TAP.COM - 481 KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA ... - JURNAL UNTAN 20292 58697 1 PB
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA SAWIT
PT. BUMI PRATAMA KHATULISTIWA KECAMATAN SUNGAI
AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA
(The Diversity of Termites Species in Oil Palm Plantations at PT. Bumi Pratama Khatulistiwa
Sungai Ambawang Subdistrict Kubu Raya Regency)
Habibi, Farah Diba, Sarma Siahaan
Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol, Pontianak 78124
Email: [email protected]
Abstract
Subterranean termites has found as a pest in oil palm plantation. The research aimed to
identification the subterranean termites which attack in oilpalm plantation of PT Bumi Pratama
Khatulistiwa. The site place wa s in oilpalm plantation in Sungai Ambawang Subdistrict, Kubu
Raya Regency. Field collection of termites was conducted in three block which high severe by
termites attack. Result of the research showed that three termites species wa s found. The first
species wa s Coptotermes sp, found in all three blocks. The second species was
Schedorhinotermes sp found in two block of site reseacrh. The last species wa s Microtermes sp.
All the termites was catagorize as subterranean termites. The termites found in oilpalm tree and
in dead wood around the oilpalm tree. It is necessary to conduct the regular monitoring to
prevent termites attack in oilpalm plantation.
Keywords: Coptotermes sp, Microtermes sp, oilpalm plantation, Schedorhinotermes sp, termites
PENDAHULUAN
Rayap adalah serangga sosial yang
hidup dalam suatu komunitas yang dikenal
dengan istilah koloni. Koloni rayap terdiri
dari tiga kasta, yaitu kasta prajurit, kasta
pekerja dan kasta reproduktif. Setiap kasta
memiliki bentuk fisik yang berbeda,
disesuaikan dengan fungsi masing-masing.
Jumlah spesies rayap di dunia ada sekitar
2.648 yang digolongkan ke dalam tujuh
famili dan 281 genus (Handru, Herwina,
Dahelmi, 2012). Pada awalnya rayap
merupakan serangga yang memiliki
peranan penting dalam hidup manusia
sebagai pengurai sampah alam. Saat ini
rayap perusak ter masuk serangga yang
sangat meresah kan masyarakat karena
tingkat serangannya yang sangat cepat,
ganas dan menimbulkan kerusakan yang
cukup parah (Nandika, dkk, 2015).
Rayap secara taksonomi ter masuk ke
dalam Ordo Isoptera (sekarang Ordo
Blattodea) yang berasal dari Bahasa
Yunani. Iso berarti sama dan ptera berarti
sayap. Nama ini mengacu pada kasta
reproduktifnya yang memiliki sepasang
sayap dengan bentuk dan ukuran antara
sayap depan dan sayap belakang yang
sama. Calon-calon kasta reproduktif
tersebut dikenal sebagai dengan sebutan
laron (alates). Inilah individu-individu
rayap yang paling banyak dikenal oleh
masyarakat karena aktif terbang keluar
dari sarangnya secara bersama an
(bersialang, swarming) di awal musim
hujan atau terkadang di pertenghan musim
hujan, sedangkan kasta lainnya yaitu kasta
481
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
tentang keanekaragaman jenis-jenis rayap
pada kawasan perkebunan kelapa sawit
PT. Bumi Pratama Khatulistiwa dalam
rangka pengen daliannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di perkebunan
kelapa sawit PT. Bumi Pratama
Khatulistiwa di Kecamatan Sungai
Ambawang Kabupaten Kubu Raya
Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Oktober sampai November
2016 di lapangan dan dilanjutkan dengan
identifikasi rayap di Laboratorium
Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan.
Penelitian dilaksanakan dengan
metode survey. Teknis pelaksanaan terdiri
atas: (1) Penentuan blok pengamatan
ditetapkan secara purpo sive sampling
dengan pertimbangan banyak ditemukan
jenis-jenis rayap, yaitu blok 210A, blok
112A, dan blok 19 A, (2) Sampling rayap
dilaku kan berdasarkan prosedur Jones dan
Eggleton (2000). Jalur survey sepanjang
100 × 2 meter dan dibagi menjadi 5 bagian
(20 × 2 meter). Jalur survey yang
digunakan pada waktu penelitian disajikan
pada Gambar 1.
Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
100 meter
prajurit dan kasta pekerja selalu berada
dalam sarang (niche) yang tertutup,
misalnya di dalam tanah, di batang pohon,
di dalam kayu kering, dan lain-lain.
Walaupun rayap berperan penting
sebagai pengurai (decomposer ) atau
sebagai pemakan bahan organik yang
lapuk (scavanger ), namun sebagian besar
masyarakat mengenal seranggga tersebut
sebagai hama (Gulan dan Cranston, 2005
dalam Ahmad, 2011). Aktivitas rayap
sebagai hama, baik pada tanaman
pertanian, perkebuna, kehutanan maupun
bangunan gedung terjadi terutama ketika
suatu habitat alami mengalami perubahan
yang cukup drastis yang menyebabkan
spesies-spesies
rayap
tertentu
menyesuaikan diri terhadap perubahan
tersebut (Nandika, dkk, 2015).
Berdasarkan hasil pengamatan di
areal perkebunan kelapa sawit
PT.
Bumi Pratama Khatulistiwa banyak
ditemukan rayap yang menyerang pohon
kelapa sawit. Namun sampai saat ini
belum diketahui jenis-jenis rayap yang
merusak pohon kelapa sawit dan belum
adanya informasi dan publikasi ilmiah
yang menjelaskan keanekaragaman jenis
rayap di areal tersebut. Oleh karena itu,
dilakukan
penelitian
mengenai
keanekaragam an jenis rayap di kebun
kelapa
sawit
PT.Bumi
Pratama
Khatulistiwa.
Tujuan penelitian untuk melaku kan
survey keanekaragaman rayap dan
mengidentifikasi jenis-jenis rayap yang
menyerang tanaman kelapa sawit di PT.
