MASALAH WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT MOTOR DENGAN JAMINAN FIDUSIA | MELIANTI | Legal Opinion 9303 30405 1 PB
MASALAH WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT MOTOR
DENGAN JAMINAN FIDUSIA
MELIANTI
D 101 13 408
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
: Abdul Karim Uddin, S.H., M.H
: Syamsu Thamrin, S.H., M.H
ABSTRAK
Secara khusus penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian kredit motor
dengan jaminan fidusia, 1. Wanprestasi yaitu suatu bentuk ingkar janji yang
dilakukan oleh konsumen dalam hal ini debitur kepada kreditur dengan tidak
melakukan hal-hal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak antara lain:
sama sekali tidak memenuhi prestasi, tidak sempurna prestasi, dan terlambat
berprestasi. Pada pelaksanaannya jika terjadi wanprestasi maka barang yang
menjadi objek perjanjian maka haruslah disita atau dititipkan kepada pihak
kreditur. Akibat yang akan ditimbulkan dari tindakan wanprestasi tersebut yaitu
pihak kreditur memberikan surat peringatan kepada debitur, namun sesuai batas
yang telah ditentukan tidak ada tanggapan positif dari debitur maka kreditur
dapat menuntut debitur kepada pihak yang berwenang yaitu kepolisian, kejaksaan
dan pengadilan. Perjanjian dengan Jaminan Fidusia memiliki resiko yang cukup
besar, diantaranya kerugian yang akan dialami jika terjadi wanprestasi yang
dilakukan oleh debitur. Tindakan wanprestasi yang dilakukan oleh debitur dan
mengakibatkan kerugian yang dialami kreditur, maka dasar hukumnya merujuk
pada pasal 1238 KUHPerdata, sementara itu mengenai ganti rugi atas tindakan
wanprestasi yang dilakukan oleh debitur diatur dalam pasal 1234 KUHPerdata.
2. Upaya wanprestasi kredit macet dapat ditempuh dengan dua jalan yaitu upaya
litigasi melaluli jalur pengadilan dan upaya non-litigasi melalui upaya preventif
yaitu tindakan untuk mengantisipasi munculnya kredit macet, early warning, dan
upaya negosiasi. Kendala yang sering dihadapi dalam menyelesaikan kredit
macet adalah adanya debitur yang tidak beretikad baik, di mana dengan sengaja
tidak
memenuhi
kewajibannya
dalam
menyelesaikan
masalah
kreditnya.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status hukum dalam
perjanjian kredit motor dengan jaminan fidusia. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian normatif yang menitik beratkan pada
penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder dari bahan-bahan
hukum. Pendekatan normatif dilakukan dengan cara mengkaji ketentuan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kata Kunci : Wanprestasi, Perjanjian, Kredit Motor, Jaminan Fidusia
hidupnya,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa
pembiayaan
ini,
karena
itu
lembaga pembiayaan sangatlah memba
kegiatan
konsumen
oleh
usaha
(Consumer
ntu menjalankan roda perekonomian
Negara ini.
Finance) berkembang begitu pesat.
Pembiayaan konsumen merupakan
Konsumen bisa mendapatkan barang
model pembiayaan yang dilakukan
yang diinginkan dengan cara kredit,
oleh perusahaan finansial dalam bentuk
mencicil hingga jangka waktu tertentu.
pemberian bantuan dana untuk pembel
Tanpa di dukung lembaga pembiayaan,
ian produk-produk tertentu. Bantuan da
rasanya sulit bagi konsumen kebetulan
na diartikan sebagai pemberian
tidak memiliki
yang bukan pemberian uang secara
dana
Cash
untuk
tunai
memiliki kendaraan bermotor.
Pembiayaan konsumen merupakan
untuk
kredit
pembelian
suatu
barang dan nasabah hanya akan meneri
model pembiayaan yang dilakukan oleh
ma barang tersebut, “pembiayaan
lembaga
bentuk
konsumen ini di sale creditkarena
pemberian bantuan dana untuk pembeli
konsumen tidak menerima uang tunai
produk-produk tertentu. Bantuan dana
tapi hanya menerima barang yang
diartikan sebagai pemberian kredit
dibeli dari kredit tersebut”.2
keuangan
dalam
Sementara
yang bukan pemberian uang secara
pihak
konsumen
tunai untuk pembelian suatu barang
berkewajiban untuk membayar kembali
dan nasabah, melainkan konsumen
uang tersebut secara angsuran (cicilan)
akan
kepada pihak perusahaan pembiayaan.
menerima
barang
yang
diinginkan.1
Secara
hukum,
apabila
kontrak
berbagai
pembiayaan konsumen telah ditanda
lembaga pembiayaan tersebut sangat
tangani oleh para pihak dan dana suda
berperan bagi masyarakat, sebagaimana
dicairkan serat barang sudah diserahkan
kita ketahui bahwa tidak semua orang
oleh supplier kepada konsumen, maka
dalam masyarakat mempunyai cukup
barang tersebut sudah langsung menjadi
Dengan
dana
1
untuk
kehadiran
memenuhi
kebutuhan
Miranda Nasihin, Segala Hal Tentang Hukum
Lembaga Pembiayaan,Buku Pintar, 2012, hlm
80
2
Munir Faudy, Hukum Tentang Pembiayaan
Konsumen, ( PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2002), hlm 164
1
hak milik konsumen, meskipun harganya
3
jaminan ini digunakan secara luas
belum dibayar lunas.
Hubungan
dengan
antara
debitur
yang lahir dari yuriprudensi. Bentuk
kreditur
dalam
transaksi
pinjam-meminjam
hubungan
karena
proses
pembebanannya
pihak
adalah
kontrak
dianggap sederhana, mudah dan cepat,
pembiayaan konsumen. Pada sistem
walau dalam beberapa hal dianggap
pembiayaan
konsumen
pihak
kurang menjamin adanya kepastian
perusahaan
pembiayaan
konsumen
hukum. Dalam perjalanannya, fidusia
berupa
telah mengalami perkembangan yang
pinjaman dana untuk pembelian suatu
cukup berarti misalnya menyangkut
barang. Kemudian pihak konsumen akan
kedudukan para pihak.
kontraktual
dalam
memberikan
hal
ini
ini
pembiayaan
Fidusia ini sendiri merupakan istilah
menerima fasilitas dana untuk pembelian
barang
tertentu
dan
membayar
lama yang sudah dikenal dalam bahasa
hutangnya secara berkala atau angsuran
Indonesia.
kepada
pembiayaan
nomor 42 tahun1999 tentang jaminan
konsumen pihak penjual atau supplier
fidusia ini disebut juga dengan istilah
menyediakan barang yang dibayar lunas
penyerahan
hak
milik
secara
oleh perusahaan pembiayaan konsumen.4
kepercayaan,
dari
debitur
kepada
perusahaan
Menurut
undang-undang
5
Terkait dengan adanya jaminan
kreditur. Penyerahan hak milik secara
dengan transaksi kredit antara kreditur
kepercayaan dalam fidusia ini lazim
dan debitur maka diperlukan adanya
disebut
suatu lembaga jaminan. Salah satu
constitutum posesorium (penyerahan
lembaga
digunakan
dengan melanjutkan penguasaannya).
fidusia.
“kontruksi fidusia adalah penyerahan
adalah
jaminan
lembaga
yang
jaminan
juga
dengan
penyerahan
Jaminan fidusia telah digunakan di
hak
indonesia
barang-barang debitur kepada kreditur
sejak
jaman
penjajahan
belanda sebagai suatu bentuk jaminan
Miranda Nasihin, Op.Cit, hlm 81
Arie S. Hutagalung, Serba Aneka Masalah
Tanah Dalam Kegiatan Ekonomi, cet, 1,
(Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta, 1997), hlm 241
atas
sedang penguasaan fisik atas barangbarang
3
milik
itu
tetap
pada
debitur
(Costitutum posesorium) dengan syarat
4
5
H. Martin Roestamy, Hukum Jaminan
Fidusia, (Percetakan Penebar Swadaya,
Jakarta, 2009), hlm 48
2
bahwa
bilamana
hutangnya,
debitur
maka
melunasi
kreditur
harus
Dari latar belakang di atas, penulis
sangat tertarik untuk bagaimana upaya
mengembalikan hak milik atas barang-
penyelesaian
barang itu kepada debitur.6
perjanjian
Sehubungan dengan penjaminan
wanprestasi
kredit
dalam
dengan
jaminan
fidusia yang mana diketahui obyek
ini, apa yang harus dilakukan oleh
bendanya
penerima fidusia (kreditur). Apabila
dikuasai oleh lembaga pembiayaan?
pemberi fidusia (debitur) melalaikan
Yang penulis
kewajibannya atau cidera janji yang
judul penelitian seminar hasil, yaitu :
berupa
PENYELESAIAN
lalainya.
