Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern.

(1)

ABSTRACT

The research is aimed to empirically analyze the factors that influence the going concern audit opinion. The factors used on this research are debt fault, audit quality, prior audit opinion. This research used sample of manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange during 2012-2013. Sampling method that used in purposive sampling and there are 34 companies as research object for period 2012-2103. The independent variables for this research are debt fault, audit quality, and prior audit opinion. The dependent variable is going concern audit opinion. Analysis method that used in this research is logistic regressions. The hypothesis testing showed prior audit opinion have relationship to going concern audit opinion. On the other hand, debt fault and audit quality have no relationship to going concern audit opinion.


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara empiris faktor yang mempengaruhi opini audit going concern. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini adalah debt fault, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama 2012-2013. Metode yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling dan ada 34 perusahaan sebagai objek penelitian untuk periode 2012-2103. Variabel bebas penelitian ini adalah debt fault, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya. Variabel dependen penelitian ini adalah opini audit going concern. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik. Pengujian hipotesis menunjukkan opini audit tahun sebelumnya memiliki hubungan dengan opini audit going concern. Di sisi lain, debt fault dan kualitas audit tidak memiliki hubungan dengan opini audit going concern.

Kata-kata kunci: Going concern, debt fault, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Perumusan Masalah ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Auditing ... 9

2.1.1 Definisi-definisi Auditing ... 9

2.1.2 Jenis-jenis Audit ... 14

2.1.3 Jenis-jenis Auditor ... 14

2.1.4 Proses Audit ... 16

2.1.5 Opini Audit ... 18


(4)

x

2.1.7 Kualitas Audit ... 25

2.1.8 Opini Audit Tahun Sebelumnya ... 26

2.1.9 Debt Fault ... 27

2.2 Kerangka Pemikiran ... 28

2.3 Hipotesis Penelitian ... 29

2.3.1 Pengaruh Debt Fault Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 29

2.3.2 Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 29

2.3.3 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Objek Penelitian ... 32

3.2 Jenis Penelitian ... 32

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 33

3.4 Defini Operasional Variabel ... 35

3.4.1 Variabel Independen (X) ... 35

3.4.2 Variabel Dependen (Y) ... 37

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 37

3.6 Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

4.1 Hasil Penelitian ... 42


(5)

xi

4.2.1 Uji Multikolinearitas ... 43

4.3 Analisis Regresi Logistik ... 44

4.3.1 Uji Kelayakan Model Regresi ... 44

4.3.2 Uji Model Fit dan Keseluruhan Model Fit (overall model fit) ... 45

4.3.3 Uji Koefisen Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 46

4.3.4 Uji Tabel Klasifikasi ... 47

4.4 Pengujian Hipotesis ... 48

4.5 Pembahasan ... 49

4.5.1 Debt Fault ... 51

4.5.2 Kualitas Audit ... 51

4.5.3 Opini Audit Tahun Sebelumnya ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 55

5.3 Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(6)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Daftar Perusahaan Manufaktur yang Memenuhi Kriteria ... 33

Tabel 4.1 Uji Multikolinearitas ... 43

Tabel 4.2 Uji Kelayakan Model Regresi ... 44

Tabel 4.3 Uji Model Fit dan Keseluruhan Model Fit (Overall Model Fit) ... 46

Tabel 4.4 Uji Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square) ... 47

Tabel 4.5 Uji Tabel Klasifikasi ... 48

Tabel 4.6 Uji Pengujian Hipotesis ... 48


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 28


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Daftar Sampel Perusahaan ... 61 Lampiran B Tabel Variabel Dummy ... 63 Lampiran C Hasil Uji Analisis Data SPSS 17.0 ... 64


(9)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan salah satu sarana penting untuk mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan. Dalam Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No.1 dijelaskan bahwa tujuan utama dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang berguna dalam pembuatan keputusan bisnis dan ekonomi. Agar dapat memberikan informasi yang berguna, maka laporan keuangan harus berkualitas.

