FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh :
INTAN PONDRA KUNTARA
B 200 100 035

PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

 

HALAJT,TAN PENGESAEAN


Yang bertanda tangan dibawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul:

FAKTOR.F'AKTOR YANIG MEMPENGART'HI KECEIIDERT]NGAI\I
PEIIERIMAAN

OPITTT AUDTT GOING

CONCENN

(studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2010-2012)

Yang ditulis oleh:

INTANPONDRA KT'NTARA
B 200 100 03s

Penandatanganan berpndapat bahwa naskatr publilcasi

terseh* tetah menrenuhi


syarat untuk diterima.

Sualcafia"

Juli 2014

Pembimbing

(Itra. Rina Trisnawali,

Mengetahui

i dan Bisnis
$cakarta
I

,4t
ilt


ft

nLSiJLD)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN
PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)
 

INTAN PONDRA KUNTARA
(B200100035)
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : intanpondra@yahoo.co.id
ABSTRAKSI
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti karena banyak kasus bangkrutnya
perusahaan yang disebabkan oleh kegagalan auditor dalam menilai kemampuan
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Tujuan penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,

likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan opini audit tahun sebelumnya terhadap
penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang listing di
Bursa Efek Indonesia.
Sampel dalam penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012, dengan populasi
sebanyak 146 perusahaan dan jumlah total sampel sebanyak 48 perusahaan, yang
dipilih berdasarkan motode purposive sampling dengan periode pengamatan 3
tahun dan metode analisis data yang digunakan adalah regresi logistik.
Berdasarkan penelitian ini dapat diambil sebuah simpulan bahwa ukuran
perusahaan, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap peneriaman opin audit going concern
sedangkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh dan signifikan terhadap
opini audit going concern.
Kata kunci: Ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan
perusahaan opini audit tahun sebelumnya, opini audit going
concern.

 

PENDAHULUAN


Banyak kasus manipulasi data keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
besar seperti Enron, worldcom, Xerox dan lain-lain yang pada akhirnya bangkrut,
menyebabkan profesi akuntan publik banyak mendapatkan kritikan. Auditor
dianggap ikut adil dalam memberikan informasi yang salah, sehingga banyak
pihak yang merasa di rugikan. Atas dasar banyaknya kasus tersebut, maka AICPA
(1988) mensyaratkan bahwa auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah
perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going
concern) sampai setahun kemudian setelah pelaporan Januarti, (2009). Masalah
timbul ketika banyak terjadi kesalahan opini (audit failures) yang di buat oleh
auditor menyangkut opini going concern (Sekar, 2003 dalam Dewayanto, 2011)..
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan bukti empiris
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan
dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun
2010-2012.
TINJAUAN PUSTAKA
Teori Keagenan
Menurut Jensen dan Meckling (1976) dalam Rahman dan Baldric Siregar
(2012) mendefinisikan bahwa hubungan keagenan sebagai suatu kontrak, dimana

satu orang atau lebih (prinsipal) meminta pihak lainnya (agen) untuk
melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal, yang melibatkan
pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. Jika kedua
pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut berusaha untuk memaksimalkan utilitas
mereka, maka ada kemungkinan bahwa agen tidak akan selalu bertindak untuk
kepentingan terbaik prinsipal. Dengan tujuan memotivasi agen, maka prinsipal
merancang

kontrak

sedemikan

rupa

sehingga

mampu

kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan.


 

mengakomodasi

Ukuran Perusahaan
Menurut Agnes Sawir (2004: 101-102) ukuran perusahaan dinyatakan
sebagai determinasi keuangan dalam hampir studi dan untuk sejumlah alasan
berbeda. Pertama, ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan
perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Perusahaan kecil umumnya
kekurangan akses ke pasar modal yang terorganisir, baik untuk obligasi maupun
saham. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar menawar
(bargaining power) dalam kontrak keuangan. Perusahaan besar biasanya dapat
memilih pendanaan dari berbagai bentuk utang, termasuk penawaran spesial yang
lebih menguntungkan dibandingkan yang ditawarkan oleh perusahaan kecil.
Semakin besar jumlah uang yang terlibat, semakin besar kemungkinan pembuatan
kontrak yang dirancang sesuai dengan preferensi kedua pihak sebagai ganti dari
penggunaan kontrak standar utang. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala
dalam biaya dan return membuat perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh
lebih banyak laba.
H1: Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit

