Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu LUlusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister
Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
Evi Gusliana
NPM 1422030044
Pembimbing I : Dr. Hasan Mukmin, MA
Pembimbing II : Dr. Nasir, M.Pd
PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2015 M/1436 H
i
IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI SMK
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
EVI GUSLIANA
NPM. 1422030044
Pembimbing I
Pembimbing II
: Dr. Hasan Mukmin, M.A
: Dr. Nasir, M.Pd
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1437 H / 2016 M
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
(MBS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI
SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
EVI GUSLIANA
NPM. 1422030044
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1437 H / 2016 M
ii
ABSTRAK
Manajemen Sekolah merupakan suatu model manajemen yang memberikan
otonomi lebih besar kepada Sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipasi yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah, kepala sekolah,
guru, siswa, karyawan, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Sementara warga sekolah membutuhkan
manajemen sekolah yang bertujuan untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga
sekolah menurut prakarsa sendiri agar mutu pendidikan semakin meningkat.
Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu sudah
cukup baik dilihat dari lulusan siswa, akan tetapi pelaksanaan manajemen sekolah
belum berjalan secara maksimal. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian
“ Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di
SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana implementasi manajemen
sekolah dalam
meningkatkan mutu Lulusan SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk menemukan pelaksanaan
manajemen sekolah pada setiap bidang yang didesentralisasikan yakni manajemen
kurikulum, dan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
pelaku yang diamati, diarahkan pada latar belakang individu secara utuh (holistic)
tanpa mengisolasi individu dan organisasi dalam variabel tetapi memandangnya
sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala
SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu dan dewan guru, staff dan
siswa. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Pelaksanaan penelitian penelitian dilakukan pada tahun 2015. Analisis
yang dilakukan adalah deskriptif analitik/ analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
SMK Muhammadiyah Pringsewu
Kabupaten Pringsewu sudah mengimplementasikan Manajemen Sekolah Namun
belum berjalan secara optimal. Akan tetapi dilihat dari Lulusan SMK
Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu sudah dapat dikatakan sekolah
yang bermutu dengan indikatornya bahwa Presentase kelulusan dari tahun ketahun
semakin meningkat dan rata-rata nilai mata pelajaran Ujian Nasional (UN) selalu
meningkat. Mutu Pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kemampuan untuk
mewujudkan sekolah yang bermutu, yang dilihat dari lulusan siswanya.
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NPM
Jurusan
Program Studi
: EVI GUSLIANA
: 1422030043
: Tarbiyah
: Manajemen Pendidikan Islam
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI
FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU
LULUSAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU” adalah benar-benar karya
asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan
kekeliruan didalamnya sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Bandar Lampung, 10 Januari 2016
Yang Menyatakan,
EVI GUSLIANA
NPM. 1422030043
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Tesis
: Implementasi Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK
Muhammadiyah Pringsewu
: Evi Gusliana
: 1422030044
: Tarbiyah
: Manajemen Pendidikan Islam
Nama Mahasiswa
NPM
Jurusan
Program Studi
Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.
Bandar Lampung,…Maret 2016
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Hasan Mukmin, MA
NIP.19610421 199403 1 002
Dr. Nasir, M.Pd
NIP. 19690405 200901 1 003
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Dr. Jamal Fakhri, M.Ag
NIP. 19630124 199103 1 002
v
PERSETUJUAN
Tesis yang berjudul: Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu, ditulis oleh:
Evi Gusliana, NPM: 1422030044 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan disetujui
untuk diajukan dalam ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan
Lampung.
Tim Penguji
Ketua
:
Prof. Dr. Sulthon Syahril, MA
(.......................................)
Sekretaris
:
Dr. Jamal Fakhri, M.Ag
(.......................................)
Penguji I
:
Dr. M. Akmansyah, MA
(.......................................)
Penguji II
:
Dr. Hasan Mukmin, M.Ag
(.......................................)
Tanggal Ujian Tertutup pada: 10 Februari 2016
vi
PENGESAHAN
Tesis yang berjudul: Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu, ditulis oleh:
Evi Gusliana, NPM: 1422030044 telah diujikan dalam ujian Tertutup pada Program
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.
Tim Penguji
Ketua
:
Prof. Dr. Sulthon Syahril, MA
(.......................................)
Sekretaris
:
Dr. Jamal Fakhri, M.Ag
(.......................................)
Penguji I
:
Dr. M. Akmansyah, MA
(.......................................)
Penguji II
:
Dr. Hasan Mukmin, M.Ag
(.......................................)
Direktur Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Intan Lampung
Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag
NIP. 196010201988031005
Tanggal Ujian Terbuka pada: 25 Maret 2016
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Huruf Arab dan Latin
Huruf Arab
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
Huruf Latin
Huruf Arab
Huruf Latin
ţ
ż
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
ه
ء
ي
Tidak dilambangkan
b
t
ś
j
ĥ
kh
d
ż
r
z
s
sy
ş
ď
ġ
f
q
k
l
m
n
w
h
y
2. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat dan Huruf
Huruf dan Tanda
ﹷا ﹷى
â
ﹻي
î
ﹹو
û
Pedoman Transliterasi ini dimodifikasi dari: Tim Puslitbang Lektur
Keagamaan, Pedoman Transliterasi arab-Latin, Proyek Pengkajian dan
Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan Depertemen Agama RI, Jakarta, 2003.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kekuatan untuk
menyelesaikan penyusunan Tesis ini dengan Judul: ”Implementasi Fungsi
Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah
Pringsewu”. Upaya penulis dalam menyelesaikan tesis ini banyak sekali menerima
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Yth:
1. Prof. Dr. Mukri, M. Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lampung.
2. Prof. Dr. Idham Khalid, M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana (PPs) IAIN
Raden Intan Lampung
3. Dr Jamal Fakhri, M.Ag, selaku Ketua Program Manajemen Pendidikan Islam.
4. Dr. Hasan Mukmin, MA sebagai Pembimbing I, dan Dr. Nasir, M.Pd sebagai
pembimbing II, yang telah memberikan fasilitas dan sarana dalam penyelesaian
penulisan tesis ini serta seluruh Civitas Akademika Program Pascasarjana (PPs)
IAIN Raden Intan Lampung.
5. Widodo, S.Pd, selaku Kepala SMK Muhammadiyah Pringsewu yang telah
memberikan izin dan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Startech (STIT Pringsewu, STMIK
Pringsewu)
7. Pimpinan dan Staff perpustakaan program pascasarjana IAIN Raden Intan
Lampung yang telah memberikan fasilitas dalam mencari berbagai literatur
selama penulis menjalankan studi.
8. Dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
ix
Penyusun menyadari dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat
kekurangan, kesalahan serta kekeliruan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
masukan serta bantuan ataupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi perbaikan penulisan tesis tersebut.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya serta pembaca pada umumnya. Amin
Bandar Lampung, 25 Maret 2016
Evi Gusliana
NPM. 1422030044
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................
PERNYATAAN ORISINILITAS .................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
PERSETUJUAN ...........................................................................................
PENGESAHAN ...........................................................................................
PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
BAB I
BAB II
i
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xi
xii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .........................................
20
C. Rumusan Masalah ................................................................
21
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
22
E. Kerangka Pikir .....................................................................
22
LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Profesional Guru .............................................
29
1. Pengertian Guru .............................................................
29
2. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru ..................................
31
b. Urgensi Kompetensi Guru .......................................
37
3. Kompetensi Profesional Guru .......................................
39
a. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ...............
39
b. Kompetensi Guru Profesional dan Aspek-aspeknya
44
c. Kriteria Guru Profesional ........................................
51
d. Kompetensi Guru dan Upaya Peningkatannya ........
60
xi
B. Mutu Kelulusan Siswa .........................................................
64
1. Pengertian Mutu .............................................................
64
2. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Lulusan ....................
66
3. Indikator yang dapat dijadikan tolak ukur mutu lulusan
67
4. Standar kompetensi lulusan ...........................................
69
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .....................................................................
73
1. Penelitian Deskriptif .......................................................
73
2. Penelitian Kualitatif .......................................................
74
B. Metode Penelitian..................................................................
76
C. Teknik Analisa Data .............................................................
84
BAB IV ANALISIS DATA
A. Profil Lokasi Penelitian ........................................................
86
1. Sejarah singkat MTs Satu Atap Tegal Mukti .................
86
2. Identitas, visi dan misi madrasah ...................................
87
3. Keadaan siswa MTs Satu Atap Tegal Mukti .................
88
4. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan
MTs Satu Atap Tegal Mukti ..........................................
90
5. Keadaan sarana dan prasarana MTs Satu Atap
Tegal Mukti ....................................................................
93
B. Deskripsi Data ......................................................................
95
1. Kompetensi Profesional Guru ........................................
95
a. Menguasai Bahan Pembelajaran ..............................
96
b. Mengelola Program belajar mengajar ......................
98
c. Mengelola Kelas .......................................................
100
d. Menggunakan Media ................................................
114
e. Menguasai landasan-landasan Kependidikan ..........
119
xii
f. Mengelola Interaksi belajar mengajar ......................
124
g. Menilai Prestasi siswa untuk kepentingan
Pembelajaran ............................................................
126
h. Mengenal Fungsi dan layanan Program bimbingan
dan penyuluhan ........................................................
130
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi .......
133
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran ...
136
2. Mutu Lulusan Siswa MTs Satu Atap Tegal Mukti ........
139
C. Analisis Data ........................................................................
148
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................
170
B. Saran .....................................................................................
171
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kompetensi Profesional Guru
Data Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA Tegal Mukti TP
2010/2011
Data Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA Tegal Mukti TP
2011/2012
Kisi-kisi Kompetensi Profesional Guru
Data Guru MTs SA Tegal Mukti yang mendapat tunjangan
Sertifikasi
Data Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA Tegal Mukti TP
2010/2011
Data Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA Tegal Mukti TP
2011/2012
Keadaan Siswa MTs SA Tegal Mukti TP. 2012/2013
Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Satu Atap
tegal Mukti Way Kanan
Keadaan Jumlah Bangunan dan Ruang Berdasarkan Konstruksi
MTs Satu Atap tegal Mukti Way Kanan
Keadaan dan Jumlah Meubeler MTs Satu Atap Tegal Mukti Way
Kanan
Keadaan Peralatan Kantor MTs Satu Atap Tegal Mukti Way
Kanan
Struktur Kurikulum MTs Satu Atap Tegal Mukti Way Kanan
Nilai Rata-rata dan Ranking Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA
Tegal Mukti TP. 2010/2011
Daftar Nilai UN tertinggi dan Terendah Siswa Kelas IX MTs SA
Tegal Mukti TP. 2010/2011
Nilai Rata-rata dan Ranking Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA
Tegal Mukti TP. 2012/2013
Daftar Nilai UN tertinggi dan Terendah Siswa Kelas IX MTs SA
Tegal Mukti TP. 2011/2012
xiv
Halaman
9
18
19
77
81
82
83
89
92
94
95
95
140
166
167
168
169
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1
Halaman
28
Kerangka Pikir
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan
kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya
dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan
perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup manusia, pada intinya bertujuan untuk memanusiakan
manusia, mendewasakan, serta merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas
menjadi lebih baik. Dalam dunia Pendidikan Islam , dengan adanya manajemen yang
baik diharapkan ada perubahan kearah yang lebih baik khususnya yang menyangkut
kwalitas dan Mutu Pendidikan Islam. Terkait dengan hal ini Allah SWT berfirman
dalam dalam Al Qur:an Surat Al-Ra’d : 11
..اِ َن اهَ اَ يُـغَيّـ ُر َما بَِق ْوٍم َحتَى يُـغَيّـ ُرْوا َما بِاَنْـ ُف ِـس ِه ْم...