Pemberi
fidusia
kewajibannya
DALAM
pada saat pelunasan utangnya sudah
MOTOR
matang untuk ditagih, maka dalam
FIDUSIA
(debitur),
memenuhi
tidak
secara
langsung
mengajukan sebagai
WANPRESTASI
PERJANJIAN
DENGAN
KREDIT
JAMINAN
peristiwa seperti itu penerima fidusia
(kreditur)
bisa
eksekusinya
atas
melaksanakan
benda
jaminan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
fidusia. Ketentuan ini didasarkan pada
maka
Pasal 29 ayat 1 (a) Undang-Undang
penelitian ini adalah :
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
masalah
dalam
1. Apa akibat hukum wanprestasi
dalam perjanjian kredit
Fidusia.
Eksekusi yang dilakukan pihak
lembaga
rumusan
pembiayaan
tidak
harus
dengan Jaminan Fidusia ?
2. Masalah-masalah apa saja yang
dimintakan suatu putusan pengadilan,
dihadapi
akan tetapi lembaga pembiayaan selalu
wanprestasi
kreditur memiliki hak secara hukum
kredit
untuk
Fidusia?
melakukan
eksekusi
secara
motor
dalam
motor
hal
dalam
dengan
adanya
perjanjian
Jaminan
langsung apabila konsumen melakukan
wanprestasi.
6
Munir Faudy, Jaminan Fidusia Revisi Kedua
(Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2003), hlm 10
3
terlambat
II. PEMBAHASAN
A. Akibat Hukum
Wanprestasi
pembayaran
angsuran, maka hal tersebut tergolong
Dalam Perjanjian Kredit Motor
sebagai
dengan Jaminan Fidusia
Menurut Yahya Harahap wanprestasi
Pengertian perjanjian sewa beli
adalah
jual
penjual
beli
barang
melaksanakan
dimana
penjualan
barang dengan cara memperhitungkan
setiap pembayaran yang telah di
sepakati bersama dan yang di ikat
dalam suatu perjanjian serta hak milik
atas barangtersebut baru beralih dari
penjualan kepada pembeli setelah
jumlah harga di bayar lunas oleh
pembeli kepada penjual. 7
Suatu
hak
melakukan
dan
pihaknya.
perjanjian
kewajiban
Ketentuan
menimbulkan
bagi
para
mengenai
kewajiban penjual secara umum di
atur dalam Pasal 1512 Kitab Undangundang Hukum Perdata. Sedangkan
kewajiban
utama
pembeli
membayar
harga
pembelian
adalah
pada
waktu dan tempat yang ditetapkan
dalam persetujuan. Apabila pembeli
sewa tidak melakukan melakukan
adalah
apabila
pelaksanaan
waktunya
atau
tidak
dilakukan
menurut
selayaknya,
sehingga
menimbulkan keharusan bagi pihak
debitur
untuk
memberikan
atau
membayar ganti rugi, atau adanya
wanprestasi oleh salah satu pihak,
dengan pihak yang lainnya dapat
menuntut pembatalah perjanjian. 8
Di
dalam
terjadinya
perjanjian
pembeli
seringkali
melakukan
terhadap
perjanjian
atau
sebuah
debitur
wanprestasi
karena
tidak
melunasi uang pembayaran sesuai
dengan yang telah di sepakati pada
saat melakukan perjanjian yang sudah
di sepakati. Hal tersebut juga terjadi
dalam perjanjian sewa beli sepeda
motor, atas tindakan itu debitur atau
pembeli bisa mendapatkan akibat
hukum sebagai berikut :
1. Dalam
perikatan
untuk
memberikan suatu resiko beralih
sesuai dengan yang telah di sepakati
misalnya
sebagai
kewajiban yang tidak tepat pada
kewajiban dalam perjanjian sewa beli
sebelumnya
wanprestasi.
kepada
ia
debitur
sejak
terjadi
8
7
R.Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum
Perjanjian ,Sumur, Bandung , 1993, hlm.13.
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum
Perjanjian , Penerbit Alumni, Bandung, 1986,
hlm 60
4
wanprestasi (Pasal 1237 Kitab
memenuhi perikatan, sesuatu yang
Undang-undang
dalam tenggang waktu yang telah
Hukum
dilampaukannya.
Perdata).
Wanprestasi
2. Debitur diwajibkan membayar
ganti
kerugian
yang
telah
pembayaran
yang
terjadi dimana debitur tidak dapat
diderita oleh kreditur ( Pasal
membayarkan
1243
yang telah disepakati sesuai dengan
Kitab
Undang-undang
perikatan
timbal
balik,
bulanannya
masa jatuh tempo yang berlaku.
Hukum Perdata).
3. Apabila
cicilan
tersebut
Wanprestasi pembayaran disebut non
dapat
performing loan atau sering dikatakan
kreditur
menuntut keputusan/pembatalan
sebagai kredit macet. Kredit macet
perikatan
atau non performing loan (NPL). 9
melalui
hakim
(Pasal 1266 Kitab Undang-
Hal kelalaian atau wanprestasi
undang Hukum Perdata).
pada pihak debitur harus dinyatakan
4. Debitur di wajibkan memenuhi
perikatan
jika
masih
dapat
dahulu secara resmi, yaitu dengan
memperingatkan
debitur,
bahwa
dilakukan, atau pembatalan yang
kreditur
disertai
pembayaran
ganti
seketika atau dalam jangka waktu
kerugian
(Pasal
Kitab
yang pendek. Biasanya peringatan
Hukum
(sommatie ) itu dilakukan oleh seorang
1267
Undang-undang
Perdata).
juru
5. Debitur wajib membayar biaya
sita
membuat
menghendaki
dari
pembayaran
pengadilan,
proses
verbal
yang
tentang
perkara jika diperkarakan di
pekerjaan itu, atau juga cukup dengan
muka
surat
Pengadilan
Negri
dan
dinyatakan bersalah.
Menurut
pasal
Undang-Undang
1234
Hukum
tercatat
atau
surat
kawat,
asalkan jangan sampai dengan mudah
Kitab
dipungkiri si debitur.
Perdata,
Somasi adalah teguran keras secara
ganti kerugian terjadi disebabkan
tertulis dari kreditur berupa akta
karena tidak dipenuhinya perikatan,
kepada
debitur,
supaya
debitur
dan barulah mulai diwajibkan jika
debitur
telah
dinyatakan
tidak
9
Siamat, serba Serbi Kredit, Graha Press,
Jakarta, 2003, hlm. 220
5
melakukan
prestasi
mencantumkan
tanggal
dengan
memberikan hak kepada pihak
terakhir
yang lain untuk meminta pada
debitur harus berprestasi dan disertai
hakim
dengan
atau
dibatalkan,
hukuman yang akan ditajuhkan atau
permintaan
diterapkan,
kerugian.10
sanksi
atau
denda
apabila
debitur
wanprestasi atau lalai.
supaya
melihat
Beberapa kemungkinan yang dapat
disertai
dengan
pengganti
pada
bentuk-bentuk
prestasi pada pasal 1234 KUHPerdata
dipilih oleh seorang debitur yang
serta
melakukan wanprestasi;
bukunya
a. Kreditur dapat meminta pelaksa
perjanjian
pendapat
J.
yang
Satrio
dalam
berjudul
hukum
perikatan, dapat kita lihat bahwa
naan perjanjian, meskipun
wujud wanprestasi bisa berupa:
perjanjian pelaksanaan ini sudah
1. Debitur
terlambat.
sama
sekali
tidak
berprestasi;
b. Kreditur
dapat
penggantian
meminta
kerugian
saja,
2. Debitur keliru berprestasi;
3. Debitur terlambat berprestasi.
yaitu kerugian yang dideritanya.
Apabila
kredit
Karena perjanjian tidak atau
terjadi
terlambat
melaksanakan
dilaksanakan,
dilaksanakan
tetapi
atau
tidak
sebagaimana mestinya;
debitur
prestasinya sebagaimana
dalam
c. Kreditur dapat menuntut
karena
macet
perjanjian
tersebut
tidak
terdapat
kredit,
maka
sebelum melakukan eksekusi barang
pelaksanaan perjanjian disertai
jaminan, debitur harus terlebih dahulu
dengan penggantian
dinyatakan
wanprestasi,
kerugian yang disertai
dilakukan
melalui
olehnya sebagai akibat
pengadilan. Untuk itu kreditur harus
terlambatnya pelaksanaan
menggugat
perjanjian;
wanprestasi. Akan tetapi sebelum
d. Dalam hal suatu perjanjian yang
debitur
yang
putusan
atas
dasar
menggugat debitur, kreditur harus
meletakkan kewajiban timbalbalik,
kelalaian
saru
pihak
10
PT. Federal Internasional Finance,
Perjanjian Pembiayaan Konsumen.
