How To Acquisition For Learners Of Transitive-intransitve Verb Pairs High Level Language Japanese.

ABSTRACT
HOW TO ACQUISITION FOR LEARNERS OF TRANSITIVE-INTRANSITVE VERB PAIRS
HIGH LEVEL LANGUAGE JAPANESE
(Puspa Mirani Kadir *)

From the research that has been presented concerning the understanding of this transitiveintransitve verb pairs on student semester five (5) & 7 (seven), can be summed up as follows, a
high percentage of students who correctly answer the sentence that has the effect of the mother
tongue of about 70-77%. But the sentence that has the same meaning the percentage of correct
answers only 36%. Because of the striking differences in the results above, it would need to be
repeated once more research on the sentence that has the effect of this mother tongue, and
transitive-intransititive verb pairs that have meaning 'accidentally'.
'Ability' students in mastering the structure of sentences that use the transitive-intransitve
verb pairs that's achievements expected by all teachers, but another possibility is the presence of
other characteristics that need to be explained in correlation with the mastery of this transitiveintransititive verb pairs.
How do all of the difficulties faced by learners in the form of the above sentence can be
mastered easily, precisely and correctly? From the analysis above, will be attempted the
following things like this.
- Provided or obtained the appropriate rules in the early first delivery of learning transitiveintransitive verb pairs .
The fundamental provisions of the verb pairs Jita 『Shokyu o oshieru Hito no Nihongo tameno
Hando Bukku』 (2000) needs to be explained constantly and continuously.
- Intransitive verbs generally much ended with the suffix-aru

- Intransitive verbs are suffixed-aru usually paired with a suffixed Transitive verbs
ending with the suffix- eru/reru
- Transitive verbs generally much ended with the suffix-su
- Always provide an explanation on a regular basis, when found in transitive-intransitive verbs
pairs. Telling learners to be careful when finding a meaningful sentence structure 'accidentally,'
mother tongue or level of influence on the structure of the sentence.
- Provide a list verb pairs jita gradually from the seven groups in pairs transitive-intransitive verb
derivation. Then give the test or examination of small to ensure students have memorized or not
to verb pairs such transitive-intransitive.
- Continuing to be given drill and repetition effectively and optimum. Using images from the
pictorial dictionary for more easy to remember and understand.
Keywords: Transitive-Intransitive Verb pairs , 'accidentally', mother tongue
BAGAIMANA PENGUASAAN VERBA BERPASANGAN JITA BAGI PEMBELAJAR

BAHASA JEPANG TINGKAT MENENGAH
A.

Pendahuluan

Bagi pembelajar yang mempelajari bahasa Jepang merasa kesulitan dalam penguasaan verba

berpasangan Jita ini, terutama semenjak memulai pelajaran pola kalimat bahasa Jepang pada tingkat
menengah (chukyu). Hal ini diungkapkan pula (Kobayashi;2001) dalam penelitian terhadap
mahasiswa asing (Cina) misalnya terjadi kesalahan penggunaan verba berpasangan Jita pada
kalimat di bawah ini.
ににににににに

(1) (orang-orang tak kunjung hadir)  (           )
              

                           
    ‘Hari kerja sikh, tidak melengkapi yah.’ ( seharusnya       ‘tidak lengkap’ )
                                                    

(2) (Permulaan presentasi sendiri)  (         )
                  

                            
     ‘Selanjutnya, saya akan mulai.’ (seharusnya      ‘memulai’ )
Contoh pada kalimat (1) di atas ini, kesalahan penggunaan verba transitif           yang seharusnya
menggunakan verba intransitif           sedangkan pada kalimat (2) adalah kesalahan penggunaan

verba intransitif   (   )      yang seharusnya menggunakan verba transitif           .
Dari hasil penelitian yang telah dipresentasikan pada acara Seminar Gakkai Korwil Jabar
tanggal 23 Januari 2010 tentang pemahaman verba berpasangan Jita ini pada mahasiswa semester
5(lima) & 7(tujuh), dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1. Pemahaman verba berpasangan Jita
N
o
1
2
3
4
5
6
7

