PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN TERHADAP POLA KEPEMIMPINAN RESPOSIF-AKOMODATIF DAN PROAKTIF-EKSTRAKTIF DARI ELIT DALAM RANGKA MEMBANGUN DEMOKRATISASI DI INDONESIA | Ghofir | HASIL PENELITIAN 691 1170 1 SM

LAPORAN PENELITIAN

PERSEPSI MAHASISWA UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN TERHADAP
POLA

KEPEMIMPINAN

RESPOSIF-AKOMODATIF

DAN

PROAKTIF-

EKSTRAKTIF DARI ELIT DALAM RANGKA MEMBANGUN DEMOKRATISASI
DI INDONESIA

Oleh:
Drs. Abdul Ghofir, M.Pd.
Sudiyo Widodo, S.Pd, M.H.
Anggi Prasetiyo
Elisa Chintya Dewi


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITS WIDYA DHARMA KLATEN
2016

i

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Penelitian ini telah disetujui oleh Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
disahkan oleh Kepala Lembaga Penelitian dan Pengembangan serta diketahui oleh Rektor
Universitas Widya Dharma Klaten, pada:

Hari

: Rabu.

Tanggal


: 31 Agustus 2016.

Waktu

: 10.00 WIB.

Tempat

: Universitas Widya Dharma Klaten

Mengesahkan

Menyetujui

Kepala Puslitbang

Dekan FKIP

Dr. Iswan Riyadi, M.M.
NIP.196004011986111001


Drs. H Udiyono, M.Pd.
NIP.195411241982121001

Mengetahui
Rektor Unwidha Klaten

Prof. Dr. H Triyono, M.Pd.
NIP.195408091980101002

ii

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan keharibaan dan hadirat Allah SWT. atas segala berkat rahmat,
karunia taufik dan hidayahNya, penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan lancar dan
sukses dengan judul: Persepsi Mahasiswa Universitas Widya Dharma Klaten terhadap
Pola Kepemimpinan Responsip-Akomodatif dan Proaktif-Ekstraktif dari Elite dalam
Rangka Membangun Demokratisasi di Indonesia, sesuai dengan waktu yang telah
dijadwalkan.
Proses penelitian dan pembuatan laporan hasil penelitian ini dapat diselesaikan dan tersajikan

berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini
penulis dengan hati yang tulus ingin menyampaikan rasa dan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang tinggi kepada:
1. Bapak Prof.Dr. H Triyono, M.Pd. Rektor Universitas Widya Dharma Klaten yang telah
memberi motivasi dan mengijinkan penelitian di Uniersitas Widya Dharma Klaten ini.
2. Bapak Dr. Iswan Riyadi, M.M. Kepala Puslitbang Universitas Widya Dharma Klaten yang
telah memeberi arahan dan persetujuan kepada penulis untuk melakukan dan
menyelesaikan penelitian sesuai jadwal yang direncanakan.
3. Bapak Drs. H Udiyono, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Widya Dharma Klaten yang telah memberi motivasi dan dukungannya terhadap penulis
untuk melaksanakan penelitian.
4. Saudara Presiden BEMU, Gubernur BEMF, Ketua UKM-UKM, Ketua HMJ dan HMP di
lingkungan Universitas Widya Dharma Klaten yang telah membantu dan memberi
kemudahanserta menjadi responden dalam penelitian yang penulis lakukan.
Dan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang memberi andil besar dalam pelaksanaan penelitian dan penyusunan laporan
hasil penelitian. Penulis bermunajat semoga seluruhkontribusi tersebut dicatat sebagai amal
soleh dan mendapat pahala yang berlipatganda dari Allah SWT. Amien.
Penelitian telah dilakukan dengan penuh kesungguhan dan ketelitian agar memenuhi standar
keilmuan yang ada sehingga akan melahirkan hasil penelitian yang baik, namun penulis yang

dilekati dengan keterbatasan teoretik dan praktik/pengalaman, diakui hasil penelitian masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan tangan terbuka mengharapkan adanya
kritik dan saran konstruktif demi perbaikan selanjutnya.
iii

Harapan penulis semoga karya kecil ini

bermanfaat para pembaca, disamping dapat

memperkaya hasanah ilmiah di Universitas Widya Dharma Klaten.
Klaten, Akhir Agustus 2016
Tim Peneliti

iv

DAFTAR TABEL

Tabel
TABEL I
TABEL II

TABEL III
TABEL IV
TABEL V
TABEL VI
TABEL VII
TABEL VIII

Halaman
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket tentang Pola
Kepemimpinan...........................................................................
Uji Validitas dan Reliabilitas Angket tentang Upaya Membangun
Demokratisasi………………………………………………………..
Uji Normalitas Angket……………………………………………….
Uji Linearitas Angket..........................................................................
Uji Heteroskedastisitas Angket............................................................
Tabel Model Summary untuk mencari nilai Determinasi....................
Tabel
ANOVA
untuk
menemukan

nilai
F
hitung........................................................................................
Tabel Coefficients untuk menemukan nilai Thitung dan
nilai persamaan....................................................................................

v

21
22
24
25
25
25
26
26

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1.


Berita Acara Penelitian.

2.

Angket Penelitian tentang Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan ProaktifEkstraktif dan Upaya Membangun Demokratisasi.

3.

Pedoman Wawancara.

4.

Tabulasi Angket Uji Coba untuk Validitas dan Reliabilitas.

5.

Out Puts Uji Validitas dan Reliabiltas Angket.

6.


Tabulasi Angket untuk Persyaratan dan Analisis Regresi Sederhana.

7.

Out Put Uji Persyaratan ( Normalitas, Linearitas dan Heteroskedastisitas

8.

Out Put Analisis Regresi Sederhana ( Tabel Model Summary, Tabel ANOVA, Tabel
Coefficients

9.

Presensi peserta seminar hasil penelitian.