6
melakukan somasi terlebih dahulu
wanprestasi merupakan akibat dari
yang isinya agar debitur memenuhi
paada tidak dipenuhinya perikatan
prestasinya. Apabila debitur tidak
hukum.
juga memenuhi prestasinya, maka
Mengenai bentuk wanprestasi ada
kreditur dapat menggugat debitur atas
empat macam yaitu sebagai berikut: 13
dasar
wanprestasi,
apabila
dengan
pengadilan
a. Tidak
mana
debitur
telah
maka
kreditur
dapat
wanprestasi,
b. Melaksanakan
melakukan
dijanjikannya,
diberikan oleh debitur. 11
–undang Hukum Perdata, maka pihak
dibebani
perjanjian
atau
perjanjian
penggantian
tetapi
tidak
d. Melakukan sesuatu yang menurut
perjanjian
memenuhi
disertai
dengan
boleh
Wanprestasi
dihubungkan
dengan perjanjian kredit adalah suatu
dan
keadaan dimana seorang debitur yang
bunga. Dapat juga diartikan bahwa
dimaksud tidak memenuhi kewajiban.
pihak yang ingkar janji dapat hanya
Kewajiban debitur yang dimaksud
dibebani kewajiban ngati kerugian
adalah
saja
kembali
atau
kerugian
tidak
dilakukannya;
dibatalkannya
biaya,
yang
tetapi terlambat;
atau wanprestasi
untuk
apa
c. Melakukan apa yang dijanjikan
Menurut pasal 1267 Kitab Undang
dapat
yang
sebagaimana yang dijanjikan;
eksekusi atas barang jaminan yang
yang ingkar janji
apa
disanggupi akan dilakukan;
memutuskan
bahwa
melakukan
pemenuhan
perjanjian
dengan ganti rugi.12
Wanprestasi
adalah
debitur
kredit
harus
membayar
telah dipinjamnya
setelah jangka waktu tertentu.
keadaan
Pemberian jangka waktu itu
dimana seorang telah lalai untuk
penting sebab jika tidak ditentukan
memenuhi
batas sampai tanggal berapa debitur
kewajibannya
yang
diharuskan oleh Undang-undang. Jadi
paling
prestasi
lambat
maka
harus
memenuhi
debitur
akan
11
Internet,
hukumonline.com/klinik/detail/it50294244defe
e/langkah-langkah-penyelesaian-kredit-macet
12
Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, (Pradnya Paramita, Jakarta, 1999),
hlm. 329
beranggapan bahwa kreditur akan
13
IswI Hariyani, dan R. Serfianto D.P, Bebas
Jeratan Utang Piutang,(Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, 2010), hlm. 103
7
menerima prestasi yang ditentukan
15 Undang-undang Nomor 42 Tahun
setiap waktu dan waktu tersebut dapat
1999 tentang Jaminan Fidusia.
diulur-ulur sampai kapan saja tanpa
Jadi, dalam perjanjian kredit
adanya wanprestasi. Adanya tenggang
dengan jaminan fidusia apabila pihak
waktu
untuk
debitur cidera janji atau wanprestasi
beritikad
dan mengalami kredit macet maka
tersebut
mencegah
bertujuan
debitur
yang
dalam
pasal
menunda-nunda pemenuhan
Nomor
42
prestasi tersebut.
Jaminan Fidusia pihak kreditur dapat
tidak
baik
yang
hendak
29
tahun
Undang-undang
1999
Tentang
Debitur jika tetap tidak mau atau
melakukan eksekusi terhadap benda
tidak mampu memenuhi perjanjian
yang menjadi objek jaminan fidusia
kredit, maka debitur tersebut dapat
dengan
digugat oleh pihak kreditur melalui
eksekutorial sebagaimana dimaksud
pengadilan
dalam pasal 15 ayat (2) oleh penerima
Negeri
atas
dasar
cara
pelaksanaan
wanprestasi. Dalam keadaan tertentu,
fidusia atau kreditur.
pihak kreditur juga dapat melakukan
B. masalah-masalah Yang
titel
Parate eksekusi obyek jaminan tanpa
Dihadapi Dalam Hal Adanya
melalui penetapan ketua pengadilan
Wanprestasi Dalam Perjanjian
negeri. Agar parate eksekusi tersebut
Kredit Motor
bisa berjalan dengan lancar maka
pada
saat
membuat
perjanjian
Kredit macet atau non performing
loan
(NPL),
menjadi
penyakit
“janji” dari pihak debitur kepada
perkembangan sektor jasa keuangan.
pihak
kreditur
Apa
bahwa
pihak
keberatan
menyatakan
menghambat
menjadi
penyebab
akan
terjadinya hal tersebut. Kredit macet
pelaksanaan
disebabkan oleh berbagai faktor, baik
debitur tidak
terhadap
yang
bisa
satu
jaminan harus disertai klausul berupa
yang
yang
salah
Parate Eksekusi apabila terjadi kredit
faktor internal maupun ekternal.
macet
1. Faktor internal
atau
wanprestasi.
Aturan
tentang Parate Eksekusi di bidang
Jaminan Fidusia diatur dalam pasal
Penyebab timbulnya kredit macet
adalah
penyimpanan
dalam
pelaksanaan prosedur perkreditan,
8
itikad kurang baik dari pemilik,
dalam Buku III
KUHPerdata, mulai
pengurus, atau pengawai bank,
pasal 1246 sampai degan pasal 1252
lemahnya sistem administrasi dan
KUHPerdata.
pengawasan kredit serta lemahnya
wanprestasi adalah suatu bentuk ganti
sistem informasi kredit macet.
rugi yang dibebankan kepada debitur
Ganti
rugi
karena
2. Faktor ekternal
yang tidak memenuhi isi perjanjian
Penyebab timbulnya kredit macet
yang telah dibuat antara kreditur
adalah kegagalan usaha debitur,
dengan debitur. Ganti rugi yang dapat
musibah
dituntut oleh kreditur pada debitur
terhadap
debitur
atau
terhadap kegiatan usaha debitur,
adalah sebagai berikut:
serta
kegiatan
1. Kerugian yang telah dideritanya,
ekonomi dan tingginya suku bunga
yaitu berupa penggantian biaya-
menurunnya
kredit.
14
biaya dan kerugian.
Kewajiban ganti rugi ( Schade
2. Keuntungan yang sedianya akan
Vergoeding ) tidak dengan sendirinya
diperoleh ( pasal 1246 KUHPerdata
timbul pada saat kelalaian. Ganti rugi
), ini ditujukan kepada bunga.
baru efektif menjadi kemestian debitur
Yang diartikan dengan biaya-biaya
setelah debitur dinyatakan lalai dan
(ongkos), yaitu ongkos yang telah
harus
dikeluarkan
ada
diberikan
pernyataan
oleh
wanprestasi
lain
kreditur.
yang
oleh
kreditur
untuk
Jika
mengurus obyek perjanjian. Kerugian
benar-benar
adalah berkurangnya harta kekayaan
mengakibatkan kerugian yang akan
yang
diderita oleh kreditur, maka konsumen
kerusakan kerugian. Sedangkan bunga
selaku debitur berkewajiban untuk
adalah keuntungan yang akan dinikmati
memberikan
oleh kreditur. Penggantian biaya-biaya,
ganti
kerugian
yang
timbul.
Sebagai
disebabkan
kerugian
konsekuensinya
yuridis
dan
merupakan
karena
bunga
akibat
itu
langsung
adanya
harus
dari
dari terjadinya wanprestasi, adalah
wanprestasi dan dapat diduga pada saat
tuntutan ganti rugi sebagaimana diatur
sebelum terjadinya perjanjian.
14
Internet, Kreditgogo.com/artikel/kredittanpa-agunan/penyebab-kredit-macet-danpenyelesaiannya.html
Ada berbagai model bagi para pihak
yang
tidak
memenuhi
prestasinya
9
walaupun sebelumnya ada persetujuan
kreditur.
untuk
wanprestasi
melaksanakan
prestasinya
Debitur
dikatan
karena
telah
debitur
tersebut. Model-model prestasi tersebut
melakukan apa yang dijanjikannya
adalah sebagai berikut:
tetapi terlambat.
a. Wanprestasi
berupa
tidak
dalam
memenuhi prestasi
b. Wanprestasi
berupa
terlambat
menghadapi
wanprestasi/ingkar
debitur
janji
yang
dalam
memenuhi kewajiban pengembalian
memenuhi prestasi
c. Wanprestasi
Langkah-langkah yang diambil
berupa
tidak
sempurna memenuhi prestasi15
sesuai dengan perjanjian kredit yaitu
dengan upaya preventi yaitu dengan
Perlu dipahami bahwa dalam
tahap pendekatan, pendekatan ini
suatu transaksi dan atau perjanjian
dilakukan oleh pihak kreditur setelah
dalam bentuk apapun kedua belah
melihat adanya tanda-tanda bahwa
pihak saling mengikatkan dirinya
debitur akan mengalami wanprestasi,
untuk melaksanakan sesuatu yang
kemudian petugas akan melakukan
telah diperjanjikan (prestasi), namun
pendekatan kepada debitur dengan
pada kenyataannya tidak menutup
cara
kemungkinan dapat terjadi bahwa
bimbingan, pembinaan.16
memberikan
pengarahan,
salah satu pihak tidak melaksanakan
Pada umumnya, kreditur tidak
apa yang telah diperjanjikan. Suatu
akan langsung menarik kendaraan
perjanjian
apabila
melaksanakan
debitur
tidak
ketika terjadi kredit bermasalah .
yang
telah
kreditur
apa
akan
mencoba
beberapa
untuk
diperjanjikan, maka dapat dikatakan
memberikan
surat
telah melakukan wanprestasi.
peringatan atau menelefon debitur
oleh
untuk mengigatkan mengenai cicilan
karena salah satu pihak lalai, cidera
yang belum dibayar. Jika sampai
janji atau melanggar perjanjian, yang
batas waktu yang sudah ditentukan
mungkin dilakukan pihak debitur dan
pihak debitur masih belum melakukan
wanprestasi
bisa
juga
disebabkan
dilakukan
oleh
pihak
16
15
Zaeni asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip Dan
Pelaksanaannya Di Indonesia, (Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2005), hlm 122
Skripsi, Yuli Dwi Suryanti, Penyelesaian
Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan
Jaminan Fidusia, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013, hlm 9-10
10
pembayaran cicilan, tindakantegaspun
jurusita untuk melakukan penjualan
akan diambil oleh pihak kreditur
dimuka umum atau lelang. 18
untuk menyelesaikan masalah.
