Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Kotamadya Binjai Tahun 2011-2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Kriminalitas berasal dari kata “ crimen” yang berarti kejahatan. Kriminalitas
merupakan masalah yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan
merupakan suatu tindakan yang dapat menyebabkan pihak tertentu dirugikan baik
secara fisik maupun materi. Menurut hukum, kriminalitas adalah perbuatan
manusia yang melanggar atau bertentangan dengan apa yang ditentukan dalam
kaidah hukum, dan tidak memenuhi atau melawan perintah-perintah yang telah
ditetapkan dalam kaidah hukum yang berlaku dalam masyarakat.
Kejahatan adalah suatu tindakan sengaja atau omissi. Dalam pengertian ini
seseorang tidak dapat dihukum hanya karena pikirannya, melainkan harus ada
suatu tindakan atau kealpaan dalam bertindak. Kegagalan untuk bertindak dapat
juga merupakan kejahatan, jika terdapat suatu kewajiban hukum untuk bertindak
dalam kasus tertentu. Di samping itu pula, harus ada niat jahat (Sue Titus Reid,
1979:5).
Kriminalitas merupakan suatu status dan bukan perilaku. Turk
menekankan bahwa oleh karena sebagian besar orang yang mengerjakan perilaku
yang secara hukum dirumuskan sebagai kejahatan, maka data kejahatan yang
didasarkan pada penahanan atau penghukuman tidak berguna dalam menjelaskan

siapa yang melakukan kejahatan, melainkan hanya siapa yang diberi cap atau
label sebagai penjahat (Austin Turk, 1971:8).
Bentuk kriminalitas hanyalah sebagian dari sekian banyak ungkapan yang
dapat dijumpai dalam media massa akhir-akhir ini. Berbagai bentuk kriminalitas
yang terjadi di masyarakat luas selalu diberitakan media massa baik elektronik
maupun cetak. Dalam kenyataan sekarang, kriminalitas yang disertai kekejian,

1

2

kekejaman dan tindak kriminal yang luar biasa bisa dilakukan siapa saja, baik dia
seorang guru, pelajar, ibu rumah tangga, remaja, karyawan, kuli bangunan, tukang
becak atau bahkan keluarga sendiri.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kepolisian Resor Kotamadya
Binjai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 ternyata tingkat kriminalitas di
kotamadya Binjai terjadi penurunan, yaitu pada tahun 2011 dengan jumlah
kriminalitas sebanyak 1.171 kasus, tahun 2012 sebanyak 857 kasus, tahun 2013
sebanyak 738 kasus, dan tahun 2014 terjadi sebanyak 684 kasus. Hal ini
menunjukkan bahwa angka kriminalitas yang terjadi di kotamadya Binjai terjadi

penurunan setiap tahunnya.
Berbanding terbalik dengan pertumbuhan jumlah penduduk kotamadya
Binjai dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 yang terjadi peningkatan setiap
tahunnya. Badan Pusat Statistik Binjai mencatat, jumlah penduduk kotamadya
Binjai pada tahun 2011 sebanyak 248.456 jiwa, tahun 2012 dengan jumlah
penduduk 250.252 jiwa, tahun 2013 dengan jumlah 252.263 jiwa. Selain itu,
angka persentase kemiskinan tahun 2011 sebesar 7,00%, tahun 2012 sebesar
6,72%, tahun 2013 sebesar 6,75%. Meskipun persentase kemiskinan pada tahun
2013 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2012, namun bila dilihat dari tingkat
keseriusannya, jumlah tingkat kriminalitas tahun 2013 tidak lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2012.
Kejahatan atau kriminalitas di kotamadya Binjai sudah menjadi
permasalahan sosial yang membuat sebagian besar warga yang tinggal atau
menetap menjadi resah karena tingkat kriminalitas yang terus terjadi setiap
tahunnya yang juga dapat terjadi pada siapa saja, kapan saja dan di mana saja.
Sebagai contoh kejahatan yang terjadi di kotamadya Binjai, kejahatan yang
banyak terjadi adalah kasus pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan
bermotor, penganiayaan, perjudian, perusakan, pembunuhan, penggelapan,
penipuan dan pencabulan.
Dari keadaan di atas penulis mengadakan penelitian terhadap jumlah

kriminalitas yang terjadi di Indonesia khususnya di kotamadya Binjai dipengaruhi

3

oleh banyak faktor tetapi penulis hanya akan mengambil beberapa faktor antara
lain: Pencurian dengan kekerasan, Pencurian kendaraan bermotor, Penganiayaan,
Perjudian, Perusakan, Pembunuhan, Penggelapan, Penipuan dan Pencabulan yang
sering terjadi dalam masyarakat kotamadya Binjai berdasarkan catatan yang
terdapat di Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Kotamadya Binjai.
Variabel-variabel tersebut perlu direduksi untuk memperoleh beberapa
faktor yang dapat menggambarkan keragaman variabel tersebut. Analisis statistik
multivariat merupakan metode statistik yang memungkinkan untuk melakukan
penelitian terhadap lebih dari dua variabel secara bersamaan. Dengan
menggunakan teknik analisis ini maka dapat diketahui pengaruh beberapa variabel
terhadap variabel-variabel lainnya dalam waktu yang bersamaan.
Salah satu jenis analisis multivariat adalah analisis faktor yaitu suatu
analisis yang menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya dipergunakan untuk
menemukan hubungan (interrelationship) antara sejumlah variabel yang saling
independen satu dengan yang lain, sehingga data tereduksi atau diringkas dari
variabel banyak diubah menjadi variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel

awal. (Supranto, 2004).
Dari uraian di atas, maka penulis mengajukan judul “Analisis Faktor
yang Mempengaruhi Tingkat Kriminalitas di Kotamadya Binjai Tahun
2011-2014”.