Bumi Pratama Khatulistiwa. Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan
infor masi dasar yang sangat bermanfaat
20 meter
Gambar 1. Jalur Survey
482
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
(3) Waktu yang diperlukan untuk
mengeksplorasi keberadaan rayap pada
setiap areal adalah ±1 jam untuk satu
bagian, (4) Penangkapan langsung
dilakukan di dalam areal perkebunan
sawit. Pengambilan sam pel rayap
dilakukan dengan koleksi langsung
menyusuri
bagian
yang
telah
ditentukan, (5) Sampel rayap yang
ditemukan dimasukkan ke dalam vial
yang berisi alkohol 70 %,
(6) Rayap yang diperoleh dikelom
pokkan berdasarkan jenis. Kemudian
dihitung jumlah jenis, lalu masingmasing jenis dibuat deskripsinya dan
data ditampilkan dalam tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil identifikasi jenis rayap yang
menyerang di lahan kelapa sawit
ditemukan 3 jenis rayap. Jenis tersebut
meliputi
Coptotermes
sp,
Schedorhinotermes sp dan Microter mes
sp. Jenis-jenis rayap yang ditemukan di
setiap blok disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Identifikasi Jenis Rayap
No
Blok
Jenis
Nama Ilmiah
1.
2.
3.
Blok 210 D
Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
Blok 112 A
Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
Blok 19 A
Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Coptotermes sp
Coptotermes sp
Tidak ditemukan
Schedorhinotermes sp
Microtermes sp
Coptotermes sp
Tidak di temukan
Schedorhinotermes sp
Coptotermes sp
Schedorhinotermes sp
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Tidak ditemukan
Microtermes sp
Schedorhinotermes sp
Microtermes sp
Schedorhinotermes sp
Microtermes sp
Schedorhinotermes sp
Coptotermes sp
Schedorhinotermes sp
Coptotermes sp
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Coptotermes sp
Tidak di temukan
Tidak di temukan
Tidak di temukan
Microtermes sp
Tidak di Temukan
Schedorhinotermes sp
Coptotermes sp
Tidak di temukan
Microtermes sp
Famili
Habitat
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Pohon Sawit
Pohon Sawit
Rhinotermitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Kayu Lapuk
Kayu Lapuk
Kayu Lapuk
Termitidae
Rhinotermitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Rhinotermitidae
Pohon Sawit
Termitidae
Pohon Sawit
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Termitidae
Pohon Sawit
483
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
Jenis rayap yang ditemukan sebanyak 3
jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Coptotermes sp, terdapat pada Blok
210 D, kotak 1, kotak 2, kotak 6,
kotak 9, Blok 112 A, kotak 8, kotak
10, dan Blok 19 A, kotak 1, kotak 8.
b. Schedorhinotermes sp, terdapat pada
Blok 210 D, kotak 4, kotak 8, kotak
10, Blok 112 A, kotak 3, kotak 5,
kotak 7, kotak 9, dan Blok 19 A,
kotak 7.
c. Microtermes, terdapat pada Blok 210
D kotak 5, blok 112 A kotak 2, kotak
4, kotak 6 dan blok 19 A kotak 5,
kotak 10.
Habitat rayap yang ditemukan di
areal perkebunan kelapa sawit PT.
Bumi Pratama Khatulistiwa terdapat di
pohon kelapa sawit dan kayu yang
sudah lapuk. Adapun daftar blok yang
ditemukan habitat rayap di areal
perkebunan kelapa sawit PT. Bumi
Pratama Khatulistiwa adalah sebagai
berikut:
a. Blok 210 D yang terdapat pada
pohon kelapa sawit yaitu kotak 1,
kotak 2 dan kotak 5, sedangkan
yang terdapat pada kayu lapuk yaitu
kotak 4, kotak 6, kotak 9 dan kotak
10.
b. Blok 112 A yang terdapat pada
pohon kelapa sawit yaitu kotak 2,
kotak 3, kotak 4, kotak 6, kotak 8
dan kotak 10, sedangkan yang
terdapat pada kayu lapuk yaitu kotak
3, kotak 5, kotak 7 dan kotak 9.
c. Blok 19 A yang terdapat pada pohon
kelapa sawit yaitu kotak 1, kotak 5,
kotak 8 dan kotak 10, sedangkan
yang terdapat pada kayu lapuk yaitu
kotak 7.
Rayap yang ditemukan di areal
perkebunan kelapa sawit PT. Bumi
Pratama Khatulistiwa terdapat 3 jenis
yaitu Coptotermes sp, Schedorhino
termes sp dan Microtermes sp.
Klasifikasi dan keterangan setiap jenis
rayap diuraikan sebagai berikut:
a. Coptotermes sp
Spesies rayap Coptotermes sp
merupakan rayap yang mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi. Rayap ini mampu
merusak bangunan dan menyebabkan
kerusakan hingga merugikan puluhan
milyar rupiah per tahun serta banyak
ditemukan di wilayah Indonesia.
Spesies ini banyak ditemukan di pohonpohon pinus dan kayu-kayu lapuk
(Mubin 2013). Di perkebunan karet dan
sawit, rayap ini juga ditemukan dengan
kelimpahan yang cukup banyak (Kahar
2012; Ningsih 2014; Nandika 2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
banyak ditemukan rayap, namun untuk
tahap mengidentifikasi hanya beberapa
ekor yang diambil untuk di jadikan
sampel penelitian.
Jenis rayap Coptotermes sp secara
morfologi dapat dikenali dengan adanya
karakteristik kepala dengan fontanel,
pronotum datar, mandibel berbentuk
mandau (saber ) tanpa adanya gigi
marginal, serta fontanel yang sangat
lebar dan dekat ke clypeus (Sornnuwat
dkk, 2004). Namun secara praktis,
genus ini dengan mudah diketahui
karena adanya cairan berwarna putih
yang dikeluarkan oleh prajurit pada saat
484
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
menggigit musuhnya (Nandika dkk.,
2003).
