Tinjauan Pengetahuan Ibu PostPartum Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2009

(1)

PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI POSTPARTUM

DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN 2009

085102048

WIWIN SULISTIAWATI

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Wiwin Sulistiawati

Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2009

vii+30 hal + 1 bagan+3 tabel + 10 lampiran

ABSTRAK

Menurut ilmu kesehatan, waktu ideal untuk seorang wanita hamil kembali setelah kehamilannya yang terdahulu adalah 2 tahun agar kesehatan reproduksi tetap terjaga dengan baik. Untuk bisa mencapai hal tersebut, ada banyak pilihan kontrasepsi yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode amenorea laktasi yaitu suatu metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu secara eksklusif untuk mencegah terjadinya ovulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu-ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2009. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu postpartum atau total sampling yang ada di rumah bersalin Hadijah pada saat dilakukannya penelitian yaitu berjumlah 35 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009 sampai 28 februari 2009. Instrumen penelitian ini adalah kuisioner yang berisikan data demografi dan kuisioner tentang metode amenorea laktasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan hanya 2 orang (5,7%) yang berpengetahuan baik, sedangkan sisanya adalah berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 15 orang ( 42,9%). Diharapkan perhatian dari berbagai pihak terkait untuk lebih mempromosikan metode amneorea laktasi ini, dan diharapkan ada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan metode amenorea laktasi ini dengan pembahasan yang lebih mendalam.

Kata kunci : pengetahuan, ibu postpartum, metode amenorea laktasi. Daftar Pustaka 15 (2000-2009)


(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT karena atas ranmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan penelitian karya tulis ilmiah yang berjudul “ Tinjauan Pengetahuan Ibu PostPartum Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2009

“ ini. Shalawat beriring salam, tak lupa pula penulis haturkan kepada junjungan besar

nabi Muhammad SAW yang telah memberikan cahaya penerang bagi kita semua.

Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, perkenankanlah penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Gontar A. Siregar, SpPD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

2. dr. Murniati Manik, MSc, SpKK selaku ketua program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera utara

3. dr. Rina Amelia selaku dosen pembimbing dalam pembuatan karya tulis ilmiah yang selalu memberikan arahan dan bimbingannya agar karya tulis ilmiah ini bisa selesai dengan baik.

4. Setiawan, S.Kp,.MNS selaku penguji I dan dr. Ichwanul Adenin Sp.OG selaku penguji II yang telah memberikan masukan dan arahan untuk karya tulis ilmiah ini.

5. Seluruh dosen dan staft pegawai administrasi program studi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara


(4)

6. Kedua orang tua tercinta, ibu Poniaty dan bapak Rasman yang telah memberikan segala kebaikan dan kasih sayang kepada penulis untuk dapat menyelesaikan penelitian karya tulis ilmiah ini.

7. Seluruh keluarga tercinta, Agus Irawadi ST, Sarinah S.Ag, Rani Dahlifa Sari, Wisnu Ramadhani yang juga menjadi penyemangat penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

8. Seluruh teman, sahabat dan orang terkasih Sarah “Umi” Herlina, Hotmauli “ndut” Siregar, Erny Silvya, dan Pudup Hakiem yang telah membantu dan memberi dukungan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini

9. Semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya tulis ilmiah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang sifatnya membangun kesempurnaan karya tulis ilmiah ini, akan dengan senang hati penulis terima.

Semoga karya tulis ilmiah ini berguna bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya. Terima kasih.

Medan, Juni 2009


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR……… ii

DAFTAR ISI...……… iv

DAFTAR BAGAN……….. vi

DAFTAR TABEL……… vii

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang……….. 1

B. Rumusan Masalah………. 3

C. Tujuan Penelitian……….. 3

D. Manfaat Penelitian……… 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan……….. 4

B. Metode Amenorea :Laktasi………..………. 8

1. Defenisi……… 8

2. Cara Kerja Metode Amenorea Laktasi……… 9

3. Efektifitas Metode Amenorea Laktasi……… 10

4. Keuntungan Metode Amenorea Laktasi………. 11

5. Keterbatasan Metode Amenorea Laktasi……… 12

BAB III : KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL B. Kerangka Konsep……….. 14

C. Defenisi Operasional………. 14

BAB IV : MATODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian...………..……..……… 16

B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi………... 16

2. Sampel……… 16

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian………... 16

1. Lokasi………. 16

2. Waktu Penelitian………. 17

D. Pertimbangan Etik ……… 17

E. Instrumen Penelitian………. 17


(6)

G. Pengumpulan Data……… 19

H. Analisa Data……….. 19

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden………. 20

B. Pengetahuan Reponden……….. 21

C. Kategori Pengetahuan Responden……….. 22

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil……… 23

B. Keterbatasan Penelitian………. 26

C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penlitian……… 27

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan……… 28

B. Saran………. 28

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

DAFTAR BAGAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Respinden Ibu Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan

2009………... 20 Tabel 5.2 Distribusi Hasil Pengetahuan Responden Tentang Metode

Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun

2009………... 22 Tabel 5.3 Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Tentang

Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun


(9)

PROGRAM D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2009 Wiwin Sulistiawati

Pengetahuan Ibu Postpartum Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan Tahun 2009

vii+30 hal + 1 bagan+3 tabel + 10 lampiran

ABSTRAK

Menurut ilmu kesehatan, waktu ideal untuk seorang wanita hamil kembali setelah kehamilannya yang terdahulu adalah 2 tahun agar kesehatan reproduksi tetap terjaga dengan baik. Untuk bisa mencapai hal tersebut, ada banyak pilihan kontrasepsi yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode amenorea laktasi yaitu suatu metode kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu secara eksklusif untuk mencegah terjadinya ovulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu-ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2009. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu postpartum atau total sampling yang ada di rumah bersalin Hadijah pada saat dilakukannya penelitian yaitu berjumlah 35 orang. Penelitian dilakukan pada tanggal 19 Januari 2009 sampai 28 februari 2009. Instrumen penelitian ini adalah kuisioner yang berisikan data demografi dan kuisioner tentang metode amenorea laktasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi berada pada kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang (51,4%) dan hanya 2 orang (5,7%) yang berpengetahuan baik, sedangkan sisanya adalah berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 15 orang ( 42,9%). Diharapkan perhatian dari berbagai pihak terkait untuk lebih mempromosikan metode amneorea laktasi ini, dan diharapkan ada penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan metode amenorea laktasi ini dengan pembahasan yang lebih mendalam.

Kata kunci : pengetahuan, ibu postpartum, metode amenorea laktasi. Daftar Pustaka 15 (2000-2009)


(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Masa postpartum merupakan suatu masa yang dimulai setelah masa persalinan selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat kandungan akan pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan. Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun untuk hamil kembali (Prawirohardjo, 2005).

Konsultasi kontrasepsi dalam periode postpartum penting untuk mengatur jarak kehamilan, memberikan pendidikan kepada ibu tentang bentuk-bentuk kontrasepsi, dan juga kapan waktu yang aman untuk bisa kembali berhubungan seksual. Pilihan kontrasepsi yang tepat memerlukan pengetahuan tentang motivasi pasien dan kemanjuran, keamanan, dan kemudahan dari berbagai kontrasepsi (Rayburn, 2001, hlm 209).

