Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015 Chapter III V

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian
Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, jenis penelitian yang
digunakan adalah jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian
yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Erlina,
2011:29). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Risk Profile, Earnings,
dan Capital yang diukur dengan rasio NPL, LDR, ROA, NIM, dan CAR sebagai
variabel independen terhadap pertumbuhan laba perbankan sebagai variabel
dependen.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2015 dengan mengambil data yang diperoleh
secara tidak langsung melalui media internet dengan situs www.idx.co.id. Penelitian
ini dimulai pada Mei 2016 sampai dengan Agustus 2016.

3.3 Batasan Operasional
Adapun batasan-batasan operasional pada penelitian ini, antara lain:
1.


Subjek penelitian yang dijadikan sampel dalam penelitian ini yaitu perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode yang
diamati yaitu selama 6 tahun, dari tahun 2010 sampai dengan 2015.

Universitas Sumatera Utara

2.

Penelitian ini membatasi hanya melihat pengaruh Risk Profile, Earnings, dan
Capital yang diukur dengan rasio NPL, LDR, ROA, NIM, dan CAR terhadap
pertumbuhan laba perusahaaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 20102015.

3.

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini NPL, LDR, ROA, NIM, dan CAR
sebagai variabel independen dan pertumbuhan laba perusahaan perbankan
sebagai variabel dependennya.

3.4 Definisi Operasional

3.4.1 Variabel Independen
Variabel independen atau variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi pertumbuhan laba perbankan. Variabel independen dalam penelitian
ini adalah:
a. Risk Profile
Risk Profile atau Profil Risiko dalam penelitian ini hanya menggunakan 2
(dua) faktor risiko yaitu risiko kredit dan risiko likuiditas.
1. Risiko Kredit
Risiko kredit yang digunakan oleh peneliti yaitu rasio Non Performing Loan
(NPL). Non Performing Loan (NPL) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang ditanggung
oleh bank. Standar kriteria yang ditetapkan Bank Indonesia dalam menjalankan
kegiatan operasinya dengan baik jika NPL dibawah 5% (SE NO. 15/28/DPNP). NPL

Universitas Sumatera Utara

dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah kredit

yang


bermasalah

dibandingkan dengan total kredit.Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPL =

Kredit Bermasalah
× 100%
Total Kredit

2. Risiko Likuiditas
Rasio likuiditas yang sering digunakan dalam menilai kinerja suatu bank
adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). LDR merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan
dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya, dimana
tingkat LDR yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia
Nomor 15/7/PBI/ 2013 yaitu pada tingkat batas minimum pinjaman yang diberikan
bank adalah 78% dan maksimum 92%. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

LDR =


Total Kredit
×100%
Total Dana Pihak Ketiga

b. Earnings (Rentabilitas)
Rasio earnings atau rentabilitas dalam penelitian ini, adalah:
1. Return on Assets (ROA)
Return on Assets (ROA)digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan dari total aktiva yang dimiliki.
Menurut peraturan dari Bank Indonesia, kriteria penelitian kesehatan Return on
Assets (ROA) dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1
Kriteria Kesehatan ROA
RASIO
ROA ≥1.215%
0.99% ≥ ROA < 1.215%

0.765% ≥ ROA < 0.99%
ROA < 0.765%
Sumber : Bank Indonesia

PREDIKAT
Sangat Sehat
Sehat
Cukup Sehat
Tidak Sehat

ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

ROA =

Laba Sebelum Pajak
× 100%
Total Aktiva

2. Net Interest Margin (NIM)
Net Interest Margin (NIM) adalah rasio untuk mengukur kemampuan bank

dalam menghasilkan pendapatan bunga dari kredit yang disalurkan oleh bank.
Semakin besar rasio ini maka meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif
yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil. Meningkatnya pendapatan bunga dapat memberikan kontribusi laba
terhadap bank. NIM dapat dihitung dengan rumus:

NIM =

Pendapatan Bunga Bersih
× 100%
Total Aktiva

c. Capital (Permodalan)
Penilaian pada aspek permodalan didasarkan kepada Capital Adequacy Ratio
(CAR) yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. CAR adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang
mengandung risiko. Menurut Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008

Universitas Sumatera Utara


menyatakan bahwa bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8% dari asset
tertimbang. Bank yang dianggap sehat adalah bank yang memiliki Capital Adequacy
Ratio (CAR) di atas 8%, sehingga semakin tinggi CAR mengindikasikan semakin
baik tingkat kesehatan bank. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

CAR =

Modal Disetor
× 100%
Total Aktiva

3.4.2 Variabel Dependen
Variabel dependen pada penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Pertumbuhan
labamerupakankenaikan laba atau penurunan laba pertahun yang diperoleh bank yang
dinyatakan dalam persentase.Pertumbuhan laba dalam penelitian ini dihitung dari
selisih jumlah laba bersih tahun yang bersangkutan dengan jumlah laba bersih tahun
sebelumnya dibagi dengan jumlah laba bersih tahun sebelumnya. Pertumbuhan Laba
dapat diukur dengan rumus:
∆Y =


Yt - Y(t - 1)
× 100%
Y(t - 1)

di mana :
ΔY = Pertumbuhan laba pada periode t
Yt = Laba bersih yang diperoleh bank pada periode t
Yt-1 = Laba bersih yang diperoleh bank pada periode t-1(sebelum t)

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.2
Definisi Operasional Variabel
Variabel

Non Performing
Loan (X 1 )

Loan to Deposit
Ratio(X 2 )


Return on
Assets(X 3 )

Net Interest
Margin(X 4 )

Capital
Adequacy
Ratio(X 5 )
Pertumbuhan
Laba (Y)

Definisi Variabel
Rasio
yang
mengukur
kemampuan manajemen bank
dalam
mengelola

kredit
bermasalah yang ditanggung oleh
bank.
Rasio
yang
mengukur
kemampuan
bank
dalam
membayar kembali penarikan
dana oleh deposan dengan
mengandalkan
kredit
yang
diberikan
sebagai
sumber
likuiditasnya
Rasio
untuk

mengukur
kemampuan manajemen bank
dalam memperoleh laba secara
keseluruhan dari total aktiva yang
dimiliki.
Rasio
untuk
mengukur
kemampuan
bank
dalam
menghasilkan pendapatan bunga
dari kredit yang disalurkan oleh
bank.
Rasio kinerja
bank
untuk
mengukur kecukupan modal yang
dimiliki bank guna menunjang
aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko.
Rasio antar laba bersih periode
saat ini dikurangi laba bersih
periode
sebelumnya
dibagi
dengan laba bersih periode
sebelumnya.

