PENERBITAN SERTIPIKAT HAK KOMUNAL BAGI MASYARAKAT ADAT DIATAS TANAH PERUSAHAAN PEMEGANG HAK PAKAI OLEH MENTERI AGRARIA BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU.
PENERBITAN SERTIPIKAT HAK KOMUNAL BAGI MASYARAKAT
ADAT DIATAS TANAH PERUSAHAAN PEMEGANG HAK PAKAI
OLEH MENTERI AGRARIA BERDASARKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU
Abstrak
ACHMAD FAISAL RACHMAN
110110110474
Tanah merupakan aset terpenting bagi bangsa Indonesia, namun
sering kali hal tersebut menimbulkan suatu permasalahan, salah satunya
adalah mengenai kepastian hukum suatu hak atas tanah. Skripsi ini
mengangkat analisis terhadap penerbitan Sertipikat Hak Komunal oleh
Menteri Agraria diatas tanah pemegang Hak Pakai PT. Semen Indonesia.
Menteri Agraria sebagai penguasa hak atas tanah mengatur pemberian
hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemerintah sebagai penguasa hak atas tanah harus
mendahulukan kepentingan masyarakat sebesar-besarnya guna
kemakmuran rakyat, sehingga Menteri Agraria menerbitkan Sertipikat Hak
Komunal terhadap Masyarakat Adat di Rembang yang terancam
kehidupannya akibat kegiatan usaha pertambangan PT. Semen Indonesia,
namun disisi lain PT. Semen Indonesia telah memegang Hak Pakai atas
tanah. Penerbitan Hak Komunal tersebut mengakibatkan terjadinya
tumpang tindih hak atas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
dasar dan keberlakuan dari Hak Komunal diatas tanah Hak Pakai, serta
mengetahui penyelesaian hukum terhadap sengketa mengenai tumpang
tindih hak, antara Hak Komunal dengan Hak Pakai.
Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan
yuridis empiris dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis,. Penelitian
ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penelitian
kepustakaan dengan cara meneliti data sekunder, berupa peraturan
perundang-undangan, literatur, dan bahan lain yang berhubungan dengan
penelitian. Penelitian kedua adalah penelitian lapangan guna menunjang
data sekunder melalui wawancara yang selanjutnya dianalisis secara
normatif kualitatif.
Hasil dari skripsi ini menunjukkan bahwa kedua sertipikat tersebut
(sertipikat hak komunal dan sertipikat hak pakai) sah dan tetap berlaku
berdasarkan hukum namun mengakibatkan terjadinya tumpang tindih hak
atas tanah. Maka dalam menyelesaikan tumpang tindih hak atas tanah
untuk mewujudkan kepastian hukum, penyelesaian sengketa dapat
diselesaikan melalui Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan,
Pengkajian Dan Penanganan Kasus Pertanahan.
!iv
ADAT DIATAS TANAH PERUSAHAAN PEMEGANG HAK PAKAI
OLEH MENTERI AGRARIA BERDASARKAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU
Abstrak
ACHMAD FAISAL RACHMAN
110110110474
Tanah merupakan aset terpenting bagi bangsa Indonesia, namun
sering kali hal tersebut menimbulkan suatu permasalahan, salah satunya
adalah mengenai kepastian hukum suatu hak atas tanah. Skripsi ini
mengangkat analisis terhadap penerbitan Sertipikat Hak Komunal oleh
Menteri Agraria diatas tanah pemegang Hak Pakai PT. Semen Indonesia.
Menteri Agraria sebagai penguasa hak atas tanah mengatur pemberian
hak atas tanah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Pemerintah sebagai penguasa hak atas tanah harus
mendahulukan kepentingan masyarakat sebesar-besarnya guna
kemakmuran rakyat, sehingga Menteri Agraria menerbitkan Sertipikat Hak
Komunal terhadap Masyarakat Adat di Rembang yang terancam
kehidupannya akibat kegiatan usaha pertambangan PT. Semen Indonesia,
namun disisi lain PT. Semen Indonesia telah memegang Hak Pakai atas
tanah. Penerbitan Hak Komunal tersebut mengakibatkan terjadinya
tumpang tindih hak atas tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji
dasar dan keberlakuan dari Hak Komunal diatas tanah Hak Pakai, serta
mengetahui penyelesaian hukum terhadap sengketa mengenai tumpang
tindih hak, antara Hak Komunal dengan Hak Pakai.
Metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan
yuridis empiris dengan spesifikasi penelitian deskriptif analitis,. Penelitian
ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah penelitian
kepustakaan dengan cara meneliti data sekunder, berupa peraturan
perundang-undangan, literatur, dan bahan lain yang berhubungan dengan
penelitian. Penelitian kedua adalah penelitian lapangan guna menunjang
data sekunder melalui wawancara yang selanjutnya dianalisis secara
normatif kualitatif.
Hasil dari skripsi ini menunjukkan bahwa kedua sertipikat tersebut
(sertipikat hak komunal dan sertipikat hak pakai) sah dan tetap berlaku
berdasarkan hukum namun mengakibatkan terjadinya tumpang tindih hak
atas tanah. Maka dalam menyelesaikan tumpang tindih hak atas tanah
untuk mewujudkan kepastian hukum, penyelesaian sengketa dapat
diselesaikan melalui Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan,
Pengkajian Dan Penanganan Kasus Pertanahan.
!iv