SILAT PELEBAT SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN PADA MASYARAKAT ALAS KAJIAN TERHADAP : FUNGSI DAN SIMBOL.

SILAT PELEBAT SEBAGAI SENI PERTUNJUKAN PADA
MASYARAKAT ALAS DI KUTA CANE KABUPATEN
ACEH TENGGARA KAJIAN TERHADAP
FUNGSI DAN SIMBOL

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

Oleh:
LISA RAMAHTIKA
NIP : 071222510028

JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, yang mana rahmat dan

hidayahnya telah diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi di Jurusan Sendratasik program Studi Pendidikan Seni Tari, FBS,
UNIMED dengan tepat waktu. Skripsi ini merupakan suatu persyaratan yang
harus dipenuhi untuk mendapatkan gelar sarjana di Pendidikan Seni Tari. Adapun
judul seminar proposal ini adalah “Silat Pelebat Sebagai Seni Pertunjukan Pada
Masyarakat Alas Kajian Terhadap : Fungsi Dan Simbol”
Selama proses penyusunan laporan yang dibutuhkan untuk memperkuat
data-data skripsi, penulis mengalami banyak kendala dan hambatan. Baik itu
proses penelitian, mencari buku-buku yang sesuai dengan bahasan penelitian dan
juga dalam hal penulisan. Namun berkat bantuan dan dorongan semangat dari
berbagai pihak, skripsi ini dapat diselesaikan sebagaimana diharapkan. Untuk itu
penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada :
1 Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan
2 Dr. Isda Pramuniati , M.Hum, selaku Dekan Fakultas Negeri Medan
3 Dra.Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik sekaligus sebagai
Dosen Pembimbing Akademik penulis.
4 Nurwani, S.ST, M.Hum selaku Ketua Prodi Pendidikan Seni Tari
5 Yusnizar Heniwati, S.ST, M.Hum selaku Pembimbing I dan Dra. Dilinar
Adlin, M.Pd selaku Pembimbing II.
6 Kepada Bapak dan Ibu Dosen khususnya di Jurusan Sendratasik Prodi Seni

Tari.
7 Bapak Jumaidin selaku narasumber yang pertama sekali memperkenalkan Silat
Pelebat.
8 Kedua orang tua yaitu ayah tercinta Darsil Tanjung dan Ibunda tersayang Irda
Wati yang tiada hentinya memberikan semangat kepada penulis untuk tetap
terus bertahan dalam menghadapi segala rintangan dan berkat doanya hingga
akhirnya penulis dapat menyelesaikan Pendidikan di Universitas Negeri
Medan.

ii

9 Suami tercinta Ibrahim Jamil Harahap yang setiap harinya memberikan
semangat untuk tetap sabar dalam menjalani penelitian hingga selesai dan
buah hati tersayang Kayla Azihra Harahap sebagai pembangkit semangat,
pelipur lara dan penghilang kejenuhan bagi penulis ketika buntu dalam proses
pembuatan skripsi.
10 Adik-adik yaitu Defri Adi,SE, Erik Abdi, Ayu RW, Aisyah RY, M.Rifaldi,
Riski yang selalu membantu dan membari semangat kepada penulis.
11 Ucapan terimakasih untuk yang terakhir kalinya kepada semua sahabat yang
selalu memberikan masukan dan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mohon maaf kepada pembaca apabila terdapat kesalahan dan
kesilapan baik itu bahasa maupun tulisan yang terdapat pada seminar proposal ini.
Penulis berharap semoga seminar proposal ini dapat menambah wawasan
pembaca sebagai pengetahuan dalam bidang seni dan budaya. Akhir kata penulis
mengucapkan terima kasih dan selamat membaca.

