada seseorang atau badan usaha berlandaskan
kepercayaan saat itu bahwa nilai ekonomi yang sama akan dikembalikan kepada
kreditur setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan yang sudah
disetujui antara kreditur dan debitur. Oleh karena itu, dasar pemikiran persetujuan
pemberian kredit oleh suatu lembaga keuangan atau bank kepada seseorang atau
badan usaha, haruslah berlandaskan kepercayaan. Seseorang atau suatu badan atau
lembaga keuangan yang memberikan kredit, percaya bahwa penerima kredit
dimasa mendatang akan sanggup memenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan
baik berupa barang, uang ataupun jasa.
Tujuan pemberian kredit ini ialah untuk membantu para nasabah atau para
mitra binaan yang membutuhkan dana untuk modal kerja yang dapat

dipergunakan untuk mengembangkan usahanya. Fasilitas kredit memiliki fungsi
sebagai berikut:
1.

Kredit dapat meningkatkan daya guna uang
Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya
jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang
berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna
untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.

2.

Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari satu
wilayah ke wilayah lainnya sehingga suatu daerah yang kekurangan uang

Universitas Sumatera Utara

27


dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh
tambahan uang dari daerah lainnya.

3.

Untuk meningkatkan daya guna barang.
Kredit yang diberikan dapat dipergunakan oleh si debitur untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

4.

Meningkatkan peredaran barang.
Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari suatu
wilayah ke wilayah lainnya, atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah
barang yang beredar.

5.

Sebagai alat stabilitas ekonomi.
Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi

karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah
barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit
membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri
sehingga meningkatkan devisa Negara.

6.

Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.
Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama
dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk
membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga
kerja sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu,
bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan
pendapatannya, seperti mambuka warung atau menyewa rumah
kontrakan atau jasa lainnya.

Universitas Sumatera Utara

28


7.

Untuk meningkatkan hubungan internasional.
Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling
membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit.
Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama di
bidang lainnya.

B. Pemberian Kredit Pada PKBL PTPN III (Persero) Medan
Usaha kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai
berikut :
1) Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
2) Memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 1.000.000.000,- (satu
milyar rupiah).
3) Milik Warga Negara Indonesia.
4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung
ataupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Besar.
5) Membentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum

atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi.
6) Telah melakukan kegiatan usaha maksimal 1 (satu) tahun serta
mempunyai potensi dan prospek untuk dikembangkan.
7) Usaha Kecil yang belum memiliki kemampuan akses perbankan.

Universitas Sumatera Utara

29

8) Usaha Kecil yang tidak memiliki kaitan usaha maupun yang memiliki
kaitan usaha dengan membina, namun diupayakan ke arah terwujudnya
keterkaitan usaha.
1.

Dana Program Kemitraan yang disalurkan berupa :
a.

Pinjaman untuk modal kerja atau pembelian barang-barang
modal (Aktiva Tetap Produktif) seperti : mesin dan alat bantu
produksi, dan lain sebagaimana yang dapat


meningkatkan

produksi dan penjualan produk Mitra Binaan.
b.

Pinjaman Khusus untuk membiayai kebutuhan dana pelaksanaan
kegiatan usaha Mitra Binaan yang bersifat jangka panjang
pendek dengan waktu maksimal 1 tahun. Perjanjian pinjaman
dilaksanakan antara 3 pihak yaitu ; PTPN III, Mitra Binaan dan
rekanan usaha Mitra Binaan dengan komisi yang ditetapkan oleh
PTPN III.

Tingkat bunga pinjaman dikenakan kepada Mitra Binaan bersifat regresif
proporsional yaitu semakin besar jumlah pinjaman maka semakin besar pula
tingkat bunga yang dikenakan dengan batasan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Tingkat Bunga Pinjaman yang Dikenakan Kepada Mitra Binaan
Sumber : Pedoman Pelaksanaan PKBL PTPN III
No.

1.
2.
3.
4.

Jumlah Pinjaman yang Diberikan
s/d Rp. 10.000.000,> Rp. 10.000.000 s/d Rp. 30.000.000
> Rp. 30.000.000 s/d Rp. 50.000.000
Diatas Rp. 50.000.000,-

Tingkat Bunga
6%
8%
10%
12%

Universitas Sumatera Utara

30


Penetapan bunga pinjaman dihitung dengan sistem bunga efektif atau
dapat juga dihitung dengan system flat atau system bagi hasil sepanjang nilainya
setar dengan bunga efektif. Jangka waktu atau masa pembinaan untuk Mitra
Binaan adalah selama 36 bulan atau dapat dilakukan terus menerus atau sampai
Mitra Binaan tersebut menjadi tangguh, mandiri, Bankable sepanjang tetap
memenuhi ketentuan dan persyaratan.
2.