Prajurit
Pekerja
Mandibel
Gambar 2. Rayap Coptotermes sp
Kasta
prajurit
mempunyai
karakter dengan kepala bewarna
kuning, antenna, lambrum, dan
pronotum berwarna kuning pucat.
Bentuk kepala bulat memenjang
seperti telur. Fontanel sangat jelas
terlihat dan biasanya mengeluarkan
cairan putih seperti susu yang
digunakan untuk pertahanan (defend)
dari musuhnya. Antenna terdiri dari 15
ruas, ruas kedua dan ruas keempat
sama panjangnya.
Mandibel lurus dan diujungnya
sedikit melengkung, batas antara
sebelah dalam dari mandibel kanan
sama sekali rata. Rata-rata panjang
keseluruhan badan prajurit 5,00-7,29
mm, panjang keseluruhan badan
pekerja 4,56-6,32 mm, lebar kepala
prajurit 1,07-1,56 mm, Panjang kepala
dengan mandibel 1,43-2,18 mm, dan
panjang kepala tanpa mandibel 1,151,87 mm. bagian abdomen ditutupi
dengan rambut yang menyerupai duri.
Abdomen bewarna putih kekuningkuningan.
b. Schedorhinotermes sp
Schedorhinotermes sp merupa kan
spesies
rayap
tingkat
rendah.
Berdasarkan jenis makanannya genus
ini dimasukan ke dalam kelompok I
yaitu kelompok spesies rayap tingkat
rendah yang memakan material pohon
mati, sehingga tidak salah bila rayap
spesies ini mudah untuk ditemukan
(Faszly dkk. 2005). Ciri umum lainnya
bahwa genus Schedorhino termes
dapat ditemukan sampai ketinggian
1000 m dpl. Selain itu rayap genus
Schedorhinotermes memiliki daya
jelajah sangat luas mencapai 295 m
dari sarangnya (Firmansah, 2012).
Perilaku rayap ini mirip rayap tanah,
namun perbedaannya bersarang di
dalam kayu yang diserangnya,
walaupun tidak ada hubungan dengan
tanah, asal saja sarang tersebut sekalisekali memperoleh lembab, misal nya
tetesan air hujan dari atap bangunan
yang bocor.
Di perkebunan kelapa sawit,
spesies ini juga banyak ditemukan
sehingga berpotensi menjadi hama
baru di perkebunan sawit (Kahar
485
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
2012; Nandika 2014). Menurut
Tarumingkeng (1971) rayap jenis ini
memiliki dua tipe kasta prajurit, yaitu
kasta prajurit yang berukuran besar
(mayor) dan kasta berukuran kecil
(minor).
Prajurit
Pekerja
Mandibel
Gambar 3. Rayap Schedorhinotermes
sp
Namun saat penelitian hanya
ditemukan kasta prajurit berukuran
besar dengan karakteristik morfologi
sebagai berikut: kepala berwarna
kuning muda, rata-rata panjang
keseluruhan badan prajurit 5,39-8,48
mm, panjang keseluruhan
badan
pekerja 4,71-6,07 mm, lebar kepala
prajurit 1,18-2,30 mm, panjang kepala
dengan mandibel 1,59-3,00 mm,
panjang kepala tanpa mandibel 1,142,32 mm dan jumlah ruas antena
sebanyak 16 ruas.
c. Microtermes sp
Spesies
Microtermes
biasa
ditemukan di kayu-kayu yang sudah
lapuk, atau ranting-ranting yang telah
jatuh ke tanah dan biasanya
mengeluarkan bau yang khas seperti
bau melati (Mubin 2013). Spesies
rayap ini juga mempunyai kelimpahan
yang tinggi di kebun karet dan kelapa
sawit (Kahar 2012; Ningsih 2014;
Nandika 2014). Jenis ini bersarang
dalam tanah terutama dekat pada
bahan organik yang mengandung
selulosa seperti kayu, serasah dan
humus. Contoh-contoh Termitidae
yang paling umum menyerang
bangunan adalah Macrotermes spp.
(terutama M. gilvus) Odontotermes
spp. dan Microtermes spp. Jenis-jenis
rayap ini sangat ganas, dapat
menyerang obyek-obyek berjarak
sampai 200 meter dari sarangnya.
Untuk mencapai kayu sasarannya
mereka bahkan dapat menembus
tembok yang tebalnya beberapa cm,
dengan
bantuan
enzim
yang
dikeluarkan (Waryono 2004).
486
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
1,85 mm dan antenanya berjumlah 14
ruas.
PENUTUP
Prajurit
Pekerja
Mandibel
Gambar 4. Rayap Microtermes
Karakter morfologi yang biasa
nya digunakan untuk identifikasi
adalah pada kasta prajurit yaitu
mandibelnya yang berbentuk seper ti
arit dan melengkung diujingnya.
Kepalanya
berbentuk
membulat,
berwarna kekuningan dan sedikit
berambut (jarang). Rata-rata pan jang
keseluruhan badan prajurit 5,40-7,29
mm, panjang keseluruhan badan
pekerja 4,69-5,89 mm, lebar kepala
prajurit 1,32-1,56 mm, Panjang kepala
dengan mandibel 1,75-2,18 mm, dan
panjang kepala tanpa mandibel 1,30-
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di 3
blok lokasi penelitian (blok 210 A, 112
A dan 19 A) ditemukan 3 jenis rayap
yang menyerang kebun kelapa sawit
sebagai berikut:
1. Coptotermes
sp,
mempunyai
karakter dengan kepala bewarna
kuning, antenna, lambrum, dan
pronotum berwarna kuning pucat.
Bentuk kepala bulat memanjang
seperti telur. Fontanel sangat jelas
terlihat dan biasanya mengeluarkan
cairan putih seperti susu yang
digunakan
untuk
pertahanan
(defend) dari musuhnya.
2. Schedorhinotermes sp, rayap jenis
ini memiliki dua tipe kasta prajurit,
yaitu kasta prajurit yang berukuran
besar (mayor) dan kasta berukuran
kecil (minor). .
