Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri Pada Mahasiswi Fakultas Non Kesehatan di Universitas Sumatera Utara

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk
hidup yang bersangkutan.Skinner (1938), seorang ahli psikologi, merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus
(rangsangan dari luar)(Notoatmodjo, 2010).
Dalam teori Skiner atau yang disebut teori “S-O-R” (stimulus-organismerespons) menjelaskan adanya dua jenis respons, yang pertama respondent
respons atau refleksif, yakni respons yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan

(stimulus)

tertentu

yang

disebut

eliciting


stimuli ,

karena

menimbulkan respons-respons yang relatif tetap. Yang kedua operant respons
atau instrumental respons yakni respons yang timbul dan berkembang kemudian
diikuti oleh stimulus atau rangsangan yang lain. Perangsang yang terakhir disebut
reinforcing stimuli ataureinforce, karena berfungsi untuk memperkuat respons.

Berdasarkan teori “S-O-R” tersebut, maka perilaku manusia dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a) Perilaku tertutup (covert behavior)
Perilaku tertutup terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih
belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang
masih terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan,
dan sikap terhadap stimulus yang bersangkutan.Bentuk “ unobservable
behavior” atau “covert behavior ” yang dapat diukur dari pengetahuan

7

Universitas Sumatera Utara

yang baik. Contoh: Ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan untuk
kesehatan bayi dan diri sendiri (pengetahuan), kemudian ibu tersebut
bertanya kepada tetangganya di mana tempat memeriksa kehamilan yang
dekat (sikap).
b) Perilaku terbuka (Overt Behavior)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah
berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau
“observable behavior”. Contoh: seorang ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya ke Puskesmas. Contoh tersebut merupakan tindakan nyata,
dalam bentuk kegiatan atau dalam bentuk kegiatan, atau dalam bentuk
praktik (practice).
Sejalan dengan batasan perilaku menurut Skinner tersebut maka perilaku
kesehatan (healthy behavior ) adalah respon seseorang terhadap stimulus atau
objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit (kesehatan) seperti lingkungan, makanan, minuman
dan pelayanan kesehatan. Dengan perkataan lain perilaku kesehatan adalah semua
aktivitas atau kegiatan seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan
yang mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah

kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit
atau terkena masalah kesehatan. Secara garis besar perilaku dikelompokkan
menjadi dua, yakni:
Pertama , perilaku orang yang sehat agar tetap sehat dan meningkat.

Perilaku yang disebut

perilaku sehat (healthy behavior), yang mencakup

8
Universitas Sumatera Utara

perilaku-perilaku (overt dan covert behavior) dalam mencegah atau menghindari
dari penyakit dan penyebab penyakit/masalah, atau penyebab masalah kesehatan
(perilaku preventif), dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan
(perilaku promotif). Kedua , perilaku orang yang sakit atau telah terkena masalah
kesehatan,

untuk


memperoleh

penyembuhan

atau

pemecahan

masalah

kesehatannya.perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health
seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil
seseorang atau anaknya bila sakit atau terkena masalah kesehatan untuk
memeperoleh

kesembuhan atau terlepas

dari

masalah


kesehatan

yang

dideritanya.Tempat pencarian kesembuhan ini adalah tempat atau fasilitas
pelayanan kesehatan tradisional, maupun pengobatan modern atau professional
(Notoatmodjo, 2005).
Menurut Rogers dalam Notoatmodjo (2003), sebelum orang menghadapi
perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang
berurutan yakni:
Awereness (kesadaran) mengartikan dimana orang tersebut menyadari

dalam arti mengetahui stimulus (obyek) terlebih dahulu sedangkan interest
(merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tertentu. Disini sikap subjek sudah
mulai muncul, evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya
stimulus tersebut bagi dirinya.Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik
lagi.Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus. Adoption, dimana subyek telah berperilaku baru
sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.


9
Universitas Sumatera Utara

Benyamin Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan, membedakan
adanya 3 area, wilayah, ranah atau domain perilaku ini, yakni kognitif
(cognitive),

afektif

(affective),

dan

psikomotor

(psychomotor).

