PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Diskripsi Hasil Penelitian
Data hasil penelitian yang akan di paparkan peneliti di sini adalah data
hasil rekaman tentang seluruh aktivitas dari pelaksanaan tindakan yang
berlangsung di MI Al Ghozali Panjerejo Rejotangan Tulungagung.
1. Paparan Data Pra Tindakan
Penelitian ini dilakukan di MI Al Ghozali Panjerejo Rejotangan
Tulungagung. Sebelum melakukan penelitian di dalam kelas, peneliti
melakukan berbagai persiapan yang berkaitan dengan pelaksanaan
tindakan agar dalam penelitian atau kegiatan tindakan dapat berjalan
dengan lancar dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang diharapkan.
Tanggal 10 oktober 2016 peneliti menemui kepala MI Al Ghozali
Panjerejo Rejotangan Tulungagung yaitu bapak Khoirul Anwar, S.Pd.I
untuk bersilaturrahmi dan meminta izin bahwasanya akan melakukan
penelitian di MI Al Ghozali Panjerejo Rejotangan Tulungagung guna
menyelesaikan tugas akhir program Sarjana IAIN Tulungagung secara
lisan untuk surat penelitianya menyusul. Peneliti disambut baik oleh beliau
dan beliau berkenan memberikan izin serta menyatakan tidak keberatan
apabila melakukan penelitian tindakan kelas di madrasah tersebut. Beliau

mempersilahkan untuk menemui guru mata pelajaran Qur’an Hadits kelas
IV untuk membicarakan langkah selanjutnya dari kegiatan penelitian ini,

77

78

dan kebetulan sekali yang mengampu Qur’an Hadits Kelas IV adalah
beliaunya sendiri.
Peneliti menyampaikan maksud dan tahap-tahap penelitian tindakan
kelas setelah mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian disekolah
tersebut, peneliti akan melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di
kelas IV. Peneliti melakukan wawancara dengan bapak Khoirul Anwar
mengenai kendala-kendala apa saja yang dialami saat pembelajaran qur’an
hadits, kondisi peserta didik kelas IV dan latar belakang sebagian peserta
ddik kelas IV. Kemudian peneliti menawarkan solusi tindakan yang dapat
menyelesaikan masalah yang terjadi di dalam kelas. Adapun pedoman
wawancara guru sebagaimana terlampir.(Lampiran 27)
Berdasarkan hasil wawancara tindakan pada tanggal 10 november
2016 yang bertempat di kantor diperoleh beberapa informasi bahwa model

pembelajaran kooperatif tipe numbered head together belum pernah
dilakukan dalam pembelajaran qur’an hadits di kelas IV. Pada saat
pembelajaran guru sering menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan
penugasan. Peneliti juga berkonsultasi tentang penelitian yang akan
dilakukan serta karakter peserta didik yang ada di kelas IV tersebut.
Peniliti juga berdiskusi mengenai peserta didik, berdasarkan data yang
diperoleh, jumlah peserta didik kelas IV sebanyak 29 peserta didik, dengan
jumlah laki-laki sebanyak 17 anak dan perempuan 12 anak. Seperti kelas
pada umumnya kemampuan peserta didik sangat heterogen dilihat dari
nilai tes sebelumnya.

79

Peneliti juga menyampaikan bahwa penelitian tersebut dilakukan
dalam 2 siklus. Setiap akhir siklus akan diadakan tes akhir tindakan untuk
mengukur seberapa jauh keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.
Peneliti juga berkonsultasi Bapak Khoirul Anwar tentang materi yang
akan diajarkan sebagai bahan penelitian, dan disepakati materi Qur’an
Hadits mengenai hadits tentang takwa. Bapak Khoirul Anwar menjelaskan
bahwa Qur’an Hadits di kelas IV diajarkan pada hari Selasa jam ketujuh

atau pukul 10.20-11.25 WIB. Peneliti juga menyampaikan bahwa sebelum
pelaksanaan pembelajaran terlebih dahulu akan dilaksanakan test awal
(pre test). Kegiatan pre test akan dilaksanakan pada 17 November 2016
sesuai dengan jadwal mata pelajaran Qur’an Hadits. Sebagaimana terlihat
dalam gambar 4.1 di bawah ini.

Gambar 4.1 Kegiatan Mengerjakan Soal Pre Test

Sesuai rencana pada hari Selasa, 17 November 2016 peneliti
memberikan soal pre test kepada peserta didik kelas IV yaitu sebanyak 29

80

anak, tidak ada keterangan 2 anak. Pre test berlangsung tertib dan lancar
selama 30 menit. Pada test awal ini peneliti memberikan 10 soal. Adapun
pedoman pre test sebagaimana terlampir.
Adapun hasil pre test Qur’an Hadits kelas IV dapat dilihat dalam
tabel berikut :
Tabel 4.1 Rekapitulasi Hasil Tes Awal (Pre test) Peserta Didik
No


Nama

Jenis
Kelamin

Nilai
Skor

Keterangan

1
1

Kode
Peserta
Didik
2
ANS


3
Agiska Nur Septiana

4
P

5
90

6
Tuntas

2

AFA

Ahmad Fatan Ali F

L


50

Tidak Tuntas

3

AYH

Ahmad Yusuf H

L

40

Tidak Tuntas

4

ABM


Alfian Bisri Mustofa

L

70

Tidak Tuntas

6

AAZ

Ananda Ayu Zahra F

P

50

Tidak Tuntas


7

ANF

Ardia Nur Fareza

L

40

Tidak Tuntas

8

BPP

Bagus Putra Prasetya

L


60

Tidak Tuntas

9

DMM

Dendra Miftakhul M

L

60

Tidak Tuntas

10

DNI


Dyo Nafi’ul I

L

40

Tidak Tuntas

11

FF

Farid Firnanda

L

80

Tuntas


12

FZN

Fatimah Zahro’ N

P

30

Tidak Tuntas

13

FZ

Fatimatuz Zahro’

P

40

Tidak Tuntas

14

FAA

Friska Aprilia A

P

50

Tidak Tuntas

15

HNA

Hestina Nur Anisa R

P

50

Tidak Tuntas

16

KNM

Khoirun Nisa M

P

60

Tidak Tuntas

17

LA

Lia Ainurrohmah

P

50

Tidak Tuntas

5

MAN

M Ali Nasrudin

L

50

Tidak Tuntas

18

MDA

M. Dafid Andrian

L

60

Tidak Tuntas

19

MFA

M. Faizal Akbar

L

60

Tidak Tuntas

20

NLF

Nabila Lutfi Fitriani

P

70

Tidak Tuntas

21

NNA

Niha Nur Aini

P

40

Tidak Tuntas

81

22

REP

Rosela Erdiana Putri

P

60

Tidak Tuntas

23

REP

Rosely Erdiana Putri

P

40

Tidak Tuntas

24

SNA

Selisa Nur Aini

P

50

Tidak Tuntas

25

SLK

Sintia Lamiyah K

P

50

Tidak Tuntas

26

SF

Siti Fatimah

P

50

Tidak Tuntas

27

WSS

Wahida Shifa Sahira

P

60

Tidak Tuntas

28

ZPA

Zidan Pratama A

L

50

Tidak Tuntas

29

ZM

Zulfa Maulida

P

60
1560
53,79
29
2
27
7%

Tidak Tuntas

Total Skor
Rata-rata
Jumlah peserta didik keseluruhan
Jumlah peserta didik tuntas
Jumlah peserta didik tidak tuntas
Presentase ketuntasan
Sumber : Hasil pre test
(Rekapitulasi hasil pre test dapat dilihat pada lampiran 5)

Berdasarkan data hasil test awal (pre test) dapat dikatakan bahwa
hasil belajar peserta didik masih sangat rendah. Hal ini disebabkan oleh
pembelajaran selama ini yang masih belum maksimal, khususnya pada
pembelajaran Qur’an Hadits materi Hadits tentang takwa. Indikasi dari 29
peserta didik ternyata yang mencapai ketuntasan belajar hanya 7% (2
peserta didik), sedangkan yang belum tuntas mencapai presentase 93% (27
peserta didik). Rata-rata ini belum sesuai dengan syarat mencapai
ketuntasan belajar yaitu ≥ 75% dari jumlah peserta didik dalam satu kelas.
Prosentase ketuntasan belajar hasil tes awal peserta didik secara grafis
digambarkan dalam diagram 4.1 berikut :

82

Diagram 4.1 Ketuntasan Belajar Pre Test

Ketuntasan Belajar PreTest
7%

93%

Peserta Didik Tuntas
Peserta Didik Tidak Tuntas

2.

