Evaluasi Kinerja Bundaran Baros-Kerkoff-Leuwigajah Cimahi.

(1)

EVALUASI KINERJA BUNDARAN

BAROS – KERKOF – LEUWIGAJAH CIMAHI

Muh. I’mal Arofat NRP : 0421058

Pembimbing : Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG

ABSTRAK

Cimahi merupakan kota administratif yang telah berdiri sendiri dan memisahkan diri dari Kabupaten Bandung.. Sebagai kota yang membangun, tentunya pertumbuhan penduduk di kota Cimahi sangat pesat. Seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk, kebutuhan akan transportasi juga meningkat yang menyebabkan banyaknya kemacetan di persimpangan, salah satunya adalah bundaran Baros - Kerkof – Leuwigajah.

Kinerja bundaran sangat bergantung pada keadaan geometris bundaran dan cara pengendalian lalu lintas. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai kinerja lalu lintas pada bundaran Baros – Kerkof – Leuwigajah. Analisis dan perhitungan kinerja bundaran berdasarkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 (MKJI’97).

Survei arus lalu – lintas di bundaran dilakukan melalui perhitungan volume pada waktu sibuk pagi dan sore selama 4 jam yang dilakukan pada hari Senin tanggal 2 Oktober 2006 dari pukul 06:30 – 08:30 dan pukul 16:00 – 18:00

Dari hasil analisis berdasarkan data volume paling sibuk yaitu pukul 06:30 – 07:30 di dapat Derajat Kejenuhan sebesar 0,855; oleh karena itu perlu persiapan perbaikan kinerja bundaran pada masa mendatang. Bila pertumbuhan lalu lintas mencapai 6%/tahun maka didapat DS>1 tepatnya 1,19 pada tahun 2009, sebagai waktu perbaikan bundaran.


(2)

PRAKATA

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke khadirat Tuhan YME, karena dengan rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul Evaluasi Kinerja Bundaran Baros – Kekof – Leuwigajah Cimahi.

Penyusunan Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan akademis untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata-1 pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha. Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, maka dari itu penyusun mengharapkan kritik dan saran untuk penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Dengan selesainya penyusunan Tugas Akhir ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan

bimbingannya, terutama kepada:

1. Orang Tua tercinta serta adikku yang senantiasa memberikan kasih sayang, bantuan do’a dan dukungan moral serta materil yang tiada bandingannya. 2. Ir. Budi Hartanto Susilo, M.Sc. selaku pembimbing yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan selama penyusunan Tugas Akhir ini.

3. Hanny J. Dani, ST., MT., selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Kristen Maranatha, Bandung. 4. Rini I. Rusandi, Ir., selaku Koordinator Tugas Akhir Fakultas Teknik Jurusan


(3)

5. V. Hartanto, Ir., M.Sc., Silvia Sukirman, Ir., Tan Lie Ing ST., MT. selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Seseorang yang jauh disana, yang selalu memberikan dorongan, semangat serta doa.

7. Teman-teman seperjuangan Delima Agustina, Angky Wijaya Kusumah, Dian Apriani Wulandari, Angga Nugraha, Moch. Shamier, Ubay, Jonathan, Tami, Rahmat, Dodo. I LOVE U ALL

8. Seluruh Anak Polban yang ada di Maranatha, staf Tata Usaha, staf Laboratorium, staf Perpustakaan serta seluruh Dosen Teknik Sipil Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri, mahasiswa, universitas, maupun bagi dunia pendidikan khususnya bidang Teknik Sipil.