10. Sertifikat Seminar Hasil Penelitian.

vi


ABSTRAK
Drs. Abdul Ghofir, M.Pd, Sudiyo Widodo, S.Pd. MH; Anggi Prasetiyo, Elisa
Chintya Dewi, Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Widya Dharma Klaten. Laporan penelitian:
Persepsi Mahasiswa Universitas Widya Dharma Klaten terhadap Pola Kepemimpinan
Responsip-Akomodatif dan Proaktif-Ekstraktif dari Elite dalam Rangka Membangun
Demokratisasi di Indonesia.
Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi persepsi mahasiswa yang menjadi
pengurus Ormawa tahun 2016 terhadap pola kepemimpinan responsif-akomodatif dan
proaktif-ekstraktif terhadap upaya membangun demokratisasi di Indonesia yang
mencakup: a. Mengidentifikasi dinamika pola kepemimpinan responsif-akamodatif dan
proaktif-ekatraktif pada kelembagaan negara.b. Mengidentifikasi dinamika demokratisasi
dari pemimpin dan pemegang/elite. c. Membuktikan pengaruh pola kepemimpinan
responsif-akamodatif dan proaktif-ekatraktif pada kelembagaan negara terhadap upaya
membangun demokratisasi di Indonesia.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian survey dengan paradigma kuantitatifkualitatif korelasional untuk mencari hubungan dan kontribusi antara variabel bebas
yaitu Pola Kepemimpinan Responsip-Akomodatif dan Proaktif-Ekstraktif dari Elite dan
variabel terikatnyayaitu Upaya Membangun Demokratisasi di Indonesia. Dalam
penelitian ini menggunakan instrumen angket untuk pengumpulan data dan analisis data
kuantitatif dan wawancara untuk pengumpulan data dan analisis data kualitatif. Angket

dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan hasil semua butir angket valid dan reliabel.
Proses analisis data kuantitatif menggunakan SPSS versi 18 for Windows, sedangkan
analisis kualitatif menggunakan model interaktif yang meliputi: pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data dan verifikasi/simpulan. Data angket perlu dialkukan uji
persyaratan meliputi: Uji normalitas, linearitas dan heterokedastisitas, yang hasil baik
Sedangkan validitas wawancara didasarkan pada trianggulasi dengan rasio.
Hasil penelitian diuraikan sebagai berikut: a. Kontribusi variabel bebas terhadap
variabel terikat sebesar R Square sebesar 0.115, nilai F hitung pada tabel ANOVAsebesar
11.918. Sedangkan Ftabel pada df = 93 adalah 2.47.Artinya Fhitung lebih besar dari
Ftabel atau 11.218 >2.47.Adapun T hitung lebih besar dari T tabel pada tingkat
signifikansi ( sig ) = 0.001 maka 3,452 >1,997. Secara nyata dapat pula dilihat bahwa
dalam output tabel coefficients diketahui nilai koefisien sebesar 0.408. artinya pada saat
variabel pola kepemimpinan bernilai konstan maka setiap penambahan satu satuan dari
variabel pola kepemimpinan akan meningkatkan upaya membangun demokratisasi
sebesar 0.408. Adapun model persamaan regresinya adalah:Y = 49.209 + 0, 408 X 1 =
49, 617.
Berdasarkan simpulan diatas, hasil penelitian memiliki implikasi bahwa
ditemukan adanya kontribusi dalam kisaran sedang pada pemimpin yang sedang
memegang kekuasaan ( elite ) baik pada supra struktur politik maupun infra struktur
politik maka mereka harus terus berintrospeksi untuk mereformasikan diri agar didalam
menjalankan fungsinya mampu membangun demokratisasi. Khusus untuk elite pusat di
jajaran eksekutif dan organisasi kemasyarakatan daerah harus senantiasa menjaga untuk
meningkatkan peran agar kondisi demokrasi di Indonesia terus menuju level demokrasi
maju/modern sehingga akan menunjang terbentuknya masyarakat madani yang
partisipatorik. Diaharapkan ke depannya masyarakat diberi kesempatan luas untuk
berperan aktif dalam pembangunan nasional.
Kata kunci: Pola kepemimpinan, demokratisasi, kontribusi, supra dan infra struktur
politik.
vii

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUl ..........................................................................................................

i

HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………...

ii

HALAMAN KATA PENGANTAR ...............................................................................

iii

HALAMAN DAFTAR TABEL ......................................................................................

iv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................

v

HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................................

vi

HALAMAN DAFTAR ISI ..............................................................................................

vii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................

1

B. Rumusan Masalah .........................................................................................

4

C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................

4
5

BAB II. Kajian Teori dan Pengajuan Hipotesis
A. Persepsi Mahaiswa ........................................................................................

6

B. Peran Mahasiswa ..........................................................................................

6

1. Mahasiswa sebagai Iron Stock .................................................................

6

2. Mahasiswa sebagai Guardian of Value ...................................................

7

3. Mahasiswa sebagai Agent of Change ......................................................

7

C. Konsep Kepemimpinan ................................................................................

7

D. Tipe Kepemimpinan Demokratis ................................................................
E. Ciri-Ciri Kepemimpinan Demokratis .........................................................
F. Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan Proaktif-Ekstraktif
1. Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan Proaktif-Ekstraktif
viii

8
10

11

Secara Umum .......................................................................
2. Dinamika Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan ProaktifEkstraktif secara Instrinsik dan Ekstrinsik ...........................................
3. Dinamika Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan

12

Proaktif-

Ekstraktif secara Vertikal dan Horisontal ...........................

12

4. Dinamika Demokratisasi
a. Konsep Demokrasi dan Demokratisasi ..............................................
b. Nilai-nilai Demokrasi ..........................................................................

12
13

c. Kendala Pelaksanaan Demokrasi dan Demokratisasi .....................

13

d. Kondisi Kondusif Pelaksanaan Demokrasi dan Demokratisasi…...

14

G. Pengajuan Hipotesis ......................................................................................

14

BAB III. METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................................
B. Disain Penelitian .......................................................................................

16
16

C. Variabel Penelitian ...................................................................................

17

D. Kerangka Berpikir ...................................................................................

17

E. Subyek Penelitian .....................................................................................

17

F.

18

Instrumen Penelitian ...............................................................................
a. Angket untuk Data Kuantitatif ...........................................................
b. Wawancara Terbuka untuk Data Kualitatif .....................................

18
18

G. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................................................................

19

H. Teknik Analisis Data ................................................................................

19

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil UJI Validitas dan Reliabilitas Angket ......................................................
1. Validitas dan Reliabilitas Angket Pola Kepemimpinan ...............................
ix

21
21

2. Validitas dan Reliabilitas Angket Pola Kepemimpinan ...............................

22

B. Uji Persyaratan
1. Uji Normalitas Angket .....................................................................................