KALIMAT YANG MENGGUNAKAN VERBA BERPASANGAN JITA
ここここここここここよよよよこここここここここここここここ
こここここここここここここここよよよよよよよよよこここここ..
ここここここここここここここここよよよよこここここ
こここここここここここここよよよここここここここ

A:ここここここここここよよよよこここここここここ,ここここここここここ
Bここここここここここここここここここ

POINT OF VIEW

Presentase Jawaban ya
Benar
Sem 7
T
Sem5

ketidak sengajaan

38 %

28 %

33

ketidaksengajaan

ketidaksengajaan

48 %
40 %

56 %
34 %

52
37

ketidaksengajaan

54 %

32 %

43

pengaruh bahasa ibu


80 %

74 %

77

こここここよよこここここここここここここここここここここここ
ここここここここここここここここ

pengaruh bahasa ibu

36 %

36 %

36

Aここここここここここここここここよよよよよよよよよこここここ
Bここここここここ


Pengaruh bahasa ibu

72 %

68 %

70

ここここここよよよよよよよここここここここここ

Penelitian ini memberikan gambaran tentang tingginya presentase jawaban mahasiswa
yang benar pada kalimat yang memiliki pengaruh bahasa ibu misalnya pada soal no (5) jawaban
benar 77% ; soal no (7) jawaban benar 70 %. Namun pada soal no (6) presentase jawaban yang
benar hanya 36%. Oleh karena adanya perbedaan hasil yang mencolok di atas, perlu kiranya

diulang sekali lagi penelitian terhadap kalimat yang memiliki pengaruh bahasa ibu ini, dan perlu
dikaji kembali penguasaan mahasiswa terhadap pengajaran verba berpasangan Jita yang
memiliki makna ‘ketidak sengajaan’ yang bila melihat tabel di atas memberikan gambaran
jawaban yang benar pada soal no3 hanya mencapai 52%, dan soal yang lain umumnya dibawah

50% saja.
Permasalahan yang muncul pada penelitian di atas, perlu dianalisis kembali pada
penelitian lanjutan, sehingga menghasilkan kesimpulan yang lebih akurat. Hal yang perlu
dicermati pada penelitian lanjutan adalah pertama, bentuk verba berpasangan Jita yang
bagaimana yang selalu salah dalam penggunaannya baik itu oleh mahasiswa tingkat pertama
maupun mahasiswa tingkat akhir. Kedua, yakni bukan saja ‘kemampuan’ mahasiswa dalam
menguasai struktur kalimat yang menggunakan verba berpasangan bahasa Jepang, kemungkinan
lain adalah adanya bagian yang belum diajarkan terutama yang perlu ditekankan pada kalimat
yang memiliki pengaruh bahasa ibu dan kalimat yang memiliki makna ‘ketidak sengajaan’.
Penguasaan verba berpasangan Jita dalam kalimat bahasa Jepang ini, membuat pengajar
harus selalu dapat menyelesaikan permasalahan tersebut di atas. Kalaupun pengajar tidak
dituntut untuk membahas ‘kenapa gejala-gejala itu muncul?’ dan hanya dikaitkan dengan
evaluasi pada cara mengajar dan atau pada metode pengajaran, mungkin akan sulit untuk
memperoleh penilaian yang cukup berarti.
Ellis(1994:216) menjelaskan bahwa aturan(ketentuan) pada tata bahasa yang rumit, ada
kemungkinan tidak dapat diajarkan kepada pembelajar dengan cara yang sederhana. Selain itu,
in-put kegiatan di dalam kelas pun pembelajar dalam mempelajari tentang aturan tata bahasa itu
tidak dapat optimum. Apakah demikian pula dalam peraturan penggunaan verba berpasangan
Jita sangat rumit?, sama seperti telah diutarakan oleh Ellis di atas. Jadi dalam pendidikan bahasa
Jepang, bagaimanakah sebaiknya mengajarkan dengan tepat aturan penggunaan verba