1.2 Perumusan Masalah
Karena tingkat kriminalitas di kotamadya Binjai sudah cukup tinggi dan membuat
sebagian besar warga yang tinggal atau menetap menjadi resah, maka pokok yang
menjadi rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat
kriminalitas di kotamadya Binjai.
2. Kontribusi apa yang dapat diberikan untuk mengurangi tingkat kriminalitas di
kotamadya Binjai.

4

1.3

Pembatasan Masalah


Agar permasalahan yang dikaji lebih fokus dan menjadi lebih jelas maka
permasalahan dibatasi oleh:
1.

Penelitian hanya dibatasi pada 9 variabel dalam menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi tingkat kriminalitas menurut jenis tindak kriminalitas
yang terdiri dari (
bermotor, (
Pembunuhan, (

2.

) Pencurian dengan kekerasan, (

) Penganiayaan, (

) Perjudian, (

) Penggelapan, ( ) Penipuan dan (


) Pencurian kendaraan
) Perusakan, (

)

) Pencabulan.

Penelitian dilakukan berdasarkan data dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2014 yang diperoleh dari

kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia

Resor Kotamadya Binjai.

1.4

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa yang paling dominan yang
mempengaruhi tingkat kriminalitas, sehingga faktor tersebut dapat diantisipasi dan

juga dikendalikan.

1.5

Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Menambah wawasan dan memperkaya literatur dalam bidang statistika yang
berhubungan dengan analisis faktor.
2. Menjadi bahan informasi dan masukan bagi pemerintah kotamadya Binjai
dalam upaya memutuskan dan mengimplementasikan kebijakan dalam
menanggulangi kriminalitas.

5

1.6

Tinjauan Pustaka

Menurut J. Supranto (2004), analisis faktor merupakan teknik statistika yang

utamanya dipergunakan untuk mereduksi atau meringkas data dari variabel yang
banyak diubah menjadi sedikit variabel, misalnya dari 15 variabel yang lama
diubah menjadi 4 atau 5 variabel yang baru yang disebut faktor dan masih memuat
sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli (original variable).
Dalam analisis faktor tidak ada variabel dependen dan independen, proses
analisis faktor sendiri mencoba menemukan hubungan ( interrelationship) antara
sejumlah variabel yang saling dependen dengan yang lain sehingga bisa dibuat
satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah awal.
Analisis faktor digunakan di dalam situasi sebagai berikut:
a.

Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari ( underlying
dimensions) atau faktor yang menjelaskan korelasi antara suatu set variabel.

b.

Mengenali dan mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak berkorelasi
(independent) yang lebih sedikit jumlahnya untuk menggantikan suatu set
variabel asli yang saling berkorelasi di dalam analisis multivariat selanjutnya.


c.

Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel yang penting dari suatu
set variabel yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan di dalam

analisis multivariat selanjutnya.

Kalau variabel-variabel dibakukan (standardized), model analisis faktor bisa
ditulis sebagai berikut:

(1.1)

keterangan:
= Variabel ke-i yang dibakukan (rata-ratanya nol, standar deviasinya
satu).
= Koefisien regresi parsial yang dibakukan untuk variabel i pada
common factor ke-j.

= common factor ke-j.


6

= Koefisien regresi yang dibakukan untuk variabel ke-i pada faktor
yang unik ke-i (unique factor ).
= Faktor unik variabel ke-i.
m

= Banyaknya common factor .

i

= 1,2,3,...,n

j

= 1,2,3,...,m

Faktor yang unik tidak berkorelasi dengan sesama faktor yang unik dan juga
tidak berkorelasi dengan common factor . Common factor sendiri bisa dinyatakan
sebagai kombinasi linier dari variabel-variabel yang terlihat/terobservasi (the

observed variables) hasil penelitian lapangan.

(1.2)

keterangan:
i
p

= 1,2,3,...,p
= Jumlah variabel.
= Perkiraan faktor ke-i (didasarkan pada nilai variabel X dengan
koefisiennya Wi).
= Timbangan/bobot atau koefisien nilai faktor ke-i.
= Variabel ke

yang sudah dibakukan (standardized).

7

1.7

Metodologi Penelitian

Adapun metodologi penelitian yang digunakan adalah:
1.

Pengumpulan data sekunder
Penyusunan Tugas Akhir ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari
Kantor Kepolisian Negara Republik Indonesia Resor Kotamadya Binjai.

2.

Menentukan variabel penelitian yang mempengaruhi tingkat kriminalitas di
kotamadya Binjai.

3.

Analisa Faktor
Secara garis besar tahapan dalam melakukan analisis faktor adalah:
1. Merumuskan masalah
2. Membentuk matriks korelasi
3. Ekstraksi faktor
4. Menentukan banyaknya faktor
5. Melakukan rotasi faktor
6. Interpretasi faktor
7. Menentukan ketepatan model (Model fit)

4.

Membuat Kesimpulan