Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Industri perbankan sangat mempengaruhi kondisi perekonomian Indonesia,
untuk itu perbankan dikatakan sebagai penggerak roda perekonomian suatu negara.
Hamidu (2013) menyatakan bahwa “kemajuan bank di suatu negara dapat pula
dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju suatu negara,
maka semakin besar pula peranan perbankan dalam mengendalikan negara tersebut”.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998, pengertian dari
bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Bank membantu aktivitas ekonomi masyarakat baik di negara maju maupun
berkembang seperti dalam hal kegiatan mentransfer uang atau melakukan transaksi di
dalam negeri maupun ke luar negeri, melakukan penagihan, menerima dalam segala
bentuk pembayaran, ataupun melakukan setoran seperti pembayaran listrik, telepon,
pajak, air, uang kuliah dan pembayaran lainnya. Begitu juga dengan semua sektor
usaha seperti sektor industri pertanian, perkebunan, perdagangan, jasa, perumahan,
dan sebagainya sangat membutuhkan bank sebagai mitra untuk mengembangkan
usahanya.


Universitas Sumatera Utara

“Perbankan memiliki kedudukan yang strategis yakni sebagai penunjang
kelancaran sistem pembayaran pelaksanaan kebijakan moneter dan pencapaian
stabilitas sistem keuangan sehingga diperlukan perbankan yang sehat, transparan dan
dapat dipertanggungjawabkan” (Booklet Perbankan Indonesia, 2014 : 9). Belajar dari
krisis yang pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997 dan 2008 yang
mengakibatkan

usaha

bank

mengalami

kemerosotan

dan


secara

otomatis

mempengaruhi keuntungan atau laba bank. Laba atau rugi yang diperoleh dipandang
sebagai alat ukur prestasi pada suatu perusahaan, untuk itu perlunya penilaian
kesehatan bank agar kinerja suatu bank berjalan dengan lancar, terutama kinerja
keuangannya yang dapat dilihat dari pertumbuhan laba pada bank. Pertumbuhan laba
yang baik mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik
yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat pada bank tersebut sehingga dapat
memperoleh laba yang optimal.
Berdasarkan

informasi

Lembaga

Penjamin

Simpanan


dalam

laporan

perekonomian dan perbankan Februari 2015 bahwa profitabilitas perbankan
mengalami perlambatan sejak tahun 2013, dari puncak pertumbuhan laba yang
sempat mencapai rata-rata 25%

pada tahun 2012. Sementara, pada tahun 2014

pertumbuhan laba perbankan turun drastis dan hanya mencapai 11%. Pada tahun
2014 laba perbankan mengalami tekanan, hal ini disebabkan karena Net Interest
Margin (NIM) atau pendapatan bunga bersih mengalami penurunan dan biaya
penghapusan kredit mengalami kenaikan. NIM mengalami penurunan drastis, pada
tahun 2013 dari rata-rata dikisaran 5,4% menjadi 4,3% pada tahun 2014. Selain itu

Universitas Sumatera Utara

Laba perbankan mengalami penurunan disebabkan karena rasio Non Performing

Loan (NPL) yang mengukur timbulnya kredit bermasalah mengalami peningkatan
1,77% ditahun 2013 menjadi 2,36% pada tahun 2014.
Sifat laba yang selalu berubah-ubah setiap periodenya mempengaruhi proses
pengambilan keputusan berbagai pihak. Informasi mengenai laba bagi manajemen
digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam mencapai target yang ditetapkan
dan dalam mengelola sumber daya yang dimiliki. Bagi pemegang saham, informasi
laba digunakan untuk melihat kemajuan bank yang dipimpin oleh manajemen dalam
suatu periode. Sedangkan untuk karyawan, digunakan agar mereka dapat memahami
kinerja mereka, apabila bank mengalami kerugian maka mereka diharapkan
melakukan perbaikan dan sebaliknya jika bank mengalami keuntungan mereka juga
dapat menerima peningkatan kesejahteraan sesuai ketentuan dari manajemen. Bagi
pemerintah, Pemerintah juga berkepentingan terhadap kepatuhan bank dalam
melaksanakan kebijakan moneter yang telah ditetapkan. Informasi laba juga berguna
untuk masyarakat luas, dimana bank yang bersangkutan dapat mereka percayai atau
tidak terhadap dana yang mereka simpan di bank tersebut.
Bank wajib memelihara dan/atau meningkatkan tingkat kesehatan bank dengan
menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan
kegiatan usaha, hal ini tertuang dalam pasal 2 Peraturan Bank Indonesia
No.13/1/PBI/2011 tentang penilaian tingkat kesehatan bank umum. Bank wajib
melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara individual dengan menggunakan

pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2

Universitas Sumatera Utara

ayat 3, dengan cakupan penilaian terhadap faktor profil risiko (risk profile), Good
Corporate Governance (GCG), Rentabilitas (earnings), dan Permodalan (capital)
yang dikenal sebagai analisis RGEC. Peraturan Bank Indonesia yang telah
diberlakukan mulai pada tahun januari 2012 tersebut telah menggantikan Peraturan
Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum yang menggunakan sistem penilaian Capital, Asset Quality, Management,
Earning Power, Liquidity, dan Sensitivity to Market Risk (CAMELS).
Penilaian tingkat kesehatan bank merupakan sistem yang digunakan untuk
menggambarkan kondisi keuangan perbankan, dalam penelitian ini penilaian
kesehatan bank menggunakan analisis RGEC yang terdiri dariaspek Risk Profile atau
profil risiko yang diukur dengan menggunakan rasio Non Performing Loan (NPL)
dan Loan to Deposit Ratio (LDR),aspek Earnings atau rentabilitas dapat diukur
dengan menggunakan rasio Return on Assets (ROA) dan Net Interest Margin (NIM),
kemudian aspek Capital atau permodalan diukur dengan rasio Capital Adequacy
Ratio (CAR). Rasio-rasio keuangan tersebut digunakan untuk mempengaruhi tingkat
kesehatan perbankan dengan pertumbuhan laba pada setiap periodenya.

Non Performing Loan (NPL) digunakan untuk mengetahui seberapa besar
risiko kredit yang ditanggung oleh perusahaan perbankan. Berdasarkan Peraturan
Bank Indonesia menetapkan bahwa tingkat NPL maksimum suatu bank sebesar 5%.
Apabila bank telah melebihi dari batas yang telah di tetapkan oleh Bank Indonesia,
maka bank tersebut dapat dikatakan tidak sehat. Hal ini mengindikasikan bahwa NPL
yang tinggi berdampak negatif terhadap laba pada bank.

Universitas Sumatera Utara

Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang digunakan untuk menilai
likuiditas suatu bank, dengan cara membagi jumlah kredit yang diberikan oleh bank
terhadap dana pihak ketiga. LDR menggambarkan kemampuan bank dalam
membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan
kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Rivai et al., 2013:484).Tingkat
LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu pada tingkat 78% - 92% yang mulai
diberlakukan pada tanggal 2 Desember 2013. Semakin tinggi rasio tersebut
memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang akan
mempengaruhi pada perolehan laba bank yang bersangkutan.
“Return


on

Assets

(ROA)merupakan

kemampuan

dari

modal

yang

diinvestasikan ke dalam seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
ROA menggunakan laba sebagai salah satu cara untuk menilai efektivitas dalam
penggunaan aktiva perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi laba yang
dihasilkan, maka semakin tinggi pula ROA, hal itu berarti bahwa perusahaan semakin
efektif dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan” (Prasnanugraha,
2007). Dengan menggunakan rasio ini dapat diketahui seberapa besar laba bersih

yang diperoleh perusahaan perbankan bila diukur dari nilai aktiva.
Net interest Margin (NIM) memberikan gambaran tentang persentase
pendapatan bunga bersih (net interest income)dibagi total aktiva. Semakin besar rasio
ini maka meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.

Universitas Sumatera Utara

Meningkatnya pendapatan bunga dapat memberikan kontribusi laba terhadap bank
(Anggraeni, 2015).
Menurut Ikatan Bankir Indonesia, Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
perbandingan rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). CAR
merupakan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) yang harus
dipenuhi oleh bank,

yaitu

minimum sebesar 8%. Semakin tinggi CAR

mengindikasikan semakin baik tingkat kesehatan suatu bank.