Parameter

Kredit Bermasalah
× 100%
Total Kredit

Rasio

Total Kredit
× 100%
Total Dana Pihak Ketiga

Rasio

Laba Sebelum Pajak
× 100%
Total Aktiva

Rasio

NPL =

LDR =

ROA =

NIM =

Skala
Ukur

Rasio
Pendapatan Bunga Bersih
× 100%
Total Aktiva

CAR =

Modal Disetor
× 100%
Total Aktiva

Rasio

∆Y =

Yt - Y(t - 1)
× 100%
Y(t - 1)

Rasio

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015. Jumlah
populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah
sebanyak 41 emiten.

Universitas Sumatera Utara

Untuk menentukan jumlah sampel digunakan beberapa kriteria sebagai
berikut:
1.

Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun
2010-2015.

2.

Perusahaan perbankan yang memiliki laporan keuangan tahunan dari tahun 20102015.

3.

Perusahaan perbankan yang menghasilkan laba bersih secara konsisten pada dari
2010-2015.

Tabel 3.3
Kriteria Pemilihan Sampel
No
Kriteria Pemilihan Sampel
1 Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dari tahun 2010-2015.
2 Perusahaan perbankan yang tidak memiliki laporan
keuangan tahunan pada dari tahun 2010-2015.
4 Perusahaan perbankan yang tidak menghasilkan
laba bersih secara konsisten pada tahun 2010-2015.
Total Sampel

Jumlah
41
(13)
(4)
24

Sumber: www.idx.co.id, 2016

Berdasarkan kriteria di atas, maka sampel dalam penelitian ini terdapat 24
perusahaan perbankan. Berikut daftar perusahaan perbankan yang menjadi sampel
penelitian ini, antara lain:
Tabel 3.4
Daftar Perusahaan Perbankan di BEI yang Menjadi Sampel
No
1
2
3
4

Kode
AGRO
BACA
BBCA
BBKP

Nama Perusahaan
Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga Tbk
Bank Capital Indonesia Tbk
Bank Central Asia Tbk
Bank Bukopin Tbk

Universitas Sumatera Utara

Lanjutan Tabel 3.4
5
BBNI
6
BBRI
7
BBTN
8
BDMN
9
BJBR
10
BMRI
11
BNBA
12
BNGA
13
BNLI
14
BSIM
15
BSWD
16
BTPN
17
BVIC
18
INPC
19
MAYA
20
MCOR
21
MEGA
22
NISP
23
PNBN
24
SDRA
Sumber: www.idx.co.id

Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
Bank Danamon Indonesia Tbk
Bank Jabar Banten Tbk
Bank Mandiri (Persero) Tbk
Bank Bumi Arta Tbk
Bank CIMB Niaga Tbk
Bank Permata Tbk
Bank Sinar Mas Tbk
Bank Swadesi Tbk
Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Bank Victoria Internasional Tbk
Bank Artha Graha Internasional Tbk
Bank Mayapada Internasional Tbk
Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
Bank Mega Tbk
Bank NISP OCBC Tbk
Bank Pan Indonesia Tbk
Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk

3.6 Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data kuantitatif, yaitu
data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data sekunder yaitu data yang
informasinya diperoleh dalam bentuk yang sudah diolah baik oleh perusahaan yang
telah dipublikasikan, yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara.
Sumber

data

berasal

dari

hasil

publikasi

Bursa

Efek

Indonesia

situs www.idx.co.iddengan cara mendownload laporan tahunan (annual report)
perusahaan perbankan.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Universitas Sumatera Utara

Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
metode dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan data berupa laporan keuangan
pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2015 dengan menggunakan media internet
dengan cara mendownload dokumen yang berhubungan dengan penelitian ini melalui
situs www.idx.co.id.

3.8 Teknik Analisis Data
3.8.1 Analisis Deskriptif
Menurut Situmorang dan Lufti (2015), analisis deskriptif merupakan analisis
yang menggambarkan data secara umum dan berusaha menjelaskan atau
menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti melihat mean, maximum,
minimum, median, serta standar deviasi.

3.8.2 Analisis Regresi Data Panel
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
data panel untuk mengetahui pengaruh Risk Profile, Earnings dan Capital terhadap
Pertumbuhan laba. Analisis data dilakukan dengan bantuan Eviews 7. Model regresi
datapanel yang

digunakan untuk

menguji

hipotesis dengan

model dasar

sebagaiberikut :
Y = a + b1 X 1 + b 2 X 2 + b3 X 3 + b 4 X 4 + b5 X 5 + e
di mana :
Y

= Pertumbuhan laba

a

= Konstanta

Universitas Sumatera Utara

b1 - b 5 = Koefisien regresi variabel Independen
X1

= Non Performing Loan (NPL)

X2

= Loan to Deposit Ratio (LDR)

X3

= Return on Assets (ROA)

X4

= Net Interest Margin (NIM)

X5

= Capital Assets Ratio (CAR)

e

= Standar error
Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa

pendekatan yang ditawarkan yaitu:
1.

Common Effect Model (CEM) atau Pooled Least Square (PLS)
Pendekatan ini hampir sama seperti membuat regresi dengan data cross

section atau time series. Namun untuk data panel, perlu mengkombinasikan data
cross section dengan data time series terlebih dahulu sebelum memulai regresi.
Metode ini bisa menggunakan Ordinary Least Square (OLS) atau teknik kuadrat
terkecil untuk mengestimasi model data panel.
2.

Fixed Effect Model (FEM)
Pendekatan ini mengasumsikan bahwa adanya variabel-variabel yang tidak

semuanya masuk dalam persamaan model memungkinkan adanya intersep yang tidak
konstan. Artinya intersep ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu.
3.