Dalam


perkembangan selanjutnya, berdasarkan pembagian domain oleh Bloom ini, dan
untuk kepentingan pendidikan praktis, dikembangkan menjadi 3 tingkat ranah
perilaku yakni pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan
(practice).
1. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melaui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya.Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh melalui indera
pendengaran (telinga), dan indera penglihatan (mata).Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara
garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menyatakan, menguraikan, dan sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,
tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui tersebut.


10
Universitas Sumatera Utara

c.

Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.

d. Analisis (analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen
yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum
atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponenkomponen pengetahuan yang dimiliki.
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo,
2010).
1.1. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Dalam proses seseorang mengetahui akan dipengaruhi oleh beberapa hal
atau faktor, menurut Sukmadinata (2003) faktor yang mempengaruhi
pengetahuan digolongkan menjadi dua yaitu:
Faktor internal meliputi jasmani (kesehatan indera seseorang) dan rohani
(kesehatan psikis, intelektual, psikomotor, serta kondisi afektif dan kognitif
individu). Untuk faktor eksternal meliputi :

11
Universitas Sumatera Utara

Pendidikan, dimana tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam
memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang yang
berpendidikan tinggi akan memberi respon yang lebih rasional terhadap
informasi yang datang, akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin
akan mereka peroleh dari gagasan tersebut.
Paparan media massa, melalui berbagai media, baik cetak maupun
elekronik, berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga

seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet,
dan lain-lain) akan memperoleh informasi lebih banyak jika dibandingkan
dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media.
Ekonomi, dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan
sekunder, keluarga dengan status ekonomi yang baik akan mudah tercukupi
dibanding keluarga dengan status ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan
mempengaruhi pemenuhan kebutuhan akan informasi pengetahuan yang
termasuk kebutuhan sekunder.
Hubungan sosial, manusia adalah makhluk sosial sehingga dalam
kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat
berinteraksi secara kontinu akan lebih besar terpapar informasi, sementara faktor
hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikan
untuk menerima pesan menurut model komunikasi media.
Pengalaman, pengalaman seseorang tentang berbagai hal dapat diperoleh
dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya seseorang
mengikuti kegiatan-kegiatan yang mendidik, seperti seminar dan berorganisasi,

12
Universitas Sumatera Utara


sehingga dapat memperluas

pengalamannya, karena dari berbagai kegiatan-

kegiatan tersebut, informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.
1.2 Sumber Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari berbagai macam sumber,
misalnya media massa, media eletronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media
poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Sumber pengetahuan dapat berupa
pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal ahli agama,
pemegang pemerintahan, dan sebagainya (Notoatmodjo, 2005).
2. Sikap
Sikap adalah juga respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan
(senang-tidak

senang,

setuju-tidak

setuju,

baik-tidak

baik,

dan

sebagainya).Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa
sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan
pelaksanaan motif tertentu.Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas
akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka.Azwar (2000) dalam
Dedi (2011) menyatakan bahwa sikap adalah perasaan memihak (favourable)
ataupun perasaan yang tidak memihak (unfavourable) suatu objek psikologis.
Pembentukan sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, kebudayaan, orang
lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga tertentu serta
faktor emosi dalam diri individu yang bersangkutan. Seperti halnya pengetahuan,
sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut:

13
Universitas Sumatera Utara

a. Menerima (receiving)
Diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima stimulus yang
diberikan (objek).
b. Menanggapi (responding)
Diartikan memberikan jawaban atau tanggapan pertanyaan atau objek
yang dihadapi.
c. Menghargai (valuing)
Menghargai diartikan subjek, atau seseorang memberikan nilai yang
positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti, membahasnya dengan
orang

lain

dan

bahkan

mengajak

atau

mempengaruhi

dan

menganjurkan orang lain merespons.
d. Bertanggung jawab (responsible)
Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab
terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil
sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil
resiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya resiko lain
(Notoatmodjo, 2010).
Menurut (Syaiffudin, 2003) sikap terbentuk dari 3 komponen yaitu:
Komponen kognitif (cognitive) komponen kognitif berisi kepercayaan seseorang
mengenai apa yang berlaku bagi objek sikap. Komponen afektif (affective)
komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap
suatu objek sikap.Komponen perilaku (behavior/conative) Dalam struktur sikap
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada

14
Universitas Sumatera Utara

dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.objek atau
situasi tertentu.Sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon
(secara positif-maupun negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu.Sikap
seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek,
melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya (Sarwono, 2006). Sikap
bukanlah suatu benda, ini adalah proses suatu interaksi yang melibatkan tidak
saja orang dan objek tetapi semua faktor yang hadir dalam setiap situasi
(Ahmadi, 2003).
Dalam bagian lain Allport (1954) dikutip dalam (Notoatmodjo, 2007)
menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai 3 komponen pokok, yaitu: kepercayaan
(keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek, kehidupan emosional atau
evaluasi terhadap suatu objek, kecenderungan untuk bertindak (tend to
behave).Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh

(total attitude).Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap adalah:
Pengalaman pribadi, apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut
membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial.
Tanggapan akan menjadi salah satu dasar terbentuknya sikap, untuk dapat
mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis.
Pengaruh orang lain dianggap penting,orang lain di sekitar kita merupakan
salah satu diantara komponen sosial yang ikut mempengaruhi sikap kita.

15
Universitas Sumatera Utara

Seseorang yang kita anggap penting, atau seseorang yang berarti khusus bagi
kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu.
Pengaruh kebudayaan, kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.Tanpa kita sadari,
kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap bebagai
masalah.
Media massa, sabagai sarana komunikasi, sebagai bentuk media massa
seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh
besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Pesan-pesan sugestif
yang dibawa informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif
dalam menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
Lembaga pendidikan dan lembaga agama, sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya
meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu, pemahaman
akan baik dan buruk, garis pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak
boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta
ajaran-ajarannya.
Pengaruh faktor emosional, tidak semua bentuk sikap yang ditentukan oleh
situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang.Kadang-kadang suatu
bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi
sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego.

16
Universitas Sumatera Utara

Menurut (Gerungan, 2002) faktor-faktor yang memegang peranan dalam
pembentukan dan perubahan sikap adalah: faktor intern, di dalam diri pribadi
manusia itu, yakni selektivitasnya sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat
perhatiannnya untuk menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang
dari luar dirinya itu. Dan faktor-faktor intern itu turut ditentukan pula oleh motifmotif dan sikap lainnya yang sudah terdapat dalam diri pribadi orang itu. Faktor
ekstern, antara lain: sifat, isi pandangan baru yang ingin diberikan itu, siapa yang
mengemukakannya dan siapa yang menyokong pandangan baru tersebut, dengan
bagaimana pandangan itu diterangkan, dan dalam situasi bagimana sikap baru itu
diperbincangkan (situasi interaksi kelompokkah, situasi orang sendiriankah, dan
lain-lain).
Sikap dapat dibedakan menjadi sikap positif dan sikap negatif.Sikap
postitif adalah sikap yang menunjukkan atau memperlihatkan, menerima,
mengakui, menyetujui, serta melaksanakan norma-norma yang berlaku dimana
individu itu berada.Sedangkan sikap negatif adalah sikap yang menunjukkan atau
yang memperlihatkan penolakan atau tidak menyetujui terhadap norma-norma
yang berlaku dimana individu itu berada.
3. Tindakan atau praktik (Practice)
Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu
terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya tindakan perlu faktor lain,
yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan
ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu:
a. Praktik terpimpin (guide response)