Adapun data mengenai perkembangan rasio-rasio keuangan beberapa bank
yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tercatat di Annual Report periode
2010-2015 dapat di lihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Tabel 1.1
NPL, LDR, ROA, NIM, CAR, dan Laba Bersih
Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
No.

Kode

Tahun

2010
2011
1
BBKP
2012
2013
2014
2015

2010
2011
2
BDMN
2012
2013
2014
2015
2010
2011
3
BJBR
2012
2013
2014
2015
Sumber: www.idx.co.id,2016

NPL
(%)

3.22
2.88
2.66
2.26
2.78
2.83
0
0.25
2.3
1.9
2.3
3.0
1.86
1.21
2.07
2.83
4.15
2.91

LDR
(%)
71.85
85.01
83.81
85.80
83.89
86.34
93.80
98.30
100.7
95.10
91.66
87.50
71.54
72.95
74.09
96.47
93.18
88.13

ROA
(%)
1.62
1.87
1.83
1.78
1.23
1.39
3.87
3.59
3.7
3.4
1.82
1.2
3.15
2.65
2.46
2.61
1.94
2.04

NIM
(%)
4.75
4.55
4.56
3.82
3.70
3.58
11.77
9.9
10.1
9.6
8.4
8.2
7.32
6.89
6.44
7.96
6.79
6.32

CAR
(%)
12.06
12.71
16.34
13.26
14.21
13.56
16.04
17.55
18.90
17.90
17.86
19.70
22.85
18.36
18.11
16.51
16.39
15.85

Laba Bersih
Dalam Rp Juta
492.761
741.478
834.719
934.622
726.808
964.000
2.984.000
3.402.000
4.117.000
4.159.000
2.683.000
2.469.000
890.225
962.695
1.193.304
1.376.387
1.120.035
1.380.964

Universitas Sumatera Utara

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat pada Bank Bukopin Tbk (BBKP) bahwa NPL
tertinggi berada pada tahun 2010 mencapai 3,22% dan terendah sebesar 2,26%
ditahun 2013. LDR cenderung lebih stabil dengan nilai tertinggi sebesar 86,34%
ditahun 2015 dan terendah sebesar 71,85% ditahun 2010. Nilai tertinggi ROA berada
pada tahun 2011 sebesar 1,87% dan terendah sebesar 1,23% ditahun 2014. NIM terus
mengalami penurunan setiap tahunnya. Sedangkan CAR mengalami fluktuasi dengan
nilai tertinggi pada tahun 2012 sebesar 16,34% dan terendah sebesar 12,06% pada
tahun 2010. Dengan demikian, NPL dan LDR relatif lebih sesuai dengan fluktuasi
laba bersih. Sedangkan fluktuasi ROA, NIM, dan CAR tidak searah dengan fluktuasi
laba bersih, disaat ROA, NIM, dan CAR mengalami penurunan justru laba bersih
mengalami peningkatan.
Pada Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), NPL mengalami fluktuasi
dengan nilai tertinggi sebesar 3,0% pada tahun 2015 dan nilai terendah berada pada
tahun 2010 sebesar 0%. LDR juga mengalami fluktuasi dengan nilai tertinggi 100,7%
ditahun 2012 dan terendah ditahun 2015 sebesar 87,5%. ROA tertinggi pada tahun
2010 sebesar 3,87% dan terendah sebesar 1,20% ditahun 2015. NIM mengalami
fluktuasi di mana nilai tertinggi NIM berada ditahun 2010 sebesar 11,77% dan
terendah ditahun 2015 sebesar 8,20%. CAR tertinggi ditahun 2015 sebesar 19,70%
dan terendah sebesar 16,04% ditahun 2010.
Dengan demikian, NPL tidak searah dengan fluktuasi yang terjadi pada laba
bersih, pada saat NPL mengalami peningkatan pada tahun 2011 dan 2012 justru laba
bersih menjadi meningkat. Fluktuasi yang terjadi pada LDR telah sesuai dengan