going concern.
Profitabilitas
Menurut Hanafi dan Abdul Halim (2009: 83) mendefinisikan Rasio
Profitabilitas rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset, modal saham tertentu.
Retrun On Total Aset (ROA) atau juga sering di sebut Return On Investment
(ROI) menyatakan bahwa ROA mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan
laba dengan menggunakan total aset yang ada, setelah biaya-biaya modal (biaya
yang digunakan untuk mendanai aset) dikeluarkan dari analisis. Fokus analisis
ROA adalah profitabilitas, independen terhadap biaya modalnya. Dalam analisis
ROA, faktor-faktor non recurring perlu pertimbangan lebih lanjut. Faktor tersebut
bisa dikeluarkan, bisa juga dimasukan. (Hanafi dan Abdul Halim, 2009: 170).
H2: Profitabilitas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going
concern.

 

Likuiditas
Likuiditas adalah menujukan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera di penuhi, atau kemampuan

perusahaan untuk memenuhi kewajiaban keuangan pada saat di tagih. Perusahaan
yang mampu memenuhi kewajiaban keuangannya tepat pada waktunya berarti
perusahan tersebut dalam keadaan “Likwid” , dan perusahaan dikatakan mampu
memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila perusaahaan tersebut
mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar dari pada
hutang lancar jangka pendek. Sebaliknya kalau perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berati perusahaan tersebut dalam
keadaan “likwid”. (Munawir, 1986: 31).
H3: Likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Pertumbuhan Perusahaan
Pertumbuhan perusahaan mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam
mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan perusahaan dapat di roksikan
dengan rasio pertumbuhan penjualan. Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan
mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan
ekonomi secara keseluruhan (Weston & Copeland, 1992 dalam Setyarno, et al.,
2006). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan, menunjukkan aktivitas

operasional perusahaan berjalan dengan semestinya sehingga perusahaan dapat
mempertahankan posisi ekonominya dan kelangsungan hidupnya.
H4: Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini

audit going concern.
Opini Audit tahun Sebelumnya
Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat
kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah
ditetapkan,

serta

penyampaian

hasil-hasilnya

kepada

pemakai

yang


berkepentingan (Mulyadi, 2002:7). Mutchler (1985) dalam Dewayanto (2011)
menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini going

 

concern, dengan menggunakan discriminant analsis yang memasukan tipe opini
audit tahun lalu sebelumnya mempunyai akurasi prediksi paling tinggi, yaitu 89,9
%. Apabila tahun sebelumnya perusahaan mendapatkan opini audit going
concern, maka tahun berikutnya kemungkinan auditor memberi opini audit going
concern akan lebih besar (Eko, 2006), Alexander (2004), Lennox (2004) dalam
(Dewayanto, 2011).
H5: Opini Audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern.
METODE PENELITIAN
Jenis dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang sumbernya
berasal dari laporan tahunan (annual report) dan laporan keuangan auditan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2010-2012 dalam situs resmi BEI yaitu www.idx.co.id dan ICMD
(Indonesian Capital Market Directory).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Statistik Deskriptif
Hasil Statistik Deskriptif
N

Minimum

Maximum

Mean

Std. Deviation

Size

48

4.02

6.84

5.7490

.65234

ROA

48

-75.58

27.32

-7.8512

18.50948

CR

48

.10

75.42

3.7267

11.02380

SGR

48

-.84

2.60

.0640

.50104

Po

48

0

1

.58

.498

GC

48

0

1

.58

.498

Valid N (listwise)

48

Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0. 2014
Variabel ukuran perusahan (SIZE) diukur dengan menggunakan log total
aset. Dalam analisis deskriptif memiliki rata-rata sebesar 5,7490 dengan nilai
minimum 4,02 dan maksimum 6,84. Nilai rata-rata sebesar 5,7490 lebih
cenderung mendekati nilai maksimum 6,84. Hal ini menunjukan bahwa