17
Universitas Sumatera Utara

Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih
tergantung pada tuntutan atau menggunakan panduan.
b. Praktik secara mekanisme (mechanism)
Apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mem-praktikkan
sesuatu hal secara otomatis

maka disebut praktik atau tindakan

mekanis.
c. Adopsi (adoption)
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang.
Artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme
saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku
yang berkualitas (Notoatmodjo, 2010).
4. Pengukuran dan Indikator Perilaku Kesehatan
4.1 Pengetahuan kesehatan (health knowledge)
Untuk mengukur pengetahuan kesehatan adalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan secara langsung (wawancara) atau melalui pertanyaanpertanyaan tertulis atau angket atau kuesioner. Kuesioner yang akan diberikan
kepada responden berisikan pertanyaan-pertanyaan sederhana dan mudah
dimengerti karena responden dalam penelitian ini berasal dari kalangan
mahasiswi non kesehatan yang mungkin masih kurang terpapar dengan
informasi seputar kesehatan. Indikator pengetahuan kesehatan adalah tingginya
pengetahuan responden tentang kesehatan, atau besarnya presentase kelompok
responden atau masyarakat tentang variabel-variabel atau komponen-komponen
kesehatan.

18
Universitas Sumatera Utara

4.2 Sikap terhadap kesehatan (health attitude)
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau secara tidak
langsung.Pengukuran sikap secara langsung dapat dilakukan dengan mengajukan
peryataan-pernyataan tentang stimulus atau objek yang bersangkutan.Misalnya,
bagaimana pendapat responden tentang imunisasi pada anak balita, bagaimana
pendapat responden tentang keluarga berencana, dan sebagainya.Secara tidak
langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian
dinyatakan pendapat responden (Notoatmodjo, 2007).
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap
seseorang.Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu
mengenai objek sikap yang hendak diungkap.Pernyataan sikap mungkin berisi
atau mengatakan hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu kalimat mendukung
atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan
yangfavourable. Sebaliknya, pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal
negatif mengenai objek sikap yang bersifat tidak mendukung maupun kontra
terhadap objek sikap.Penyataan ini disebut dengan pernyataan yang tidak
favourable.Suatu skala sikap sedapat mungkin diusahakan agar terdiri dari atas

pernyataan favourable dengan pernyataan tidak favourable dalam jumlah yang
seimbang. Dengan demikian pernyataan yang disajikan tidak semua positif dan
tidak semua negatif, yang seolah-olah isi skala memihak atau tidak mendukung
sama sekali objek sikap (Saifuddin, 2000).
4.3 Praktik kesehatan (health practice)
Tindakan atau praktik kesehatan ini juga meliputi 4 faktor:

19
Universitas Sumatera Utara

a. Tindakan atau praktik sehubungan dengan pencegahan penyakit
menular dan tidak menular dan praktik tentang mengatasi atau menangani
sementara penyakit yang diderita.
b. Tindakan atau praktik sehubungan dengan gizi makanan, sarana air
bersih,

pembuangan

air

limbah, pembuangan

kotoran manusia,

pembuangan sampah, perumahan sehat, polusi udara, dan sebagainya.
c.

Tindakan atau praktik sehubungan dengan penggunaan (utilitas)
fasilitas pelayanan kesehatan.

d.

Tindakan atau praktik untuk menghindari kecelakaan baik kecelakaan
rumah tangga, maupun kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan di tempattempat umum.
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui dua

cara, secara langsung, maupun secara tidak langsung. Pengukuran perilaku yang
paling baik adalah secara langsung, yakni dengan pengamatan (observasi), yaitu
mengamati tindakan subjek dalam rangka memelihara kesehatannya.Sedangkan
secara tidak langsung menggunakan metode mengingat kembali (recall). Metode
ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan terhadap subjek tentang apa yang
telah dilakukan sehubungan dengan kesehatan.

5.