24

2. Uji Linearitas Angket ......................................................................................

24

3. Uji Heteroskedastisitas Angket .......................................................................

25

C. Hasil Data Kuantitatif dan Analisis Regresi .....................................................

25

D. Hasil Data Kualitatif dan Analisis Model Interaktif.........................................

27

1. Lembaga Legislatif Pusat dan Daerah ................................................................

27

2. Lembaga Eksekutif Pusat dan Daerah ...............................................................

27

3. Lembaga Eksekutif Pusat dan Daerah ...............................................................

27

4. Organisasi Politik Pusat dan Daerah ..................................................................

27

5. Organisasi Kemasyarakatan Pusat dan Daerah ................................................

28

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan ...............................................................................................................

29

1. Hasil Analisis Kuantitatif ................................................................................

29

2. Hasil Analisis Kualitatif ..................................................................................

29

B. Implikasi ...............................................................................................................
C. Saran-saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAK ..............................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..................................................................................

x

29
29
31
33

BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Kemajuan atau kemunduran negara-bangsa tidak bisa dilepaskan dari serangkaian
aktivitas dan komitmen pemimpin dalam menjalankan tugas dan kewajiban dengan
dukungan masyarakat secara positif terhadap para pemimpin mereka. Sinergi kedua
pihak diharapkan dapat mencapai kemajuan dan terhindar / tidak terjebak pada kondisi
sebaliknya yaitu kemunduran. Hal ini sangat ditentukan oleh pola kepemimpinan dan
dukungan masyarakat. Pemimpin dan rakyat harus menjalin hubungan konstruktif untuk
mencapai tujuan nasional. Gaya kepemimpinan responsif-akamodatif dan proaktifekstaktif diarahkan pada kesediaan masyarakat untuk secara suka rela akan memberikan
kontribusi optimal kepada pemimpin untuk berpartisipasi aktif dalam dalam dinamika
pembangunan nasional. Di mata masyarakat pemimpin adalah sosok pencerah aspirasi
yang perlu didukung dan diteladani sedang masyarakat di mata pemimpin sebagai modal
dan energi untuk menggerakan aktivitas pembangunan nasional yang potensial dan
produktif.
Sinergi dalam model resiprokal antara pemimpin dan rakyat harus dikembangkan
kepada terciptanya simbiosis mutualistis yang bertanggung jawab agar dapat
mewujudkan sikap dan perilaku hubungan yang positif / konstruktif, bukan sebaliknya
negatif / destruktif. Dapatkah keduanya bisa mengembangkan pola kerjasama yang
benar-benar sesuai dengan harapan untuk menciptakan kemajuan, bukan kemunduran.
Disini diperlukan sikap transparansi keduanya untuk kooperatif dalam kemitraan yang
saling menguntungkan dan membangun. Adanya pemeliharaan saling kontrol keduanya
merupakan sebuah keniscayaan.

1

Pemimpin yang baik harus menunjukkan sikap dan perilaku yang akseptabel,
kapabel, dan akuntabel sehingga diperlukan pemimpin yang memenuhi kriteria unggul,
bukan sekedar popular. Seperti sifat yang dimiliki oleh Rasulullah Saw yakni: sidik,
fatonah, amanah dan tablig. Ki Hajar Dewantara telah memberikan petunjuk tentang
kepemimpinan yang baik dan bertanggungjawab, yaitu pemimpin harus diwarnai oleh
ciri ciri: ingngarso sung tulado, ing madyo mangun karso dan tutwuri handayani.
Sedang

rakyat

dituntut untuk

menunjukkan

sikap

dan

perilaku

kritis

dan

bertanggungjawab. Masyarakat harus berani membangun pengawasan terhadap para
pemimpin secara konstruktif dan disiplin tinggi.
Menurut Didin Hafidhuddin bahawa dalam Islam, keterikatan hubungan
pemimpin dengan rakyat merupakan sebuah keniscayaan. Hubungan pemimpin sebagai
pihak yang diberi amanah dan rakyat sebagai pihak yang menitipkan amanah merupakan
hubungan pertanggungjawaban dunia akhirat...........Kedekatan pemimpin dengan rakyat
tidak cukupt hanya kedekatan formal dan verbal, tetapi nyang lebih penting adalah
kedekatan emosional, ide, cita-cita dan memahami sejujurnya apa menjadi harapan atau
kegelisahan rakyat sampai ke lapisan akar rumput. Seorang pemimpin sejati haruslah
melihat dengan mata rakyat dan menghayati apa yang dialami rakyatnya ( 2016: 1-2 ).
Pertanggungjawaban seorang pemimpin dihadapan rakyat diformulasikan dalam
bentuk impersonal agar kontrol masyarakat benar benar efektik dan obyektif, tanpa
prasangka dan fitnah. Pemimpin harus bersedia terbuka menerima kritik masyarakat
secara legowo dan masyarakat harus bertindak cermat dan obyektif dalam menilai
kebijakan dan keputusan pemimpin dalam menjalankan kekuasaan. Sikap dan perilaku
pemimpin tidak boleh adigang adigung adiguna, dan masyarakat tidak sekedar mikul
dhuwur mendem jero apalagi Asal Bapak Senang ( ABS ). Adanya pola hubungan
kawula-gusti dan patron client harus diterjemahkan kepada substansi yang tepat yakni
pemimpin mengajak rakyat untuk berbuat kebaikan dan rakyat bersedia membantu
pemimpin untuk membangun menuju tercapainya kemajuan negara-bangsa di Indonesia.

2

Kondisi komtemporer secara riil menunjukkan banyak kasus penyimpangan dan
pelanggaran yang dilakukan oleh sejumlah pemimpin baik di level pejabat tinggi ( kelas
kakap ) maupun level pegawai rendah ( kelas teri ) sehingga KKNisme benar-benar
terjadi di depan mata rakyat. Sebagai dampaknya, masyarakat menjadi bingung dan
frustasi dalam menyikapi kondisi yang ada. Pelaku korupsi seolah diam, merasa aman
dari tuntutan hukum, bahkan ada yang sengaja mempermainkan hukum dengan
kekayaan/uang sehingga mafia hukum muncul begitu akut seakan korupsi sebagai hal
biasa bahkan bagian budaya yang lazim dan bisa diterima masyarakat. Seiring maraknya
kasus korupsi berarti negara dan masyarakat dirugikan karena pembangunan tidak sesuai
dengan rencana anggaran dan peruntukannya bagi kemajuan Negara- bangsa. Apakah
kondisi yang sungguh sungguh membahayakan bagi keberlanjutan eksistensi negara
bangsa ini dibiarkan terus tanpa adanya upaya pencegahan dan penanganan sehingga
diperlukan cara membagun solusi preventif dan represif yang kuat dan terbuka.
Pemimpin dan rakyat harus menjalin sinergi yang terlembagakan diatas fondasi
pola responsif- akamodatif dan proaktif- ekstraktif sehingga antara pemimpin dan rakyat
dapat menumbuhkan kondisi saling mengisi dalam menghadapi setiap peluang dan
tantangan yang ada. Kita harus mengupayakan agar kemajuan negara bangsa yang dicita
citakan dijadikan tanggungjawab bersama. Untuk pemimin dan rakyat harus bisa
membangun sistem dan dinamika demokratisasi yang baik agar tercipta clean and good
governance di Indonesia.
Mahasiswa merupakan komunitas khusus yang seharusnya memiliki kepekaan terhadap
setiap dinamika yang ada, termasuk terkait dengan kebijakan yang dilakukan oleh
pemegang kekuasaan/elite. Dalam hal ini mahasiswa bisa memberikan persepsi pada
tindakan elite di Indonesia.