 

perusahaan sampel dalam penelitian lebih banyak yang ukuranya tergolong
bersekala besar..
Variabel profitabilitas diukur dengan menggunakan ROA (return on total
aset) yaitu dihitung dari Net profit after tex dibandingkan dengan total aktiva
dikalikan 100%. Dalam analisis diskriptif di peroleh nilai minimum -75,58 dan
nilai maksimum 27,32 dari tabel IV.5 dapat dilihat bahwa nilai standar deviasi
18,51x lebih besar dari nilai rata-rata -7,85x, menunjukan tingginya variasi antara
nilai maksimum dan nilai minimum selama periode pengamatan, atau dengan kata
lain nilai tingkat perolehan laba atau rugi antara masing-masing perusahaan
berbeda jauh.
Variabel likuiditas diukur dengan Current ratio mempunyai nilai
minimum 0,10 dan nilai maksimumnya 75,42. Nilai standar deviasinya
menunujukan 11,02x lebih besar dari nilai rata-rata 3,7267, yang berarti tingginya
variasi antara niai maksimum dan minimum selama periode pengamatan, atau
dengan kata lain tingkat likuiditas perusahaan dalam katagori kurang baik.
Variabel pertumbuhan perusahaan diporsikan dengan pertumbuhan
penjualan (SGR) mempunyai nilai minimum -0,84 dan nilai maksimal 2,60
sedangkan nilai standar deviasinya 0,50104 lebih besar dari nilai rata-ratanya
0,0640, menunjukan tingginya variasi antara nilai maksimum dan nilai minimum
selama periode pengamatan, atau dengan kata lain tingkat pertumbuhan penjualan
antara masing-masing perusahaan berbeda jauh.
Opini audit sebelumnya dan opini audit going concern adalah variabel
yang diukur dengan metode dummy di mana nilai maksimal dari variabel tersebut
adalah 1 dan nilai minimumnya 0. Pada variabel tersebut dihasilkan nilai rata-rata
sebesar 0,58 yang berati 58% perusahaan dalam sempel penelitian menerima opini
audit going concern.

 

Analisis Regresi Logistik
Hasil Regresi Logistik
 

Step

B

S.E.

Wald

Df

Sig.

Exp(B)

Size

.698

1.010

.477

1

.490

2.009

ROA

-.021

.038

.295

1

.587

.979

CR

-.127

.161

.626

1

.429

.881

SGR

-.722

.989

.538

1

.463

.486

Po

4.876

1.164

17.546

1

.000 131.170

Constant
-5.989 6.169
.942
1
.332
 
 
a. Varibel (s) entered on step 1: Size, ROA, CR, SGR,
Po
Sumber : Hasil pengolahan data dengan SPSS 17.0. 2014

.003

Dari hasil regresi diatas variabel size memiliki tingkat signifikansi 0,490
> 0,05, kualitas ROA memiliki signifikansi 0,587 > 0,05, CR (current raito)
memiliki signifikansi 0,429 > 0,05, SGR (sales grown ratio) memiliki signifikansi
0,463 > 0,05 dan Po (opini audit tahun sebelumnya) memiliki signifikansi 0,000 <
0,05.
Pembahasan
Pada variabel ukuran perusahaan diperoleh koefisien regresi sebesar
+0,698 dengan tingkat signifikansi sebesar +0,490 > 0,05. Ini berarti status ukuran
perusahaan pada perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan
opini audit going concern. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini
audit going concern.
Pada variabel Profitabilitas diperoleh koefisien regresi sebesar – 0,021
dengan tingkat signifikansi sebesar +0,587 > 0,05. Ini berarti profitabilitas tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern. Hasil penelitian
ini tidak mendukung hipotesis kedua yang menyatakan bahwa profitabilitas
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Pada variabel kualitas Likuiditas diperoleh koefisien regresi sebesar –
0,127 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,429 > 0,05. Ini berarti bahwa rasio