Artinya : “...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri…”(Al-Ra’d; 11)1
Departemen Agama RI, AlQur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Surya Cipta Aksara, 1998), h.370
1
2
Pada kenyataanya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana,
melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu
berubah seiring dengan perubahan zaman, setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus
perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan
menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya menyangkut investasi dan
kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi
dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan
upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan
tuntutan kehidupan masyarakat.
Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah tempat
proses pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam
kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul
guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling
berkaitan, oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang
membutuhkan pengelolaan. Lebih dari itu, kegiatan inti organisasi sekolah adalah
mengelola sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan menghasilkan lulusan yang
berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya
lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan
bangsa.
3
Hal ini berdasarkan dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Najm ayat 39
yang berbunyi:
39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah
diusahakannya, ( QS. An-Najm ayat 39)
Sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang didesain untuk dapat
berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat suatu
bangsa. Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta
peningkatan derajat sosial masyarakat bangsa, sekolah sebagai institusi pendidikan
perlu dikelola, dimenej, diatur, ditata dan diberdayakan, agar sekolah dapat
menghasilkan produk atau hasil secara optimal. Dengan kata lain, sekolah sebagai
lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan, merupakan sistem yang memiliki
berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan yang memerlukan pemberdayaan.
Secara internal sekolah memiliki perangkat guru, murid, kurikulum, dan sapras.
Manajemen mengandung arti optimalisasi sumber-sumber daya atau pengelolaan dan
pengendalian. Persoalannya adalah pengelolaan dan pengendalian seperti apa yang
kini dibutuhkan oleh sekolah?
Optimalisasi sumber-sumber daya berkenaan dengan pemberdayaan sekolah
merupakan alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan suatu sekolah yang
mandiri dan memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan dimaksudkan untuk
memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah disekolah. Hal itu
4
diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen pendidikan dengan
prinsip memberikan kewenangan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masing-masing sekolah secara lokal. Dapat
dipastikan bahwa perubahan kebijakan dalam pelaksanaannya bukan persoalan yang
sederhana. Perubahan kebijakan memerlukan kesiapan berbagai sumber daya dan
kemampuan pengelola di tingkat sekolah. Namun yang lebih penting adalah
pemahaman dan kesiapan pengetahuan yang memadai tentang apa dan bagaimana
sistem baru dalam bentuk desentralisasi harus dilakukan oleh sekolah. Beberapa
alasan pokok yang menuntut terjadinya perubahan kebijakan dalam pengelolaan
sekolah, antara lain: tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap hasil pendidikan yang
disebabkan adanya perubahan perkembangan kebijakan sosial politik, ekonomi, dan
budaya.
Semakin
tingginya
kehidupan
sosial
masyarakat
sejalan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah semakin meningkatkan tuntutan
kebutuhankehidupan sosial masyarakat. Pada akhirnya tuntutan tersebut bermuara
kepada pendidikan, karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu
menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut. Pendidikan merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah sebagai institusi tempat
masyarakat berharap tentang kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
5
Pendidikan perlu perubahan yang dapat dilakukan melalui perubahan dan
peningkatan dalam pengelolaan atau manajemen pendidikan di sekolah.2
Manajemen sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang
ditujukkan dengan pernyataan politik dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan
pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso,
maupun mikro. Kerangka makro erat kaitannya dengan upaya politik yang saat ini
sedang ramai dibicarakan yaitu desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke
daerah, aspek mesonya berkaitan dengan kebijakan daerah tingkat provinsi sampai
tingkat kabupaten, sedangkan aspek mikro melibatkan seluruh sektor dan lembaga
pendidikan yang paling bawah, tetapi terdepan dalam pelaksanaannya, yaitu sekolah.
Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian
pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul dimasyarakat serta upaya
peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut
pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi
seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara
efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah.
Dalam kerangka inilah, manajemen sekolah tampil sebagai alternatif
paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan. manajemen sekolah
2
Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah ,
(Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy, 2004), Cet. Ke-1, h. 11
6
merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan
kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan
pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin
kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Depdikbud mengemukakan bahwa manajemen sekolah merupakan
suatu
penawaran bagi sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih
memadai para peserta didik. Otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan
potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi
langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap pendidikan. Otonomi sekolah juga berperan dalam menampung
konsensus umum tentang pemberdayaan sekolah, yang meyakini bahwa untuk
meningkatkan kualitas pendidikan sedapat mungkin keputusan seharusnya dibuat
oleh mereka yang berada digaris depan (line staf), yang bertanggung jawab langsung
terhadap pelaksanaan kebijakan, dan yang terkena akibat-akibat dari kebijakan
tersebut, yaitu guru dan kepala sekolah.
Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih besar,
disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga
dapat ditujukan sebagai sarana peningkatan efisiensi, mutu, dan pemerataan
pendidikan. Penekanan aspek-aspek tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pemerintah. Misalnya krisis “ekonomi”
yang melanda Indonesia saat ini, tidak dapat dihindari dampaknya terhadap,
pendidikan, terutama berkurangnya kemampuan pemerintah dalam penyediaan dana
7
yang cukup untuk pendidikan dan menurunnya kemampuan sebagian orang tua untuk
membiayai pendidikan anaknya. Kondisi tersebut secara langsung berakibat pada
menurunnya mutu pendidikan dan terganggunya proses pemerataan. Dengan
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sekolah, pemerintah akan terbantu baik
dalam kontrol maupun pembiayaan sehingga pemerintah dapat lebih berkonsentrasi
pada “masyarakat kurang mampu” yang semakin bertambah jumlahnya. Di samping
itu, berkurangnya lapisan-lapisan birokrasi dalam prinsip desentralisasi juga
mendukung efisiensi tersebut. Keterlibatan kepala sekolah dan guru dalam
pengambilan keputusan-keputusan sekolah juga mendorong rasa kepemilikian yang
lebih tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong mereka untuk
menggunakan sumber daya yang ada seefesien mungkin untuk mencapai hasil yang
optimal.
Implementasi manajemen sekolah menuntut dukungan tenaga kerja yang
terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih
produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefesienkan sistem
dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Dalam pada itu, dituntut
kemandirian dan kreativitas sekolah dalam mengelola pendidikan dan pembelajaran
dibalik otonomi yang dimilikinya. Sekolah juga harus mampu mencermati kebutuhan
peserta didik yang bervariasi, keinginan staf yang berbeda, kondisi lingkungan yang
beragam, harapan masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agar kelak bisa
menjadi anak yang mandiri, serta tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang
produktif, potensial, dan berkualitas.
8
Esensi manajemen sekolah terdapat tiga hal, yaitu : otonomi kelembagaan,
fleksibelitas dalam berkreasi, serta partisipasi luas dalam pencapaian tujuan bersama.
Esensi yang demikian dipandang sesuai untuk merespon paradigm baru pendidikan
nasional, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang Sisdiknas tahun 2003
bab III pasal 4 yang pada prinsipnya bahwa pendidikan nasional a) diselenggarakan
secara demokratis dan berkeadilan, b) sistem terbuka dan multi makna, c) proses
pembudayaan dan pemberdayaan, d) memberi keteladanan, membangun kemauan
dan mengembangkan kreatifitas, e) budaya membaca menulis dan berhitung, f)
memberdayakan peran serta masyarakat.3
Oleh karena itu untuk dapat mengimplementasikan manajemen sekolah, pola
manajemen konvensional
harus dirubah dari
desentralistik
dari
partisipatif,
pendekatan
dimensi
birokratik
sentralistik menjadi
menjadi
pendekatan
professional, dari individual yang cerdas menjadi team work yang cerdas, dari
organisasi herarkis menjadi organisasi datar dan sebagainya. Selanjutnya dengan
perubahan dimensional sikap dan perilaku organisasi tersebut dapat dibangun
karakteristik kelembagaan yang kondusif secara utuh, baik dalam hal input, proses
maupun outputnya.
Diasumsikan hingga saat ini pihak sekolah maupun masyarakat pada
umumnya belum memahami prinsip-prinsip manajemen sekolah secara rinci, untuk
itu dalam implementasinya perlu tahapan yang berkesinambungan. Selanjutnya yang
tidak kalah penting adalah sikap dan cara pandang para birokrat perlu diubah dari
3
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Sisdiknas, h. 7
9
pola interpensi menjadi fasilitasi, dan dari pendekatan control menjadi pendekatan
support, sehingga dengan itu budaya kerja desentralistik partisipatif dapat benarbenar terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Adapun langkah-langkah dalam
mengimplementasikan manajemen sekolah diantaranya sebagai berikut :
1) Tahap Pengenalan
2) Tahap Pemetaan
3) Tahap Penyusunan Rencana Kerja. Penyusunan rencana kerja harus
dimulai dari membuat visi, misi, tujuan, dan sasaran. Setiap sekolah harus
memiliki visi, misi, tujuan, dan sasaran yang jelas
4) Tahap Evaluasi Awal
5) Tahap menentukan Kesiapan
6) Tahap Memilih Pemecahan Masalah
7) Tahap Membuat Skala Prioritas
8) Tahap Evaluasi Pelaksanaan
9) Tahap Merumuskan Sasaran Mutu Baru.4
manajemen sekolah memberi peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta
didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah
kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas,
kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat dalam dewan
sekolah di bawah monitoring pemerintah, mendorong sekolah untuk lebih terbuka,
demokratis dan bertanggung jawab. Pemberian kebebasan yang lebih luas memberi
kemungkinan kepada sekolah untuk dapat menemukan jati dirinya dalam membina
peserta didik, guru, dan petugas lain yang ada di lingkungan sekolah.
Kompleksnya permasalahan yang dihadapi sekolah-sekolah di Indonesia akan
menjadi kendala dalam pelaksanaan otonomi sekolah secara sekaligus. Oleh karena
4
Erjati Abas, Menuju Sekolah Mandiri, (Jakarta: PT Gramedia, 2012), h. 61
10
itu, perlu ada pentahapan pelaksanaan untuk menghindari terjadinya benturanbenturan antar aspek dan antar unit pelaksana. Untuk kepentingan tersebut sedikitnya
perlu dilakukan tiga tahapan, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang.5
Manajemen sekolah memang bisa disebut suatu pergeseran paradigma dalam
pengelolaan pendidikan, namun tidak berarti paradigma ini “baru” sama sekali,
karena sebelumnya kita pernah memiliki inpres No. 10/1973. Sekolah-sekolah
dikelola secara mikro dengan sepenuhnya diperankan oleh kepala sekolah dan guruguru sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan pada setiap sekolah yang juga tidak
terpisahkan dari lingkungan masyarakatnya. manajemen sekolah bermaksud
“mengembalikan” sekolah kepada pemiliknya, yaitu masyarakat, yang diharapkan
akan merasa bertanggung jawab kembali sepenuhnya terhadap pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah.