Perilaku SADARI
Kanker payudara merupakan penyakit keganasan pada perempuan yang

paling sering dijumpai di negara-negara barat dan merupakan penyebab kematian
kedua di Indonesia. Berdasarkan data dari American Cancer Society, sekitar 1.3

20
Universitas Sumatera Utara

juta wanita terdiagnosis mendrita kanker payudara, dan setiap tahunnya di seluruh
dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit ini.
Dilaporkan juga menurun sejak tahun 1990 karena deteksi dini yang baik dan
terapi yang lebih baik setiap tahunnya.Kurang lebih 40.910 kasus kematian kanker
payudara terdeteksi pada tahun 2007. Sementara itu, juga American Cancer
Society, secara umum, angka kejadian kanker payudara meingkat sekitar 30%
dalam kurun waktu 25 tahun di negara-negara maju (Ferlay, J. et al, 2001 dalam
Rasjidi, 2009).
Beberapa cara untuk deteksi dini kanker payudara seperti: pemeriksaan
payudara sendiri (SADARI), merupakan pemeriksaanpayudara sendiri yang
dilakukan sendiri tiap bulan setelah menstruasipada wanita yang telah berusia 20
tahun;pemeriksaan klinis payudara; pemeriksaan imaging, seperti mamografi dan
ultrasonografi. Pemeriksaan payudara sendiri adalah bagian yang sangat penting
dari setiap cara hidup sehat setiap wanita dewasa. Dari laporan menyebutkan
bahwa pemeriksaaan payudara sendiri adalah suatu cara deteksi yang paling dapat
dipercaya sebagai tambahan dari pemeriksaan payudara klinis serta mammografi
(Rosmawati, 2010; Dahlui et.al, 2011).
Perilaku seseorang untuk melakukan SADARI pada dasarnya berbedabeda.Hal ini dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimilik oleh seseorang tentang
SADARI. Menurut Becker (1979) ada tiga klasifikasi perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan (health related behavior) yaitu: perilaku hidup sehat (health
behavior), perilaku sakit (illness behavior), dan perilaku peran sakit (the sickrole
behavior). Menurut Rogers (1974) dalam Notoadmodjo (2003), sebelum

21
Universitas Sumatera Utara

seseorang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru) di dalam diri orang
tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: awarness (kesadaran) mengetahui
stimulus/objek,

interest

(merasa

tertarik)

terhadap

stimulus,

evaluation

(menimbang-nimbang) baik atau buruknya stimulus tertentu bagi dirinya, trial
dimana objek mulai melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dihendaki oleh
stimulus, adoption dimana objek telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan berupa informasi tentang kanker payudara dan salah satu cara
deteksi dini gejala kanker payudara yaitu pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) meliputi definisi, tujuan, waktu melakukan SADARI, langkah-langkah
melakukan SADARI. Pengetahuan ini dapat diperoleh dari kuliah, membaca
literatur, surat kabar, internet dan sumber lainnya. Untuk bagian sikap bagaimana
reaksi responden terhadap pernyataan. Praktik atau tindakan dipengaruhi oleh
pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan
sebagainya. Beberapa faktor yangmenyebabkan wanita tidak rutin melakukan
SADARI atau bahkanmenghindarinya adalah rasa malas, takut, berangapan bahwa
dirinya tidakberesiko, malu, tidak tahu cara/ tekniknya, merasa tidak perlu lagi
setelahmenopouse,

lupa

dan

tabu

(Reeder,

1997).

Simulasi

praktik

SADARImerupakan kebiasaan dalam melakukan SADARI meliputi alasan,
waktu,frekuensi dan ketepatan dalam melakukan teknik SADARI sesuai
pedomanpelaksanaan SADARI.
Pengetahuan yang banyak dapat mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang untuk menyadari pentingnya pemeriksaan payudara sendiri untuk