Paparan Data Pelaksanaan Tindakan

a. Paparan data siklus I
Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini terbagi dalam 4 tahap, yaitu
tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi
dan tahap refleksi, keempat tahap ini membentuk suatu siklus. Secara lebih
jelas masing-masing tahap dalam penelitian ini akan dijelaskan sebagai
berikut :
1) Tahap perencanaan tindakan
Pada tahap ini kegiatan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut :
a) Melakukan koordinasi dengan guru mata pelajaran Qur’an Hadits kelas IV
MI Al Ghozali Panjerejo Rejotangan Tulungagung.
b) Menyiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)
c) Menyiapkan materi yang akan diajarkan yaitu hadits tentang takwa

83

d) Menyiapkan lembar tes formatif siklus I untuk mengetahui hasil belajar
peserta didik setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe
numbered head together.
e) Membuat lembar observasi terhadap peneliti dan aktivitas peserta didik
selama pelaksanaan proses pembelajaran dikelas.
f) Melakukan koordinasi dengan teman sejawat / pengamat mengenai
pelaksanaan tindakan.
2) Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan siklus I ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 22
Nopember 2016 dan hari Rabu tanggal 23 Nopember 2016 dalam 2 kali
pertemuan ini terdiri atas 3 jam pelajaran. Berikut pemaparan lebih
jelasnya tahap pelaksanaan tindakan.
a) Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada hari Selasa, 22 Nopember 2016. Peneliti
memulai pembelajaran pada pukul 10.20-11.25 WIB. Peneliti didampingi
oleh 3 teman sejawat yaitu guru mata pelajaran Qur’an Hadits yaitu bapak
Khoirul Anwar dan Siti Khofifah. Dalam penerapan pembelajaran ini
peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman
untuk jalannya pembelajaran dikelas. Adapun Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) sebagaimana terlampir. (lampiran 8)
Kegiatan awal
Pada kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai guru mengkondisikan
kelas agar peserta didik siap mengikuti pelajaran. Kegiatan ini diawali

84

dengan mengucapkan salam dan mengajak peserta didik berdoa.
Kemudian mengecek kehadiran peserta didik. Selanjutnya menyampaikan
indikator dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, melakukan
apersepsi, serta memotivasi peserta didik agar bersemangat dalam belajar,
mengikuti pembelajaran dengan baik.
Pada kegiatan ini, peneliti menginformasikan pada peserta didik
bahwa hari ini mereka akan belajar secara berkelompok. Peserta didik
akan dibagi menjadi 6 kelompok heterogen yang masing-masing
kelompok beranggotakan 4-5 peserta didik. Daftar nama-nama kelompok
dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut :
Tabel 4.2 Daftar Permbagian Kelompok
Kelompok
1

1

2

3

4

5

Kode Peserta Didik
2
FF
BPP
LA
FZN
NLF
DMM
ZPA
SF
HNA
FAA
MFA
AAZ
WSS
DHI
FZ
NN
SN
ANS
AFA
REP
KNM
REP
AYH

L/P
3
L
L
P
P
P
L
L
P
P
P
L
P
P
L
P
P
P
P
L
P
P
P
L

85

6

ABM
ZMT
AM
MDA
ANF
SLKN

L
P
L
L
P
P

Setelah masing-masing kelompok berkumpul dengan kelompoknya,
peneliti menjelaskan bahwa setiap kelompok harus kompak dalam bekerja
kelompok dan anggota kelompok harus menguasai materi yang akan
dipelajari. Kegiatan ini berlangsung selama 10 menit.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti ini berlangsung selama 50 menit, proses pembelajaran
dimulai dengan peniliti memberi pertanyaan untuk mengetahui seberapa
jauh pengetahuan awal, peserta didik dapat menjawab pertanyaan peneliti
dengan lancar, meskipun cara mereka menjawab pertanyaan masih
membaca buku paket maupun LKS Ulul Albab.
Proses pada tahap ini, kegiatan pembelajaran dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah dipersiapkan, diantaranya:
Tahap penomoran : Peneliti membagikan nomor yang berbeda-beda
kepada seluruh peserta didik, kemudian peneliti meminta peserta didik
untuk bergabung dengan kelompok yang telah ditentukan dan duduk
ditempat yang disediakan. Setelah peserta didik duduk bersama
kelompoknya peneliti menjelaskan sekilas mengenai materi hadits tentang
takwa. Setelah itu peneliti membagikan kartu soal kepada masing-masing

86

kelompok dan menjelaskan tugas yang akan didiskusikan oleh kelompok.
Sebagaimana terlihat dalam gambar 4.2 di bawah ini :

Gambar 4.2 Penjelasan Materi kepada Peserta Didik
Tahap Pertanyaan : pada tahap pengajuan pertanyaan diharapkan
peserta didik mengajukan pertanyaan kepada peneliti jika ada hal yang
kurang faham. Dalam tahap pengajuan pertanyaan masih ada anak-anak
tetap diam, malu bertanya dan kurang percaya diri. Lalu peneliti pun
mencoba bertanya langsung kepada setiap kelompok dengan berkeliling
antar kelompok.
Berfikir bersama : setelah semua kelompok memahami tugas
masing-masing, peneliti mengarahkan peserta didik untuk bekerjasama
dengan teman satu kelompoknya, menyatukan pendapat dan ide untuk
menyelesaikan pertanyaan yang diberikan peneliti. Setiap peserta didik
harus mengerti dan memahami hasil diskusi kelompok. Peneliti memantau

87

dan mengarahkan peserta didik yang merasa kesulitan. Sebagaimana
terlihat dalam gambar 4.3 di bawah ini :

Gambar 4.3 Kegiatan Diskusi Kelompok
Pemberian Jawaban : setelah cukup dalam berdiskusi kelompok,
masing-masing peserta didik diminta untuk mempersiapkan jawaban dari
pertanyaan yang ada dalam lembar kerja kelompok. Peneliti memanggil
nomor secara acak dan peserta didik yang nomornya terpanggil maka
harus menjawab pertanyaan yang telah ditentukan. Apabila peserta didik
yang terpanggil nomornya mampu menjawab pertanyaan dengan benar
maka kelompoknya akan mendapatkan bintang dan bagi kelompok yang
mendapatkan bintang paling banyak maka akan mendapatkan reward.
Setelah itu peneliti meluruskan apabila ada jawaban yang kurang sesuai
dengan memberikan tambahan penjelasan dari jawaban yang diutarakan
oleh peserta didik. Kemudian peneliti memanggil nomor selanjutnya

88

secara acak dan seterusnya. Seagaimana terlihat dalam gambar 4.4
dibawah ini:

Gambar 4.4 Kegiatan diskusi menjawab pertanyaan dalam NHT
Adapun hasil kerja kelompok peserta didik disajikan dalam tabel
berikut :
Tabel 4.3 Hasil Kerja Kelompok Peserta Didik Siklus I
Kelompok