Dengan manajemen sekolah, pemecahan masalah internal sekolah, baik yang
menyangkut proses pembelajaran maupun sumber daya pendukungnya cukup
dibicarakan di dalam sekolah dengan masyarakatnya, sehingga tidak perlu diangkat
ke tingkat pemerintah daerah apalagi ketingkat pusat yang “jauh panggang dari pada
api”.6
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.
Ke-5, h. 3
6
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h. 84
11
Lebih lanjut dijelaskan, manajemen sekolah menawarkan kepada sekolah
untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi para peserta
didik. Adanya otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi
sekolah untuk meningkatkan kinerja para personel, menawarkan partisipasi langsung
pihak-pihak
terkait,
dan
meningkatkan
pemahaman
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Otonomi sekolah juga berperan dalam
menampung consensus umum yang meyakini bahwa sedapat mungkin, keputusan
seharusnya dibuat oleh mereka yang memiliki akses paling baik terhadap informasi
setempat, mereka yang bertanggung jawab terhadap kebijakan, dan mereka yang
terkena akibat-akibat dari kebijakan tersebut.7
Orang tua dan masyarakat pengguna lain memahami bahwa partisipasi
sekolah dalam proses pendidikan anak-anak mereka menjadi sebuah keniscayaan.
Adalah keniscayaan pula bagi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi agar
lembaga persekolahan dapat beroperasi secara normal dalam mendidik anak-anaknya.
Komitmen itu dapat dikatakan sebagai salah satu kunci keberhasilan implementasi
manajemen sekolah. Jika sekolah-sekolah makin otonom dan secara signifikan dapat
menunjukkan kinerjanya, masyarakat akan percaya kepada warga sekolah. Dengan
kepercayaan itu pula peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan adalah
dengan jalan melembagakan manajemen sekolah. Sejalan dengan itu, Depdiknas
melakukan prakarsa pembentukan Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota dan Komite
7
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet.
Ke-2, h. 196
12
Sekolah seperti diatur dalam Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 004/U/2002,
tanggal 2 April 2002. Tujuannya antara lain adalah mewadahi peran serta masyarakat
dalam kerangka pembangunan pendidikan yang memenuhi kriteria efektivitas,
efisiensi, relevansi, dan peningkatan mutu.8
Berdasarkan hasil wawancara awal penulis di SMK MUHAMMADIYAH
Pringsewu, implementasi
Manajemen Sekolah
cukup baik, seperti: 1) tahap
pengenalan, 2) tahap pemetaan, 3) tahap penyusunan rencana kerja, 4) tahap evaluasi
awal, 5) tahap menentukan kesiapan, 6) tahap memilih pemecahan masalah, 6) tahap
membuat skala prioritas, 7) tahap evaluasi pelaksanaan, 8) tahap evaluasi
pelaksanaan, 9) tahap merumuskan sasaran mutu baru.
Harapannya kedepan akan memberikan dampak yang positif pada
peningkatan mutu lulusan baik akademik maupun non akademiknya. Akan tetapi
berdasarkan dokumen nilai semester ganjil 2013-2014 di SMK MUHAMMADIYAH
Pringsewu mutu lulusan baik akademik maupun non akademiknya kurang
memuaskan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat mutu lulusan di SMK MUHAMMADIYAH
Pringsewu pada tabel berikut ini :
8
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-
3, h. 8
13
Tabel 1
Kompetensi Lulusan SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
Tahun 2013/2014
Kondisi Rata-rata nilai Ujian Nasional Tahun 2013/2014
Kelas
No
Mata Pelajaran
XII
XII
RPL
TKR
XII KU XII TN
1
Bahasa Inggris
60
62
68
66
2
Bahasa Indonesia
68
70
65
69
3
Matematika
65
64
65
64
4
Keuangan
69
5
Tata Niaga
67
6
RPL
70
7
TKR
67
Sumber : Dokumentasi SMK Muhammadiyah Pringsewu
Jika dicermati nilai ujian nasional tahun pelajaran 2013/2014, terlihat bahwa
kompetensi lulusan nilai rata-rata seluruh mata pelajaran masih cukup rendah.
Dengan demikan dapat dipahami walaupun implementasi manajemen sekolah di
SMK Muhammadiyah Pringsewu cukup baik, namun belum meningkatkan mutu
lulusan siswa dalam kompetensi lulusannya.
14
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Guru sudah mengadakan kerjasama yang baik dengan masyarakat
terutama orang tua untuk meningkatkan mutu lulusan, akan tetapi mutu
lulusan masih belum baik.
b. Kepala sekolah dan guru sudah mengenalkan konsep manajemen sekolah,
akan tetapi kurang meningkatkan mutu lulusan.
c. Tahap pemetaan dalam implementasi fungsi manajemen sekolah sudah
dijalankan akan tetapi belum mampu meningkatkan mutu lulusan.
d. Dalam
mengimplementasikan
fungsi
manajemen
sekolah
sudah
mengunakan evaluasi awal dan evaluasi pelaksanaan akan tetapi mutu
lulz belum baik.
e. Tahap Penyusunan rencana kerja dalam implementasi manajemen sekolah
sudah lengkap tapi belum mampu meningkatkan mutu pendidikan.
f. Dalam tahap membuat skala prioritas rencana yang dibuat sudah
menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek mutu yang ingin
dicapai akan tetapi belum dapat meningkatkan mutu lulusan.
15
2. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari sasaran pokok
penelitian, maka peneliti memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah
pokok yang di batasi dalam konteks permasalahan.
Maka penelitian ini penulis fokuskan pada Implementasi Fungsi Manajemen
Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dapat di buat
dalam pernyataan penelitian sebagai berikut:
Bagaimana Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu?
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Penelitian
Untuk Mengungkap Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten
Pringsewu.
16
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis
Memberikan informasi ilmiah tentang Fungsi Manajemen Sekolah.
Informasi ini secara teoritis dapat dimanfaatkan oleh semua warga
sekolah.
b. Secara Praktis
1. Bagi guru
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
kemampuan dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
implementasi fungsi manajemen sekolah di SMK Muhammadiyah
Pringsewu
3. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang
relefan.
17
E. Kerangka Pikir
Secara umum
dapat diartikan sebagai pengkordinasian dan penyerasian
sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah (stakeholders) secara
langsung dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah
atau untuk mencapai tujuan mutu dalam kerangka kebijakan nasional.9
Adapun langkah-langkah dalam mengimplementasikan Fungsi Manajemen
Sekolah diantaranya sebagai berikut :
1) Tahap Pengenalan
2) Tahap Pemetaan
3) Tahap Penyusunan Rencana Kerja. Penyusunan rencana kerja harus
dimulai dari membuat visi, misi, tujuan, dan sasaran. Setiap sekolah harus
memiliki visi, misi, tujuan, dan sasaran yang jelas
4) Tahap Evaluasi Awal
5) Tahap menentukan Kesiapan
6) Tahap Memilih Pemecahan Masalah
7) Tahap Membuat Skala Prioritas
8) Tahap Evaluasi Pelaksanaan
9) Tahap Merumuskan Sasaran Mutu Baru.10
Mutu adalah sebuah proses untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.
Mutu memberikan kerangka kerja untuk berkelanjutan disekolah, untuk menghormati
sesama dengan harapan yang tinggi bagi semua siswa, dan teknik-teknik untuk
mencapai tujuan tersebut.”11
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir
9
Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku 1 Konsep Dasar , (Jakarta:
Dikdasmen, 1990), h. 3
10
Erjati Abas, Menuju Sekolah Mandiri, (Jakarta: PT Gramedia, 2012), h. 61
11
Rohiat, Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Prakti k, (Bandung: PT Revika Aditma,
2008), Cet. Ke-1, h. 52
18
semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan
utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.12
Kerangka Pikir Penelitian
Implementasi Fungsi Manajemen
1. TahapSekolah
Merumuskan Sasaran
1.
Tahap Pengenalan
2.
Tahap Pemetaan
3.
Tahap Penyusunan Rencana Kerja
4.
Tahap Evaluasi Awal
5.
Tahap menentukan Kesiapan
6.
Tahap Memilih Pemecahan Masalah
7.
Tahap Membuat Skala Prioritas
8.
Tahap Evaluasi Pelaksanaan
9.
Tahap Merumuskan Sasaran Mutu Baru
Mutu
Lulusan
10.
12
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) , h. 1
19
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
1. Pengertian Manajemen Sekolah
Manajeme Sekolah sebagai terjemahan dari School Management adalah suatu
pendekatan politik yang bertujuan untuk merancang kembali pengelolaan sekolah
dengan memberikan kekuasaan kepada Kepala Sekolah dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa,
kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Manajemen Sekolah
merubah sistem pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap pihak yang
berkepentingan di tingkat lokal (local stakeholders).1
Pakar menyatakan, “Manajemen Sekolah merupakan suatu bentuk upaya
pemberdayaan sekolah dan lingkungannya untuk mewujudkan sekolah yang mandiri
dan efektif melalui optimalisasi peran dan fungsi sekolah sesuai dengan visi dan misi
yang telah ditetapkan bersama. Diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran,
dengan mendayagunakan segala sumber yang ada dilingkungan sekolah.2
Manajemen Sekolah adalah penataan sistem pendidikan yang memberikan
keleluasaan penuh kepada kepala sekolah, atas kesiapan seluruh staf sekolah, untuk
1
Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah , (Bandung:
C.V. Pustaka Bani Quraisy, 2004), Cet. Ke-1, h. 11
2
Didik Prangbakat, Meningkatkan Mutu Pengelolaan Sekolah Dasar Melalui Manajemen
Berbasis Sekolah (School Based Management), (Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2001), h. 3
20
memanfaatkan semua sumber dan fasilitas belajar yang ada untuk menyelenggarakan
pendidikan bagi siswa serta memiliki akuntabilitas atas segala tindakan tersebut”.3
Manajemen sekolah dapat difinisikan sebagai suatu proses kerja komunitas
sekolah dengan cara menerapkan kaidah-kaidah otonomi, akuntabilitas, partisipasi,
dan sustainabilitas untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara
bermutu.4
Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah pada dasarnya merupakan
kelanjutan dan implementasi dari Manajemen Sekolah yang didefinisikan oleh para
ahli pendidikan, sebagaimana dinyatakan:
School management can be viewed conceptually as formal alteration of governance
structures, as a form of decentralization that identifies the individual school as the
primary unit of improvement and relies on the redistribution of decision-making
authority as the primary means through which improvement might be stimulated and
sustained…5
Dengan mengalihkan wewenang dalam keputusan dari pemerintahan tingkat
pusat (Departemen)/Dinas Pendidikan (Provinsi/Kabupaten/kota) ke tingkat sekolah,
diharapkan sekolah akan lebih mandiri.
3
Suharsini Arikunto, Manajemen Berbasis Sekolah: Bentuk Inovasi Mutakhir Dalam
Penyelenggaraan Sekolah”, dalam: Jurnal Dinamika Pendidikan, Majalah Ilmu Pendidikan , No. I
Tahun VI/1999, Februari, h.12
4
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.