22
Universitas Sumatera Utara

mencegah resiko kanker payudara. Hal tersebut yang dapat meningkatkan
kesadaran para wanita untuk memotivasi diri sendiri untuk mempraktekkan secara
langsung pemeriksaan payudara sendiri sehingga dapat mengenal dan memahami
area serta kondisi payudara sehingga akan meningkatkan status kesehatan
khususnya kesehatan payudara.
B. Kanker Payudara
1. Definisi
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel payudara yang tidak terkontrol
lantaran perubahan abnormal dari gen yang bertanggung jawab atas pengaturan
pertumbuhan sel. Secara normal, sel payudara yang tua akan mati, lalu
digantikan oleh sel baru yang lebih ampuh. Regenerasi sel seperti ini berguna
untuk mempertahankan fungsi payudara.Pada kasus kanker payudara, gen yang
bertanggung jawab terhadap pengaturan petumbuhan sel termutasi (Supriyanto,
2010).
2. Etiologi
Tidak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya
serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan
dapat menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan
menunjukkan bahwa perubahan genetik berkaitan dengan kanker payudara,
namun apa yang menyebabkan perubahan genetik masih belum diketahui.
Perubahan genetik ini termasuk perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan
pengaruh protein baik yang menekan atau meningkatkan perkembangan kanker
payudara. Hormon steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran

23
Universitas Sumatera Utara

penting dalam kanker payudara.Dua hormon ovarium utama-estradiol dan
progesteron-mengalami perubahan dalam lingkungan seluler, yang dapat
mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi kanker payudara.
3.

Faktor Resiko
Adanya riwayat pribadi tentang kanker payudara; Nulipara dan usia

maternal lanjut saat kelahiran anak pertama;

Menopause

usia

lanjut;

Riwayat penyakit payudara jinak; Obesitas-resiko terendah diantara wanita
pascamenopause; Kontrasepsi oral; Terapi pergantian hormon; dan masukan
alkohol. (Smeltzer dan Bare, 1996)
4. Manifestasi Klinis Kanker Payudara
Wanita dengan kanker payudara, bisa jadi mengalami gejala-gejala
berikut.Kadang meskipun di tubuhnya telah kanker dia tidak merasakan gejala
apapun. Atau boleh juga ditubuhnya menujukkan gejala tersebut tetapi bukan
karena kanker payudara, tetapi akibat kondisi medis lain. Adapun tanda-tanda atau
gejalanya antara lain: Ada bejolan yang keras di payudara Bentuk umumnya
berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil,
semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan
perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.Puting berubah (bisa masuk
kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan atau darah.Kulit
atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), bewarna merah muda atau
kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit
jeruk, mengkerut, atau timbul borok pada payudara. Borok itu semakin lama akan

24
Universitas Sumatera Utara

semakin membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh
payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.
Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau
nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok,
atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang, kemudian timbul pembesaran
kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran
kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990). Ada perubahan pada kulit payudara
diantara berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk, adanya benjolan-benjolan kecil, ada
luka di payudara yang sulit sembuh, payudara terasa panas, memerah, dan
bengkak, terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi
tetap harus diwaspadai), terasa sangat gatal di daerah sekitar puting, benjolan
yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal tidak terasa
sakit, apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.
5. Pencegahan, Penapisan dan Deteksi Dini
Beberapa cara yang dipakai untuk deteksi dini kanker payudara adalah:
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI), merupakan pemeriksaanpayudara
sendiri yang dilakukan sendiri tiap bulan setelah menstruasi, pemeriksaan klinis
payudara yang dilakukan oleh tenaga kesehatan spesialis bedah, dokter umum
atau

perawat

terlatih;

pemeriksaan

imaging,

seperti

mamografi

dan

ultrasonografi. Mamografimerupakan pemeriksaan radiodiagnostik khusus
dengan menggunakanteknik foto “soft issue” pada payudara. Pemeriksaan ini
digunakan padaprogram skrining karena mempunyai sensitivitas dan spesifisitas
yang tinggi sekitas 80-90%.