Menyediakan informasi yang berkualitas tinggi adalah penting karena hal tersebut akan secara positif mempengaruhi penyedia modal dan pemegang kepentingan lainnya dalam membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya yang akan meningkatkan efisiensi pasar secara keseluruhan.

Investor menggunakan laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi. Oleh karena itu, diperlukan peran auditor independen untuk memberikan opininya atas kewajaran laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas. Dengan demikian, diharapkan penyedia modal dan pemegang kepentingan lainnya dapat membuat keputusan investasi, kredit, dan keputusan alokasi sumber daya lainnya yang lebih tepat berdasarkan informasi yang telah diaudit oleh pihak independen.


(10)

2

Auditor mempunyai peranan penting dalam menjembatani antara kepentingan investor dan kepentingan perusahaan sebagai pemakai dan penyedia laporan keuangan. Data-data perusahaan akan lebih mudah dipercaya oleh investor dan pemakai laporan keuangan lainnya apabila laporan keuangan yang mencerminkan kinerja dan kondisi keuangan perusahaan telah mendapat pernyataan wajar dari auditor. Pernyataan auditor diungkapkan melalui opini audit, opini wajar tanpa pengecualian dari auditor menjamin angka-angka akuntansi dalam laporan keuangan yang telah diaudit bebas dari salah saji material. Peran auditor diperlukan untuk mencegah diterbitkannya laporan keuangan yang menyesatkan. Dengan menggunakan laporan keuangan yang telah diaudit, para pemakai laporan keuangan dapat mengambil keputusan dengan benar sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya (Dewi, 2009). Selain memperoleh informasi mengenai kewajaran laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen, laporan auditor independen juga memberikan informasi kepada para pengguna laporan keuangan tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan usahanya (going concern). Laporan audit yang berhubungan dengan going concern dapat memberikan peringatan awal bagi pemegang saham dan pengguna laporan keuangan lainnya guna menghindari kesalahan dalam pembuatan keputusan (Mutchler, 1984).

Selain Krisis Moneter tahun 1998 yang melanda perekonomian Indonesia, krisis keuangan global yang terjadi sejak tahun 2008 menunjukan bahwa krisis keuangan di salah satu negara dapat berimplikasi terhadap negara-negara lain. Apa yang terjadi Amerika Serikat bisa berdampak di benua Eropa, Indonesia


(11)

3

bahkan berdampak pada negara- negara di benua Afrika. Krisis keuangan global tersebut berdampak terhadap kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya. Besar dampaknya di setiap negara bisa bervariasi, tergantumg sejauh mana negara tersebut memiliki ketergantungan terhadap pasar global. Dampak dari memburuknya kondisi ekonomi tersebut mengakibatkan makin meningkatnya opini Qualified Going Concern dan Disclaimer.

Ketika kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan early warning akan kegagalan keuangan perusahaan (Chen dan Church 1996 dalam Januarti 2007). Oleh karena itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan informasi laporan keuangan yang baik bagi investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988 dalam Januarti, 2007). investor (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005). Auditor juga bertanggungjawab untuk menilai apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) dalam periode waktu tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan audit (SPAP seksi 341, 2001). Auditor harus mengemukakan secara eksplisit apakah perusahaan klien akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya


(12)

4

sampai setahun kemudian setelah pelaporan (AICPA, 1988 dalam Januarti, 2007). Clarkson dan Simunic (1994) melakukan studi yang mengidentifikasi reaksi investor terhadap opini audit yang memuat informasi kelangsungan hidup perusahaan berdasarkan pengungkapan hasil analisis laporan keuangan. Studi tersebut menemukan bukti bahwa ketika investor akan melakukan investasi maka mereka perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dengan melihat laporan auditor, terutama yang menyangkut kelangsungan hidup perusahaan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa investor sangat mengandalkan opini audit yang diberikan auditor untuk melakukan keputusan investasi (Levitt, 1998 dalam Fanny dan Saputra, 2005).