Ke-3, h. 34
5
Mohrman, SA, Wohlstetter, P & Assiciates, School-Based Management: Organizing for
High Performance, (San Francisco: Jossey-Bass Publisher, 1994), h. 56
21
2. Tujuan Manajemen Sekolah
Menurut Supriono Subakir tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah
adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan meningkatkan relevansi
pendidikan di sekolah, dengan adanya wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi
sekolah untuk mengelola urusannya sendiri.6
Adapun menurut E. Mulyasa, tujuan Manajemen Sekolah adalah:
a. Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola
sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
b. Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap
sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan
profesionalisme guru dan kepala sekolah.
c. Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui peningkatan
partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih
berkonsentrasi pada kelompok tertentu.7
Manajemen Sekolah bertujuan untuk memberdayakan sekolah melalui
pemberian otonomi kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Secara rinci, Tujuan Manajemen Sekolah
menurut Departemen Pendidikan Nasional adalah :
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
3) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan
pemerintah tentang mutu sekolah.
4) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.8
6
Supriono Subakir dan Achmad Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah, (Surabaya: SIC,
2001), h. 5
7
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 25
8
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sekolah: Buku I Konsep dan
pelaksanaan MPMBS, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 5
22
Pakar ilmu pendidikan menyatakan: Manajemen Sekolah bertujuan untuk
memberdayakan sekolah, terutama sumberdaya manusianya, seperti kepala sekolah,
guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya. Pemberdayaan
sumberdaya manusia ini melalui pemberian kewenangan, fleksibilitas, dan pemberian
tanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah
yang bersangkutan.9
3. Fungsi Manajemen Sekolah Sekolah
Manajemen Sekolah memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada
sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi yang
memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi
Manajemen Sekolah sesuai dengan kondisi setempat, sekolah dapat lebih
meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas.
Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk
berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya sebagai
manajer maupun pemimpin sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepada
sekolah untuk menyusun kurikulum, guru didorong untuk berinovasi, dengan
melakukan eksperimentasi-eksperimentasi di lingkungan sekolahnya. Manajemen
Sekolah mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan di sekolah. Melalui penyusunan kurikulum elektif, rasa tanggap sekolah
Slamet, Ph., “Manajemen Berbasis Sekolah ”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor:
027, htt:www.Pdk.90.id
9
23
terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai
dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah.
Manajemen Sekolah menekankan keterlibatan maksimal berbagai pihak,
seperti pada sekolah-sekolah swasta, sehingga menjamin partisipasi staf, orang tua,
peserta didik, dan masyarakat yang lebih luas dalam perumusan-perumusan
keputusan
tentang
pendidikan.
Kesempatan
berpartisipasi
tersebut
dapat
meningkatkan komitmen mereka terhadap sekolah. Selanjutnya, aspek-aspek tersebut
pada akhirnya akan mendukung efektivitas dalam pencapaian tujuan sekolah. Adanya
kontrol dari masyarakat dan monitoring dari pemerintah, pengelolaan sekolah
menjadi lebih akuntabel, transparan, egaliter dan demokratis, serta menghapuskan
monopoli dalam pendidikan.10
4. Prinsip-Prinsip Manajemen Sekolah
Teori yang digunakan Manajemen Sekolah untuk mengelola sekolah
didasarkan pada empat prinsip, yaitu prinsip ekuifinalitas, prinsip desentralisasi,
prinsip sistem pengelolaan mandiri, dan prinsip inisiatif sumber daya manusia.
a. Prinsip Ekuifinalitas (Principle of Equifinality)
Prinsip ini didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa
terdapat beberapa cara yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan.
Manajemen Sekolah menekankan fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola
oleh warga sekolah menurut kondisi mereka masing-masing.
10
E. Mulyasa, Loc.cit.
24
b. Prinsip Desentralisasi (Principle of Decentralization)
Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen
sekolah modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip
ekuifinalitas. Prinsip desentralisasi dilandasi oleh teori dasar bahwa
pengelolaan sekolah dan aktivitas pengajaran tak dapat dielakkan dari
kesulitan dan permasalahan. Pendidikan adalah masalah yang rumit dan
kompleks sehingga memerlukan desentralisasi dalam pelaksanaannya.
c. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principle of Self-Managing System)
Prinsip ini terkait dengan prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas dan
prinsip desentralisasi. Ketika sekolah menghadapi permasalahan maka harus
diselesaikan
dengan
caranya
sendiri.
Sekolah
dapat
menyelesaikan
masalahnya bila telah terjadi pelimpahan wewenang dari birokrasi di atasnya
ke tingkat sekolah.
d. Prinsip Inisiatif Manusia (Principle of Human Initiative)
Berdasarkan perspektif ini maka Manajemen Sekolah bertujuan untuk
membangun lingkungan yang sesuai untuk warga sekolah agar dapat bekerja
dengan baik dan mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, peningkatan
kualitas pendidikan dapat diukur dari perkembangan aspek sumber daya
manusianya. Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya
yang statis, melainkan dinamis.11
11
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah , (Jakarta: PT Grasindo, 2005), Cet. Ke-2, h. 21
25
Menurut Husaini Usman, Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengimplementasikan Manajemen Sekolah antara lain sebagai berikut:
1) Komitmen, kepala sekolah dan warga sekolah harus mempunyai
komitmen yang kuat dalam upaya menggerakkan semua warga sekolah
untuk ber Manajemen Sekolah.
2) Kesiapan, semua warga sekolah harus siap fisik dan mental untuk ber
Manajemen Sekolah.
3) Keterlibatan, pendidikan yang efektif melibatkan semua pihak dalam
mendidik anak.
4) Kelembagaan, sekolah sebagai lembaga adalah unit terpenting bagi
pendidikan yang efektif.
5) Keputusan, segala keputusan sekolah dibuat oleh pihak yang benar-benar
mengerti tentang pendidikan.
6) Kesadaran, guru-guru harus memiliki kesadaran untuk membantu dalam
pembuatan keputusan program pendidikan dan kurikulum.
7) Kemandirian, sekolah harus diberi otonomi sehingga memiliki
kemandirian dalam membuat keputusan pengalokasian dana.
8) Ketahanan, perubahan akan bertahan lebih lama apabila melibatkan
stakeholders sekolah.12
5. Persyaratan Eksistensial Manajemen Sekolah
Perubahan pola manajemen dari pendekatan sentralisasi ke desentralisasi
bukan urusan struktural semata, melainkan yang lebih utama adalah berkaitan dengan
masalah mental aparat pelaksana. Mengubah struktur adalah perbuatan mudah, karena
struktur organisasi itu statis sifatnya. Suatu hal yang mudah pula bagi pakar dan
praktisi untuk membuat uraian tugas bagi orang-orang yang akan
DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister
Dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
Evi Gusliana
NPM 1422030044
Pembimbing I : Dr. Hasan Mukmin, MA
Pembimbing II : Dr. Nasir, M.Pd
PROGRAM STUDI ILMU TARBIYAH
KONSENTRASI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2015 M/1436 H
i
IMPLEMENTASI FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH
DALAM MENINGKATKAN MUTU LULUSAN DI SMK
MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
EVI GUSLIANA
NPM. 1422030044
Pembimbing I
Pembimbing II
: Dr. Hasan Mukmin, M.A
: Dr. Nasir, M.Pd
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1437 H / 2016 M
IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
(MBS) DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI
SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
TESIS
Diajukan Kepada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister
dalam Ilmu Pendidikan Islam
Oleh
EVI GUSLIANA
NPM. 1422030044
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG
1437 H / 2016 M
ii
ABSTRAK
Manajemen Sekolah merupakan suatu model manajemen yang memberikan
otonomi lebih besar kepada Sekolah dan mendorong pengambilan keputusan
partisipasi yang melibatkan secara langsung semua warga sekolah, kepala sekolah,
guru, siswa, karyawan, orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan mutu sekolah
berdasarkan kebijakan pendidikan nasional. Sementara warga sekolah membutuhkan
manajemen sekolah yang bertujuan untuk mengatur dan mengurus kepentingan warga
sekolah menurut prakarsa sendiri agar mutu pendidikan semakin meningkat.
Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu sudah
cukup baik dilihat dari lulusan siswa, akan tetapi pelaksanaan manajemen sekolah
belum berjalan secara maksimal. Oleh karena itu penulis mengambil judul penelitian
“ Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di
SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimana implementasi manajemen
sekolah dalam
meningkatkan mutu Lulusan SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk menemukan pelaksanaan
manajemen sekolah pada setiap bidang yang didesentralisasikan yakni manajemen
kurikulum, dan manajemen hubungan sekolah dengan masyarakat.
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
pelaku yang diamati, diarahkan pada latar belakang individu secara utuh (holistic)
tanpa mengisolasi individu dan organisasi dalam variabel tetapi memandangnya
sebagai bagian dari suatu keutuhan. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala
SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu dan dewan guru, staff dan
siswa. Tekhnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan
dokumentasi. Pelaksanaan penelitian penelitian dilakukan pada tahun 2015. Analisis
yang dilakukan adalah deskriptif analitik/ analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa
SMK Muhammadiyah Pringsewu
Kabupaten Pringsewu sudah mengimplementasikan Manajemen Sekolah Namun
belum berjalan secara optimal. Akan tetapi dilihat dari Lulusan SMK
Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten Pringsewu sudah dapat dikatakan sekolah
yang bermutu dengan indikatornya bahwa Presentase kelulusan dari tahun ketahun
semakin meningkat dan rata-rata nilai mata pelajaran Ujian Nasional (UN) selalu
meningkat. Mutu Pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kemampuan untuk
mewujudkan sekolah yang bermutu, yang dilihat dari lulusan siswanya.
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
NPM
Jurusan
Program Studi
: EVI GUSLIANA
: 1422030043
: Tarbiyah
: Manajemen Pendidikan Islam
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI
FUNGSI MANAJEMEN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU
LULUSAN DI SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU” adalah benar-benar karya
asli saya, kecuali yang disebutkan sumbernya. Apabila terdapat kesalahan dan
kekeliruan didalamnya sepenuhnya menjadi tanggungjawab saya.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Bandar Lampung, 10 Januari 2016
Yang Menyatakan,
EVI GUSLIANA
NPM. 1422030043
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Judul Tesis
: Implementasi Fungsi Manajemen Berbasis Sekolah
Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK
Muhammadiyah Pringsewu
: Evi Gusliana
: 1422030044
: Tarbiyah
: Manajemen Pendidikan Islam
Nama Mahasiswa
NPM
Jurusan
Program Studi
Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.
Bandar Lampung,…Maret 2016
Menyetujui
Komisi Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Hasan Mukmin, MA
NIP.19610421 199403 1 002
Dr. Nasir, M.Pd
NIP. 19690405 200901 1 003
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Islam
Dr. Jamal Fakhri, M.Ag
NIP. 19630124 199103 1 002
v
PERSETUJUAN
Tesis yang berjudul: Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu, ditulis oleh:
Evi Gusliana, NPM: 1422030044 telah diujikan dalam Ujian Tertutup dan disetujui
untuk diajukan dalam ujian Terbuka pada Program Pascasarjana IAIN Raden Intan
Lampung.
Tim Penguji
Ketua
:
Prof. Dr. Sulthon Syahril, MA
(.......................................)
Sekretaris
:
Dr. Jamal Fakhri, M.Ag
(.......................................)