3. Microtermes
sp,
Kepalanya
berbentuk membulat, berwarna
kekuningan. Rata-rata panjang
keseluruhan badan prajurit 5,407,29 mm.
Saran
1. Keanekaragaman jenis rayap dan
tingkat serangan di perkebunan
kelapa sawit PT. Bumi Pratama
Khatulistiwa sangat tinggi sehingga
perlu upaya penanggulangan yang
lebih serius untuk mengatasi
kerusakan yang lebih parah akibat
serangan rayap.
487
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
2. Upaya
penanggulangan
dapat
dilakukan dengan monitoring yang
kontinyu
serta
penyiangan,
penyemprotan dan pembersihan
gulma secara teratur.
Daftar Pustaka
Astuti A, 2013. Identifikasi, Sebaran
Dan Derajat Kerusakan Kayu
Oleh Serangan Rayap Coptoter
mes (Isoptera: Rhinotermiti dae)
Di Sulawesi Selatan. Universitas
Hasanuddin Maka sar.
Ahmad, I. 2011. Adaptasi Serangga dan
Dampaknya terhadap Kehidupan
Manusia . (21 Oktober 2011),
Majelis Guru Besar Institut
Teknologi Bandung.
Battala G, Yadamari T, Korivi SK,
Gunjala RN, Singhal RK. 2012.
Study On
Degradation
Of
Malathion and Phorate In
Various Envirronmental Matri
ces. African J Environ Sci Tech.
6(5):224-228.
Fauzi Y, Widyastuti YE, Setya wibawa
I dan Hartono R. 2002. Kelapa
Sawit: Budidaya, Pe manfaatan
Hasil Limbah, Analisa Usaha dan
Pemasa ran. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Faszly R, Idris AB and Sajap AS. 2005.
Termites
(Insecta:
Isoptera)
Assemblages
from Sungai Bebar Peat Swamp
Forest, Pahang. Biodeversity
Expedition Sungai Bebar, Pekan,
Pahang 4:137–140.
Firmansyah A. 2012. Keanekaragaman
Rayap
Tanah
Di
Hutan
Pendidikan
Gunung
Walat,
Sukabumi.Departemen
silvikulturFakultas
kehutanan
Institut pertanian bogor.
Harahap, O.H. 2011. Efektifitas
Pemberian
Kompos
Tandan
Kosong Kelapa
Sawit dan
Cendawan Mikoriza Arbuskula
Pada Tanaman Gaharu. Diakses
dari
http://repository.usu.ac.id./bistrea
m/.../chapterII.pdf.
Handru, A., Herwina dan Dahelmi.
2012. Jenis-jenis Rayap (Isoptera)
di Kawasan Hutan Bukit Tengah
Pulau dan Areal Perkebunan
Kelapa Sawit, Solok Selatan.
Jurnal Universitas Andalas. 1(1):
6977.
Harris, W. V. 1971. Termites Their
Recognition
and
Control.
Longman
Group
Limited.
London.
Jones, D.T. and P.
Eggleton
2000.Sampling
termite
assemblages in tropical forests:
testing a rapid biodiversity
assessment protocol. Journal of
Applied Ecology, 37, 191-203.
Kalsoven LGE. 1930. The Pest of Crop
in Indonesia. Jakarta . PT Ichtiar
Baru Van Hoeve.
Khaswarina, S., 2001. Jurnal Natur
Indonesia
Keragaman
Bibit
Kelapa
Sawit
Terhadap
Pemberian Berbagai Kombinasi
Pupuk di
PembibitanUtama .
Fakultas
Pertanian
UniversitasSumatera Utara.
Mubin N. 2013. Keanekaragaman
Spesies Rayap dan Bakteri
Simbionnya . Studi Kasus Di
Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Institut Pertanian Bogor.
Nandika, D. Y., Rismayadi dan F. Diba.
2003.
Rayap
Biologi
dan
Pengendaliannya .
Muhammadiyah University Press.
Surakarta.
488
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
Nandika, D. Y., Rismayadi dan F. Diba.
2015.
Rayap
Biologi
dan
Pengendaliannya
edisi
2.
Muhammadiyah University Press.
Surakarta.
Ningsih TU. 2014. Keanekaragaman
Spesies Rayap Pada Perkebunan
Kelapa Sawit dan Karet Milik
Rakyat Di Jambi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Nandika D. 2014. Rayap Hama Baru Di
Kebun Kelapa Sawit. Bogor:
Seameo Biotrop.
Odum, E. P., 1993, Fundamental of
Ekology, Edisi Ke-2, WB.
Saunders Company, Philadel phia.
Subekti, N., Dedy Duryadi, Dodi
Nandika, Surjono Surjo kusumo,
Syaiful Anwar. 2008. Sebaran dan
Karakter Morfologi Rayap Tanah .
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil
Hutan 1(1): 27-33 (2008).
Soerinegara, I., danAndri Indrawan,
1978, Ekologi Hutan Indonesia ,
Laboratorium Ekologi Hutan
Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Tarumingkeng, R.C. 1971. Biologi dan
Pengenalan Rayap Perusak Kayu
Indonesia . Laporan Lembaga
PenelitianHutan No. 138.
Triplehorn, Charles A. dan Norman F.
Johnson. 2005. Borror and
Delong’s Introduction to the Study
of Insects. Thomson Brooks/Cole
(Seven Edition).
PT. Bumi Pratama Khatulistiwa, 2016.
Profil Perusahaan. Kubu Raya.
Waryono T. 2004. Ekosistem rayap dan
vektor Demam berdarah Di
lingkungan permukiman. Staf
Pengajar Departemen Geografi
FMIPA Universitas Indonesia.