Bandung, Januari 2007


(4)

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT KETERANGAN TUGAS AKHIR ... i

KETERANGAN SELESAI TUGAS AKHIR... ii

ABSTRAK ... iii

PRAKATA ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR NOTASI... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1

1.2Tujuan Penulisan ... 4

1.3Pembatasan Masalah... 4

1.4Sistematika Pembahasan ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persimpangan ... 5

2.2 Bundaran ... 8

2.2.1 Manfaat Bundaran ... 9

2.2.2 Tipe – Tipe Bundaran ...9


(5)

2.4 Prosedur Perhitungan Kinerja Bundaran Menggunakan MKJI 97...12

2.4.1 Arus Lalu – Lintas ... 12

2.4.2 Kapasitas ... 13

2.4.3 Derajat Kejenuhan ... 14

2.4.4 Tundaan Pada Bagian Jalinan Bundaran ... 15

2.4.5 Peluang Antrian Pada Bagian Jalinan Bundaran ... 16

2.4.6 Faktor – Faktor Penyesuaian ... 16

2.4.7 Prosedur Perhitungan Kinerja Bundaran Bagian Jalinan ... 18

2.5 Rambu Lalu – Lintas ... 18

2.5.1 Peraturan ... 19

2.5.2 Peringatan ... 20

2.5.3 Informasi ... 20

2.6 Marka Jalan ... 21

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian ... 24

3.2 Lokasi dan Waktu Survei ... 26

3.3 Alat-Alat yang Digunakan ... 27

BAB 4 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Penyajian Data... 28

4.1.1 Situasi Bundaran Baros – Kerkof – Leuwigajah ... 28

4.1.2 Survei Volume Lalu Lintas... 31

4.1.3 Penduduk ... 31

4.2 Hambatan Samping... 32


(6)

4.4 Pembahasan ... 44

4.5 Proyeksi Perencanaan di Masa Mendatang ... 45

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan... 48

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA... 49


(7)

DAFTAR NOTASI

C = Kapasitas C0 = Kapasitas dasar DR = Tundaan Bundaran DS = Derajat kejenuhan

DTI = Tundaan lalu lintas bundaran FCS = Faktor penyesuaian ukuran kota

FRSU = Faktor penyesuaian tipe lingkungan jalan, hambatan samping dan kendaraan tak bermotor

FSMP = Faktor SMP HV % = % Kendaran berat LT = Belok kiri

LV % = % Kendaraan ringan Lw = Panjang jalinan MC % = % Sepeda motor

Pum = Rasio kendaraan tak bermotor Pw = Rasio jalinan

Qp% = Peluang antrian bagian jalinan QPR% = Peluang antrian bundaran QTOT = Arus total

Qw = Arus total jalinan RT = Belok kanan ST = Lurus


(8)

UM = Kendaraan tak bermotor WE = Lebar masuk rata – rata Ww = Lebar jalinan


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1Peta Lokasi ... 3

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Simpang ... 7

Gambar 2.2 Manuver Kendaraan Pada Arus Persilangan Jalan ... 12

Gambar 2.3 Variabel Geometri Bundaran ...14

Gambar 2.4Bagan Alir Prosedur Perhitungan Bundaran Bagian Jalinan... 18

Gambar 2.5 Contoh Rambu Perintah ... 19

Gambar 2.6 Contoh Rambu Larangan ... 20

Gambar 2.7 Contoh Rambu Peringatan ... 20

Gambar 2.8Contoh Rambu Informasi/Petunjuk ... 21

Gambar 2.9 Contoh Marka Garis ... 23

Gambar 3.1 Diagram Alir Metodologi Penyelesaian Masalah... 25

Gambar 3.2 Lokasi Survei ... 26

Gambar 4.1 Peta Situasi Bundaran Baros – Kerkof – Leuwigajah...29

Gambar 4.2 Kondisi Existing Ketiga Lengan Simpang ... 30

Gambar 4.3 Konflik yang Terjadi pada Bundaran Baros – Kerkof – Leuwigajah 30 Gambar 4.4 Angkutan Kota Yang Berhenti di Daerah Bundaran ... 32

Gambar 4.5 Hambatan Samping Berupa Parkir OnStreet... 33

Gambar 4.6 Titik Batas Perhitungan Waktu Tempuh ... 41

Gambar 4.7 Padatnya volume Arus Lalu – Lintas Bundaran Baros – Kerkof – Leuwigajah ... 44