Ada beberapa jenis kontrasepsi yang dapat ibu pilih pada masa postpartum. Contohnya seperti mini pil, AKDR, implant, kontrasepsi injeksi, metode amenorea laktasi, dan lain-lain. Dalam hal ini, seorang ibu juga harus jeli dalam melihat tingkat efektifitas dari kontrasepsi dan pengaruhnya terhadap laktasi (Saifuddin, 2005).

Untuk kontrasepsi hormonal seperti mini pil, AKDR, implant, dan kontrasepsi injeksi, memang memiliki tingkat efektifitas yang tinggi, yaitu untuk min pil sebanyak 98,5%, AKDR 99,4%, implant 99-99,8% dan kontrasepsi injeksi Depo 99,7%. Namun, penggunaan kontrasepsi hormonal pada masa postpartum perlu di pertimbangkan, karena bisa mempengaruhi produksi ASI dan secara teoritis akan berpengaruh terhadap pertumbuhan normal bayi pada 6-8 minggu postpartum (saifuddin, 2005).


(11)

Menyusui juga bisa digunakan sebagai kontrasepsi pada masa postpartum yang disebut dengan metode amenorea laktasi. Dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal diatas, metode amenorea laktasi juga memiliki tingkat efektifitas yang cukup tinggi yaitu 98% (Saifuddin, 2005).

Hubungan antara laktasi dan fertilitas merupakan masalah kesehatan umum yang penting. Interval kelahiran dua tahun atau lebih, memperbaiki ketahanan hidup bayi dan menurunkan morbiditas maternal. Di negara berkembang, menyusui memberikan perlindungan terhadap kehamilan danpenting untuk mencapai interval kehamilan dua tahun (Speroff,2003)

Pemberian ASI sebagai pencegahan kehamilan sering menjadi pertanyaan dikalangan ibu yang memberikan ASI, apakah Ibu masih harus ber KB untuk mencegah kehamilan. Biasanya Ibu yang memberikan ASI (lakstasi) akan mengalami keterlambatan untuk kembali mendapatkan menstruasinya. (Erlina, 2008)

Dari survei awal berupa observasi yang telah dilakukan peneliti di tiga rumah bersalin yang ada di sekitar wilayah kota medan, yaitu rumah bersalin Padang Bulan, Rizki (Tembung) dan Hadijah, peneliti menemukan angka kelahiran yang cukup tinggi di rumah bersalin Hadijah bila dibandingkan dengn rumah bersalin lainnya. Selain mengobservasi, peneliti juga bertanya kepada dua orang pasien postpartum yang sedang dirawat pada saat itu tentang metode amenorea laktasi, dan ternyata mereka berdua tidak begitu mengerti tentang menyusui yang bisa dijadikan sebagai kontrasepsi.


(12)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenore laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2009?

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai metode kontrasepsi postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2009.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Sebagai bahan bacaan tambahan dan menambah informasi tentang kontrasepsi khususnya metode amenorea laktasi.

2. Bagi Pihak Rumah Bersalin Hadijah

Sebagai bahan masukan dan informasi sehingga dapat mengambil langkah-langkah dalam peningkatan pengguna kontrasepsi khususnya metode amenorea laktasi

3. Bagi penelitian selanjutnya


(13)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan

1. Defenisi

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang ada di kepala kita. Kita dapat mengetahui sesuatu berdasarkan pengalaman yang kita miliki. Selain pengalaman, kita juga menjadi tahu karena kita diberitahu orang lain. Pengetahuan juga bisa didapat dari tradisi (Prasetyo, 2007, hlm 3-4)

Pengetahuan (knowlage) adalah suatu proses dengan menggunakan pancaindera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu sehinga dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2007)

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya pengetahuan dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seeorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya tersebut (Itiari, 2000)

2. Cara Mendapatkan Pengetahuan

Dari berbagai macam cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang sejarah, dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni :


(14)

a. Cara Tradisional atau Nonilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum diketemukannya metode ilmiah. Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan satu kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba kembali kemungkinan ketiga, keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut metode trial and error. 2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Sumber pengetahuan didapat dari pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal maupun informal, ahli agama, pemegang pemerintahan dan sebagainya. Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otorias atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otorotas pemimpin agama, maupun ilmu pengetahuan.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk


(15)

memecahkan masalah lain yang sama, orang dapat pula mengunakan cara tersebut.

4) Melalui Jalan Pikiran

Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuan. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia telah menggunakan jalan fikirannya.

b. Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modrn dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut Metode Penelitian Ilmiah (Notoatmodjo, 2005)

3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :

a. Tahu

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima.

b. Memahami

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretsikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau


(16)

materi, harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadapobjek yang dipelajari.

c. Aplikasi

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Aplikasi di sini dapat diartikan penggunaan hukum-hukum rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks dan situasi yang lain.

d. Analisis

Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis

Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini dilakukan berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.


(17)

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakkan dengan wawancara atau angket (kuisioner) yang menanyakan tentang materi yang ingi diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan yang ingin diukur atau diketahui dapat disesuaikan dengan tingkatan-tingkatan di atas. Pengukuran tingkat pengetahuan dimaksudkan untuk mengetahui status pengetahuan seseorang dan disajikan dalam tabel distribusi frekuensi (Notoatmodjo, 2007)

B. Matode Amenorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Paskamelahirkan

1. Defenisi

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya ini dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanent. Penggunaan kontrasepsi merupakan salah satu variable yang mempengaruhi fertilitas (prawirohardjo, 2005, hlm 904).

Kontrasepsi paskamelahirkan adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan setelah melahirkan. Banyak kontrasepsi yang dapat digunakan, salah satunya adalah metode amenorea laktasi.

Metode amenorea laktasi adalah suatu teknik kontrasepsi alamiah yang didasarkan pada ibu memberikan ASI eksklusif yang akan menyebabkan tidak mendapatnya menstruasi (Erlina, 2008, kontrasepsi the lactatation amenorrhea

method (LAM), ¶ 2,

2008)

Menurut buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, metode amenorea laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI).


(18)

Metode amenorea laktasi dapat digunakan sebagai kontrasepsi bila menyusui secara penuh, belum mendapatkan haid dan umur bayi kurang dari 6 bulan. Setelah 6 bulan harus dilanjutkan dengan pemakaian metode kontrasepsi lain (Saifudin, 2005).

2. Cara Kerja Metode Amenorea Laktasi

Metode amenorea laktasi ini menekan terjadinya ovulasi, sehingga tidak terjadi menstruasi. Penelitian menyatakan bahwa wanita yang memberikan bayinya ASI secara eksklusif dan belum mendapatkan menstruasinya, maka biasanya tidak akan mengalami kehamilan selama 6 bulan setelah melahirkan (Saifudin, 2005).

Kontrasepsi laktasi meningkat sebagai respon terhadap stimulus pengisapan berulang pada waktu menyusui. Dengan intensitas dan frekuensi yang cukup, kadar prolaktin akan tetap tinggi (Speroff, 2003, hlm 292)

Hormon prolaktin yang merangsang produksi ASI turut mengurangi kadar hormon LH yang diperlukan untuk memelihara dan melangsungkan siklus haid. Kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan ovarium menjadi kurang sensitif terhadap perangsangan gonadotropin, sehingga mengakibatkan timbulnya inaktivitas ovarium, kadar estrogen yang rendah dan anovulasi. Bahkan pada saat aktivitas ovarium mlai pulih kembali, kadar prolaktin yang tinggi menyebabkan fase luteal yang singkat dan fertilitas yang menurun.