489
Vol. 5 (2) : 481 - 489
KEANEKARAGAMAN JENIS RAYAP DI KEBUN KELAPA SAWIT
PT. BUMI PRATAMA KHATULISTIWA KECAMATAN SUNGAI
AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA
(The Diversity of Termites Species in Oil Palm Plantations at PT. Bumi Pratama Khatulistiwa
Sungai Ambawang Subdistrict Kubu Raya Regency)
Habibi, Farah Diba, Sarma Siahaan
Fakultas Kehutanan, Universitas Tanjungpura. Jalan Imam Bonjol, Pontianak 78124
Email: [email protected]
Abstract
Subterranean termites has found as a pest in oil palm plantation. The research aimed to
identification the subterranean termites which attack in oilpalm plantation of PT Bumi Pratama
Khatulistiwa. The site place wa s in oilpalm plantation in Sungai Ambawang Subdistrict, Kubu
Raya Regency. Field collection of termites was conducted in three block which high severe by
termites attack. Result of the research showed that three termites species wa s found. The first
species wa s Coptotermes sp, found in all three blocks. The second species was
Schedorhinotermes sp found in two block of site reseacrh. The last species wa s Microtermes sp.
All the termites was catagorize as subterranean termites. The termites found in oilpalm tree and
in dead wood around the oilpalm tree. It is necessary to conduct the regular monitoring to
prevent termites attack in oilpalm plantation.
Keywords: Coptotermes sp, Microtermes sp, oilpalm plantation, Schedorhinotermes sp, termites
PENDAHULUAN
Rayap adalah serangga sosial yang
hidup dalam suatu komunitas yang dikenal
dengan istilah koloni. Koloni rayap terdiri
dari tiga kasta, yaitu kasta prajurit, kasta
pekerja dan kasta reproduktif. Setiap kasta
memiliki bentuk fisik yang berbeda,
disesuaikan dengan fungsi masing-masing.
Jumlah spesies rayap di dunia ada sekitar
2.648 yang digolongkan ke dalam tujuh
famili dan 281 genus (Handru, Herwina,
Dahelmi, 2012). Pada awalnya rayap
merupakan serangga yang memiliki
peranan penting dalam hidup manusia
sebagai pengurai sampah alam. Saat ini
rayap perusak ter masuk serangga yang
sangat meresah kan masyarakat karena
tingkat serangannya yang sangat cepat,
ganas dan menimbulkan kerusakan yang
cukup parah (Nandika, dkk, 2015).
Rayap secara taksonomi ter masuk ke
dalam Ordo Isoptera (sekarang Ordo
Blattodea) yang berasal dari Bahasa
Yunani. Iso berarti sama dan ptera berarti
sayap. Nama ini mengacu pada kasta
reproduktifnya yang memiliki sepasang
sayap dengan bentuk dan ukuran antara
sayap depan dan sayap belakang yang
sama. Calon-calon kasta reproduktif
tersebut dikenal sebagai dengan sebutan
laron (alates). Inilah individu-individu
rayap yang paling banyak dikenal oleh
masyarakat karena aktif terbang keluar
dari sarangnya secara bersama an
(bersialang, swarming) di awal musim
hujan atau terkadang di pertenghan musim
hujan, sedangkan kasta lainnya yaitu kasta
481
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
tentang keanekaragaman jenis-jenis rayap
pada kawasan perkebunan kelapa sawit
PT. Bumi Pratama Khatulistiwa dalam
rangka pengen daliannya.
METODE PENELITIAN
Penelitian dilakukan di perkebunan
kelapa sawit PT. Bumi Pratama
Khatulistiwa di Kecamatan Sungai
Ambawang Kabupaten Kubu Raya
Kalimantan Barat. Penelitian dilaksanakan
pada bulan Oktober sampai November
2016 di lapangan dan dilanjutkan dengan
identifikasi rayap di Laboratorium
Teknologi Kayu Fakultas Kehutanan.
Penelitian dilaksanakan dengan
metode survey. Teknis pelaksanaan terdiri
atas: (1) Penentuan blok pengamatan
ditetapkan secara purpo sive sampling
dengan pertimbangan banyak ditemukan
jenis-jenis rayap, yaitu blok 210A, blok
112A, dan blok 19 A, (2) Sampling rayap
dilaku kan berdasarkan prosedur Jones dan
Eggleton (2000). Jalur survey sepanjang
100 × 2 meter dan dibagi menjadi 5 bagian
(20 × 2 meter). Jalur survey yang
digunakan pada waktu penelitian disajikan
pada Gambar 1.
Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
100 meter
prajurit dan kasta pekerja selalu berada
dalam sarang (niche) yang tertutup,
misalnya di dalam tanah, di batang pohon,
di dalam kayu kering, dan lain-lain.
Walaupun rayap berperan penting
sebagai pengurai (decomposer ) atau
sebagai pemakan bahan organik yang
lapuk (scavanger ), namun sebagian besar
masyarakat mengenal seranggga tersebut
sebagai hama (Gulan dan Cranston, 2005
dalam Ahmad, 2011). Aktivitas rayap
sebagai hama, baik pada tanaman
pertanian, perkebuna, kehutanan maupun
bangunan gedung terjadi terutama ketika
suatu habitat alami mengalami perubahan
yang cukup drastis yang menyebabkan
spesies-spesies
rayap
tertentu
menyesuaikan diri terhadap perubahan
tersebut (Nandika, dkk, 2015).
Berdasarkan hasil pengamatan di
areal perkebunan kelapa sawit
PT.
Bumi Pratama Khatulistiwa banyak
ditemukan rayap yang menyerang pohon
kelapa sawit. Namun sampai saat ini
belum diketahui jenis-jenis rayap yang
merusak pohon kelapa sawit dan belum
adanya informasi dan publikasi ilmiah
yang menjelaskan keanekaragaman jenis
rayap di areal tersebut. Oleh karena itu,
dilakukan
penelitian
mengenai
keanekaragam an jenis rayap di kebun
kelapa
sawit
PT.Bumi
Pratama
Khatulistiwa.
Tujuan penelitian untuk melaku kan
survey keanekaragaman rayap dan
mengidentifikasi jenis-jenis rayap yang
menyerang tanaman kelapa sawit di PT.