Jadi prinsipnya adalah bahwa
Eksekusi Jaminan Fidusia adalah
penjualan benda yang menjadi objek
penyitaan dan penjualan benda yang
jaminan
menjadi objek jaminan fidusia. Yang
pelelangan umum, karena dengan cara
menjadi penyebab timbulnya eksekusi
ini diharapkan dapat diperoleh harga
adalah karena debitur cidera janji atau
yang paling tinggi. Namun demikian
tidak memenuhi prestasinya tepat
dalam
pada
penerima
pelelangan umum diperkirakan tidak
fidusia, walaupun pihak debitur telah
akan menghasilkan harga tertinggi
diberikan somasi. Namun demikian
yang menguntungkan baik pemberi
pelaksanaan
fidusia dan penerima fidusia, maka
waktunya
kepada
eksekusi
harus
tetap
fidusia
hal
harus
penjualan
melalui
melalui
mengikuti prosedur pelaksanaan suatu
dimungkinkan
keputusan pengadilan, 17 objek yang
tangan asalkan hal tersebut disepakati
disita tersebut kemudian akan dijual
oleh pemberi fidusia dan penerima
dengan cara dilelang dimuka umum
fidusia dan syarat jangka waktu
dan
pelaksanaan
hasilnya
digunakan
untuk
penjualan
dibawah
tersebut
19
melunasi utang kepada perusahaan
dipenuhi.
leasing.
III PENUTUP
Soal pelelangan di depan umum
penjualan
A. Kesimpulan
ini menjadi hak sepenuhnya dari
perusahaan
(kreditur)
Berdasarkan
berdasarkan
Pasal 29 UU Fidusia.
Artinya
kreditur melaksanakan penjualan atau
eksekusi berdasarkan kekuasaannya
hasil
penelitian
sebagaimana telah diuraikan diatas,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagax
vi berikut:
sendiri atau parate eksekusi dan tidak
lagi melibatkan pengadilan maupun
18
17
J. Satrio, Hukum Perikatan-Perikatan Yang
Lahir Dari Perjanjian Buku II, (PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1995), hlm 320
https://konsultanhukum.web.id/bisa-tidakperusahaan-leasing-langsung-mengeksekusibarang -yang-jadi-objek-jaminan-fidusia/
19
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,Jaminan
Fidusia,(PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2000), hlm. 160
11
debitur
harus dipikul oleh pihak kreditur
pembiayaan
selaku perusahaan yang memberikan
konsumen dengan jaminan fidusia
kredit motor kepada debitur. Dalam
yaitu suatu bentuk ingkar janji yang
perjanjian kredit jual beli apabila
dilakukan oleh konsumen dalam hal
pihak
ini menurut ketentuan Pasal 1267
melakukan salah satu dari bentuk
KUHPerdata menyebutkan bahwa: “
wanprestasi,
pihak terhadap siapa perikatan tidak
pelaksanaan
dipenuhi, dapat memilih apakah ia,
undang menghendaki kreditur untuk
jika hal itu masih dilakukan, akan
memberikan pernyataan lalai kepada
memaksa pihak yang lain untuk
pihak debitur. Wanprestasi oleh
memenuhi perjanjian, ataukah ia
pihak konsumen (debitur)
akan
pembatalan
berhutang ini pokoknya harus secara
penggantian
formal dinyatakan telah lalai lebih
biaya kerugian dan bunga”. Hal
dahulu, yaitu dengan memperingati
dimaksudkan bahwa, wanprestasi
pembayaran seketika atau jangka
kreditur dapat menuntut berupa: 1).
waktu pendek yang telah ditentukan.
1. Akibat
hukum
Wanprestasi
jika
dalam
menuntut
perjanjian,
disertai
konsumen
(debitur)
maka
untuk
hukumnya
Undang-
yang
Pemenuhan prestasi, 2). Pemutusan
B. Saran
prestasi, 3). Ganti rugi. Sanksi
ada beberapa hal yang dapat di
kepada
mealukan
sarankan dalam tulisan ini, antara lain:
membayar
1. Untuk menyelesaikan kredit macet
debitur
wanprestasi,
yang
yaitu:
kerugian yang diderita oleh kreditur
akibat
atau ganti rugi. Dan pembatalan
mendapatkan hasil yang adil untuk
perjanjian.
kedua belah pihak, maka bagi
2. Adapun masalah yang timbul dalam
debitur
debitur
wanprestasi
apabila
agar
kemampuan
pelaksanaan perjanjian kredit motor
melunasi angsuran pokok hutang
adalah
atau
tidak memadai, maka sebaiknya
penunggakan pembayaran angsuran
debitur mengembalikan kendaraan
oleh debitur. Masalah keterlambatan
bermotor
dan atau penunggakan pembayaran
pembiayaan. Akan tetapi apabila
angsuran ini menjadi resiko yang
kemampuan
keterlambatan
dan
roda
dua
melunasi
sebagai
debitur
12
memadai, maka debitur diwajibkan
melakukan pembayaran angsuran
pokok hutang sesuai waktu yang
telah ditetapkan didalam perjanjian
pembiayaan konsumen.
2. Cara penyelesaian kredit macet yang
dilakukan oleh debitur atas tindakan
wanprestasi
yang
dilakukan
sehingga mengakibatkan kerugian
yang dialami oleh kreditur dapat
dilakukan dengan cara memberikan
teguran, kemudia memberikan surat
peringatan kepada debitur, namun
jika
debitur
tetap
tidak
memenuhinya maka kreditur dapat
melalakukan tindakan selanjutnya
yaitu melalui cara litigasi dan non
litigasi.
Penyelesaian
sengketa
dengan cara litigasi maksudnya
adalah pihak kreditur melakukan
gugatan terhadap debitur melalui
peradilan yang berada dilingkungan
peradilan
mengenai
umum,
sedangkan
penyelesaian
sengketa
dengan cara non litigasi maksudnya
adalah
dalam
menyelesaikan
permasalahan yang terdiri kreditur
dengan debitur dilakukan dengan
cara
negosiasi,
mediasi
dan
arbitrase.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Arie S. Hutagalung, Serba Aneka Masalah Tanah Dalam Kegiatan Ekonomi, cet,
1, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997),
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Jaminan Fidusia, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta,
H. Martin Roestamy, Hukum Jaminan Fidusia, (Jakarta :Percetakan Penebar
Swadaya, 2009),
IswI Hariyani, dan R. Serfianto D.P, Bebas Jeratan Utang Piutang,(Pustaka
Yustisia, Yogyakarta, 2010),
Munir Faudy, Jaminan Fidusia Revisi Kedua (Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2003),
__________, Hukum Tentang Pembiayaan Konsumen, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2002),
Miranda Nasihin, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan, 2012, Buku
Pintar,
M. Yahya Harahap, 1990, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung,
R.Wirjono Projodikoro, 1993, Asas-Asas Hukum Perjanjian,Sumur, Bandung ,
Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Pradnya Paramita,
1999),
Siamat,2003, serba Serbi Kredit,Graha Press, Jakarta,
Zaeni asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia, Raja
Grafindo Persada, Jakarta: 2005,
2.
Undang-Undang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
3.
Skripsi
Skripsi, Yuli Dwi Suryanti, Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit
Dengan Jaminan Fidusia, 2013, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
14
4.
Internet
https://konsultanhukum.web.id/bisa-tidak-perusahaan-leasing-langsungmengeksekusi-barang -yang-jadi-objek-jaminan-fidusia/
Internet, hukumonline.com/klinik/detail/it50294244defee/langkah-langkahpenyelesaian-kredit-macet
Internet, Kreditgogo.com/artikel/kredit-tanpa-agunan/penyebab-kredit-macetdan-penyelesaiannya.html
5.
Lain-lain
PT. Federal Internasional Finance, Perjanjian Pembiayaan Konsumen.