Sehingga gambaran dari keadaan 3 minggu pertama postpartum adalah gambaran dari inaktivitas poros hypophysis-hipotalamus-ovarium yang akan


(19)

bertambah lama oleh laktasi dibawah pengaruh sekresi prolaktin (Hartanto, 2004, hlm 327)

Kontrasepsi prolaktin ini mengesankan karena bekerja baik pada pusat maupun pada ovarium untuk menyebabkan amenorea laktasi dan anovulasi. Meskipun demikian, efek langsung prolaktin terhadap perkembangan folikel ovarium tampaknya bukanlah hal yang utama, namun yang mendominasi adalah kerja pusat otak ( Speroff, 2003)

3. Efektifitas Metode Amenorea Laktasi

Laktasi dapat diandalkan sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi. Kebanyakan ibu-ibu yang sedang menyusui tidak akan mengalami ovulasi untuk waktu 4 sampai 24 bulan setelah melahirkan, sedangkan ibu-ibu yang tidak menyusi dapat mengalami ovulasi mulai dari 1 sampai 2 bulan setelah melairkan.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa laktasi dapat memberikan perlindungan yang bermakna terhadap kehamilan. Faktor-faktor yang dapat menjelaskan efektivitas kontrasepsi yang lebih besar dari laktasi antara lain : a. Kurangnya pemberian makanan dan minuman tambahan.

b. Masa laktasi yang lebih lama.

c. Lebih sering menyusui berdasarkan tuntutan bayinya. d. Menyusui sepanjang hari.

Bayi yang mengisap ASI sebanyak 6 kali atau lebih dalam 24 jam, lama menyusu lebih dari 60 menit per 24 jam dan menysusu pada malam hari, merupakan faktor-faktor penting dalam menunda ovulasi (Hartanto, 2004, hlm 328).


(20)

Efektifitas kontrasepsi laktasi, juga bergantung pada tingkat nutrisi ibu, intensitas pengisapan, dan seberapa jauh makanan tambahan diberikan kepada diet bayi (Speroff, 2003, hlm 292)

4. Keuntungan Metode Amenorea Laktasi a. Keuntungan Kontrasepsi

1) Efektivitas tinggi, keberhasilan 98 % pada enam bulan pertama paskamelahirkan.

2) Tidak mengganggu senggama.

3) Tidak ada efek samping secara sistemik. 4) Tidak perlu pengawasan medis.

5) Tidak memerlukan obat atau alat.

6) Tanpa biaya (Saifudin, 2005, hlm Mk 1).

b. Keuntungan Nonkontrasepsi 1) Untuk Bayi

a) Mendapatkan kekebalan pasif (mendapatkan antibodi perlindungan lewat ASI).

b) Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal.

c) Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu lain atau formula, atau alat minum yang dipakai (Saifudin, 2005, hlm Mk 2). d) Menurunkan insiden otitis media, dental maloklusi, dan ada


(21)

e) Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi (Depkes RI, 2001)

2) Untuk Ibu

a) Mengurangi perdarahan paskapersalinan dan mempercepat prose involusi uterus, yang disebabkan pelepasan oksitosin dari kelenjar hypophysis pars posterior oleh rangsangan isapan bayi, yang selanjutnya menyebabkan timbulnya kontraksi uterus dan uterus kembali ke ukuran normal.

b) Meningkatkan hubungan psikologis ibu dan bayi (Saifuddin, 2005, hlm MK 2)

5. Keterbatasan Metode Amenorea Laktasi

Laktasi dapat diandalkan sebagai suatu metode kontrasepsi sepanjang ibu tidak mengalami ovulasi, namun sampai sekarang masih sukar sekali menentukan kapan ovulasi akan kembali (Hartanto, 2004)

Perlunya persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui 30 menit paskapersalinan dan pelaksanaan yang sulit dikarenakan kondisi sosial, juga merupakan keterbatasan dari metode amenorea laktasi. Selain itu keefektifitasan hanya sampai kembalinya haid atau sampai 6 bulan, dan tidak melindungi ibu dari penyakit menular seksual seperti hepatitis B, dan HIV. Untuk wanita pekerja yang terpisah dari bayinya lebih lama dari 6 jam juga tidak dapat menggunakan metode ini. Untuk ibu yang memerah ASI nya dan memberikan ASI nya lewat


(22)

botol susu / dot, tidak dapat menggunakan metode amenorea laktasi ini. Karena bayi tidak mengisap susu ibu langsung pada putting susu ibu, melainkan dari botol susu/dot. Sementara isapan bayi pada putting susu ibu sangat berpengaruh terhadap pengeluaran hormon prolaktin yang dapat mencegah terjadinya ovulasi (Saifudin, 2005)


(23)

BAB III

KERANGKA PENELITIAN

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini adalah :

Bagan 3.1 Kerangka konsep

B. Defenisi Operasional

Pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tersebut tentang metode amenorea laktasi, yang berkaitan dengan pengertian metode amenorea laktasi, cara kerja, efektifitas, keuntungan dan keterbatasan metode amenorea laktasi, yang diajukan melalui pertanyaan dalam lembaran kuisioner.

Pengetahuan Ibu Postpartum

Metode Amenorea Laktasi

Sebagai Kontrasepsi Postpartum : 1. Defenisi

2. Cara kerja 3. Efektifitas 4. Keuntungan 5. Keterbatasan


(24)

No Variabel Defenisi Operasional Alat ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur 1 Pengetahuan Ibu

postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum Segala sesuatu yang ibu ketahui tentang metode amenorea laktasi sebagai

kontrasepsi setelah

melahirkan yang berkaitan dengan defenisi, cara kerja, efektifitas, keuntungan serta keterbatasannya

Kuisioner wawancara 1. Baik : Menjawab

dengan benar 76% - 100% pertanyaan.

2. Cukup :

Menjawab dengan benar 60%

- 75%

pertanyaan. 3. Kurang: Menjawab dengan benar <60% pertanyaan Nominal


(25)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain deskriptif yang bertujuan menggambarkan pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di rumah bersalin Hadijah tahun 2009

B. Populasi Dan Subjek Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum yang ada di rumah bersalin Hadijah Medan dari tanggal 19 Januari- 28 Februari 2009. Jumlah ibu postpartum yang ada di Rumah bersalin Hadijah pada saat itu adalah 35 orang

2. Subjek Penelitian

Pada penelitian ini, seluruh populasi menjadi subjek penelitian yaitu sekitar 35 orang.

C. Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di rumah bersalin Hadijah Medan karena pada rumah bersalin tersebut angka kelahiran cukup tinggi. Pemilik rumah bersalin tersebut merupakan seorang bidan yang mendapatkan penghargaan dari


(26)

organisasi profesi IBI sebagai bidan Delima, sehingga dengan adanya penghargaan tersebut diharapkan pasien yang datang ke rumah bersalin tersebut mendapatkan informasi yang lebih baik tentang kontrasepsi postpartum terutama metode amenorea laktasi.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tangal 19 Januari sampai 28 Februari tahun 2009.

D. Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapatkan izin dari ketua program studi D IV bidan pendidik fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara, dengan mengajukan permohonan izin penelitian kepada pemilik rumah bersalin Hadijah Medan. Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden. Peneliti tidak akan melakukan pemaksaan kepada responden untuk menjawab kuisioner yang diajukan peneliti, responden bebas menjawab kuisioner peneliti secara sukarela, dan berhak mengundurkan diri dari penelitian. Sebagai bukti persertujuan menjadi responden, maka peneliti akan memberikan lembar persetujuan menjadi responden kepada calon responden, sebelum mengisi jawaban lembar kuisioner.