Medan,
Penulis

Juli 2014

Lisa Ramahtika

ABSTRAK
Lisa Ramahtika. Silat Pelebat Sebagai Seni Pertunjukan Pada
Masyarakat Alas Kajian Terhadap : Fungsi Dan Simbol. Skripsi. Medan :
Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan, 2014.
Fenomena seni pertunjukan tradisi Alas yang hampir hilang karena
kemajuan zaman dan keheterogenitasan suku, menarik perhatian penulis untuk
diteliti. Silat Pelebat adalah salah satu dari fenomena tersebut. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui fungsi dan simbol yang ada pada Silat Pelebat.
Samapel pada penelitian ini adalah masyarakat Alas, pengetua adat dan
para seniman Alas yang mengetahui, memahami dan mengetahui tentangg seni
pertunjukan Silat Pelebat di Kutacane Kabupaten Aceh Tenggara. Pengumpulan
data dilakukan dengan metode kerja lapangan yang meliputi beberapa aspek :
pengamatan atau observasi langsung dan wawancara.
Silat Pelebat adalah seni pertunjukan tradisi yang hidup dan berkembang
dalam perjalanan budayanya. Silat Pelebat merupakan seni pertunjukan yang
terdapat di dalam struktur upacara perkawinan adat Alas. Silat Pelebat di
pertunjukan pada saat di adakan acara hantaran (membawa persyaratan
perlengkapan pernikahan yang diminta calon mempelai wanita kepada calon
mempelai pria) dari pihak keluarga calon mempelai pria kerumah pihak keluarga
calon mempelai wanita.
Pelakasanaan Silat Pelebat berfungsi sebagai palang pintu dirumah
keluarga calon mempelai wanita sebelum masuk menuju kedalam rumah keluarga
calon mempelai wanita. Pertunjukan Silat Pelebat ini juga sebagai hiburan yang
menantang bagi kedua keluarga calon mempelai dan juga para penonton sekitar.
Silat Pelebat tidak memiliki simbol khusus dalam tiap gerakannya.
Gerakan tradisi Silat Pelebat hanya di awal dan di akhir penghormatan selainnya
adalah gerakan silat bebas yang lebih mirip dengan permainan olahraga anggar.

Jagoan dari pihak keluarga calon mempelai pria harus kalah dari jagoan dari pihak
keluarga calon mempelai wanita. Hal ini telah disepakati oleh kedua keluarga,
dikarenakan pihak wanita harus tetap mempertahankan harga diri yang tidak
gampang menyerak kepada pihak pria.Silat Pelebat menggunakan property bambu
yang telah diruncingkan atau diraut.
Musik Canang yang dimainkan oleh 5 (lima) orang gadis dan tiupan bansi
menjadi pengiring permainan pertunjukan Silat Pelebat.

DAFTAR GAMBAR
Daftar Gambar Awal Gerak Pelebat .................................................... 58
Daftar Gambar Menggunakan Property .............................................. 59
Daftar Gambar Saling Memukul Lawan ............................................... 60

vi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I BIODATA NARASUMBER
LAMPIRAN II DAFTAR RIWAYAT HIDUP


vii

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seni pertunjukan silat Pelebat merupakan salah satu seni pertunjukan
tradisional dari masyarakat Alas yang disajikan pada acara hantaran dari pihak
keluarga calon mempelai pria kerumah calon mempelai wanita. Hantaran tersebut
berupa barang atau benda yang merupakan permintaan dari calon mempelai
wanita sebagai persyaratan pernikahan. Seni pertunjukan ini sebagai palang pintu
bagi keluarga calon mempelai pria sebelum memasuki dan melamar calon
mempelaiwanita.
Seni pertunjukan ini berfungsi sebagai hiburan bagi kedua belah pihak
keluarga calon mempelai dan juga bagi para masyarakat sekitar. Seni pertunjukan
silat Pelebat ini termasuk di dalam struktur upacara perkawinan adat Alas, akan
tetapi kini silat Pelebat tidak diharuskan untuk ditampilkan pada acara hantaran
saja. Tetapi silat Pelebat telah disajikan oleh masyarakat Alas sebagai seni
pertunjukan untuk menyambut para tamu terhormat dalam sebuah acara.
Kini pertunjukan Silat Pelebat sudah jarang dijumpai, baik sebagai acara
penyambutan tamu terhormat maupun yang lebih khususnya pada upacara

mengantarkan hantaran kepada pihak mempelai wanita.