Berdasarkan teori agensi yang mengasumsikan bahwa manusia itu selalu self interest, maka kehadiran pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal dan agen sangat diperlukan, dalam hal ini adalah auditor independen. Investor akan lebih cenderung pada data akuntansi yang dihasilkan dari kualitas audit yang tinggi (Praptitorini dan Januarti, 2007). Auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain kualitas audit, kondisi keuangan perusahaan (Komalasari, 2003, Setyamo et al., 2006; Santosa dan Wedari, 2007; Kartikasari dan Wardita, 2009). Asthon, Willingham dan Elliot (1987), Dodd.et al. (1984), Elliot (1984) menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini going concern membutuhkan waktu audit (audit delay) yang lebih lama dibandingkan perusahaan yang menerima opini tanpa kualifikasi. Louwers (1998), Lennox (2004), Indira dan Ella (2008) ada hubungan positif antara audit lag yang panjang dengan opini


(13)

5

audit going concern.

Pemberian opini going concern oleh auditor yang tidak terlepas dari opini audit yang diberikan tahun sebelumnya, karena kegiatan usaha pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas dari keadaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Mutchler (1984), Cacello dan Neal (2000), Alexander (2004), Eko, dkk (2007), Mirna dan Indira (2007), Lennox (2002) menyatakan ada hubungan yang signifikan dan positif antara opini audit going concern tahun sebelumnya dengan opini tahun berjalan. Jika tahun sebelumnya auditor memberikan opini audit going concern maka pada tahun berjalan semakin besar auditor akan memberikan kembali opini audit going concern.

Sehubungan dengan penjelasan di atas, maka penulis tertarik menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan opini audit going concern yaitu debt default, kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode 2012-2013. Adapun alasan pemilihan perusahaan manufakur karena transaksi perusahaan manufaktur lebih besar, lebih kompleks dan lebih bervariasi dibanding sektor lainnya. Judul penelitian ini adalah: “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”.


(14)

6

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam memfokuskan penelitian agar masalah yang diteliti memiliki ruang lingkup dan arah yang jelas, maka peneliti memberikan batasan masalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel bebas, yaitu: debt fault, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya.

2. Perusahaan yang dipilih sebagai sampel adalah perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit selama periode pengamatan, yaitu tahun 2012 sampai dengan 2013.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dari rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk menemukan bukti empiris apakah faktor debt fault berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. 2. Untuk menemukan bukti empiris apakah faktor kualitas audit berpengaruh

terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur. 3. Untuk menemukan bukti empiris apakah faktor opini audit tahun sebelumnya

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur.

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:


(15)

7

1.Apakah faktor debt fault berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur?

2.Apakah faktor kualitas audit berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur?

3.Apakah faktor opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur?

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Bagi pengembangan teori dan pengetahuan di bidang akuntansi, terutama berkaitan dengan auditing, khususnya dalam bidang keputusan opini audit. 2. Manfaat Praktis

a. Pemberi Pinjaman (Kreditur)

Informasi kebangkrutan bisa bermanfaat untuk mengambil keputusan siapa yang akan diberi pinjaman dan kemudian bermanfaat untuk kebijakan memonitor pinjaman yang ada.

b. Investor

Investor saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan tentunya akan sangat berkepentingan melihat adanya kemungkinan bangkrut atau tidaknya perusahaan yang menjual surat berharga tersebut. Investor yang menganut strategi aktif akan mengembangkan model prediksi


(16)

8

kebangkrutan untuk melihat tanda-tanda kebangkrutan seawal mungkin dan kemudian mengantisipasi kemungkinan tersebut.

c. Akuntan

Akuntan mempunyai kepentingan terhadap informasi kelangsungan satuan usaha karena akuntan akan melihat kemampuan going concern suatu perusahaan.

d. Manajemen


(17)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:

1. Debt Fault tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat terlihat dari hasil SPSS dimana uji Wald = 1,069 dengan p-value = 0,301 lebih besar dari α = 0,05 , maka koefisien regresi untuk variabel debt fault dengan menggunakan regresi logistik H1 ditolak, sehingga dapat disimpulkan debt fault tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Pengaruh yang tidak signifikan ini disebabkan adanya beberapa sampel perusahaan yang mengalami kenaikan laba perusahaan dan penghapusan utang. Selain itu auditor dalam mengeluarkan opini audit going concern tidak hanya mempertimbangkan satu faktor, tetapi juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi dikeluarkannya opini audit going concern.