I

II

III

IV

Nama
FF
BPP
LA
FZN
NLF
DMM
ZPA
SF
HNA
FAA
MFA
AAZ
WSS
DHI
FZ
NN
SN

JK
L
L
P
P
P
L
L
P
P
P
L
P
P
L
P
P
P

Nilai
80
80
80
80
80
70
70
70
70
70
80
80
80
80
80
70
70

Keterangan
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tidak tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tidak Tuntas
Tidak tuntas

89

ANS
P
70
Tidak tuntas
AFA
L
70
Tidak tuntas
REP
P
70
Tidak tuntas
KNM
P
80
Tuntas
REP
P
80
Tuntas
V
AYH
L
80
Tuntas
ABM
L
80
Tuntas
ZMT
P
80
Tuntas
AM
L
90
Tuntas
MDA
L
90
Tuntas
VI
ANF
P
90
Tuntas
SLKN
P
90
Tuntas
Jumlah peserta didik seluruhnya
29
Jumlah peserta didik tuntas
19
Jumlah peserta didik tidak tuntas
10
Jumlah skor yang diperoleh
2260
Rata-rata nilai kelas
77,93
Prosentase ketuntasan
65,51%
Prosentase ketidak tuntasan
34,48%
Sumber :
Hasil kerja kelompok siklus I
(Rekapitulasi nilai hasil kerja kelompok siklus I dapat dilihat pada lampiran 9)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas diketahui bahwa hasil kerja kelompok
masih cenderung rendah dan tergolong kategori cukup. Hal ini dapat
diketahui dari 6 kelompok yang mengikuti diskusi, 4 kelompok (19 peserta
didik) dinyatakan tuntas dan 2 kelompok (10 peserta didik) dinyatakan
tidak tuntas dengan nilai rata-rata peserta didik pada diskusi kelompok
siklus I adalah 77,93 dan prosentase ketidaktuntasan belajar adalah
34,48% sedangkan prosentase ketuntasan belajar adalah 65,51%. Hasil tes
belum sesuai target yang diharapkan yaitu 75%. Sehingga peneliti perlu
mengadakan penelitian siklus ke II untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik pada materi hadits tentang takwa. Untuk lebih mudahnya
dapat dilihat pada diagram 4.2 berikut :

90

Diagram 4.2 Ketuntasan Belajar Diskusi Kelompok Siklus I

Ketuntasan Belajar Diskusi Kelompok
Siklus I

34,48%

65,51%

Peserta Didik Tuntas

Peserta Didik Tidak Tuntas

Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa kemampuan kerjasama
peserta didik belum bisa dikatakan tuntas jika dilihat dari hasil belajar
diskusi kelompok pada siklus I. Maka, perlu diadakannya siklus II sebagai
tindakan lanjutan dengan lembar kerja kelompok yang lebih inovatif untuk
meningkatkan kemampuan kerjasama peserta didik dalam kelompok.
Kegiatan akhir
Diakhir pembelajaran yaitu 10 menit terakhir, peneliti bersama
peserta didik membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini. Kemudian
peneliti meminta peserta didik belajar untuk mempersiapkan pembelajaran
selanjutnya dan pelaksanaan post test siklus I pada pertemuan berikutnya,
yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25 November 2016. Kegiatan
ini diakhiri dengan membaca doa dan salam.

91

b) Pertemuan kedua
Pertemuan kedua ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 25
November 2016. Kegiatan awal dilaksanakan sekitar 10 menit, Peneliti
memulai pelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian mengondisikan
kelas agar peserta didik siap mengikuti pelajaran.
Selanjutnya peneliti memotivasi peserta didik dan mengajak peserta
didik untuk bertepuk semangat dan tepuk anak sholeh agar bersemangat
dalam belajar, mengikuti pembelajaran dengan baik dan mengingatkan
tentang materi pertemuan pertama hari Selasa. Karena posisi peserta didik
sudah pada tempat masing-masing, maka sesuai dengan rencana bahwa
hari ini akan dilaksanakan tes akhir (post test) I.
Sebelum membagikan soal post test I kepada peserta didik, Peneliti
mengingatkan sekilas tentang materi yang disampaikan pada hari
sebelumnya.

Kemudian

peneliti

memberikan

sebuah

pertanyaan-

pertanyaan yang berkaitan tentang materi yang telah disampaikan pada
pertemuan pertama. Setelah diadakan tanya jawab dengan peserta didik,
peneliti memberikan lembar kerja keras post test I untuk mengukur hasil
belajar setelah peneliti menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
numbered head together (NHT) pada siklus I. Peserta didik terlihat
bersemangat

dalam

mengikuti

pembelajaran.

Kemudian

peneliti

berkeliling memantau peserta didik dalam mengamati jalannya kegiatan.
Segaimana terlihat pada gambar 4.5 dibawah ini:

92

Gambar 4.5 Peserta Didik Mengerjakan Soal Post Test siklus I
Tes akhir (post test) dilaksanakan sekitar 50 menit. Menjelang akhir
waktu peniliti bersama peserta didik membuat kesimpulan serta
memberikan pesan-pesan moral. Setelah jam pelajaran selesai, peneliti
meminta peserta didik untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya.
Kegiatan penutup pada pertemuan ini berlangsung ± 10 menit. Pada
tahap ini peneliti memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
tentang kesulitan dalam mengerjakan tes yang baru saja dikerjakan.
Kemudian peneliti menutup pembelajaran dengan mengucapkan hamdalah
dan mengucapkan salam.
3) Tahap Pengamatan Tindakan
a) Data Hasil Tes Akhir (post test) Siklus I
Soal post test siklus I terdiri dari 15 soal yang terdiri dari 10 soal
multiplechoice dan 5 easy. Untuk jawaban yang benar multiplechoice
dikalikan 5, sedangkan yang esay soal yang benar dikalikan 10. Tetapi

93

apabila jawabannya kurang sesuai dengan yang diharapkan peneliti maka
nilai tersebut akan disesuaikan dengan kebijakan peneliti.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Peserta Didik Siklus I
No

1
1

Kode
Peserta
Didik
2
ANS

2

Nama

Jenis
Kelamin

Nilai
Skor

Keterangan

3
Agiska Nur Septiana

4
P

5
100

6
Tuntas

AFA

Ahmad Fatan Ali F

L

60

Tuntas

3

AYH

Ahmad Yusuf H

L

65

Tidak Tuntas

4

ABM

Alfian Bisri Mustofa

L

60

Tuntas

6

AAZ

Ananda Ayu Zahra F

P

75

Tuntas

7

ANF

Ardia Nur Fareza

L

65

Tidak Tuntas

8

BPP

Bagus Putra Prasetya

L

85

Tidak Tuntas

9

DMM

Dendra Miftakhul M

L

85

Tidak Tuntas

10

DNI

Dyo Nafi’ul I

L

80

Tidak Tuntas

11

FF

Farid Firnanda

L

75

Tuntas

12

FZN

Fatimah Zahro’ N

P

50

Tidak Tuntas

13

FZ

Fatimatuz Zahro’