25
Universitas Sumatera Utara

C. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)
1. Pengertian SADARI
SADARI adalah salah satu deteksi dini kanker payudara.Merupakan suatu
teknik pemeriksaan dimana seorang wanita memeriksa payudaranya sendiri
dengan melihat dan merasakan dengan jari untuk mendeteksi apakah ada benjolan
atau tidak pada payudaranya (Singh et al., 1999) dalam Fuji, 2010).
Menurut Syahfitri (2012) SADARI adalah pemeriksaan yang mudah
dilakukan

oleh

setiap

wanita

untuk

mencari

benjolan

atau

kelainan

lainnya.Pemeriksaan payudara sendiri sangat penting untuk mengetahui benjolan
yang memungkinkan adanya kanker payudara karena penemuan secara dini
adalah kunci untuk menyelamatkan hidup.
2. Tujuan SADARI
Deteksi dini merupakan suatu langkah yang sangat penting untuk
mengurangi tingkat kematian 25-30% karena kanker payudara (Mulyani dan
Nurayani, 2013).Sebesar 85% gangguan dalam payudara di ketahui pertama kali
oleh penderita sendiri (Handayani, 2008). Hasil pengobatan sangat ditentukan
oleh stadium penyakit saat pertama kali didiagnosis. Oleh karena itu, dengan
deteksi dini diharapkan penyakit telah terdiagnosis pada tahap awal sehingga
kemungkinan sembuh total menjadi besar (Diananda, 2009).
Pentingnya pemeriksaan payudara sendiri tiap bulan terbukti dari
kenyataan bahwa kanker payudara ditemukan sendiri secara kebetulan atau waktu
memeriksa diri sendiri.Wanita-wanita yang sudah berpengalaman dalam
memeriksa diri sendiri dapat meraba benjolan-benjolan kecil dengan garis tengah

26
Universitas Sumatera Utara

yang kurang dari satu sentimeter.Dengan demikian bila benjolan ini ternyata
ganas dapat diobati dalam stadium dini.Dan kemungkinan sembuh juga lebih
besar (Wibisono, 2009).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah suatu prosedur untuk
mengetahui kelainan-kelainan pada payudara dengan melakukan inspeksi secara
berkala, misalnya sebelum melakukan pemeriksaan payudara terlebih dahulu
harus mencuci tangan agar tidak terjadi infeksi pada payudara, serta penggantian
bra merupakan salah satu dari penanggulangan untuk pencegahan infeksi pada
payudara. Tujuan dilakukannya SADARI adalah untuk mendeteksi adanya
kelainan-kelainan pada payudara baik struktur,bentuk ataupun tekstur (Saryono,
2008).
3. Waktu Melakukan SADARI.
Program dari American Cancer Society mengajurkan bahwa wanita usia
mulai 20 tahun melakukan SADARI tiap tiga bulan, usia 35-40 tahun
melaukukan mammografi, usia lebih dari 40 tahun melakukan check up pada
dokter ahli, dan usia lebih dari 50 tahun rutin check up/mammografi setiap tahun.
Pemeriksaan payudara sendiri sebaiknya dilakukan sebulan sekali dan optimum
dilakukan pada sekitar 7-14 hari setelah awal siklus menstruasi karena pada masa
itu retensi cairan minimal dan payudara dalam keadaan lembut dan tidak keras
(Mulyani dan Nurayani, 2013).
SADARI sangat bermanfaat bagi para wanita usia dewasa awal yaitu
dimulai dari usia 20 tahun. Manfaat SADARI dapat mengetahui kelainan
payudara sedini mungkin, lebih cepat mendeteksi kanker payudara stadium dini