berpasangan Jita tersebut ?
Pada penelitian kali ini,pertama-tama bagaimanakah pemahaman lebih mendalam verba
berpasangan
Jita kepada pembelajar tingkat menengah ? Selain itu bagaimana cara
memperlakukan aturan verba berpasangan Jita itu digunakan dengan benar dan tepat ? Tidak
hanya hasil analisis yang akan diperoleh dari penelitian ini, akan tetapi yang paling penting
adalah dilakukan penelitian ini menggunakan pola mawas diri pada kondisi pembelajar dan
proses pengajaran yang dilaluinya.

B. Tujuan Penelitian
- Dapat menjelaskan adakah kesulitan pembelajar dalam mempelajari kalimat yang memiliki
verba berpasangan Jita, baik verba itu digunakan sendiri-sendiri atau bersamaan dalam satu
kalimat.

- Dapat menemukan perbaikan yang bagaimana yang diharapkan oleh para pembelajar bahasa
Jepang khususnya dalam mempelajari verba berpasangan Jita.
C. Penelitian Terdahulu
石石

石1986石


Tidak melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan struktur khas
kalimat bahasa Jepang. Namun penelitiannya lebih menjelaskan unsur
komposisi dalam struktur khas kalimat bahasa Jepang dengan metode
kuantitatif.
石石石1989石
Penelitian ini membahas masalah kosa-kata verba berpasangan Jita yang
dimiliki oleh verba tersebut, serta fenomena yang muncul secara kebetulan
yang tidak bisa diperkirakan. Penelitian inipun menjelaskan ciri yang khas
pada makna verba berpasangan Jita.
石 石 石 (2000) 石 石 Penelitian Arai ditujukan pada cara bagaimana anak-anak Jepang dalam
memahami verba transitif-kausatif kosa-kata bahasa Jepang. Pada proses
penguasaan verba transitif-kausatif ini, muncul beberapa kesalahan pada
percakapan anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya.
Puspa 石 (2009) 石 石 Penelitian ini memberikan gambaran yang jelas adanya perbedaan yang
mendasar pada aturan verba Jita bahasa Jepang serta verba Jita bahasa
Indonesia.
Tabel 2. Penguasaan Aturan Verba Jita dalam Bahasa Jepang dan Bahasa Indonesia
Presentase
Jawaban

Benar

Keterangan

1
にににに(ににににににに石石石石石石)に
.

18(21,7%)

2
にににににににににに石石石石石石石;-ににににににににに
.

50(60,2%)

3
ににに(にににににに石石石石にににににににににに
.
4
ににににににににににににに石石石石石にに
.
ににににににに ににににににににににに ににににににににに ににににににににに

61(73,5%)

Dalam bahasa Jepang harus menggunakan
verba intransitif,sedangkan dalam bahasa
Indonesia kecenderungan menggunakan verba
transitif pun dapat bermakna.
Dalam bahasa Jepang harus menggunakan
verba intransitif,sedangkan dalam bahasa
Indonesia kecenderungan menggunakan verba
transitifpun dapat bermakna.
Pemahaman verba berpasangan Jita yang
bersufiks ‘-eru’ sepertinya sudah dipahami.

にににににににににににににににににににににににににににに

49(59,0%)

N
o

Kalimat yang menggunakan Verba berpasangan
Jita
ににににににににににににににににににににににににに

ににににににににににににににににににににににににににににににににににににに

D.

Tipe soal hampir mirip dengan soal no.3 verba
berpasangan Jita bersufiks ‘-eru’, akan tetapi
hasil jawaban tidak memuaskan.