P

90

Tidak Tuntas

14

FAA

Friska Aprilia A

P

50

Tidak Tuntas

15

HNA

Hestina Nur Anisa R

P

80

Tidak Tuntas

16

KNM

Khoirun Nisa M

P

85

Tidak Tuntas

17

LA

Lia Ainurrohmah

P

55

Tidak Tuntas

5

MAN

M Ali Nasrudin

L

50

Tidak Tuntas

18

MDA

M. Dafid Andrian

L

95

Tidak Tuntas

19

MFA

M. Faizal Akbar

L

50

Tidak Tuntas

20

NLF

Nabila Lutfi Fitriani

P

75

Tidak Tuntas

21

NNA

Niha Nur Aini

P

90

Tidak Tuntas

22

REP

Rosela Erdiana Putri

P

85

Tidak Tuntas

23

REP

Rosely Erdiana Putri

P

100

Tidak Tuntas

24

SNA

Selisa Nur Aini

P

65

Tidak Tuntas

25

SLK

Sintia Lamiyah K

P

70

Tidak Tuntas

26

SF

Siti Fatimah

P

90

Tidak Tuntas

94

27

WSS

Wahida Shifa Sahira

P

95

Tidak Tuntas

28

ZPA

Zidan Pratama A

L

70

Tidak Tuntas

29

ZM

Zulfa Maulida

P

95

Tidak Tuntas

2190
Total Skor
75,51
Rata-rata
29
Jumlah peserta didik keseluruhan
17
Jumlah peserta didik tuntas
12
Jumlah peserta didik tidak tuntas
58,62%
Presentase ketuntasan
Sumber : Hasil post test siklus I
(Rekapitulasi hasil post test siklus I dapat dilihat pada lampiran 10)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar peserta didik
pada siklus I lebih baik dari tes awal yang dilakukan sebelum tindakan.
Pada siklus I nilai rata-rata peserta didik mencapai 75,51 dengan ketuntasan
belajar 58,62% (17 peserta didik) yang hasil belajarnya tuntas dan 41,37%
(12 peserta didik) yang belum tuntas. Kriteria penilaian dari hasil tes ini
adalah berikut :1
Tabel 4.5 Kriteria Taraf Keberhasilan Tindakan
Huruf
A
B
C
D
E

Angka 0-4
4
3
2
1
0

Angka 0-100
85-100
70 - 84
55 - 69
40 - 54
0 – 39

Angka 0-10
8,5-10
7,0 – 8,4
5,5 – 6,9
4,0 – 5,4
0 – 3,9

Predikat
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Sesuai dengan kriteria penilaian tindakan diatas, hasil post test siklus
I memiliki penilaian yang predikatnya baik. Untuk lebih mudahnya dapat
dilihat pada diagram 4.3 dibawah :

1

Oemar Hamalik, Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan (Bandung : Mandar Maju,
1989), hal.122.

95

Diagram 4.3 Ketuntasan Belajar Post Test Siklus I

Ketuntasan Belajar Post Test Siklus I

41%
59%

Peserta Didik Tuntas

Peserta Didik Tidak Tuntas

Tabel 4.6 Perbandingan Hasil Pre Test dan Post Test Siklus I
No.
1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Nama Peserta
Dididk
2
ANS
AFA
AYH
ABM
AAZ
ANF
BPP
DMM
DNI
FF
FZN
FZ
FAA
HNA
KNM
LA
MAN
MDA
MFA
NLF
NNA
REP

JK

Nilai Pre Test

Nilai Post Test

3
P
L
L
L
P
L
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
L
L
L
P
P
P

4
90
50
40
70
50
40
60
60
40
80
30
40
50
50
60
50
50
60
60
70
40
60

5
100
60
65
60
75
65
85
85
80
75
50
90
50
80
85
55
50
95
50
75
90
85

96

23
P
REP
24
P
SNA
25
P
SLK
26
P
SF
27
P
WSS
28
L
ZPA
29
P
ZM
Jumlah peserta didik seluruhnya
Jumlah peserta didik yang telah tuntas
Jumlah peserta didik yang tidak tuntas
Jumlah skor yang diperoleh
Rata-rata nilai kelas
Prosentase ketuntasan
Prosentase ketidak tuntasan

40
50
50
50
60
50
60
29
2
27
1560
53,79
6,89%
93,1%

100
65
70
90
95
70
95
29
17
12
2190
75,51
58,62%
41,37%

Berdasarkan tabel 4.6 di atas,dapat disimpulkan bahwa terjadi
peningkatan proses dan hasil belajar. Terbukti dari nilai rata-rata pada Post
Test siklus I yaitu 75,51 yang lebih baik daripada nilai rata-rata pada Pre
Test 53,79. Ketuntasan belajar peserta didik juga mengalami peningkatan,
terbukti prosentase ketuntasan pada Post Test siklus I adalah 58,62% yang
lebih baik dari prosentase ketuntasan pada Pre Test adalah 6,89%. Untuk
lebih mudahnya dapat dilihat dalam grafik 4.1 berikut :
Grafik 4.1 Perbandingan ketuntasan Pre Test dan Post Test Siklus I
PERBANDINGAN KETUNTASAN BELAJAR
PRE TEST DAN POST TEST SIKLUS I
Peserta Didik Tuntas

Peserta Didik Tidak Tuntas

Nilai Rata-rata

93%
75,51
53,79

59%
41%

7%

Pre Test

Post Test

97

Presentase hasil belajar peserta didik pada siklus I kelas IV masih
belum memenuhi kriteria yang diharapkan. Dimana persentase ketuntasan
hasil belajar peserta didik masih dibawah angka yang ditetapkan, yaitu
75% dari keseluruhan jumlah peserta didik kelas IV. Mengacu pada hal
tersebut, maka perlu diadakan siklus lanjutan untuk membuktikan bahwa
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe numbered head
together dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IV MI Al
Ghozali Panjerejo Rejotangan Tulungagung.
b) Tahap observasi
Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan.
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengajar, sedangkan pengamatan
dilakukan oleh guru pengampu mata pelajaran Qur’an Hadits di kelas IV
MI Al Ghozali Panjerejo Rejotangan Tulungagung (Bapak Khoirul
Anwar) sebagai pengamat I dan teman sejawat yang juga melaksanakan
penelitian tindakan kelas di MI Al Ghozali, yang bernama siti khofifah
sebagai pengamat II.
Pengamat I dan pengamat II bertugas untuk mengawasi seluruh
kegiatan peneliti dan mengamati semua aktivitas peserta didik selama
pembelajaran berlangsung. Hal-hal yang diamati pada pelaksanaan
tindakan ini adalah cara peneliti menyajikan materi pelajaran apakah sudah
sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan yang telah disusun atau
belum. Selain itu, pengamat juga bertugas mengamati aktivitas peserta
didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

98

Jenis observasi yang dilakukan kali ini adalah observasi terstruktur
dan siap pakai, dimana peneliti telah menyiapkan item-item apa saja yang
perlu diamati, sehingga pengamat tinggal mengisi lembar observasi yang
telah disediakan. Adapun pedoman observasi aktivitas peneliti siklus I
sebagaimana terlampir(Lampiran 13).
Hasil observasi terhadap aktivitas peneliti pada siklus I dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Peneliti Siklus I
Tahap

Indikator

1
Awal

2
1. Melakukan aktivitas rutin sehari-hari
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Memotivasi peserta didik
4. Membangkitkan pengetahuan
prasyarat
5. Membagi kelompok
6. Menjelaskan tugas kelompok
7. Menyediakan sarana
Inti
1. Menyampaikan materi pengantar
2. Membagi nomor
3. Mengajukan pertanyaan
4. Meminta peserta didik untuk bekerja
sesuai lembar kerja
5. Membimbing dan mengarahkan
kelompok untuk mengerjakan tugas
6. Meminta peserta didik presentasi
dengan memanggil nomor dengan
acak
7. Membantu kelancaran kegiatan
diskusi
Akhir
1. Melakukan evaluasi
2. Pemberian tes pada akhir tindakan
3. Mengakhiri pembelajaran
Jumlah Skor
Skor Maksimal
Prosentase skor (

x 100)