 

likuiditas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going concern.
Hasil penelitian ini tidak mendukung hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa
rasio likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Pada variabel pertumbuhan perusahaan diperoleh koefisien regresi
sebesar -0,722 dengan tingkat signifikansi 0,463 > 0,05. Ini berarti bahwa
pertumbuhan

perusahaan

tidak

berpengaruh

secara

signifikan

terhadap

penerimaan opini audit going concern. Hasil penelitian ini tidak mendukung
hipotesis

keempat

yang

mnenyatakan

bahwa

pertumbuhan

perusahaan

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Pada variabel opini audit tahun sebelumnya diketahui nilai koefisien
regresi sebesar +4,876 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,00 < 0,05. Ini berarti
opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan opini audit
going concern. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kelima yang menyatakan
bahwa opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap penerimaan
opini audit going concern.
PENUTUP
Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, likuiditas, pertumbuhan perusahaan dan opini audit tahun
sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan
manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2012. Berdasarkan
hasil uji analisis data serta pembahasan yang telah dilakukan pada bab
sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil analisis data, ukuran perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini
dikarenakan meskipun suatu perusahaan tergolong dalam perusahaan
kecil, namun jika perusahaan tersebut memiliki manajemen dan kinerja
yang baik sehingga mampu bertahan dalam jangka panjang maka semakin
kecil potensi untuk mendapatkan opini audit going concern.
2. Berdasarkan hasil analisis data, profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern dengan nilai signifikansi

 

sebesar 0,587. profitabilitas yang tinggi tidak selalu mencerminkan
baiknya kinerja perusahaan, jika profitabilitas yang tinggi tidak disertai
dengan penekanan biaya yang akan menyebabkan profit perusahaan
kurang maksimal. Jadi, selain meningkatkan profitabilitas perusahaan,
perusahaan juga harus meningkatkan efisiensi penggunaan biaya dan
meningkatkan produktifitas kerja.
3. Berdasarkan hasil analisis data, likuiditas tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan opini audit going concern dengan nilai signifikansi
sebesar 0,429. Hal ini dikarenakan bahwa likuiditas yang rendahpun bisa
memiliki opini un going concern yang di sebebkan auditor melihat
potensi-potensi perusahaan untuk dapat mempertahankan hidupnya.
Potensi tersebut antara lain perusahaan masih bisa memperoleh laba pada
tahun berikutnya, dan perusahaan masih memiliki modal penerbitan saham
baru.
4. Berdasarkan analisis data, pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dengan nilai
signifikansi sebesar 0,463. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penjualan
yang tinggipun tidak menjamin untuk menerima opini audit going
concern, jika pertumbuhan penjualan yang tinggi akan berpengaruh
terhadap biaya produksi yang naik, dan jika perusahan mengalami
peningkatan laba juga akan menambah pendapatan auditee yang akan
berdampak pada biaya operasionalnya.
5. Berdasarkan analisis data, opini audit tahun sebelumnya berpengaruh
positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern dengan
nilai signifikansi sebesar 0,000. Hal ini dikarenakan perusahaan yang
mendapat opini audit going concern ditahun sebelumnya akan berpeluang
besar untuk menerima kembali opini audit going concern ditahun
berikutnya.
Saran
Dari keterbatasan-keterbatasan tersebut, maka untuk penelitian yang akan
disarankan untuk :

 

1. Penelitian selanjutnya dapat memperluas sampel penelitian dan periode
pengamatan dengan memasukkan industri perbankan, industri jasa,
transportasi, dan lain sebagainya yang dijadikan objek penelitian.
2. Pada kriteria financial distress bisa ditambah kriteria seperti saldo rugi
atau defisit dan modal kerja negatif.
3. Pada penelitian selamjutnya dapat menambah variabel keuangan dan non
keuangan lainnya sehingga hasil penelitian akan lebih bisa memprediksi
penerbitan opini audit going concern.
4. Menambah proksi yang digunakan pada variabel Pertumbuhan Perusahaan
seperti menggunakan proksi pertumbuhan laba.
DAFTAR PUSTAKA
Arens, Alvin. A dan Loebbecke. 1997. Auditing Pendekatan Terpadu. Jakarta :
Salemba Empat.
Dewayanto, Totok. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Fokus ekonomi. Vol 6,No. 1 Juni
2011.
Fanny, Margaretta dan Saputra, S. 2005. Opini Audit Going Concern: Kajian
Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan,
Dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek
Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. 966-978. Denpasar Bali.
Ghozali. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 19”.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Januarti, Indira dan Ella Fitrianasari. 2008. Analisis Rasio Keuangan Dan Rasio
Non Keuangan Yang Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini
Audit Going Concern Pada Auditor Dalam Memberikan Opini Audit
Going Concern Pada Auditee. Jurnal Maksi Vol.8 No.1 Januari 2008, hal
43-58.
Januarti, Indira.2009. Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,
Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern (Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia). Simposium Nasional Akuntansi 12 (SNA 12), 4 - 6 November
2009, Palembang.
Kartika, Andi. 2012. Pengaruh Kondisi Keungan dan Non Keuangan Terhadap
Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di BEI.
Dinamika Akuntansi, keuangan dan perbangkan, Mei 2012, Hal :25-40.

