this file 8867 11842 1 SM

Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran PjBL (Project Based
Learning) dengan PBL (Problem Based Learning) pada Mata Pelajaran
Pemasaran Online
Agnes Dini Mardani
Titis Shinta Dhewi
Ludiwishnu Wardana
Program Studi Pendidikan Tata Niaga Universitas Negeri Malang
E-mail : titis.shinta.dhewi.fe@um.ac.id
Abstract: This purpose of this study is: (1) the application of learning PjBL with PBL to improve study
results students, (2) assessing the domain affective, cognitive, and psychomotor, (3) the difference study
results use the PjBL with PBL to improve study results students. The research is research quantitative
and including research apparent experiment (quasi eksperiment ) by taking sample class two classes X
PM 1 as a class experiment and class X PM 2 as a class control. Research instruments used for data
collection namely: (1) tests to pretes and postest used to determine the cognitive assessment, (2) sheets
observation affective, (3) sheets of the process for the psychomotor. The trial research instruments use
the validity and reabilitas. Analysis techniques data using: (1) test a prerequisite analysis consisting of
normality test and the homogeneity (2) t test unpaired which ended with the help of computer programs
spss. Based on the result of this research can be concluded that: (1) the application of PjBL (Project
Based Learning) and PBL (Problem Based Learning) should be conducted well in accordance syntax
learning, (2) assessing the cognitive students have a difference and class experiment having an average
higher than class control, (3) assessing the results affective students have a difference and on the

application of PjBL is better than PBL.
Keywords: Learning Strategy, Result Study



Abstrak: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui: (1) penerapan model
pembelajaran PjBL dengan PBL untuk peningkatan hasil belajar siswa, (2) penilaian ranah afektif,
kognitif, dan psikomotor, (3) perbedaan hasil belajar menggunakan model PjBL dengan PBL untuk
peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk
penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment) dengan mengambil sampel dua kelas yaitu kelas X
PM 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X PM 2 sebagai kelas kontrol. Instrumen penelitian yang
digunakan untuk pengumpulan data yaitu: (1) tes untuk pretes dan postest yang digunakan untuk
menentukan penilaian ranah kognitif, (2) lembar observasi afektif, (3) lembar penilaian proses untuk
ranah psikomotorik. Uji coba instrumen penelitian menggunakan uji validitas dan reabilitas. Teknik
analisis data menggunakan: (1) uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji
homogenitas (2) uji t tidak berpasangan yang diselesaikan dengan bantuan komputer program SPSS.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran PjBL
(Project Based Learning) dan model PBL (Problem Based Learning) dilaksanakan dengan baik sesuai
sintaks pembelajaran, (2) penilaian kognitif siswa memiliki perbedaan dan kelas eksperimen
memiliki rata-rata yang lebih tinggi daripada kelas kontrol, (3) penilaian hasil afektif siswa memiliki

perbedaan dan pada penerapan model pembelajaran PjBL lebih baik dibandingkan model
pembelajaran PBL.

Kata Kunci: model pembelajaran, hasil belajar.


Pembangunan dunia pendidikan bertujuan mengembangkan sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga dapat bersaing dalam dunia usaha yang semakin lama semakin ketat.
Melihat peranan pendidikan begitu penting serta perkembangan teknologi yang begitu pesat
untuk persaingan yang kompetitif. Peran guru sangatlah penting dalam proses pembelajaran
meskipun bukanlah mendominasi tetapi membimbing dan mengarahkan siswa aktif
memperoleh informasi dan mengkontruksi sendiri pengetahuan yang diperolehnya, serta
109

Mardani, Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran PjBL….

dilakukan variasi dalam proses pembelajaran sehingga siswa lebih tertantang untuk belajar
agar mencapai kegiatan belajar.