Sumber : Hasil observasi aktifitas peneliti siklus I

Skor
Pengamat Pengamat
I
II
3
4
4
3
3
3
3
3

4

4
3
4
3
4
3

4
3
4
3
4
3

3

3

4

3

4

4

3

4

4
4
4
60

4
4
4
62
85

70,58%

72,94%

99

Persentase Nilai Rata-rata = jumlah skor x 100%
Skor Maksimal
Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat diketahui bahwa secara
umum kegiatan peneliti sudah sesuai dengan rencana yang sudah dibuat,
namun demikian masih ada beberapa yang masih belum diterapkan. Nilai
yang diperoleh dari pengamat I dan pengamat II dalam aktivitas peneliti
masing-masing adalah 60 dan 62 dengan prosentase nilai rata-ratanya
adalah 70,58% dan 72,94%, dengan demikian adalah

sesuai taraf

keberhasilan tindakan yang telah ditetapkan yaitu :2

Tabel 4.8 Kriteria Keberhasilan Taraf Tindakan
Tingkat
Penguasaan

Nilai Huruf

Bobot

Predikat

90%≤NR≤100%
80%≤NR≤90%
70%≤NR≤80%
60%≤NR≤70%
0%≤NR≤60%

A
B
C
D
E

5
4
3
2
1

Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat Kurang

Berdasarkan taraf keberhasilan tindakan di atas, maka taraf
keberhasilan aktivitas peneliti pada siklus I termasuk dalam kategori
cukup.
Jenis pengamatan yang kedua adalah hasil pengamatan terhadap
aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Adapun
pedoman observasi aktivitas peserta didik siklus I sebagaimana terlampir
(Lampiran 14).
2

Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 103

100

Hasil observasi terhadap aktivitas peserta didik pada siklus I dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Peserta Didik Siklus I
Tahap
1
Awal

Indikator

Skor
Pengamat I Pengamat II
3

2
1. Melakukan
aktivitas
4
keseharian
2. Memperhatikan tujuan
3
3. Peserta didik termotivasi
3
4. Memenuhi
pengetahuan
3
prasyarat peserta didik
5. keterlibatan dalam pembetukan
4
kelompok
6. Memahami tugas kelompok
3
7. Menyiapkan
perlengkapan
5
untuk belajar
Inti
1. Memperhatikan
materi
4
pengantar
2. Keterlibatan dalam penomoran
3
3. Memahami pertanyaan
4
4. keterlibatan dalam kelompok
3
untuk mengerjakan lembar
kerja
5. Mengerjakan tugas
4
6. Mempresentasikan hasil kerja
3
7. Meyajikan pertanyaan
3
Akhir
1. Menanggapi evaluasi
4
2. Melaksanakan tes evaluasi
4
3. Mengakhiri pembelajaran
4
61
Jumlah Skor
Skor Maksimal
71,76%
Prosentase skor ( x 100)
Sumber : Hasil observasi aktifitas peserta didik siklus I

4
3
4
3
3
4
5
4
3
4
3
4
3
3
4
4
4
62
85
72,94%

Berdasarkan tabel hasil pengamatan peserta didik kelas IV di atas,
dapat dilihat secara sekilas bahwa hasil belajar peserta didik sudah sesuai
harapan. Sebagian besar indikator pengamatan muncul dalam aktivitas
kerja peserta didik. Skor yang diperoleh dari pengamat I dan pengamat II
pada aktivitas peserta didik adalah 61 dan 62 dengan prosentase nilai rata-

101

ratanya adalah 71,76% dan 72,94%. Sesuai dengan taraf keberhasilan yang
diterapkan, maka taraf keberhasilan aktivitas peserta didik berada pada
kategori cukup.
Jenis pegamatan yang ketiga adalah pengamatan terhadap keaktifan
peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Adapun pedoman observasi
keaktifan peserta didik siklus I sebagaimana terlampir (Lampiran 15).
Hasil observasi keaktifan peserta didik pada siklus I dapat dilihat pada
tabel 4.10 berikut :
Tabel 4.10 Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I
No.

Indikator

Pengamat I
Nilai
3
4
3
3
4
14

1
2
1
Pengalaman
2
Interaksi
3
Komunikasi
4
Refleksi
Jumlah skor
Skor maksimal
70,00%
Prosentase skor ( x 100%)
Sumber : Hasil Observasi Keaktifan Peserta Didik Siklus I

Pengamat II
Nilai
4
4
3
4
4
15
20
75,00%

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dilihat secara umum keaktifan
belajar peserta didik sudah sesuai harapan. Meskipun masih ada beberapa
indikator yang belum muncul. Skor yang di diperoleh dari pengamat I dan
pengamat II masing-masing adalah 14 dan 15 dengan prosentase nilai ratarata yaitu 70,00% dan 75,00%. Adapun kriteria taraf keberhasilan tindakan
keaktifan peserta didik pada siklus I berada pada kategori cukup.
Sedangkan jenis pengamatan yang terakhir adalah untuk melihat
kerjasama peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan

102

oleh peneliti. Adapun pedoman observasi keaktifan peserta didik siklus I
sebagaimana terlampir (Lampiran 16). Berikut pemaparan singkat data
hasil observasi kerjasama peserta didik pada tabel 4.11 di bawah:
Tabel 4.11 Hasil Observasi Kerjasama Peserta Didik Siklus I
Tahap
1

Indikator

2
1. Melakukan aktivitas rutin seharihari
2. Memperhatikan penyampaian
tujuan
Awal 3. Memperhatikan penjelasan
materi
4. Keterlibatan dalam
membangkitkan pengetahuan
peserta didik tentang materi
1. Keterlibatan dalam
pembentukan kelompok
2. Memahami lembar kerja secara
kelompok
3. Keterlibatan peserta didik dalam
kelompok untuk mengerjakan
lembar kerja
4. Keterlibatan dalam penomoran
Inti
5. Memahami pertanyaan
6. Keterlibatan dalam kelompok
untuk mengerjakan lembar kerja
7. Mengerjakan tugas
8. Mempresentasikan hasil kerja
kelompok
9. Menyajikan pertanyaan
1. Menanggapi evaluasi
Akhir
2. Mengakhiri pembelajaran
Jumlah skor
Skor maksimal
Prosentase skor ( x 100%)

Pengamat I
Nilai
3
4

Pengamat II
Nilai
4
4

3

4

3

3

4

3

3

3

4

4

4

4

3
4
3

3
3
4

3
4

4
4

4
4
4
54

4
4
4
55
75

72,00%

73,33%

Sumber : Hasil Observasi Kerjasama Peserta Didik Siklus I
Dari data pada tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa aktifitas
kerjasama peserta didik berada dalam kategori cukup. Hal ini sesuai skor

103

yang diperoleh dari pengamat I dan II yang masing-masing adalah 54 dan
55 dengan prosentase nilai rata-ratanya adalah 72,00% dan 73,33%.
c) Hasil catatan lapangan
Selain dari hasil observasi, peneliti juga memperoleh data melalui
hasil catatan lapangan dan hasil wawancara. Catatan lapangan dibuat oleh
peneliti sehubungan dengan hal-hal penting yang terjadi selama
pembelajaran berlangsung tetapi tidak terdapat dalam indikator maupun
deskriptor pada lembar observasi. Catatan yang didapat peneliti selama
pembelajaran berlangsung adalah sebagai berikut :
(1) Ada beberapa peserta didik yang belum belum begitu faham menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together.
(2) Ada beberapa peserta didik yang kurang aktif belajar kelompok, masih ada
anggota kelompok yang hanya mengandalkan temannya terutama bagi
laki-laki yang hanya mengandalkan perempuan.
(3) Ada beberapa peserta didik yang malu-malu ketika menyampaikan hasil
diskusi kelompok.
(4) Ada beberapa peserta didik yang ramai sendiri ketika dijelaskan materi
pembelajaran.
(5) Ketika mengerjakan soal post test, masih ada yang menyontek dan
mencoba membuka buku, hal itu disebabkan karena peserta didik kurang
percaya diri dalam menguasai materi.