15
BIODATA PENULIS
NAMA
: MELIANTI
TEMPAT TANGGAL LAHIR
: BATU LICIN, 03 JUNI 1994
ALAMAT
: JL. PADAT KARYA
EMAIL
: melyyanty970@yahoo.com
NOMOR TELEPON/HP
: 081242724820
16
DENGAN JAMINAN FIDUSIA
MELIANTI
D 101 13 408
PEMBIMBING I
PEMBIMBING II
: Abdul Karim Uddin, S.H., M.H
: Syamsu Thamrin, S.H., M.H
ABSTRAK
Secara khusus penyelesaian wanprestasi dalam perjanjian kredit motor
dengan jaminan fidusia, 1. Wanprestasi yaitu suatu bentuk ingkar janji yang
dilakukan oleh konsumen dalam hal ini debitur kepada kreditur dengan tidak
melakukan hal-hal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak antara lain:
sama sekali tidak memenuhi prestasi, tidak sempurna prestasi, dan terlambat
berprestasi. Pada pelaksanaannya jika terjadi wanprestasi maka barang yang
menjadi objek perjanjian maka haruslah disita atau dititipkan kepada pihak
kreditur. Akibat yang akan ditimbulkan dari tindakan wanprestasi tersebut yaitu
pihak kreditur memberikan surat peringatan kepada debitur, namun sesuai batas
yang telah ditentukan tidak ada tanggapan positif dari debitur maka kreditur
dapat menuntut debitur kepada pihak yang berwenang yaitu kepolisian, kejaksaan
dan pengadilan. Perjanjian dengan Jaminan Fidusia memiliki resiko yang cukup
besar, diantaranya kerugian yang akan dialami jika terjadi wanprestasi yang
dilakukan oleh debitur. Tindakan wanprestasi yang dilakukan oleh debitur dan
mengakibatkan kerugian yang dialami kreditur, maka dasar hukumnya merujuk
pada pasal 1238 KUHPerdata, sementara itu mengenai ganti rugi atas tindakan
wanprestasi yang dilakukan oleh debitur diatur dalam pasal 1234 KUHPerdata.
2. Upaya wanprestasi kredit macet dapat ditempuh dengan dua jalan yaitu upaya
litigasi melaluli jalur pengadilan dan upaya non-litigasi melalui upaya preventif
yaitu tindakan untuk mengantisipasi munculnya kredit macet, early warning, dan
upaya negosiasi. Kendala yang sering dihadapi dalam menyelesaikan kredit
macet adalah adanya debitur yang tidak beretikad baik, di mana dengan sengaja
tidak
memenuhi
kewajibannya
dalam
menyelesaikan
masalah
kreditnya.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis status hukum dalam
perjanjian kredit motor dengan jaminan fidusia. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode penelitian normatif yang menitik beratkan pada
penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder dari bahan-bahan
hukum. Pendekatan normatif dilakukan dengan cara mengkaji ketentuan atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kata Kunci : Wanprestasi, Perjanjian, Kredit Motor, Jaminan Fidusia
hidupnya,
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dewasa
pembiayaan
ini,
karena
itu
lembaga pembiayaan sangatlah memba
kegiatan
konsumen
oleh
usaha
(Consumer
ntu menjalankan roda perekonomian
Negara ini.
Finance) berkembang begitu pesat.
Pembiayaan konsumen merupakan
Konsumen bisa mendapatkan barang
model pembiayaan yang dilakukan
yang diinginkan dengan cara kredit,
oleh perusahaan finansial dalam bentuk
mencicil hingga jangka waktu tertentu.
pemberian bantuan dana untuk pembel
Tanpa di dukung lembaga pembiayaan,
ian produk-produk tertentu. Bantuan da
rasanya sulit bagi konsumen kebetulan
na diartikan sebagai pemberian
tidak memiliki
yang bukan pemberian uang secara
dana
Cash
untuk
tunai
memiliki kendaraan bermotor.
Pembiayaan konsumen merupakan
untuk
kredit
pembelian
suatu
barang dan nasabah hanya akan meneri
model pembiayaan yang dilakukan oleh
ma barang tersebut, “pembiayaan
lembaga
bentuk
konsumen ini di sale creditkarena
pemberian bantuan dana untuk pembeli
konsumen tidak menerima uang tunai
produk-produk tertentu. Bantuan dana
tapi hanya menerima barang yang
diartikan sebagai pemberian kredit
dibeli dari kredit tersebut”.2
keuangan
dalam
Sementara
yang bukan pemberian uang secara
pihak
konsumen
tunai untuk pembelian suatu barang
berkewajiban untuk membayar kembali
dan nasabah, melainkan konsumen
uang tersebut secara angsuran (cicilan)
akan
kepada pihak perusahaan pembiayaan.
menerima
barang
yang
diinginkan.1
Secara
hukum,
apabila
kontrak
berbagai
pembiayaan konsumen telah ditanda
lembaga pembiayaan tersebut sangat
tangani oleh para pihak dan dana suda
berperan bagi masyarakat, sebagaimana
dicairkan serat barang sudah diserahkan
kita ketahui bahwa tidak semua orang
oleh supplier kepada konsumen, maka
dalam masyarakat mempunyai cukup
barang tersebut sudah langsung menjadi
Dengan
dana
1
untuk
kehadiran
memenuhi
kebutuhan
Miranda Nasihin, Segala Hal Tentang Hukum
Lembaga Pembiayaan,Buku Pintar, 2012, hlm
80
2
Munir Faudy, Hukum Tentang Pembiayaan
Konsumen, ( PT. Citra Aditya Bakti, Bandung,
2002), hlm 164
1
hak milik konsumen, meskipun harganya
3
jaminan ini digunakan secara luas
belum dibayar lunas.
Hubungan
dengan
antara
debitur
yang lahir dari yuriprudensi. Bentuk
kreditur
dalam
transaksi
pinjam-meminjam
hubungan
karena
proses
pembebanannya
pihak
adalah
kontrak
dianggap sederhana, mudah dan cepat,
pembiayaan konsumen. Pada sistem
walau dalam beberapa hal dianggap
pembiayaan
konsumen
pihak
kurang menjamin adanya kepastian
perusahaan
pembiayaan
konsumen
hukum. Dalam perjalanannya, fidusia
berupa
telah mengalami perkembangan yang
pinjaman dana untuk pembelian suatu
cukup berarti misalnya menyangkut
barang. Kemudian pihak konsumen akan
kedudukan para pihak.
kontraktual
dalam
memberikan
hal
ini
ini
pembiayaan
Fidusia ini sendiri merupakan istilah
menerima fasilitas dana untuk pembelian
barang
tertentu
dan
membayar
lama yang sudah dikenal dalam bahasa
hutangnya secara berkala atau angsuran
Indonesia.
kepada
pembiayaan
nomor 42 tahun1999 tentang jaminan
konsumen pihak penjual atau supplier
fidusia ini disebut juga dengan istilah
menyediakan barang yang dibayar lunas
penyerahan
hak
milik
secara
oleh perusahaan pembiayaan konsumen.4
kepercayaan,
dari
debitur
kepada
perusahaan
Menurut
undang-undang
5
Terkait dengan adanya jaminan
kreditur. Penyerahan hak milik secara
dengan transaksi kredit antara kreditur
kepercayaan dalam fidusia ini lazim
dan debitur maka diperlukan adanya
disebut
suatu lembaga jaminan. Salah satu
constitutum posesorium (penyerahan
lembaga
digunakan
dengan melanjutkan penguasaannya).
fidusia.
“kontruksi fidusia adalah penyerahan
adalah
jaminan
lembaga
yang
jaminan
juga
dengan
penyerahan
Jaminan fidusia telah digunakan di
hak
indonesia
barang-barang debitur kepada kreditur
sejak
jaman
penjajahan
belanda sebagai suatu bentuk jaminan
Miranda Nasihin, Op.Cit, hlm 81
Arie S. Hutagalung, Serba Aneka Masalah
Tanah Dalam Kegiatan Ekonomi, cet, 1,
(Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas
Indonesia, Jakarta, 1997), hlm 241
atas
sedang penguasaan fisik atas barangbarang
3
milik
itu
tetap
pada
debitur
(Costitutum posesorium) dengan syarat
4
5
H. Martin Roestamy, Hukum Jaminan
Fidusia, (Percetakan Penebar Swadaya,
Jakarta, 2009), hlm 48
2
bahwa
bilamana
hutangnya,
debitur
maka
melunasi
kreditur
harus
Dari latar belakang di atas, penulis
sangat tertarik untuk bagaimana upaya
mengembalikan hak milik atas barang-
penyelesaian
barang itu kepada debitur.6
perjanjian
Sehubungan dengan penjaminan
wanprestasi
kredit
dalam
dengan
jaminan
fidusia yang mana diketahui obyek
ini, apa yang harus dilakukan oleh
bendanya
penerima fidusia (kreditur). Apabila
dikuasai oleh lembaga pembiayaan?
pemberi fidusia (debitur) melalaikan
Yang penulis
kewajibannya atau cidera janji yang
judul penelitian seminar hasil, yaitu :
berupa
PENYELESAIAN
lalainya.
Pemberi
fidusia
kewajibannya
DALAM
pada saat pelunasan utangnya sudah
MOTOR
matang untuk ditagih, maka dalam
FIDUSIA
(debitur),
memenuhi
tidak
secara
langsung
mengajukan sebagai
WANPRESTASI
PERJANJIAN
DENGAN
KREDIT
JAMINAN
peristiwa seperti itu penerima fidusia
(kreditur)
bisa
eksekusinya
atas
melaksanakan
benda
jaminan
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas,
fidusia. Ketentuan ini didasarkan pada
maka
Pasal 29 ayat 1 (a) Undang-Undang
penelitian ini adalah :
Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan
masalah
dalam
1. Apa akibat hukum wanprestasi
dalam perjanjian kredit
Fidusia.