Proses belajar menentukan bagaimana keberhasilan dari kegiatan belajar yang

dilakukan oleh siswa. Kegiatan belajar merupakan kegiatan pokok penentu berhasil tidaknya
pencapaian tujuan pendidikan. Untuk mencapai tujuan ini, guru harus menemukan strategi
pembelajaran yang sesuai untuk diterapkan dalam lingkungan kelas dan mampu mengajak
siswa untuk aktif di dalam kelas dan mencapai keberhasilan kegiatan hasil belajar. Selama ini
masih banyak mata pelajaran yang diajarkan oleh guru menggunakan model konvensional
sehingga kurang efektif dalam pencapaian hasil belajarnya dan salah satunya adalah mata
pelajaran Pemasaran Online.
Mata pelajaran Pemasaran Online adalah muatan lokal yang baru diterapkan beberapa
tahun yang lalu dan masih banyak dalam penerapannya menggunakan metode konvensional
sehingga dalam proses pembelajaran siswa kurang memperhatikan dan hasil belajar yang
belum tuntas. Dari kondisi tersebut peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran baru
yaitu Model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan PBL (Problem Based Learning)
yang diharapkan siswa dapat memiliki proses belajar yang inovatif (Blandul, 2015) dengan
hasil yang tuntas. Penerapan dua model pembelajaran ini bertujuan untuk meningkatkan hasil
belajar siswa dan dapat mengetahui perbedaan hasil belajar pada mata pelajaran pemasaran
online dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan PBL
(Problem Based Learning). Kedua model ini memiliki indikator pembelajaran tidak hanya
melalui ceramah tetapi pemecahan masalah dan penerapan untuk mempraktekannya (Chan,
2017).
Jhonson dkk (2013:560) dalam jurnalnya yang berjudul “Project Based Learning and

Student Engangment”, menyimpulkan “I decided to implement PBL in my own classroom and
study its effects on students behavioural, cognitive, and emotional engagement. I was not only
concerned with the behaviours of my students, but with their learning and enjoyment of the
learning process as well, saya memutuskan untuk menerapkan PBL dikelas saya dan
mempelajari efek keterlibatan emosional kognitif dan perilaku tidak hanya berkaitan dengan
perilaku tetapi juga hasil belajar mereka”.
Hal ini juga dijelaskan oleh Ajai dkk (2013:131) bahwa “The findings of this study that
the use of problem based learning strategy could provide a good way for students to learn
mathematics rather than using conventional methods” Penemuan dari studi ini yaitu
penggunaan strategi belajar berbasis masalah merupakan cara yang baik bagi siswa belajar
matematika daripada menggunakan metode konvensional”. Pembelajaran matematika dan
pemasaran online memiliki indikator yang tidak jauh berbeda yaitu tidak bisa hanya dijelaskan
tetapi juga membutuhkan penerapan agar memiliki hasil yang baik.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2, Tidak ada perbedaan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dibanding menggunakan model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) .
H1 : µ1 ≠ µ2, Terjadi perbedaan peningkatan hasil belajar dengan menggunakan model
pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dibanding menggunakan model pembelajaran PBL
(Problem Based Learning).

METODE


Penelitian ini mengkaji ranah kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dengan menggunakan dua
model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan yaitu model problem based learning
dan model project based learning. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

110

111

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 109 - 117

"quasi experiment"(eksperimen semu). Penelitian ini dikatakan quasi karena pada penelitian
ini perlakuan yang diberikan pada subjek penelitian tidak dikendalikan sepenuhnya oleh
peneliti. Desain penelitian "quasi experiment"(eksperimen semu) ini adalah“pretest-posttest
non equivalent control group design” (Sugiyono, 2012:116).