Hibah
Pembinaan Mitra Binaan untuk meningkatkan usahanya, terutama di

bidang, proses produksi, pemasaran hasil produksi, keuangan/pembukuan
serta manajemen sederhana dan sebagainya. Bagian Kemitraan dan Bina
Lingkungan dapat melaksanakan berbagai pelatihan, pemagangan,
pemasaran, promosi, dan hal-hal lain yang menyangkut peningkatan
prouktivitas Mitra Binaan serta pengkajian/penelitian dengan biaya dari
dana kemitraan yang tidak dikembalikan namun berupa hibah dalam
beberapa bentuk sebagai berikut :
a.


Bantuan pendidikan dan pelatihan serta pemagangan Mitra
Binaan dalam rangka :


Meningkatkan

keterampilan

manajerial

dan

teknik

produksi/pengolahan.

b.




Meningkatkan pengendalian mutu produksi.



Meningkatkan pemenuhan standardisasi teknologi.



Meningkatkan rancang bangun dan rekayasa.

Bantuan pemasaran produksi Mitra Binaan dalam bentuk :

Universitas Sumatera Utara

31

 Membantu penjualan produk Mitra Binaan.
 Membantu mempromosikan produk Mitra Binaan melalui
kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pameran
(showroom).
c. Bantuan pendidikan, pelatihan dan pemagangan untuk Mitra
Binaan dapat dilakukan sendiri oleh PTPN III atau menyediakan
tenaga penyuluh yang berasal dari Lembaga Pendidikan/Pelatihan
Swasta Profsional maupun Perguruan Tinggi.
C. Mekanisme Penyaluran Dana Program Kemitraan Pada PKBL PTPN
III (Persero) Medan
Para calon mitra binaan yang telah memenuhi persyaratan yang sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. Per05/MBU/2007 Tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan pada Pasal 3 ayat (1), yang telah dijelaskan diatas.
Maka para calon mitra binaan dapat mengajukan proposal berupa rencana
penggunaan dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya untuk
diajukan kepada BUMN Pembina atau BUMN Penyalur untuk mendapatkan dana
bantuan dari Program Kemitraan di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan
kepada Kebun/Bagian sesuai dengan wilayah kerjanya masing-masing. Adapun
tahapan mekanisme penyaluran dana kemitraan pada bagian Program Kemitraan
dan Bina Lingkungan di ini PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, ialah:
1. Calon mitra binaan mengajukan proposal permohonan pinjaman yang
memuat, antara lain :

Universitas Sumatera Utara

32



nama dan alamat unit usaha;



nama dan alamat pemilik/pengurus unit usaha;



surat Izin Usaha;



foto/Denah lokasi usaha dan denah rumah;



perkembangan kinerja usaha (arus kas, perhitungan pendapatan dan
beban, neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan serta
hasil usaha);



rencana penggunaan dana pinjaman;



dan melampirkan :


foto suami dan istri 3x4 : 2 lembar;



fotokopi KTP suami dan istri : 2 lembar;



fotokopi kartu keluarga : 1 lembar;



fotokopi rekening Bank : 1 lembar;



fotokopi agunan : 1 lembar.

2. Kemudian proposal diajukan ke kebun, unit usaha atau ke kantor pusat.
3. Kemudian bagian PKBL menganalisa proposal yang sudah diajukan sudah
memenuhi syarat atau belum.
4. Setelah proposal diterima, bagian PKBL akan melakukan evaluasi dari
kebenaran isi proposal tersebut dengan melakukan koordinasi dengan
Pemkab atau Pemko tempat usaha itu dijalankan.
5. Setelah proposal selesai dievaluasi, kemudian proposal tersebut diajukan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.

