Sisi Lain dari Jemaah Al-Islamiah (JI) Melacak Jejak Persilangan Kekerasan Berbasis Keagamaan.

JNANA BUDAYA
VOLUME 17 NOMOR 2, AGUSTUS TAHUN 2012

Nomor Akreditasi 32 I AKRED-LIPI/P2MBI I 04/20i1
Jnana Budaya merupakan seri penerbitan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Ditjen Kebudayaan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Diterbitkan secara berkala dua kali dalam setahun. Jnana
Budaya merupakan sebuah wadah untuk memberikan ruang dalam menyampaikan gagasan ataupun bersifat
informasi berkaitan dalam bidang sejarah, sosial, dan budaya. Fokus dari Jumal Jnana Budaya merupakan
hasil pemikiran yang original dan aktual dalam tataran konsep ataupun dalam wujud yang sifatnya praktisi.
Kata "Jnana" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti pengetahuan, sedangkan "budaya" merupakan
konstruksi dari pola kehidupan masyarakat. Secara harf ah Jnana Budaya berarti pengetahuan tentang
kebudayaan yang berkembang ditengah-tengah kehidupan masyarakat.
Ketua Dewan Redaksi: Dra. I Gusti Ayu Armini, M.Si. (Sastra Indonesia)
Dewan Penyunting

Prof. Dr. Emiliana Mariyah, MS. (Antropologi)
Prof. Dr. I Nengah Sudipa, M.A. ( Sosiolinguistik)
Prof. Dr. A.A. NgurahAnom Kumbara,M.A. (A!1.tropologi ).
Dr. I Gede Mudana, M.Si. (Kajian Budaya)
Dr. I Wayan Budi Utama, M.Si (Agama dan Kebudayaan)


Mitra Bestari

Prof. Dr. I Gde Parimartha, M.A. (Ilmu Sejarah)
Prof. Dr. Ida Bagus Gunadha, M.Si. (Agama dan Kebudayaan)
Prof. Dr. I Made Suastika, SU. (Kajian Budaya)
Dr. Drs. Ida Bagus Rai Putra, M.Hum. (Kajian Budaya)

Sekretaris Redaksi

I Gusti Ngurah Jayanti, S.Sos, M.Si. (Antropologi)

Redaksi Pelaksana

Drs. I Wayan Rupa, M.Si. (Agama dan Kebudayaan)
Drs. I Made Satyananda. (Sastra Indonesia)
I Made Dharma Suteja,S.S. M.Si. (Antropologi)
Nuryahman, S.S. (Sejarah)
Ida Bagus Sugianto, S.S. (Sejarah)

Desain Cover


I Komang Puma Wiradnyana Putra, S.Kom.

Distributor·

I Made Sedana, BA:

Diterbitkan oleh

:. Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali NTB dan NTT

Dicetak oleh

PT. Percetakan Bali
Jl. Gajah Mada Ill, Denpasar, Telp. (0361) 234723
Anggota IKAPI

Alamat Redaksi

Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bali NTB dan NTT

Jl. Raya Dalung Abian Base 107 Kuta Utara, Badung, Bali.
Tlp. (0361) 439547/ fax. 439546 website: www.bpsntbali.com.
E-mail: info@bpsntbali.com, ngurahjayen@yahoo.com.

PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur dipanjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Ny:\, Jumal
Jnana Budaya Vol. 17 No. 2, Agustus tahun 2012 dapat dipublikasikan. Publikasi ini di te:rbitkan
dua kali dalam setahun, merupakan wadah untuk memberikan ruang menyampaikan 3agasan
original yang bersifat infonnatif uerkaitan dengan bidang Sejarah, Sosial, dan, Buday1i. Jnana
Budaya Volume 17 No. 2, Agi.Istus tahun 2012 ini, sedikit mengalami perubahan bentuk dengan
ukuran kertas sesuai standardisasi kriteria majalan ilmiah セ。イゥ@
LIPI.
Materi Jnana Budaya Vol. 17 No. 2, Agustus tah1m 2012 mengetengahkan lima belas variasi
tulisan yakni; " Korban Empat Puluh Ribu Jiwa di Sulawesi Selatan". Westerling menjalankan
gerakan pembunuhan massal di sejumlah ataeling di Sulawesi Selatan, seperti Afdeling Makassar,
Bantaeng, Pare - Pare, dan Mandar, hal ini dilakukan karena pejuang di Sulawesi Selatan tetap
mempertahankan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, ditulis oleh Bahtiar {3PSNT
Makassar). Kemudian, I Gusti Ketut Gde Arsana (Univeristas Udayana) Sisi Lain dari Jemaah
alセiウャ。ュゥィ@
(JI) Melacak Jejak Persilangan Kekerasan Berbasis Keagamaan, melacak ー・ョセh。ァ@