3

B. Rumusan Masalah
Pemimpin harus memiliki sikap dan perilaku yang menunjukkan akseptabilitas,
kapabilitas dan akuntabilitas / responsibiltas yang tinggi dalam menjalankan dinamika
fungsi kelembagaan yang menjadi tanggungjawab tugasnya. Sedangkan rakyat harus
mengembangkan sikap dan perilaku yang kritis dan cermat dengan disertai
tanggungjawab yang besar. Antara pemimpin dan rakyat harus bisa membina suasana
demokratisasi yang efektif sehingga kondisi clean and good governance bisa terpelihara.
Untuk itu pemimpin harus menunjukkan komitmen responsif-akamodatif dan proaktifekatraktif yang dapat diterima masyarakat secara terbuka dan bertanggungjawab.
Berdasarkan argumentasi tersebut penulis ingin mengidentifikasi adanya masalah yang
ingin diungkap dalam penelitian yakni: Bagaimana ragam pola kepemiminan para
pemegang kekuasaan di lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif di Indonesia dapat
membina sistem demokrasi yang baik sehingga menunjang upaya clean and good
governance untuk menuju kemajuan negara bangsa. Bagaimana sikap masyarakat untuk
ikut berpartisipasi aktif dalam upaya mengawasi dinamika demokratisasi yang
berkembang

sehingga

kontribusi

masyarakat

untuk

mengontrol

pelaksanaan

kepemimpinan nasional bisa menjaga terpelihraranya kondisi kondusif untuk mencapai
kemajuan dan modernitas negara-bangsa Indonesia.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi dinamika pola kepemimpinan responsif-akamodatif dan proaktifekatraktif pada kelembagaan negara.
b. Mengidentifikasi dinamika demokratisasi dari pemimpin dan pemegang/elite.
c. Membuktikan pengaruh pola kepemimpinan responsif-akamodatif dan proaktifekatraktif pada kelembagaan negara terhadap upaya membangun.
4

D. Manfaat Penelitian
a. Menunjang upaya membangun kepemimpinan yang kondusif.
b. Memperkaya pelestarian nilai-nilai demokrasi di Indonesia.
c. Berpartisipasi dalam membangun komitmen clean and good governance.
d. Mengembangkan kajian kritis tentang praktik cheks and balances.
e. Memberdayakan dinamika responsif-akamodatif dan proaktif-ekstraktif.

5

BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Persepsi Mahasiswa
Istilah persepsi sering disebut juga dengan pandangan, gambaran, atau anggapan,
sebab dalam persepsi terdapat tanggapan seseorang mengenai satu hal atau objek. Persepsi
mempunyai banyak pengertian, diantaranya adalah :
1. Menurut Bimo Walgito = pengertian persepsi adalah suatu proses yang didahului oleh
penginderaan yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh
individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris.
2. Menurut Slameto (2010:102) = persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya
pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus
mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat
inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa,dan pencium.
3. Menurut Robbins (2003:97) yang mendeskripsikan bahwa persepsi merupakan kesan
yang diperoleh oleh individu melalui panca indera kemudian di analisa (diorganisir),
diintepretasi dan kemudian dievaluasi, sehingga individu tersebut memperoleh makna.
4. Dalam kamus besar psikologi, persepsi diartikan sebagai suatu proses pengamatan
seseorang terhadap lingkungan dengan menggunakan indra-indra yang dimiliki
sehingga ia menjadi sadar akan segala sesuatu yang ada dilingkungannya.
Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena bergantung pada kemampuan dan keadaan
dari masing-masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh individu yang
satu dengan yang lain. Dengan demikian persepsi merupakan proses perlakuan
individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran, atau penginterprestasian terhadap
apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh indranya dalam bentuk sikap,
pendapat,
dan
tingkah
laku
atau
disebut
sebagai
perilaku
individu.http://belajarpsikologi.com/pengertian-persepsi-menurut-ahli/
diunduh
tanggal 5 Juli 2016
B. Peran Mahasiswa
Mahasiswa dapat dikatakan sebagai sebuah komunitas unik yang berada di
masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu
berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum terecoki oleh kepentingankepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan
(seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni
dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat
menggeser makna kebenaran tersebut.
Menurut Geowana Yuka Purmana bahwa peran dan fungsi mahasiswa adalah:
1. Mahasiswa Sebagai “Iron Stock”
Mahasiswa dapat menjadi Iron Stock, yaitu mahasiswa diharapkan menjadi manusiamanusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat
menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Intinya mahasiswa itu merupakan aset,
6