104

d) Wawancara
Selain observasi dan catatan lapangan, peneliti juga tetap melakukan
wawancara dengan guru dan beberapa peserta didik. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan informasi yang lebih jelas tentang keberhasilan selama
proses pembelajaran berlangsung, serta saran untuk proses siklus II agar
menjadi lebih baik dan mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal.
Wawancara ini dilakukan setelah pelaksanaan post test siklus I selesai.
Wawancara dilakukan kepada subjek wawancara yang terdiri guru
teman sejawat dan beberapa dari sebagian peserta didik kelas IV,
wawancara dilaksanakan secara bersama dengan peserta didik lain, tidak
dilakukan perorangan. Berikut transkip wawancara yang dilakukan oleh
peneliti dengan guru, serta dengan beberapa peserta didik dalam jangkauan
waktu yang berbeda :
(1) Wawancara dengan guru dan teman sejawat
Wawancara ini dilakukan pada hari Jum’at tanggal 27 november
2016 08.30 yang bertempat di rung guru, karena pada jam tersebut bapak
Khoirul Anwar tidak ada jam mengajar. Wawancara ini dilakukan setelah
siklus I selesai dan data post test sudah teridentifikasi. Berikut pernyataan
dari bapak Khoirul Anwar dan teman sejawat:
“Peserta didik sudah lumayan dapat dikondisikan dengan
memberikan motivasi sebelum memulai pembelajaran, namun masih
ada beberapa peserta didik yang masih ramai sendiri dan menggagu
temannya pada saat pelajaran. Untuk penggunaan model
pembelajaran sudah lumayan bagus, dan minggu depan diulangi lagi

105

materi yang kamu sampaikan kemarin agar peserta didik tambah
faham mengenai materi tersebut.”3
(2) Wawancara dengan peserta didik
Wawancara dengan peserta didik ini dilakukan pada hari Sabtu
tanggal 27 November 2016, dan berlangsung setelah wawancara dengan
guru selesai. Wawancara ini dilakukan ketika peserta didik kelas IV
sedang beristirahat. Dari hasil wawancara dengan beberapa peserta didik
dapat disimpulkan bahwa mereka merasa senang dalam pembelajaran,
namun masih ada pokok materi yang belum dipahami. Berikut pernyataan
dari beberapa peserta didik :
“Saya suka dengan cara ngajar bu zuni, dengan belajar berkelompok
dan diberi nomor-nomor dan bintang. Saya jadi lebih senang belajar
meskipun saya belum begitu hafal hadits tentang takwa dan isi
kandungannya.”4
Berdasarkan analisis dari wawancara dengan guru, observer dan
beberapa peserta didik, dapat dijabarkan sebagai berikut :
(a) Peneliti harus lebih tegas dan kreatif dalam mengkondisikan kelas, agar
peserta didik mudah dikendalikan.
(b) Untuk pertemuan selanjutnya, Bapak Khoirul Anwar menyarankan untuk
mengulang materi yang telah diajarkan, agar peserta didik lebih
memahami materi yang disampaikan.
(c) Peserta didik terlihat senang dalam pembelajaran Qur’an Hadits setelah
diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together.

Hasil wawancara dengan Bapak Khoirul Anwar, guru pengampu Qur’an Hadits kelas IV
MI Al Ghozali Panjerejo Rejotangan Tulungagung, pada tanggal 27 Nopember 2016.
4
Hasil wawancara dengan Peserta Didik kelas IV MI Al Ghozali Panjerejo Rejotangan
Tulungagung, pada tanggal 27 Nopember 2016.
3

106

(d) Peserta didik masih malu untuk bertanya ketika mengalami kesulitan.
4) Tahap refleksi
Refleksi merupakan hasil tindakan penelitian yang dilakukan untuk
melihat hasil sementara dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
numbered head together dalam meningkatkan hasil belajar Qur’an Hadits
dengan materi hadits tentang takwa, untuk peserta didik kelas IV MI Al
Ghozali

Panjerejo

Rejotangan

Tulungagung.

Berdasarkan

tahap

perencanaan, pelaksanaan, dan observasi, peneliti melakukan refleksi dari
kegiatan pada siklus I. Adapun hasil dari refleksi adalah sebagai berikut :
a) Hasil belajar peserta didik berdasarkan hasil Post Test siklus I sudah
mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil Pre Test.hal ini
terbukti dari jumlah peserta didik yang tuntas. Pada saat Pre Test hanya
ada 2 peserta didik yang tuntas, kemudian bertambah menjadi 21 peserta
didik yang tuntas pada Post Test siklus I. selain itu, ketuntasan belajar
peserta didik juga mengalami peningkatan. Hal ini terbukti dengan
meningkatnya ketuntasan belajar peserta didik dari 6,89% (Pre Test)
menjadi 58,62% (Post Test siklus I). Hasil nilai diskusi kelompok siklus I,
nilai rata-rata kelompok yang diperoleh sebesar 77,93 dari ke 6 kelompok
ada 2 kelompok yang belum mencapai batas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal). Namun ketuntasan belajar tersebut sudah sesuai dengan yang
diharapkan, yaitu minimal 75% dari jumlah peserta didik yang mengikuti
tes.

107

b) Setelah peneliti melihat hasil observasi. Berdasarkan kriteria taraf
keberhasilan , kegiatan peneliti berada pada kategori baik sedangkan
kegiatan peserta didik berada pada kategori cukup.
c) Dari hasil wawancara dengan guru, dapat disimpulkan bahwa kegiatan
peneliti dalam proses pembelajaran sudah cukup baik, namun harus lebih
tegas dalam mengondisikan kelas. Peneliti juga disarankan untuk
mengulangi materi yang telah diajarkan, agar peserta didik lebih
memahami materi dengan baik. Dari hasil wawancara peserta didik, dapat
disimpulkan bahwa peserta didik merasa senang belajar Qur’an Hadits
setelah diterapkannya model pembelajaran Numbered Head Together,
meskipun begitu masih ada juga peserta didik yang merasa malu untuk
bertanya saat mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran.
Dari hasil refleksi tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukan
tindakan selanjutnya yaitu siklus II untuk meningkatkan kerjasama
keaktifan dan hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran Qur’an
Hadits. Adapun kendala pada siklus I dan rencana perbaikan dilihat pada
tabel 4.12 berikut ini:
Tabel 4.12 Kendala Siklus I dan Rencana Perbaikan Siklus II
Kendala Siklus I
Rencana Perbaikan Siklus II
1
2
1. Saat
proses
pembelajaran 1. Peniliti lebih tegas dalam
berlangsung, masih ada peserta
menjalankan
setiap
langkah
didik yang kurang memperhatikan
pembelajaran
namun
tetap
dan ramai.
terfokus kepada peserta didik
sebagai subjek.
2. Masih ada peserta didik yang malu 2. Peneliti memberikan motivasi
untuk bertanya ketika kesulitan
kepada peserta didik untuk berani
dalam memahami materi.
bertanya dalam hal apapun

108

terutama
saat
kesulitan
memahami materi.
3. Dalam diskusi penyelesaian lembar 3. Peneliti memotivasi peserta didik
kerja kelompok, masih ada peserta
untuk lebih aktif lagi dalam
didik yang pasif.
berdiskusi. Bagi kelompok yang
paling aktif, maka akan mendapat
reward.Peneliti juga lebih sering
untuk berkeliling dan memantau
kerja kelompok.
4. Masih ada peserta didik yang 4. Memberikan motivasi pada
mencontek
teman
saat
peserta didik agar yakin dan
mengerjakan.
percaya diri dalam mengerjakan
soal.