Universitas Sumatera Utara

33

6. Setelah disetujui Direksi kemudian bagian PKBL melakukan persiapan
penyaluran dana kemitraan yang disalurkan melalui transfer kerekening
masing-masing mitra binaan.
7. Kemudian setiap bulannya bagian PKBL akan melakukan monitoring
kepada mitra binaan yang sudah mendapatkan dana kemitraan sampai
proses selesai.
Sebelum para calon mitra binaan mendapatkan pencairan dana dari Program
Kemitraan PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, mereka terlebih dahulu
diharuskan mengikuti pelatihan di Lembaga Pendidikan Perkebunan (LPP) selama
2 hari. Selama pelatihan tersebut para calon mitra binaan akan mendapatkan
arahan, bimbingan, dan motivasi untuk perkembangan usaha mereka menjadi
lebih baik atau untuk memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan
pekerjaan secara efektif. Dalam mengikuti pelatihan ini, para calon mitra binaan
akan mengetahui tugas, tanggung jawab, serta kewajiban mereka sebagai mitra
binaan. Setelah mengikuti pelatihan tersebut, maka pencairan dana dapat
disalurkan dengan cara transfer ke rekening bank masing-masing calon mitra
binaan.
Para calon mitra binaan yang telah mendapatkan dana pinjaman dari Program
Kemitraan di PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, maka mereka
diwajibkan untuk mengembalikan pinjamannya dalam jangka waktu 36 (tiga
puluh enam) bulan, yang termasuk 3 (tiga) bulan masa tenggang, atau dimana
masa tenggang tersebut digunakan untuk pemanfaatan dana pinjaman, seperti
merenovasi warung, dan lain-lain. Adapun besarnya jasa adminsitrasi pinjaman

Universitas Sumatera Utara

34

dana Program Kemitraan per tahun sebesar 6% (enam persen) dari limit pinjaman
atau ditetapkan oleh Menteri (PerMen Nomor : Per-05/MBU/2007). Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) sebagai perusahaan yang telah mengalami perkembangan
dalam pengelolaannya, dan cenderung mengarah ke arah profesionalisme
pengelolaannya dengan memperhatikan aspek produktivitas, efektivitas, dan
efisiensi. Dan penilaian kinerja BUMN mulai diatur dengan Surat Keputusan
Menteri Keuangan No.740/KMK.00/1989 tentang Peningkatan Efisiensi dan
Produktivitas BUMN (Rahardjo, 2007 : 163).
D. Prosedur Kontrak Penyaluran Dana Kemitraan
1.

Tahap Pertama
Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan akan memberitahukan kepada

Distrik Manager bahwa proporsi CMB yang diajukan telah dilakukan proses
analisa/evaluasi dan telah disetujui oleh Direksi selanjutnya Distrik Manager
menghubungi CMB melalui Kebun/Unit.
2.

Tahap Kedua
Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan menyiapkan kontrak penyaluran

dan bantuan kemitraan yang akan ditandatangani oleh Direksi sebagai pihak
pertama dan CMB sebagai pihak kedua (masing-masing diatas materai
secukupnya), kontrak akan disertai dokumen berupa :

3.

a.

Surat pengakuan hutang oleh pihak kedua.

b.

Tanda terima uang, pinjaman oleh pihak kedua.

c.

Jadwal angsuran pinjaman (modal kerja dan investasi).

Tahap Ketiga

Universitas Sumatera Utara

35

Calon Mitra Binaan akan menyiapkan jaminan berupa :
a.

Hak atas Tanah baik berupa Sertifikat Asli atau akta jual beli (di
depan Notaris atau Camat) maupun surat-surat berharga lainnya
seperti : Surat Kendaraan Bermotor (BPKB) dan lain-lain untuk
pinjaman jangka panjang dengan jumlah pinjaman relatif kecil.

b.

Hak Atas Tanah (Sertifikat Asli) yang akan di Akta Pemberi Hak
Tanggungan (APHT) didepan Notaris yaitu bentuk jaminan yang
diberikan untuk pinjaman jangka panjang dengan jumlah pinjaman
cukup besar dan jaminan ini akan dipegang oleh Bagian Kemitraan
dan Bina Lingkungan.


Jika jaminan tersebut berupa Hak Atas Tanah hak Milik
(Sertifikat Asli), Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan akan
meninjau lokasi keberadaan dari jaminan tersebut, untuk
menentukan kebenarannya serta jumlah/harga taksiran dari Hak
Atas Tanah yang dijaminkan. Nilai jaminan ini sekurangkurangnya sama dengan pinjaman yang akan diberikan, jaminan
ini akan lebih baik nilainya mencapai 125% dari nilai pinjaman.