cadangan, harapan bangsa untuk masa depan. Dunia kampus dan kemahasiswaannya
merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi
mereka yang memiliki kesempatan.
Lantas sekarang apa yang kita bisa lakukan dalam memenuhi peran Iron Stock tersebut
? Jawabannya tak lain adalah dengan memperkaya diri kita dengan berbagai
pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan, dan tak lupa untuk
mempelajari berbagai kesalahan yang pernah terjadi di generasi-generasi sebelumnya.
2. Mahasiswa Sebagai “Guardian of Value”
Mahasiswa sebagai Guardian of Value berarti mahasiswa berperan sebagai
penjaga nilai-nilai di masyarakat. Lalu sekarang pertanyaannya adalah, “Nilai seperti
apa yang harus dijaga ??” Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita harus melihat
mahasiswa sebagai insan akademis yang selalu berpikir ilmiah dalam mencari
kebenaran.Sedikit sudah jelas, bahwa nilai yang harus dijaga adalah sesuatu yang
bersifat benar mutlak, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya.
Penjelasan Guardian of Value hanya sebagai penjaga nilai-nilai yang sudah ada juga
memiliki kelemahan yaitu bilamana terjadi sebuah pergeseran nilai, dan nilai yang telah
bergeser tersebut sudah terlanjur menjadi sebuah parameter kebaikan di masyarakat,
maka kita akan kesulitan dalam memandang arti kebenaran nilai itu sendiri.
3. Mahasiswa Sebagai “Agent of Change”
Mahasiswa sebagai Agent of Change,,, hmm.. Artinya adalah mahasiswa sebagai
agen dari suatu perubahan. Lalu kini masalah kembali muncul, “Kenapa harus ada
perubahan ?”. Menurut saya kondisi bangsa saat ini jauh sekali dari kondisi ideal,
dimana banyak sekali penyakit-penyakit masyarakat yang menghinggapi hati bangsa
ini, mulai dari pejabat-pejabat atas hingga bawah, dan tentunya tertular pula kepada
banyak rakyatnya. Juga karena perubahan itu sendiri merupakan harga mutlak dan pasti
akan terjadi walaupun kita diam. Bila kita diam secara tidak sadar kita telah
berkontribusi dalam melakukan perubahan, namun tentunya perubahan yang terjadi
akan berbeda dengan ideologi yang kita anut dan kita anggap benar.
Mahasiswa adalah golongan yang harus menjadi garda terdepan dalam melakukan
perubahan dikarenakan mahasiswa merupakan kaum yang “eksklusif”, mahasiswa yang
telah sadar sudah seharusnya tidak lepas tangan kondisi riil masyarakat. Mereka tidak
boleh membiarkan bangsa ini melakukan perubahan ke arah yang salah.
https://geowana.wordpress.com/2008/08/10/peran-fungsi-posisi-mahasiswa/diunduh
tanggal 15Juli 2016
C. Konsep Kepemimpinan.
Konsep

kepemimpinan

bersifat

multikonseptual

sehingga

sejumlah

pakar

memberikan definisi kepemimpinan cukup beragam sesuai dengan latarbelakang
kepakaran ahli yang mendefinisikannya.
7

Kepemimpinan adalah suatu kekuatan yang menggerakkan perjuangan atau kegiatan
menuju sukses. Kepemimpinan juga berarti proses mempengaruhi aktivitas kelompok
dalam rangka perumusan dan pencapaian tujuan. Kepemimpinan juga seringkali
dihubungkan dengan organisasi.Suatu organisasi akan berhasil atau bahkan gagal,
sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan yang ada.
Berikut ini beberapa pengertian kepemimpinan menurut para ahli yang dikutip oleh
Haryanto, S.Pd. adalah:
1. George R. Terry : Kepemimpinan adalah aktivitas mempengaruhi orang-orang supaya
diarahkan mencapai tujuan organisasi.
2. Sutarto : Kepemimpinan adalah rangkaian kegiatan penataan berupa kemampuan
mempengaruhi perilaku orang lain dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Stoner: Kepemimpinan adalah suatu proses mengenai pengarahan dan usaha untuk
mempengaruhi kegiatan yang berhubungan dengan anggota kelompok.
4. Hemhiel dan Coons : Kepemimpinan adalah perilaku dari seorang individu yang
memimpin aktivitas-aktivitas suatu kelompok ke suatu tujuan yang akan dicapai
bersama (shared goal).
5. Wahjosumidjo : Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri
seorang pemimpin yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability). Kepemimpinan juga sebagai
rangkaian kegiatan (activity) pemimpin yang tidak dapat dipisahkan dengan
kedudukan (posisi) serta gaya atau perilaku pemimpin itu sendiri. Kepemimpinan
adalah proses antar hubungan atau interaksi antara pemimpin, pengikut, dan situasi (
belajar psikologi.com/pengertian-kepemimpinan-menurut-para-ahli) diunduh tanggal
28 Juni 2016.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinanmerupakan
kemampuan

mempengaruhi orang

lain,

bawahan

atau

kelompok,

kemampuan

mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian
khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan
organisasi atau kelompok.
D. Tipe Kepemimpinan Demokratis.
Model hubungan/interaksi dan interrelasi antara pemimpin/pemegang kekuasaan dan
rakyat ( patron-klien ) dalam proses komunikasi politik bisa berdampak terhadap proses
8

pembangunan nasional diatas landasan nilai demokrasi ( Pancasila ) baik secara
konstruktif maupun destruktif. Proses dan dinamika tersebut dipengaruhi oleh pola
hubungan dua areah (konstruktif) dan searah (destruktif ).
Pola kepemiminan responsif-akomodatif dan proaktif-ekstraktif merupakan model
komunikasi politik dua arah yang kondusif bagi upaya meningkatkan dinamika
demokratisasi yang berpengaruh terhadap dinamika pembangunan kehidupan bernegarabangsa yang efisien dan efektif menuju tercapainya kehidupan yang maju dalam berbagai
bidang.
Indonesia sebagai negara berkembang menuju kemajuan di berbagai bidang tentu sangat
mendambakan munculnya pemimpin/pemegang kekuasaan/elite yang demokratik. Untuk
itu, adanya keharusan bagi setiap pemimpin di supra struktur dan infrastruktur ( pusat dan
daerah ) yang memiliki kapasitas pola kepemimpinan responsif-akomodatif dan proaktifekstraktif sebagai keniscayaan yang bersifat inspiratif.
Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan
yang efisien kepada para pengikutnya. Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua
bawahan, dengan penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan
kerjasama yang baik. Kekuatan kepemimpinan demokratis tidak terletak pada
pemimpinnya

akan

tetapi

kelompok.Kepemimpinan

terletak

demokratis

pada

partisipasi

menghargai

aktif

potensi

dari

setiap

setiap
individu,

warga
mau

mendengarkan nasehat dan sugesti bawahan. Bersedia mengakui keahlian para spesialis
dengan bidangnya masing-masing. Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota
seefektif mungkin pada saat-saat dan kondisi yang tepat.
Tipe kepemimpinan demokratik merupakan model kepemimpinan yang prospektif karena
memungkinkan untuk memerankan rakyat dalam proses partisipasi aktif secara riil untuk
memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan nasional.
9