Tabel 1. Rancangan Penelitian Pretest-posttest Control Group Design (quasi experiment)
Kelompok
Tes awal
Perlakuan
Tes akhir
Eksperimen
O1
X1
O3
O2
Kontrol
X2
O4


Keterangan:
X1
: Model Pembelajaran PjBL (Project Based Learning)
X2

: Model pembelajaran PBL (Problem Based Learning)
O1
: Pretest untuk kelas eksperimen
O2
: Pretest untuk kelas kontrol
O3
: Postest untuk kelas eksperimen
O4
: Postest untuk kelas kontrol

Variabel adalah segala sesuatu dalam bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60). Variabel bebas (independen) dalam penelitian ini adalah
model pembelajaran PjBL (project based learning) (X ) dan model pembelajaran PBL (problem
based learning) (X ) sedangkan variabel terikat (dependen) adalah hasil belajar siswa (Y).


X



Y




X

Gambar 1. Hubungan Antara Variabel penelitian
Sumber : Sugiyono, 2013:10

Subjek penelitian adalah siswa kelas X jurusan pemasaran SMK Negeri 1 Pasuruan yang
berjumlah 70 siswa, yang terdiri dari siswa kelas X PM 1 yang berjumlah 35 siswa dan siswa
kelas X PM 2 yang berjumlah 35 siswa. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi
data kemampuan awal siswa (dari nilai prates), data hasil belajar ranah kognitif siswa (dari
nilai pascates) dan data hasil belajar (perhitungan dari nilai pascates, lembar observasi proses
psikomotorik dan lembar afektif). Pada penelitian ini yang akan dibandingkan peningkatan
hasil belajar dengan cara mengurangi nilai hasil belajar dengan kemampuan awal antara kelas
kontrol dan eksperimen. Penentuan kelas eksperimen diambil dari data kemampuan awal
siswa.
Pengujian validitas dan reliabilitas merupakan suatu proses menguji item-item soal

yang ada dalam sebuah soal. Untuk mempermudah menghitung validitas dan reliabilitas data,

Mardani, Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran PjBL….

maka dapat menggunakan SPSS versi 20. Adapun tahapan analisis datanya yaitu dengan
melakukan: deskripsi data, menguji persyaratan analisis, dan menguji hipotesis.

HASIL & PEMBAHASAN
Hasil

Pembelajaran yang dilakukan pada kelas X PM 1 dan kelas PM 2 yang bertindak sebagai kelas
kontrol (model pembelajaran PBL) dan kelas eksperimen (model pembelajaran PjBL), data ini
diperoleh dari hasil nilai kemampuan awal siswa (pretest). Dari uji coba soal yang berjumlah
50 butir soal yang sebelumnya sudah dilakukan validasi isi, uji validitas dan uji reabilitas maka
akan diambil 25 soal yang diujikan untuk soal pretest dan postest. Soal pretest dan postest hanya
dibedakan pada pemberian soal postest akan disusun secara acak. Deskripsi hasil pembelajaran
siswa kemampuan awal (pretest) dan kemampuan akhir (postest) adalah normal dan homogen.
Hasil kemampuan awal siswa menunjukan bahwa diperoleh rata-rata pada kelas
eksperimen 44,4 dan rata-rata pada kelas kontrol 46,8dan signifikansi kelas eksperimen
0,245dan kelas kontrol 0,343, dari hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan bahwa data

kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai probabilitas > 0,05,
maka data tersebut normal sedangkan dapat dilihat bahwa kemampuan awal siswa kelas
eksperimen dan kelas kontrol diperoleh p = 0,223 > 0,05, maka kesimpulannya kedua data
tersebut homogen. Hasil kemampuan akhir siswa menunjukan bahwa normalitas data hasil
belajar kognitif siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh rata-rata pada kelas
eksperimen 77,03 dan rata-rata pada kelas kontrol 75,66dan signifikansi kelas eksperimen
0,134dan kelas kontrol 0,129. Hasil ini dapat disimpulkan bahwa data hasil belajar kognitif
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki nilai probabilitas > 0,05, maka data
tersebut normal sedangkan kemampuan awal siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
memiliki p = 0,621 > 0,05, maka kesimpulannya kedua data tersebut homogen.
Berdasarkan hasil uji normalitas, uji homogenitas, dan uji kesamaan nilai rata-rata pada
data hasil belajar kognitif siswa dapat disimpulkan bahwa hasil belajar kemampuan akhir siswa
kelas eksperimen dan kontrol sama. Dengan kata lain, adanya perbedaan hasil belajar siswa
kelas eksperimen dan kontrol disebabkan oleh perlakuan serta nilai dari ranah kognitif siswa.
Perbedaan hasil belajar kemampuan akhir dan awal siswa tidak hanya disebabkan oleh
perlakuan yang dilakukan pada saat penelitian tetapi pada faktor lain yaitu pada ranah kognitif.
Data penilaian afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dari hasil pengamatan
sikap dan perhatian siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Data afektif siswa
diperoleh dengan mengisi lembar observasi penilaian afektif siswa. Selama proses
pembelajaran siswa memiliki perhatian yang baik dan antusias yang cukup baik pula. Banyak