B. Saran
1. Upaya meningkatkan silat Pelebat pada masyarakat Alas, perlu adanya
usaha pengkajian berbagai alternatif agar masyarakat lebih mengenal dan
61

mengetahui tentang seni pertunjukan di Kutacane, Kabupaten Aceh
Tenggara.
2. Perlu adanya penanganan serius dan evaluasi bagi pihak-pihak yang
berwewenang terhadap pelestarian budaya bangsa.
3. Diharapkan bagi seluruh masyarakat dari berbagai suku agar tetap samasama menjaga apa yang telah diwariskan oleh leluhur kita. Warisan budaya
yang telah diberikan oleh leluhur merupakan sebuah aset negara yang tak
ternilai harganya. Menjaga warisan leluhur berarti juga menjaga identitas
bangsa di mata dunia.
4. Penulis berharap pada pemerintah Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara
untuk tetap menjaga dan menghidupkan kembali dengan mempertunjukan
silat Pelebat.

1


DAFTAR PUSTAKA
Al-Rasyi, Furqan 2011, Jurnal Ddelegasi Budaya Aceh, Aceh
Athaillah dan Muchtar Djalal, 1980, Jurnal Kesenian Tradisional Aceh, Aceh
Bahari, Nooryan, 2008, Kritik Seni, Pustaka Pelajar, Jakarta.
Balai Pustaka, 1999, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ke – II, Depdikbud,
Jakarta.
Dharsono, 2007, Estetika, Rekayasa Sains, Bandung.
Departemen Etnomusikologi USU, 2005, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni,
Etnomusikologi Press, Medan
Endraswara, Suwardi, 2006, Metode, Teori, Teknik Penelitian Kebudayaan,
Pustaka Widyatama, Sleman.
Etnomusikologi Press, 2005, Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Seni, Departemen
Etnomusikologi USU, Medan.
Hidayat, Robby, 2005, Wawasan Seni Tari Pengetahuan Praktis Bagi Guru Seni
Tari, UPPT, UNM.
Humar, Sahman, 1993, Estetika, Kajian Telaah Sistematik dan Historik,
Gramedia, Jakarta.
Gragahan, Gilbert J diterjemahkan oleh Musadad, 1957, A Guide to Histrorical
Method, Fordham University Press, New York.

Kluckhohn, Clyde, 1985, Cermin Bagi Manusia, dalam Parsudi Suparlan,
Manusia Kebudayaan dan Lingkungannya, PT. Raja grafindo Persada,
Jakarta.
Koentjaraningrat, 2004, Kebudayaan Mentalitas dan Pengembangan, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Nazir, Mohamad, 1983, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Redha, Aisatur, 2009, Sejarah Bentuk Tari Bines Pada Masyarakat Blangkejeren
Kabupaten Gayo Lues, Di ajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan), UNIMED, Medan
Sedyawati, Edi 2006, Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni dan Sejarah, PT
Raja Grafindo Persada, Jakarta.
63

2

Sukmawati, Noni, 2006, Ratapan Perempuan Minang Kabau Dalam Pertunjukan
Bagurau Gambaran Perubahan Sosial, Andalas Unversity Press, Padang.
Susmadi, Suryabarata, 1983, Metodologi Penelitian, UGM, Yogyakarta.
Simamora, Jonpinal, 1997, Perubahan Dalam Upacara Perkawinan Suku Batak
Toba Suatu Proses Sikap Rasionalitas (Studi Deskriptif di Kelurahan

Sidorame Barat II Kecamatan Medan Perjuangan, Medan),
FISIPOL, USU
Togatorop, Holong, 2007, Busana Batak Toba Kajian Terhadap Makna Simbolik
(Di ajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan), UNIMED, Medan
W.J.S. Poerwadarminta, 1982, Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai
Pustaka
(http://id.m. wikipedia. org/ wiki/ Pernikahan)