Untuk menjaga kerahasiaan, nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuisioner. Nama responden akan digantikan dengan nomor kode dan informasi yang diambil hanya yang diperlukan untuk penelitian.


(27)

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh informasi dari responden, peneliti menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpulan datanya. Dimana pada lembaran kuisioner tersebut akan terlampir surat persetujuan sebagai responden dan formulir karakteristik responden..

Data karakteristik responden yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur responden, pendidikan dan pekerjaan, dan surat persetujuan ditandatangani oleh responden.

Sebelum menentukan kategori baik, cukup dan kurang terhadap pengetahuan responden, terlebih dahulu menentukan tolak ukur / kriteria yang akan dijadikan penentuan pengukuran pengetahuan. Soal yang diberikan sebanyak 25 pertanyaan, masing-masing jawaban yang benar diberi bobot 1 dan yang salah diberi bobot 0.

Untuk menentukan kategori pengetahuan ibu postpartum baik, cukup atau kurang, peneliti menentukan standart sebagai berikut:

1. Baik : menjawab 76% - 100% pertanyaan dengan benar 2. Cukup : menjawab 60% - 75% pertanyaan dengan benar 3. kurang : menjawab <60% pertanyaan dengan benar

F. Validitas Instrumen

Untuk menguji validitas instrumen, maka dilakukanlah pengujian terhadap instrumen penelitian. Pengujian dilakukan dengan cara content validity yaitu dengan cara memberikan kuisioner kepada orang yang lebih ahli dalam bidang metode amenorea laktasi. Dalam hal ini peneliti telah melakukan content validity pada bulan Desember tahun 2008 dengan dokter spesialis kandungan yaitu dr. Chairul Asri Sp.OG dengan Score Validity Indeks 0,79. Tujuan dilakukannya content validity ini


(28)

adalah untuk mendapatkan alat ukur yang sahih, dapat dilaksanakan dan dapat diandalkan.

G. Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang telah dilakukan pada penelitian ini, yaitu : 1. Mendapatkan surat izin pelaksanaan penelitian dari Progran Studi D IV Bidan

Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Menyerahkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian kepada Hj. Hadijah Saragih Am.Keb selaku pemilik rumah bersalin Hadijah yang merupakan tempat peneliti melakukan penelitian.

3. Meminta persetujuan responden untuk menjadi responden secara sukarela.

4. Setelah responden setuju, maka responden menandatangani surat persetujuan sebagai responden.

5. Menjelaskan cara pengisian kuisioner dan mempersilahkan responden untuk mengisi kuisioner.

6. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuisioner untuk menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti oleh responden.

7. Setelah kuisioner diisi oleh responden, selanjutnya kuisioner tersebut dikumpulkan kembali oleh peneliti untuk diperiksa hasil jawaban dari responden dan dianalisa untuk mendapatkan kategori pengetahuan responden.

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan membahas hasil jawaban yang telah diberikan responden. Selanjutnya membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.


(29)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, karakteristik responden yang ditanyakan pada penelitian ini adalah umur, pendidikan dan pekerjaan responden. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5.1

Distribusi karakteristik responden ibu postpartum di rumah bersalin Hadijah Medan tahun 2009

No Karakteristik Responden

Jumlah Persentase (%) 1 Umur

< 20 20 – 35 > 35 1 30 4 2.9 85.7 11.4

Jumlah 35 100

2 Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD SMP SMA PT - 3 20 12 - 8.6 57.1 34.3

Jumlah 35 100

3 pekerjaan Jumlah Persentase (%)

IRT Dagang Pegawai swasta Guru 31 1 2 1 88.6 2.9 5.7 2.9

Jumlah 35 100

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa sebanyak 30 orang ( 85,7%) responden rata-rata berumur antara 20-35 tahun, dan hanya 1 orang (2,9%) responden yang berumur <20 tahun.


(30)

Dilihat dari segi pendidikan, rata-rata responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 20 orang (257,1%), sedangkan pendidikan terendah responden adalah setingkat SMP yaitu sebanyak 3 orang (8,6%)

Pada distribusi karateristik pekerjaan responden yang tampak pada tabel, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden tidak bekerja, atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 31 orang (88,6%), sedangkan responden yang bekerja sebagai pedagang dan guru, masing-masing hanya berjumlah 1 orang (2,9%).

B. Pengetahuan Responden

Tabel 5.2

Distribusi Hasil Pengetahuan Responden Tentang Metode Amenorea Laktasi Sebagai kontrasepsi postpartum Di Rumah Bersalin Hadijah Medan

Tahun 2009

No Bahasan Kuisioner Kategori pengetahuan

Baik % Cukup % Kurang %

1 Pengertian metode amenorea

laktasi 13 37.1 10 28.6 12 34.3

2 Cara kerja metode amenorea

laktasi 8 22.9 11 31.4 16 45.7

3 Efektifitas metode amenorea

laktasi 10 28.6 12 34.3 13 37.1

4 Keuntungan metode amenorea

laktasi 8 22.9 17 48.6 10 28.6

5 Keterbatasan metode amenorea

laktasi 9 25.7 14 40.0 12 34.3

Dari lima pokok bahasan yang dibahas pada kuisioner penelitian ini, diketahui bahwa pengetahuan responden tentang pengertian metode amenorea laktasi masuk kedalam kategori baik yaitu sebanyak 13 orang (37,1%), sedangkan untuk cara kerja dan efektifitas metode amenorea laktasi masuk kedalam kategori


(31)

kurang yaitu masing-masing sebanyak 16 orang (45,7%) untuk cara kerja dan 13 orang (37,1%) untuk efektifitas. Untuk keuntungan dan keterbatasan dari metode amenorea lakatsi, rata-rata responden memiliki pengetahuan yang cukup dengan jumlah masing-masing sebanyak 17 orang (48,6%) untuk keuntungan metode amenorea laktasi dan 14 orang (40%) untuk keterbatasan metode amenorea laktasi.

C. Kategori Pengetahuan

Tabel 5.3

Distribusi Kategori Pengetahuan Responden Tentang Metode Amanorea Laktasi Sebagai Kontrasepsi Postpartum

di Rumah Bersalin HadijahMedan Tahun 2009

No Kategori

Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Baik 2 5.7

2 Cukup 18 51.4

3 Kurang 15 42.9

Jumlah 35 100.0

Pengetahan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum terbagi dalam 3 kategori, yaitu baik, cukup, dan kurang. Dari hasil penelitian diketahui bahwa rata-rata responden memilki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum, yaitu sebanyak 18 orang (51,4%). Sedangkan hanya 2 orang responden (5,7%) yang memiliki pengetahuan baik tentang metode amenorea laktasi ini.


(32)

BAB VI PEMBAHASAN

A. Interpretasi dan Diskusi Hasil

Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata umur responden berada antara 20-35 tahun, yaitu sebanyak 30 orang (85,7%). Diantara 30 orang responden tersebut, 16 orang diantaranya berpengetahuan cukup tentang metode amenorea laktasi, 12 orang berpengetahuan kurang dan 2 orang lagi berpengetahuan baik.