Eksekusi yang dilakukan pihak
lembaga
rumusan
pembiayaan
tidak
harus
dengan Jaminan Fidusia ?
2. Masalah-masalah apa saja yang
dimintakan suatu putusan pengadilan,
dihadapi
akan tetapi lembaga pembiayaan selalu
wanprestasi
kreditur memiliki hak secara hukum
kredit
untuk
Fidusia?
melakukan
eksekusi
secara
motor
dalam
motor
hal
dalam
dengan
adanya
perjanjian
Jaminan
langsung apabila konsumen melakukan
wanprestasi.
6
Munir Faudy, Jaminan Fidusia Revisi Kedua
(Citra Aditya Bakti, Jakarta, 2003), hlm 10
3
terlambat
II. PEMBAHASAN
A. Akibat Hukum
Wanprestasi
pembayaran
angsuran, maka hal tersebut tergolong
Dalam Perjanjian Kredit Motor
sebagai
dengan Jaminan Fidusia
Menurut Yahya Harahap wanprestasi
Pengertian perjanjian sewa beli
adalah
jual
penjual
beli
barang
melaksanakan
dimana
penjualan
barang dengan cara memperhitungkan
setiap pembayaran yang telah di
sepakati bersama dan yang di ikat
dalam suatu perjanjian serta hak milik
atas barangtersebut baru beralih dari
penjualan kepada pembeli setelah
jumlah harga di bayar lunas oleh
pembeli kepada penjual. 7
Suatu
hak
melakukan
dan
pihaknya.
perjanjian
kewajiban
Ketentuan
menimbulkan
bagi
para
mengenai
kewajiban penjual secara umum di
atur dalam Pasal 1512 Kitab Undangundang Hukum Perdata. Sedangkan
kewajiban
utama
pembeli
membayar
harga
pembelian
adalah
pada
waktu dan tempat yang ditetapkan
dalam persetujuan. Apabila pembeli
sewa tidak melakukan melakukan
adalah
apabila
pelaksanaan
waktunya
atau
tidak
dilakukan
menurut
selayaknya,
sehingga
menimbulkan keharusan bagi pihak
debitur
untuk
memberikan
atau
membayar ganti rugi, atau adanya
wanprestasi oleh salah satu pihak,
dengan pihak yang lainnya dapat
menuntut pembatalah perjanjian. 8
Di
dalam
terjadinya
perjanjian
pembeli
seringkali
melakukan
terhadap
perjanjian
atau
sebuah
debitur
wanprestasi
karena
tidak
melunasi uang pembayaran sesuai
dengan yang telah di sepakati pada
saat melakukan perjanjian yang sudah
di sepakati. Hal tersebut juga terjadi
dalam perjanjian sewa beli sepeda
motor, atas tindakan itu debitur atau
pembeli bisa mendapatkan akibat
hukum sebagai berikut :
1. Dalam
perikatan
untuk
memberikan suatu resiko beralih
sesuai dengan yang telah di sepakati
misalnya
sebagai
kewajiban yang tidak tepat pada
kewajiban dalam perjanjian sewa beli
sebelumnya
wanprestasi.
kepada
ia
debitur
sejak
terjadi
8
7
R.Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum
Perjanjian ,Sumur, Bandung , 1993, hlm.13.
M. Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum
Perjanjian , Penerbit Alumni, Bandung, 1986,
hlm 60
4
wanprestasi (Pasal 1237 Kitab
memenuhi perikatan, sesuatu yang
Undang-undang
dalam tenggang waktu yang telah
Hukum
dilampaukannya.
Perdata).
Wanprestasi
2. Debitur diwajibkan membayar
ganti
kerugian
yang
telah
pembayaran
yang
terjadi dimana debitur tidak dapat
diderita oleh kreditur ( Pasal
membayarkan
1243
yang telah disepakati sesuai dengan
Kitab
Undang-undang
perikatan
timbal
balik,
bulanannya
masa jatuh tempo yang berlaku.
Hukum Perdata).
3. Apabila
cicilan
tersebut
Wanprestasi pembayaran disebut non
dapat
performing loan atau sering dikatakan
kreditur
menuntut keputusan/pembatalan
sebagai kredit macet. Kredit macet
perikatan
atau non performing loan (NPL). 9
melalui
hakim
(Pasal 1266 Kitab Undang-
Hal kelalaian atau wanprestasi
undang Hukum Perdata).
pada pihak debitur harus dinyatakan
4. Debitur di wajibkan memenuhi
perikatan
jika
masih
dapat
dahulu secara resmi, yaitu dengan
memperingatkan
debitur,
bahwa
dilakukan, atau pembatalan yang
kreditur
disertai
pembayaran
ganti
seketika atau dalam jangka waktu
kerugian
(Pasal
Kitab
yang pendek. Biasanya peringatan
Hukum
(sommatie ) itu dilakukan oleh seorang
1267
Undang-undang
Perdata).
juru
5. Debitur wajib membayar biaya
sita
membuat
menghendaki
dari
pembayaran
pengadilan,
proses
verbal
yang
tentang
perkara jika diperkarakan di
pekerjaan itu, atau juga cukup dengan
muka
surat
Pengadilan
Negri
dan
dinyatakan bersalah.
Menurut
pasal
Undang-Undang
1234
Hukum
tercatat
atau
surat
kawat,
asalkan jangan sampai dengan mudah
Kitab
dipungkiri si debitur.
Perdata,
Somasi adalah teguran keras secara
ganti kerugian terjadi disebabkan
tertulis dari kreditur berupa akta
karena tidak dipenuhinya perikatan,
kepada
debitur,
supaya
debitur
dan barulah mulai diwajibkan jika
debitur
telah
dinyatakan
tidak
9
Siamat, serba Serbi Kredit, Graha Press,
Jakarta, 2003, hlm. 220
5
melakukan
prestasi
mencantumkan
tanggal
dengan
memberikan hak kepada pihak
terakhir
yang lain untuk meminta pada
debitur harus berprestasi dan disertai
hakim
dengan
atau
dibatalkan,
hukuman yang akan ditajuhkan atau
permintaan
diterapkan,
kerugian.10
sanksi
atau
denda
apabila
debitur
wanprestasi atau lalai.
supaya
melihat
Beberapa kemungkinan yang dapat
disertai
dengan
pengganti
pada
bentuk-bentuk
prestasi pada pasal 1234 KUHPerdata
dipilih oleh seorang debitur yang
serta
melakukan wanprestasi;
bukunya
a. Kreditur dapat meminta pelaksa
perjanjian
pendapat
J.
yang
Satrio
dalam
berjudul
hukum
perikatan, dapat kita lihat bahwa
naan perjanjian, meskipun
wujud wanprestasi bisa berupa:
perjanjian pelaksanaan ini sudah
1. Debitur
terlambat.
sama
sekali
tidak
berprestasi;
b. Kreditur
dapat
penggantian
meminta
kerugian
saja,
2. Debitur keliru berprestasi;
3. Debitur terlambat berprestasi.
yaitu kerugian yang dideritanya.
Apabila
kredit
Karena perjanjian tidak atau
terjadi
terlambat
melaksanakan
dilaksanakan,
dilaksanakan
tetapi
atau
tidak
sebagaimana mestinya;
debitur
prestasinya sebagaimana
dalam
c. Kreditur dapat menuntut
karena
macet
perjanjian
tersebut
tidak
terdapat
kredit,
maka
sebelum melakukan eksekusi barang
pelaksanaan perjanjian disertai
jaminan, debitur harus terlebih dahulu
dengan penggantian
dinyatakan
wanprestasi,
kerugian yang disertai
dilakukan
melalui
olehnya sebagai akibat
pengadilan. Untuk itu kreditur harus
terlambatnya pelaksanaan
menggugat
perjanjian;
wanprestasi. Akan tetapi sebelum
d. Dalam hal suatu perjanjian yang
debitur
yang
putusan
atas
dasar
menggugat debitur, kreditur harus
meletakkan kewajiban timbalbalik,
kelalaian
saru
pihak
10
PT. Federal Internasional Finance,
Perjanjian Pembiayaan Konsumen.
