Asuhan Keperawatan dengan Prioritas Masalah Gangguaan Aktifitas; Intoleransi Aktifitas di RSUD dr. Pirngadi Medan

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perawat adalah seseorang yang wajib memberikan suatu asuhan keperawatan yang
komprehensif dalam segala aspek kebutuhan manusia. Sehingga yang menjadi
pegangan dan pedoman bagi seorang perawat dalam mencapai tujuan pemberian asuhan
keperawatannya adalah teori Maslow, dimana Maslow menyebutkan dalam teorinya
bahwa kebutuhan dasar manusia dibagi menjadi 4 bagian yaitu, fisiologis,aman nyaman,
cinta mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.Dalam kebutuhan dasar fisiologis, maka
salah satunya mencakup kebutuhan aktifitas.
Menjalankan suatu asuhan keperawatan memiliki tahapan proses keperawatan mulai
dari adanya suatu kasus yang ditemukan, baik di Rumah Sakit maupun ditempat lain,
kemudian melakukan pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, intervensi hingga
implementasi yang kesemuanya memiliki satu tujuan yaitu mencapai pemenuhan
kebutuhan dasar yang menjadi prioritas pasien.
Menurut hasil studi kasus yang penulis lakukan pada tanggal, 02 Juni 2014 di
RSUD dr.Pirngadi Medan, penulis menemukan kasus pasien dengan diagnosa medis
Gagal Jantung Kongestif.
Fungsi sistem kardiovaskular adalah memberikan dan mengalirkan suplai
oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam proses
metabolisme tubuh. Secara normal setiap jaringan dan organ tubuh akan menerima

aliran darah dalam jumlah yang cukup sehingga jaringan dan organ tubuh menerima
nutrisi dengan adekuat(Muttaqin,2009).
Fungsi sistem kardiovaskuler diantaranya transportasi oksigen, nutrisi dan sisa
metabolisme, trasportasi dan distribusi panas tubuh, serta pemeliharaan keseimbangan
cairan dan elektrolit(Muttaqin,2009).
Salah satu penyakit yang terkait dengan sistem kerja jantung, yaitu gagal jantung
kongestif. Gagal jantung kongestif merupakan salah satu kondisi dimana, cardiak
output

tidak

mencukupi

kebutuhan

metabolik

tubuh

(A.Gede,1993),atau


ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat untuk memenuhi
kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer & Bare, 2001).
Gagal jantung, apabila terjadi di ventrikel kanan, maka yang menonjol adalah
kongesti visera dan jaringan perifer . Hal ini terjadi karena sisi kanan jantung tidak

Universitas Sumatera Utara

mampu mengosongkan volume darah dengan adekuat sehingga tidak dapat
mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali dari sirkulasi vena (Smeltzer
& Bare,2001), sirkulasi sistemik melambat sehingga alirah darah ke vena akhirnya
melemah, dan tekanan hidrostatik meninggi, menyebabkan cairan terakumulasi
dijaringan

perifer .

Cairan

berpindah


dari

ruangan

intraseluler

ke

interstitial(A.Gede,1993). Manifestasi klinis yang terjadi meliputi edema ektremitas

bawah, yang biasanya merupakan pitting edema, anoreksia dan mual, nokturia dan lemah
(Smeltzer & Bare,2001).
Edema yang terjadi dimulai pada kaki dan tumit dan secara bertahap bertambah
ke atas tungkai dan paha, akhirnya ke genitalia eksterna dan tubuh bagian bawah.Pitting
edema adalah edema yang tetap cekung bahkan setelah penekanan ringan dengan ujung
jari. Sedangkan kelelahan yang menyertai gagal jantung kongestif sisi kanan disebabkan
karena menurunnya curah jantung, gangguan sirkulasi dan pembuangan produk sampah
katabolisme yang tidak adekuat dari jaringan (Smeltzer & Bare,2001).
Perawat perlu mengamati area edema seperti pada kaki, karena akan terjadi
pengumpulan cairan didaerah tersebut. Cairan juga dapat terakumulasi dirongga

abdominal akibat peningkatan tekanan intravascular , yang mendorong cairan serous
keluar dan sirkulasi portal.Keadaan ini dikenal sebagai ascites dan jaringan kulit
mungkin retak.Gejala gastrointestinal seperti mual, muntah atau anoreksia terjadi akibat
adanya ascites. Kegagalan jantung kanan dapat terjadi dan ditandai dengan penurunan
cardiak output(A.Gede,1993).