Random Effect Model (REM)
Jika pada model efek tetap perbedaan antarindividu atau waktu dicerminkan

lewat intersep, maka pada model ini perbedaan tersebut diakomodasi lewat error.

Universitas Sumatera Utara

Teknik ini juga memperhitungkan bahwa gangguan mungkin berkorelasi sepanjang
time series dan cross section.

Adapun langkah-langkah untuk pemilihan model data panel, sebagai berikut:
1.

Estimasi dengan Fixed Effect Model

2.

Uji Chow (Pooled Least Square atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian:
H 0 = Pooled Least Square
H 1 = Fixed Effect Model
Tolak H 0 jika p-value < nilai signifikansi (0,05); maka H 1 diterima.

3.

Estimasi dengan Random Effect Model

4.

Uji Hausman (Random Effect Model atau Fixed Effect Model)
Dengan kriteria pengujian:
H 0 = Random Effect Model
H 1 = Fixed Effect Model

Tolak H 0 jika p-value < nilai signifikansi (0,05); maka H 1 diterima.

3.9 Uji Asumsi Klasik
3.9.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel independen dan
variabel dependen mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dan lufti,
2015

:

114).Dalam

penelitian

ini,

uji

normalitas

terhadap

residual

Universitas Sumatera Utara

denganmenggunakan uji Jarque-Bera (J-B). Tingkat signifikansiyang digunakan α =
0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angkaprobabilitas dari statistik JB, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

b. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

3.9.2 Uji Multikolinearitas
“Multikolinearitas merupakan suatu kejadian di mana terjadi korelasi atau
hubungan linear yang kuat di antara variabel-variabel bebas” (Gio, 2015:28). Untuk
mendeteksi apakah terindikasi terjadi gejala multikolinearitas, dapat digunakan
pendekatan matriks korelasi dari variabel bebas. Jika terdapat nilai korelasi diatas 0,9
antar variabel bebas, maka diindikasi terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).

3.9.3 Uji Autokorelasi
Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar
dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan, “The size of
the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and
the number of observations. For accuracy, youshould look up the exact acceptable
values in Durbin and Watson's (1951)original paper. As very conservative rule of
thumb, values less then 1 orgreater than 3 are definitely cause for concern; however,
values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.

Universitas Sumatera Utara

Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear
ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya. Autokorelasi terjadi karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Situmorang dan Lufti,
2015:134).

3.9.4 Uji Heteroskedastisitas
Asumsi homoskedastisitas menyatakan terjadi kesamaan varians dari
error(errors with constant variance) untuk setiap tingkatan atau level dari
variabelbebas. Ketika asumsi homoskedastisitas tidak dipenuhi, maka peristiwa
tersebut disebut heteroskedastisitas. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasdapat
dilakukan dengan uji Breusch-Pagan-Godfrey (Gio, 2015:57). Dasar pengambilan
keputusan adalah melihatangka probabilitas dari uji Breusch-Pagan-Godfrey, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a.

Jika probabilitas koefisien regresi variabel bebas ≥ 0,05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

b.

Jika probabilitas koefisien regresi variabel bebas 5%, maka H 0 diterima atau H a ditolak
b. Apabila profitabilitas < 5%, maka H 0 ditolak atau H a diterima

3.10.2 Uji Signifikan Parsial (t-test)
Pengujian ini bertujuan untuk melihat adanya pengaruh masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya, yaitu:
a. H 0 : bi = 0, artinya semua variabel independen secara parsial berpengaruh tidak
signifikan terhadap variabel dependen.
b. Ha : bi ≠ 0 , artinya semua variabel independen secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusannya, yaitu :
a. Apabila profitabilitas > 5%, maka H 0 diterima atau H a ditolak.
b. Apabila profitabilitas < 5%, maka H 0 ditolak atau H a diterima.

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Profil Singkat Perusahaan Perbankan
1.

PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk
PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk didirikan oleh DAPENBUN

(Dana Pensiun Perkebunan Nusantara) pada 27 September 1989 dan melakukan
tindakan korporate bergabung bersama PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk pada tanggal
3 maret 2011. PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga, Tbk terdaftar di Bursa Efek
Indonesia sejak 8 Agustus 2003.
2.

PT. Bank Capital Indonesia, Tbk
PT. Bank Capital Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 20 April 1989. PT

Bank Capital Indonesia, Tbk sebelumnya bernama PT Bank Credit Lyonnais. Sesuai
dengan surat Keputusan Nomor C-24209 HT.01.04.TH.2004 tanggal 29 September
2004 dan Bank Indonesia sesuai dengan surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia
Nomor 6/79/KEP.GBI/2004 tanggal 19 Oktober 2004tentang Perubahan Nama PT
Bank Credit Lyonnais Indonesia menjadi PT BankCapital Indonesia,Tbk. Perusahaan
ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 8 Oktober 2007.
3.

PT. Bank Central Asia, Tbk
PT. Bank Central Asia, Tbk

berdasarkan

surat

Keputusan

didirikan pada tanggal 21 Februari 1957

Menteri

Keuangan

Republik

Indonesia

no.

Universitas Sumatera Utara

42855/U.M.II tertanggal 14 Maret 1957 untuk ijin melakukan usaha bank. PT. Bank
Central Asia, Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 31 Mei 2000.
4.

PT. Bank Bukopin, Tbk
PT. Bank Bukopin, Tbk berdiri sejak tanggal 10 Juli 1970 yang berfokus pada

segmen UMKMK dan telah tumbuh menjadi salah satu bank yang termasukkelompok
bank menengah di Indonesia dari sisi asset dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
sejak 10 Juli 2006.
5.

PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli 1946

dan merupakan bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan Indonesia.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 25
November 1996.
6.

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk didirikan pada tanggal 16 Desember

1895 dengan nama Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi. Pada tahun
2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini,
sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 10 November 2003.
7.

PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk
PT. Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk berdiri dengan nama Postpaarbank

pada masa pemerintah Belanda dan berubah nama menjadi Bank Tabungan Pospada
tahun 1950 kemudian menjadi Bank Tabungan Negara pada tahun 1963. PT. Bank

Universitas Sumatera Utara

Tabungan Negara (Persero), Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 17
Desember 2009 dan melakukan Right Issue pada tahun 2012.
8.

PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk
PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 16 Juli 1956.

Danamon adalah bank ke-enam terbesar di Indonesia berdasarkan aset, dengan
jaringan sejumlah sekitar 2.074 pada akhir Juni 2015, terdiri dari antara lain kantor
cabangkonvensional, unit Danamon Simpan Pinjam (DSP) dan unit Syariah, serta
kantor-kantor cabang anak perusahaannya dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
6 Desember 1989.
9.

PT. Bank Jabar Banten, Tbk
PT. Bank Jabar Banten, Tbk adalah badan usaha milik pemerintah provinsi

Jawa Barat dan Banten yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1961 dengan bentuk
perseroan terbatas (PT). Kemudian, dalam perkembangannya berubah status menjadi
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten Tbk menjadi bank devisa sejak tanggal 2 Agustus 1990 dan terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sejak 8 Juli 2010.
10.

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai

bagian dari programrestrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yaitu Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan

Universitas Sumatera Utara

Indonesia dilebur menjadi Bank Mandiri dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak
14 Juli 2003.
11.

PT. Bank Bumi Arta, Tbk
PT. Bank Bumi Arta, Tbk semula bernama Bank Bumi Arta Indonesia

didirikanpada tanggal 3 Maret 1967 dan mendapat izin dari Menteri Keuangan
Republik Indonesia untuk menggabungkan usahanya dengan Bank Duta Nusantara.
Pada tanggal 20 Agustus 1991 dengan persetujuan dari Bank Indonesia, Bank Bumi
Arta ditingkatkan statusnya menjadi Bank Devisa. Bank Bumi Arta terdaftar di Bursa
Efek Indonesia sejak 31 Desember 1999.
12.

PT. Bank CIMB Niaga, Tbk
PT. Bank CIMB Niaga, Tbk didirikan pada tanggal 26 September 1955.

Tahun 2007, seluruh kepemilikan saham berpindah ke CIMB Group sebagai bagian
dari

reorganisasi

internal

untuk

mengkonsolidasi

kegiatan

seluruh anak

perusahaan CIMB Group. Pada bulan Mei 2008, Bank Niaga resmi berubah nama
menjadi Bank CIMB Niaga dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 29 November
1989.
13.

PT. Bank Permata, Tbk
PT. Bank Permata, Tbk didirikan pada tanggal 17 Desember 1954 dengan nama

Bank Bali, Tbk. Kemudian Pada tanggal 30 September 2012, Bank Bali Tbk
melakukan peleburan usaha dengan 4 Bank Dalam Penyehatan, yang terdiri dari Bank
Universal Tbk (Universal), PT Bank Prima Express (Primex), PT Bank Artamedia
(Artamedia) dan PT Bank Patriot (Patriot) dan pada tanggal 18 Oktober 2002, nama

Universitas Sumatera Utara

Bank Bali Tbk diganti menjadi Bank Permata Tbk. PT. Bank Permata, Tbk terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Januari 1990.
14.

PT. Bank Sinar Mas, Tbk
PT. Bank Sinar Mas, Tbkdidirikan pada tanggal 18 Agustus 1989 dengan

nama Bank Shinta Indonesia. Bank ini berubah nama menjadi Bank Sinarmas pada
2006. Bank ini mendapatkan status Bank Persepsi (bank pembayaran pajak) pada
tahun 1994, dan berstatus Bank Devisa pada 1995 serta menjadi perusahaan publik
pada 2010 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 15 Januari 1990.
15.

PT. Bank Swadesi, Tbk
PT. Bank Swadesi, Tbk didirikan pada tanggal 28 September 1968. BSWD

mendapat ijin usaha sebagai bank umum tanggal 16 Agustus 1989. Kemudian tanggal
12 Oktober 1994, BSWD memperoleh ijin untuk melakukan kegiatan usaha sebagai
Bank Devisa dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 1 Mei 2002.
16.

PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk didirikan pada tanggal 2

Desember 1986 setelah memperoleh izin operasional dari menteri keuangan Republik
Indonesia dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Maret 2008.
17.

PT. Bank Victoria Internasional, Tbk
PT. Bank Victoria International,Tbk didirikan 28 Oktober 1992 dan mulai

beroperasi secara komersial pada tanggal 05 Oktober 1994. Bank Victoria
memperoleh ijin usaha sebagai bank umum dan sebagai pedagang valuta asing,

Universitas Sumatera Utara

masing-masing pada tanggal 10 Agustus 1994 dan 25 Mei 1997. Kemudian, terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 30 Juni 1999.
18.

PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk
PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk didirikan pada tanggal 7 September

1973 dengan nama Bank Inter-Pacific Tbk. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Agustus 1990.
19.

PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk
PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk didirikan pada tanggal 7 September

1989 dan memperoleh ijin usaha sebagai bank devisa pada tanggal 3 Juni 1993 sesuai
dengan keputusan Direksi Bank Indonesia No. 26/26/KEP/DIR. PT. Bank Mayapada
Internasional terdaftar di Bursa Efek Indonesia tanggal 29 Agustus 1997.
20.

PT. Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk
PT. Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk didirikan pada tanggal 2 April

1974 dengan nama PT Multinational Finance Corporation dan mulai beroperasi
secara komersial pada tahun 1974. PT. Bank Windu Kentjana Internasional, Tbk
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tanggal 3 Juli 2007.
21.

PT. Bank Mega, Tbk
PT. Bank Mega, Tbk sebelumnya bernama PT Bank Karman didirikan pada

tahun 1969 dan berubah nama menjadi PT. BankMega pada tahun 1992 dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 17 April 2000.

Universitas Sumatera Utara

22.

PT. Bank NISP OCBC, Tbk
PT. Bank OCBC NISP, Tbk didirikan pada tanggal 4 April 1941 dengan nama

NV Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank. Bank OCBC NISP resmi
menjadi bank komersial pada tahun 1967, bank devisa pada tahun 1990, dan terdaftar
di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1994.
23.