 

Komalasari, Agrianti. 2004. “Analisis Pegaruh Kualitas Auditor dan Proxi Going
Concern Terhadap Opini Auditor”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.
9, No. 2, pp. 1-15.
Kristiana, Ira. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhan Perusahan, Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahan Munufaktur yang Terdaftar di bursa efek Indonesia. Berkala
ilmiah mahasiswa akuntansi – vol 1, no. 1, Januari 2012.
Kurniati, Wiwik. 2012. Prediksi Kebangkrutan Pertumbuhaan dan Reputasi KAP
Terhadap Opini Audit Going Concern. Jurnal akuntansi ISSN 2252-6765.
Semarang
Muid, Daul dan Muhammad Jauhan Irfana. 2012. Analisi Pengaruh Debt
Defaulat, Kualiatas Audit, Opini Shopping dan kepemilikan perusahaan
terhadap penerimaan opini audit going concern. Diponegoro Jurnal of
accounting, Volume 1, No 2, Thn 2012, Halaman 1.
Mulyadi. 2002. Auditing. Buku I. Yogyakarta : Salemba Empat.
Munawir, H.S. 1997. Auditing Modern. Buku I. Yogyakarta. BPFE.
Munawir . S. 1986. Analisis Laporan Keuangan. Edisi kedua. Yogyakarta:
Liberty Yogyakarta.
M. Hanafi, Mamduh dan Abdul Halim. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Keempat Yogyakarta: Unit Penerbit dan Pencetakan.
Noverio, Rezkhy. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
Profitabilitas dan Solvabilitas Terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Universitas Diponegoro. Skripsi.
Rahman, Abdul dan Baldric Siregar. 2012. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di bursa efek Indonesia.
Simposium Nasional Akuntansi XV. Banjarmasin: 22-23 September 2012.
Rahayu, Sri. 2009. Faktor-Faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit
going concern Pada Perusahaan Manufaktur Publik. Kajian akuntansi,
Volume, Nomer 2, Desember 2009.
Rudyawan, A.P., dan I Dewa N. B., 2009, Opini Audit Going Concern : Kajian
Berdasarkan Model Preiksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan,
Leverage, dan Reputasi Auditor, Jurnal Akuntansi dan Bisnis, Vol. 4, No.
2, Juli: 129-139.
Saputra, Puji. 2012. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek

 

Indonesia. Skripsi Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Setyowati, W. 2009. Overview : Perkembangan Standar Audit Yang Relevan
Dengan Keputusan Opini Going Concern. Kajian Akuntansi, 1(1) : 58 –
68.
Setyarno, Eko Budi, Indira Januarti dan Faisal. 2006. Pengaruh Kualitas Audit,
Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya,
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.
Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang
: 23-26 Agustus.
Sihaan, Martha HS. 2010. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going Conceren Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”. Universitas Diponegoro.
Skripsi.
Soewiyanto, Maria Anjelina.2012. Aspek-Aspek Dalam Pemberian Opini Going
Concern. Jurnal Ilmiah Mahsiswa Akuntansi, Vol, 1, No. 2, Maret 2012.
Windyantari, A.A.Ayu Putri. 2011. Opini Audit Going -158.Concern dan FaktorFaktor yang Memengaruhi: Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa
Efek Indonesia. Tesis Program Studi Magister Akuntansi Program
Pascasarjana Universitas Udayana. Denpasar.
Sawir, Agnes.2004. Kebijakan Pendanaan dan Restribusi Perusahaan. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

 

Dokumen yang terkait

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di

0 2 24

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa E

0 2 15

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

0 3 16

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.

0 2 16

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.

0 2 9

DAFTAR PUSTAKA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.

0 1 4

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 1 15

BAB I ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 0 10

DAFTAR PUSTAKA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECENDERUNGAN PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN.

0 0 4

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern.

0 1 23