Bumi Pratama Khatulistiwa. Hasil
penelitian diharapkan dapat memberikan
infor masi dasar yang sangat bermanfaat
20 meter
Gambar 1. Jalur Survey
482
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
(3) Waktu yang diperlukan untuk
mengeksplorasi keberadaan rayap pada
setiap areal adalah ±1 jam untuk satu
bagian, (4) Penangkapan langsung
dilakukan di dalam areal perkebunan
sawit. Pengambilan sam pel rayap
dilakukan dengan koleksi langsung
menyusuri
bagian
yang
telah
ditentukan, (5) Sampel rayap yang
ditemukan dimasukkan ke dalam vial
yang berisi alkohol 70 %,
(6) Rayap yang diperoleh dikelom
pokkan berdasarkan jenis. Kemudian
dihitung jumlah jenis, lalu masingmasing jenis dibuat deskripsinya dan
data ditampilkan dalam tabel.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil identifikasi jenis rayap yang
menyerang di lahan kelapa sawit
ditemukan 3 jenis rayap. Jenis tersebut
meliputi
Coptotermes
sp,
Schedorhinotermes sp dan Microter mes
sp. Jenis-jenis rayap yang ditemukan di
setiap blok disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Identifikasi Jenis Rayap
No
Blok
Jenis
Nama Ilmiah
1.
2.
3.
Blok 210 D
Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
Blok 112 A
Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
Blok 19 A
Areal 1
Areal 2
Areal 3
Areal 4
Areal 5
Areal 6
Areal 7
Areal 8
Areal 9
Areal 10
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Coptotermes sp
Coptotermes sp
Tidak ditemukan
Schedorhinotermes sp
Microtermes sp
Coptotermes sp
Tidak di temukan
Schedorhinotermes sp
Coptotermes sp
Schedorhinotermes sp
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Tidak ditemukan
Microtermes sp
Schedorhinotermes sp
Microtermes sp
Schedorhinotermes sp
Microtermes sp
Schedorhinotermes sp
Coptotermes sp
Schedorhinotermes sp
Coptotermes sp
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Rayap Tanah
Coptotermes sp
Tidak di temukan
Tidak di temukan
Tidak di temukan
Microtermes sp
Tidak di Temukan
Schedorhinotermes sp
Coptotermes sp
Tidak di temukan
Microtermes sp
Famili
Habitat
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Pohon Sawit
Pohon Sawit
Rhinotermitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Kayu Lapuk
Kayu Lapuk
Kayu Lapuk
Termitidae
Rhinotermitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Termitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Rhinotermitidae
Pohon Sawit
Termitidae
Pohon Sawit
Rhinotermitidae
Rhinotermitidae
Kayu Lapuk
Pohon Sawit
Termitidae
Pohon Sawit
483
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
Jenis rayap yang ditemukan sebanyak 3
jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Coptotermes sp, terdapat pada Blok
210 D, kotak 1, kotak 2, kotak 6,
kotak 9, Blok 112 A, kotak 8, kotak
10, dan Blok 19 A, kotak 1, kotak 8.
b. Schedorhinotermes sp, terdapat pada
Blok 210 D, kotak 4, kotak 8, kotak
10, Blok 112 A, kotak 3, kotak 5,
kotak 7, kotak 9, dan Blok 19 A,
kotak 7.
c. Microtermes, terdapat pada Blok 210
D kotak 5, blok 112 A kotak 2, kotak
4, kotak 6 dan blok 19 A kotak 5,
kotak 10.
Habitat rayap yang ditemukan di
areal perkebunan kelapa sawit PT.
Bumi Pratama Khatulistiwa terdapat di
pohon kelapa sawit dan kayu yang
sudah lapuk. Adapun daftar blok yang
ditemukan habitat rayap di areal
perkebunan kelapa sawit PT. Bumi
Pratama Khatulistiwa adalah sebagai
berikut:
a. Blok 210 D yang terdapat pada
pohon kelapa sawit yaitu kotak 1,
kotak 2 dan kotak 5, sedangkan
yang terdapat pada kayu lapuk yaitu
kotak 4, kotak 6, kotak 9 dan kotak
10.
b. Blok 112 A yang terdapat pada
pohon kelapa sawit yaitu kotak 2,
kotak 3, kotak 4, kotak 6, kotak 8
dan kotak 10, sedangkan yang
terdapat pada kayu lapuk yaitu kotak
3, kotak 5, kotak 7 dan kotak 9.
c. Blok 19 A yang terdapat pada pohon
kelapa sawit yaitu kotak 1, kotak 5,
kotak 8 dan kotak 10, sedangkan
yang terdapat pada kayu lapuk yaitu
kotak 7.
Rayap yang ditemukan di areal
perkebunan kelapa sawit PT. Bumi
Pratama Khatulistiwa terdapat 3 jenis
yaitu Coptotermes sp, Schedorhino
termes sp dan Microtermes sp.
Klasifikasi dan keterangan setiap jenis
rayap diuraikan sebagai berikut:
a. Coptotermes sp
Spesies rayap Coptotermes sp
merupakan rayap yang mempunyai nilai
ekonomi yang tinggi. Rayap ini mampu
merusak bangunan dan menyebabkan
kerusakan hingga merugikan puluhan
milyar rupiah per tahun serta banyak
ditemukan di wilayah Indonesia.
Spesies ini banyak ditemukan di pohonpohon pinus dan kayu-kayu lapuk
(Mubin 2013). Di perkebunan karet dan
sawit, rayap ini juga ditemukan dengan
kelimpahan yang cukup banyak (Kahar
2012; Ningsih 2014; Nandika 2014).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan
banyak ditemukan rayap, namun untuk
tahap mengidentifikasi hanya beberapa
ekor yang diambil untuk di jadikan
sampel penelitian.
Jenis rayap Coptotermes sp secara
morfologi dapat dikenali dengan adanya
karakteristik kepala dengan fontanel,
pronotum datar, mandibel berbentuk
mandau (saber ) tanpa adanya gigi
marginal, serta fontanel yang sangat
lebar dan dekat ke clypeus (Sornnuwat
dkk, 2004). Namun secara praktis,
genus ini dengan mudah diketahui
karena adanya cairan berwarna putih
yang dikeluarkan oleh prajurit pada saat
484
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
menggigit musuhnya (Nandika dkk.,
2003).