Penguji I
:
Dr. M. Akmansyah, MA
(.......................................)
Penguji II
:
Dr. Hasan Mukmin, M.Ag
(.......................................)
Tanggal Ujian Tertutup pada: 10 Februari 2016
vi
PENGESAHAN
Tesis yang berjudul: Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu, ditulis oleh:
Evi Gusliana, NPM: 1422030044 telah diujikan dalam ujian Tertutup pada Program
Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.
Tim Penguji
Ketua
:
Prof. Dr. Sulthon Syahril, MA
(.......................................)
Sekretaris
:
Dr. Jamal Fakhri, M.Ag
(.......................................)
Penguji I
:
Dr. M. Akmansyah, MA
(.......................................)
Penguji II
:
Dr. Hasan Mukmin, M.Ag
(.......................................)
Direktur Program Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Raden Intan Lampung
Prof. Dr. Idham Kholid, M.Ag
NIP. 196010201988031005
Tanggal Ujian Terbuka pada: 25 Maret 2016
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Huruf Arab dan Latin
Huruf Arab
ا
ب
ت
ث
ج
ح
خ
د
ذ
ر
ز
س
ش
ص
ض
Huruf Latin
Huruf Arab
Huruf Latin
ţ
ż
ط
ظ
ع
غ
ف
ق
ك
ل
م
ن
و
ه
ء
ي
Tidak dilambangkan
b
t
ś
j
ĥ
kh
d
ż
r
z
s
sy
ş
ď
ġ
f
q
k
l
m
n
w
h
y
2. Maddah
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:
Harakat dan Huruf
Huruf dan Tanda
ﹷا ﹷى
â
ﹻي
î
ﹹو
û
Pedoman Transliterasi ini dimodifikasi dari: Tim Puslitbang Lektur
Keagamaan, Pedoman Transliterasi arab-Latin, Proyek Pengkajian dan
Pengembangan Lektur Pendidikan Agama, Badan Litbang Agama dan Diklat
Keagamaan Depertemen Agama RI, Jakarta, 2003.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberi kekuatan untuk
menyelesaikan penyusunan Tesis ini dengan Judul: ”Implementasi Fungsi
Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah
Pringsewu”. Upaya penulis dalam menyelesaikan tesis ini banyak sekali menerima
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Yth:
1. Prof. Dr. Mukri, M. Ag, selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Lampung.
2. Prof. Dr. Idham Khalid, M.Ag, selaku Direktur Program Pascasarjana (PPs) IAIN
Raden Intan Lampung
3. Dr Jamal Fakhri, M.Ag, selaku Ketua Program Manajemen Pendidikan Islam.
4. Dr. Hasan Mukmin, MA sebagai Pembimbing I, dan Dr. Nasir, M.Pd sebagai
pembimbing II, yang telah memberikan fasilitas dan sarana dalam penyelesaian
penulisan tesis ini serta seluruh Civitas Akademika Program Pascasarjana (PPs)
IAIN Raden Intan Lampung.
5. Widodo, S.Pd, selaku Kepala SMK Muhammadiyah Pringsewu yang telah
memberikan izin dan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Keluarga Besar Yayasan Pendidikan Startech (STIT Pringsewu, STMIK
Pringsewu)
7. Pimpinan dan Staff perpustakaan program pascasarjana IAIN Raden Intan
Lampung yang telah memberikan fasilitas dalam mencari berbagai literatur
selama penulis menjalankan studi.
8. Dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah banyak
membantu penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
ix
Penyusun menyadari dalam penulisan tesis ini masih banyak terdapat
kekurangan, kesalahan serta kekeliruan. Oleh sebab itu, penulis mengharapkan
masukan serta bantuan ataupun saran yang bersifat membangun dari semua pihak
demi perbaikan penulisan tesis tersebut.
Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada
khususnya serta pembaca pada umumnya. Amin
Bandar Lampung, 25 Maret 2016
Evi Gusliana
NPM. 1422030044
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................
ABSTRAK ...................................................................................................
PERNYATAAN ORISINILITAS .................................................................
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................
PERSETUJUAN ...........................................................................................
PENGESAHAN ...........................................................................................
PEDOMAN TRANSLITERASI ..................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................
DAFTAR TABEL .........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
BAB I
BAB II
i
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xi
xii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................
1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah .........................................
20
C. Rumusan Masalah ................................................................
21
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................
22
E. Kerangka Pikir .....................................................................
22
LANDASAN TEORI
A. Kompetensi Profesional Guru .............................................
29
1. Pengertian Guru .............................................................
29
2. Kompetensi Guru
a. Pengertian Kompetensi Guru ..................................
31
b. Urgensi Kompetensi Guru .......................................
37
3. Kompetensi Profesional Guru .......................................
39
a. Pengertian Kompetensi Profesional Guru ...............
39
b. Kompetensi Guru Profesional dan Aspek-aspeknya
44
c. Kriteria Guru Profesional ........................................
51
d. Kompetensi Guru dan Upaya Peningkatannya ........
60
xi
B. Mutu Kelulusan Siswa .........................................................
64
1. Pengertian Mutu .............................................................
64
2. Faktor yang Mempengaruhi Mutu Lulusan ....................
66
3. Indikator yang dapat dijadikan tolak ukur mutu lulusan
67
4. Standar kompetensi lulusan ...........................................
69
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .....................................................................
73
1. Penelitian Deskriptif .......................................................
73
2. Penelitian Kualitatif .......................................................
74
B. Metode Penelitian..................................................................
76
C. Teknik Analisa Data .............................................................
84
BAB IV ANALISIS DATA
A. Profil Lokasi Penelitian ........................................................
86
1. Sejarah singkat MTs Satu Atap Tegal Mukti .................
86
2. Identitas, visi dan misi madrasah ...................................
87
3. Keadaan siswa MTs Satu Atap Tegal Mukti .................
88
4. Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan
MTs Satu Atap Tegal Mukti ..........................................
90
5. Keadaan sarana dan prasarana MTs Satu Atap
Tegal Mukti ....................................................................
93
B. Deskripsi Data ......................................................................
95
1. Kompetensi Profesional Guru ........................................
95
a. Menguasai Bahan Pembelajaran ..............................
96
b. Mengelola Program belajar mengajar ......................
98
c. Mengelola Kelas .......................................................
100
d. Menggunakan Media ................................................
114
e. Menguasai landasan-landasan Kependidikan ..........
119
xii
f. Mengelola Interaksi belajar mengajar ......................
124
g. Menilai Prestasi siswa untuk kepentingan
Pembelajaran ............................................................
126
h. Mengenal Fungsi dan layanan Program bimbingan
dan penyuluhan ........................................................
130
i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi .......
133
j. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil
penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran ...
136
2. Mutu Lulusan Siswa MTs Satu Atap Tegal Mukti ........
139
C. Analisis Data ........................................................................
148
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................
170
B. Saran .....................................................................................
171
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
Kompetensi Profesional Guru
Data Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA Tegal Mukti TP
2010/2011
Data Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA Tegal Mukti TP
2011/2012
Kisi-kisi Kompetensi Profesional Guru
Data Guru MTs SA Tegal Mukti yang mendapat tunjangan
Sertifikasi
Data Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA Tegal Mukti TP
2010/2011
Data Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA Tegal Mukti TP
2011/2012
Keadaan Siswa MTs SA Tegal Mukti TP. 2012/2013
Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Satu Atap
tegal Mukti Way Kanan
Keadaan Jumlah Bangunan dan Ruang Berdasarkan Konstruksi
MTs Satu Atap tegal Mukti Way Kanan
Keadaan dan Jumlah Meubeler MTs Satu Atap Tegal Mukti Way
Kanan
Keadaan Peralatan Kantor MTs Satu Atap Tegal Mukti Way
Kanan
Struktur Kurikulum MTs Satu Atap Tegal Mukti Way Kanan
Nilai Rata-rata dan Ranking Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA
Tegal Mukti TP. 2010/2011
Daftar Nilai UN tertinggi dan Terendah Siswa Kelas IX MTs SA
Tegal Mukti TP. 2010/2011
Nilai Rata-rata dan Ranking Kelulusan Siswa Kelas IX MTs SA
Tegal Mukti TP. 2012/2013
Daftar Nilai UN tertinggi dan Terendah Siswa Kelas IX MTs SA
Tegal Mukti TP. 2011/2012
xiv
Halaman
9
18
19
77
81
82
83
89
92
94
95
95
140
166
167
168
169
DAFTAR GAMBAR
Gambar
1
Halaman
28
Kerangka Pikir
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan dan
kemungkinan yang lebih baik di masa mendatang, telah mendorong berbagai upaya
dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan
perkembangan dunia pendidikan. Pendidikan sebagai salah satu upaya dalam rangka
meningkatkan kualitas hidup manusia, pada intinya bertujuan untuk memanusiakan
manusia, mendewasakan, serta merubah perilaku, serta meningkatkan kualitas
menjadi lebih baik. Dalam dunia Pendidikan Islam , dengan adanya manajemen yang
baik diharapkan ada perubahan kearah yang lebih baik khususnya yang menyangkut
kwalitas dan Mutu Pendidikan Islam. Terkait dengan hal ini Allah SWT berfirman
dalam dalam Al Qur:an Surat Al-Ra’d : 11
..اِ َن اهَ اَ يُـغَيّـ ُر َما بَِق ْوٍم َحتَى يُـغَيّـ ُرْوا َما بِاَنْـ ُف ِـس ِه ْم...
Artinya : “...Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum
sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri…”(Al-Ra’d; 11)1
Departemen Agama RI, AlQur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Surya Cipta Aksara, 1998), h.370
1
2
Pada kenyataanya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana,
melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu
berubah seiring dengan perubahan zaman, setiap saat pendidikan selalu menjadi fokus
perhatian dan bahkan tak jarang menjadi sasaran ketidakpuasan karena pendidikan
menyangkut kepentingan semua orang, bukan hanya menyangkut investasi dan
kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kondisi
dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya pendidikan senantiasa memerlukan
upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan
tuntutan kehidupan masyarakat.
Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan, merupakan wadah tempat
proses pendidikan dilakukan, memiliki sistem yang kompleks dan dinamis. Dalam
kegiatannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar tempat berkumpul
guru dan murid, melainkan berada dalam satu tatanan sistem yang rumit dan saling
berkaitan, oleh karena itu sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang
membutuhkan pengelolaan. Lebih dari itu, kegiatan inti organisasi sekolah adalah
mengelola sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan menghasilkan lulusan yang
berkualitas, sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, serta pada gilirannya
lulusan sekolah diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pembangunan
bangsa.
3
Hal ini berdasarkan dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Najm ayat 39
yang berbunyi:
39. Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah
diusahakannya, ( QS. An-Najm ayat 39)
Sekolah dipandang sebagai suatu organisasi yang didesain untuk dapat
berkontribusi terhadap upaya peningkatan kualitas hidup bagi masyarakat suatu
bangsa. Sebagai salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta
peningkatan derajat sosial masyarakat bangsa, sekolah sebagai institusi pendidikan
perlu dikelola, dimenej, diatur, ditata dan diberdayakan, agar sekolah dapat
menghasilkan produk atau hasil secara optimal. Dengan kata lain, sekolah sebagai
lembaga tempat penyelenggaraan pendidikan, merupakan sistem yang memiliki
berbagai perangkat dan unsur yang saling berkaitan yang memerlukan pemberdayaan.