b. Paparan data siklus II
Siklus II dilaksanakan dalam 1 kali pertemuan. Pada hari Selasa 29
Nopember 2016 dengan alokasi waktu 2x35 menit. Adapun materi yang
akan diajarkan adalah mengulang materi yang telah diajarkan pada siklus
I, yakni hadits tentang taqwa. Proses dari siklus II akan diuraikan sebagai
berikut :
1) Tahap Perencanaan Tindakan
Sebelum melakukan penelitian siklus ke II, terlebih dahulu peneliti
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media hadits
tentang takwa dan penomoran, soal lembar kerja siklus II dan soal post test
siklus II. Peneliti juga menyiapkan lembar observasi dan wawancara untuk
memperkuat data hasil tes ditambah dengan hasil dokumentasi. Selain itu,
peneliti juga kembali mengonsultasikan instrument penelitian kepada guru
mata pelajaran Qur’an Hadits dan melakukan koordinasi dengan teman
sejawat demi kelancaran penelitian yang akan dilakukan dan untuk

109

memperbaiki dari siklus I. Adapun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus II sebagaimana terlampir (Lampiran 17).
2) Tahap pelaksanaan tindakan
Kegiatan siklus II ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 29
November 2016 dalam satu kali pertemuan yang terdiri dari dua jam
pelajaran.
Kegiatan Pendahuluan
Pada kegiatan pendahuluan ini, peneliti mengatur para peserta didik
agar siap menerima pelajaran. Sama halnya siklus I. Kegiatan ini diawali
dengan mengucapkan salam dan mengajak berdo’a peserta didik.
Kemudian mengecek kehadiran peserta didik. Selanjutnya peneliti
menyampaikan indikator serta tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
melakukan apresepsi, serta memotivasi peserta didik agar berpartisipasi
aktif dalam pembelajaran.
Kemudian peneliti mengingatkan kembali materi yang telah dibahas
pada pertemuan sebelumnya, yaitu materi hadits tentang takwa. Sebelum
memasuki kegiatan inti, peneliti bertanya jawab dengan seluruh peserta
didik terlebih dahulu.
Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti peneliti membagi 6 kelompok masing-masing
anggota 4-5 anak bersifat heterogen dari jenis kelamin dan tingkat
kemampuan akademik seperti pada siklus I. Kelompok dibagi sebelum

110

kegiatan pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Numbered
Head Together dimulai.
Tahap Penomoran : Peneliti membagikan nomor yang berbeda-beda
kepada seluruh peserta didik, kemudian peneliti meminta peserta didik
untuk bergabungdengan kelompok yang telah ditentukan dan duduk
ditempat yang telah disediakan. Setelah peserta didik siap, peneliti
membagi lembar soal kepada masing-masing kelompok dan menjelaskan
tugas yang akan didiskusikan oleh kelompok.
Tahap Pengajuan Pertanyaan : Pada tahap pengajuan pertanyaan
diharapkan peserta didik mengajukan pertanyaan kepada peneliti jika ada
hal yang kurang faham. Dalam tahap pengajuan pertanyaan masih ada
anak-anak tetap diam dan kurang percaya diri, peneliti pun mencoba
memotivasi peserta didik.
Tahap Berfikir Bersama : Setelah semua kelompok memahami tugas
masing-masing. Peneliti mengarahkan peserta didik untuk bekerjasama
dengan teman satu kelompoknya, menyatukan pendapat dan ide untuk
menyelesaikan pertanyaan yang diberikan peneliti. Setiap peserta didik
harus mengerti dan memahami hasil diskusi kelompok. Peneliti memantau
dan mengarahkan peserta didik yang merasa kesulitan. Sebagaimana
terlihat dalam gambar 4.6 di bawah ini:

111

Gambar 4.6 Peserta didik bekerjasama menyelesaikan lembar soal
NHT siklus II
Tahap Pemberian Jawaban : setelah cukup dalam berdiskusi
kelompok, masing-masing peserta didik diminta untuk mempersiapkan
jawaban dan pertanyaan yang ada dalam lembar kerja kelompok masingmasing. Peneliti memanggil nomor secara acak dan peserta didik yang
nomornya terpanggil menunjukkan nomor dan maju kedepan untuk
mempresentasikan

hasil

diskusi.

Peneliti

memberikan

tambahan

penjelasan dari jawaban yang diutarakan oleh peserta didik. Kemudian
peneliti memanggil nomor selanjutnya secara acak dan begitu seterusnya.
Berikut pemaparan nilai hasil diskusi kelompok dalam tabel 4.13 di bawah
ini :
Tabel 4.13 Hasil Diskusi Kelompok Siklus II
Kelompok

I

Nama
FF
BPP
LA
FZN
NLF

JK
L
L
P
P
P

Nilai
80
80
80
80
80

Keterangan
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas
Tuntas

112

DMM
L
90
Tuntas
ZPA
L
90
Tuntas
II
SF
P
90
Tuntas
HNA
P
90
Tuntas
FAA
P
90
Tuntas
MFA
L
80
Tuntas
AAZ
P
80
Tuntas
III
WSS
P
80
Tuntas
DHI
L
80
Tuntas
FZ
P
80
Tuntas
NN
P
80
Tuntas
SN
P
80
Tuntas
IV
ANS
P
80
Tuntas
AFA
L
80
Tuntas
REP
P
80
Tuntas
KNM
P
80
Tuntas
REP
P
80
Tuntas
V
AYH
L
80
Tuntas
ABM
L
80
Tuntas
ZMT
P
80
Tuntas
AM
L
100
Tuntas
MDA
L
100
Tuntas
VI
ANF
P
100
Tuntas
SLKN
P
100
Tuntas
Jumlah peserta didik seluruhnya
29
Jumlah peserta didik tuntas
29
Jumlah peserta didik tidak tuntas
0
Jumlah skor yang diperoleh
2450
Rata-rata nilai kelas
84,48
Prosentase ketuntasan
100%
Prosentase ketidak tuntasan
0%
Sumber : Hasil Diskusi Kelompok Siklus II (Rekapitulasi nilai hasil diskusi
kelompok siklus II dapat dilihat pada lampiran 18)

Berdasarkan tabel 4.13, dapat diketahui nilai rata-rata peserta didik
pada diskusi kelompok siklus IIadalah sebesar 89,72 dan prosentase
ketidak tuntasan belajar sebesar 0% sedangkan prosentase ketuntasan
belajar sebesar 100%. Hasil tes sudah mencapai target yang diharapkan
oleh peneliti yaitu lebih dari 75%. Untuk lebih mudahnya dapat dilihat
pada diagram 4.4 di bawah ini.

113

Diagram 4.4 Ketuntasan Belajar Diskusi Kelompok Siklus II

Ketuntasan Belajar Diskusi Kelompok Siklus II
0%

100%

Peserta Didik Tuntas

Peserta Didik Tidak Tuntas

Berikut adalah perbandingan ketuntasan hasil belajar yang diperoleh
dari diskusi pada siklus I dan siklus II. Adapun perbandingannya terlihat
pada tabel 4.13 sebagai berikut :
Tabel 4.14 Perbandingan Analisis Hasil Diskusi Kelompok Siklus I
dan Siklus II
No.
1
1
2
3
4
5
6
7

Uraian
2
Jumlah peserta didik seluruhnya
Jumlah peserta didik tuntas
Jumlah peserta didik tidak tuntas
Jumlah skor yang diperoleh
Rata-rata nilai kelas
Prosentase ketuntasan
Prosentase ketidak tuntasan

Diskusi I
3
29
19
10
2260
77,93
65,51%
34,48%

Diskusi II
4
29
29
0
2450
84,48
100%
0%

Berdasarkan tabel 4.14 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
terjadi peningkatan kerjasama peserta didik dalam diskusi. Peningkatan
tersebut dapat dibuktikan dari nilai rata-rata pada diskusi siklus I hanya