(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Definisi Tipe Simpang yang Digunakan Dalam Bagian Panduan ... 7

Tabel 2.2 Tipe – Tipe Bundaran ... 10

Tabel 2.3 Emp Untuk Setiap Pendekat Pada Persimpangan ...13

Tabel 2.4 Ringkasan Variabel Masukan Untuk Model Kapasitas Pada Bagian Jalinan ... 13

Tabel 2.5 Faktor Penyesuaian Ukuran Kota ... 17

Tabel 2.6 Faktor Penyesuaian Tipe Lingkungan Jalan, Hambatan Samping, dan Kendaraan Tak Bermotor (Unmotorized) ... 17

Tabel 4.1 Kondisi Existing Baros – Kerkof – Leuwigajah... 29

Tabel 4.2 Volume Arus Lalu Lintas Simpang Leuwigajah... 31

Tabel 4.3 Volume Arus Lalu Lintas Simpang Kerkof ... 31

Tabel 4.4 Volume Arus Lalu Lintas Simpang Baros ... 31

Tabel 4.5 Volume Jam Sibuk... 33

Tabel 4.6 Arus Lalu – Lintas ... 37

Tabel 4.7 Parameter Geometri Bagian Jalinan ... 38

Tabel 4.8 Kapasitas ... 38

Tabel 4.9 Perilaku Lalu – Lintas... 38

Tabel 4.10 Waktu Tempuh ... 41

Tabel 4.11 Perhitungan Kecepatan Tempuh Saat Sepi ...42

Tabel 4.12 Perhitungan Kecepatan Tempuh Saat Jam Sibuk ...42

Tabel 4.11 Trayek Angkutan Umum yang Melewati Bundaran Baros – Kerkof Leuwigajah ... 45


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Faktor Ww ... 50

Lampiran 2 Faktor WE/Ww ... 50

Lampiran 3 Faktor ρW...51

Lampiran 4 Faktor Ww/LW... 51

Lampiran 5 DT vs DS ... 52


(12)

Lampiran 1


(13)

Lampiran 3


(14)

Lampiran 5


(15)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat telah meningkatkan standar kehidupan masyarakat secara nasional. Meningkatnya standar kehidupan telah mendorong terjadinya perubahan perilaku dan pandangan hidup, terutama aspek kesehatan, lingkungan dan kenyamanan.


(16)

2 Salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya arus lalu lintas pada beberapa ruas jalan, terutama ruas jalan arteri. Disisi lain, peningkatan arus lalu lintas menimbulkan dampak negatif yaitu antara lain kemacetan lalu lintas dan ketidaknyamanan penggunaan jalan. Hal ini dapat dikurangi dengan pengaturan sistem lalu lintas dan pengaturan rambu yang sesuai. Saat ini Kota Cimahi merupakan kota yang sudah memisahkan menjadi kota mandiri. Kota ini memisahkan diri dari Kabupaten Bandung dengan tujuan menjadi salah satu daerah atau kota otonom di Jawa Barat. Sebagai kota yang baru dibangun, Cimahi mengalami berbagai masalah dalam bidang transportasi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk yang tumbuh pesat. Salah satu permasalahan transportasi di Cimahi adalah kurangnya rambu lalu lintas dan pengaturan di persimpangan – persimpangan. Hal lain yang mendukung masalah ini adalah berjamurnya bangunan – bangunan liar di sekitar persimpangan.