Metode Penelitian
-にMengajarkan Verba berpasangan Jita bahasa Jepang sesuai dengan metode pengajaran
yang sudah disepakati bersama dalam Team Teaching pada MK Hyougen.
- Mengajarkan dan memberitahu pembelajar agar berhati-hati terhadap kalimat yang
memiliki makna ‘ketidak sengajaan’ dan kalimat yang dipengaruhi oleh bahasa ibu

(2X50 menit)
-にBerlatih dan mengulang bentuk-bentuk kedua kalimat di atas. (2X50 menit)
-にMembuat soal untuk angket
-にMelaksanakan simulasi agar mudah untuk pengambilan data
-にMembagikan angket kepada pembelajar.Hasil angket dapat dilihat seperti di bawah ini.

No soal
pada
Angket
3
6
7
8
10
12
13
14
15
16
17

Hasil Penelitian石Tabel 3. Hasil Angket Penguasaan Verba Berpasangan Jita
KALIMAT YANG MENGGUNAKAN VERBA BERPASANGAN JITA
ここここここここここよよよよこここここここここここここここ
こここここここここここここここよよよよよよよよよこここここ..
ここここここここここここここここよよよよこここここ
こここここここここここここよよよここここここここ
こここここよよここここここここここここここここここここここここ
ここここここここここここここここ
Aこここここここここここよよよよここここここここここここ
こここここここここ
Bここここここここここここここここここ
ここここここよよよよよよよここここここここここ
こここここここここここここよよよよよよよよよこここここここここここここ
ここここよよよよここここここここここここここここ
にににに石石石石石石石にににににににににににににににににににににに.
にににににににに石石石石石石ににににににににににににににに
ににににににににににににににに石石石石石石ににににににににににににににににににに

Point of
View
Ketidak
sengajaan
Ketidak
sengajaan
Ketidak
sengajaan
Pengaruh
bahasa ibu
Pengaruh
bahasa ibu

23

にににににににににににに石石石にににににににににににににににに

24

にににににににににににににに石石石石石ににににににに 8 ににに石石石石ににににににににににににに

25

ににに石石石石石ににににににににににににににににににに
石石石石石ににににににににに

69,6 %
33,9 %
25 %
44,6 %
73,2 %

Ketidak
sengajaan
Ketidak
sengajaan
Ketidak
sengajaan

58,9 %

にににににににににににににににに石石石にににににににににににににににににに(石石石石石石; ににににににに)にに Pengaruh
ににににににに石石にににににににににににににににに石石石にににににににに
bahasa ibu

KALIMAT YANG MENGGUNAKAN VERBA BERPASANGAN JITA

-こ23,2 %
-こ46,4 %

Pengaruh
bahasa ibu
Pengaruh
bahasa ibu
Ketidak
sengajaan

20

No soal
pada
Angket

PRESENTASE
JAWABAN
YANG BENAR

Point of
View
Pengaruh
bahasa ibu
Pengaruh
bahasa ibu
Pengaruh
bahasa ibu

48,2 %
57,1 %

51,8 %
53,6 %
- 67,9%
- 53,6 %
- 62,5 %
- 46,4 %
PRESENTASE
JAWABAN
YANG BENAR

51,8 %
- 71,4 %
- 46,4 %
- 64,3 %
- 67,9 %



Sasaran Penelitian
Angket dibagikan kepada mahasiswa semester 4 dan 6 Jurusan Sastra Jepang, Fakultas
Sastra Universitas Padjadjaran pada bulan Maret tahun 2010 sebanyak 63 orang.



Garis Besar Hasil Analisis
Angket akan memberikan gambaran bagaimana pembelajar memikirkan bahasa Jepang
dalam struktur kalimat yang menggunakan verba berpasangan Jita.



Kesulitan Pembelajaran Bahasa Jepang
Pada tabel 3. Pembelajar dapat memahami adanya ciri khas verba berpasangan jita pada
presentase kebenaran yang cukup tinggi yakni pada soal no.12. Hampir 73,2%
pembelajar menjawab benar. Hal ini dimungkinkan pembelajar sering menemukan pola
ini dalam buku pegangan, walaupun berbenturan dengan pengaruh bahasa ibu namun hal
ini dapat diatasi dengan baik.
Berbeda dengan presentase hasil jawaban di atas(no.12) dengan soal no.8 yang menjawab
benar hanya sekitar 25 %. Padahal kalau dikaji dari makna kalimat pada soal 8 dan soal
12 tidak jauh berbeda. Perhatikanlah kalimat berikut.
(Soal 8):
ににに,に石石にににににににににににににににににににににににに
“ Wah,

patah ; mematahkan.