dari siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar dan juga memperhatikan langkah-langkah pada
pembelajaran walaupun ada beberapa siswa masih berbicara diluar konteks pembelajaran. Hal
ini tetap menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen
adalah baik dengan rata-rata nilai 95,2 sedangkan secara umum hasil belajar afektif siswa kelas
kontrol adalah baik dan juga pada proses pembelajaran cukup antusias walau masih banyak
yang terlambat dan kurang memperhatikan pada saat dijelaskan, rata-rata nilai afektif kelas
kontrol 92,3 dengan deskripsi presentase tertinggi adalah ketika siswa saling membantu teman
dan memiliki tata cara bertanya kepada guru dengan sopan dan sistematis. Pembelajaran ini
siswa di tuntut untuk lebih aktif dalam setiap proses belajar sehingga siswa lebih memiliki
motivasi yang tinggi dalam proses belajar.
Data penilaian psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh dengan
mengisi lembar observasi penilaian proses siswa.dilihat bahwa secara umum hasil dari kelas

112

113

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 109 - 117

eksperimen pada persiapan kerja dan sikap keerja memiliki nilai yang baik. Hal ini
menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran yang berlangsung pada kelas eksperimen
termasuk baik. Dengan nilai rata-rata penilaian psikomotorik adalah 93,7 dengan deskripsi
presentase tertinggi dan pada sikap kerja juga mendapat rata-rata nilai yang baik sedangkan
dengan rata-rata nilai psikomotorik kelas kontrol 89,9 dengan deskripsi presentase tertinggi
dikelas kontrol ada pada bagian penilaian kerja waktu.
Berdasarkan dari hasil nilai kemampuan afektif dan psikomotorik menunjukan nilai yang
tidak berbeda jauh tetapi memiliki perbedaan sesuai dengan kriteria model pembelajaran yang
diterapkan pada masing-masing kelas.
Perhitungan nilai akhir diberikan persentase yang lebih besar pada nilai penilaian proses
psikomotorik (50%), penilaian penilaian pengamatan kognif diberi persentase sebanyak (40%)
dan penilaian afektif diberi persentase sebanyak (10%). Hasil perhitungan dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut.