Pada daerah persimpangan, pengaturan dan rambu lalu lintas sangat dibutuhkan. Terkadang keberadaan bundaran di persimpangan sangat dibutuhkan untuk pengaturan perputaran arus kendaraan di daerah ini. Hal ini juga yang mendukung pembangunan bundaran di persimpangan Baros – Kerkof – Leuwigajah. Lokasi dari bundaran sendiri dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini


(17)

3

U

Lokasi Studi

Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi

Salah satu alasan dari dibangunnya bundaran pada daerah simpang ini adalah arus kendaraan yang padat pada daerah sekitar simpang terutama pada jam – jam sibuk yaitu jam masuk sekolah, masuk kantor dan pulang kantor. Pada survey pendahuluan dapat diambil kesimpulan bahwa jam – jam sibuk terjadi pada pukul 06:30 – 08:00 yaitu saat masuk sekolah dan masuk kerja untuk pabrik. Waktu lain yaitu pada pukul 16:00 – 18:00, yaitu saat jam pulang dan pada jam sibuk tersebut sering terjadi kemacetan pada bundaran ini terutama pada pagi hari.


(18)

4 1.2Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir mengenai Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pada Bundaran Baros – Kerkof – Leuwigajah di Cimahi adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi Kinerja Bundaran Baros - Kerkof - Leuwigajah.

2. Memberikan solusi berupa saran penanganan yang bertujuan untuk optimalisasi Bundaran Baros – Kerkof - Leuwigajah.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian Tugas Akhir, ruang lingkup pembatasannya ialah : 1. Ruas jalan yang ditinjau yaitu Baros – Kerkof – Leuwigajah Cimahi.

2. Metode Perhitungan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 ( MKJI’97)

1.4 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan Tugas Akhir ini dibagi dalam 5 (lima) bab, yaitu: Bab 1 Pendahuluan, meliputi latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika pembahasan laporan tugas akhir. Tinjauan Pustaka yang berisi mengenai dasar teori dan pembahasan secara umum mengenai literatur yang relevan dengan topik yang ditinjau, akan dibahas pada Bab 2. Metode penelitian, pengumpulan data, prosedur pengolahan data yang telah diperoleh, lokasi dan waktu pelaksanaan dibahas di Bab 3. Analisis data dan pembahasan mengenai Bundaran Baros – Kerkof - Leuwigajah, akan dibahas di Bab 4. Kesimpulan dari seluruh uraian dan saran-saran, akan dibahas di Bab 5.


(19)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis dan pembahasan data existing serta perancangan alternatif solusi didapatkan suatu kesimpulan. Kemudian juga disajikan saran-saran yang berupa pandangan-pandangan atau usulan-usulan sebagai pendukung.


(20)

48

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai Kinerja lalu lintas pada Bundaran Baros – Kerkof - Leuwigajah, didapat hasil evaluasi yang berupa kesimpulan yaitu :

1). Volume lalu lintas jam rata-rata (VLJR) maksimum selama pelaksanaan survei volume arus lalu lintas kendaraan adalah 2921 smp/jam dengan jumlah kendaraan yang melintasi simpang sebesar 3842 kend/jam. Distribusi volume arus lalu lintas kendaraan yang terbesar berasal dari arah pergerakan dari lengan Jalan Kerkof menuju Jalan Baros.

2). Dari hasil analisis didapat : • Derajat Kejenuhan : 0,855

• Tundaan lalu – lintas rata – rata (DTr) : 5,38 • Tundaan rata – rata bundaran (DR) : 9,38 • Peluang antrian bundaran (QP%) : 22 – 50 %

3). Dari hasil perhitungan tersebut, bundaran ini masih bisa dikatakan kinerjanya masih cukup baik .

4). Bila diasumsikan i = 6%/tahun maka di dapat DS yang 1 pada tahun 2009, maka pada tahun tersebut diperlukan perbaikan pada bundaran tersebut.

5.2 Saran

1). Kiranya diperlukan studi lanjut pada masa mendatang dengan menambahkan variabel pejalan kaki yang menyeberang pada kaki simpang.

2). Pada daerah sekitar bundaran tersebut sebaiknya dibangun pos gatur polisi, sehingga kemacetan dapat diminimalisasi.