Hasil data pengkajian anamnesa,ditemukan data klien mengeluh kakinya terasa
kaku dan masih sulit digerakan,terlihat adanya udem pada tungkai kaki,klien juga
mengeluh sedih karena tidak dapat melakukan aktivitas apapun sejak ia dirawat dirumah
sakit, tubuhnya terasa lemah dan mudah lelah saat melakukan aktivitas, serta kaki dan
tangan terlihat tremor , dan hal inilah yang membuat klien hanya berbaring diatas tempat
tidur.Karena itu penulis mengangkat masalah pemenuhan kebutuhan dasar aktifitas pada
diagnosa intoleransi aktivitas.
Intoleransi aktivitas merupakan suatu diagnosa yang menjelaskan kondisi
dimana seseorang mengalami penurunan energi, fisiologis dan psikologis untuk
melakukan aktivitas sehari-hari(Tarwoto&Wartonah,2006) sehingga tubuh tidak mampu
memproduksi energi yang cukup.Dan untuk bergerak harusnya kita membutuhkan
energi, dan untuk membentuk energi maka tubuh memerlukan nutrisi dan CO2. Dan
pada kasus gagal jantung kongestif, jantung bertugas memberikan dan mengalirkan


Universitas Sumatera Utara

suplai oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan dan organ tubuh yang diperlukan dalam
proses metabolisme tubuh (Muttaqin, 2009), tetapi proses ini tidakdilakukan secara
normal, bahkan akan terjadi akumulasi cairan pada jaringan perifer(edema), sehingga
semua sistem tubuh akan terganggu misalnya tubuh akan terasa lemah, dan mudah
lelah.
Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas,dalam karya tulis ilmiah ini penulis
akan membahas mengenai diagnosa Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan
kelemahan umum, bedrest yang lama/immobilisasi, yang memiliki kondisi klinis terjadi
pada pasien gagal jantung kongestif sesuai dengan data kasus yang diperoleh dari
RSUD. dr.Pirngadi Medan.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Prioritas
Masalah Kebutuhan Dasar Aktifitas; Intoleransi Aktifitas pada pasien Gagal
Jantung Kongestif di RSUD. dr.Pirngadi Medan Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melaksanakan Pengkajian Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktifitas (intoleransi aktifitas)

di RSUD. dr.Pirngadi Medan Tahun 2014.
b. Mampu merumuskan Diagnosa Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktifitas (intoleransi aktifitas)
di RSUD. dr.Pirngadi Medan Tahun 2014.
c. Mampu membuat Perencanaan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktifitas (intoleransi aktifitas)
di RSUD. dr.Pirngadi Medan Tahun 2014.
d. Mampu melaksanakan Tindakan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktifitas (intoleransi aktifitas)
di RSUD. dr.Pirngadi Medan Tahun 2014.
e. Dapat melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan pada pasien dengan
prioritas masalah kebutuhan dasar pemenuhan aktifitas (intoleransi aktifitas)
di RSUD. dr.Pirngadi Medan Tahun 2014.

Universitas Sumatera Utara

3. Manfaat
a.

Bagi mahasiswa

Menambah wawasan pengetahuan serta masukan pengetahuan untuk

dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat selama pendidikan khususnya dalam
pemberian Asuhan Keperawatan pada pasien dengan prioritas masalah
kebutuhan dasar pemenuhan aktifitas (intoleransi aktifitas.
b.

Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan hasil dari Karya Tulis Ilmiah ini dapat digunakan sebagai

bahan masukan dan memberikan informasi tentang panatalaksanaan Asuhan
Keperawatan pada pasien dengan pemenuhan Kebutuhan Dasar Fisiologis
(Toleransi Aktivitas ) agar dapat diterapkan di Rumah Sakit dalam upaya
meningkatkan palayanan usaha keperawatan.
c.

Bagi Institusi
Agar dapat dijadikan bahan masukan dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan khususnya dalam penerapan pelaksanaan pemenuhan kebutuhan

dasar khususnya mengenai kebutuhan fisiologis (toleransi aktifitas).
d.

Bagi pasien/ penderita
Dapat digunakan sebagai bahan masukan atau tambahan pengetahuan,

pengalaman khususnya pasien CHF, serta dapat mengaplikasikannya jika
kemungkinan terjadi serangan penyakit berulang.

Universitas Sumatera Utara