PT. Bank Pan Indonesia, Tbk
PT. Bank Pan Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 17 Agustus 1971 dan

memperoleh izin sebagai bank devisa tahun 1972 dan merupakan hasil merger Bank
Kemakmuran, Bank industri Djaja Indonesia, dan Bank Industri dan Dagang
Indonesia. PT. Bank Pan Indonesia, Tbk terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada
tanggal 29 Desember 1982.
24.

PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk
PT. Bank Himpunan Saudara 1906, Tbk didirikan pada tanggal 15 Juni 1972

dan mulai beroperasi sebagai bank umum pada tahun 1993. PT. Bank Himpunan
Saudara 1906 terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 15 Desember 2006.

4.2 Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data
yang dilihat dari nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean), dan nilai
standar deviasi. Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan dalam perhitungan

Universitas Sumatera Utara

statistik deskriptif adalah pertumbuhan laba, NPL, LDR, ROA, NIM, dan CAR.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif diperoleh gambaran sampel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif dari pertumbuhan laba, NPL, LDR,
ROA, NIM, dan CAR
Mean
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Observations

Pertumbuhan
Laba
0.349310
5.738800
-0.844400
0.956989
144

NPL
2.930069
8.900000
0.000000
7.766301
144

LDR
81.97819
108.7800
40.22000
12.93463
144

ROA
2.255972
5.150000
-0.770000
1.167913
144

NIM
5.818681
13.10000
1.770000
2.156693
144

CAR
17.18014
42.52000
10.44000
4.040722
144

Sumber: Hasil Olah Software EViews, 2016

Tabel 4.1 menunjukkan output statistik deskriptif variabel penelitian dari
tahun 2010 sampai 2015 dengan menggunakan program Eviews. Berdasarkan tabel
tersebut dapat dijelaskan statistik deskriptif sebagai berikut:
a. Variabel pertumbuhan laba memiliki nilai minimum sebesar -0,84% yang dimiliki
oleh PT. Bank Permata, Tbk tahun 2015. Sedangkan nilai pertumbuhan laba
maksimum adalah 5,73% dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Agro Niaga,
Tbk. Nilai rata-rata (mean) pertumbuhan laba adalah 0,349%, dan standar deviasi
sebesar 0,95 dengan jumlah pengamatan sebanyak 144.
b. Variabel Non Performing Loan (NPL) memiliki nilai minimum sebesar 0,000%
yang dimiliki oleh PT. Bank Danamon Indonesia, Tbk tahun 2010. Sedangkan
nilai NPL maksimum adalah 8,90% dimiliki oleh PT. Bank Swadesi, Tbk. Nilai
rata-rata (mean) NPL adalah 2,93%, dan standar deviasi sebesar 7,76 dengan
jumlah pengamatan sebanyak 144.

Universitas Sumatera Utara

c. Variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) memiliki nilai minimum sebesar 40,22%
yang dimiliki oleh PT. Bank Victoria Internasional, Tbk tahun 2010. Sedangkan
nilai LDR maksimum adalah 108,78% dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Negara
(Persero), Tbk tahun 2015. Nilai rata-rata (mean)LDR adalah 81.97%, dan standar
deviasi sebesar 12,93 dengan jumlah pengamatan sebanyak 144.
d. Variabel Return on Assets (ROA) nilai minimum sebesar -0.77 yang dimiliki oleh
PT. Bank Swadesi, Tbk tahun 2015. Sedangkan nilai NIM maksimum adalah
5,15% dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk tahun 2012. Nilai
rata-rata (mean) NIM adalah 2,25%, dan standar deviasi sebesar 1,16 dengan
jumlah pengamatan sebanyak 144.
e. Variabel Net Interet Margin (NIM) nilai minimum sebesar 1,77% yang dimiliki
oleh PT. Bank Victoria Internasional, Tbk tahun 2010. Sedangkan nilai ROA
maksimum adalah 13,10% yang dimiliki oleh PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional, Tbk tahun 2012. Nilai rata-rata (mean) ROA adalah 5,81%, dan standar
deviasi sebesar 2.15 dengan jumlah pengamatan sebanyak 144.
f. Variabel Capital adequacy Ratio (CAR) nilai minimum sebesar 10,44% yang
dimiliki oleh PT. Bank Mayapada Internasional, Tbk tahun 2014. Sedangkan nilai
CAR maksimum adalah 42,52% yang dimiliki oleh PT. Bank Himpunan Saudara
1906, Tbk tahun 2012. Nilai rata-rata (mean) CAR adalah 17,18% dan standar
deviasi sebesar 4,04 dengan jumlah pengamatan sebanyak 144.

Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Analisis Regresi Data Panel
Analisis regresi data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara
variabel independen yang terdiri dari variabel Risk Profile (Non Performing Loan,
Loan to Deposit Ratio), Earnings (Return on Assets, Net Interest Margin) dan Capital
(Capital Adequacy Ratio) terhadap variabel dependen yaitu pertumbuhan laba pada
perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengujian regresi data
panel dilakukan untuk mencarihubungan antara variabel independen dan variabel
dependen. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Pengujian Regresi Data Panel
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/26/16 Time: 15:39
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 24
Total pool (balanced) observations: 144
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

X1?
X2?
X3?
X4?
X5?
C

0.306629
-0.003646
0.491426
0.058737
-0.031367
-0.978671

0.050205
0.006314
0.087423
0.050527
0.012837
0.698651

6.107508
-0.577530
5.621231
1.162470
-2.443441
-1.400800

0.0000
0.5647
0.0000
0.2475
0.0161
0.1640

Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7, 2016

Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh persamaan regresi data panel sebagai berikut
berikut:
Y = -0,978671 + 0,306629X 1 – 0,003646X 2 + 0,491426X 3 + 0,058737X 4 – 0,031367X 5

Universitas Sumatera Utara

di mana:

Y = Pertumbuhan Laba
a = Konstanta
X 1 = Non Performing Loan (NPL)
X 2 = Loan to Deposit Ratio (LDR)
X 3 = Return on Assets (ROA)
X 4 = Net Interest Margin (NIM)
X 5 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
Oleh karena itu, persamaan regresi data panel tersebut dapat disimpulkan
bahwa:
a. Nilai konstanta sebesar -0,978671, artinya walaupun nilai variabel independen
bernilai 0, maka pertumbuhan laba tetap sebesar -0,978671%.
b. Nilai koefisien NPL (X 1 ) yaitu0,306629, artinya setiap penambahan NPL sebesar
1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan meningkatkan pertumbuhan
laba sebesar 0,306629%.
c. Nilai koefisien LDR (X 2 ) yaitu -0,003646, artinya setiap penambahan LDR
sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan menurunkan
pertumbuhan laba sebesar -0,003646%.
d. Nilai koefisien ROA(X 3 ) yaitu0,491426, artinya setiap penambahan ROA sebesar
1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan meningkatkan pertumbuhan
laba sebesar 0,491426%.