Jika pinjaman tersebut berupa Hak Atas Tanah yang bukan Hak
Milik (Sertikfat Asli) Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan
akan memintakan Surat Kuasa dari Pemilik Sah atas tanah
tersebut kepada CMB yang disahkan oleh Notaris serta
meninjau lokasi keberadaan dari jaminan tersebut untuk
menentukan kebenarannya serta jumlah/harga taksiran dari Hak

Universitas Sumatera Utara

36

Atas Tanah yang dijaminkan. Nilai jaminan ini sekurangkurangnya sama dengan nilai pinjaman yang akan diberikan dan
akan lebih baik nilainya mencapai 125% dari nilai nilai
pinjaman.
c.

Surety Bond yaitu jaminan yang diberikan oleh Perusahaan Asuransi
kepada bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan atas pinjaman Mitra
Binaan. Jaminan ini dapat diberikan jika pinjaman dalam jangka
pendek dengan jumlah pinjaman yang cukup besar. Dimana jumlah
nominalnya sekurang-kurangnya sama dengan jumlah pinjaman
yang akan diberikan.

4.

Tahap Keempat
Setelah penandatangani surat perjanjian atau kontrak dan penyerahan

jaminan oleh CMB dilakukan pendistribusian sebagai berikut :
a.

Surat Perjanjian/Kontrak didistribusikan kepada Bagian Kemitraan
dan Bina Lingkungan sebagai pihak pertama dan CMB sebagai pihak
kedua.

b.

Seluruh

dokumen

baik

yang

berada

di

Distrik

Manager

Kebun/Bagian dan Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan agar
difile dan disimpan dengan rapi untuk mempermudah proses
evaluasi dan monitoring Mitra Binaan.
5.

Tahap Kelima
a.

Penyaluran Dana Kemitraan

Universitas Sumatera Utara

37

Penyaluran dana kemitraan dilakukan oleh masing-masing Distrik
Manager/General

Manager

dan

disaksikan

oleh

Manager

Kebun/Bagian penerima proposal setelah didahului perikatan
perjanjian.
b.

CMB harus hadir (suami/istri) di kantor Distrik Manager/General
Manager untuk mendapatkan penjelasan tentang bunyi pasal demi
pasal yang tercantum dalam surat perjanjian.

c.

Setelah CMB mengerti dan menyatukan sanggup mentaati bunyi
pasal demi pasal yang ada dalam surat perjanjian, maka dilakukan
perikatan perjanjian antara PTPN III sebagai pihak pertama dan
CMB sebagai pihak kedua yang disaksikan oleh notaris.

d.

Penyaluran dana kemitraan harus didukung dengan berita acara
penyerahan yang berisikan tentang :


Waktu penyerahan, nomor dan tanggal bilyet yang diserahkan.



Jumlah dana yang tercantum dalam bilyet giro yang diserahkan.
Penyaluran dana kemitraan tidak dilakukan secara cermonial,
namun penyalurannya terlebih dahulu dikoordinasikan dengan
Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan.

6.

Tahap Keenam
Pengembalian kredit


Pembayaran cicilan kredit dapat dilakukan melalui :

Universitas Sumatera Utara

38



Transfer Bank langsng ke rekening PTPN III dan PUKK AC
Nomor : 0053-01-000-179-30-9 pada BRI Cabang Medan Putri
Hijau.



Kebun/Bagian terdekat.
pembayaran dapat dilakukan dari mulai tanggal 01 s/d 10 setiap
bulannya.

E. Monitoring/Pengawasan Kegiatan Usaha Mitra Binaan
Tata cara pelaksanaan monitoring / pengawasan terhadap mitra binaan, antara
lain :
1.

Dilakukan

monitoring

terhadap

realisasi

penggunaan

pinjaman,

perkembangan asset (usaha dan administrasi), pelaksanaan administrasi
keuangan dan pembayaran angsuran pinjaman.
2.

Sebelum monitoring, harus disiapkan dahulu surat tugas yang
ditandatangani oleh Kepala PKBL dan menunjuk dua orang petugas
dalam satu tim monitoring, serta menyiapkan formulir monitoring dan
laporan monitoring dengan tujuan untuk mendapatkan informasi
penilaian yang objektif dan realistis. Waktu pelaksanaan monitoring
maksimal dua hari kerja, dimana pada hari pertama untuk wawancara,
pemeriksaan administrasi dan kemudian pada hari kedua untuk
peninjauan lokasi penyusunan laporan monitoring.

3.

