Dyatmico Pambudi 21100113130069 2017 BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Mineralisasi logam merupakan bagian dari ilmu geologi untuk menentukan
tipe endapan mineral. Dalam studi mineralisasi terdapat proses perubahan
komposisi batuan asal akibat pengaruh fluida hidrotermal. Proses sekunder ini
dipengaruhi oleh fluida yang mengisi celah-celah batuan. Akibatnya terbentuk
adanya mineral logam di sekitar batuan yang terisi oleh fluida. Studi mineralisasi
ini sangat penting untuk mengetahui tipe endapan mineral serta dapat menambah
wawasan tentang ilmu geologi.
Studi mineralisasi logam dilakukan di sekitar Sangon, Kokap, Kulon Progo,
Yogyakarta yang berbatasan dengan Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Lokasi
ini berada di selatan Pulau Jawa bagian tengah. Secara geologi regional, lokasi
penelitian termasuk dalam Pegunungan Kulon Progo dan tercantum dalam Peta
Geologi Regional Lembar Yogyakarta (Rahardjo dkk., 1995).
Masyarakat daerah sekitar Sangon telah melakukan kegiatan penambangan
emas secara tradisional sejak tahun 1991 (Harian Jogja, 2012). Terdapat banyak
penambang yang mempunyai wilayah penambangan di sekitar urat-urat kuarsa.
Pengolahan ekstraksi batuan dalam bentuk emas dilakukan secara tradisional di
dekat penambangan. Alat penambangan sangat sederhana yaitu palu besi, helm
proyek, sepatu boot, dan eksavator untuk mengangkut batu. Akan tetapi, pada saat

ini hanya terdapat satu tempat penambangan yang masih aktif. Hal ini karena hasil
pendapatan yang diterima tidak setara dengan kegiatan penambangan. Lokasi ini
telah dilakukan penelitian dengan wilayah lebih luas, namun belum ada yang
membahas secara rinci mengenai karakteristik mineralisasi logam dengan metode
studi mikroskopis, dan XRD.
Menurut van Bemmelen (1949), Pegunungan Kulon Progo digambarkan
sebagai dome besar dengan bagian puncak datar dan lereng curam. Inti dari dome
ini terdiri dari tiga gunungapi andesit tua yang bekas dapur magmanya sekarang
tersingkap. Gunung Gajah yang terletak di bagian tengah

1

dome, merupakan

2

gunungapi tertua yang menghasilkan andesit hiperstein augit basaltik. Gunung Ijo
yang menghasilkan andesit piroksen basaltik. Gunung Menoreh merupakan
gunungapi termuda yang menghasilkan andesit augit hornblenda.
Adanya tiga kegiatan vulkanik di Pegunungan Kulon Progo, studi

mineralisasi logam di Sangon, Kokap ini menarik dibahas, mulai dari analisis
mikroskopis menentukan mineral primer dan alterasi, serta mineragrafi untuk
menentukan komposisi mineral logam, dan XRD untuk menentukan mineral primer
dan sekunder di daerah penelitian.

I.2 Masalah Penelitian
Perlu dijelaskannya geologi dan studi mineralisasi logam berupa
karakteristik urat, tipe endapan mineral, tipe alterasi, hubungan antara karakteristik
urat dengan tipe alterasi, dan paragenesa mineralisasi logam berdasarkan data
lapangan dan data laboratorium berupa analisis petrografi, mineragrafi, dan XRD
di Sangon, Kokap, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

I.3 Maksud Penelitian
Penelitian ini memiliki maksud sebagai berikut.
a. Melakukan pemetaan geologi di sekitar Sangon, Kulon Progo,
Yogyakarta.
b. Melakukan observasi karakteristik urat berupa pola sebaran, kedudukan,
dan dimensi.
c. Mengidentifikasi tektsur dan komposisi mineral primer, sekunder, serta
logam melalui analisis petrografi, mineragafi, dan XRD.


I.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut.
a. Mengetahui variasi litologi, struktur geologi, dan geomorfologi di
Sangon dan sekitarnya.
b. Mengetahui tipe alterasi di Sangon dan sekitarnya.
c. Mengetahui tipe mineralisasi di Sangon dan sekitarnya.

3

d. Mengetahui hubungan antara karakteristik urat dengan tipe alterasi dan
tipe mineralisasi di Sangon dan sekitarnya.