Padahal kelihatannya bunga mau segera berkembang.”

にににににににににににににににに
“ karena kemarin angin kencang sekali kan? “.

(Soal 12): ここここここよよよよよよよここここここここここ
“ Karena ada taufan beberapa hari yang lalu, pohon tumbang ; menumbangkan pohon.”

Jadi bila melihat kedua soal di atas, soal no.8 , alasan karena kejadian alam tidak
dirasakan oleh siswa, sehingga kecenderungan siswa menjawab salah menjadi terlihat
jelas.
Ciri khas pada verba berpasangan jita , dapat dilihat pada kalimat soal no3 dan no.7,
yakni sama-sama kalimat yang bermakna ‘ketidak sengajaan’.Lihatlah kalimat berikut.
(Soal 3a ) :

こここ,ここここここよよよよここここここここここここここ
“ Buku ini, kotor

(Soal 3b):

;sudah mengotori buku ini. Maaf yah .”

こここここここここここここここよよよよよよよよよこここここ..
“ (Saya) teledor, kopi tumpah

;menumpahkan kopi.”

Jawaban yang benar pada soal no 3a, presentasenya hanya mencapai 23,2 %, sedangkan
pada soal no 3b, sedikit lebih tinggi yakni 46,4%. Hal ini perlu disadari oleh pengajar
bahwa pemahaman siswa terhadap verba berpasangan jita yang bermakna

‘ketidaksengajaan’ masih belum optimum. Demikian pula presentase jawaban yang kecil
dapat dilihat pada soal no 7 seperti pada kalimat berikut ini.
(Soal 7)こ「こここここここここここここ よよよここここここここ」.

“ (Orang) yang memecahkan, kaca jendela itu, siapa yah? “

「 こ こ こ こ dalam bahasa Indonesia ’pecah’ ;dan 「 こ こ こ こ dalam bahasa Indonesia
adalah‘memecahkan’. Umumnya pembelajar memilih jawaban salah‘ こ こ こ ’ , sehingga
jawaban yang benar hanya 33,9%. Dengan demikian dapat dilihat bahwa pembelajar
belum dapat merasakan atau memahami kalimat yang bermakna 「 こ こ こ
」 ’ ketidaksengajaan’.
Ciri khas berikutnya dari jawaban pembelajar ada pada soal no 20. Bahasa Jepang dengan
struktur kalimat seperti ini, banyak ditemukan. Tetapi lain halnya dengan yang ada dalam
struktur kalimat bahasa Indonesia, selalu menghindari kata yang sama diulang berkalikali. Sehingga kata 「 に に に に
」 dalam bahasa Indonesia ’jatuh’, sedangkan 「 に に に に
」 dalam
bahasa Indonesia ’menjatuhkan’. Dalam hal ini pembelajar dalam menjawab menjadi
bingung karena adanya pengaruh bahasa Ibu yang lebih kuat.
Demikian juga halnya pada soal no 24 dan no 25, pembelajar betul-betul bingung dengan
adanya dua buah verba berpasangan Jita pada satu kalimat. Hal inipun pengaruh bahasa
ibu sangat kuat terhadap bentuk soal no 24 dan 25 ini.

E .Kesimpulan dan Saran
Bagaimanakah semua kesulitan yang dihadapi pembelajar pada bentuk kalimat di atas
dapat dikuasai dengan mudah, tepat dan benar ?
Dari hasil analisis di atas, akan dapat diusahakan hal-hal seperti berikut ini
- Diperoleh atau didapatkan aturan yang tepat pada awal pertama penyampaian pembelajaran
verba berpasangan Jita.