Tabel 1. Deskripsi Data Penilaian Akhir
Kelas

Kontrol
Eksperimen

Nilai
Nilai
Skor
terendah tertinggi rata-rata
80
84

98
100

89,7
92,8

Standa
r
deviasi
4,54
3,86


Dari Tabel 1 terlihat adanya perbedaan skor akhir antara kelas eksperimen dan kontrol. Ini
dipengaruhi oleh hasil dari penilaian kognitif, penilaian afektif, dan penilaian psikomotor. Data
penilaian akhir hasil belajar siswa merupakan data hasil belajar siswa setelah digabungkan
dengan nilai-nilai dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Nilai tertinggi pada nilai akhir
siswa kelas eksperimen 100 dan nilai akhir tertinggi pada kelas kontrol yaitu 98, nilai terendah
dari kelas eksperimen 84 dan pada kelas kontrol 80, dan skor rata-rata pada kelas eksperimen
yaitu 92,8 dan kelas kontrol 89,7.
Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol
menggunakan analisis gain score.Penilaian nilai awal kemampuan (pretest) ini setelah
dikurangi nilai akhir keseluruhan (Kognitif (postest), afektif, psikomotorik) akan menghasilkan
gain score sebagai hasil belajar Pemasaran Online. Sehingga dapat lebih diketahui perbedaan
hasil belajar dari kelas eksperimen dan kontrol. Dari gain score hasil belajar siswa perlu
dilakukan analisis yaitu uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis.Pengujian hipotesis
dilakukan dengan uji-t dua pihak.Hasil Uji-t dua pihak data hasil belajar dapat dilihat pada tabel
2 sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Uji-t Dua Pihak Data Hasil Belajar Siswa
Kelas

Kontrol
Eksperimen

x

35
35

N

42,86
48,49

thitung
2,05

ttabel

1,68


Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa gain score hasil belajar siswa memiliki thitung> ttabel, jadi
Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga ada perbedaan hasil belajar antara siswa yang diajar
dengan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dengan siswa yang menggunakan
model PBL (Problem Based Learning). Berdasarkan hasil uji-t dan rata-rata yang diperoleh pada
Tabel 2 juga dapat dinyatakan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada
kelas kontrol.

Mardani, Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran PjBL….

Pembahasan
Berdasarkan hasil temuan observer selama proses pelaksanaa penelitian dari hasil observasi
pembelajaran Project Based Learning adalah pada tahap awal pembelajaran, siswa masih belum
terbiasa dengan model pembelajaran Project Based Learning, hal ini dikarenakan pembelajaran
biasa digunakan adalah model pembelajaran konvensional tetapi setelah tujuan dan langkahlangkah pembelajaran dijelaskan siswa mulai terbiasa dan mengikuti secara baik dan antusias,
hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran project based learning
memiliki pengaruh yang baik pada proses pembelajaran dan hasil belajar siswa yaitu kondisi
belajar yang kondusif dan hasil belajar yang baik dilihat dari hasil observasi menggunakan
lembar observer memiliki presentasi rata-rata diatas 90%. Hal ini di dukung oleh Dismawan
dkk (2014) dalam jurnalnya yang menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran
project based learning dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Berdasarkan temuan observer selama proses pelaksanaan penelitian siswa kelas kontrol
yang diterapkan model pembelajaran problem based learning pada awalnya belum faham
bagaimana penerapannya tetapi setelah sudah diterapkan menjadi antusias, kendala dari
penerapannya adalah pemecahan masalah yang ditentukan masih kurang berfokus. Hasil
penelitian yang dilakukan bahwa pada model pembelajaran ini siswa dituntut untuk berpikir
kritis dalam mengambil keputusan untuk memecahkan masalah sehingga saat mengerjakan
soal siswa tidak kesulitan untuk menjawab soal. Pada pelaksanaan pembelajaran, selama
proses pembelajaran siswa terlihat aktif dan kreatif untuk pemecahan masalah yang diberikan
oleh guru. Hasil observasi memiliki rata-rata nilai 80% yang menunjukkan kriteria baik pada
proses belajar. Hal ini didukung oleh Tany dkk (2013) dalam jurnalnya yang menyebutkan
bahwa penerapan pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar
siswa seperti orientasi siswa dalam menghadapi masalah, melakukan analisa dan proses
evaluasi terhadap pemecahan masalah dengan baik.
Data kemampuan awal siswa diperoleh dari nilai pretest yang dilakukan dengan soal yang
samaantara kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Data nilai pretest, di analisis dengan
menggunakan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah
keadaan awal siswa berdistribusi normal atau tidak normal, uji homogenitas digunakan untuk
mengetahui apakah kedua kelas tersebut homogen atau tidak, dan uji-t digunakan untuk
mengetahui apakah kedua kelas tersebut mempunyai rata-rata kemampuan awal siswa kelas
eksperimen sama dengan rata-rata kemampuan awal siswa kelas kontrol atau mempunyai
rata-rata kemampuan awal yang tidak sama.Hasil penelitian pada tes kemampuan awal kelas
eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama walau secara deskriptif
rata-rata kelas eksperimen memiliki perbedaan. Pada kelas eksperimen (X PM 1) memiliki ratarata nilai yang lebih rendah dibandingkan kelas kontrol ( X PM 2).
Pada data kemampuan awal dapat dianalisis bahwa pemahaman siswa tentang mata
pelajaran pemasaran online masih sangat kurag terlihat dari banyaknya siswa yang belum
memenuhi kriterian penilaian yang ditetapkan oleh sekolah dan ini juga terjadi pada dua kelas
yang diteliti walaupun memiliki perbedaan.
Penilaian hasil belajar ranah kognitif ditentukan dari hasil kemampuan akhir siswa
(postest). Hasil belajar ranah kognitif pada kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki
perbedaan dari segi nilai yaitu pada kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai yang lebih tinggi
dibandingkan kelas kontrol. Perbedaan hasil belajar kognitif semakin terlihat setelah dilakukan
uji hipotesis memiliki thitung>ttabel, jadi Ho ditolak sehingga Ha diterima. Maka dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan antara hasil belajar kognitif siswa antara kelas yang diberi
perlakuan model pembelajaran PjBL dengan kelas yang diberi perlakuan model PBL.