Secara internal sekolah memiliki perangkat guru, murid, kurikulum, dan sapras.
Manajemen mengandung arti optimalisasi sumber-sumber daya atau pengelolaan dan
pengendalian. Persoalannya adalah pengelolaan dan pengendalian seperti apa yang
kini dibutuhkan oleh sekolah?
Optimalisasi sumber-sumber daya berkenaan dengan pemberdayaan sekolah
merupakan alternatif yang paling tepat untuk mewujudkan suatu sekolah yang
mandiri dan memiliki keunggulan tinggi. Pemberdayaan dimaksudkan untuk
memberikan otonomi yang lebih luas dalam memecahkan masalah disekolah. Hal itu
4
diperlukan suatu perubahan kebijakan dibidang manajemen pendidikan dengan
prinsip memberikan kewenangan dalam pengelolaan dan pengambilan keputusan
sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masing-masing sekolah secara lokal. Dapat
dipastikan bahwa perubahan kebijakan dalam pelaksanaannya bukan persoalan yang
sederhana. Perubahan kebijakan memerlukan kesiapan berbagai sumber daya dan
kemampuan pengelola di tingkat sekolah. Namun yang lebih penting adalah
pemahaman dan kesiapan pengetahuan yang memadai tentang apa dan bagaimana
sistem baru dalam bentuk desentralisasi harus dilakukan oleh sekolah. Beberapa
alasan pokok yang menuntut terjadinya perubahan kebijakan dalam pengelolaan
sekolah, antara lain: tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap hasil pendidikan yang
disebabkan adanya perubahan perkembangan kebijakan sosial politik, ekonomi, dan
budaya.
Semakin
tingginya
kehidupan
sosial
masyarakat
sejalan
dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah semakin meningkatkan tuntutan
kebutuhankehidupan sosial masyarakat. Pada akhirnya tuntutan tersebut bermuara
kepada pendidikan, karena masyarakat meyakini bahwa pendidikan mampu
menjawab dan mengantisipasi berbagai tantangan tersebut. Pendidikan merupakan
salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah sebagai institusi tempat
masyarakat berharap tentang kehidupan yang lebih baik di masa yang akan datang.
5
Pendidikan perlu perubahan yang dapat dilakukan melalui perubahan dan
peningkatan dalam pengelolaan atau manajemen pendidikan di sekolah.2
Manajemen sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai
keunggulan masyarakat bangsa dalam penguasaan ilmu dan teknologi, yang
ditujukkan dengan pernyataan politik dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
(GBHN). Hal tersebut diharapkan dapat dijadikan landasan dalam pengembangan
pendidikan di Indonesia yang berkualitas dan berkelanjutan, baik secara makro, meso,
maupun mikro. Kerangka makro erat kaitannya dengan upaya politik yang saat ini
sedang ramai dibicarakan yaitu desentralisasi kewenangan dari pemerintah pusat ke
daerah, aspek mesonya berkaitan dengan kebijakan daerah tingkat provinsi sampai
tingkat kabupaten, sedangkan aspek mikro melibatkan seluruh sektor dan lembaga
pendidikan yang paling bawah, tetapi terdepan dalam pelaksanaannya, yaitu sekolah.
Pemberian otonomi pendidikan yang luas pada sekolah merupakan kepedulian
pemerintah terhadap gejala-gejala yang muncul dimasyarakat serta upaya
peningkatan mutu pendidikan secara umum. Pemberian otonomi ini menuntut
pendekatan manajemen yang lebih kondusif di sekolah agar dapat mengakomodasi
seluruh keinginan sekaligus memberdayakan berbagai komponen masyarakat secara
efektif, guna mendukung kemajuan dan sistem yang ada di sekolah.
Dalam kerangka inilah, manajemen sekolah tampil sebagai alternatif
paradigma baru manajemen pendidikan yang ditawarkan. manajemen sekolah
2
Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah ,
(Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy, 2004), Cet. Ke-1, h. 11
6
merupakan suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan
kebijakan sekolah dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan
pendidikan agar dapat mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin
kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah.
Depdikbud mengemukakan bahwa manajemen sekolah merupakan
suatu
penawaran bagi sekolah untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih
memadai para peserta didik. Otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan
potensi bagi sekolah untuk meningkatkan kinerja para staf, menawarkan partisipasi
langsung kepada kelompok-kelompok terkait, dan meningkatkan pemahaman
masyarakat terhadap pendidikan. Otonomi sekolah juga berperan dalam menampung
konsensus umum tentang pemberdayaan sekolah, yang meyakini bahwa untuk
meningkatkan kualitas pendidikan sedapat mungkin keputusan seharusnya dibuat
oleh mereka yang berada digaris depan (line staf), yang bertanggung jawab langsung
terhadap pelaksanaan kebijakan, dan yang terkena akibat-akibat dari kebijakan
tersebut, yaitu guru dan kepala sekolah.
Pemberdayaan sekolah dengan memberikan otonomi yang lebih besar,
disamping menunjukkan sikap tanggap pemerintah terhadap tuntutan masyarakat juga
dapat ditujukan sebagai sarana peningkatan efisiensi, mutu, dan pemerataan
pendidikan. Penekanan aspek-aspek tersebut dapat berubah dari waktu ke waktu
sesuai dengan permasalahan yang dihadapi pemerintah. Misalnya krisis “ekonomi”
yang melanda Indonesia saat ini, tidak dapat dihindari dampaknya terhadap,
pendidikan, terutama berkurangnya kemampuan pemerintah dalam penyediaan dana
7
yang cukup untuk pendidikan dan menurunnya kemampuan sebagian orang tua untuk
membiayai pendidikan anaknya. Kondisi tersebut secara langsung berakibat pada
menurunnya mutu pendidikan dan terganggunya proses pemerataan. Dengan
melibatkan masyarakat dalam pengelolaan sekolah, pemerintah akan terbantu baik
dalam kontrol maupun pembiayaan sehingga pemerintah dapat lebih berkonsentrasi
pada “masyarakat kurang mampu” yang semakin bertambah jumlahnya. Di samping
itu, berkurangnya lapisan-lapisan birokrasi dalam prinsip desentralisasi juga
mendukung efisiensi tersebut. Keterlibatan kepala sekolah dan guru dalam
pengambilan keputusan-keputusan sekolah juga mendorong rasa kepemilikian yang
lebih tinggi terhadap sekolahnya yang pada akhirnya mendorong mereka untuk
menggunakan sumber daya yang ada seefesien mungkin untuk mencapai hasil yang
optimal.
Implementasi manajemen sekolah menuntut dukungan tenaga kerja yang
terampil dan berkualitas agar dapat membangkitkan motivasi kerja yang lebih
produktif dan memberdayakan otoritas daerah setempat, serta mengefesienkan sistem
dan menghilangkan birokrasi yang tumpang tindih. Dalam pada itu, dituntut
kemandirian dan kreativitas sekolah dalam mengelola pendidikan dan pembelajaran
dibalik otonomi yang dimilikinya. Sekolah juga harus mampu mencermati kebutuhan
peserta didik yang bervariasi, keinginan staf yang berbeda, kondisi lingkungan yang
beragam, harapan masyarakat yang menitipkan anaknya pada sekolah agar kelak bisa
menjadi anak yang mandiri, serta tuntutan dunia kerja untuk memperoleh tenaga yang
produktif, potensial, dan berkualitas.
8
Esensi manajemen sekolah terdapat tiga hal, yaitu : otonomi kelembagaan,
fleksibelitas dalam berkreasi, serta partisipasi luas dalam pencapaian tujuan bersama.
Esensi yang demikian dipandang sesuai untuk merespon paradigm baru pendidikan
nasional, sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang Sisdiknas tahun 2003
bab III pasal 4 yang pada prinsipnya bahwa pendidikan nasional a) diselenggarakan
secara demokratis dan berkeadilan, b) sistem terbuka dan multi makna, c) proses
pembudayaan dan pemberdayaan, d) memberi keteladanan, membangun kemauan
dan mengembangkan kreatifitas, e) budaya membaca menulis dan berhitung, f)
memberdayakan peran serta masyarakat.3
Oleh karena itu untuk dapat mengimplementasikan manajemen sekolah, pola
manajemen konvensional
harus dirubah dari
desentralistik
dari
partisipatif,
pendekatan
dimensi
birokratik
sentralistik menjadi
menjadi
pendekatan
professional, dari individual yang cerdas menjadi team work yang cerdas, dari
organisasi herarkis menjadi organisasi datar dan sebagainya. Selanjutnya dengan
perubahan dimensional sikap dan perilaku organisasi tersebut dapat dibangun
karakteristik kelembagaan yang kondusif secara utuh, baik dalam hal input, proses
maupun outputnya.
Diasumsikan hingga saat ini pihak sekolah maupun masyarakat pada
umumnya belum memahami prinsip-prinsip manajemen sekolah secara rinci, untuk
itu dalam implementasinya perlu tahapan yang berkesinambungan. Selanjutnya yang
tidak kalah penting adalah sikap dan cara pandang para birokrat perlu diubah dari
3
Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003, Sisdiknas, h. 7
9
pola interpensi menjadi fasilitasi, dan dari pendekatan control menjadi pendekatan
support, sehingga dengan itu budaya kerja desentralistik partisipatif dapat benarbenar terlaksana sebagaimana yang diharapkan. Adapun langkah-langkah dalam
mengimplementasikan manajemen sekolah diantaranya sebagai berikut :
1) Tahap Pengenalan
2) Tahap Pemetaan
3) Tahap Penyusunan Rencana Kerja. Penyusunan rencana kerja harus
dimulai dari membuat visi, misi, tujuan, dan sasaran. Setiap sekolah harus
memiliki visi, misi, tujuan, dan sasaran yang jelas
4) Tahap Evaluasi Awal
5) Tahap menentukan Kesiapan
6) Tahap Memilih Pemecahan Masalah
7) Tahap Membuat Skala Prioritas
8) Tahap Evaluasi Pelaksanaan
9) Tahap Merumuskan Sasaran Mutu Baru.4
manajemen sekolah memberi peluang bagi kepala sekolah, guru, dan peserta
didik untuk melakukan inovasi dan improvisasi di sekolah, berkaitan dengan masalah
kurikulum, pembelajaran, manajerial dan lain sebagainya yang tumbuh dari aktivitas,
kreativitas, dan profesionalisme yang dimiliki. Pelibatan masyarakat dalam dewan
sekolah di bawah monitoring pemerintah, mendorong sekolah untuk lebih terbuka,
demokratis dan bertanggung jawab. Pemberian kebebasan yang lebih luas memberi
kemungkinan kepada sekolah untuk dapat menemukan jati dirinya dalam membina
peserta didik, guru, dan petugas lain yang ada di lingkungan sekolah.