Ketentuan yang mendasar tentang verba berpasangan Jita 『 Shokyu o oshieru hito no
tameno Nihongo Hando Bukku 』 (2000) perlu dijelaskan secara terus-menerus dan
berkesinambungan yakni,

-

Verba Intransitif umumnya banyak diakhiri dengan sufiks –aru

-

Verba Intransitif yang bersufiks –aru biasanya berpasangan dengan verba Transitif
yang bersufiks –eru diakhiri dengan sufiks –reru

-

Verba Transitif umumnya banyak diakhiri dengan sufiks –su



Selalu memberikan penjelasan secara rutin, bila ditemukan verba berpasangan jita.
Menyuruh pembelajar untuk berhati-hati bila menemukan struktur kalimat yang
bermakna ‘ketidak sengajaan’ atau besarnya pengaruh bahasa ibu terhadap struktur
kalimat tersebut.



Memberikan list verba berpasangan jita secara bertahap dari tujuh kelompok derivasi
verba berpasangan jita. Kemudian memberikan tes atau ujian kecil untuk memastikan
sudah hafal atau belum siswa terhadap verba berpasangan jita tersebut.

- Terus-menerus diberikan latihan dan pengulangan secara efektif dan optimum.Mencoba
menggunakan gambar dari kamus bergambar agar lebih mudah untuk diingat dan dipahami.
(Lampiran)
F.石Penutup
DAFTAR PUSTAKA
- にににににににに2000「にににににににににににににににににに
」にににににににに
- にに ににににににににに2001「にににににににに
」『ににににににににににににににに

にににににににににににににに
ににににににににににに
-にににににににに 1987「ににににににににににににににににににににににに」


『にににににに
』にににににににににに
-ににににににににに1992「にににににににににに
」にににににににににににに

-にににににに
-ににににに
-にににににに
- ににににににに
-にににににににに
-にににににに
-にににににに
-にににににに

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

1999「にににににににに IIにににににに」にににににににににににに
1998「ににににににににに II にににににににににに」ににににににににににに
2007「にににに -にににににににににににに 80」にににににににに
2004「にににににににににににに
」ににに
2001「にににににに
」ににににに
2004「ににににににににににににににに 20」ににににににににににに
1991「にににににににに -にににに-III」にににに
2004「ににににににににににに
」ににににににににににに

(*) CURRICULUM VITAE
Nama Lengkap
Tempat Tanggal Lahir
Alamat Rumah
Nomor Telepon
Nomor HP
Alamat Kantor
Nomor Telepon/Faks
Alamat e-mail

Puspa Mirani Kadir,Dra.,M.A.
Bandung, 21 Agustus 1961
Komplek Cipadung Permai, Jl.Permai II/No 42
0227802501
081931337735
Jl. Bandung –Sumedang km.21 Jatinangor Sumedang
022- 7796388
puspamiranik@yahoo.co.jp

9.

Mata Kuliah yang diampu



Dokkai I (reading)(S1-Semester V-VI)
Hyougen I (grammar)(S1-Semester III-IV)
Nihongo Kiso(elemantary grammar) (S1-Semester III-III-IV)

RIWAYAT PENDIDIKAN

1.
2.

Program
Nama PT

S1
UNPAD

3.
4.
5.
6.

Bidang Ilmu
Tahun Masuk
Tahun Lulus
Judul Skripsi/
Tesis/Disertasi

Bahasa Jepang
1980
1985
Pemakaian kata ‘koto’
sebagai kata akhir dalam
kalimat bahasa Jepang

S2
Universitas Kurume
Jepang
Bahasa (Linguistik)
1995
1997
Kontrastivitas verba
transitif-intrasitif
Bahasa Jepang dan
Indonesia

S3
Universitas
Padjadjaran
Bahasa (Linguistik)
2007
Masih penelitian



Lampiran

-

Contoh gambar untuk mudah menghafal dan memahami verba berpasangan Jita