Pelaksanaan monitoring dapat dilakukan dengan wawancara, peninjauan
lokasi kegiatan usaha dan pemeriksaan administrasi. Petugas yang
ditunjuk melaksanakan monitoring, dapat ditugasi untuk menerima

Universitas Sumatera Utara

39

angsuran pinjaman dengan membuat bukti tanda terima rangkap dua
yang ditandatangani oleh kedua belah pihak (pembayar dan penerim),
kemudian paling lambat satu hari setelah diterima harus sudah
disetor/ditransfer ke rekening PKBL yang bersangkutan.
4.

Untuk mengetahui penggunaan pinjaman yang sesuai dengn perjanjian,
petugas PKBL melakukan wawncara secukupnya dan meminta bukti
yang dapat mendukung keterangan dari mitra binaan, lalu petugas
mencatatnya dalam formulir monitoring.

5.

Untuk mengetahui penggunaan pinjaman yang sesuai dengan perjanjian,
petugas PKBL melakukan wawancara secukupnya dan meminta bukti
yang dapat mendukung keterangan dari mitra binaan, lalu petugas
mencatatnya dalam formulir monitoring.

6.

Untuk mengetahui kelancaran pembayaran angsuran pinjaman, petugas
menanyakan rata-rata penerimaan dan pengeluaran tunai tiap bulan. Ini
dibuktikan dari catatan administrasi keuangan (buku harian kas).
Kemudian petugas mencatat hasilnya dala formulir monitoring yang
disimpulkan dalam laporan monitoring.

7.

Untuk mengetahui perkembangan/pertumbuhan omset penjualan, petugas
PKBL menanyakan tentang kapasitas produksi rata-rata perbulan, ratarata stok barang perbulan dan penjualan rata-rata perbulan. Ini dibuktikan
dari catatan administrasi penjualan dan buku persediaannya. Bila perlu
mengecek ke lokasi produksi dan penjualannya, kemudian mengevaluasi
pertumbuhannya.

Universitas Sumatera Utara

40

8.

Untuk mengetahui perkembangan administrasi, petugas menanyakan
buku catatan yang digunakan untuk administrasi keuangan maupun
administrasi umum lainnya, baik sebelum memperoleh binaan maupun
sesudah memperoleh binaan. Kemudian petugas PKBL mengamati
perbedaannya dan mencatat hasilnya.

9.

Untuk mengetahui perkembangan pemasaran, petugas menanyakan
sampai dimana pelaksanaan pemasaran dilakukan (lokal, luar kota, luar
propinsi, luar pulau atau ekspor). Ini dibuktikan dengan cara mengambil
bukti pengiriman produk/barang untuk beberapa bulan sehingga dapat
diketahui perkembangannya, kemudian mencatat hasilnya.

10. Untuk mengetahui

perkembangan tenaga

kerja, petugas PKBL

menanyakan beberpa jumlah tenaga kerja yang lalu membandingkan
dengan data yang ada dalam proposal. Selanjutnya menanyakan pula
masa kerja dari beberapa tenaga kerja yang ada. Petugas PKBL juga
mencari informasi dari beberapa pekerja mengenai peningkatan
keterampilan yang mereka peroleh selama masa kerja tersebut dan
mencatat hasilnya.
11. Untuk

mengetahui

perkembangan

jenis

usaha,

petugas

PKBL

menanyakan apakah ada produk-produk baru (tidak sejenis) yang
dihasilkan sudah dipasarkan, selama telah menerima bantuan kredit.
Kemudian mengecek fisik produk dan mencatat hasilnya.
12. Untuk mengetahui perkembangan asset, petugas menanyakan buku
catatan yang digunakan untuk mencatat kekayaan badan usaha, antar lain