Universitas Sumatera Utara

fluktuasi laba bersih, di mana terjadinya penurunan LDR ditahun 2014 diiringi
dengan laba bersih yang ikut mengalami penurunan. ROA dan NIM telah sesuai
dengan pergerakan perubahan laba bersih, namun pada tahun 2011 dan 2013
penurunan ROA dan NIM tidak sejalan dengan laba bersih yang mengalami
peningkatan ditahun tersebut. Fluktuasi CAR periode 2010-2014 searah dengan
pergerakan laba bersih, namun ditahun 2015 ketika CAR mengalami peningkatan
justru laba bersih mengalami penurunan.
Pada Bank Jabar Banten Tbk (BJBR) terlihat bahwa NPL mengalami fluktuasi
dengan nilai tertinggi pada tahun 2014 dan terendah ditahun 2011, LDR cenderung
lebih stabil dengan nilai tertinggi sebesar 96,47% ditahun 2013 dan terendah ditahun
2010 sebesar 71,54%. Nilai tertinggi ROA berada pada tahun 2010 sebesar 3,15%
dan terendah ditahun 2014 sebesar 1,94%, NIM tertinggi berada pada tahun 2013 dan
terendah ditahun 2015. Sedangkan, CAR mengalami penurunan secara berturut-turut
setiap tahunnya.
Dengan demikian, disaat NPL mengalami peningkatan pada tahun 2014 telah
sesuai dengan perubahan laba bersih yang mengalami penurunan. LDR pada tahun
2015 terjadi penurunan namun tidak sejalan dengan laba bersih yang mengalami
peningkatan. Pada pergerakan naik turunnya ROA terjadi ketidaksesuaian dengan
perubahan laba bersih, dimana ROA tertinggi ditahun 2010 justru laba bersih
terendah terjadi pada tahun tersebut. Kemudian, penurunan rasio NIM di tahun 2014
searah dengan penurunan laba bersih, namun pada tahun 2015 peningkatan laba

Universitas Sumatera Utara

bersih tidak searah dengan NIM yang dimiliki. Begitu pula pada rasio CAR yang
tidak searah dengan fluktuasi laba bersih.
Berdasarkan dari uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa Risk
Profile (Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio), Earnings (Return on Assets,
Net Interest Margin) dan Capital (Capital Adequacy Ratio) yang digunakan pada
beberapa bank tersebut, terdapat tingkat kesesuaian yang berbeda-beda pada setiap
bank seperti yang telah disajikan oleh peneliti pada Tabel 1.1. Berdasarkan hal
tersebut dan uraian latar belakang diatas, membuat peneliti tertarik untuk meneliti
tentang “Pengaruh Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan
Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2010-2015”.

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Apakah Risk Profile (Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio),
Earnings (Return on Assets, Net Interest Margin) dan Capital (Capital Adequacy
Ratio) berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015?”

1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui dan menguji pengaruh Risk Profile (Non Performing Loan, Loan to
Deposit Ratio), Earnings (Return on Assets, Net Interest Margin) dan Capital

Universitas Sumatera Utara

(Capital Adequacy Ratio) terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.

1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a.

Bagi pihak perbankan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
mengenai variabel Risk Profile, Earnings, dan Capital tersebut mana yang
paling berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan perbankan.

b.

Bagi Investor, penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu masukan guna
membantu investor dalam pengambilan keputusan apabila investor ingin
menanamkan modalnya pada perusahaan perbankan Indonesia.

c.

Bagi peneliti, untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti pada bidang
keuangan perbankan khususnya mengenai variabel Risk Profile, Earnings, dan
Capital dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan
perbankan Indonesia.

d.

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan atau wawasan khususnya dalam bidang perbankan dan dapat
digunakan untuk referensi bagi peneliti selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Rasio Keuangan (Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Dan Profitabilitas) Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan Syariah Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2015

0 3 83

PENGARUH RISK PROFILE, EARNINGS, DAN CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

3 7 124

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 14

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 2

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 1 18

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015 Chapter III V

0 1 42

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 4

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 16

PENGARUH RISK, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

PENGARUH RISK, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14