2. Kualitas Audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat terlihat dari hasil SPSS dimana uji Wald = 3,214 dengan p-value = 0,073 lebih besar dari α = 0,05 , maka koefisien regresi untuk variabel kualitas audit dengan menggunakan regresi logistic H2 ditolak, sehingga dapat disimpulkan kualitas audit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Pengaruh yang tidak signifikan


(18)

55

ini disebabkan adanya komitmen yang dibuat dari setiap KAP untuk menjaga reputasinya baik itu KAP besar maupun KAP kecil, dimana setiap KAP akam memberitahukan kepada kliennya apabila ia menemukan masalah yang dapat mempengaruhi pemberian opini audit going concern.

3. Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat terlihat dari hasil SPSS dimana uji Wald = 9,777 dengan p-value = 0,002 lebih kecil dari α = 0,05, maka koefisien regresi untuk variabel opini audit tahun sebelumnya H3 diterima, sehingga dapat disimpulkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil temuan empiris ini menunjukkan bahwa auditor sangat memperhatikan opini audit going concern yang diterima auditee pada tahun sebelumnya, apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going concern, semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya:

1. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak dapat mencakup semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan publik.


(19)

56

2. Perioda penelitian hanya dua tahun yaitu tahun 2012-2013, sehingga belum dapat melihat kecenderungan tren penerbitan opini audit going concern dalam jangka panjang.

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian hanya tiga variabel saja, yaitu debt fault, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya. Sebenarnya masih banyak faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit going concern.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut: 1. Kepada para investor dan calon investor yang hendak melakukan investasi terhadap perusahaan, sebaiknya berhati-hati dalam memilih perusahaan dan sebaiknya tidak melakukan investasi pada perusahaan yang mendapat opini audit going concern.

2. Kepada manajemen perusahaan hendaknya dapat mengetahui lebih awal tanda-tanda kebangkrutan usaha dengan melakuka analisis terhadap laporan keuangan sehingga dapat mengambil keputusan guna menangani masalah tersebut dan terhindar dari penerimaan opini audit going concern.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada perusahaan dengan objek yang berbeda, misalnya dengan menambahkan jumlah variabel yang akan diteliti dan juga waktu dalam melakukan penelitian lebih lama dari peneliti sebelumnya sehingga hasil penelitian akan lebih baik dalam memprediksi penerimaan opini audit going concern.


(20)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Edisi Ketiga. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Altman, E., dan T. McGough. (1974). Evaluation of A Company as A Going Concern. Journal of Accountancy. Desember, Hlm. 50-57.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. (2011). Auditing dan Assurance Service. Jakarta : Erlangga.

Astuti, Irtani Retno. (2012). Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Universitas Diponegoro. Semarang.

Belkaoui, Ahmed Rishi. (2006). Teori Akuntansi. Edisi Kelima. Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Risnawati Dermauli. Jakarta : Salemba Empat.

Carcello, J.V., dan Neal, T.L. (2000). Audit Committee Composition and Auditor Reporting. The Accounting Review. 117-128.

Craswell, Allen T., Jere R. Francis, dan Stephen L. Taylor. (1995). Auditor Brand Name Reputations and Industry Specialization. Journal of Accounting and Economics. Vol. 20: 297-322.

Darminto, Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. (2002). Analisis Laporan Keuangan: Konsep dan Manfaat. AMP-YKPN. Yogyakarta.

DeAngelo, Linda Elizabeth. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting and Economics. Vol 3: 183-199.