6
melakukan somasi terlebih dahulu
wanprestasi merupakan akibat dari
yang isinya agar debitur memenuhi
paada tidak dipenuhinya perikatan
prestasinya. Apabila debitur tidak
hukum.
juga memenuhi prestasinya, maka
Mengenai bentuk wanprestasi ada
kreditur dapat menggugat debitur atas
empat macam yaitu sebagai berikut: 13
dasar
wanprestasi,
apabila
dengan
pengadilan
a. Tidak
mana
debitur
telah
maka
kreditur
dapat
wanprestasi,
b. Melaksanakan
melakukan
dijanjikannya,
diberikan oleh debitur. 11
–undang Hukum Perdata, maka pihak
dibebani
perjanjian
atau
perjanjian
penggantian
tetapi
tidak
d. Melakukan sesuatu yang menurut
perjanjian
memenuhi
disertai
dengan
boleh
Wanprestasi
dihubungkan
dengan perjanjian kredit adalah suatu
dan
keadaan dimana seorang debitur yang
bunga. Dapat juga diartikan bahwa
dimaksud tidak memenuhi kewajiban.
pihak yang ingkar janji dapat hanya
Kewajiban debitur yang dimaksud
dibebani kewajiban ngati kerugian
adalah
saja
kembali
atau
kerugian
tidak
dilakukannya;
dibatalkannya
biaya,
yang
tetapi terlambat;
atau wanprestasi
untuk
apa
c. Melakukan apa yang dijanjikan
Menurut pasal 1267 Kitab Undang
dapat
yang
sebagaimana yang dijanjikan;
eksekusi atas barang jaminan yang
yang ingkar janji
apa
disanggupi akan dilakukan;
memutuskan
bahwa
melakukan
pemenuhan
perjanjian
dengan ganti rugi.12
Wanprestasi
adalah
debitur
kredit
harus
membayar
telah dipinjamnya
setelah jangka waktu tertentu.
keadaan
Pemberian jangka waktu itu
dimana seorang telah lalai untuk
penting sebab jika tidak ditentukan
memenuhi
batas sampai tanggal berapa debitur
kewajibannya
yang
diharuskan oleh Undang-undang. Jadi
paling
prestasi
lambat
maka
harus
memenuhi
debitur
akan
11
Internet,
hukumonline.com/klinik/detail/it50294244defe
e/langkah-langkah-penyelesaian-kredit-macet
12
Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata, (Pradnya Paramita, Jakarta, 1999),
hlm. 329
beranggapan bahwa kreditur akan
13
IswI Hariyani, dan R. Serfianto D.P, Bebas
Jeratan Utang Piutang,(Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, 2010), hlm. 103
7
menerima prestasi yang ditentukan
15 Undang-undang Nomor 42 Tahun
setiap waktu dan waktu tersebut dapat
1999 tentang Jaminan Fidusia.
diulur-ulur sampai kapan saja tanpa
Jadi, dalam perjanjian kredit
adanya wanprestasi. Adanya tenggang
dengan jaminan fidusia apabila pihak
waktu
untuk
debitur cidera janji atau wanprestasi
beritikad
dan mengalami kredit macet maka
tersebut
mencegah
bertujuan
debitur
yang
dalam
pasal
menunda-nunda pemenuhan
Nomor
42
prestasi tersebut.
Jaminan Fidusia pihak kreditur dapat
tidak
baik
yang
hendak
29
tahun
Undang-undang
1999
Tentang
Debitur jika tetap tidak mau atau
melakukan eksekusi terhadap benda
tidak mampu memenuhi perjanjian
yang menjadi objek jaminan fidusia
kredit, maka debitur tersebut dapat
dengan
digugat oleh pihak kreditur melalui
eksekutorial sebagaimana dimaksud
pengadilan
dalam pasal 15 ayat (2) oleh penerima
Negeri
atas
dasar
cara
pelaksanaan
wanprestasi. Dalam keadaan tertentu,
fidusia atau kreditur.
pihak kreditur juga dapat melakukan
B. masalah-masalah Yang
titel
Parate eksekusi obyek jaminan tanpa
Dihadapi Dalam Hal Adanya
melalui penetapan ketua pengadilan
Wanprestasi Dalam Perjanjian
negeri. Agar parate eksekusi tersebut
Kredit Motor
bisa berjalan dengan lancar maka
pada
saat
membuat
perjanjian
Kredit macet atau non performing
loan
(NPL),
menjadi
penyakit
“janji” dari pihak debitur kepada
perkembangan sektor jasa keuangan.
pihak
kreditur
Apa
bahwa
pihak
keberatan
menyatakan
menghambat
menjadi
penyebab
akan
terjadinya hal tersebut. Kredit macet
pelaksanaan
disebabkan oleh berbagai faktor, baik
debitur tidak
terhadap
yang
bisa
satu
jaminan harus disertai klausul berupa
yang
yang
salah
Parate Eksekusi apabila terjadi kredit
faktor internal maupun ekternal.
macet
1. Faktor internal
atau
wanprestasi.
Aturan
tentang Parate Eksekusi di bidang
Jaminan Fidusia diatur dalam pasal
Penyebab timbulnya kredit macet
adalah
penyimpanan
dalam
pelaksanaan prosedur perkreditan,
8
itikad kurang baik dari pemilik,
dalam Buku III
KUHPerdata, mulai
pengurus, atau pengawai bank,
pasal 1246 sampai degan pasal 1252
lemahnya sistem administrasi dan
KUHPerdata.
pengawasan kredit serta lemahnya
wanprestasi adalah suatu bentuk ganti
sistem informasi kredit macet.
rugi yang dibebankan kepada debitur
Ganti
rugi
karena
2. Faktor ekternal
yang tidak memenuhi isi perjanjian
Penyebab timbulnya kredit macet
yang telah dibuat antara kreditur
adalah kegagalan usaha debitur,
dengan debitur. Ganti rugi yang dapat
musibah
dituntut oleh kreditur pada debitur
terhadap
debitur
atau
terhadap kegiatan usaha debitur,
adalah sebagai berikut:
serta
kegiatan
1. Kerugian yang telah dideritanya,
ekonomi dan tingginya suku bunga
yaitu berupa penggantian biaya-
menurunnya
kredit.
14
biaya dan kerugian.
Kewajiban ganti rugi ( Schade
2. Keuntungan yang sedianya akan
Vergoeding ) tidak dengan sendirinya
diperoleh ( pasal 1246 KUHPerdata
timbul pada saat kelalaian. Ganti rugi
), ini ditujukan kepada bunga.
baru efektif menjadi kemestian debitur
Yang diartikan dengan biaya-biaya
setelah debitur dinyatakan lalai dan
(ongkos), yaitu ongkos yang telah
harus
dikeluarkan
ada
diberikan
pernyataan
oleh
wanprestasi
lain
kreditur.
yang
oleh
kreditur
untuk
Jika
mengurus obyek perjanjian. Kerugian
benar-benar
adalah berkurangnya harta kekayaan
mengakibatkan kerugian yang akan
yang
diderita oleh kreditur, maka konsumen
kerusakan kerugian. Sedangkan bunga
selaku debitur berkewajiban untuk
adalah keuntungan yang akan dinikmati
memberikan
oleh kreditur. Penggantian biaya-biaya,
ganti
kerugian
yang
timbul.
Sebagai
disebabkan
kerugian
konsekuensinya
yuridis
dan
merupakan
karena
bunga
akibat
itu
langsung
adanya
harus
dari
dari terjadinya wanprestasi, adalah
wanprestasi dan dapat diduga pada saat
tuntutan ganti rugi sebagaimana diatur
sebelum terjadinya perjanjian.
14
Internet, Kreditgogo.com/artikel/kredittanpa-agunan/penyebab-kredit-macet-danpenyelesaiannya.html
Ada berbagai model bagi para pihak
yang
tidak
memenuhi
prestasinya
9
walaupun sebelumnya ada persetujuan
kreditur.
untuk
wanprestasi
melaksanakan
prestasinya
Debitur
dikatan
karena
telah
debitur
tersebut. Model-model prestasi tersebut
melakukan apa yang dijanjikannya
adalah sebagai berikut:
tetapi terlambat.
a. Wanprestasi
berupa
tidak
dalam
memenuhi prestasi
b. Wanprestasi
berupa
terlambat
menghadapi
wanprestasi/ingkar
debitur
janji
yang
dalam
memenuhi kewajiban pengembalian
memenuhi prestasi
c. Wanprestasi
Langkah-langkah yang diambil
berupa
tidak
sempurna memenuhi prestasi15
sesuai dengan perjanjian kredit yaitu
dengan upaya preventi yaitu dengan
Perlu dipahami bahwa dalam
tahap pendekatan, pendekatan ini
suatu transaksi dan atau perjanjian
dilakukan oleh pihak kreditur setelah
dalam bentuk apapun kedua belah
melihat adanya tanda-tanda bahwa
pihak saling mengikatkan dirinya
debitur akan mengalami wanprestasi,
untuk melaksanakan sesuatu yang
kemudian petugas akan melakukan
telah diperjanjikan (prestasi), namun
pendekatan kepada debitur dengan
pada kenyataannya tidak menutup
cara
kemungkinan dapat terjadi bahwa
bimbingan, pembinaan.16
memberikan
pengarahan,
salah satu pihak tidak melaksanakan
Pada umumnya, kreditur tidak
apa yang telah diperjanjikan. Suatu
akan langsung menarik kendaraan
perjanjian
apabila
melaksanakan
debitur
tidak
ketika terjadi kredit bermasalah .
yang
telah
kreditur
apa
akan
mencoba
beberapa
untuk
diperjanjikan, maka dapat dikatakan
memberikan
surat
telah melakukan wanprestasi.
peringatan atau menelefon debitur
oleh
untuk mengigatkan mengenai cicilan
karena salah satu pihak lalai, cidera
yang belum dibayar. Jika sampai
janji atau melanggar perjanjian, yang
batas waktu yang sudah ditentukan
mungkin dilakukan pihak debitur dan
pihak debitur masih belum melakukan
wanprestasi
bisa
juga
disebabkan
dilakukan
oleh
pihak
16
15
Zaeni asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip Dan
Pelaksanaannya Di Indonesia, (Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2005), hlm 122
Skripsi, Yuli Dwi Suryanti, Penyelesaian
Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit Dengan
Jaminan Fidusia, Universitas Muhammadiyah
Surakarta, 2013, hlm 9-10
10
pembayaran cicilan, tindakantegaspun
jurusita untuk melakukan penjualan
akan diambil oleh pihak kreditur
dimuka umum atau lelang. 18
untuk menyelesaikan masalah.