Universitas Sumatera Utara

e. Nilai koefisien NIM (X 4 ) yaitu 0,058737, artinya setiap penambahan NIM sebesar
1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan meningkatkan pertumbuhan
laba sebesar 0,058737%.
f. Nilai

koefisien CAR (X 5 ) yaitu -0,031367, artinya setiap penambahan CAR

sebesar 1%, jika variabel lain dianggap konstan, maka akan menurunkan
pertumbuhan laba sebesar -0,031367%,
Metode estimasi dalam teknik regresi data panel yang disajikan pada Tabel
4.2 tersebut menggunakan beberapa pendekatan, antara lain (1) Metode CommonConstant (The Pooled OLS Method), (2) Metode Fixed Effect (FEM), dan (3) Metode
Random Effect (REM). Berikut merupakan aplikasi dari pemilihan model:
1.

Penentuan Model Estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan Fixed
Effect Model (FEM) dengan Uji Chow
Menurut Gio (2015:69), untuk menentukan apakah model estimasi CEMatau

FEMdalam membentuk model regresi, maka digunakan uji Chow. Hipotesis yang
diuji sebagai berikut:
a. �0 : Model CEM lebih baik dibandingkan model FEM.

b. �1 : Model FEM lebih baik dibandingkan model CEM.

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka �0 ditolak dan �1
diterima.

b. Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka �0 diterima dan �1
ditolak.

Universitas Sumatera Utara

Hasil berdasarkan uji Chow dengan menggunakan Eviews 7 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Hasil dari Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Pool: DATAPANEL
Test cross-section fixed effects
Effects Test
Cross-section F
Cross-section Chi-square

Statistic
3.276560
72.574494

d.f.

Prob.

(23,115)
23

0.0000
0.0000

Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7, 2016

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.3, diketahui nilai probabilitas
adalah 0,000. Karena nilai probabilitas (0,000)< 0,05, maka model estimasi yang
digunakan adalah modelfixed effect model (FEM).

2.

Penentuan Model Estimasi antara Fixed Effect Model (FEM) dan Random
Effect Model (REM) dengan Uji Hausman
Menurut Gujarati dalam Gio (2015:70), menyatakan bahwa untuk menentukan

apakah model estimasi FEMatau REMdalam membentuk model regresi, maka
digunakan uji Hausman. Hipotesis yang diuji sebagai berikut.
a. �0 : Model REM lebih baik dibandingkan model FEM.

b. �1 : Model FEM lebih baik dibandingkan model REM

Aturan pengambilan keputusan terhadap hipotesis sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas cross section random < 0,05, maka �0 ditolak dan �1
diterima.

Universitas Sumatera Utara

b. Jika nilai probabilitas cross section random ≥ 0,05, maka �0 diterima dan �1
ditolak.

Hasil berdasarkan uji Hausman dengan menggunakan Eviews 7 adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.4
Hasil dari Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Pool: DATAPANEL
Test cross-section random effects

Test Summary
Cross-section random

Chi-Sq.
Statistic

Chi-Sq. d.f.

Prob.

34.606763

5

0.0000

Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7, 2016

Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada Tabel 4.4, diketahui nilai probabilitas
adalah 0,000. Karena nilai probabilitas (0,000)< 0,05, maka model estimasi yang
digunakan adalah modelfixed effect model (FEM).

4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Normalitas
Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual dengan menggunakan
uji Jarque-Bera (J-B). Tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Menurut Gio

(2015:44), menyatakan bahwa dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka
probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

b. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Universitas Sumatera Utara

30

Series: RESID01
Sample 1 144
Observations 144

25

20

15

10

5

Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis

-0.024508
-0.076662
1.291154
-1.446475
0.422178
0.010008
3.932465

Jarque-Bera
Probability

5.219355
0.073558

0
-1.5

-1.0

-0.5

0.0

0.5

1.0

Sumber: Hasil Olah software Eviews 7, 2016

Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera

Perhatikan bahwa berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari
statistik J-B adalah 0,073. Karena nilai probabilitas � , yakni 0,073, lebih besar

dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas
dipenuhi(Gio, 2015:27-28).

4.2.3.2 Uji Multikolinearitas
Dalam penelitian ini, gejala multikolinearitas dapat dilihat dari nilai korelasi
antar variabel yang terdapat dalam matriks korelasi. Ghozali (2013:105) menyatakan
jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi, yakni di atas 0,9, maka
hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas
disajikan pada Tabel 4.5.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas dengan Matriks Korelasi
NPL_X1
LDR_X2
ROA_X3
NIM_X4
CAR_X5

NPL_X1
1.000000
0.135500
-0.095342
-0.097134
0.010389

LDR_X2
0.135500
1.000000
0.099541
0.248978
0.028690

ROA_X3
-0.095342
0.099541
1.000000
0.605376
0.128434

NIM_X4
-0.097134
0.248978
0.605376
1.000000
0.127590

CAR_X5
0.010389
0.028690
0.128434
0.127590
1.000000

Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7, 2016

Berdasarkan Tabel 4.5, dapat dilihat bahwa korelasi antara NPL dan LDR
sebesar 0,135500, korelasi antara NPL dan ROA sebesar -0,095342, korelasi antara
NPL dan NIM sebesar -0,097134, korelasi antara NPL dan CAR sebesar 0,010389,
korelasi antara LDR dan ROA sebesar 0,099541, korelasi antara LDR dan NIM
sebesar 0,248978, korelasi antara LDR dan CAR sebesar 0,028690, korelasi antara
ROA dan NIM sebesar 0,605376, korelasi antara ROA dan CAR sebesar 0,128434,
korelasi antara NIM dan CAR sebesar 0,127590. Oleh karena itu, hasil pengujian
multikolinearitas pada Tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat gejala
multikolinearitas antar variabel independen. Hal ini karena nilai korelasi antar
variabel independen tidak lebih dari 0,9 (Ghozali, 2013:105).