I.5 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di sekitar Sangon, Kokap, Kabupaten Kulon Progo.
Daerah penelitian berada di koordinat 396200 – 398200 mU dan 9136100 –
9134100 mT menurut sistem proyeksi koordinat UTM zona 49S (Gambar 1.1).
Lokasi penelitian dapat ditempuh 4 jam menggunakan kendaraan roda dua ke arah
selatan dari Semarang menuju Purworejo ke jalan provinsi Kulon Progo menuju
Kokap.


Gambar 1.1 Peta Lokasi penelitian (Sumber Peta : DEM SRTM)

4

I.6 Batasan Penelitian
Batasan penelitian ini sebagai berikut.
a. Observasi lapangan untuk pengambilan data stratigrafi, geomorfologi,
dan struktur geologi.
b. Tipe endapan mineral epitermal dan zona alterasi hidrotermal
berdasarkan data laboratorium petrografi, mineragrafi, dan XRD.

I.7 Penelitian Terdahulu
Daerah Kulon Progo, sebelumnya telah dilakukan penelitian. Adanya penelitian
terdahulu dapat dijadikan data referensi dan membandingkan perbedaan dengan
penelitian sekarang. (Tabel 1.1).
Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu

No


Peneliti

Tahun

Hasil Penelitian

1

Van Bemmelen

1949

Geologi dan stratigrafi Pegunungan Kulon Progo yang
memuat secara regional, termasuk di dalamnya daerah
penelitian Sangon, Kokap, Kulon Progo.

2

Rahardjo, dkk


1995

Peta Geologi Lembar Yogyakarta, DIY, termasuk di
dalamnya daerah penelitian Sangon, Kokap, Kulon
Progo.

3

Subardi

2001

“Alterasi

dan

Mineralisasi

daerah


Kulonprogo”.

Penelitian ini membahas tipe alterasi dengan luas kavling
3x4 km di Sangon. Perbedaan penelitian penulis adalah
luas kavling 2x2 km dan tipe alterasi pada sampel urat
kuarsa dan sekitarnya.
4

Suryono

2004

“Geologi dan Mineralisasi Logam pada Intrusi Andesit
Oligosen Akhir pada Daerah Sangon”. Penelitian ini
membahas kandungan logam emas dan logam berat.
Perbedaan penelitian penulis adalah kehadiran mineral
logam pada sampel urat kuarsa dan karaktersitik urat
kuarsa.

5


Harjanto

2011

“Vulkanostratigrafi

di

daerah

Kulon

Progo

dan

sekitarnya, DIY Yogyakarta”. Penelitian ini membahas
penyususnan stratigrafi gunungapi daerah Kulon Progo.
Perbedaan penelitian penulis adalah luas kavling 2x2 km

yang termasuk Formasi Andesit Tua di Sangon.

5

I.8 Sistematika Penulisan
Laporan penelitian tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika sebagai
berikut.
1.BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi tentang latar belakang, masalah penelitian, maksud dan
tujuan, lokasi penelitian, batasan penelitian, informasi penelitian terdahulu
dan sistematika penulisan.
2. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab II berisi tentang teori-teori dasar yang digunakan selama
penelitian. Bab ini memuat informasi secara regional kondisi geologi Sangon,
Kokap, Kulon Progo. Terdapat informasi mengena geologi regional Kulon
Progo, alterasi hidrotermal, dan endapan mineral epitermal jenis sulfida
rendah.
3. BAB III METODOLOGI
Bab III berisi tentang metode-metode yang digunakan selama analisis
meliputi alat dan bahan penelitian, alur penelitian, analisis lapangan, dan

analisis laboratorium serta hipotesis penelitian.
4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab IV analisis data berisi tentang keadaan geologi berupa variasi
litologi, struktur geologi, dan geomorfologi. Mineralisasi logam dibahas
mengenai mineral primer, alterasi, dan logam berdasarkan analisis
laboratorium untuk mengetahui tipe alterasi dan tipe endapan mineral daerah
penelitian serta hubungan karakteristik urat dengan tipe alterasi dan tipe
mineralisasi.
5. BAB V KESIMPULAN
Bab V berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan
berupa geologi secara umum, tipe alterasi, tipe endapan mineral, dan
hubungan karaktersitik urat dengan tipe alterasi dan tipe mineralisasi di
Sangon, Kokap, Kulon Progo, Yogyakarta.