Universitas Sumatera Utara

41

buku kas/bank, buku piutang, buku persediaan barang, buku aktiva tetap
(peralatan yang dimiliki). Kemudian mencatat hasilnya.
13. Laporan monitoring harus ditandatangi kedua belah pihak yaitu petugas
monitoring dan pimpinan/pengurus/pemilik usaha yang bertalian (mitra
binaan). Laporan dibuat rangkap tiga, dimana yang asli dan duplikat
disimpan dalam PKBL untuk diproses lebih lanjut, sedangkan riplikanya
untuk usaha kecil yang bersangkutan.
14. Berdasarkan kesimpulan dari laporan monitoring serta evaluasi yang
mendalam, maka mitra binaan dapat dikelompokkan berdasarkan kondisi
yang ada, yaitu mitra binaan yang berhasil baik dan mitra binaan baru.
Untuk mitra binaan yang berhasil dan bermasalah, baik didasarkan pada
kinerja pembayaran angsuran pinjaman, perkembangan asset dan
administrasi dalam satu periode pembinaan. Sedangkan untuk mitra
binaan baru selain didasarkan pada kinerja pembayaran angsuran
pinjaman, perkembangan asset administrasi juga didasarkan pada
perkembangan omset penjualannya setelah satu periode pembinaan.
15. Petugas monitoring harus bertindak adil dan objektif dalam memberikan
penilaian ataupun kesimpulan akhir, agar tidak menyesatkan dan
merugikan kemudian hari bagi mitra binaan.
16. Apabila tata cara monitoring tersebut dirasakannya hasilnya masih
kurang memberikan informasi yang meyakinkan bagi petugas, maka
petugas monitoring dapat menambah cara yang lainnya, sehingga tujuan
untuk memberikan penilaian objektif dan realistis dapat tercapai.

Universitas Sumatera Utara

42

F. Penggolongan Kualitas Pinjaman dan Penanganan Terhadap Mitra
Binaan yang Bermasalah
1.

Penggolongan Kualitas Pinjaman
a.

Lancar ; adalah pembayaran angsuran pokok atau bunga pinjaman
tepat waktu.

b.

Kurang Lancar ; apabila terjadi keterlammbatan pembayaran
angsuran pokok atau bunga yang telah melampaui 1 (satu) hari dan
belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh
tempo, pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui bersama.

c.

Ragu-ragu ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran
pokok atau bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh)
hari, dan belum melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dar
tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian
yang telah disetujui bersama.

d.

Macet ; apabila terjadi keterlambatan pembayaran atau bunga yang
telah melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh
tempo pembayaran angsuran, sesuai dengan perjanjian yang telah
disetujui bersama.

Mitra binaan dikategorikan bermasalah apabila pengembalian pinjaman
pokok atau bunga telah mencapai kualitasragu-ragu dan macet, tindakan
selanjutnya adalah Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan secara bersama-sama

Universitas Sumatera Utara

43

dengan Distrik Manager/General Manager masing-masing wilayah binaan
melakukan peninjauan ke lapangan terhadap Mitra Binaan tersebut untuk
mengetahui dan mengevaluasi permasalahan yang dihadapi Mitra Binaan yang
bermasalah.
2.

Penanganan Terhadap Mitra Binaan Bermasalah
a.

Distrik Manager/General Manager atau Bagian Kemitraan dan Bina
Lingkungan agar memberikan surat teguran terhadap Mitra Binaan
wilayah binaan yang telah mencapai kualitas ragu-ragu setelah
mengetahui permasalahan yang dihadapi Mitra Binaan tersebut.

b.

Surat peringatan I, II, dan III
Surat peringatan diberikan oleh Bagian Kemitraan dan Bina
Lingkungan yang ditandatangani Direksi kepada Mitra Binaan yang
kualitas pengembaliannya telh mencapai tingkat macet dan pinjaman
telah jatuh tempo tetapi belum melunasi hutang pokok atau
bunganya. Surat peringatan berisikan teguran keras yang mengacu
kepada surat perjanjian yang telah ditandatangani antara pihak
pertama (PTPN III) dan pihak kedua (Mitra Binaan) dihadapan
notaris pada saat pemberian pinjaman.

c.

Eksekusi jaminan,
Pengeksekusian jaminan Mitra Binaan dapat dilaksanakan setelah
diadakan sepakat tim antara Distrik Manager/General Manager,
Kebun/Bagian dan Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan,
kemudian memberitahukan secara tertulis kepada Direksi tentang

Universitas Sumatera Utara

44

rencana pengeksekusian tersebut setelah mendapat persetujuan
direksi membuat surat pemberitahuan tertulis kepada Pengadilan
Negeri setempat dimana saat pendatanganan surat perjanjian tersebut
ditandatangani, pengeksekusian jaminan harus sejalan dengan isi
surat perjanjian.
G. Masalah yang Dihadapi dan Upaya-Upaya Mengatasinya
1.

Masalah yang dihadapi
a.

Masih terdapatnya itikad yang kurang baik dari para Mitra Binaan
untuk membayar cicilan sehingga terjadi tunggakan.

b.