27
Universitas Sumatera Utara

sehingga mampu menyelamatkan jiwa para wanita dan jika pemeriksaaan
payudara ini sering dilakukan maka akan semakin mengenal dan memahami area
serta kondisi payudaranya sehingga akan meningkatkan status kesehatan
khususnya kesehatan payudara. Menurut Purwoastuti (2008) pemeriksaan pada
payudara sendiri sebaiknya dilakukan secara rutin setiap satu minggu setelah
menstruasi, ketika kondisi payudara lunak dan dan longgar sehingga mudah
untuk dilakukan perabaan. Selain SADARI, deteksi dini untuk kanker payudara
yag perlu dilakukan adalah pemeriksaan klinis payudara minimal 3 tahun sekali
untuk perempuan berusia 20-39 tahun dan setiap tahun untuk yang berusia diatas
39 tahun serta melakukan mammogram secara rutin ketika usia sudah mencapai
40 tahun (Pamungkas, 2011).
Faktor-faktor penghambat yang menyebabkan individu tidak melakukan
SADARI dibagi dua yaitu faktor internal; masih rendahnya kesadaran dan
pengetahuan masyarakat mengenai penyakit kanker, tidak punya waktu luang,
malas, lupa , sulit membiasakan melakukan SADARI, adanya ketakutan serta
kekhawatiran lebih jika saat dilakukannya SADARI individu menemukan
benjolan atau tanda-tanda dari kanker payudara, dan adanya individu
menganggap SADARI itu tidak penting karena beberapa individu yang
melakukannya tidak menemukan kelainan –kelainan tertentu dan mereka merasa
mengatur pola makan dan asupan makanan sudah cukup dalam mencegah
terkena kanker payudara.Untuk faktor eksternal yakni tidak ada fasilitas dan
dukungan dari keluarga, belum adanya program deteksi dini massal yang
terorganisasi secara maksimal, adanya faktor sosial di kultur masayarakat seperti

28
Universitas Sumatera Utara

mitos ataupun kepercayaan terhadap pengobatan tradisional yang belum terbukti
secara ilmiah.
4. Cara Melakukan SADARI
SADARI terdiri atas dua bagian yang meliputi inspeksi dan palpasi.
Adapun tahap dalam melakukan SADARI, yaitu:
a) Melepaskan seluruh pakaian bagian atas kemudian berdiri di depan
cermin dengan posisi kedua lengan lurus di samping tubuh. Lakukan
pemeriksaan di ruangan yang terang. Lihat dan perhatikan apakah
terdapat kelainan payudara berupa: bentuk dan ukuran kedua payudara
simetris, bentuk payudara membesar dan mengeras, ada urat yang
menonjol, perubahan warna pada kulit payudara, kulit payudara tambak
menebal dengan pori-pori melebar seperti kulit jeruk, permukaan kulit
payudara tidak mulus dan tampak ada kerutan atau cekungan pada kulit
payudara, puting payudara tertarik ke dalam, dan adanya luka pada kulit
atau puting payudara. Kemudian ulangi semua pengamatan di atas dengan
posisi kedua tangan lurus keatas. Setelah selesai, ulangi kembali
pengamatan dengan posisi kedua tagan di pinggang, dada dibusungkan,
dan kedua siku ditarik ke belakang. semua pengamatan ini dilakukan
dengan tujuan untuk melihat ada atau tidaknya tumor yang terletak dekat
dengan kulit (Suryaningsih dan Sukaca, 2009).
b) Palpasi/ menekan payudara dengan 3 jari, yaitu jari ke 2,3, dan 4. Palpasi
dengan melakukan gerakan memutar dari tepi payudara hingga ke puting.
Setelah itu geser posisi jari sedikit ke sebelahnya, kemudian lakukan

29
Universitas Sumatera Utara

kembali gerakan memutar dari tepi payudara dan ketiak diperiksa tanpa
ada yang terlewatkan. Gerakan memutar juga dapat dilakukan mulai dari
puting susu, melingkar semakin lebar kearah tepi payudara atau secara
vertikal keatas dan kebawah mulai dari tepi paling kiri hingga ketepi
paling kanan. harus diperhatikan bahwa perabaan harus dilakukan dalam
tiga macam tekanan, yaitu: tekanan ringan untuk meraba adanya benjolan
di permukaan kulit, tekanan sedang untuk memeriksa adanya benjolan di
tengah jaringan payudara, dan tekanan kuat untuk meraba benjolan di
dasar payudara yang melekat ada tulang iga. Dengan kedua tangan, pijat
payudara dengan lembut dari tepi hingga ke puting. Perhatikan apakah
ada cairan atau darah yang keluar dari puting susu (seharusnya tidak ada
caitan yang keluar, kecuali pada wanita yang sedang menyusui).
Kemudian ulangi palpasi dalam posisi berbaring (Suryaningsih dan
Sukaca, 2009)

30
Universitas Sumatera Utara