Kompleksnya permasalahan yang dihadapi sekolah-sekolah di Indonesia akan
menjadi kendala dalam pelaksanaan otonomi sekolah secara sekaligus. Oleh karena
4
Erjati Abas, Menuju Sekolah Mandiri, (Jakarta: PT Gramedia, 2012), h. 61
10
itu, perlu ada pentahapan pelaksanaan untuk menghindari terjadinya benturanbenturan antar aspek dan antar unit pelaksana. Untuk kepentingan tersebut sedikitnya
perlu dilakukan tiga tahapan, yaitu jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang.5
Manajemen sekolah memang bisa disebut suatu pergeseran paradigma dalam
pengelolaan pendidikan, namun tidak berarti paradigma ini “baru” sama sekali,
karena sebelumnya kita pernah memiliki inpres No. 10/1973. Sekolah-sekolah
dikelola secara mikro dengan sepenuhnya diperankan oleh kepala sekolah dan guruguru sebagai pengelola dan pelaksana pendidikan pada setiap sekolah yang juga tidak
terpisahkan dari lingkungan masyarakatnya. manajemen sekolah bermaksud
“mengembalikan” sekolah kepada pemiliknya, yaitu masyarakat, yang diharapkan
akan merasa bertanggung jawab kembali sepenuhnya terhadap pendidikan yang
diselenggarakan di sekolah-sekolah.
Dengan manajemen sekolah, pemecahan masalah internal sekolah, baik yang
menyangkut proses pembelajaran maupun sumber daya pendukungnya cukup
dibicarakan di dalam sekolah dengan masyarakatnya, sehingga tidak perlu diangkat
ke tingkat pemerintah daerah apalagi ketingkat pusat yang “jauh panggang dari pada
api”.6
5
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.
Ke-5, h. 3
6
Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-3, h. 84
11
Lebih lanjut dijelaskan, manajemen sekolah menawarkan kepada sekolah
untuk menyediakan pendidikan yang lebih baik dan lebih memadai bagi para peserta
didik. Adanya otonomi dalam pengelolaan pendidikan merupakan potensi bagi
sekolah untuk meningkatkan kinerja para personel, menawarkan partisipasi langsung
pihak-pihak
terkait,
dan
meningkatkan
pemahaman
masyarakat
terhadap
penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Otonomi sekolah juga berperan dalam
menampung consensus umum yang meyakini bahwa sedapat mungkin, keputusan
seharusnya dibuat oleh mereka yang memiliki akses paling baik terhadap informasi
setempat, mereka yang bertanggung jawab terhadap kebijakan, dan mereka yang
terkena akibat-akibat dari kebijakan tersebut.7
Orang tua dan masyarakat pengguna lain memahami bahwa partisipasi
sekolah dalam proses pendidikan anak-anak mereka menjadi sebuah keniscayaan.
Adalah keniscayaan pula bagi orang tua dan masyarakat untuk berpartisipasi agar
lembaga persekolahan dapat beroperasi secara normal dalam mendidik anak-anaknya.
Komitmen itu dapat dikatakan sebagai salah satu kunci keberhasilan implementasi
manajemen sekolah. Jika sekolah-sekolah makin otonom dan secara signifikan dapat
menunjukkan kinerjanya, masyarakat akan percaya kepada warga sekolah. Dengan
kepercayaan itu pula peran serta masyarakat dalam pembangunan pendidikan adalah
dengan jalan melembagakan manajemen sekolah. Sejalan dengan itu, Depdiknas
melakukan prakarsa pembentukan Dewan Pendidikan Kabupaten/Kota dan Komite
7
B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), Cet.
Ke-2, h. 196
12
Sekolah seperti diatur dalam Surat Keputusan (SK) Mendiknas No. 004/U/2002,
tanggal 2 April 2002. Tujuannya antara lain adalah mewadahi peran serta masyarakat
dalam kerangka pembangunan pendidikan yang memenuhi kriteria efektivitas,
efisiensi, relevansi, dan peningkatan mutu.8
Berdasarkan hasil wawancara awal penulis di SMK MUHAMMADIYAH
Pringsewu, implementasi
Manajemen Sekolah
cukup baik, seperti: 1) tahap
pengenalan, 2) tahap pemetaan, 3) tahap penyusunan rencana kerja, 4) tahap evaluasi
awal, 5) tahap menentukan kesiapan, 6) tahap memilih pemecahan masalah, 6) tahap
membuat skala prioritas, 7) tahap evaluasi pelaksanaan, 8) tahap evaluasi
pelaksanaan, 9) tahap merumuskan sasaran mutu baru.
Harapannya kedepan akan memberikan dampak yang positif pada
peningkatan mutu lulusan baik akademik maupun non akademiknya. Akan tetapi
berdasarkan dokumen nilai semester ganjil 2013-2014 di SMK MUHAMMADIYAH
Pringsewu mutu lulusan baik akademik maupun non akademiknya kurang
memuaskan.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat mutu lulusan di SMK MUHAMMADIYAH
Pringsewu pada tabel berikut ini :
8
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet. Ke-
3, h. 8
13
Tabel 1
Kompetensi Lulusan SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
Tahun 2013/2014
Kondisi Rata-rata nilai Ujian Nasional Tahun 2013/2014
Kelas
No
Mata Pelajaran
XII
XII
RPL
TKR
XII KU XII TN
1
Bahasa Inggris
60
62
68
66
2
Bahasa Indonesia
68
70
65
69
3
Matematika
65
64
65
64
4
Keuangan
69
5
Tata Niaga
67
6
RPL
70
7
TKR
67
Sumber : Dokumentasi SMK Muhammadiyah Pringsewu
Jika dicermati nilai ujian nasional tahun pelajaran 2013/2014, terlihat bahwa
kompetensi lulusan nilai rata-rata seluruh mata pelajaran masih cukup rendah.
Dengan demikan dapat dipahami walaupun implementasi manajemen sekolah di
SMK Muhammadiyah Pringsewu cukup baik, namun belum meningkatkan mutu
lulusan siswa dalam kompetensi lulusannya.
14
B. Identifikasi Masalah dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
a. Guru sudah mengadakan kerjasama yang baik dengan masyarakat
terutama orang tua untuk meningkatkan mutu lulusan, akan tetapi mutu
lulusan masih belum baik.
b. Kepala sekolah dan guru sudah mengenalkan konsep manajemen sekolah,
akan tetapi kurang meningkatkan mutu lulusan.
c. Tahap pemetaan dalam implementasi fungsi manajemen sekolah sudah
dijalankan akan tetapi belum mampu meningkatkan mutu lulusan.
d. Dalam
mengimplementasikan
fungsi
manajemen
sekolah
sudah
mengunakan evaluasi awal dan evaluasi pelaksanaan akan tetapi mutu
lulz belum baik.
e. Tahap Penyusunan rencana kerja dalam implementasi manajemen sekolah
sudah lengkap tapi belum mampu meningkatkan mutu pendidikan.
f. Dalam tahap membuat skala prioritas rencana yang dibuat sudah
menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek-aspek mutu yang ingin
dicapai akan tetapi belum dapat meningkatkan mutu lulusan.
15
2. Batasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan tidak menyimpang dari sasaran pokok
penelitian, maka peneliti memfokuskan kepada pembahasan atas masalah-masalah
pokok yang di batasi dalam konteks permasalahan.
Maka penelitian ini penulis fokuskan pada Implementasi Fungsi Manajemen
Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas maka rumusan masalah dapat di buat
dalam pernyataan penelitian sebagai berikut:
Bagaimana Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam Meningkatkan Mutu
Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu?
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan pada rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Tujuan Penelitian
Untuk Mengungkap Implementasi Fungsi Manajemen Sekolah Dalam
Meningkatkan Mutu Lulusan di SMK Muhammadiyah Pringsewu Kabupaten
Pringsewu.
16
2. Kegunaan Penelitian
a. Secara teoritis
Memberikan informasi ilmiah tentang Fungsi Manajemen Sekolah.
Informasi ini secara teoritis dapat dimanfaatkan oleh semua warga
sekolah.
b. Secara Praktis
1. Bagi guru
Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan
kemampuan dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam
implementasi fungsi manajemen sekolah di SMK Muhammadiyah
Pringsewu
3. Bagi Peneliti
Dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian yang
relefan.
17
E. Kerangka Pikir
Secara umum
dapat diartikan sebagai pengkordinasian dan penyerasian
sumber daya yang dilakukan secara mandiri oleh sekolah (stakeholders) secara
langsung dalam pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan mutu sekolah
atau untuk mencapai tujuan mutu dalam kerangka kebijakan nasional.9
Adapun langkah-langkah dalam mengimplementasikan Fungsi Manajemen
Sekolah diantaranya sebagai berikut :
1) Tahap Pengenalan
2) Tahap Pemetaan
3) Tahap Penyusunan Rencana Kerja. Penyusunan rencana kerja harus
dimulai dari membuat visi, misi, tujuan, dan sasaran. Setiap sekolah harus
memiliki visi, misi, tujuan, dan sasaran yang jelas
4) Tahap Evaluasi Awal
5) Tahap menentukan Kesiapan
6) Tahap Memilih Pemecahan Masalah
7) Tahap Membuat Skala Prioritas
8) Tahap Evaluasi Pelaksanaan
9) Tahap Merumuskan Sasaran Mutu Baru.10
Mutu adalah sebuah proses untuk memperbaiki keluaran yang dihasilkan.
Mutu memberikan kerangka kerja untuk berkelanjutan disekolah, untuk menghormati
sesama dengan harapan yang tinggi bagi semua siswa, dan teknik-teknik untuk
mencapai tujuan tersebut.”11
Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang
mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir
9
Umaedi, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah, Buku 1 Konsep Dasar , (Jakarta:
Dikdasmen, 1990), h. 3
10
Erjati Abas, Menuju Sekolah Mandiri, (Jakarta: PT Gramedia, 2012), h. 61
11
Rohiat, Manajemen Sekolah, Teori Dasar dan Prakti k, (Bandung: PT Revika Aditma,
2008), Cet. Ke-1, h. 52
18
semua negara menempatkan variabel pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan
utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara.12
Kerangka Pikir Penelitian
Implementasi Fungsi Manajemen
1. TahapSekolah
Merumuskan Sasaran
1.
Tahap Pengenalan
2.
Tahap Pemetaan
3.
Tahap Penyusunan Rencana Kerja
4.
Tahap Evaluasi Awal
5.
Tahap menentukan Kesiapan
6.
Tahap Memilih Pemecahan Masalah
7.
Tahap Membuat Skala Prioritas
8.
Tahap Evaluasi Pelaksanaan
9.
Tahap Merumuskan Sasaran Mutu Baru
Mutu
Lulusan
10.
