Gambaran Tindakan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kanker merupakan salah satu penyakit Noncommunicable diseases
(NCDs) / penyakit tidak menular (tidak ditularkan dari orang ke orang), dan
dikenal juga dengan sebutan penyakit kronis. Kanker disebut juga tumor ganas
atau neoplasma yang dicirikan dengan pertumbuhan cepat sel-sel abnormal
melampaui batas. Kanker bertransformasi dari satu sel normal menjadi sel tumor
dan dapat menginvasi jaringan tubuh lainnya. Perubahan ini dihasilkan oleh
interaksi faktor genetik dengan faktor eksternal (WHO, 2013).
Kanker yang paling sering terjadi pada perempuan adalah kanker
payudara. Berdasarkan data GLOBOCAN 2008 (IARC/International Agency for
Research on Cancer), insidensi kanker payudara di dunia 1.384.155 kasus (38,9
per 100.000) dan mortalitas sebanyak 458.503 kasus ( 12,4 per 100.000). Di Asia
Tenggara insidensi kanker payudara 22% dari semua kasus kanker dan 15% dari
total kematian akibat kanker pada tahun 2008. Berdasarkan data tersebut insidensi
tertinggi terjadi di Singapura (59,9 per 100.000) dan terendah di Vietnam (15,6
per 100.000). Namun, kasus kematian tertinggi terjadi di Indonesia 36,2 per
100.000 (Kimman, et al., 2012). Di Indonesia berdasarkan data SIRS (Sistem
Informasi Rumah Sakit) 2007, kanker payudara menempati urutan pertama (21,69

%) (Rasjidi, 2009).
Bersasarkan usia, menurut penelitian yang dilakukan di Pusat Kanker
Dharmais Indonesia pada Januari-Desember 2010, dari 637 orang yang didiagnosa
kanker payudara, 71 orang penderita berusia di bawah 35 tahun, 515 orang berusia
antara 35-64 tahun, dan 51 orang berusia di atas 65 tahun (Ng CH, et al., 2011).
Untuk menurunkan angka kematian kanker payudara, program deteksi
sedini mungkin sangatlah penting. Ada 2 prinsip program deteksi dini kanker
payudara, yaitu edukasi untuk menunjang diagnosis dini dan skrining. Beberapa

Universitas Sumatera Utara

metode skrining kanker payudara adalah pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI), pemeriksaan klinis payudara dan mamografi (Oh et al., 2010 dalam
Yoo, et al., 2012).
Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) atau Breast-Self Examination
merupakan pemeriksaan penting untuk mendeteksi kanker payudara sedini
mungkin. Terdapat bukti bahwa perempuan yang melakukan SADARI secara
tepat tiap bulannya lebih mudah untuk mendeteksi pembesaran atau tonjolan pada
perkembangan dini. Diagnosis dini telah dilaporkan berpengaruh terhadap
pengobatan untuk meningkatkan harapan hidup yang lebih baik (Shalini, et al.,

2011).
Walaupun SADARI relatif bermanfaat, ternyata aplikasinya masih rendah
(Canbulat et al., 2008 dalam Zavare, et al., 2013). Berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan pada mahasiswa perempuan pascasarjana di Malaysia tercatat
bahwa sebagian besar perempuan (97%) pernah mendengar atau membaca tentang
kanker payudara tetapi hanya 36,7% yang melakukan SADARI. Temuan ini
didukung oleh Parsa et al (2011) yang melaporkan 90% responden pernah
mendengar tentang SADARI tetapi hanya 19% yang melakukannya setiap bulan
(Zavare, et al., 2013).
Mulai umur 20 tahun, perempuan seharusnya tahu tentang manfaat dan
keterbatasan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI). Perempuan seharusnya
melihat, memperhatikan dan merasakan bagaimana bentuk payudara mereka, serta
melaporkan segera kepada petugas kesehatan jika menemukan perubahan. Tetapi,
bila terdapat perubahan, itu belum tentu merupakan keganasan.
Berdasarkan informasi dan data yang telah dipaparkan di atas, maka
peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian ‘Gambaran Tindakan
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada Mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara angkatan 2010’. Mahasiswi FK USU angkatan 2010
dipilih karena rata-rata berusia 20 tahun ke atas dan memenuhi kriteria usia untuk
melakukan SADARI. Selain itu mahasiswi FK USU merupakan calon dokter yang

diharapkan tahu dan mampu mengaplikasikan SADARI untuk diri sendiri, serta

Universitas Sumatera Utara

mengajarkannya kepada orang lain, sehingga dapat berpartisipasi untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian kanker payudara.
1.2. Rumusan Masalah
Bagaimana

gambaran

tindakan

SADARI

pada

mahasiswi

Fakultas


Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

1.3.Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran tindakan SADARI pada mahasiswi Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah mahasiswi FK USU teratur atau rutin
melakukan SADARI.
2. Untuk mengetahui apakah cara/teknik mahasiswi melakukan SADARI
sudah tepat .

1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1. Teoritis
Sebagai bahan pertimbangan dan masukan untuk menambah wawasan
tentang gambaran tindakan SADARI pada mahasiswi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara angkatan 2010.

2. Aplikatif
a. Bagi profesi
Untuk profesi dokter dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk
lebih meningkatkan wawasan tentang SADARI sebagai pemeriksaan
dini.

Universitas Sumatera Utara

b. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan informasi untuk melakukan penelitian berikutnya yang
berkaitan dengan SADARI sebagai pemeriksaan dini.

Universitas Sumatera Utara