Prajurit
Pekerja
Mandibel
Gambar 2. Rayap Coptotermes sp
Kasta
prajurit
mempunyai
karakter dengan kepala bewarna
kuning, antenna, lambrum, dan
pronotum berwarna kuning pucat.
Bentuk kepala bulat memenjang
seperti telur. Fontanel sangat jelas
terlihat dan biasanya mengeluarkan
cairan putih seperti susu yang
digunakan untuk pertahanan (defend)
dari musuhnya. Antenna terdiri dari 15
ruas, ruas kedua dan ruas keempat
sama panjangnya.
Mandibel lurus dan diujungnya
sedikit melengkung, batas antara
sebelah dalam dari mandibel kanan
sama sekali rata. Rata-rata panjang
keseluruhan badan prajurit 5,00-7,29
mm, panjang keseluruhan badan
pekerja 4,56-6,32 mm, lebar kepala
prajurit 1,07-1,56 mm, Panjang kepala
dengan mandibel 1,43-2,18 mm, dan
panjang kepala tanpa mandibel 1,151,87 mm. bagian abdomen ditutupi
dengan rambut yang menyerupai duri.
Abdomen bewarna putih kekuningkuningan.
b. Schedorhinotermes sp
Schedorhinotermes sp merupa kan
spesies
rayap
tingkat
rendah.
Berdasarkan jenis makanannya genus
ini dimasukan ke dalam kelompok I
yaitu kelompok spesies rayap tingkat
rendah yang memakan material pohon
mati, sehingga tidak salah bila rayap
spesies ini mudah untuk ditemukan
(Faszly dkk. 2005). Ciri umum lainnya
bahwa genus Schedorhino termes
dapat ditemukan sampai ketinggian
1000 m dpl. Selain itu rayap genus
Schedorhinotermes memiliki daya
jelajah sangat luas mencapai 295 m
dari sarangnya (Firmansah, 2012).
Perilaku rayap ini mirip rayap tanah,
namun perbedaannya bersarang di
dalam kayu yang diserangnya,
walaupun tidak ada hubungan dengan
tanah, asal saja sarang tersebut sekalisekali memperoleh lembab, misal nya
tetesan air hujan dari atap bangunan
yang bocor.
Di perkebunan kelapa sawit,
spesies ini juga banyak ditemukan
sehingga berpotensi menjadi hama
baru di perkebunan sawit (Kahar
485
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
2012; Nandika 2014). Menurut
Tarumingkeng (1971) rayap jenis ini
memiliki dua tipe kasta prajurit, yaitu
kasta prajurit yang berukuran besar
(mayor) dan kasta berukuran kecil
(minor).
Prajurit
Pekerja
Mandibel
Gambar 3. Rayap Schedorhinotermes
sp
Namun saat penelitian hanya
ditemukan kasta prajurit berukuran
besar dengan karakteristik morfologi
sebagai berikut: kepala berwarna
kuning muda, rata-rata panjang
keseluruhan badan prajurit 5,39-8,48
mm, panjang keseluruhan
badan
pekerja 4,71-6,07 mm, lebar kepala
prajurit 1,18-2,30 mm, panjang kepala
dengan mandibel 1,59-3,00 mm,
panjang kepala tanpa mandibel 1,142,32 mm dan jumlah ruas antena
sebanyak 16 ruas.
c. Microtermes sp
Spesies
Microtermes
biasa
ditemukan di kayu-kayu yang sudah
lapuk, atau ranting-ranting yang telah
jatuh ke tanah dan biasanya
mengeluarkan bau yang khas seperti
bau melati (Mubin 2013). Spesies
rayap ini juga mempunyai kelimpahan
yang tinggi di kebun karet dan kelapa
sawit (Kahar 2012; Ningsih 2014;
Nandika 2014). Jenis ini bersarang
dalam tanah terutama dekat pada
bahan organik yang mengandung
selulosa seperti kayu, serasah dan
humus. Contoh-contoh Termitidae
yang paling umum menyerang
bangunan adalah Macrotermes spp.
(terutama M. gilvus) Odontotermes
spp. dan Microtermes spp. Jenis-jenis
rayap ini sangat ganas, dapat
menyerang obyek-obyek berjarak
sampai 200 meter dari sarangnya.
Untuk mencapai kayu sasarannya
mereka bahkan dapat menembus
tembok yang tebalnya beberapa cm,
dengan
bantuan
enzim
yang
dikeluarkan (Waryono 2004).
486
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
1,85 mm dan antenanya berjumlah 14
ruas.
PENUTUP
Prajurit
Pekerja
Mandibel
Gambar 4. Rayap Microtermes
Karakter morfologi yang biasa
nya digunakan untuk identifikasi
adalah pada kasta prajurit yaitu
mandibelnya yang berbentuk seper ti
arit dan melengkung diujingnya.
Kepalanya
berbentuk
membulat,
berwarna kekuningan dan sedikit
berambut (jarang). Rata-rata pan jang
keseluruhan badan prajurit 5,40-7,29
mm, panjang keseluruhan badan
pekerja 4,69-5,89 mm, lebar kepala
prajurit 1,32-1,56 mm, Panjang kepala
dengan mandibel 1,75-2,18 mm, dan
panjang kepala tanpa mandibel 1,30-
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan di 3
blok lokasi penelitian (blok 210 A, 112
A dan 19 A) ditemukan 3 jenis rayap
yang menyerang kebun kelapa sawit
sebagai berikut:
1. Coptotermes
sp,
mempunyai
karakter dengan kepala bewarna
kuning, antenna, lambrum, dan
pronotum berwarna kuning pucat.
Bentuk kepala bulat memanjang
seperti telur. Fontanel sangat jelas
terlihat dan biasanya mengeluarkan
cairan putih seperti susu yang
digunakan
untuk
pertahanan
(defend) dari musuhnya.