12
Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007) , h. 1
19
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Fungsi-fungsi Manajemen Sekolah
1. Pengertian Manajemen Sekolah
Manajeme Sekolah sebagai terjemahan dari School Management adalah suatu
pendekatan politik yang bertujuan untuk merancang kembali pengelolaan sekolah
dengan memberikan kekuasaan kepada Kepala Sekolah dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya perbaikan kinerja sekolah yang mencakup guru, siswa,
kepala sekolah dan meningkatkan partisipasi masyarakat. Manajemen Sekolah
merubah sistem pengambilan keputusan dan manajemen ke setiap pihak yang
berkepentingan di tingkat lokal (local stakeholders).1
Pakar menyatakan, “Manajemen Sekolah merupakan suatu bentuk upaya
pemberdayaan sekolah dan lingkungannya untuk mewujudkan sekolah yang mandiri
dan efektif melalui optimalisasi peran dan fungsi sekolah sesuai dengan visi dan misi
yang telah ditetapkan bersama. Diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran,
dengan mendayagunakan segala sumber yang ada dilingkungan sekolah.2
Manajemen Sekolah adalah penataan sistem pendidikan yang memberikan
keleluasaan penuh kepada kepala sekolah, atas kesiapan seluruh staf sekolah, untuk
1
Nanang Fattah, Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Dewan Sekolah , (Bandung:
C.V. Pustaka Bani Quraisy, 2004), Cet. Ke-1, h. 11
2
Didik Prangbakat, Meningkatkan Mutu Pengelolaan Sekolah Dasar Melalui Manajemen
Berbasis Sekolah (School Based Management), (Jakarta: Dirjen Dikdasmen, 2001), h. 3
20
memanfaatkan semua sumber dan fasilitas belajar yang ada untuk menyelenggarakan
pendidikan bagi siswa serta memiliki akuntabilitas atas segala tindakan tersebut”.3
Manajemen sekolah dapat difinisikan sebagai suatu proses kerja komunitas
sekolah dengan cara menerapkan kaidah-kaidah otonomi, akuntabilitas, partisipasi,
dan sustainabilitas untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran secara
bermutu.4
Pengertian Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah pada dasarnya merupakan
kelanjutan dan implementasi dari Manajemen Sekolah yang didefinisikan oleh para
ahli pendidikan, sebagaimana dinyatakan:
School management can be viewed conceptually as formal alteration of governance
structures, as a form of decentralization that identifies the individual school as the
primary unit of improvement and relies on the redistribution of decision-making
authority as the primary means through which improvement might be stimulated and
sustained…5
Dengan mengalihkan wewenang dalam keputusan dari pemerintahan tingkat
pusat (Departemen)/Dinas Pendidikan (Provinsi/Kabupaten/kota) ke tingkat sekolah,
diharapkan sekolah akan lebih mandiri.
3
Suharsini Arikunto, Manajemen Berbasis Sekolah: Bentuk Inovasi Mutakhir Dalam
Penyelenggaraan Sekolah”, dalam: Jurnal Dinamika Pendidikan, Majalah Ilmu Pendidikan , No. I
Tahun VI/1999, Februari, h.12
4
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah , (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), Cet.
Ke-3, h. 34
5
Mohrman, SA, Wohlstetter, P & Assiciates, School-Based Management: Organizing for
High Performance, (San Francisco: Jossey-Bass Publisher, 1994), h. 56
21
2. Tujuan Manajemen Sekolah
Menurut Supriono Subakir tujuan utama penerapan Manajemen Sekolah
adalah untuk meningkatkan efisiensi pengelolaan dan meningkatkan relevansi
pendidikan di sekolah, dengan adanya wewenang yang lebih besar dan lebih luas bagi
sekolah untuk mengelola urusannya sendiri.6
Adapun menurut E. Mulyasa, tujuan Manajemen Sekolah adalah:
a. Peningkatan efisiensi, antara lain diperoleh melalui keleluasaan mengelola
sumber daya partisipasi masyarakat dan penyederhanaan birokrasi.
b. Peningkatan mutu, antara lain melalui partisipasi orang tua terhadap
sekolah, fleksibilitas pengelolaan sekolah dan kelas, peningkatan
profesionalisme guru dan kepala sekolah.
c. Peningkatan pemerataan, antara lain diperoleh melalui peningkatan
partisipasi masyarakat yang memungkinkan pemerintah lebih
berkonsentrasi pada kelompok tertentu.7
Manajemen Sekolah bertujuan untuk memberdayakan sekolah melalui
pemberian otonomi kepada sekolah dan mendorong sekolah untuk melakukan
pengambilan keputusan secara partisipatif. Secara rinci, Tujuan Manajemen Sekolah
menurut Departemen Pendidikan Nasional adalah :
1) Meningkatkan mutu pendidikan melalui kemandirian dan inisiatif sekolah
dalam mengelola dan memberdayakan sumber daya yang tersedia.
2) Meningkatkan kepedulian warga sekolah dan masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan melalui pengambilan keputusan bersama.
3) Meningkatkan tanggung jawab sekolah kepada orang tua, masyarakat dan
pemerintah tentang mutu sekolah.
4) Meningkatkan kompetisi yang sehat antar sekolah tentang mutu
pendidikan yang akan dicapai.8
6
Supriono Subakir dan Achmad Sapari, Manajemen Berbasis Sekolah, (Surabaya: SIC,
2001), h. 5
7
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah , (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), h. 25
8
Depdiknas, Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis sekolah: Buku I Konsep dan
pelaksanaan MPMBS, (Jakarta: Depdiknas, 2001), h. 5
22
Pakar ilmu pendidikan menyatakan: Manajemen Sekolah bertujuan untuk
memberdayakan sekolah, terutama sumberdaya manusianya, seperti kepala sekolah,
guru, karyawan, siswa, orang tua siswa dan masyarakat sekitarnya. Pemberdayaan
sumberdaya manusia ini melalui pemberian kewenangan, fleksibilitas, dan pemberian
tanggung jawab untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh sekolah
yang bersangkutan.9
3. Fungsi Manajemen Sekolah Sekolah
Manajemen Sekolah memberikan kebebasan dan kekuasaan yang besar pada
sekolah, disertai seperangkat tanggung jawab. Dengan adanya otonomi yang
memberikan tanggung jawab pengelolaan sumber daya dan pengembangan strategi
Manajemen Sekolah sesuai dengan kondisi setempat, sekolah dapat lebih
meningkatkan kesejahteraan guru sehingga dapat lebih berkonsentrasi pada tugas.
Keleluasaan dalam mengelola sumber daya dan dalam menyertakan masyarakat untuk
berpartisipasi, mendorong profesionalisme kepala sekolah, dalam peranannya sebagai
manajer maupun pemimpin sekolah. Dengan diberikannya kesempatan kepada
sekolah untuk menyusun kurikulum, guru didorong untuk berinovasi, dengan
melakukan eksperimentasi-eksperimentasi di lingkungan sekolahnya. Manajemen
Sekolah mendorong profesionalisme guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin
pendidikan di sekolah. Melalui penyusunan kurikulum elektif, rasa tanggap sekolah
Slamet, Ph., “Manajemen Berbasis Sekolah ”, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Nomor:
027, htt:www.Pdk.90.id
9
23
terhadap kebutuhan setempat meningkat dan menjamin layanan pendidikan sesuai
dengan tuntutan peserta didik dan masyarakat sekolah.
Manajemen Sekolah menekankan keterlibatan maksimal berbagai pihak,
seperti pada sekolah-sekolah swasta, sehingga menjamin partisipasi staf, orang tua,
peserta didik, dan masyarakat yang lebih luas dalam perumusan-perumusan
keputusan
tentang
pendidikan.
Kesempatan
berpartisipasi
tersebut
dapat
meningkatkan komitmen mereka terhadap sekolah. Selanjutnya, aspek-aspek tersebut
pada akhirnya akan mendukung efektivitas dalam pencapaian tujuan sekolah. Adanya
kontrol dari masyarakat dan monitoring dari pemerintah, pengelolaan sekolah
menjadi lebih akuntabel, transparan, egaliter dan demokratis, serta menghapuskan
monopoli dalam pendidikan.10
4. Prinsip-Prinsip Manajemen Sekolah
Teori yang digunakan Manajemen Sekolah untuk mengelola sekolah
didasarkan pada empat prinsip, yaitu prinsip ekuifinalitas, prinsip desentralisasi,
prinsip sistem pengelolaan mandiri, dan prinsip inisiatif sumber daya manusia.
a. Prinsip Ekuifinalitas (Principle of Equifinality)
Prinsip ini didasarkan pada teori manajemen modern yang berasumsi bahwa
terdapat beberapa cara yang berbeda-beda untuk mencapai suatu tujuan.
Manajemen Sekolah menekankan fleksibilitas sehingga sekolah harus dikelola
oleh warga sekolah menurut kondisi mereka masing-masing.
10
E. Mulyasa, Loc.cit.
24
b. Prinsip Desentralisasi (Principle of Decentralization)
Desentralisasi adalah gejala yang penting dalam reformasi manajemen
sekolah modern. Prinsip desentralisasi ini konsisten dengan prinsip
ekuifinalitas. Prinsip desentralisasi dilandasi oleh teori dasar bahwa
pengelolaan sekolah dan aktivitas pengajaran tak dapat dielakkan dari
kesulitan dan permasalahan. Pendidikan adalah masalah yang rumit dan
kompleks sehingga memerlukan desentralisasi dalam pelaksanaannya.
c. Prinsip Sistem Pengelolaan Mandiri (Principle of Self-Managing System)
Prinsip ini terkait dengan prinsip sebelumnya, yaitu prinsip ekuifinalitas dan
prinsip desentralisasi. Ketika sekolah menghadapi permasalahan maka harus
diselesaikan
dengan
caranya
sendiri.
Sekolah
dapat
menyelesaikan
masalahnya bila telah terjadi pelimpahan wewenang dari birokrasi di atasnya
ke tingkat sekolah.
d. Prinsip Inisiatif Manusia (Principle of Human Initiative)
Berdasarkan perspektif ini maka Manajemen Sekolah bertujuan untuk
membangun lingkungan yang sesuai untuk warga sekolah agar dapat bekerja
dengan baik dan mengembangkan potensinya. Oleh karena itu, peningkatan
kualitas pendidikan dapat diukur dari perkembangan aspek sumber daya
manusianya. Prinsip ini mengakui bahwa manusia bukanlah sumber daya
yang statis, melainkan dinamis.11
11
Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah , (Jakarta: PT Grasindo, 2005), Cet. Ke-2, h. 21
25
Menurut Husaini Usman, Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam
mengimplementasikan Manajemen Sekolah antara lain sebagai berikut:
1) Komitmen, kepala sekolah dan warga sekolah harus mempunyai
komitmen yang kuat dalam upaya menggerakkan semua warga sekolah
untuk ber Manajemen Sekolah.
2) Kesiapan, semua warga sekolah harus siap fisik dan mental untuk ber
Manajemen Sekolah.
3) Keterlibatan, pendidikan yang efektif melibatkan semua pihak dalam
mendidik anak.
4) Kelembagaan, sekolah sebagai lembaga adalah unit terpenting bagi
pendidikan yang efektif.
5) Keputusan, segala keputusan sekolah dibuat oleh pihak yang benar-benar
mengerti tentang pendidikan.
6) Kesadaran, guru-guru harus memiliki kesadaran untuk membantu dalam
pembuatan keputusan program pendidikan dan kurikulum.
7) Kemandirian, sekolah harus diberi otonomi sehingga memiliki
kemandirian dalam membuat keputusan pengalokasian dana.
8) Ketahanan, perubahan akan bertahan lebih lama apabila melibatkan
stakeholders sekolah.12
5. Persyaratan Eksistensial Manajemen Sekolah
Perubahan pola manajemen dari pendekatan sentralisasi ke desentralisasi
bukan urusan struktural semata, melainkan yang lebih utama adalah berkaitan dengan
masalah mental aparat pelaksana. Mengubah struktur adalah perbuatan mudah, karena
struktur organisasi itu statis sifatnya. Suatu hal yang mudah pula bagi pakar dan
praktisi untuk membuat uraian tugas bagi orang-orang yang akan