Masih belum membudayanya di kalangan Mitra Binaan untuk
membayar angsuran melalui transfer Bank.

c.

Letak usaha dari Mitra Binaan yang terpencil mengakibatkan
tingginya biaya operasional, baik di saat analisa apalagi saat
melakukan monitoring/penagihan.

d.

Masih ada Mitra Binaan yang bersifat tertutup, sehingga pembinaan
sulit dilakukan secara optimal.

e.
2.

Mitra Binaan sulit memasarkan produknya.

Upaya Mengatasi Masalah yang Dihadapi
a.

Melakukan deregulasi dalam pengelolaan Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan yang mengikutsertakan Distrik dan Kebun/Bagianbagian usaha yang ada di dalam wilayah binaan PTPN III dalam
melaksanakan analisa.

Universitas Sumatera Utara

45

b.

Sebelum penyerahan dana kemitraan, Calon Mitra Binaan terlebih
dahulu diberikan Pelatihan Management dasar bagi Usaha Kecil.

c.

Dalam hal penyusunan pembukuan dan pelaporan Usaha Kecil
dilakukan monitoring dan pembinaan langsung secara berkala
triwulan dan tahunan baik lintas sektoral maupun BUMN.

d.

Mengikut sertakan para Mitra Binaan (khususnya Mitra Binaan
Unggulan) melalui kegiatan pameran dan promosi baik dalam negeri
maupun luar negeri.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah penulis kemukakan di bab sebelumnya maka
pada bab ini dapat ditarik kesimpulan sebagaimana diuraikan di bawah ini :
1.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III
(Persero) Medan adalah program penyaluran dana untuk meningkatkan
kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui
pemanfaatan dana 1%-3% laba BUMN.

2.

Monitoring atau pengawasan kredit yang di lakukan oleh pihak PKBL di
PT Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, sudah cukup baik dimana
dalam proses pengawasan kredit bukan saja dilakukan pada saat kredit
sudah diterima oleh calon mitra binaan tetapi proses pengawasan kredit
sudah dilakukan sejak calon mitra binaan mengajukan permohonan kredit
sampai dengan kredit lunas dibayar.

3.

Melalui Program Kemitraan di PT Perkebunan Nusantara III (Persero)
Medan ini, masyarakat sangatlah terpengaruh mengenai pemberian
bantuan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang telah
membawa dampak positif bagi mitra maupun lingkungan usaha dengan
meningkatnya volume produksi mitra binaan dengan terserapnya tenaga
kerja.

44
Universitas Sumatera Utara

47

4.

Penggolongan

kualitas

pinjaman

Program

Kemitraan

pada

PT

Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan dibagi dalam empat
kelompok yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Apabila
mitra binaan yang masuk kedalam kualitas pinjaman kurang lancar,
diragukan dan macet, maka akan dilakukan usaha-usaha pemulihan
pinjaman dengan cara penjadwalan kembali (rescheduling) atau
penyesuaian persyaratan (reconditioning).
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat penulis kemukakan adalah sebagai berikut :

1.

Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian kredit kepada mitra binaan
agar tetap dilakukan secara aktif dan berkesinambungan, agar kredit yang
disalurkan terkendali dengan baik sehingga kredit bermasalah dapat
diminimalkan.

2.

Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) pada PT Perkebunan
Nusantara III (Persero) Medan, dalam usaha perkreditannya kepada
usaha kecil, koperasi dan lembaga yang membutuhkan, hendaknya benarbenar mempertimbangkan calon mitra binaan yang akan mendapat dana
dari

Program

Kemitraan.

Disamping

itu

hendaknya

dilakukan

pengecekan terhadap kebenaran jaminan untuk mencegah terjadinya
kredit macet dan harus dapat mengambil keputusan yang tegas terhadap
mitra binaan yang tidak mau membayar kredit yang dipinjamnya agar
resiko kredit bermasalah dapat diperkecil.

Universitas Sumatera Utara

48

3.

Melihat tugas terberat adalah menjalankan fungsi serta proses
pengawasan atau monitoring kredit maka hendaknya petugas yang
ditunjuk dibekali dengan pengetahuan, kreatifitas, keterampilan dan
keahlian serta semakin meningkatka usaha pengawasan terhadap kredit
agar usaha dapat berjalan dengan lancar sehingga mitra binaan
termotifasi untuk selalu berusaha mencapai hasil yang lebih baik lagi.

Universitas Sumatera Utara