kemunculan gerakan-gerakan teologi Jemaah Al-Islamiah yang mengokohkan tegaknya pahampaham Islam radikal yang dianggap potensial menjadi ancaman terhadap negara. I w。ケセョ@
Budi
Utama dan Ni Ketut Notrini (UNHI Denpasar) menulis kegiatan ritual Hindu di Bali ュ・ョァセオ。ォ@
tiga pandita (tri sadaka) yang bennakna bentuk ekspresifpenyatuan agama clan seni, Dalam .'.cegiatan
ritual Hindu di Bali terdapat tiga pandita (tri sadaka) yang berperan penting yaitu Pandita Siwa,
Pandita Buddha, dan Pandita Bhujangga. Ketika mempimpin upacara ketiganya menggunakc:n genta.
Khusus pada Pandita Bhujangga menggunakan lima jenis genta yaitu genta Padma, genta Uter, genta
Orag, Ketipluk atau Damaru, dan Sungu atau Sangka, berjudul Upakarana Pandita Bhujangga di
Bali.
"Kepercayaan Masyarakat Tentang Tempat Tinggal di Kota Denpasar" ditulis ! Made
Dham1a Suteja (BPSNT Denpasar) bahwa tata ruang tempat tinggal masyarakat dikategorikan
menjadi beberapakelompok. Inimerupakankonsepdasaryangpalingmendasarpemahama1,)tentang
ruang (spasial) dalam arsitektur tradisional Bali, yang bersumber dari filosofi Tri Angga (vertical),
Tri Mandala (horizontal), dan Tri Hita Karana (balance). Untuk arsitektur Bali masa kini, konsep
ini tetap inheren dengan tentunya direaktualisasi dan reinterpretasi dengan ー・ュ。ィセョ@
yang
kontekstual dan relevan. Ketiga, adanya kesinambungan sejarah, perkembangan arsitektur di Bali,
agar arsitektur Bali tidak terlepas dari ekologi, kultur, sejarah, arsitektur tradisional, dan dengan
problematik masyarakatnya. Keempat, pluralitas wujud (bentuk dan rupa) arsitektur. Dwi Bambang
Santosa (BPSNT Denpasar) mengkaji Upacara Dewa Mesraman; khususnya tinjauan sosiologis

mengenai paitisipasi masyarakat dalam upacara Dewa Mesraman di Desa Paksebali k・ᄋセ。ュエョ@
Dawan Kabupaten Klungkung. Dari penelitian ini diketahui tentang partisipasi masyarakat dalam
upacara Dewa Mesaraman yang dibedakan berdasarkan derajat kesukarelaan, cara keterlibatan,
se1ta siapa yang terlihat. Hartono (BPSNT Denpasar) mengkaji Eksistensi Arsitektur Tradisional
Dompu Nusa Tenggara Baral. Ruang tinggal pada bangunan rumah terdapat bagian bagian badan.
Ruang tinggal tersebut terdiri atas ruang tidur dan dapur. Pada perkembangan selanjutnya rumah
empat tiang ini berubah menjadi enam sembilan dan dua betas tiang. Bentuk asal yang ada di
Kabupaten Dornpu, sendiri adalah bentuk rumah asli dengan empat tiang dan sistem struktur pa'a
sekolo. Bentuk rumah asli masyarakat Dompu menerapkan sistem struktur pa 'a sekolo dibedakan
atas rumah panggung (uma aju) dan lumbung (jompa).
Representasi Ekologis dalam Upacara Nyalamaq di laoq dibahas oleh I Gusti Ayu Annini
(BPSNT Denpasar). Upacara tersebut dilaksanakan masyarakat Etnis Bajo di Desa Tanjung Luar

Kecamaian Keruak Lombok Timur. Selaku masyarakat nelayan yang sepenuhnya bergantung
pada kekayaan biota laut, mereka memiliki konsep-konsep ekologis khususnya upaya pelestarian
lingkungan. Mereka memiliki konsep-konsep penghargaan dan pelestarian alam yang diwujudkan
dalam upacara tradisional nyalamaq di laoq. Upacara ini ternyata memiliki nilai-nilai perh01matan
terhadap alam khususnya alam laut. Pola Perilaku dan Pelayanan Sopir Angkutan Kata di Kota
Denpasar ditulis I Gusti Ngurah Jayanti (BPSNT Denpasar). Eksistensi angkutan kota sangat
tergantung daripada para sopir memberikan pelayanan dalam bentuk ketepatan waktu, keamanan

dan kenyamaan dalam berkendara. Cokorda Istri Suryawati (BPSNT Denpasar) berupaya Menguak
Peradaban Bahari di Kelampuan, khususnya peradaban bahari di Bau-Bau, Muna, dan Button.
Peradaban ini penting bagi generasi muda untuk mengenal wilayahnya