Jadi prinsipnya adalah bahwa
Eksekusi Jaminan Fidusia adalah
penjualan benda yang menjadi objek
penyitaan dan penjualan benda yang
jaminan
menjadi objek jaminan fidusia. Yang
pelelangan umum, karena dengan cara
menjadi penyebab timbulnya eksekusi
ini diharapkan dapat diperoleh harga
adalah karena debitur cidera janji atau
yang paling tinggi. Namun demikian
tidak memenuhi prestasinya tepat
dalam
pada
penerima
pelelangan umum diperkirakan tidak
fidusia, walaupun pihak debitur telah
akan menghasilkan harga tertinggi
diberikan somasi. Namun demikian
yang menguntungkan baik pemberi
pelaksanaan
fidusia dan penerima fidusia, maka
waktunya
kepada
eksekusi
harus
tetap
fidusia
hal
harus
penjualan
melalui
melalui
mengikuti prosedur pelaksanaan suatu
dimungkinkan
keputusan pengadilan, 17 objek yang
tangan asalkan hal tersebut disepakati
disita tersebut kemudian akan dijual
oleh pemberi fidusia dan penerima
dengan cara dilelang dimuka umum
fidusia dan syarat jangka waktu
dan
pelaksanaan
hasilnya
digunakan
untuk
penjualan
dibawah
tersebut
19
melunasi utang kepada perusahaan
dipenuhi.
leasing.
III PENUTUP
Soal pelelangan di depan umum
penjualan
A. Kesimpulan
ini menjadi hak sepenuhnya dari
perusahaan
(kreditur)
Berdasarkan
berdasarkan
Pasal 29 UU Fidusia.
Artinya
kreditur melaksanakan penjualan atau
eksekusi berdasarkan kekuasaannya
hasil
penelitian
sebagaimana telah diuraikan diatas,
maka dapat ditarik kesimpulan sebagax
vi berikut:
sendiri atau parate eksekusi dan tidak
lagi melibatkan pengadilan maupun
18
17
J. Satrio, Hukum Perikatan-Perikatan Yang
Lahir Dari Perjanjian Buku II, (PT. Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1995), hlm 320
https://konsultanhukum.web.id/bisa-tidakperusahaan-leasing-langsung-mengeksekusibarang -yang-jadi-objek-jaminan-fidusia/
19
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani,Jaminan
Fidusia,(PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2000), hlm. 160
11
debitur
harus dipikul oleh pihak kreditur
pembiayaan
selaku perusahaan yang memberikan
konsumen dengan jaminan fidusia
kredit motor kepada debitur. Dalam
yaitu suatu bentuk ingkar janji yang
perjanjian kredit jual beli apabila
dilakukan oleh konsumen dalam hal
pihak
ini menurut ketentuan Pasal 1267
melakukan salah satu dari bentuk
KUHPerdata menyebutkan bahwa: “
wanprestasi,
pihak terhadap siapa perikatan tidak
pelaksanaan
dipenuhi, dapat memilih apakah ia,
undang menghendaki kreditur untuk
jika hal itu masih dilakukan, akan
memberikan pernyataan lalai kepada
memaksa pihak yang lain untuk
pihak debitur. Wanprestasi oleh
memenuhi perjanjian, ataukah ia
pihak konsumen (debitur)
akan
pembatalan
berhutang ini pokoknya harus secara
penggantian
formal dinyatakan telah lalai lebih
biaya kerugian dan bunga”. Hal
dahulu, yaitu dengan memperingati
dimaksudkan bahwa, wanprestasi
pembayaran seketika atau jangka
kreditur dapat menuntut berupa: 1).
waktu pendek yang telah ditentukan.
1. Akibat
hukum
Wanprestasi
jika
dalam
menuntut
perjanjian,
disertai
konsumen
(debitur)
maka
untuk
hukumnya
Undang-
yang
Pemenuhan prestasi, 2). Pemutusan
B. Saran
prestasi, 3). Ganti rugi. Sanksi
ada beberapa hal yang dapat di
kepada
mealukan
sarankan dalam tulisan ini, antara lain:
membayar
1. Untuk menyelesaikan kredit macet
debitur
wanprestasi,
yang
yaitu:
kerugian yang diderita oleh kreditur
akibat
atau ganti rugi. Dan pembatalan
mendapatkan hasil yang adil untuk
perjanjian.
kedua belah pihak, maka bagi
2. Adapun masalah yang timbul dalam
debitur
debitur
wanprestasi
apabila
agar
kemampuan
pelaksanaan perjanjian kredit motor
melunasi angsuran pokok hutang
adalah
atau
tidak memadai, maka sebaiknya
penunggakan pembayaran angsuran
debitur mengembalikan kendaraan
oleh debitur. Masalah keterlambatan
bermotor
dan atau penunggakan pembayaran
pembiayaan. Akan tetapi apabila
angsuran ini menjadi resiko yang
kemampuan
keterlambatan
dan
roda
dua
melunasi
sebagai
debitur
12
memadai, maka debitur diwajibkan
melakukan pembayaran angsuran
pokok hutang sesuai waktu yang
telah ditetapkan didalam perjanjian
pembiayaan konsumen.
2. Cara penyelesaian kredit macet yang
dilakukan oleh debitur atas tindakan
wanprestasi
yang
dilakukan
sehingga mengakibatkan kerugian
yang dialami oleh kreditur dapat
dilakukan dengan cara memberikan
teguran, kemudia memberikan surat
peringatan kepada debitur, namun
jika
debitur
tetap
tidak
memenuhinya maka kreditur dapat
melalakukan tindakan selanjutnya
yaitu melalui cara litigasi dan non
litigasi.
Penyelesaian
sengketa
dengan cara litigasi maksudnya
adalah pihak kreditur melakukan
gugatan terhadap debitur melalui
peradilan yang berada dilingkungan
peradilan
mengenai
umum,
sedangkan
penyelesaian
sengketa
dengan cara non litigasi maksudnya
adalah
dalam
menyelesaikan
permasalahan yang terdiri kreditur
dengan debitur dilakukan dengan
cara
negosiasi,
mediasi
dan
arbitrase.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Arie S. Hutagalung, Serba Aneka Masalah Tanah Dalam Kegiatan Ekonomi, cet,
1, (Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1997),
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2000, Jaminan Fidusia, PT.Raja Grafindo
Persada, Jakarta,
H. Martin Roestamy, Hukum Jaminan Fidusia, (Jakarta :Percetakan Penebar
Swadaya, 2009),
IswI Hariyani, dan R. Serfianto D.P, Bebas Jeratan Utang Piutang,(Pustaka
Yustisia, Yogyakarta, 2010),
Munir Faudy, Jaminan Fidusia Revisi Kedua (Jakarta: Citra Aditya Bakti, 2003),
__________, Hukum Tentang Pembiayaan Konsumen, (Bandung: PT. Citra
Aditya Bakti, 2002),
Miranda Nasihin, Segala Hal Tentang Hukum Lembaga Pembiayaan, 2012, Buku
Pintar,
M. Yahya Harahap, 1990, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Alumni, Bandung,
R.Wirjono Projodikoro, 1993, Asas-Asas Hukum Perjanjian,Sumur, Bandung ,
Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: Pradnya Paramita,
1999),
Siamat,2003, serba Serbi Kredit,Graha Press, Jakarta,
Zaeni asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip Dan Pelaksanaannya Di Indonesia, Raja
Grafindo Persada, Jakarta: 2005,
2.
Undang-Undang
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang No.42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia
3.
Skripsi
Skripsi, Yuli Dwi Suryanti, Penyelesaian Wanprestasi Dalam Perjanjian Kredit
Dengan Jaminan Fidusia, 2013, Universitas Muhammadiyah Surakarta,
14
4.
Internet
https://konsultanhukum.web.id/bisa-tidak-perusahaan-leasing-langsungmengeksekusi-barang -yang-jadi-objek-jaminan-fidusia/
Internet, hukumonline.com/klinik/detail/it50294244defee/langkah-langkahpenyelesaian-kredit-macet
Internet, Kreditgogo.com/artikel/kredit-tanpa-agunan/penyebab-kredit-macetdan-penyelesaiannya.html
5.
Lain-lain
PT. Federal Internasional Finance, Perjanjian Pembiayaan Konsumen.
15
BIODATA PENULIS
NAMA
: MELIANTI
TEMPAT TANGGAL LAHIR
: BATU LICIN, 03 JUNI 1994
ALAMAT
: JL. PADAT KARYA
: melyyanty970@yahoo.com
NOMOR TELEPON/HP
: 081242724820
16