114

115

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 109 - 117

Perbedaan hasil belajar ranah kognitif ini memiliki faktor lain yaitu pada siswa kelas
eksperimen dengan perlakuan model pembelajaran Project Based Learning menyukai kegiatan
yang diterapkan, selain itu memiliki karakter siswa yang menghargai dan mau mendengarkan
sehingga pada saat proses pembelajaran dilakukan dengan pemahaman dan keaktifan yang
bagus dengan rasa ingin tahu yang cukup tinggi sedangkan pada kelas kontrol yang diajar
menggunakan model Problem Based Learning cenderung untuk enggan bertanya, mengerti
ataupun tidak mengerti hanya beberapa siswa saja yang mau bertanya.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan penilaian sikap dan nilai.Hasil belajar
ranah afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki perbedaan yang sama walaupun
kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Rata-rata hasil penilaian kedua kelas
sangat baik dkarena memiliki presentase penilaian lebih dari 90%. Meskipun kedua model
pembelajaran sama-sama mengharuskan siswa untuk aktif menemukan dan mencari solusi
dari masalah dan proyek yang diberikan, namun keaktifan siswa kelas eksperimen lebih tinggi
dibandingkan siswa kelas kontrol. Mereka sangat bersemangat ketika berhasil menemukan
solusi pada masalah lalu merancang bagaimana merancangnya dalam bentuk proyek, daripada
yang sebatas untuk menemukan solusi pada masalah tanpa melakukan proyek. Keaktifan dan
pemahaman siswa terlihat jelas didalam proses belajar oleh kedua model pembelajaran yang
diterapkan.
Ranah psikomotor metupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.Pada
penelitian ini ranah psikomotor yang akan dinilai yaitu mencakup penilaian hasil proses belajar
pada lembar observasi psikomotor yang dinilai oleh observer.Hasil belajar ranah psikomotor
kelas eksperimen dengan kelas kontrol memiliki perbedaan yang sama dan memiliki hasil yang
baik dilihat dari presentase rata-rata penilaian psikomotor lebih dari 90%. Kelas eksperimen
memiliki nilai yang lebih unggul dibandingkan kelas kontrol. Kelas eksperimen memiliki kelas
lebih unggul bisa disebabkan pemahaman siswa terhadap materi lebih baik karena siswa tidak
hanya membayangkan apa yang sudah diajarkan tetapi sudah bisa sampai pada penerapannya.
Sebenarnya kedua kelas yang diajarkan dengan dua model berbeda ini menyukai cara belajar
baru dan memecahkan masalah. Tetapi pada pemahaman materi dan proses belajar ternyata
kelas eksperimen dengan menerapkan proyek yang lebih baik dan aktif. Siswa kelas
eksperimen lebih antusias untuk mendalami materi.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata yang diperoleh kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding kelas kontrol. Berdasarkan deskripsi diatas menunjukan bahwa pada mata pelajaran
pemasaran online lebih memiliki hasil yang baik dengan menggunakan model pembelajaran
PjBL (Project Based Learning) dibandingan dengan siswa yang menggunakan model PBL
(Problem Based Learning) yang dapat dengan keadaan kelas yang lebih kondusif, siswa yang
aktif dan antusias mengerjakan perancangan proyek masing-masing dan pemahaman materi
yang baik. Hal ini didukung oleh teori mendasar yang disebutkan oleh Sutirman (2013:46) yaitu
kelebihan project based learning adalah sebagai berikut: 1) Meningkatkan kemampuan peserta
didik dalam melakukan analisis sintesis tentang suatu konsep, 2) Membiasakan siswa untuk
melakukan proses belajar dan bekerja secara sistematis, 3) Melatih siswa untuk melakukan
proses berfikir secara kritis dalam rangka memecahkan suatu masalah yang nyata, 4)
Menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar dan bekerja, 5) Menumbuhkan produktivitas
siswa.
Pembelajaran berbasis proyek pada kelas eksperimen lebih mendorong siswa untuk aktif
dalam mengkonstruksi sendiri pengetahuan dengan melibatkan kegiatan-kegiatan seperti aktif
bertanya, memecahkan suatu cara belajar baru dan kegiatan lainnya sehingga hal ini
mempengaruhi adanya perbedaan kemampuan dalam memahami konsep antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol. Sedangkan siswa yang diajar dengan menggunakan