Menurut teori Hurlock yang dikutip oleh Nursalam, 2001, semakin cukup tingkat kematangan dan kekuatan seseorang, maka akan lebih matang orang tersebut dalam berfikir dan bekerja. Hal ini sebagai akibat dari kematangan jiwanya. Kemampuan berfikir kreatif mencapai puncaknya pada umur 20-an.

Berdasarkan teori Hurlock tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat kesesuaian antara teori Hurlock dengan hasi penelitian. Hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian besar responden berumur diantara 20-35 tahun dimana menurut Hurlock pada umur 20-an itulah seseorang mencapai puncaknya dalam berfikir kreatif.

Untuk tingkat pendidikan, rata-rata responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, yaitu sebanyak 20 orang responden (57,1%). Diantara 20 orang tersebut, ada 10 orang yang berpengetahuan cukup tentang metode amenorea laktasi ini, 9 orang berpengetahuan kurang dan 1 orang berpengetahuan baik.

Menurut Kuncoro Ningrat yang dikutip Nursalam, 2001, semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah dalam menerima informasi, sehingga semakin banyak pengetahuan yang dimiliki.


(33)

Sebagian besar responden sudah menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, hal ini tentunya lebih tinggi bila dibandingkan dengan responden yang hanya selesai sekolah sampai tingkat SD ataupun SMP. Jika dilihat dari segi pendidikan responden yang rata-rata SMA dengan teori Kuncoro yang menyebutkan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin banyak pengetahuan yang dimiliki, maka sesuailah pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi ini berada pada kategori cukup.

Dilihat dari sisi pekerjaan, hampir semua responen tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja yaitu sebanyak 31 orang (88,6%). 17 orang diantaranya memiliki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi. Sedangkan sisanya berpengetahuan kurang sebanyak 13 orang dan berpengetahuan cukup sebanyak 1 orang.

Seperti yang telah dikemukakan oleh Istiarti, 2003, bahwa pengetahuan bisa diperolah dari berbagai macam sumber, seperti media massa ataupun elektronik. Hal ini sulit untuk mereka para wanita yang bekeja di luar rumah. Karena menurut Notoadmodjo, 1997, bahwa dengan bekerja seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk, hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi, sehingga pengetahuan yang mereka peroleh juga kemungkinan kurang. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian, karena sebagian besar responden tidak bekerja sehingga memiliki lebih banyak waktu untuk memperoleh informasi tentang metode amenorea laktasi bila dibandingkan dengan yang sibuk bekerja.


(34)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum masuk ke dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang responden atau 51,4%, namun masih banyak juga responden yang kurang mengetahui tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum yaitu sebanyak 15 orang (42,9%).

Pengetahuan responden yang rata-rata masuk ke dalam kategori cukup ini bisa dikaitkan dengan karakteristiknya yaitu umur yang berkisar antara 20-35 tahun, pendidikan yang rata-rata sampai tingkat SMA, dan pekerjaan yang hanya sebagai ibu rumah tangga saja. Karakteristik inilah yang mungkin membuat responden memiliki pengetahuan yang cukup tentang metode amenorea laktasi ini.

Masih banyaknya responden yang kurang mengetahui tentang metode amenorea laktasi ini juga dipengaruhi oleh karakteristiknya. Bisa saja umur responden yang masih teralalu muda sehingga belum matang cara brfikirnya, atau dari segi pendidikan yang hanya sampai tingkat SD atau SMP menyulitkannya dalam menerima informasi sehingga pengetahuannya pun menjadi kurang. Kesibukan dalam bekerja juga bisa mempengaruhi kurangnya pengetahuan responden tntang metode amenorea lakatsi ini. Karena terlalu sibuk dengan pekerjaan, maka segala perhatian tercurahkan untuk pekerjaannya sehingga tidak ada waktu lagi untuk mendapatkan informasi dari berbagai media cetak ataupun elektronik.

Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman yang berasal dari berbagai macam sumber, misalnya media massa, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, media poster, kerabat dekat, dan sebagainya. Pengetahuan juga


(35)

dapat membentuk keyakinan tertentu, sehingga seseorang berperilaku sesuai dengan keyakinannya (Istiarti, 2000)

Melihat dari daya efektifitas dan manfaat metode amenorea laktasi yang cukup baik, seharusnya responden ataupun ibu-ibu postpartum lainnya memiliki pengetahuan yang baik tentang metode ini. Karena selain efektifitasnya yang tinggi sebagai kontrasepsi, metode ini juga banyak memberikan keuntungan-keuntungan buat ibu postpartum juga buat bayinya sendiri, seperti murah dan ekonomis, bayi mendapatkan nutrisi terbaik lewat ASI, bisa membantu ibu dalam proses pemulihan uterus atau mempercepat proses involusi uterus dan lain-lain.

B. Keterbatasan Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti tidak ada menemukan hambatan-hambatan yang berarti. Yang menjadi keterbatasan penelitian ini adalah kurangnya minat beberapa responden (7-8 responden) untuk menjawab pertanyaan kuisioner. Mereka beralasan kalau kondisi badan mereka masih lemah dan terasa sakit karena baru selesai melahirkan. Untuk mengatasi masalah itu, peneliti berinisiatif membacakan pertanyaan kuisioner dan responden memberikan jawaban yang dianggap paling benar.

Selain itu, jarak yang jauh antara tempat tinggal dan tempat penelitian juga menjadikan keterbatasan tersendiri buat peneliti. Keterbatasan yang dimaksud adalah keterbatasan dari segi transportasi. Ditambah lagi, waktu penelitian yang bersamaan dengan waktu praktik klinik pendidikan, membuat peneliti harus lebih bisa mengalokasikan waktu penelitian disela-sela waktu praktik klinik.


(36)

C. Implikasi Terhadap Pelayanan dan Penelitian

Dari hasil penelitian yang telah didapatkan, tampak bahwa pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi ini masih berada dalam kategori cukup, namun masih banyak juga yang kurang mengetahuinya.

Didalam penerapannya, responden yang mengetahui tentang metode inipun kurang berminat untuk menerapkannya dalam keadaan nyata dengan alasan kurang mempercayai efektifitas dari metode amenorea laktasi ini. Tentunya hal ini membutuhkan pengarahan yang lebih baik dari pihak-pihak yang terkait seperti bidan, dokter ataupun tenaga kesehatan lainnya.

Selain efektifitasnya yang sangat tinggi, metode ini juga sangat efisien sekali. Karena selain bisa memberikan efek sebagai kontrasepsi yang sangat sederhana dan tanpa menggunakan alat, metode ini juga memberikan nutrisi terbaik buat bayi selama 6 bulan, yaitu lewat menyusui eksklusifnya.

Sebagai salah satu metode kontrasepsi yang terbaik dan multifungsi, sudah selayaknya metode ini banyak dipromosikan kepada masyarakat. Promosi yang bisa dilakukan bisa melalui penyuluhan oleh tenaga kesehata, pelayanan pribadi di tempat-tempat bidan praktik swasta, ataupun melalui media elaktronik.


(37)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Sebagian besar responden berusia antara 20-35 tahun, yaitu sebanyak 30 orang

(86,7%) dan hanya 1 orang responden yang berusia <20 tahun ( 2,9%).