114

77,93 dan pada diskusi siklus II rata-rata nilai kelas meningkat menjadi
84,48. Ketuntasan belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yang
signifikan, terbukti prosentase ketuntasan pada diskusi siklus II 100%
yang lebih baik dari prosentase ketuntasan pada diskusi siklus I adalah
65,51%.Untuk lebih mudahnya dapat dilihat dalam grafik 4.2 berikut :
Grafik 4.2 Perbandingan Ketuntasan Belajar Diskusi Kelompok
Siklus I dan Siklus II

Grafik Perbandingan Ketuntasan Belajar
Diskusi Kelompok Siklus I dan Siklus II
120,00%
100,00%
80,00%
60,00%
40,00%
20,00%
0,00%
Siklus I

Siklus II

Peserta Didik Tuntas

Peserta Didik Tidak Tuntas

Karena pada tahapan siklus I dan II tidak banyak berbeda, peserta
didik dapat mengikuti pembelajaran dan diskusi dengan baik. Dari
pengawasan peneliti peserta didik sudah terlihat lebih aktif, termotivasi
atas tugas yang diberikan dan menjawab pertanyaan peneliti.
Setelah dirasa peserta didik memahami materi dengan baik, peneliti
meminta peserta didik untuk menutup buku Qur’an Hadits dan duduk di
tempat masing-masing. Kemudian peneliti memberikan soal berupa post
test siklus II yang berisi 15 soal yaitu 10 multiplechoice dan 5 esay yang
dikerejakan selama ± 25 menit, peserta didik diminta untuk mengerjakan

115

secara mandiri. Peneliti juga mempersilahkan peserta didik bertanya untuk
soal yang kurang jelas.
Peserta didik diharapkan bisa mengerjakan post test dengan tepat
waktu. Dalam mengerjakan soal dilarang saling mencontek maupun
kerjasama dengan teman. Pelaksanaan post test ini digunakan untuk
mengukur seberapa pemahaman peserta didik terhadap materi hadits
tentang takwa. Sebagaimana terlihat dalam gambar 4.7 di bawah ini :

Gambar 4.7 Peserta Didik mengerjakan soal Post Test Siklus II
Kegiatan Penutup
Diakhir pembelajaran, peneliti bersama peserta didik membuat
kesimpulan dari pembelajaran hari ini dan menyuruh belajar dengan rajin
di rumah. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan membaca hamdalah dan
salam.

116

3) Tahap pengamatan tindakan
a) Hasil Tes Akhir (Post Test) Siklus II
Soal Post Test siklus II terdiri dari 15 soal yang terdiri dari 10
multiplechoice dan 5 esay. Untuk jawaban yang benar multiplechoice
dikalikan 5 dan esay dikalikan 10. Tetapi apabila jawabannya kurang
sesuai dengan yang diharapkan peneliti maka nilai tersebut akan
disesuaikan dengan kebijakan peneliti. Adapun daftar hasil belajar peserta
didik Post Test siklus II sebagai berikut :
Tabel 4.15 Hasil Belajar Peserta didik Siklus II
No

1
1

Kode
Peserta
Didik
2
ANS

2

Nama

Jenis
Kelamin

Nilai
Skor

Keterangan

3
Agiska Nur Septiana

4
P

5
100

6
Tuntas

AFA

Ahmad Fatan Ali F

L

90

Tuntas

3

AYH

Ahmad Yusuf H

L

75

Tuntas

4

ABM

Alfian Bisri Mustofa

L

80

Tuntas

5

AAZ

Ananda Ayu Zahra F

P

80

Tuntas

6

ANF

Ardia Nur Fareza

L

75

Tuntas

7

BPP

Bagus Putra Prasetya

L

85

Tuntas

8

DMM

Dendra Miftakhul M

L

95

Tuntas

9

DNI

Dyo Nafi’ul I

L

90

Tuntas

10

FF

Farid Firnanda

L

85

Tuntas

11

FZN

Fatimah Zahro’ N

P

75

Tuntas

12

FZ

Fatimatuz Zahro’

P

85

Tuntas

13

FAA

Friska Aprilia A

P

14

HNA

Hestina Nur Anisa R

P

75

Tidak
Tuntas
Tuntas

15

KNM

Khoirun Nisa M

P

95

Tuntas

16

LA

Lia Ainurrohmah

P

75

Tuntas

17

MAN

M Ali Nasrudin

L

80

Tuntas

55

117

18

MDA

M. Dafid Andrian

L

19

MFA

M. Faizal Akbar

L

20

NLF

Nabila Lutfi Fitriani

P

85

Tidak
Tuntas
Tuntas

21

NNA

Niha Nur Aini

P

95

Tuntas

22

REP

Rosela Erdiana Putri

P

75

Tuntas

23

REP

Rosely Erdiana Putri

P

100

Tuntas

24

SNA

Selisa Nur Aini

P

90

Tuntas

25

SLK

Sintia Lamiyah K

P

26

SF

Siti Fatimah

P

75

Tidak
Tuntas
Tuntas

27

WSS

Wahida Shifa Sahira

P

100

Tuntas

28

ZPA

Zidan Pratama A

L

80

Tuntas

29

ZM

Zulfa Maulida

P

80
2380
82,06
29
26
3
89,65
%

Tuntas

Total Skor
Rata-rata
Jumlah peserta didik keseluruhan
Jumlah peserta didik tuntas
Jumlah peserta didik tidak tuntas
Presentase ketuntasan

80
65

60

Tuntas

Sumber : Hasil Post Test siklus II
(Rekapitulasi hasil post test siklus II dapat dilihat pada lampiran 19)

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa hasil belajar peserta didik
pada siklus II lebih baik dari pada siklus I. dimana diketahui rata-rata kelas
adalah 82,06 dengan ketuntasan belajar 89,65% (26 peserta didik) dan
10,34% (3 peserta didik) yang belum tuntas. Lebih mudahnya dapat dilihat
pada diagram 4.5 di bawah ini :

118

Diagram 4.5 Ketuntasan Belajar Post Test Siklus II

Ketuntasan Belajar Post Test Siklus II

10,34%

89,65%

Peserta Didik Tuntas

Peserta Didik Tidak Tuntas

Tabel 4.16 Perbandingan Hasil Pre Test, Post Test I dan Post Test II

No. Nama Peserta Didik

JK

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

3
P
L
L
L
P
L
L
L
L
L
P
P
P
P
P
P
L
L
L
P
P
P

2
ANS
AFA
AYH
ABM
AAZ
ANF
BPP
DMM
DNI
FF
FZN
FZ
FAA
HNA
KNM
LA
MAN
MDA
MFA
NLF
NNA
REP

Nilai Pre
Test
4
90
50
40
70
50
40
60
60
40
80
30
40
50
50
60
50
50
60
60
70
40
60

Nilai Post
Test I
5
100
60
65
60
75
65
85
85
80
75
50
90
50
80
85
55
50
95
50
75
90
85

Nilai Post
Test II
6
100
90
75
80
80
75
85
95
90
85
75
85
55
75
95
75
80
80
65
85
95
75

119

23
REP
24
SNA
25
SLK
26
SF
27
WSS
28
ZPA
29
ZM
Jml peserta didik seluruhnya
Jml peserta didik tuntas
Jml peserta didik tidak tuntas
Jml skor yang diperoleh
Rata-rata nilai kelas
Prosentase ketuntasan
Prosentase ketidak tuntasan

P
P
P
P
P
L
P

40
50
50
50
60
50
60

100
65
70
90
95
70
95

100
90
60
75
100
80
80

29
2
27

29
17
12

29
26
3

1560
53,79
6,89%
93,1%

2190
75,51
58,62%
41,37%

2380
82,06
89,65%
10,34%

Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh pada siklus II yang
ditunjukkan pada tabel diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
pada

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AL – QURAN HADITS PESERTA DIDIK KELAS IV MI AL MA’ARIF GENDINGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 4

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 10

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR QUR’AN HADITS KELAS IV MI AL GHOZALI PANJEREJO REJOTANGAN TULUNGAGUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 6