Konseling Postpartum dengan Penerapan Metode Amenore Laktasi Sebagai Kontrasepsi.

(B. Kesehatan)
Konseling Postpartum dengan Penerapan Metode Amenore Laktasi Sebagai Kontrasepsi
Kata kunci : konseling postpartum, metode Amenore Laktasi, Kontrasepsi
Mulyani, Sri; Wiryanto, Tri Budi; Ropitasari
Fakultas Kedokteran UNS, Penelitian, BOPTN UNS, Hibah Bersaing, 2012
Metode amenore laktasi (MAL) adalah metode kontrasepsi efektif untuk wanita yang menyusui secara
eksklusif. Keberhasilan MAL tergantung dari pemberian ASI secara eksklusif. Faktor lain yang
berpengaruh pada penggunaan MAL : paritas, status pekerjaan, dukungan petugas kesehatan, serta
dukungan keluarga. Konseling postpartum diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan MAL sebagai
metode kontrasepsi pada postpartum.
Mengkaji pemberian konseling postpartum dengan penerapan MAL sebagai kontrasepsi untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kontrasepsi postpartum di Kota Surakarta.
Jenis penelitian observasional menggunakan rancangan Cross sectional, dengan pendekatan kuantitatif
dan kualitatif. Subjek penelitian adalah ibu yang mempunyai bayi usia 7 – 12 bulan dan memberikan ASI
eksklusif. Hubungan antara variabel penelitian dianalisis dengan Chiquare, kekuatan hubungan dihitung
dengan ratio prevalens dengan 95% Cl. Sedangkan untuk analisis multivariat secara regresi logiistic.
Hasil analisis regresi logistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara konseling pospartum dengan
penerapan kontrasepsi MAL (OR=4,35. 95% CI=1,53-12,40.) dengan mengontrol variabell paritas
(OR=2,37. 95% CI=1,20-4,67), status pekerjaan (OR=1,96. 95% CI=0,83-4,44 ), dukungan petugas
kesehatan (OR=2,83. 95% CI=0,75-10,63), serta dukungan keluarga (OR=3,29. 95% CI=1,06-10,18) dapat
memberikan kontribusi sebesar 24% dalam penerapan kontrasepsi MAL. Analisis wawancara mendalam

menunjukkan responden mendapatkan koseling serta dukungan dari petugas kesehatan tentang ASI
ekslusif sementara pemahaman tentang kontrasepsi dengan Metode Aminore Laktasi belum
disampaikan.
Penerapan kontrasepsi MAL lebih besar pada ibu yang mendapatkan konseling postpartum bila
dibandingkan dengan ibu yang tidak mendapatkan konseling postpartum. Paritas, status pekerjaan,
dukungan petugas kesehatan, serta dukungan keluarga merupakan faktor yang berhubungan dengan
penerapan kontrasepsi MAL.