2. Dari segi pendidikan, sebanyak 20 orang responden sudah menamatkan pendidikan sampai tingkat SMA (57,1%) dan hanya 3 orang saja yang bersekolah sampai tingkat SMP (8,6%)

3. Sebanyak 31 orang (88,6%) responden tidak bekerja atau hanya sebagai ibu rumah tangga saja dan masing-masing ada 1 orang (2,9%) yang bekerja sebagai pedagang dan guru

4. Rata-rata pengetahuan responden tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum berada pada kategori cukup, yaitu berjumlah 18 orang (51,4%).

B. Saran

Beberapa saran untuk memperbaiki pengetahuan responden tentang metode amenorea laktsi sebagai kontrasepsi postpartum ini adalah:

1. Kepada institusi kesehatan

Diharapkan kepada berbagai pihak yang terkait dengan program kesehatan seperti puskesmas wilayah kerja setempat atau rumah bersalin Hadijah sendiri, lebih banyak memberikan informasi yang berkaitan dengan metode


(38)

amenorea laktasi ini. Informasi yang diberikan dapat melalui penyuluhan ataupun konseling secara langsung pada saat memberikan pelayanan kesehatan. 2. Kepada peneliti selanjutnya.

Untuk lebih menyempurnakan penelitian ini, perlu diadakan penelitian yang berkesinambungan terkait dengan metode amenorea laktasi. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan agar lebih memperdalam dan lebih merincikan lagi masalah-masalah yang terkait dengan metode amenorea laktasi.


(39)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimin. (2002). Prosedur Penelitian. Ed-V. Jakarta: Rineka Cipta

Bennett, Ruth. (1999). Myles Textbook For Midwives. London: Harcourt Brace and Company Limited

Danim, Sudarwan. (2003). Metode Penelitian Kebidanan. Jakara: EGC Depkes RI. (2001). Panduan Menajemen Laktasi: Dit Gizi. Jakarta

Erlina, 2008, Kontrasepsi The Lactatation Amenorrhea Method (LAM), ¶ 2,

Hartanto, Hanafi. (2004). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Cet-5. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

Hidayat, Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika

Itiari, T. (2002). Menanti Buah Hati, KaitanAntara Kemiskinan dan Kesehatan. Yogyakarta, Media Pressindo

Nursalam. (2003) Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan

Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta,

Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2002). Metode Penelitian Kesehatan. Cet- 2. Jakarta: EGC

. (2002). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta Prasetyo, Bambang. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada

Prawirohardjo, Sarwono. (2002). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Saifuddin, Abdul Bari, (2005). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakara: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Speroff, Leon. (2003). Pedoman Klinis Kontrasepsi. Jakarta: EGC


(40)

FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA

LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI POSTPARTUM DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN

2009

Saya adalah mahasiswa Program Study D IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu postpartum tentang metode amenorea laktasi sebagai kontrasepsi postpartum di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2009

Saya sangat mengharapkan kesediaan saudara untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana penelitian ini tidak akan memberikan dampak yang membahayakan kepada saudara. Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga saudara bebas untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sangsi apapun. Semua informasi yang saudara berikan akan dirahasiakan dan ahanya akan digunakan dalam penelitian ini.

Jika saudara bersedia menjadi responden penelitian ini, maka silahkan anda menandatangani formulir ini.

Tanda Tangan Responden

( responden )

Medan, Januari 2009 Peneliti


(41)

KUISIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN 2009

No Responden:……….

Diisi oleh peneliti

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda silang pada jawaban yang benar dilembar kuisiner yang telah disediakan.

I. Karakteristik Responden

I. Umur :………..tahun

II. Pendidikan terakhir :

a. Tidak sekolah b. SD

c. SMP d. SMA e. Diloma f. Sarjana

III. Pekerjaan :

a. Ibu rumah tangga b. Wiraswasta c. Pedagang d. Guru e. Pns f. Lain-lain


(42)

I. PENGERTIAN METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

1. Menurut ibu, apakah kontrasepsi itu?

a. Suatu cara untuk menghentikan kehamilan yang sudah terjadi b. Suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan

c. Suatu alat yang dimasukkan kedalan rahim ibu 2. Kontrasepsi paskamelahirkan adalah….

a. Pencegahan kehamilan setahun setelah melahirkan b. Pemakaian alat kontrasepsi pada saat proses persalinan c. Pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan

3. Sehabis melahirkan, ibu bisa menggunakan berbagai macam jenis kontrasepsi. Jenis kontrasepsi yang bisa ibu gunakan setelah melahirkan, yang aman, alami, tanpa alat dan baik untuk proses menyusui bayi ibu adalah………..

a. Menyusui secara eksklusif segera setelah bayi lahir

b. Tidak melakukan hubungan seksual sejak habis melahirkan sampai anak berumur 6 bulan

c. Meminum jamu untuk memperlancar ASI

4. Apakah yang dimaksud dengan masa subur / ovulasi? a. Suatu masa / keadaan yang baik untuk hamil b. Waktu ibu sedang menstruasi

c. Suatu masa ketika ibu baru saja selesai menstruasi 5. Menyusui secara eksklusif adalah……….

a. Pemberian ASI pada bayi mulai dari lahir sampai umur 6 bulan tanpa adanya makanan tambahan

b. Pemberian ASI selama 6 bulan penuh dengan bantuan susu formula c. Proses menyusui yang diberikan hanya apabila bayi menangis.

II. CARA KERJA METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

6. Apakah yang terjadi pada ibu, jika ibu menyusui bayi ibu secara eksklusif ? a. Kesuburan ibu akan cepat kembali kurang dari 6 bulan

b. Bisa mencegah terjadinya haid / menstruasi pada ibu selama 6 bulan c. Berat badan ibu akan turun selama 6 bulan

7. Setelah melahirkan, biasanya ibu akan kembali mengalami menstruasi pada saat…. a. 3 sampai 6 bulan setelah melahirkan

b. 1 sampai 2 tahun setelah melahirkan c. Segera setelah melahirkan


(43)

a. Sel darah merah b. Sel darah putih c. Hormon prolaktin

9. Yang mengatur semua proses yang terjadi pada tubuh wanita seperti menstruasi dan terbentuknya ASI adalah….

a. Otak b. Hati c. Jantung

10.Isapan bayi pada putting susu ibu bisa menekan pengeluaran hormon kesuburan, sehingga ibu tidak akan mengalami yang namanya….

a. Mual muntah b. menstruasi

c. peningkatan berat badan

III.EFEKTIFITAS METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

11.Menyusui dapat ibu andalkan sebagai kontrasepsi. Seberapa lama ibu bisa mengandalkan menyusui sebagai kontrasepsi?

a. Selama ibu tidak mendapatkan menstruasi pertamanya setelah melahirkan b. Sampai bayi berumur 2 tahun

c. Selama bayinya masih menyususi

12.Efek kontrasepsi dari menyusui akan terasa lebih bila nutrisi bayi didapat dari……….

a. Makanan dan minuman tambahan yang dibuat ibu

b. Hanya dari ASI saja, tanpa ada makanan tambahan lainnya c. ASI dan susu formula yang terbaik dan termahal

13.Berapa lamakah waktu yang baik untuk menyusui agar berefek sebagai kontrasepsi ? a. Minimal 6 kali menyusui selama 24 jam dengan lama menyusui lebih dari 60

menit per 24 jam

b. Minimal 3 kali selama 24 jam dan lama menyusui cukup 60 menit per 24 jam c. Cukup 3 kali sehari, selama 15 menit tiap kali menyusui.