2. Schedorhinotermes sp, rayap jenis
ini memiliki dua tipe kasta prajurit,
yaitu kasta prajurit yang berukuran
besar (mayor) dan kasta berukuran
kecil (minor). .
3. Microtermes
sp,
Kepalanya
berbentuk membulat, berwarna
kekuningan. Rata-rata panjang
keseluruhan badan prajurit 5,407,29 mm.
Saran
1. Keanekaragaman jenis rayap dan
tingkat serangan di perkebunan
kelapa sawit PT. Bumi Pratama
Khatulistiwa sangat tinggi sehingga
perlu upaya penanggulangan yang
lebih serius untuk mengatasi
kerusakan yang lebih parah akibat
serangan rayap.
487
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
2. Upaya
penanggulangan
dapat
dilakukan dengan monitoring yang
kontinyu
serta
penyiangan,
penyemprotan dan pembersihan
gulma secara teratur.
Daftar Pustaka
Astuti A, 2013. Identifikasi, Sebaran
Dan Derajat Kerusakan Kayu
Oleh Serangan Rayap Coptoter
mes (Isoptera: Rhinotermiti dae)
Di Sulawesi Selatan. Universitas
Hasanuddin Maka sar.
Ahmad, I. 2011. Adaptasi Serangga dan
Dampaknya terhadap Kehidupan
Manusia . (21 Oktober 2011),
Majelis Guru Besar Institut
Teknologi Bandung.
Battala G, Yadamari T, Korivi SK,
Gunjala RN, Singhal RK. 2012.
Study On
Degradation
Of
Malathion and Phorate In
Various Envirronmental Matri
ces. African J Environ Sci Tech.
6(5):224-228.
Fauzi Y, Widyastuti YE, Setya wibawa
I dan Hartono R. 2002. Kelapa
Sawit: Budidaya, Pe manfaatan
Hasil Limbah, Analisa Usaha dan
Pemasa ran. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Faszly R, Idris AB and Sajap AS. 2005.
Termites
(Insecta:
Isoptera)
Assemblages
from Sungai Bebar Peat Swamp
Forest, Pahang. Biodeversity
Expedition Sungai Bebar, Pekan,
Pahang 4:137–140.
Firmansyah A. 2012. Keanekaragaman
Rayap
Tanah
Di
Hutan
Pendidikan
Gunung
Walat,
Sukabumi.Departemen
silvikulturFakultas
kehutanan
Institut pertanian bogor.
Harahap, O.H. 2011. Efektifitas
Pemberian
Kompos
Tandan
Kosong Kelapa
Sawit dan
Cendawan Mikoriza Arbuskula
Pada Tanaman Gaharu. Diakses
dari
http://repository.usu.ac.id./bistrea
m/.../chapterII.pdf.
Handru, A., Herwina dan Dahelmi.
2012. Jenis-jenis Rayap (Isoptera)
di Kawasan Hutan Bukit Tengah
Pulau dan Areal Perkebunan
Kelapa Sawit, Solok Selatan.
Jurnal Universitas Andalas. 1(1):
6977.
Harris, W. V. 1971. Termites Their
Recognition
and
Control.
Longman
Group
Limited.
London.
Jones, D.T. and P.
Eggleton
2000.Sampling
termite
assemblages in tropical forests:
testing a rapid biodiversity
assessment protocol. Journal of
Applied Ecology, 37, 191-203.
Kalsoven LGE. 1930. The Pest of Crop
in Indonesia. Jakarta . PT Ichtiar
Baru Van Hoeve.
Khaswarina, S., 2001. Jurnal Natur
Indonesia
Keragaman
Bibit
Kelapa
Sawit
Terhadap
Pemberian Berbagai Kombinasi
Pupuk di
PembibitanUtama .
Fakultas
Pertanian
UniversitasSumatera Utara.
Mubin N. 2013. Keanekaragaman
Spesies Rayap dan Bakteri
Simbionnya . Studi Kasus Di
Kampus IPB Dramaga, Bogor.
Institut Pertanian Bogor.
Nandika, D. Y., Rismayadi dan F. Diba.
2003.
Rayap
Biologi
dan
Pengendaliannya .
Muhammadiyah University Press.
Surakarta.
488
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 481 - 489
Nandika, D. Y., Rismayadi dan F. Diba.
2015.
Rayap
Biologi
dan
Pengendaliannya
edisi
2.
Muhammadiyah University Press.
Surakarta.
Ningsih TU. 2014. Keanekaragaman
Spesies Rayap Pada Perkebunan
Kelapa Sawit dan Karet Milik
Rakyat Di Jambi. Bogor: Institut
Pertanian Bogor.
Nandika D. 2014. Rayap Hama Baru Di
Kebun Kelapa Sawit. Bogor:
Seameo Biotrop.
Odum, E. P., 1993, Fundamental of
Ekology, Edisi Ke-2, WB.
Saunders Company, Philadel phia.
Subekti, N., Dedy Duryadi, Dodi
Nandika, Surjono Surjo kusumo,
Syaiful Anwar. 2008. Sebaran dan
Karakter Morfologi Rayap Tanah .
Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil
Hutan 1(1): 27-33 (2008).
Soerinegara, I., danAndri Indrawan,
1978, Ekologi Hutan Indonesia ,
Laboratorium Ekologi Hutan
Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Tarumingkeng, R.C. 1971. Biologi dan
Pengenalan Rayap Perusak Kayu
Indonesia . Laporan Lembaga
PenelitianHutan No. 138.
Triplehorn, Charles A. dan Norman F.
Johnson. 2005. Borror and
Delong’s Introduction to the Study
of Insects. Thomson Brooks/Cole
(Seven Edition).
PT. Bumi Pratama Khatulistiwa, 2016.
Profil Perusahaan. Kubu Raya.
Waryono T. 2004. Ekosistem rayap dan
vektor Demam berdarah Di
lingkungan permukiman. Staf
Pengajar Departemen Geografi
FMIPA Universitas Indonesia.
489