Dewayanto, Totok. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro. Semarang.

Fanny, Margareta dan Sylvia Saputra. (2005). Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo: 15-16 September 2005.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.


(21)

58

Halim, Abdul. (2008). Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hendriksen, Eldon S dan Michael F. Van Breda. (2000). Teori Akuntansi. Interaksara, Batam.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Indonesia Capital Market Directory. (2013). Indonesia Stock Exchange, Jakarta. Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik.

Jakarta: Salemba Empat.

Januarti, Indria. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor, Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Makalah Disampaikan Dalam Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang: 4-6 November.

Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. (2010). Faktor Non Keuangan pada Opini Audit Going Concern. Disampaikan Pada Simposium Nasional Akuntansi XIII. Purwokerto.

Jusuf, Al Haryono. (2001). Auditing. Buku Dua. Yogyakarta: STIE YKPN.

Komalasari, Agrianti. (2004). Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy Going Concern Terhadap Opini Audit Auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 9. No 2:1-15.

Lubis, Nuddin. (2011). Analisis Faktor-Faktor Penerimaan Opini Audit Going Concern. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya.

Marzuki. (1999). Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.

Mayangsari, Sekar. (2003). Pengaruh Kualitas Audit, Independensi terhadap Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI. Surabaya.

Mulyadi. (2002). Auditing. Buku Dua. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Munawir, S. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:

Liberty.

Mutchler, Jane F. (1984). Auditor’s Perception of The Going-Concern Opinion Decision. Auditing: A Journal of Practice and Theory. Vol 3. No 2: 17-30.


(22)

59

Muthahiroh. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Opini Audit Going Concern Oleh Auditor Pada Auditee. Universitas Diponegoro. Semarang.

Petronela, Thio. (2004). Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance. 47-55.

Praptitorini, Mirna Dyah, dan DRA. Indira Januarti. (2007). Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Fault, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Universitas Diponegoro. Semarang.

Pratama. (2008). Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Simposium Nasional Akuntansi XI. Semarang.

Rahayu, Puji. (2007). Assessing Going Concern Opinion: A Study Based on Financial and Non-Financial Information. Makalah Disampaikan dalam Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 26-28 Juli.

Santosa, Arga Fajar., dan Linda Kusumaning Wedari. (2007). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. UNIKA Soegijapranata. Semarang.

Setiawan, Santy. (2006). Opini Going Concern dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Volume V No. 1, Mei 2006. 59-67. Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira, dan Faisal. (2006). Pengaruh Kualitas Audit,

Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern. Semarang: Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus, Halaman 1-25.

Sriyani, Rita Anugrah, dan Julita Saidi. (2012). Analisis Pengaruh Prediksi Kebangkrutan, Kinerja Keuangan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Reputasi KAP Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2011). Jurnal Ekonomi.

Surbakti, Meliyanti Yosephine. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern. Universitas Diponegoro. Semarang.

Sutrisno. (2005). Manajemen Keuangan, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.


(23)

60

Syahrul, dan Afdi Muhammad. (2000). Kamus Akuntansi. Jakarta. Citra Harta Prima.

Widyantari, Ayu Putri. (2011). Opini Audit Going Concern dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Universitas Udayana. Denpasar.

Yogi, Mokhamad. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi Auditor Dalam Pemberian Opini Audit Going Concern. Universitas Pembangunan Nasional Veteran. Yogyakarta.


(1)

ini disebabkan adanya komitmen yang dibuat dari setiap KAP untuk menjaga reputasinya baik itu KAP besar maupun KAP kecil, dimana setiap KAP akam memberitahukan kepada kliennya apabila ia menemukan masalah yang dapat mempengaruhi pemberian opini audit going concern.

3. Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hal ini dapat terlihat dari hasil SPSS dimana uji Wald = 9,777 dengan p-value = 0,002 lebih kecil dari α = 0,05, maka koefisien regresi untuk variabel opini audit tahun sebelumnya H3 diterima, sehingga dapat disimpulkan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Hasil temuan empiris ini menunjukkan bahwa auditor sangat memperhatikan opini audit going concern yang diterima auditee pada tahun sebelumnya, apabila pada tahun sebelumnya auditor telah menerbitkan opini audit going

concern, semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini

audit going concern pada tahun berikutnya.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian yang dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian selanjutnya:

1. Perusahaan yang dijadikan sampel penelitian terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga tidak dapat mencakup semua hasil temuan untuk seluruh perusahaan publik.


(2)

56

2. Perioda penelitian hanya dua tahun yaitu tahun 2012-2013, sehingga belum dapat melihat kecenderungan tren penerbitan opini audit going concern dalam jangka panjang.

3. Variabel yang digunakan dalam penelitian hanya tiga variabel saja, yaitu debt

fault, kualitas audit, dan opini audit tahun sebelumnya. Sebenarnya masih

banyak faktor-faktor lainnya yang dapat mempengaruhi auditor dalam memberikan opini audit going concern.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, maka peneliti menyarankan hal-hal berikut: 1. Kepada para investor dan calon investor yang hendak melakukan investasi terhadap perusahaan, sebaiknya berhati-hati dalam memilih perusahaan dan sebaiknya tidak melakukan investasi pada perusahaan yang mendapat opini audit going concern.

2. Kepada manajemen perusahaan hendaknya dapat mengetahui lebih awal tanda-tanda kebangkrutan usaha dengan melakuka analisis terhadap laporan keuangan sehingga dapat mengambil keputusan guna menangani masalah tersebut dan terhindar dari penerimaan opini audit going concern.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada perusahaan dengan objek yang berbeda, misalnya dengan menambahkan jumlah variabel yang akan diteliti dan juga waktu dalam melakukan penelitian lebih lama dari peneliti sebelumnya sehingga hasil penelitian akan lebih baik


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. (2004). Auditing (Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan

Publik. Edisi Ketiga. Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti.

Altman, E., dan T. McGough. (1974). Evaluation of A Company as A Going

Concern. Journal of Accountancy. Desember, Hlm. 50-57.

Arens, Alvin A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. (2011). Auditing dan

Assurance Service. Jakarta : Erlangga.

Astuti, Irtani Retno. (2012). Pengaruh Faktor Keuangan dan Non Keuangan

Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Belkaoui, Ahmed Rishi. (2006). Teori Akuntansi. Edisi Kelima. Terjemahan Ali Akbar Yulianto, Risnawati Dermauli. Jakarta : Salemba Empat.

Carcello, J.V., dan Neal, T.L. (2000). Audit Committee Composition and Auditor

Reporting. The Accounting Review. 117-128.

Craswell, Allen T., Jere R. Francis, dan Stephen L. Taylor. (1995). Auditor Brand

Name Reputations and Industry Specialization. Journal of Accounting and Economics. Vol. 20: 297-322.

Darminto, Dwi Prastowo dan Rifka Julianty. (2002). Analisis Laporan Keuangan:

Konsep dan Manfaat. AMP-YKPN. Yogyakarta.

DeAngelo, Linda Elizabeth. (1981). Auditor Size and Audit Quality. Journal of

Accounting and Economics. Vol 3: 183-199.

Dewayanto, Totok. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Universitas Diponegoro.

Semarang.

Fanny, Margareta dan Sylvia Saputra. (2005). Opini Audit Going Concern: Kajian

Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, dan Reputasi Kantor Akuntan Publik (Studi Pada Emiten Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo: 15-16 September 2005.

Ghozali, Imam. (2009). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Universitas Diponegoro. Semarang.


(4)

58

Halim, Abdul. (2008). Auditing (Dasar-Dasar Audit Laporan Keuangan). Jilid 1. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Hendriksen, Eldon S dan Michael F. Van Breda. (2000). Teori Akuntansi. Interaksara, Batam.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2009). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.

Indonesia Capital Market Directory. (2013). Indonesia Stock Exchange, Jakarta.