14.Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas yang baik dari menyusui sebagai kontrasepsi adalah

a. Masa menyusui yang lebih singkat

b. Kurangnya pemberian makanan dan minuman tambahan c. Memberikan ASI hanya bila bayi menangis

15.Efektifitas dari menyusui sebagai kontrasepsi bisa berkurang apabila… a. Bayi hanya mendapat ASI saja


(44)

c. Lebih sering menyusui berdasarkan kebutuhan bayi

IV. KEUNTUNGAN METODE AMENOREA LAKTASI

16.Untuk 6 bulan pertama, efektifitas dari menyusui sebagai kontrasepsi memiliki afektifitas yang bagaimana?

a. Efektifitasnya cukup tinggi b. Efektifitasnya biasa-biasa saja

c. Efektifitasnya tidak dapat diandalkan

17.Menyusui cukup aman digunakan sebagai kontrasepsi, karena : a. Tanpa biaya

b. Tidak ada efek samping secara keseluruhan pada tubuh ibu c. Memberikan nutrisi yang baik buat bayi

18.Selain keuntungan sebagai kontrasepsi, menyusui juga memberikan keuntungan nonkontrasepsi. Menutut ibu, mengapa menyusui juga memberikan keuntungan nonkontrasepsi

a. Karena ASI juga merupakan sumber nutrisi tumbuh kembang bayi

b. Karena ASI bisa menunda menstruasi sehingga bisa menunda kehamilan juga c. Karena dengan menyusui, ibu tidak perlu obat dan alat untuk mencegah

kehamilannya

19.Salah satu keuntungan menyusui yang dirasakan oleh bayi bayi adalah: a. Bayi akan terhindar dari penyakit keturunan yang ada pada ayah ibu nya b. Bayi akan mendapat kan antibodi perlindungan / kekebalan tubuh lewat ASI c. Mengurangi minat bayi terhadap makanan dan minuman tambahan

20.Apakah keuntungan nonkontrasepsi yang dapat dirasakan oleh ibu lewat menyusui bayinya?

a. Ibu jadi tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh bayinya b. Ibu bisa melakukan hubungan seksual tanpa harus takut akan hamil c. Kondisi rahim ibu akan cepat pulih paskamelahirkan karena menyusui

V. KETERBATASAN METODE AMENOREA LAKTASI

21.Salah satu keterbatasan dari metode menyusui sebagai kontrasepsi ini adalah

a. Sangat mudah menentukan kapan seorang ibu akan menstruasi setelah melahirkan

b. Butuh keahlian dalam menentukan ovulasi / masa subur seseorang c. Harus dengan resep dokter

22.Untuk mendapatkan efek kontrasepsi yang baik, ASI harus diberikan sedini mungkin atau sekitar 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini sulit karena….


(45)

a. Masih jarangnya fasilitas penolong persalinan yang melakukan penyusuan bayi segera paskamelahirkan

b. Ibu masih merasakan sakit sehabis melahirkan

c. Bayi harus diletakkan diruangan perawatan bayi terlebih dahulu sampai ibu selesai melahirkan

23.Lamanya waktu efektifitas menyusui sebagai kontrasepsi sangat singkat, yaitu : a. 3 minggu

b. 3 bulan c. 6 bulan

24.Menurut ibu, mengapa efektivitas menyusui sebagai kontrasepsi waktunya sangat singkat?

a. Karena ibu akan kembali haid setelah 6 bulan menyusui eksklusif

b. Karena ibu bisa hamil kembali 1 bulan setelah melahirkan walaupun ibu menyusui secara eksklusif

c. Karena ibu tidak dapat menggunakan kontrasepsi lain selama menyusui

25.Seorang Ibu yang bekerja diluar rumah dan terpisah dari bayinya selama bekerja, tetap bisa memberikan ASI nya lewat botol susu yang sudah diperah ibu sebelumnya. Namun hal ini kurang efektif buat efek kontrasepsi ibu, karena :

a. Bayi tidak mengisap putting susu ibu, melainkan mengisap botol susu

b. Walaupun yang bayi minum adalah ASI, tetapi bayi tidak bisa bertemu ibunya c. Bayi tidak bisa mendapatkan ASI lebih bila ASI yang dibotol sudah habis


(46)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wiwin Sulistiawati

DATA PRIBADI

Umur : 23 tahun

Tempat/Tgl. Lahir : B.P. Mandoge/ 25 April 1986

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Anak Ke : 2

Alamat : Jl. Yossudarso km.29 Minas, Riau

1. Lulusan SD Inpres 06 B.P. Mandoge, Tahun 1998

PENDIDIKAN

2. Lulusan SMP N 1 B.P. Mandoge, Tahun 2001 3. Lulusan SMU N 4 Pematang Siantar, Tahun 2004

4. Lulusan D- III kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru Riau, Tahun 2007 5. Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Medan, Tahun

2008-2009

Februari-Juli 2008 di Akademi Kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru

PENGALAMAN BEKERJA

Nama Orang Tua

DATA ORANG TUA

Ayah : Rasman Ibu : Poniatik Pekerjaan

Ayah : Petani

Ibu : Ibu Rumah Tangga


(1)

KUISIONER PENELITIAN

PENGETAHUAN IBU POSTPARTUM TENTANG METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

DI RUMAH BERSALIN HADIJAH MEDAN 2009

No Responden:……….

Diisi oleh peneliti

Petunjuk :

Jawablah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan keadaan saudara saat ini, serta beri tanda silang pada jawaban yang benar dilembar kuisiner yang telah disediakan.

I. Karakteristik Responden

I. Umur :………..tahun

II. Pendidikan terakhir :

a. Tidak sekolah b. SD

c. SMP d. SMA e. Diloma f. Sarjana

III. Pekerjaan :

a. Ibu rumah tangga b. Wiraswasta c. Pedagang d. Guru e. Pns f. Lain-lain


(2)

I. PENGERTIAN METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

1. Menurut ibu, apakah kontrasepsi itu?

a. Suatu cara untuk menghentikan kehamilan yang sudah terjadi b. Suatu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan

c. Suatu alat yang dimasukkan kedalan rahim ibu 2. Kontrasepsi paskamelahirkan adalah….

a. Pencegahan kehamilan setahun setelah melahirkan b. Pemakaian alat kontrasepsi pada saat proses persalinan c. Pencegahan kehamilan segera setelah melahirkan

3. Sehabis melahirkan, ibu bisa menggunakan berbagai macam jenis kontrasepsi. Jenis kontrasepsi yang bisa ibu gunakan setelah melahirkan, yang aman, alami, tanpa alat dan baik untuk proses menyusui bayi ibu adalah………..

a. Menyusui secara eksklusif segera setelah bayi lahir

b. Tidak melakukan hubungan seksual sejak habis melahirkan sampai anak berumur 6 bulan

c. Meminum jamu untuk memperlancar ASI

4. Apakah yang dimaksud dengan masa subur / ovulasi? a. Suatu masa / keadaan yang baik untuk hamil b. Waktu ibu sedang menstruasi

c. Suatu masa ketika ibu baru saja selesai menstruasi 5. Menyusui secara eksklusif adalah……….

a. Pemberian ASI pada bayi mulai dari lahir sampai umur 6 bulan tanpa adanya makanan tambahan

b. Pemberian ASI selama 6 bulan penuh dengan bantuan susu formula c. Proses menyusui yang diberikan hanya apabila bayi menangis.