Kepemimpinan demokratik hendaknya diwujudkan dalam sikap dan perilaku para elite
yang memberikan kesempatan luas pada rakyat untuk terlibat secara aktif baik langsung
atau tidak langsung bagi pembangunan nasional tersebut.
Menurut Mahfud MD ( 1999; 22 ) bahwaproduk hukum yang responsif/populistik adalah
produk hukum yang mencerminkan rasa keadilan dan memenuhi harapan masyarakat.
Dalam proses pembuatanya memberikan partisipasi penuh kelompok-kelompok sosial atau
individu dalam masyarakat. Dan hasilnya bersifat responsif terhadap tuntutan-tuntutan
kelompok sosial atau individu dalam masyarakat. Sedangkan produk hukum yang
ortodoks/konservatif/elitis adalah produk hukum yang isinya lebih mencerminkan visi
sosial elite politik, lebih mencerminakn keinginan pemerintah, bersifat positivisinstrumentalis yakni menjadi alat pelaksanaan ideologi dan program Negara. Hukum yang
ortodoks tertutup terhadap tuntutan-tuntutan kelompok maupun individu-individu di dalam
masyarakat yang dalam pembuatanya peranan dan partitispasi masyarakat relatif kecil.
Model pemikiran Moch.Mahfud MDjika diterapkan dalam pola kepemimpinan atau
pemegang kekuasaan/elite baik secara individu maupun kolektif di Indonesia
hendaknyadapat bermuara pada dinamika pola kepemimpinan responsif-akomodatif dan
proaktif-ekstraktif.
E. Ciri-Ciri Kepemimpinan Demokratik
Pemimpin harus menunjukkan sikap dan perilaku yang responsif-akomodatif dan proaktifekstraktif sehingga antara pemimpin dan rakyatnya bisa terbangun proses patron-klien
yang membangun komunikasi politik dua arah (timbal balik).
Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa pemimpin harus memiliki ciri-ciri: Ing ngarso
sung tulado, ing madyo mangun karso dan tut wuri handayani.
Menurut Kendra Cherry: Kepemimpinan demokratik bahwa democratic leadership, also
known as participative leadership, is a type of leadership style in which members of the
group take a more participative role in the decision-making process.
Everyone is given the opportunity to participate, ideas are exchanged freely, and
discussion is encouraged. While the democratic process tends to focus on group equality
and the free flow of ideas, the lead of the group is still there to offer guidance and control.
(https://www.verywell.com/what-is-democratic-leadership-2795315) diunduh tanggal 20
Juli 2016

10

Menurut Henny Sovya: Kepemimpinan responsif-akomodatif adalah gaya kepemimpinan
yang berusaha untuk mengagregasikan semua kepentingan yang beraneka ragam yang
diharapkan dapat dijadikan menjadi satu kesepakatan atau keputusan yang memihki
keabsahan. Pelaksanaan dan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan diharapkan
mampu menggerakkan partisipasi aktif para pelaksana di lapangan, karena merasa ikut
terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan kebijasanaan. Sedangkan kemimpinan
proaktif-ekstraktif adalah gaya kepemimpinan yang mampu menangkap peluang dan
melihat tantangan sebagai sesuatu yang berdampak positif serta mempunyal visi yang jauh
ke
depan
dan
sadar
akan
perlunya
langkah-langkah
penyesuaian.http://www.kompasiana.com/hennysovya/mengenal-gaya-kepemimpinanpresiden-di-indonesia_552c5c1c6ea834f7738b4571, diunduh tanggal 7 Juli 2016
F. Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan Proaktif-Ekstraktif .
1. Pola Kepemimpinan secara Umum.
Kepemimpinan merupakan manifestasi sikap dan kemampuan individu dalam
menjalankan tugas dan kewajiban sehari-hari. Kepemimpinan bercirikan otoriter,
liberal dan demokrasi. Pemimpin otoriter senantiasa menggunakan pendekatan
pemaksaan dalam melakukan perintah dan larangan kepada bawahannya, sedangkan
pemimpin liberal memberikan kebebasan terhadap bawahannya. Adapun pemimpin
demokrasi berusaha mengarahkan tetapi tetap memberikan kebebasan bawahannya
untuk

melaksakan

tugasnya

berdasarkan

kreativitas

bawahan

dengan

mempertimbangkan arahan atasanya.
2. Dinamika Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan Proaktif-Ekstraktif secara
Intrinsik dan Ekstrinsik.
Pola kepemimpinan sangat menentukan efisiensi dan efektivitas dalam meraih tujuan
yang diharapkan. Pola kepemimpinan responsif-akomodatif dan proaktif-ekstraktif
merupakan manifestasi dari etika kebijakan. Pola kepemimpinan ini mengutamakan
keterbukaan, kreativitas, inisiatif dan konsistensi, yang menjadikan pemimpin yang
berwibawa dan dipatuhi dalam mendinamisasikan setiap kondisi yang ada baik secara
11

instrinsik

( antar pimpinan dan staf dalam institusi ) maupun ekstrinsik ( antara

pimpinan dan staf di luar institusi ).
3. Dinamika Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan Proaktif-Ekstraktif
secara Vertikal maupun Horisontal.
Pola

kepemimpinan

responsif-akomodatif

dan

proaktif-ekstraktif

dapat

mendinamisasikan proses kerja bagi seluruh pihak baik secara vertikal maupun
horisontal. Dalam tataran praksis, kepemimpinan pola ini akan memberikan penilaian
obyektif dari aktivitas karyawan sehingga kolega setara/selevel ( horisontal ) dan
bawahan ( vertikal ) bisa mengembangkan hubungan kerja yang selalu menunjukkan
keaktifan dalam meraih tujuan yang telah direncanakan.
4. Dinamika Demokratisasi.
a. Konsep Demokrasi dan Demokratisasi.
1). Tim ICCE UIN Jakarta: Demokrasi sebagai way of life ( pandangan hidup )
dalam seluk beluk sendi kehidupan bernegara, baik oleh rakyat ( masyarakat )
maupun pemerintah.
2). International Commossion on Jurist: Suatu bentuk pemerintahan dimana hak
untuk membuat keputusan2 politik diselenggarakan oleh WN melalui wakil2 yg
dipilih oleh mereka dan yg bertanggungjawab kepada mereka melalui suatu
proses pemilihan yg bebas.
3). Hertz : Democracy is a form of government in which no one member has political
prerogative over any others. Government is thus the rule of all over all in the
common, as opposed to the individual or separate group interest.
4). Mohtar Mas’oed: Demokrasi sebagai pengaturan kelembagaan untuk mencapai
keputusan-keputusan politik, dimana individu-individu melalui perjuangan
suara rakyat pemilih memperoleh kekuasaan untuk membuat keputusan.
5). Eep S Fatah: Demokrasi adalah sebuah sistem politik yang memelihara
keseimbangan antara konflik dan konsensus, memberi peluang bagi perbedaan
pendapat, persaingan dan pertentangan diantara individu atau kelompok dan
lembaga negara dan masyarakat. ( Eep Saefullah Fatah’ 1995: 6 ).
Para

pakar

mendefinisikan

demokrasi

sebagai

proses

pemerintahan

yang

melibataktifkan rakyat secara optimal agar tercipta kreativitas dalam menyusun dan