(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Binkot, BM, (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Jakarta

2. Hendarsin, Shirley L., (2000), Perencanaan Teknik Jalan Raya, Bandung, Politeknik Negeri Bandung.

3. Nurkomariah, (2005), Evaluasi Simpang Tidak Bersinyal Pada Simpang Cihanjuang. Tugas Akhir, Bandung : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung.

4. Permana, Galih., (2005), Kajian Perencanaan Geometrik Pada Simpang Sulanjana. Tugas Akhir, Bandung : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung.

5. RBP. R Desutama, ST., MT, (2004), Teknik Lalu Lintas, Hand Out, Bandung Politeknik Negeri Bandung..

6. Susilo, Budi H., (1993), Buku Teknik Lalu Lintas, Bandung, Universitas Kristen Maranatha.

7. Tamim, Ofyar Z.(1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Bandung : Institut teknologi Bandung .

8. Transportation Research Board, (1994), Highway Capacity Manual, Washington DC.

9. Wijaya kusumah, Angky, (2006), Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pada Jalan Sindang Sirna – Bungur Bandung. Tugas Akhir, Bandung : Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha.


(1)

2 Salah satu indikator dari pertumbuhan ekonomi adalah meningkatnya arus lalu lintas pada beberapa ruas jalan, terutama ruas jalan arteri. Disisi lain, peningkatan arus lalu lintas menimbulkan dampak negatif yaitu antara lain kemacetan lalu lintas dan ketidaknyamanan penggunaan jalan. Hal ini dapat dikurangi dengan pengaturan sistem lalu lintas dan pengaturan rambu yang sesuai. Saat ini Kota Cimahi merupakan kota yang sudah memisahkan menjadi kota mandiri. Kota ini memisahkan diri dari Kabupaten Bandung dengan tujuan menjadi salah satu daerah atau kota otonom di Jawa Barat. Sebagai kota yang baru dibangun, Cimahi mengalami berbagai masalah dalam bidang transportasi. Hal ini dikarenakan pertumbuhan penduduk yang tumbuh pesat. Salah satu permasalahan transportasi di Cimahi adalah kurangnya rambu lalu lintas dan pengaturan di persimpangan – persimpangan. Hal lain yang mendukung masalah ini adalah berjamurnya bangunan – bangunan liar di sekitar persimpangan.

Pada daerah persimpangan, pengaturan dan rambu lalu lintas sangat dibutuhkan. Terkadang keberadaan bundaran di persimpangan sangat dibutuhkan untuk pengaturan perputaran arus kendaraan di daerah ini. Hal ini juga yang mendukung pembangunan bundaran di persimpangan Baros – Kerkof – Leuwigajah. Lokasi dari bundaran sendiri dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini


(2)

3

U

Lokasi Studi

Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi

Salah satu alasan dari dibangunnya bundaran pada daerah simpang ini adalah arus kendaraan yang padat pada daerah sekitar simpang terutama pada jam – jam sibuk yaitu jam masuk sekolah, masuk kantor dan pulang kantor. Pada survey pendahuluan dapat diambil kesimpulan bahwa jam – jam sibuk terjadi pada pukul 06:30 – 08:00 yaitu saat masuk sekolah dan masuk kerja untuk pabrik. Waktu lain yaitu pada pukul 16:00 – 18:00, yaitu saat jam pulang dan pada jam sibuk tersebut sering terjadi kemacetan pada bundaran ini terutama pada pagi hari.


(3)

4 1.2Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir mengenai Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pada Bundaran Baros – Kerkof – Leuwigajah di Cimahi adalah sebagai berikut: 1. Mengevaluasi Kinerja Bundaran Baros - Kerkof - Leuwigajah.

2. Memberikan solusi berupa saran penanganan yang bertujuan untuk optimalisasi Bundaran Baros – Kerkof - Leuwigajah.

1.3 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian Tugas Akhir, ruang lingkup pembatasannya ialah : 1. Ruas jalan yang ditinjau yaitu Baros – Kerkof – Leuwigajah Cimahi.