II. CARA KERJA METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

6. Apakah yang terjadi pada ibu, jika ibu menyusui bayi ibu secara eksklusif ? a. Kesuburan ibu akan cepat kembali kurang dari 6 bulan

b. Bisa mencegah terjadinya haid / menstruasi pada ibu selama 6 bulan c. Berat badan ibu akan turun selama 6 bulan

7. Setelah melahirkan, biasanya ibu akan kembali mengalami menstruasi pada saat…. a. 3 sampai 6 bulan setelah melahirkan

b. 1 sampai 2 tahun setelah melahirkan c. Segera setelah melahirkan


(3)

a. Sel darah merah b. Sel darah putih c. Hormon prolaktin

9. Yang mengatur semua proses yang terjadi pada tubuh wanita seperti menstruasi dan terbentuknya ASI adalah….

a. Otak b. Hati c. Jantung

10. Isapan bayi pada putting susu ibu bisa menekan pengeluaran hormon kesuburan, sehingga ibu tidak akan mengalami yang namanya….

a. Mual muntah b. menstruasi

c. peningkatan berat badan

III.EFEKTIFITAS METODE AMENOREA LAKTASI SEBAGAI KONTRASEPSI PASKAMELAHIRKAN

11. Menyusui dapat ibu andalkan sebagai kontrasepsi. Seberapa lama ibu bisa mengandalkan menyusui sebagai kontrasepsi?

a. Selama ibu tidak mendapatkan menstruasi pertamanya setelah melahirkan b. Sampai bayi berumur 2 tahun

c. Selama bayinya masih menyususi

12. Efek kontrasepsi dari menyusui akan terasa lebih bila nutrisi bayi didapat dari……….

a. Makanan dan minuman tambahan yang dibuat ibu

b. Hanya dari ASI saja, tanpa ada makanan tambahan lainnya c. ASI dan susu formula yang terbaik dan termahal

13. Berapa lamakah waktu yang baik untuk menyusui agar berefek sebagai kontrasepsi ? a. Minimal 6 kali menyusui selama 24 jam dengan lama menyusui lebih dari 60

menit per 24 jam

b. Minimal 3 kali selama 24 jam dan lama menyusui cukup 60 menit per 24 jam c. Cukup 3 kali sehari, selama 15 menit tiap kali menyusui.

14. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi efektifitas yang baik dari menyusui sebagai kontrasepsi adalah

a. Masa menyusui yang lebih singkat

b. Kurangnya pemberian makanan dan minuman tambahan c. Memberikan ASI hanya bila bayi menangis

15. Efektifitas dari menyusui sebagai kontrasepsi bisa berkurang apabila… a. Bayi hanya mendapat ASI saja


(4)

c. Lebih sering menyusui berdasarkan kebutuhan bayi

IV. KEUNTUNGAN METODE AMENOREA LAKTASI

16. Untuk 6 bulan pertama, efektifitas dari menyusui sebagai kontrasepsi memiliki afektifitas yang bagaimana?

a. Efektifitasnya cukup tinggi b. Efektifitasnya biasa-biasa saja

c. Efektifitasnya tidak dapat diandalkan

17. Menyusui cukup aman digunakan sebagai kontrasepsi, karena : a. Tanpa biaya

b. Tidak ada efek samping secara keseluruhan pada tubuh ibu c. Memberikan nutrisi yang baik buat bayi

18. Selain keuntungan sebagai kontrasepsi, menyusui juga memberikan keuntungan nonkontrasepsi. Menutut ibu, mengapa menyusui juga memberikan keuntungan nonkontrasepsi

a. Karena ASI juga merupakan sumber nutrisi tumbuh kembang bayi

b. Karena ASI bisa menunda menstruasi sehingga bisa menunda kehamilan juga c. Karena dengan menyusui, ibu tidak perlu obat dan alat untuk mencegah

kehamilannya

19. Salah satu keuntungan menyusui yang dirasakan oleh bayi bayi adalah: a. Bayi akan terhindar dari penyakit keturunan yang ada pada ayah ibu nya b. Bayi akan mendapat kan antibodi perlindungan / kekebalan tubuh lewat ASI c. Mengurangi minat bayi terhadap makanan dan minuman tambahan

20. Apakah keuntungan nonkontrasepsi yang dapat dirasakan oleh ibu lewat menyusui bayinya?

a. Ibu jadi tahu apa yang disukai dan tidak disukai oleh bayinya b. Ibu bisa melakukan hubungan seksual tanpa harus takut akan hamil c. Kondisi rahim ibu akan cepat pulih paskamelahirkan karena menyusui

V. KETERBATASAN METODE AMENOREA LAKTASI

21. Salah satu keterbatasan dari metode menyusui sebagai kontrasepsi ini adalah

a. Sangat mudah menentukan kapan seorang ibu akan menstruasi setelah melahirkan

b. Butuh keahlian dalam menentukan ovulasi / masa subur seseorang c. Harus dengan resep dokter

22. Untuk mendapatkan efek kontrasepsi yang baik, ASI harus diberikan sedini mungkin atau sekitar 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini sulit karena….


(5)

a. Masih jarangnya fasilitas penolong persalinan yang melakukan penyusuan bayi segera paskamelahirkan

b. Ibu masih merasakan sakit sehabis melahirkan

c. Bayi harus diletakkan diruangan perawatan bayi terlebih dahulu sampai ibu selesai melahirkan

23. Lamanya waktu efektifitas menyusui sebagai kontrasepsi sangat singkat, yaitu : a. 3 minggu

b. 3 bulan c. 6 bulan

24. Menurut ibu, mengapa efektivitas menyusui sebagai kontrasepsi waktunya sangat singkat?

a. Karena ibu akan kembali haid setelah 6 bulan menyusui eksklusif

b. Karena ibu bisa hamil kembali 1 bulan setelah melahirkan walaupun ibu menyusui secara eksklusif

c. Karena ibu tidak dapat menggunakan kontrasepsi lain selama menyusui

25. Seorang Ibu yang bekerja diluar rumah dan terpisah dari bayinya selama bekerja, tetap bisa memberikan ASI nya lewat botol susu yang sudah diperah ibu sebelumnya. Namun hal ini kurang efektif buat efek kontrasepsi ibu, karena :

a. Bayi tidak mengisap putting susu ibu, melainkan mengisap botol susu

b. Walaupun yang bayi minum adalah ASI, tetapi bayi tidak bisa bertemu ibunya c. Bayi tidak bisa mendapatkan ASI lebih bila ASI yang dibotol sudah habis


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Wiwin Sulistiawati DATA PRIBADI

Umur : 23 tahun

Tempat/Tgl. Lahir : B.P. Mandoge/ 25 April 1986 Agama : Islam

Status : Belum Menikah Anak Ke : 2

Alamat : Jl. Yossudarso km.29 Minas, Riau

1. Lulusan SD Inpres 06 B.P. Mandoge, Tahun 1998 PENDIDIKAN

2. Lulusan SMP N 1 B.P. Mandoge, Tahun 2001 3. Lulusan SMU N 4 Pematang Siantar, Tahun 2004

4. Lulusan D- III kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru Riau, Tahun 2007 5. Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran USU Medan, Tahun

2008-2009

Februari-Juli 2008 di Akademi Kebidanan Universitas Abdurrab Pekanbaru PENGALAMAN BEKERJA

Nama Orang Tua DATA ORANG TUA

Ayah : Rasman Ibu : Poniatik Pekerjaan

Ayah : Petani

Ibu : Ibu Rumah Tangga