12

menyelenggarakan pemerintahan, baik secara langsung atau melalui perwakilan.
Sedangkan demokratisasi merupakan proses penciptaan sistem dan kondisi yang
memungkinkan setiap warga negara leluasa memberikan kontribusi pemikiran dan
pelaksanaan dalam menyelenggarakan kebijakan negara dan pemerintahan.
b. Nilai-nilai Demokrasi
Dalam melaksanakan sistem demokrasi hendaknya dipegang teguh akan prinsipprinsip/nilai-nilai demokrasi yang terbaik bagi kehidupan negara dan bangsanya.
Henry B. Mayo ( dalam Miriam Budiharjo;1990 ) menyatakan sejumlah nilai
demokrasi sebagai berikut:
1. Menyelesaikan pertikaian2 secara damai dan sukarela.
2. Menjamin terjadinya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
selalau berubah.
3. Pergantian penguasa secara teratur.
4. Penggunaan paksaan sesedikit mungkin.
5. Pengakuan dan penghormatan terhadap nilai keanekaragaman.
6. Menegakkan keadilan.
7. Memajukan ilmu pengetahuan.
8. Pengakuan dan penghormatan terhadap kebebasan.
c. Kendala Pelaksanaan Demokrasi dan Demokratisasi secara Vertikal dan
Horisontal.

13

Pelaksanaan demokrasi dan demokratisasi tidak bisa menjamin terealisasikan secara
sempurna, sehingga kadang ditemukan sejumlah kendala. Kendala dapat terjadi
dalam tataran vertikal maupun horisontal sehingga upaya mencarai solusi harus
disesuaikan dengan jenis kendala yang dimaksud. Perebutan kekuasaan biasanya
menjadi kendala dalam membina demokrasi dan demokratisasi dalam tataran
horisontal, dan juga dalam tataran vertikal, sehingga mekanisme rekrutmen jabatan
harus berdasarakan mekanisme meritokrasi yang memperhatikan kapasitas,
kapabilitas dan profesionalitas seseorang. KKNisme harus dihilangkan dalam
rekrutmen pejabat.
d. Kondisi Kondusif Pelaksanaan Demokrasi dan Demokratisasi.
Upaya membangun demokrasi dan demokratisasi merupakan pilihan strategis dalam
melaksanakan pembangunan

nasional.

Dengan adanya

komitmen

tersebut

diharapkan setiap komponen bangsa bisa berkontribusi secara aktif terhadap
dinamika kehidupan negara-bangsanya. Untuk itu diperlukan kondisi yang kondusif
bagi terselenggaranya proses demokrasi dan demokratisasi yang semestinya. Para
pemangku jabatan dan rakyat harus diberikan panduan dan sistem yang ditetapkan
dalam peraturan perundangan yang berlaku, disamping perlu dukungan komitmen
etika bagi siapapun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pimpinan harus
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi rakyat untuk ikut serta dalam segala
bidang kehidupan. Hal ini diperlukan sistem kerja yang dinamis, efisien dan efektif.
F. Pengajuan Hipotesis.
Berdasarkan kajian teoretik dan kerangka berpikir dapat diduga bahwa pola
kepemimpinan responsif-akomodatif dan proaktif-ekstraktif dapat memengaruhi upaya

14

membangun demokratisasi di Indonesia, maka dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai
berikut:
Hipotesis dirumuskan: Pola kepemimpinan responsif-akomodatif dan proaktif-ekstraktif
memiliki kontribusi signifikan terhadap upaya membangun demokratisasi di Indonesia,
1. Rumusan hipotesis statistik, sebagai berikut:
a. Untuk kontribusi variabel bebas ( X ) terhadap variabel terikat ( Y ), dibuktikan
dengan uji F, dengan kriteria pengujian, sebagai berikut:
Ho diterima jika F hitung < F tabel pada TS 5% atau
Ho ditolak jika F hitung > F tabel padaTS 5%

Untuk melihat besaran kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat bisa dilihat
hasil determinasi pada tabel Model Summary ( R Square ).
b. Untuk kontibusi variabel bebas terhadap variabel terikat juga bisa dibuktikan dengan
Uji t, dengan kriteria, sebagai berikut:
Ho diterima jika t hitung < t tabel pada TS5% atau

Ho ditolak jika t hitung > t hitung pada TS 5 % dengan syarat variabel bebas dan
konstanta mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 artinya:
Jika probabilitas> 0,05 maka Ho diterima atau
Jika probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak.

Kriteria pengujian pada derajat kebebasan ( dk ) = n – k = 94-1 = 93 pada TS 5%.
Untuk melihat besaran kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikatnya dilihat
pada korelasi koefisien zero-order.

15

BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di Universitas Widya Dharma Klaten. Penulis ingin
mengidentifikasi persepsi mahasiswa yang masih aktif di Ormawa tahun 2016 di
universitas ini tentang kapabilitas dan akuntabilitas kepemimpinan serta seberapa besar
tingkat kepercayaan masyarakat kepada pemegang kekuasaann/elite atau pemimpin
mereka. Hal tersebut lebih jauh akan menjadi modalitas sosial – politik masyarakat untuk
merefleksikan respon mereka terhadap pemimpin nasional baik di supra struktur (
legialatif, eksekutif dan yudikatif ) maupun infra struktur ( partai politik, organisasi
masyarakat maupun pemimpin informal lainnya ). Penelitian ini akan dilakukan dalam
rentang waktu 6 bulan ( Pebruari s.d. Juli 2016 ) untuk menyiapkan instrumen, pra survey,
pengambilan data, verifikasi data, analisis data dan pembahasan.
B. Desain Penelitian.
Penelitian menggunakan paradigma kuantitatif-kualitatif korelasional sehingga menurut
Mitchell ( dalam Brannen: 1993: 8 ) harus menunjukkan adanya hubungan dua
karakteristik. Penelitian ini memperlihatkan adanya variabel bebas dan variabel terikat
yang menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel yang ada sehingga akan
mencerminkan adanya kondisi kausalitas. Artinya penelitian ini akan merefleksikan
munculnya variabel sebab dan adanya variabel terikat dan dampaknya sebagai akibat dari
variabel sebab tersebut. Dengan demikian desain penelitian dikategorikan sebagai
penelitian dengan paradigma kuantitatif - kualitatif kerelasional yang bersifat asosiatif.
Penelitian ini dilihat dari kontinum orientasi waktu termasuk penelitian bersilang bagian (
cross-sectional ) bukan longitudinal karena pengumpulan data yang diamati terhimpun
pada suatu rentang waktu tertentu( Chadwick; 1991: 42 ), yang rentang waktunya selama 6