Institut Akuntan Publik Indonesia. (2011). Standar Profesional Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat.

Januarti, Indria. (2009). Analisis Pengaruh Faktor Perusahaan, Kualitas Auditor,

Kepemilikan Perusahaan Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern (Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia).

Makalah Disampaikan Dalam Simposium Nasional Akuntansi XII. Palembang: 4-6 November.

Junaidi, dan Jogiyanto Hartono. (2010). Faktor Non Keuangan pada Opini Audit

Going Concern. Disampaikan Pada Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Purwokerto.

Jusuf, Al Haryono. (2001). Auditing. Buku Dua. Yogyakarta: STIE YKPN.

Komalasari, Agrianti. (2004). Analisis Pengaruh Kualitas Auditor dan Proxy

Going Concern Terhadap Opini Audit Auditor. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan. Vol 9. No 2:1-15.

Lubis, Nuddin. (2011). Analisis Faktor-Faktor Penerimaan Opini Audit Going

Concern. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas. Surabaya.

Marzuki. (1999). Metodologi Riset. Jakarta: Erlangga.

Mayangsari, Sekar. (2003). Pengaruh Kualitas Audit, Independensi terhadap

Integritas Laporan Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VI.

Surabaya.

Mulyadi. (2002). Auditing. Buku Dua. Edisi Keenam. Jakarta: Salemba Empat. Munawir, S. (2007). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta:

Liberty.


(5)

Muthahiroh. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemberian

Opini Audit Going Concern Oleh Auditor Pada Auditee. Universitas

Diponegoro. Semarang.

Petronela, Thio. (2004). Pertimbangan Going Concern Perusahaan Dalam

Pemberian Opini Audit. Jurnal Balance. 47-55.

Praptitorini, Mirna Dyah, dan DRA. Indira Januarti. (2007). Analisis Pengaruh

Kualitas Audit, Debt Fault, dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern. Universitas Diponegoro. Semarang.

Pratama. (2008). Opini Audit Going Concern: Kajian Berdasarkan Model

Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage, dan Reputasi Auditor. Simposium Nasional Akuntansi XI. Semarang.

Rahayu, Puji. (2007). Assessing Going Concern Opinion: A Study Based on

Financial and Non-Financial Information. Makalah Disampaikan dalam

Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 26-28 Juli.

Santosa, Arga Fajar., dan Linda Kusumaning Wedari. (2007). Analisis

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. UNIKA Soegijapranata. Semarang.

Setiawan, Santy. (2006). Opini Going Concern dan Prediksi Kebangkrutan

Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi Volume V No. 1, Mei 2006. 59-67.

Setyarno, Eko Budi, Januarti, Indira, dan Faisal. (2006). Pengaruh Kualitas Audit,

Kondisi Keuangan Perusahaan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern.

Semarang: Simposium Nasional Akuntansi IX Padang, 23-26 Agustus, Halaman 1-25.

Sriyani, Rita Anugrah, dan Julita Saidi. (2012). Analisis Pengaruh Prediksi

Kebangkrutan, Kinerja Keuangan, Opini Audit Tahun Sebelumnya, dan Reputasi KAP Terhadap Opini Audit Going Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2011). Jurnal

Ekonomi.

Surbakti, Meliyanti Yosephine. (2011). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Penerimaan Opini Audit Going Concern. Universitas Diponegoro.

Semarang.

Sutrisno. (2005). Manajemen Keuangan, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia.


(6)

60

Syahrul, dan Afdi Muhammad. (2000). Kamus Akuntansi. Jakarta. Citra Harta Prima.

Widyantari, Ayu Putri. (2011). Opini Audit Going Concern dan Faktor-Faktor

yang Mempengaruhi: Studi Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Universitas Udayana. Denpasar.

Yogi, Mokhamad. (2010). Analisis Faktor-Faktor yang Dapat Mempengaruhi

Auditor Dalam Pemberian Opini Audit Going Concern. Universitas

Pembangunan Nasional Veteran. Yogyakarta. www.idx.co.id (2014)