Usai Diklatsar, Mahasiswi Unpad Dilarikan ke RS.

~SEPUTAR INDONESIA

"
(~ Selli"
1
17

2
18

3
19

o Rabu o Kallliso Jumar .

C) Selasa

4

5
20


6
21

.._

_... _.n

--(57;,,- '. P~b () Mar OApr

_

7
22
OMcl

8
23

9


10
24

UJun

',25
UJul

11
UAgs

SablU'
o Minggu

12

13

.,__7

OSep

,'@,
_,,_. .,_!!
OOkl
ONov
ODo/'

U sai Dikla tsar, Mahasiswi
U npad Dilarikan ke RS
BANDUNG (SINDO) - Kegiatan penerimaan anggota
organisasi di lingkungan
kampus, kembali memakan
korban. Mahasiswa Jurusan
Bahasa Inggris Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran
(Unpad),Alfia Fitri Khairunisa, 20,diIarikan ke RS SaIamun, Jalan Ciumbuleuit, Kota Bandung, dua hari setelah
mengikuti kegiatan Pendidikan dan Latihan Dasar
(Diklatsar) UKM pecinta
alamPaIawa Unpad.
Alfia, warga Gudang Kahuripan Lembang RT 01109,

Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, dirawat di Ruang Gelatik Kamar
3.IbundaAlfia,NeniNuraeni,
49,membawa anaknya ke rumah sakit pada Senin (23/2)
maIam setelah kondisi putrinya terusmelemah.Sepulang
mengikuti Diklatsar selama

,

.kak-bengkak dan berbau.
dua pekan,

badanAlifa

beng-

, Nenimengakutidakmem-

berikan izin pada anaknya
untuk mengikuti kegiatan
tersebut. Sepulangnya dari

Diklatsar, kata dia, Alfia terlihatstresdan tidakmaumenceritakan apa yang terjadi
selama Diklatsar. "Saya merasa anak sayaketakutan jadi
tidak mau bilang apa-apa,"
katanya.

~

Kendati demikian, pihak
keluarga menyatakan tidak
akan menuntut Palawa dan
Unpad. "Kami hanya minta
bentuk kegiatannya diperbaiki saja agar tidak membahayakan. Va,yang wajar-wajar saja," harap Neni.
Sedangkan Alfia menyatakan, tidak terjadi apa-apa
terhadap dirinya. Kondisi fisiknyalemah karena kelelahan dan dehidrasi.
Dokter yang merawat AIfia, dr LuckyNa mengatakan,
saat masuk ke RS Salamun
kondisi Alfia sangat lemah.
Lecet di kaki dan tang an sudah terinfeksi bahkan sampai mengeluarkan nanah
yangmenyebabkan bau. Namuntidak ditemukan adanya
indikasi tindakkekerasan.

Pembina Palawa yang juga Pembantu Dekan Bidang
Kemahasiswaan Bidang Pertanian Unpad Gunardi Judawinata menjelaskan, "Semua kegiatan outbond mengaridung risiko. Namun kami meminimalisasinya dengan selalu melaksanakan
standard operational procedure (SOP), ada fit and propers test, dan surat penyataan
dari orang tua serta tim
medis."
(wisnoe moerti/
kri~andi sacawisastra)

--

K lip i n 9 Hum a sUn

pod

2009'------

14

15
31


H