4.2.3.3 Uji Autokorelasi
Asumsi mengenai independensi terhadap residual (non-autokorelasi) dapat
diuji dengan menggunakan uji Durbin-Watson (Field, 2009:220). Nilai statistik dari
uji Durbin-Watson berkisar di antara 0 dan 4. Field (2009:220) menyatakan,
“Specifically, it (Durbin-Watson) tests whether adjacent residuals are correlated. The
test statistic can vary between 0 dan 4 with a value 2 meaning that the residuals are
uncorrelated".

Universitas Sumatera Utara

Nilai statistik dari uji Durbin-Watson yang lebih kecil dari 1 atau lebih besar
dari 3 diindikasi terjadi autokorelasi. Field (2009:220-221) menyatakan, “The size of
the Durbin-Watson statistic depends upon the number of predictors in the model and
the number of observations. For accuracy, you should look up the exact acceptable
values in Durbin and Watson's (1951) original paper. As very conservative rule of
thumb, values less then 1 or greater than 3 are definitely cause for concern; however,
values closer to 2 may stil be problematic depending on your sample and model”.

Tabel 4.6
Uji Autokorelasi dengan Uji Durbin-Watson
Dependent Variable: PERTUMBUHAN_LABA_Y
Method: Least Squares
Date: 07/26/16 Time: 15:27
Sample: 1 144
Included observations: 144
F-statistic
Prob(F-statistic)

1.020054
0.408321

Durbin-Watson stat

1.769530

Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7, 2016

Berdasarkan Tabel 4.6, nilai dari statistik Durbin-Watson adalah 1,769.
Perhatikan bahwa karena nilai statistik Durbin-Watson terletak di antara 1 dan 3,
maka asumsi non-autokorelasi terpenuhi. Dengan kata lain, tidak terjadi gejala
autokorelasi yang tinggi pada residual.

Universitas Sumatera Utara

4.2.3.4 Uji Heteroskedastisitas
Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan Uji BreuschPagan-Godfrey. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari
statistik uji Breusch-Pagan-Godfrey, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared ≥ 0,05, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.

b. Jika nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-sqaured < 0,05, maka terjadi
heteroskedastisitas.
Tabel 4.7
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Breusch-Pagan-Godfrey
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
F-statistic
Obs*R-squared

2.009824
9.774276

Prob. F(5,138)
Prob. Chi-Square(5)

0.0810
0.0819

Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7, 2016

Berdasarkan Tabel 4.7, nilai Prob. Chi-Square dari Obs *R-squared =
0,0819≥ 0,05, maka asumsi homoskedastisitas terpenuhi. Dengan kata lain, tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas yang tinggi pada residual.

4.2.4 Pengujian Hipotesis
Pada pengujian hipotesis, akan dilakukan analisis koefisien determinasi,
pengujian pengaruh simultan (uji F), dan pengujian pengaruh parsial (uji t). Nilainilai statistik darikoefisien determinasi, uji F,dan uji ttersaji pada Tabel 4.8 sebagai
berikut:

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.8
Nilai statistik dari Koefisien Determinasi Uji F, dan
Uji t (Fixed Effect Model)
Dependent Variable: Y?
Method: Pooled Least Squares
Date: 07/26/16 Time: 15:39
Sample: 2010 2015
Included observations: 6
Cross-sections included: 24
Total pool (balanced) observations: 144
Variable

Coefficient

Std. Error

t-Statistic

Prob.

X1?
X2?
X3?
X4?
X5?
C

0.306629
-0.003646
0.491426
0.058737
-0.031367
-0.978671

0.050205
0.006314
0.087423
0.050527
0.012837
0.698651

6.107508
-0.577530
5.621231
1.162470
-2.443441
-1.400800

0.0000
0.5647
0.0000
0.2475
0.0161
0.1640

R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)

0.479781
0.353119
0.473307
25.76225
-80.42212
3.787889
0.000000

Sumber: Hasil Olah Software Eviews 7, 2016

4.2.4.1 Uji Signifikansi Pengaruh Simultan (Uji F)
Uji � bertujuan untuk menguji pengaruh variabel independen secara bersama-

sama atau simultan terhadap variabel dependen. Diketahui nilai Prob. (F-statistics),
yakni 0,0000 0,05, maka LDR tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

c.

Nilai koefisien dari ROA 0,491. Nilai koefisien yang bernilai positif berarti
variabel ROA berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Diketahui nilai
Prob. dari ROA 0,0000 < 0,05, maka ROA berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

d.

Nilai koefisien dari NIM 0,058. Nilai koefisien yang bernilai positif berarti
variabel NIM berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Diketahui nilai
Prob. dari NIM 0,247 > 0,05, maka NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

Universitas Sumatera Utara

e.

Nilai koefisien dari CAR -0,03. Nilai koefisien yang bernilai negatif berarti
variabel CAR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba. Diketahui nilai
Prob. dari CAR 0,016 < 0,05, maka CAR berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan laba.