Mardani, Perbandingan Penerapan Model Pembelajaran PjBL….

pendampingan PBL (Problem Based Learning), siswa lebih pasif karena hanya menerima
informasi dan mencari masalah untuk dipecahkan sehingga tidak memiliki angan-angan yang
jelas untuk prakteknya, siswa tidak termotivasi untuk meningkatkan aktivitas belajarnya
dalam pembelajaran karena kondisi yang kurang mendukung dimana pembelajaran dan
masalah yang terjadi hanya berbatas pada konsep saja.

SIMPULAN & SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan maka dapat diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada model pembelajaran PjBL siswa terlihat lebih
memperhatikan dikarenakan tidak hanya pada batasan konsep melainkan praktek langsung
dengan menggunakan fasilitas yang ada dikelas, selain itu cara yang digunakan sesuai dengan
kemampuan siswa dan sudah tidak asing untuk mereka. Pada model pembelajaran PBL siswa
terlihat memiliki kerjasama dan saling menghargai pendapat teman walau untuk penguasaan
materi masih belum baik karena mata pelajaran pemasaran online tidak berbatas pada konsep
saja. (2) Berdasarkan hasil penelitiandari hasil analisis dapat diperoleh kesimpulan bahwa
kelas eksperimen memiliki rata-rata nilai lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dan rata-rata
hasil belajar kognitif siswa kedua kelas tersebut memiliki perbedaan. (3) Berdasarkan hasil
penelitian diperoleh penilaianakhirhasil belajar siswakelas eksperimen lebh tinggi dari kelas
kontrol. Peningkatan hasil belajar diperoleh dar igain score, dari hasil analisis data diperoleh
hasil bahwa ada perbedaan rata-rata penilaian akhirhasil belajar siswa dengan menggunakan
model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan menggunakan model pembeajaran PBL
(Problem Based Learning). (4) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh penilaian akhir hasil
belajar siswa kelas eksperimen lebh tinggi dari kelas kontrol. Peningkatan hasil belajar
diperoleh dari gain score, dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa ada perbedaan rata-rata
penilaian akhir hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran PjBL (Project
Based Learning) dan menggunakan model pembeajaran PBL (Problem Based Learning).

Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diberikan saran sebagai berikut : (1) Bagi guru di SMK
Negeri 1 Pasuruan khususnya jurusan Pemasaran dapat menggunakan model Project Based
Learning untuk membuat siswa aktif dalam kegiatan belajar pada mata pelajaran Pemasaran
Online karena membuat siswa aktif dan lebih mendalam tentang pemahaman materi yang
membutuhkan praktek langsung dan menuntun siswa agar belajar mandiri. (2) Bagi Kepala
Sekolah SMK Negeri 1 Pasuruan Model Project Based Learning hendaknya dikembangkan lagi
untuk materi pokok yang berbeda dengan pertimbangan pengelolaan kelas yang lebih baik dan
pembelajaran seefisien mungkin, karena pembelajaran Project Based Learning dapat memakan
waktu yang lamadan Pengembangan model Problem Based Learning pada materi pokok
berbeda pula untuk pengembangan inovasi pembelajaran juga untuk mendapatkan
peningkatan kompetensi dan pengetahuan belajar siswa serta kualitas pembelajaran yang lebih
baik. (3) Bagi siswa di SMK Negeri 1 Pasuruan khususnya Jurusan Pemasaran diharapkan lebih
serius dalam proses belajar dan mampu memahami materi yang diajarkan karena guru
berusaha kerus untuk melakukan inovasi pembelajaran untuk hasil belajar yang lebih
memuaskan. (4) Bagi peneliti yang akan menggunakan model pembelajaran project Based
Learning dan Problem Based Learning disarankan menggunakan dan mengembangkan cara

116

117

Jurnal Pendidikan Bisnis dan Manajemen, Volume 3, Nomor 2, September 2017, Halaman 109 - 117

belajar seperti menuntun siswa untuk fokus pada mata pelajaran yang diajarkan dan
menjadikan siswa untuk belajar mandiri.


DAFTAR RUJUKAN

Ajai, T.J., Imoko, I.B. & O’kwu, E.I. (2013). Comparison of The Learning Effectiveness of ProblemBased Learning (PBL) and Conventional Method of Teaching Algebra. Jurnal of
Education and Practice, (Online), 4 (1): 1-6, (http://pakacademicsearch.com/pdffiles/edu/ 413/131-135%20Vol%204,%20No%201%20(2013), diakses 20 Januari
2016.

Arikunto, S. 2008. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Blandul, V.C. 2015. Innovation in Education-Fundamental Request of Knowledge Society. Social
and Behavioral Science. 180: 484-488.

Chan, Z.C.Y. 2017. A Qualitative Study on Using Concept Maps in Problem-Based Larning. Nurse
Education in Practice. 24: 70-76.

Dismawan, M.F., Rapani & Sulistiasih. 2014. Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan
Aktivitas
Dan
Hasil
Belajar.
Jurnal
Pendidikan.
(Online),
1-10,
(http://download.portalgaruda.org/article.php), diakses 26 Januari 2016.

Ihsan, F. 2011. Dasar-Dasar Kependidikan. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

Johnson, C.S. & Delawsky, S. 2013. Project-Based Learning And Student Engagement.
International
Academic
Research
(Online),
4
(4):
1-11,
(http://www.journals.savap.org.pk/journal.html), diakses 29 November 2015.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sutirman. 2013. Media dan Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tany, Y.S., Tri, H.U. 2013. Penerapan Problem Based Learning(PBL) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa di Kelas VII-A SMP Katolik Frateran Celaket 21 Malang. Jurnal Pendidikan
Tindakan
Kelas,
(Online),
(http://jurnal
online.um.ac.id/data/artikel/artikelD61AC22775C06295E
D6AF1FFD1A56037),
diakses 21 Januari 2016.