2. Metode Perhitungan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia tahun 1997 ( MKJI’97)

1.4 Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan Tugas Akhir ini dibagi dalam 5 (lima) bab, yaitu: Bab 1 Pendahuluan, meliputi latar belakang, tujuan penelitian, pembatasan masalah, dan sistematika pembahasan laporan tugas akhir. Tinjauan Pustaka yang berisi mengenai dasar teori dan pembahasan secara umum mengenai literatur yang relevan dengan topik yang ditinjau, akan dibahas pada Bab 2. Metode penelitian, pengumpulan data, prosedur pengolahan data yang telah diperoleh, lokasi dan waktu pelaksanaan dibahas di Bab 3. Analisis data dan pembahasan mengenai Bundaran Baros – Kerkof - Leuwigajah, akan dibahas di Bab 4. Kesimpulan dari seluruh uraian dan saran-saran, akan dibahas di Bab 5.


(4)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Dari hasil analisis dan pembahasan data existing serta perancangan alternatif solusi didapatkan suatu kesimpulan. Kemudian juga disajikan saran-saran yang berupa pandangan-pandangan atau usulan-usulan sebagai pendukung.


(5)

48 5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian mengenai Kinerja lalu lintas pada Bundaran Baros – Kerkof - Leuwigajah, didapat hasil evaluasi yang berupa kesimpulan yaitu :

1). Volume lalu lintas jam rata-rata (VLJR) maksimum selama pelaksanaan survei volume arus lalu lintas kendaraan adalah 2921 smp/jam dengan jumlah kendaraan yang melintasi simpang sebesar 3842 kend/jam. Distribusi volume arus lalu lintas kendaraan yang terbesar berasal dari arah pergerakan dari lengan Jalan Kerkof menuju Jalan Baros.

2). Dari hasil analisis didapat : • Derajat Kejenuhan : 0,855

• Tundaan lalu – lintas rata – rata (DTr) : 5,38 • Tundaan rata – rata bundaran (DR) : 9,38 • Peluang antrian bundaran (QP%) : 22 – 50 %

3). Dari hasil perhitungan tersebut, bundaran ini masih bisa dikatakan kinerjanya masih cukup baik .

4). Bila diasumsikan i = 6%/tahun maka di dapat DS yang 1 pada tahun 2009, maka pada tahun tersebut diperlukan perbaikan pada bundaran tersebut. 5.2 Saran

1). Kiranya diperlukan studi lanjut pada masa mendatang dengan menambahkan variabel pejalan kaki yang menyeberang pada kaki simpang.

2). Pada daerah sekitar bundaran tersebut sebaiknya dibangun pos gatur polisi, sehingga kemacetan dapat diminimalisasi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

1. Direktorat Binkot, BM, (1997), Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Jakarta

2. Hendarsin, Shirley L., (2000), Perencanaan Teknik Jalan Raya, Bandung, Politeknik Negeri Bandung.

3. Nurkomariah, (2005), Evaluasi Simpang Tidak Bersinyal Pada Simpang Cihanjuang. Tugas Akhir, Bandung : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung.

4. Permana, Galih., (2005), Kajian Perencanaan Geometrik Pada Simpang Sulanjana. Tugas Akhir, Bandung : Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung.

5. RBP. R Desutama, ST., MT, (2004), Teknik Lalu Lintas, Hand Out, Bandung Politeknik Negeri Bandung..

6. Susilo, Budi H., (1993), Buku Teknik Lalu Lintas, Bandung, Universitas Kristen Maranatha.

7. Tamim, Ofyar Z.(1997), Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Bandung : Institut teknologi Bandung .

8. Transportation Research Board, (1994), Highway Capacity Manual, Washington DC.

9. Wijaya kusumah, Angky, (2006), Kinerja Simpang Tak Bersinyal Pada Jalan Sindang Sirna – Bungur Bandung. Tugas Akhir, Bandung : Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen Maranatha.