4.2.5 Analisis Koefisien Determinasi
Uji koefisien determinasi dilakukan dalam penelitian bila variabel
independennya lebih dari satu. Uji ini dilakukan untuk menentukan seberapa besar
variabel independen dapat menjelaskan variabel dependennnya. Jika nilai adjusted R2
= 1 berarti fluktuasi variabel dependen seluruhnya dapat dijelaskan oleh variabel
independen. Jika nilai adjusted

R2 semakin mendekati 1, berarti semakin kuat

kemampuan variabel independen dapat menjelaskan fluktuasi variabel dependen,
sedangkan jika nilai adjusted R2 semakin mendekati 0 berarti semakin lemah
kemampuan variabel independen dapat dijelaskan fluktuasi variabel dependen
(Ghozali, 2013: 97).
Berdasarkan Tabel 4.8, Diketahui nilai koefisien determinasi (Adjusted Rsquared) sebesar �2 = 0,353 . Nilai tersebut dapat diinterpretasikan NPL, LDR,

ROA, NIM, dan CAR mampu mempengaruhi atau menjelaskan pertumbuhan laba

secara simultan atau bersama-sama sebesar 35,3%, sisanya sebesar 64,7%
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Universitas Sumatera Utara

4.3 Pembahasan
1.

Pengaruh Risk Profile (Non Performing Loan) terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel Risk Profile yang diukur

dengan rasio Non Performing Loan (NPL) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Berdasarkan hasil penelitian ini, koefisien positif
mencerminkan bahwa kenaikan NPL tidak menurunkan pertumbuhan laba. Hal ini
terjadi karena rata-rata nilai NPL bank yang beroperasi pada tahun 2010-2015 sebesar
2.93% masih dalam batas maksimum NPL yang ditentukan oleh Bank Indonesia yaitu
sebesar 5%. Bank dapat menjalankan operasinya dengan baik jika mempunyai NPL
dibawah 5%, Oleh karena itu nilai Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP)
masih dapat menutupi risiko kredit bermasalah (Rivai et al., 2013:30). Hasil
penelitian ini mendukung penelitian Syahputra et.al. (2014), Savitri (2011), dan
Sapariyah (2010) yang menyebutkan bahwa NPL mempunyai pengaruh positif
terhadap pertumbuhan laba.
2.

Pengaruh Risk Profile (Loan to Deposit Ratio) terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil penelitian Risk profile yang diukur dengan Loan to Deposit

Ratio (LDR) menyatakan bahwa LDR berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Rivai et al.,
(2013:484) bahwa semakin tinggi rasio LDR akan memberikan indikasi rendahnya
kemampuan likuiditas suatu bank, hal ini dikarenakan jumlah dana yang diperlukan
untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Namun hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa LDR tidak mendorong peningkatan pada pertumbuhan laba

Universitas Sumatera Utara

secara signifikan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Sapariyah (2010) dan
Anggraeni (2015) yang menyebutkan bahwa LDR mempunyai pengaruh negatif
terhadap pertumbuhan laba.
3.

Pengaruh Earnings (Return on Assets) terhadap Pertumbuhan Laba
Berdasarkan hasil penelitian Earnings yang diukur dengan Return on Assets

(ROA) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan laba.Hal ini mencerminkanbahwa apabila ROA mengalami peningkatan
maka pertumbuhan laba akan mengalami peningkatan. Hasil penelitian ini sesuai
dengan pendapat Rivai et al., (2013:481) yang menyatakan bahwa semakin besar
ROA yang diperoleh bank maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai
bank. Penelitian ini mendukung penelitian Lestari et al., (2015) dan Irawan (2015)
yang menunjukkan bahwa ROA memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan
laba.
4.

Pengaruh Earnings(Net Interest Margin) terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel Earnings yang diukur dengan

rasio Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia
No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 yang menyatakan bahwa NIM adalah rasio
yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola
aktiva produktivitasnya dalam rangka menghasilkan pendapatan bunga bersih. Oleh
karena itu, angka persentase NIM yang semakin tinggi menunjukkan penempatan
akiva produktif yang semakin menguntungkan sehingga laba yang diperoleh

Universitas Sumatera Utara

meningkat. Namun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa NIM tidak berpengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Aini
(2013), Jha dan Hui (2011) yang menyebutkan bahwa NIM berpengaruh positif
terhadap laba.
5.

Pengaruh Capital (Capital Adequacy Ratio) terhadap Pertumbuhan Laba
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel Capital yang diukur dengan

Capital Adequacy Ratio (CAR) menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap pertumbuhan laba. Hasil penelitian ini bertentangan dengan
penelitian yang dilakukan Brock dan Suarez (2000), dan Sapariyah (2012) yang
menyatakan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. Hal ini
dapat terjadi apabila modal perbankan tidak dikelola dan ditempatkan pada investasiinvestasi yang menghasilkan keuntungan secara efektif sehingga keuntungan yang
dihasilkan tidak akan mampu memberikan kontribusi bagi tingkat laba perbankan.
Seperti informasi yang dilansir dari e-newspaper, Harian Jurnal Asia (5 April 2016),
menurut Kartika Wirjoatmodjo selaku Direktur Utama PT Bank Mandiri, Tbk. dalam
diskusi Jakarta Economic Media Forum mengatakan bahwa, “guna menghindari
risiko bank gagal berdampak sistemik, maka perbankan paling tidak memiliki CAR
minimal

mencapai

17,5%

dan

mempunyai

capital

plan

yang

baik”

(www.jurnalasia.com).
Berdasarkan hasil penelitian ini, CAR memiliki rata-rata sebesar 17,18%
yang mencerminkan bahwa perbankan harus lebih berhati-hati saat akan
menempatkan dananya dalam investasi. Dengan terjaganya tingkat kecukupan modal

Universitas Sumatera Utara

perbankan sehingga memiliki citra yang baik sebagai perbankan yang sehat, dengan
demikian masyarakat merasa aman saat menyimpan dananya di bank. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Novitasari (2015), yang
menyebutkan bahwa CAR berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan laba.

Universi

Dokumen yang terkait

PENGARUH RISK PROFILE, EARNINGS, DAN CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

3 7 124

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 14

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 2

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 10

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 1 18

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 4

Analisis Risk Profile, Earnings, dan Capital Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015

0 0 16

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Capital Adequacy Ratio Pada Perusahaan Perbankan Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015 Chapter III V

0 0 55

PENGARUH RISK, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

PENGARUH RISK, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, DAN CAPITAL TERHADAP PERTUMBUHAN LABA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2014 - Perbanas Institutional Repository

0 0 14