16

bulan. Penelitian ini termasuk jenis unobstrusive ( tak menonjol ) karena tidak
mempengaruhi responden dalam menentukan partisipasi mereka selama penelitian
berlangsung ( Blaikie; 1993:149 ). Penelitian ini menggunakan strategi deduktif yang
disusun berdasarkan hipotesis atau proposisi dari teori yang relevan agar diperoleh
kesimpulan yang logis. Menurut Mitroff dan Kilmann ( 1978: 124 ) bahwa penelitian ini
berkaitan dengan kinerja kelembagaan maka penelitian ini menggunakan pendekatan
institusional atau model analitik kelembagaan ( Analitical Model of Institusional ).
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini akan mengidentifikasi obyek yang akan dikaji dan dibahas mencakup 2 hal
sebagai variabel bebas dan variabel terikat, yaitu:
a. Variabel Bebas adalah Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif dan ProaktifEkstraktif bagi Elite
b. Variabel Terikat adalah Membangun Demokratisasi dalam rangka Pembangunan
Nasional.
D. Kerangka Berfikir.
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas ( X ) : Pola Kepemimpinan Responsif-Akomodatif
dan Proaktif-Ekstraktif bagi Elite dan variabel terikat ( Y ): Membangun Demokratisasi
dalam rangka Pembangunan Nasional.
X

Y

E. Subyek Penelitian.
Penelitian dirancang untuk menetapkan subyek penelitian secara selektif sehingga teknik
pengambilan sampel penelitian menggunakan probalbility sampling dengan pilihan
17

proporsional (Sugiyono; 2000:58 ). Responden akan diambil dari para mahasiswa yang
menjadi pengurus ormawa ( level universitas sampai dengan program studi ). Selain itu,
penulis akan mengambil responden dari kalangan mahasiswa umumnya untuk
memperkaya data penelitian ini.Responden penelitian adalah mahasiswa Unwidha Klaten
yang masih aktif di Ormawa tahun 2016 sebanyak 94 orang.
F. Instrumen Penelitian.
Pengambilan data penelitian akan dilakukan dengan: Angket, wawancara dan
dokumentasi. Angket terlebih dahulu diujicobakan untuk diperoleh tingkat validitas butir
karena angket dibuat oleh penulis sendiri sehingga termasuk jenis validitas logis konstruk.
Masing masing variabel akan dikembangkan sebuah angket yang memuat 25 butir dan
wawacara mencakup 5 pertanyaan. Angket berbentuk pilihan ganda tertutup sehingga
responden

hanya

memilih

alternatif

jawaban

manakah

yang

sesuai

dengan

katahati/nuraninya. Wawancara akan dilakukan secara terbuka agar muncul dialog dinamis
antara peneliti dan responden. Untuk keperluan wawancara peneliti akan mengambil
responden sebagaian saja, terutama mereka yang menempati posisi pimpinan di ormawa,
sedangkan dokumentasi yang akan diambil adalah data tentang pengurus BEMU, BEMF,
UKM dan HMP.
Penelitian ini menggunakan 2 instrumen untuk menggali data yang akan dianalisis yakni:

a. Angket ( untuk data kuantitatif. ).
Angket dirancang oleh peneliti sendiri sebanyak 25 butir baik untuk variabel bebas dan
variabel terikatnya. Jenis angketnya adalah angket langsung dan bersifat tertutup,karena
responden hanya memilih satu ternatif jawaban sesuai hati nuraninya.
b. Wawancara terbuka ( untuk data kualitatif ).
18

Wawancara bersifat terbuka yang substansinya menyangkut kebijakan dan kinerja para
elite di Indonesia. Didalam melakukan wawancara peneliti menggunakan wawancara
yang terpimpin ( guided interview ) sehingga peneliti senantiasa berdasarkan pedoman
wwancara yang digariskan. Pedoman wawancara dikembangkan sebanyak 10 butir
pertanyaan.
Perlu ditegaskan bahwa obyek kajian yang digali dengan angket dan wawancara
ditujukan kepada pemegang kekuasaan/elite di supra struktur politik maupun infra
struktur politik, baik di tingkat pusat maupun tingkat daerah.

G. Uji Validitas dan Reliabilitas.
Setiap instrumen penelitian harus dicapai tingkat validitas dan reliabilitasnya agar
data yang dihasilkan memiliki derajat keabsahan dan kekuatan yang tinggi. Untuk
penelitian ini peneliti telah melakukan uji validitas dan reliabilitas insstrumen yang
dipakai. Adapun uji validitas dan reliabilitas angket dilakukan secara validitas isi yang
konstruk dengan uji korelasional. Sedangkan instrumen wawancara uji validitas dan
reliabilitasnya menggunakan triangulasi teoretik.Adapun hasil uji validitas dan reliabilitas
angket dijelaskan dalam bab hasil penelitian ( Bab IV ).
H.Teknik Analisis Data.
Penelitian ini ingin mengungkap seberapa besar kontribusi pola kepemimpinan responsifakomodatif dan proaktif -ekstraktif. dan dinamika demokratisasi terhadap terciptanya
clean and good governance

sehingga analisis data kuantitatif ini menggunakan uji

statistik korelasional dan regresi sederhana dengan memanfaatkan SPSS versi 18 for
Windows. Disamping itu, penulis akan menggunakan model interaktif dari Miles dan
Huberman yang mengikuti alur pengumpulan, reduksi dan sajian diteruskan verifikasi dan
penarikan kesimpulan untuk analisis kualitatif. Kedua model analisis ini akan dipadukan
sehingga diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang komprehensif integral.
Agar hasil penelitian benar-benar lengkap maka penulis perlu melakukan uji persyaratan
terlebih dahulu terhadap data yang tergali/teridentifikasi mencakup: uji normali